Anda di halaman 1dari 103

STUDI LITERATUR HUBUNGAN SANITASI LINGKUNGAN

DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA

SKRIPSI

Oleh :
IHWANUL HAKIM
NIM. 201910420312117

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2020
STUDI LITERATUR HUBUNGAN SANITASI LINGKUNGAN

DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA

SKRIPSI

Untuk Memenuhi Sebagai Syarat Mencapai Derajat Sarjana


Keperawatan (S.Kep) Pada Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas
Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang

Oleh :

IHWANUL HAKIM
NIM. 201910420312117

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2020

i
LEMBAR PERSETUJUAN

ii
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN PENELITIAN

Saya Yang Bertanda Tangan Dibawah Ini :

Nama : Ihwanul Hakim

Nim : 201610420312117

Program Studi : Ilmu Keperawatan

Judul Skripsi : Hubungan Sanitasi Lingkungan Dengan Kejadian Diare Pada

Balita

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa Tugas Akhir yang Saya tulis ini benar-

benar hasil karya saya sendiri, bukan merupakan pengambilan tulisan atau pikiran

orang lain yang saya akui sebagai tulisan atau pemikiran saya sendiri.

Apabila dikemudian hari dapat dibuktikan bahwa Tugas Akhir ini adalah hasil

jiplakan, maka saya menerima sanksi atas perbuatan tersebut.

Malang, 13 Oktober 2020


Yang Membuat Pernyataan

Ihwanul Hakim
NIM. 201910420312117

iii
KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirabbil alamin puji syukur kehadirat Allah SWT berkat

rahmat serta hidayah Nya saya dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul

“Hubungan Sanitasi Lingkungan Dengan Kejadian Diare Pada Balita”. Skripsi ini

merupakan tugas akhir dan salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana

keperawatan (S.Kep) pada Program Studi Ilmu Keperawatan di Fakultas Ilmu

Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang.

Saya sebagai penulis banyak menerima bimbingan dan bantuan dari

berbagai pihak dalam menyusun proposal skripsi ini. Bersama dengan ini

perkenankanlah penulis mengucapkan terimakasih sebesar-besarnya dengan tulus

kepada:

1. Bapak Faqih Ruhyanudin, M.Kep., Sp.Kep, MB selaku Dekan Fakultas

Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiah Malang.

2. Ibu Nur Lailatul Masrusoh, S.Kep., Ns., MNS selaku Ketua Program Studi

Ilmu Keperawatan Universitas Muhammadiyah Malang.

3. Ibu Nurul Aini,S.Kep.,Ns.,M.Kep selaku pembimbing I yang telah

memberikan banyak ilmu, dorongan motivasi dan bimbingan dalam proses

penyusunan proposal skripsi ini sampai selesai.

4. Kedua orang tua saya yang telah memberikah ridhonya, kekuatan, do’a,

motivasi kepada saya untuk menuntut ilmu ke jenjang sarjana dan

menyelesaikan proposal skripsi ini.

iv
5. Semua teman-teman Alih Jenjang terutama anggota kelompok 13 yang

telah memberikan semangat, bantuan dan masukan sehingga saya dapat

menyelesaikan proposal skripsi ini.

Serta semua pihak yang telah membantu dalam proses penyusunan

proposal skripsi ini. Saya menyadari bawa dalam penyusunan proposal skripsi ini

masih jauh dari kata sempurna, oleh karena itu penulis membuka diri untuk segala

kritik yang bersifat membangun demi menyempurnakan proposal skripsi ini.

Mohon maaf atas segala kekurangan dan kesalahan yang mungkin telah

saya perbuat. Semoga Allah SWT senantiasa memberikan petunjuk terbaik,

pencerahan, dan kelapangan dada unruk menjalani kehidupan ini sehingga kita

mampu untuk tetap istiqomah dijalan-Nya

Malang, 21 Januari 2020


Penulis

v
ABSTRACT

Study literature of Environmental Sanitation Relationship with Diarrhea in

Toddlers

Ihwanul Hakim1, Nurul Aini2

Background: Environmental sanitation is one of the most important challenges


for developing countries, such as Indonesia. According to WHO, one of the
causes of the dominant diarrheal disease is toddlers because of their weak immune
system, namely the cause is because the facilities in supporting sanitation are still
low, such as latrines and clean water facilities.
Purpose in this study was to determine the relationship between environmental
sanitation and the incidence of diarrhea in children under five. Environmental
factors that cause diarrhea include the density of people's houses, the absence of
clean water facilities (SAB), the use of SAB, the absence of availability of toilet
facilities in each house and the quality of water.
Methods: in this study using a systematic literature review method, as many as 20
research journals in accordance with the inclusion criteria. The sampling
technique used in this study was purposive sampling.
Results: from this study, there were 5 factors that caused diarrhea in children
under five, namely 19.79% regarding the quality of water that was not proper, the
state of the toilet was 39.85% unfit, the habit of washing hands was 74.85% did
not do it, where he lived 47.72 % not clean and the average level of parental
education is the last level of SMA.
Conclusion: clean water sources, latrine ownership, SPAL distance, hand
washing habits and less knowledge of mothers about personal hygiene, are the
dominant causes of diarrhea incidence in under-fives. Meanwhile, a journal was
found that concluded there was no relationship because the causative factor was E
bacteria -coli.

Keywords: Environmental sanitation, diarrhea, toddler

vi
1. School of Nursing, Health Science Faculty, Muhammadiyah University of
Malang
2. School of Nursing, Health Science Faculty, Muhammadiyah University of
Malang

vii
INTISARI

Studi Literatur Hubungan Sanitasi Lingkungan Dengan Kejadian Diare Pada

Balita

Ihwanul Hakim1, Nurul Aini2

Latar belakang : Sanitasi lingkungan merupakan salah satu tantangan yang


paling utama bagi negara berkembang yaitu seperti indonesia. Menurut WHO
salah satu penyebab dari penyakit diare yang dominan ialah pada balita karena
daya tahan tubuhnya yang masih lemah, yaitu penyebabnya adalah karena fasilitas
pada sanitasi yang mendukung masih rendah, seperti jamban dan sarana air bersih.
Tujuan : dalam penelitian ini yaitu untuk mengetahui hubungan antara sanitasi
lingkungan dengan kejadian diare pada balita. Faktor lingkungan penyebab diare
meliputi kepadatan rumah penduduk, tidak adanya sarana air bersih (SAB),
pemanfaatan SAB, tidak adanya ketersediaan fasilitas jamban pada setiap rumah
dan kualitas air.
Metode : pada penelitian ini menggunakan metode systematic literature riview ,
sebanyak 20 jurnal penelitian sesuai dengan kriteria inklusi. Teknik sampling
yang digunakan dalam penelitian ini adalah purposive sampling.
Hasil : dari penelitian ini ada 5 yang menjadi faktor penyebab diare pada balita
yaitu sebanyak 19,79% tentang kualitas air tidak layak, keadaan toilet 39,85%
tidak layak, kebiasaan mencuci tangan 74,85% tidak melakukan, tempat tinggal
47,72% tidak bersih dan serta tingkat pendidikan orang tua yang rata rata adalah
tingkat terahir SMA.
Kesimpulan : sumber air bersih, kepemilikan jamban, jarak SPAL, kebiasaan
mencuci tangan serta pengetahuan ibu yang kurang akan personal hygiene, adalah
penyebab yang dominan pada kejdaian diare pada balita Sedangkan ditemukan
satu jurnal yang menyimpulkan tidak ada hubungannya taitu dikarenakan faktor
penyebab nya daari bakteri E-coli.

Kata Kunci : sanitasi lingkungan, diare, balita

viii
1. Ilmu Keperawatan, Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Muhammadiyah
Malang
2. Ilmu Keperawatan, Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Muhammadiyah
Malang

DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN....................................................................................ii
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN PENELITIAN..........................................iii
KATA PENGANTAR............................................................................................iv
ABSTRACT............................................................................................................vi
INTISARI..............................................................................................................vii
DAFTAR ISI........................................................................................................viii
DAFTAR TABEL....................................................................................................x
DAFTAR GAMBAR..............................................................................................xi
DAFTAR LAMPIRAN..........................................................................................xii
BAB I.......................................................................................................................1
1.1 Latar belakang...............................................................................................1
1.2 Rumusan masalah.........................................................................................4
1.3 Tujuan penelitian...........................................................................................4
1.3.1 Tujuan umum.........................................................................................4
1.3.2 Tujuan khusus........................................................................................4
1.4 Manfaat penelitian.........................................................................................5
1.4.1 Manfaat bagi orang tua balita.................................................................5
1.4.2 Manfaat bagi tenaga kesehatan..............................................................5
1.4.3 Manfaat bagi institusi pendidikan..........................................................5
1.4.4 Manfaat bagi peneliti.............................................................................5
1.5 Keaslian penelitian........................................................................................5
BAB II......................................................................................................................8
2.1 Sanitasi..........................................................................................................8
2.1.1 Sanitasi Dasar.........................................................................................8
2.1.2 Sanitasi Makanan...................................................................................9
2.1.3 Sanitasi Lingkungan.............................................................................10

ix
2.2 Sarana Air Bersih........................................................................................10
2.3 Kebiasaan Mencuci Tangan........................................................................13
2.4 Sarana Jamban Rumah Tangga...................................................................13
2.5 Saluran Pembuangan Air Limbah (SPAL)..................................................15
2.6 Tempat Pembuangan Akhir........................................................................17
2.7 Sarana Tempat Pembuangan Sampah.........................................................17
2.8 Diare............................................................................................................20
2.8.1 Definisi Diare.......................................................................................20
2.8.2 Etiologi Diare pada Balita....................................................................20
2.8.3 Klasifikasi Diare..................................................................................23
2.8.4 Epidemiologi Diare..............................................................................24
2.8.5 Komplikasi Diare.................................................................................25
2.8.6 Pengobatan Diare.................................................................................25
2.8.7 Pencegahan Diare.................................................................................26
BAB III..................................................................................................................28
3.1 Desain Penelitian.........................................................................................28
3.2 Tahapan Studi Literatur..............................................................................28
3.3 Populasi, Sampel dan Sampling..................................................................31
3.3.1 Populasi................................................................................................31
3.3.2 Sampel..................................................................................................31
3.3.3 Sampling..............................................................................................32
3.4. Analisa Data................................................................................................32
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN ANALISA DATA.....................................35
4.1 Hasil Penelitian............................................................................................35
4.2 Karakteristik Respondon..............................................................................36
4.3 Analisa Data...............................................................................................36
4.4 Ringkasan Analisa Data...............................................................................58
4.4.1 Hubungan sanitasi lingkungan dengan kejadian diare..........................58
4.4.3 Angka Kejadian Diare Pada Balita.......................................................59
BAB V....................................................................................................................60
5.3 Keterbatasan penelitian................................................................................63
5.4 Implikasi Ilmu Keperawatan...................................................................64
BAB VI PENUTUP...............................................................................................65
6.1 Kesimpulan..............................................................................................65

x
6.2.1 Bagi Institusi.........................................................................................65
6.2.2 Bagi Peneliti Selanjutnya......................................................................65
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................67

xi
DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Karakteristik Responden........................................................................36


Tabel 4.2 Hasil Analisa Data`................................................................................37

xii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 4.1 Tahapan Studi Literatur......................................................................30

xiii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Lembar ACC Judul...........................................................................72


Lampiran 2 : Logbook Konsultasi..........................................................................73
Lampiran 3 : Hasil Deteksi Plagiasi.......................................................................74
Lampiran 4 : Logbook Konsultasi Penguji Seminar Proposal...............................75
Lampiran 5 : Logbook Konsultasi Pembimbing Seminar Hasil............................77
Lampiran 6 : Pencarian Jurnal...............................................................................78

xiv
xv
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Sanitasi lingkungan merupakan salah satu tantangan yang paling

utama bagi negara berkembang yaitu seperti indonesia. Menurut WHO salah

satu penyebab dari penyakit diare yang dominan ialah pada balita karena daya

tahan tubuhnya yang masih lemah, yaitu penyebabnya adalah karena fasilitas

pada sanitasi yang mendukung masih rendah, seperti jamba dan sarana air

bersih. Hal ini berdasarkan dengan teori Bloom yang mengatakan jika derajat

kesehatan masyarakat ditentukan dari faktor lingkungan, perilaku, pelayanan

kesehatan, dan faktor hereditas. Faktor lingkungan yang berkaitan dengan

perilaku masyarakat yang kurang baik serta kondisi lingkungan yang buruk

itulah yang mengakibatkan seseorang mudah terserang penyakit diare. Contoh

perilaku masyarakat yang kurang baik yang berhubungan dengan kondisi

lingkungan yaitu seperti BAB tidak pada tempatnya misal seperti di sungai,

membuang sampah tidak pada tempatnya dan kondisi rumah serta kualitas air

minum yang buruk (Ginting and Hastia 2019).

Balita maupun anak adalah investasi bagi negara dan bangsa karena itu

adalah generasi penerus bangsa, anak balita dibedakan berdasarkan usia yaitu

yang umur <6 bulan, 6 bulan sampai 1 tahun, 1 sampai 5 tahun. Kualitas

bangsa di masa yang akan datang dipastikan oleh kualitas anak-anak yang

mempengaruhi proses tumbuh kembang anak, khususnya jika ada masalah

tersebut terjadi pada gangguan proses tumbuh kembang, masalah mental,

maupun masalah terkena sakit yang salah satunya

1
2

yaitu dikarenakan lingkungan dan sehingga menyebabkan terganggunya

saluran pencernaan. Dalam proses perkembangan balita memiliki ciri fisik,

kognitif, konsep diri, dan pola koping yang berbeda. Ciri fisik semua balita

tidak mungkin mempunyai pertumbuhan fisik yang sama akan tetapi

mempunyai perbedaan dan pertumbuhannya masing-masing. Demikian juga

perkembangan kognitif, adakalanya perkembangan kogntif balita yang cepat

dan juga adakalanya perkembangan kognitif yang lambat. Hal tersebut juga

dapat dipengaruhi oleh latar belakang lingkungan keluarga maupun lingkugan

tempat tinggal dari balita tersebut. (Kemenkes RI, 2015).

Menurut WHO diare adalah buang air besar dengan konsistensi cair

(mencret) sebanyak tiga kali atau lebih dalam satu hari (24 jam). Ada ciri-ciri

yang harus ada yaitu adalah buang air besar (BAB) cair dan terus menerus,

jadi misalnya buang air besar sehari tiga kali tapi tidak cair, maka belum bisa

dinyatakan dengan diare. Begitu juga bila buang air besar dengan tinja cair

tapi tidak sampai tiga kali dalam sehari, maka dari itu bukan disebut diare

(Ramlah 2019). Diare bisa juga merupakan gangguan buang air besar (BAB)

lebih dari 3 kali dalam satu hari dengan konstitensi tinja yang cair, dapat jugs

disertai dengan adanya darah (Hartati and Nurazila 2018). Diare merupakan

pengeluaran feses yang konsistensinnya lembek sampai cair dengan

pengeluaran frekuensi feses sebanyak 3 kali atau lebih dalam satu hari. Diare

juga bisa juga mengakibatkan demam, sakit perut, turunnya nafsu makan,

merasa lelah dan mengalami juga turunnya berat badan. Diare dapat

mengakibatkan kehilangan cairan elektrolit secara cepat, sehingga bisa

membuat berbagai komplikasi yaitu antara lain dehidrasi, renjatan


3

hipovolemik, rusaknya organ bahkan juga sampai bisa terjadinya koma.

(Utami and Luthfiana 2016).

Faktor lingkungan penyebab diare meliputi kepadatan rumah

penduduk, tidak adanya sarana air bersih (SAB), pemanfaatan SAB, tidak

adanya ketersediaan fasilitas jamban pada setiap rumah dan kualitas air bersih

(Utami and Luthfiana 2016). Penyebab penyakit yang bisa menular menjadi

salah satu masalah kesehatan yang cukup besar di sebagian besar semua

negara berkembang contohnya negara Indonesia. Penyakit menular

merupakan masalah kesehatan secara global karena menyebabkan angka sakit

dan kematian relatif tinggi dalam rentan waktu singkat. Faktor penyebabnya

terdiri dari lingkungan (environment), agen penyebab penyakit (agent), dan

pejamu (host) (Ragil and Dyah 2017). Dari hasil survei kesehatan rumah

tangga (SKRT) ini memperlihatkan betapa penyakit diare tidak bisa

dipandang sebelah mata, karena secara umum setiap tahunnya rata-rata

100.000 anak meninggal dunia di indonesia karena penyakit diare ini.

Sebanyak 273 balita setiap harinya juga meninggal dunia (Fatmawati,

Arbianingsih 2017).

Menurut hasil dari jumlah data UNICEF (The United Nation

Children’s Fund ) dan WHO (world health organization) pada tahun 2017,

diare salah satu dari penyebab kematian nomor dua pada balita di dunia,

nomor tiga pada bayi dan nomor lima bagi sejumlah umur. Data UNICEF

memprediksi jika 1,5 juta anak meninggal dunia setiap tahun karena penyakit

diare (Fatmawati, Arbianingsih 2017). Di Indonesia sendiri jumlah anak-anak

yang yang terkena diare lebih dari 12 kali per tahun dan dalam hal ini yang
4

bisa menjadikan penyebab kematian yaitu ialah sebesar 15-34% dari seluruh

penyebab kematian (Fatmawati, Arbianingsih 2017). Prevalensi atau jumlah

kejadian diare dengan umur ≤ 15 tahun ini sebanyak 21,90% dan provinsi

Jawa Timur kini telah menempati posisi ke-11 dalam jumlah prevalensi

penyakit diare terbanyak diantara dari 33 provinsi yang di indonesian

(Asedha 2019). Kejadian diare nasional hasil survey mordibitas penyakit

diare pada tahun 2016 ialah sebanyak 270/1.000 penduduk, maka dapat

diprediksi jumlah penderita penyakit diare di fasilitas kesehatan tahun 2017

ialah sejumlah 6.897.436 orang sedangkan jumlah penderita penyakit diare ini

yang dilaporkan di tangani di fasilitas kesehatan sebanyak 3.198,411 orang

atau mungkin sebanyak 46,4% dari target (Prawati and Haqi 2019).

Berdasarkan uraian diatas peneliti tertarik untuk melakukan studi

literature tentang “hubungan sanitasi lingkungan dengan kejadian diare pada

balita” karena dari beberapa hasil studi literature menunjukkan bahwa sanitasi

lingkungan berpengaruh terhadap kejadian diare pada balita dan jika tidak

diatasi maka akan menimbulkan angka kematian terhadap diare meningkat,

selain itu tujuan studi literature ini mendapatkan landasan teori yang

mendukung untuk memecahkan masalah yang sedang ditelit dan agar dapat

mengetahui berbagai teori yang relevan atau valid dengan sesuai kasus, serta

harapannya bisa bermanfaat untuk kepentingan di dunia kesehatan.

1.2 Rumusan masalah

Berdasarkan fenomena diatas, maka rumusan masalah yang ada pada

penelitian ini adalah “Bagaimana hubungan sanitasi lingkungan dengan

kejadian diare pada balita berdasarkan studi literature”.


5

1.3 Tujuan penelitian

1.3.1 Tujuan umum

Tujuan umum dalam penelitian ini yaitu untuk mengetahui hubungan

antara sanitasi lingkungan dengan kejadian diare pada balita.

1.3.2 Tujuan khusus

1) Untuk mengetahui hubungan sanitasi lingkungan dengan angka kejadian

diare pada balita yang disebabkan karena lingkungan

2) Untuk mengetahui penyebab yang lebih spesifik hubungan sanitasi

lingkungan yang menyebabkan diare pada balita

1.4 Manfaat penelitian

1.4.1 Manfaat bagi orang tua balita

Diharapkan dapat menambah pengetahuan tentang penyebab

penyakit diare ini pada balita.

1.4.2 Manfaat bagi tenaga kesehatan

Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan untuk

meningkatkan pelayanan kesehatan untuk segera menangani balita dengan

diare.

1.4.3 Manfaat bagi institusi pendidikan

Hasil penelitian ini dapat menambah daftar pustaka dan sumber

referensi bagi mahasiswa yang berkaitan dengan hubungan sanitasi

lingkungan yang dapat menyebab kan diare pada balita.


6

1.4.4 Manfaat bagi peneliti

Hasil penelitian ini dapat menambah pengetahuan baru bagi peneliti

yaitu tentang yang terkait perilaku berhubungan dengan sanitasi lingkungan

yang dapat menyebabkan diare pada balita.

1.5 Keaslian penelitian

Dalam penelitian (Manik Samiyati, Suhartono, Dharminto, 2019) yang

berjudul “ hubungan sanitasi lingkungan rumah dengan kejadian diare pada

balita di wilayah kerja puskesmas karanganyar kabupaten pekalongan “ yaitu

menggunakan desain studi penelitian dengan croos sectional dan dengan

analisis univariat yang berupa penyajian data dalam bentuk distribusi

frekuensi mengenai hal tingkat pendidikan, jenis pekerjaan, pendapatan

keluarga, jenis kelamin balita, umur balita, kejadian diare, kondisi sarana air

bersih, sumber air minum, keadaan jamban dan saluran pembuangan. Hasil

penelitian menunjukkan bahwa 54,7% balita yang menderita diare dengan

fasilitas air bersih tidak memenuhi persyaratan 71% sumber air minum yang

tidak aman 65% dari kondisi toilet tidak memenuhi persyaratan 72,5%

saluran air limbah tidak memenuhi persyaratan 55,8% dari jenis lantai tidak

100% tahan air. Hasil analisis bivariat menunjukkan bahwa variabel fasilitas

air bersih p = 0,022, kondisi fasilitas air minum p = 0,010, kondisi toilet p =

0,010, saluran pembuangan p = 1.000, dan jenis lantai p = 0,497.

Disimpulkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara kondisi fasilitas air

bersih dan kondisi toilet di wilayah kerja Puskesmas Karanganyar di

Kabupaten Pekalongan.
7

Dalam penelitian (Laskar Putra Syah, Nani Yuniar, Ririn Teguh

Ardiansyah, 2017) yang berjudul “ hubungan sanitasi lingkungan dengan

kejadian diare pada balita di wilayah kerja puskesmas lainea kabupaten

konawe selatan tahun 2017” jenis penelitian ini yang digunakan adalah

penelitian analitik dengan memakai rancangan cross sectional study yang

bertujuan untuk bisa mempelajari antara variabel independent dengan

variabel dependent, dimana variabel ini penilaian dan pengambilan datanya

hanya satu kali. Analisis data yang di gunakan ialah analisis univariat dan

analisis bivariat dengan menguji statistik chi-square. Hasil penelitian ini

menunjukkan bahwa tidak terdapatnya hubungan antara perilaku mencuci

tangan dengan kejadian diare pada balita (p value (0,291) > α), diperoleh

hubungan antara pengelolaan air minum dengan kejadian diare pada balita (p

value (0,000) < α), tidak ada hubungan dengan penggunaan jamban keluarga

yang berhubungan antara kejadian diare pada balita (p value (0,252) > α), dan

tidak ada juga hubungan antara pengelolaan air limbah dengan kejadian diare

pada balita (p value (0,080) > α). Kesimpulan yang bisa di ambil atau

didapatkan yaitu terdapat nya hubungan antara pengelolaan air minum dengan

kejadian penyakit diare pada balita ini yang dipengaruhi oleh air minum

yang tidak direbus sebelum dikonsumsi, air minum berwarna, berbau

dan berasa, serta air minum tidak disimpan di tempat yang tertutup.

Untuk itu rekomendasi penelitian ini untuk masyarakat agar mengonsumsi

air minum yang sudah dimasak atau direbus dan harus juga memenuhi kriteria

air minum dengan memenuhi syarat kesehatan, dan memiliki kebiasaan

mencuci tangan memakai sabun dan air bersih yang mengalir serta sebelum
8

dan sesudah beraktifitas, memakain jamban keluarga yang sehat, serta

mempunyai SPAL yang memenuhi syarat kesehatan.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Sanitasi

Sanitasi adalah upaya yang mendasar sutuk sehatan manusia dengan

cara yaitu menyediakan lingkungan sehat dan juga memenuhi syarat

kesehatan yang sudah ditentukan. meningkatkan kealah satu factor penting

yang sangat mempengaruhi peningkatan kesehatan bagi manusia. Pemenuhan

fasilitas sanitasi dapat memberikan dampak positif untuk para pengguna nya.

Akan tetapi di Indonesia sendiri peyediaaaan sanitasi yang masih belum

sepenuh nya diterapkan oelh masyarakat sebagian di Indonesia. Apalagi disini

jika dilihat dari banyaknya masyarakat yang belum mempunyai pemikiran

bahwa penting nya sanitasi bagi kehidupannya di lingkungan rumah dan yanh

terjadi sekarang masih tingginya angka sakit akibat snitasi yang buruk dan

masih banyaknya masyarakat kita yang masih tidak memiliki fasilitas sanitasi

yang telah di tetapkan oleh pemerintah (Celesta and Fitriyah 2019)

2.1.1 Sanitasi Dasar

Sanitasi dasar ialah upaya dayang yang meningkatkan kesehatan

manusi dengancara memenuhi persyaratan kesehatan dan penyediaan

lingkungan sehat (Celesta and Fitriyah 2019). Sanitasi dasar merupakan

dasar upaya dalam meningkatkan kesejahteraan kesehatan pada manusia

dengan menyediakan lingkungan yang sehat dan memenuhi kriteria

persyaratan kesehatan (Celesta and Fitriyah 2019). Salah satu upaya dari

sanitasi dasar yaitu dengan pembuangan kotoran, pembuangan sampah,

pembuangan saluan air limbah dan sarana penyedian

9
10

air bersih. Pembuangan kotoran dari manusia yang disebut jamban yang

dimiliki setiap keluarga harus bersih, terawat dan sehat (Sidhi et al. 2016).

2.1.2 Sanitasi Makanan

Makanan merupakan kebutuhan yang harus dipenuhi oleh manusia

setiap hari. Makanan yang dikonsumsi yang aman ialah majan yang tidak

tercemar dan tidak menyebabkan penurunan kesehatan pada manusia. Status

gizi merupakan keadaan yang diakibatkan konsumsi makanan dan

penggunaan zat gizi oleh tubuh bila kekurangan akan dapat menghambat

pertumbuhan fisik dan tumbuh kembang kecerdasaan dan mental pada anak

balita yang dapat mengakibatkan imunitas menurun dapat mengakibatkan

penyalurkan rantai penyakit sangatlah mudah salah satunya adalah diare

(Akbar 2018). Dengan baku rujukan WHO-NCHS yang dapat digunakan

dengan 5 klasifikasi, yaitu (Akbar 2018) :

a. Gizi lebih : lebih dari 120% median BB/U

b. Gizi baik : 80 – 120% median BB/U

c. Gizi sedang : 70 – 79,9% median BB/U

d. Gizi kurang : 60-69,9% median BB/U

e. Bizi buruk : kurang dari 60% median BB/U

Makanan yang kotor dan berbahaya bagi manusia dapat

menyebabkan penyakit salah satunya diare, sehingga dalam penyajian

makanan harus terjaga kebersihannya (Rahmadhani and Sumarmi 2017).

Sanitasi makanan ialah keadaan dimana pada saat membeli, mengelolah

makanan, cara penyimpanan, dan penyajian makanan yang sesudah dimasak

dilihat dari kebersihan makanannya.


11

Sanitasi yang buruk biasanya disebabkan karena kurannya

kesadaraan saat menjaga kebersihan makanannya yang mengakibatkan

terkontaminasinya oleh bakteri yang kemudian dikonsumsi oleh seseorang

yang dapat menimbulkan gejala diare. Faktor lain yang menyebabka

makanan terdapat bakteri aalah suhu tempat penyimpanannya, memanaskan

hingga mendidih, rendahnya suhu penyimpanan makanan minimal 7°C,

kandungan air dalam bahan makanan yang dangat tinggi, jangka

penyimpanan makanan terlalu lama (5-6 jam) (Ramadani, Nirmala, and

Mersatika 2017).

2.1.3 Sanitasi Lingkungan

Sanitasi kesehatan lingkungan merupakan bagian yang begitu

penting untuk menjaga kesehatan di sebuah lingkungan dalam upaya

mencegah terjadinya masalah gangguan kesehatan akibat dari faktor

lingkungan yang bisa berpotensi menurunkaan tingkat maupun merugikan

kesehatan. Upaya-upaya yang dikerjakan dari individu-individu,

masyarakat, atau negara untuk memperbaiki dan mencegah terjadinya

kejadian masalah gangguan kesehatan yang diakibatkan dari faktor-faktor

lingkungan hidup eksternal manusia yang sering disebut sanitasi lingkungan

atau juga dikenal dengan environmental sanitation (Supriadi 2016). Sanitasi

lingkungan sendiri merupakan status kesehatan di sebuah lingkungan yang

meliputi lingkungan perumahan, pembuangan limbah kotoran, penyediaan

air yang bersih dan lainnya. Sanitasi lingkungan ini diberikan sebagai salah

satu untuk memenuhi syarat lingkungan yang bersih, serta nyaman dan sehat

(Sidhi et al. 2016).


12

2.2 Sarana Air Bersih

Air bersih adalah komponen dari salah satu lingkungan hidup yang

penting bagi perkembangan dan pertumbuhan bagi manusia dan mahluk

hidup yang lainnya. Dalam Undang-undang (UU) No.11 tahun 1974 pasal 1

ayat 3 dan 4 tentang pengairan, di definisikan bahwa air adalah semua air

yang terdapat dalam atau berasal dari sumber air, yang terapat diatas maupun

di bawah permukaan tanah (Alihar 2018). Air bersih merupakan air yang

jernih, tidak berwarna, tidak berasa, tidak berbau, dan tidak mengandung

kuman yang membahayakan tubuh. Air dapat digunakan untuk memenuhi

kebutuhan sehari – hari seperti minum, memasak, mandi dan mencuci

(Ningrum 2018). Sedangkan untuk air yang dapat diminum sehari – hari

adalah air yang kualiasnya memenuhi persayratan kesehatan yang dapat

langsung diminum.

Air bersih memiliki peranan yang dangat penting. Rendahnya

ketersedian air bersih dampat memberikan dampak yang buruk salah satunya

kesehatan. Dalam beberapa penyakit seperti korela, kurap, typus dan diare.

Salah satu penyakit menular seperti diare dapat ditularkan memalui fecal oral.

Penyakit diare disebakan oleh bakteri E.Coli yang masuk melalui dalam air

dengan cara ketika hujan sedang turun, air dapat membawa limbah dari

kotoran manusia, kotoran hewan, kotoran cuci piring dan baju, dan pupuk

dari peternakan dan perkebunan kemudian meresap kedalam tanah memalui

sumber air yang mengalir melalui pori – pori dalam tanah (Utami and

Handayani 2017).
13

Sumber air bersih dapat kita dapatkan melalui berbagai lokasi atau

tempat yang menghasilkan air bersih seperti sumur gali, PDAM, mata air

terlindungi dan penampungan air hujan (Ningrum 2018).

a. Sumur gali

Sumur gali yaitu sumur yang paling umum yang dapat digunakan

sebagai pengambilan air bersih memalui tanah dengan kedalaman 7 – 10

M. Sumur gali yang berasal dari lapisan tanah yang relatif dapat

terkontaminasi yang belum bisa ipastikan keamanannya untuk di

konsumsi.

b. PDAM (Perusahaan Daerah Air Minum)

PDAM adalah suatu badan usaha milik pemerintah yang

mengelolah air bersih untuk kesejahteraan masyarakat. PDAM melakukan

pelayanan air bersih kepada masyarakat memalui sistem distribusi

penyediaan air besih yang sangat penting digunakan. Sistem distribusi

yang digunakan oleh PDAM biasanya menggunakan perpipaan. Sistem ini

berfungsi untuk menghantarkan air bersih ke pelanggan dengen

memperhatikan kualitas, kuantitas dan tekanan air untuk pelayanannya

agar masyarakat mendapatkan sumber air yang bersih. Sitem perpiaan ini

menyalurkan dengan jarak sumber air dengan pemukiman warga sangatlah

jauh (Bashir and Ihsan 2019).

c. Mata air terlindungi

Mata air yang terlindungi merupakan sumber air yang mengalir

melalui tanah ke permukaan tanaj karena muka air tanah yang terpong,

sehingga air tanah keluar sebagai rembesan. Mata air memiliki memiliki
14

debit bervariasi dari yang terkecil kurang dari 10 mL/detik sampai sebesar

10m3/detik (Sudarmadji et al. 2016).

d. Penampungan air hujan

Air hujan biasanya dimanfaatkan untuk dijadikan kebutuhan

penggunaan sehari – hari seperti mandi, memasak, air minum mencuci

baju dan mencuci piring tanpa pengolahan terlebih dahulu. Air hujan

biasanya ditampung melalui paralon yang kemudian disambungkan

ketempat wadah penampungan air hujan. Biasanya karena kondisi paralon

yang kotor sering terkena debu dan kotoran dari lingkungan sekitar rumah

air hujan harus dilakukan penyaringan terlebih dahulu sebelum digunakan

(Novinda, Putri, and Abdullah 2017).

2.3 Kebiasaan Mencuci Tangan

Mencuci tangan ialah suatu tindakan untuk pencegahan suatu penyakit,

untuk menjadikan suatu perilaku yang sehat. Mencuci tangan selalu di anggap

sepele dengan manusia, padahal perilaku tersebut dapat berpengaruh dalam

terjadinya suatu penyakit seperti diare. Mencuci tangan hanya dengan

menggunakan air saja adalah hal yang paling sering dilakukan, tetapi hal

tersebut sangat tidak efektif dalam menjaga kebersihan dan kesehatan

manusia. Mencuci tangan dapat dilakukan dengan menggunakan sabun

dengan air mengalir atau menggunakan cairan antiseptic. Mencuci tangan

menggunakan sabun lebih efektif untuk digunakan, karena kotoran yang


15

menempel, kuman dan lemak pada telapak tangan akan terlepas dengan

sendirinya saat dilakukan pembilasan (Rahmadian, Ketaren, and Sirait 2017)

2.4 Sarana Jamban Rumah Tangga

Masalah kotoran air limbah dan tinja sangat berhubungan erat dengan

manusia. Masalah ini dapat dikurangi apabila derajat kandungannya dapat

dijauhkan dan dipisahkan dari kontak dengan manusia. Contoh agar sumber

penyakit ini tidak menjadi masalah ini adalah tinja atau kotoran manusia ini

harus ditampung dan diolah pada suatu lubang dalam tanah atau bak tertutup

yang tidak dapat dijankit oleh lalat, tikus, dan serangga/kecoa dan berjarak

kurang lebih 15M dari sarana sumber air minum. Tujuan diberikannya

jamban pada rumah untuk pembuangan tinja yang memenuhi persayaratan

sanitasi yang mengisolir kotoran sedemikian rupa sehingga dapat mencegah

penyakit seperti diare, disentri, cacingan, dan gatal – gatal. Selain dapat

menimbulkan penyakit kotoran ini juga dapat mencemari lingkungan pada

sumber air (Malida et al. 2020).

Jamban ialah bangunan yang digunkan untuk pembungan kotoran

manusi atau tinja bagi suatu rumah yang disebut WC atau kakus. Jamban

harus selalu terlihat bersih dan tidak ada genangan air, sehingga jamban tidak

terlihat kotor, tidak ada serangga dan tidak ada tikus yang berkeliaran. Syarat

jamban yang memenuhi keriteria kesehatan ialah tidak mencemari sumber air

minum, tidak berbau, tidak kotor, tidak dijamah oleh serangga maupun tikus,

air bersih, air penggelontor tidak memcemari tanah sekitar pada lantau

berukuran 1x1 M dan dibuat landai miring kearah lubang jongkok, tidak

mencemari lingkungan, mudah dibersihkan cukup penerangan dan dilengkapi


16

dinding dan penutup serta ruangannya luas yang cukup untuk ketersediaan air

dan alah pembersihnya (Malida et al. 2020).

Jamban memiliki beberapa jenis yang digunakan untuk membuang

tinja (Rahmadian et al. 2017) :

a. Pit privacy (Cubluk) ialah kakus yang dibuat dengan membentuk lubang

ke dalam tanah yang berukuran kedalaman 2,5M sampai dengan 8M

dengan diamer 80 – 120cm. Dengan pondasi dinding yang diperkuat

dengan sususan batu bata atau tidak. Sesuai daerah di pedesaan kakus

biasanya dibangun dengan bahan dari bambu, pondasi dinding dari bambu

dana tap terbuat dari daun kelapa dengan jarak dari sumber air menum

kurang lebih 25M.

b. Jamban cemplung berventilasi ialah jamban yang hamper sama dengan

jamban cubluk, perbedaannya hanya menggunakan ventilasi dari pipa.

Untuk jamban ceplung ini biasanya terdapat pada pedesaan dengan ventilsi

yang terbuat juga dari bambu.

c. Jamban empang adalah jamban yang dibuatnya diatas empang ikan. Sistem

pada jamban ini ialah terjadi pada daur ulang yaitu tinja atau kotoran

manusia ini dimakan langsung dengan ikan, dan ikannya dimakan oleh

manusia, dan manusia mengelurkan tinja, begitu seterusnya.

d. Jamban pupuk adalah jamban yang prinsipnya sama dengan jamban

cemplung. Perbedaaanya hanya dengan bangun yang dibuat lenih dangkal

galiaanya, pada jamban ini juga dapat digunkan untuk pembuangan

kotoran dari hewan, sampah, dan dedaunan.


17

2.5 Saluran Pembuangan Air Limbah (SPAL)

Air limbah merupakan air yang berasal dari rumah tangga yang

mengandung zat – zat berbahaya bagi manusia dan lingkungan sekitar jika

tidak diolah dan dibuang secara benar yang dapat menimbulkan suatu

penyakit bagi masyarakatnya. Saluran pembuangan air limbah diperlukan

perpipaan untuk menjadikan tempat pembuangan air ke tempat pengelolahan

dari sumbernya (Celesta and Fitriyah 2019). Tujuan dilakukkanya

pengelolahan air limbah adalah untuk mengalirkan limbah dari pemukiman

seseorang ke lokasi pengelolahan sebelum dialirkan ke badan air, sehingga

tidak menyebabkan suatu kerusakan pada lingkungan dan tidak mebahayakan

kesehatan bagi manusia (Yogisutanti et al. 2018). Air limbah biasanya berasal

dari kegiatan rumah tangga (domestik). Air limbah domestik ialah hasil dari

buangan perumahan, pasar, perdagangan, perkantoran dan sejenisnya. Air

limbah domestik terbagi menjadi dua jenis, greywater dan blackwater.

Graywater adalah air limbah yang berasal dari krgiatan rumah tangga serti

mencuci, mandi, dan aktivitas bekas memasak. Sedangkan blackwater berasal

dari air limbah kamar mandi dan tempat pembuangan kotoran manusia atau

kakus (Yogisutanti et al. 2018).

Zat yang terkandung dalam air limbah yang pengelolahannya tidak

tepat dapat menyebabkan penyakit pada manusia dan lingkungan sekitarnya

yaitu dapat menjadikan media penyakit atau penyebaran penyakit terutama

adalah thyfus, disentri baciler dan kolera, menjadikan perkembangbiakan

mikroorganisme pathogen, dapat menimbulkan bau dan pemandangan yang

tidak enak, menjadi sumber pencemaran air di permukaan tanah dan


18

lingkungan sekitar, dapat menurunkan produktivitas manusia, menjadikan

orang yang bekerja tidak nyaman (Irfan and Delima 2018).

Resiko tidak adanya SPAL aalah timbulnya suatu penyakit salah

satunya adalah diare. Penyakit tersebat yang diakibatkan karena bakteri

E.Coli yang berada didalam tanah dan tecemar pada air yang kemudian

masuk kedalam manusia melalui apa yang dikonsumsinya. Air yang terdapat

dari bekas buangan yang berada tidak pada tempatnya dapat menyebabkan

lingkungan kotor yang menjadikan perkembangbiakan mikroorganisme

pathogen, serangga dan lava nyamuk (Celesta and Fitriyah 2019).

Penangan pembuangan air limbah dari rumah tangga dikelompokkan

menjadi 2, yaitu (Uyun, Wardhani, and Halomoan 2019) :

a. Setempat, yaitu dengan cara satu atau beberapa rumah tangga

membuang kotoran manusia atau air limbahnya pada bangunan

pengelolahan yang terletak tidak jauh dengan rumah meraka, yang

umumnya disebut dengan cubluk atau septic tank dan untuk

pembuangan air bekas dapur, mandi dan memcuci fi buang melalui

saluran pembuangan air limbah.

b. Terpusat, yaitu saluran air limbah rumah tangga dari jamban dan air

bekas pemakaian dari lingkungan pemukiman yang dialirkan memlalui

perpiaan ata riool menuju tempat pengelolahan akhir (sarana

pengelolalah air limbah).

2.6 Tempat Pembuangan Akhir

Septic tank merupakan salah datu cara yang pengolahan kotoran atau

limbah domestik seperti air seni dan kotoran manusia yang paling sederhana.
19

Septic tank adalah jamban yang memenuhi persyaratannya. Tangki septic

tank ini terdiri dari tangki sedimentasi yang dibuat kedap air, yang dimana

kotoran manusia ini dan limbah air buangan dapat masuk mengalami

dekomposisi. Selama dalam septic tank, kotoran manusia akan berada selama

beberapa hari dan selama waktu tersebut kotoran manusia atau tinja ini akan

mengalami 2 peroses yaitu proses kimiawi dan biologis. Dimana proses

kimiawi kotoran ino 60 – 70% akan mengalami penghancuran dan kemudian

direduksi. Pada proses biologis terjadi dekomposisi melalui aktivitas bakteri

anaerop dan fakultatif anaerob yang dapat memakn zat organic alam sludge

dan scum. Kemudian semua kotoran akan mencajdi cairan influent yang pada

akhirnya akan dialirkan melalui pipa.

Perilaku buang air besar yang sehat ini yaitu menggunakan fasilitas

saniter yang berupa jamban sehat. Dimana jamban sehat itu adalah jamban

leher angsa atau yang disebut kloset yang dilengkapi dengan septic tank.

Jamban sehat ini harus dibangun, dimiliki dan digunakan untuk masyarakat

dan dapat dijangkau oleh penghuni setiap rumah. Jamban ini juga sebagai

tempat pembungan akhir yang dapat memutis rantai penularan penyakit yang

salah satunya adalah diare (Malida et al. 2020).

2.7 Sarana Tempat Pembuangan Sampah

Sampah ialah limbah yang sifatnya padat, terdiri dari bahan zat

organik dan anorganik yang tidak digunakan lagi dan harus diolah agar tidak

membahayakan dan melindungi infestasi suatu bangunan. Menurut World

Health Organazation (WHO) didefinikan bahwa sampah ialah suatu yang

tidak dipergukana lagi, tidak terpakai, tidak disukai atau sesuatu yang
20

dibuang dan berasal dari bekas manusia dan yang tidak terjadi dengan

sendirinya (Dobiki 2018). Sampah ialah sampah sisa kegiatan setiap hari dari

manusia atau proses alam yang bentuknya padat (Celesta and Fitriyah 2019).

Dalam Undang – Undang No.18 Tahun 2008 tentang Pengelolahan

Sampah, Jenis dan Sumber sampah adalah :

a. Sampah Rumah Tangga

Sampah yang bentukya padat, berasal dari sisa – sisa kegiatan

rumah tangga setiap hari, yang tidak termasuk tinja atau kotoran manusia

itu sendiri, dan sampah spesifik dan proses dari aam yang berasal dari

lingkungan masyarakat. Sampah ini berasal dari pemukiman tempat

tinggal seseorang.

b. Sampah yang Sejenis Sampah Rumah Tangga

Sampah yang berasal dari pasar, pusat perdagangan/mall, kantor,

sekolah, rumah makan, rumah sakit, hotel dan tempat – tempat umum

lainnya.

c. Sampah Spesifik

Sampah yang jenisnya dama dengan sampah rumah tangga karena

sifat, konsentrasi atau jumlahnya memerlukan penanganan yang khusus.

Yaitu sampah yang mengandung B3 yaitu bahan yang berbahayadan

beracun seperti baterai bekas, toner bekas, sampah akibat adanya

bencana, puing dari bangunan atau bongkaran, dan sampah yang

mengandung B3 lainnya adalah sampah medis, sampah yang belum dapat

diolah dengan teknologi yang timbulnya decara periode.

Sedangkan untuk pegelolahannya sampah itu sendiri yaitu meliputi :


21

a. Pengurangan sampah (Reduce), yaitu mengatasi timbulnya dari

produsen sampah (sampah rumah tangga, pasar dan sebagainya) yang

menggunakan sampah ulang dari sumbernya atau tempat

pengolahannya, dan didaur ualang di sumbernya dan pengelolahannya

dengan mengurangi pemakaiannya.

b. Penanganan sampah (Reuse), yaitu yang yang mencakup pemilihan

berdasarkan pengelompokan jenis dan sifatnya yang bersumber dari

TPS, pengangkutan sampah dari sumbernya, pengolahan hasil akhir

yang mengubah bentuk, karakteristik, komposisi dan jumlah yang

melalui proses yang dimanfaatkan kembali agar dikembalikan ke

media lingkungannya.

c. Recycle, yaitu mendaur ulangbarang yang lama menjadi barang yang

baru yang dapat dimanfaatkan contohnya sampah organic yang

dijadikan sebagai pupuk dengan pembuatan kompos atau membuat

lubang biopori.

Setiap individu rumah diwajibkan untuk mempunyai wadah atau

saranan yang dapat digunakan untuk wadah sampah agar tidak menimbulkan

pencemaran lingkungan disekitarnya dan dapat mengurangi resiko penyakit.

Wadah yang mempunyai persyaratan yaitu kedap air dan udara, dapat mudah

dibersihkan, ringan dan mudah diangkat dan memiliki tutup. Pengelolahan

sampah sangatlah memiliki resiko yang tinggi untuk terjadinya suatu

penyakit, karena akan menjadikan smikroorganisme suatu media

berkembangnya hewan yang menjadikan sumber penyakit bagi manusia

seperti diare (Irfan and Delima 2018).


22

2.8 Diare

2.8.1 Definisi Diare

Diare (diarrheal disease) yang berasal dari bahasa Yunani dari kata

diarroia yang berarti terus mengalir, merupakan keabnormalan keadaan

pengeluaran tinja yang sangat sering. Perubahan ini sering disebabkan

karena air dan elektrolit dalam usus mengalami gangguan pada fungsi

digesti, sekresi dan absorbsi (Rahmadian et al. 2017). Diare adalah penyakit

yang ditandai dengan berubahnya konsistensi tinja dengan intensitas buang

air besar secara berlebihan lebih dari tiga kali sehari (Prawati and Haqi

2019). Diare ialah gejala kelainan yang terjadi karena penyerapan dan

sekresi yang melibatkan pada fungsi pencernaan (Anggraeni and Maidartati

2017). Definisi lain diare adalah salah satu penyebab utama dari kesakitan

dan kematian di seluruh daerah geografis di dunia dan semua kelompok usia

dapat terserang oleh penyakit tersebut (Ragil and Dyah 2017). Sedangkan

diare akut adalah diare yang ditandai dengan berlangsungnya bab cair atau

encer selama ≤14 hari (Sukut, Arif, and Qur’aniati 2015). Diare

kronis/persisten adalah diare dengan berat badan menurun disertai demam

dan berlangsung selama ≥14 hari yang disebabkan karena infeksi(Sukut et

al. 2015).

2.8.2 Etiologi Diare pada Balita

Diare pada balita sangatlah berbahaya karena diare dapat

menyebabkan pada kematian (Sukut et al. 2015). Faktor yang mungkin

harus diperhatikan adalah bagaimana upaya pencegahan peningkatan

penyakit dan peningkatan penyebab kematian. Faktor yang menyebabkan


23

diare akut ialah tingkat pengetahuan ibu yang kurang, sosial ekonomi yang

kurang, lingkungan dan apa yang dikonsumsi. Sedangkan faktor terjadinya

diare akut adalah balita mengalami malnutrisi, balita dengan gangguan

imunitas, kurangnya pengetahuan ibu mengenai kebersihan, pemberian ASI

dan pemberian pendaming ASI, pemberian susu formula dan perawatan atau

pengobatan diare akut yang tidak tuntas (Sukut et al. 2015).

Berkelanjutannya paparan dari penyebab diare akut ialah infeksi Giardia

yang tidak dideteksi dengan infeksi shinggella yang resisten ganda pada

antiotik dan infeksi sekunder karena terdapat keluarnya C.Defficele yang

diakibatkan karena terapi ari antiotika.

Secara klinis, penyebab diare digolongkan menjadi 6, yaitu infeksi

yang disebabkan oleh virus atau parasite, disebabkan juga oleh bakteri,

malabsorpsi, alergi, keracunan, dan imunodefisiensi (Anggreli, Anggraini,

and Savira 2015). Penyebab penyakit diare ialah bakteri yang melalui

kontaminasi dari makanan dan minuman yang tercemar oleh tinja dan

kontak langsung dari penderita penyakit diare (Melvani, Zulkifli, and Faizal

2019).

Penyebab diare dapat digolongkan menjadi beberapa faktor, yaitu

(Anggraeni and Maidartati 2017) :

1. Faktor Infeksi, diare karena infeksi yang terjadi karena proses yang

diawali dengan adanya suatu mikroorganisme (kuman) yang masuk

melalui saluran pencernaan yang berkembang kedalam usus dan dapat

merusak sel mukosa intestinal yang akhirnya dapat mengakibatkan


24

gangguan fungsi intestinal yang dapat mengabsorpasi cairan dan elektrolit.

Faktor infeksi terdapat 2 macam :

a. Infeksi enteral, yaitu penyebab utama dari diare pada anak balita,

yang disebabkan karena infeksi bakteri, virus dan parasit.

b. Infeksi perenteral, yaitu infeksi yang disebabkan selain diluar alat

pencernaan makanan seperti, OMA (Otitis Media Akut),

tonsilofaringitis atau tongsilitis. Keadaan ini biasanya terjadi pada

bayi dan pada anak berumur dibawah 2 tahun.

2. Faktor Malabsorbsi, kejadian ini disebabkan karena kegagalan melakukan

absorbsi yang dapat mengakibatkan tekanan osmotik meningkat yang

kemudian akan terjadi pergeseran air dan elektrolit ke dalam rongga usus

sehingga mengakibatkan diare.

3. Faktor makanan, terjadi jika toksin yang tidak mampu diserap dengan baik

yang dapat mengakibatkan terjadinya peningkatan peristaltik pada usus

yang pada akhirnya dapat menyebabkan penurunan untuk menyerap

makanan seperti : makanan yang basi, beracun, alergi pada makanan dan

alergi terhadap susu sapi.

4. Faktor psikologis, dimana terjadinya peingkatan peristaltik khusus yang

mempengaruhi pada proses penyerapan makanan seperti : perasaan takut

dan rasa cemas. Faktor yang mempengaruhi penyebab diare yang lainnya

adalah (Anggraeni and Maidartati 2017) :

a) Gizi, faktor gizi ini menunjukkan semakin buruk pada gizi

anak,, semakn banyak episode diare yang dapat dialami.


25

b) Kebersihan makanan, dalam penerapan perilaku hidup bersih

dan sehat (PHBS) ibu dalam memberi makanan daari proses

menyiapkan, memasak, dan hingga menghidangkan harus

menerapkan perilaku tersebut.

c) Sosial ekonomi, faktor ini juga mempunyai pengaruh langsung

terhadap diare. Dengan kondisi rumah yang buruk dan tidak

dapat penyediaan sumber air yang bersih yang mempunyai

persyaratan pada keshatan, ilmu pengetahuan, pendidikan orang

tua yang rendah, serta sikap dan kebiasaan yang tidak

menguntungkan.

d) Lingkungan, sanitasi lingkungan yang berpengaruh buruk juga

dapat berpengeruhi pada kejadian diare. Interaksi dari antar gen,

penyakit dan factor lingkungan yang perlu diperhatikan dalam

penanggulangan yang menyebkan penyakit. Contoh peranan

faktor lingkungan (air, makanan, ekserta, lalat dan serangga

yang lain), parasite usus, enterobakteri, jamur, virus dan

beberapa kandungan zat kimia telah dibuktikan pada penelitian

epidemiologis sebagai salah satu penyebab dari diare.

5. Faktor resiko yang dapat meningkatkan diare adalah dengan kurangnya

ketersediaan air bersih untuk kebersihan diri dan keluarga, pembuangan

kotoran manusia atau tinja yang tidak benar yang akan memperpendek

rantai penularan, penyimpanan dan penyajian makanan terutama

pendamping ASI yang tidak layak (Ainsyah and Farid 2018).


26

Gejala diare yang sering muncul pada kejadian diare paling

berbahaya dari diare infeksi adalah dehidrasi, yang merupaka penyebab

dari banyaknya kematian terutama pada bayi dan balita .

2.8.3 Klasifikasi Diare

Klasifikasi jenis diare dikelompokkan menjadi empat bagian :

a. Diare akut, yaitu diare yang berlangsung pada kurang lebih dari 14 hari

yang pada umumnya kurang dari 7 hari.

b. Disentri, yaitu diare yang dapat disertai dalah didalam tinja.

c. Diare persisten, yaitu diare yang dapat berlangsung selama lebih dari 14

hari secara berturut – turut dan terus menerus.

d. Diare dengan masalah lain, yaitu anak yang menderita diare (akut dan

persisten) yang mungkin disertai penyakit lainnya seperti, demam,

gangguan nutrisi/gizi dan penyakit lainnya.

2.8.4 Epidemiologi Diare

Diare adalah masalah global yang banyak terjadi di negara

berkembang dengan kondisi sanitasi lingkungannya yang tidak layak dan

buruk, kurangnya pasokan air minum dan air bersih, tingkat kemiskinan,

dan kurangnya pengetahuan yang disebabkan karena tingkat pendidikan

yang dinilai sangat rendah. Penyebab diare disetiap wilayah sangatlah

berbeda, masa endemik dan musim. Di Indonesia diare merupakan masalah

yang sangat penting, karena tingkat kematian masih tinggi dengan laporan

per tahun ≥1,7 Miliyar dilaporkan berdasarkan kasus semua golongan umur

dan kelompok yang sangat beresiko tinggi ialah balita hingga mencapai 760

ribu kematian (Ainsyah and Farid 2018).


27

Berdasarkan data United Nation Children’s Fund (UNIEF) dan

World Health Organization (WHO), secara global 2 juta anak meninggal

dunia setiap tahunnya yang disebabkan diare. Ada beberapa perilaku yang

dapat meningkatkan terjadinya diare yaitu (Rahmadian et al. 2017) :

a. Pada balita usia 4 bulan sudah tidak diberikannya ASI esklusif lagi. ASI

esklusif seharusnya pemberiannya sewaktu balita berusia 0 – 6 bulan. Ini

yang dapat menyebabkan resiko peningkatan kesakitan dan kematian

yang disebkan karena diare. Pemberian ASI secara esklusif dapat

memberikan kebebalan terhadap infeksi karena didalam ASI terdapat

kandungan zat – zat didalamnya.

b. Pemberian susu formula dalam botol balita. Peningkatan resiko

terjadinya diare karena pemakaian botol yang terkontaminasi dengan

kuman didalamnya karena kuman berkembang saat susu tidak segera

diminum.

c. Penyimpanan makanan pada termperature kamar. Makanan dan peralatan

makan akan kontak dengan media yang menjadi pekembangbiakan

microba.

d. Tidak melakukan cuci tangan pada saat makan, memasak, sesudah

bauang air besar yang memungkinkan untuk berkontaminasi secara

langsung.

2.8.5 Komplikasi Diare

Komplikasi yang kadang timbul disebabkan karena diare adalah

(Rahmadian et al. 2017):

a. Dehidrasi
28

b. Hipokalsemia

c. Syok Hiovolemik

d. Asidosis

e. Malnutrisi energy protein

2.8.6 Pengobatan Diare

Pemberian cairan merupakan hal yang utama pada penderita penyakit

diare, karena rehidrassi cairan untuk mengurangi komplikasi (Indriani and

Kurniawan 2017). Pemberian cairan diare berdasarkan tingkat derajat

dehidrasinya, yaitu (Rahmadian et al. 2017):

a. Diare tanpa dehidrasi

Diare ini biasanya diberikan dengan terapi A, yang dilakukan

dirumah oleh ibu atau keluarga dengan memberikannya makanan

atau minuman seperti larutan garam, air kelapa, air teh atau dengan

meberikan oralit.

b. Diare dengan dehidasi ringan atau sedang

Diare ini biasanya diberikan dengan terapi B. Dengan

dehidrasi ringan dapat ditandai dengan hilangnya sebuah cairan

sampai kurang lebih 5% dari berat badan sebelumnya, dan pada diare

dehidrasi sedang dapat ditandai dengan hilangnya cairan 6 – 10%

dari berat badan sebelumnya. Pemberian rehidrasi oral dengan oralit

200 untuk mengembalikan volume feses dan menurunkan volume

muntah yang sudah dikeluarkan (Indriani and Kurniawan 2017).

Selain itu penanganan diare juga dapat diberikan dengan ASI yang

banyak, karena dapat membantu untuk mencegah dehidrasi yang


29

menyebabkan kematian. ASI oralit untuk mengganti cairan yang keluar

melalui kotoran yang dikeluarkan atau dengan diberikan larutan garam

(oralit bungkus) (H Dwiriyanti, Savira, and Suyanto 2015).

2.8.7 Pencegahan Diare

Pencegahan diare dapat dicegah dengan memberikan promosi

kesehatan, yaitu (Rahmadian et al. 2017) :

a. Penggunaan air bersih yang tidak berwarna, berbau, dan tidak berasa

b. Memasak air hingga mendidih

c. Mencuci tangan menggunakan sabun dan air mengalir

d. Memberikan ASI kepada anak dengan batas usia sampai 2 tahun

e. Membuang kotoran manusia atau tinja dengan benar

Pencegahan diare juga dengan tetap menjaga kebersihan anak,

kebersihan lingkungan dan kebersihan makanan yang dikonsumsi (H

Dwiriyanti et al. 2015). Pencegahan lainnya juga dapat diberikan dengan

beberapa hal :

a. Pencegahan Primer dengan diberikannya vaksin rotavirus dan

campak yang biasanya diberikan pada saat imunisasi untuk

membantu mengurangi resiko kematian yang disebabkan oleh diare.

b. Pencegahan Sekunder, memberikan Suplementasi Vitamin A dan

Zink.
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian

Penelitian ini adalah penelitian dengan menggukan Studi Litelatur.

Penelitian studi litelatur ialah merupakan salah satu pencarian dan penelitian

kepustakaan yaitu dengan membaca bermacam-macam buku, jurnal, dan

terbitan lainnya yang berkaitan dengan topik maupun tema, untuk

menghasilkan sebuah tulisan berkenaan maupun sama dengan satu topik

atauoun isyu tertentu (Marzali 2017). Dalam penelitian ini peneliti secara

khusus mengkaji sanitasi lingkungan yang menyebabkan diare pada balita.

3.2 Tahapan Studi Literatur

Pencarian data base yaitu pertama menggunakan perpusnas, google

cendekia dan NCBI. Langkah awal login di perpusnas melakukan pendaftaran

dengan memasukkan nomor kartu penduduk, memasukkan password serta

nama institusi. Jika sudah bisa masuk maka keluar nomor anggota kemudian

barulah masuk ke data base tersebut lalu melakukan pencarian jurnal dengan

kata kunci.

Identifikasi studi literatur ini terdiri atas beberapa tahapan, yang

pertama adalah mengidentifikasi masalah merupakan proses dan hasil

pengenalan atau inventarisasi masalah penelitian ialah merupakan suatu yang

penting di antara proses yang lainnya, karena hal tersebut menentukan

kualitas dari sebuah penelitian. Dalam penelitian ini, peneliti mengkaji

permasalahan melalui jurnal-jurnal penelitian internasional dengan

30
melakukan Pengambilan data data dilakukan dengan samfing internet,

dengan pencarian jurnal di perpusnas dengan

31
32

menggunakan kata kunci environmental sanitation AND diarrhea AND child

dan pada NCBI menggunaka kata kunci environmental health AND diarrhea

AND child, sedangkan pencarian jurnal di google cendekia dengan

mengguinakan kata kunci environmental health AND diarrhea AND child

Setelah itu dilakukan screening atau menyaring data yang fungsinya untuk

memilih masalah penelitian yang sesuai dengan topik. Selanjutnya dilakukan

screenuing yang didapatkan 20 jurnal dari tahun 2015 sampai 2020 yang akan

di lakukan analisis untuk memperoleh landasan teori yang bisa untuk

mendukung pemecahan masalah yang sedang diteliti. Ahirnya selesai dalam

kesimpulan yaitu pernyataan singkat tentang hasil analisis deskriptif berasal

dari fakta atau hubungan yang logis. Atas pertanyaan yang diajukan pada

bagian rumusan masalah. Keseluruhan jawaban hanya terfokus pada ruang

lingkup pertanyaan dan jumlah jawaban disesuaikan dengan rumusan masalah

yang diajukan (Sofiah, Suhartono, and Hidayah 2020).


33

Pengambilan data dilakukan dengan samfing internet, dengan pencarian jurnal di


perpusnas dengan menggunakan kata kunci environmental sanitation AND diarrhea
AND child dan pada NCBI menggunakan kata kunci environmental health AND
diarrhea AND child sedangkan pencarian jurnal di google cendekia dengan
mengguinakan kata kunci environmental sanitation AND diarrhea AND child

Pencarian jurnal melalui Pencarian jurnal melalui Pencarian jurnal melalui


PURPUSNAS NCBI GOOGLE CENDEKIA
N = 12.616 N = 307 N = 45.000

Hasil seleksi secara


keseluruhan
N = 57.923

Memilih jurnal berdasarkan Jurnal dengan tahun terbit lama


tahun terbit (2015-2020)
N = 57.923
N = 34.916

Memilih jurnal yang sesuei Jurnal yang tidak sesuai


dengan topik dengan topik

N = 22 N = 34.894

Memilih jurnal yang dapat di Jurnal yang tidak dapat di


akses penuh (full text) akses penuh (fullJ text)
N = 20 N=4

Kesimpulan
Jawaban dari rumusan masalah

Gambar 4.1 Tahapan Studi Literatur


34

3.3 Populasi, Sampel dan Sampling

3.3.1 Populasi

Populasi merupakan wilayah generalisasi yang merupakan terdiri

dari obyek atau subyel yang memiliki kuantitas dan karakteristik tertentu

yang ditetapkan pada penelitian untuk dapat dipelajari dan dapat ditarik

kesimpulannya (Sugiyono 2017). Dalam penelitian ini populasi yang

digunakan yaitu jurnal Internasional yang berkaitan dengan sanitasi

lingkungan dengan kejadian diare pada balita.

3.3.2 Sampel

Sampel merupakan bagian dari suatu jumlah dan bentuk karakteristik

yang dimiliki oleh populasi (Sugiyono 2017). Sampel dalam penelitian ini

menggunakan 20 jurnal Internasional yang berkaitan dengan sanitasi

lingkungan dengan kejadian diare pada balita.

Kriteria inklusi merupakan karakteristik umum pada subyek

penelitian dari bentuk suatu populasi target dan jangkauan yang diteliti

(Hidayat and Hayati 2019). Kriteria inkusi pada sampel penelitian ini adalah

1. Jurnal Internasional yang berhungan dengan “sanitasi lingkungan

dengan kejadian diare”.

2. Jurnal update 5 tahun terakhir (2015-2020).

3. Memilih jurnal sesuai topik

4. Memilih jurnal yang bisa diakses secara penuh


35

Kriteria esklusi merupakan pengeluaran dari subyek penelitian yang

memenuhi kriteria dari inklusi (Hidayat and Hayati 2019). Kriteria esklusi

dari penelitian ini adalah :

1. Jurnal Internasional yang tidak sesuai atau berkaitan dengan hubungan

sanitasi lingkungan yang menyebabkan diare pada balita

2. Jurnal di bawah tahun 2015

3. Memilih jurnal yang tidak bisa di akses secara penuh

4. Memilih jurnal yang tidak sesuai dengan topik

3.3.3 Sampling

Sampling merupakan bagian dari suatu populasi yang dapat mewakili

dari suatu populasi (Saryono and Anggraeni 2013). Sedangkan teknik

sampling merupakan suatu teknik pengambilan dari sampel (Sugiyono

2017). Dalam penelitian ini menggunakan teknik sampling nonprobability

sampling dengan purposive sampling. Purposive sampling adalah teknik

yang menentukan sampel dengan sutu pertimbangan tertentu (Sugiyono

2017).

3.4. Analisa Data

Analisis data bertujuan untuk mendapatkan gambaran deskripsi dari

masing masing variabel, membandingkan dan menguji teori ataupun konsep

dengan informasi yang telah ditemukan serta menemukan adanya konsep baru

tentang data yang sudah dikumpulkan dan mencari pengertian maupun

penjelasan apakah konsep teori ini yang akan di uji berlaku umum atau hanya

berlaku pada saat keadaan maupun kondisi tertentu.


36

Analisa data ialah merupakan pengolahan data hasil dari penelitian

yang sudah di peroleh maknanya atau juga arti hasil dari penilitian tersebut.

Sebelum dilakukannya analisis, maka harus dilakukan pegecekan terlebih

dulu. Analisis data ini dilakukan dengan tujuan yaitu supaya informasi data

akan lebih jadi jelas. Analisis data dalam sebuah penelitian yaitu

menggunakan analisa deskriptif kualitatif yang artinya yaitu merangkum

sekumpulan data untuk memberikan informasi yang disiapkan berbentuk

tabel. Penelitian deskriptif ini yaitu bertujuan untuk mendiskripsikan satu

maupun lebih variriabel penelitian secara lebih dalam tanpa ada yang

mengetahui perbedaan atau hubungan nilai ataupun data antar variable,

Tahapan analisa data yaitu:

1. Data Collection/Pengumpulan Data

Data yang didaptkan dari hasil pencarian menggunakan internet

melalului google scholar dengan kata kunci environmental sanitation

diarrhea child diapatkan yaitu 20 jurnal. Dari 20 jurnal tersebut kemudian

di kumpulkan menjadi satu folder dan di urutkan supaya mudah untuk

menganalisis.

2. Data Reduction/ Reduksi Data

Reduksi Data merupakan proses pemsatan atau pemfokusan,

penyederhanaan dan abstraksi cara untuk mereduksi data ialah dengan cara

membuat ringkasan uraian singkat, memilah atau menggolongkan ke

dalam pola dengan membuat tabel penelitian untuk mempertegas,

membuang yang tidak penting supaya dapat mempermudah mengambil

kesimpulan
37

3. Data Display/Penyajian Data

Penyajian data adalah sekelompok atau seakumpulan informasi

yang tersusun untuk memberikan kemungkinan penarikan kesimpulan dan

pengambilan tindakan supaya sajian data nya tidak menyimpang dari inti

permasalahan. Sajian didala penelitian ini diwujudkan dalam sebuah tabel

yang berisi judul dari jurnal, tujuan dari jurnal, populasi sampel, teknik

sampel, teknik sampling, variabel, instrument, analisa data jurnal dan hasil

kesimpulan.

4. Conclisions/Verifying (Penarikan Kesimpulan)

Penarikan kesimpulannya adalah usaha untuk mencari atau

memahami maksud, keteraturan pola penjelasan. Kesimpulan dari analisis

adalah isi dari setiap jurnal nya yang tersurat, terlihat, bukan dari makna

yang dirasakan oleh peneliti guna untuk menjawab jawaban dari rumusan

masalah dan tujjuan penelitian.B


BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN ANALISA DATA

4.1 Hasil Penelitian

Pada bab ini akan diuraikan terkait hasil dan analisa data dengan

menggunakan 20 journal internasional yang berkaitan dengan hubungan

sanitasi lingkungan dengan kejadian diare pada balita. Dua puluh jurnal

internasional di screening dan diektrasi ke dalam sebuah tabel untuk

mempermudah dalam menjelaskan isi jurnal. Hasil dari analisis data di susun

dalam tabel yang berisikan nama peneliti, judul jurnal, tujuan penelitian,

metode penelitian, sampel penelitian, hasil dan kesimpulan. Dalam penelitian

ini jurnal yang didapatkan dari database NCBI (National Center for

Biotechnology Information), Google Scholar dan Perpusnas. Penilaian jurnal

mengenai judul dan abstrak dilakukan secara rinci oleh penulis dengan

berdasarkan kriteria inklusi dan penggunaan kata kunci “environmental

sanitation AND dhiarrea AND child. Setelah didapatkan jurnal kemudian

dilakukan screening dengan kriteria: a) jurnal diterbitkan dengan rentang

waktu 2015-2020, b) jurnal yang dapat diakses penuh. Setelah dilakukan

rangkaian proses screening didapatkan hasil, sebanyak 20 journal yang

kemudian akan dianalisis.

38
39

4.2 Karakteristik Respondon

Tabel 4.1 Karakteristik Responden


Karakteristik
No N (%)
Responden
1 Responden 33760 100%
Jenis Kelamin
2 Laki-laki 12965 53,35 %
Perempuan 11336 46,65 %
Kejadian Diare
3 Mengalami Diare 4742 24,77 %
Tidak Mengalami Diare 14405 75,23 %
4 Kualitas Air
Bersih 20148 80,21 %
Tidak Bersih 4979 19,79 %
5 Keadaan Toilet
Layak 14138 60,15 %
Tidak Layak 9485 39,85 %
6 Kebiasaan Cuci Tangan
Melakukan 5340 25,42 %
Tidak Melakukan 15670 74,58 %
7 Tempat Tinggal
Bersih 9743 52,28 %
Tidak Bersih 8892 47,72 %
8 Tingkat Pendidikan Orang Tua
Tidak Sekolah 730 3,07 %
Elementary School 15250 64,33 %
Middle School 5424 22,88 %
High School 2302 9,71 %

4.3 Analisa Data

Informasi data yang dianalisis disajikan dalam bentuk tabel yang

bersisikan, judul jurnal, tahun terbit, penulis, tujuan dalam jurnal, sampel dan

kriteria, instrumen penelitian, analisa data/metode penelitian dan hasil

penelitian dalam jurnal.


40

Tabel 4.2 Hasil Analisa Data


Analisa
Nama Peneliti
No Tujuan Populasi Sampel Instrument Data/Metode Hasil
dan Judul Jurnal
Penelitian
1 Association Penelitian ini Populasi Sampel 1) Kuisioner tentang Metode 1) (64,42%) Balita
between bertujuan untuk peneilitian ini penelitian ini karakteristik ibu Penelitian yang pernah mengalami
handwashing mengetahui berjumlah berjumlah 104 dan anak, digunakan setidaknya satu kali
anak dengan pengetahuan dan diare selama tiga
practices and hubungan antara 1.700 anak adalah Cross-
usia 5 tahun di persepsi tentang bulan terakhir
quality of toilets praktek cuci usia dibawah 5 Sectional
desa selagas diare, ASI eksklusif, 2) Adanya hubungan
with diarrhea tangan ibu, kualitas tahun imunisasi campak yang signifikan antara
among jamban dengan dan praktek cuci Metode Analisa diare dengan toilet
under-five years kejadian diare tangan ibu data yang yang tidak higienis
children pada balita. (menggunakan digunakan dengan OR = 2,84
sabun dan air bersih adalah
sebelum dan
Yesvi Zulfiana, Regession
sesudah
Luh Seri Ani, Ni beraktivitas) Logistic
Wayan Arya 2) Observasi
(2018) pengolahan air
minum, fasilitas air
bersih, pengelolaan,
dan kualitas toilet
berdasarkan
indikator toilet
sehat.
41

Analisa
Nama Peneliti
No Tujuan Populasi Sampel Instrument Data/Metode Hasil
dan Judul Jurnal
Penelitian
2 Childhood penelitian ini Populasi Sampel ini 1) Kuesioner Metode 1) Penyakit diare pada
diarrheal bertujuan untuk peneilitian ini berjumlah 689 terstruktur Penelitian yang anak secara
morbidity and menilai prevalensi berjumlah pasangan ibu- 2) Checklist observasi digunakan berhubungan
digunakan untuk dengan sumber air
sanitation penyakit diare 7.516 anak. adalah Cross-
mengumpulkan minum yang tidak
predictors in a pada masa kanak- pasangan ibu- Sectional
data. Alat-alat terlindungi (AOR =
nomadic kanak dan anak disiapkan dalam 2.449), air minum
community prediktor sanitasi bahasa Inggris dan Metode Analisa yang tidak memadai
pada orang diterjemahkan ke data yang (AOR = 1.535) air
Bikes Destaw nomaden di distrik bahasa lokal dan digunakan minum terkontak
Bitew, Hadaleala, wilayah kembali adalah hewan (AOR =
diterjemahkan ke 4.403), keberadaan
Wondwoson Afar, Timur Laut multivariable
bahasa Inggris kotoran manusia di
Woldu, Ethiopia. binary logistic dalam kompleks
and Zemichael regression (AOR = 11.391) tidak
Gizaw (2017) mencuci tangan
setelah mengunjungi
toilet (AOR = 16.511)
dan tinggal dalam
satu ruang tamu
42

(AOR = 5,827)

Analisa
Nama Peneliti
No Tujuan Populasi Sampel Instrument Data/Metode Hasil
dan Judul Jurnal
Penelitian
3 Effects of Penelitian Populasi Sampel pada 1) laporan survei Metode 1) Intervensi
Community-led bertujuan untuk peneilitian ini penelitian ini evaluasi Penelitian yang menyebabkan
Total Sanitation mengetahui berjumlah sebanyak 846 pelaksanaan digunakan penurunan
Pendekatan Total prevalensi diare (pp =
and Hygiene pengaruh 227.803 rumah tangga adalah Quasy
Sanitasi dan -8,2), peningkatan
Implementation penerapan Sanitasi rumah tangga Experimental
Kebersihan kepemilikan jamban
on Diarrheal Total dan Higiene Berbasis (pp = 5,6) dan
Diseases Berbasis Masyarakat dalam Metode Analisa peningkatan
Prevention in Masyarakat dalam Pencegahan data yang pemanfaatan jamban
children less mencegah diare Penyakit Diare di digunakan (pp = 10,7) di distrik
than five years pada balita. Kersa district adalah intervensi pada post-
2) laporan test dibandingkan
of age in South McNemar test
administrasi zonal dengan baseline
Western dan kabupaten dan Generalized 2) peningkatkan sanitasi
Ethiopia: A 3) Kuesioner semi- Linear dan status higienis
Quasi- terstruktur Model (GLM) masy. berdampak
Experimental dimodifikasi sesuai penurunan
study bahasa lokal. prevalensi diare pada
diterjemahkan dari anak usia kurang dari
bahasa Inggris ke lima tahun.
Gedamu
bahasa Afan
43

Bushen, Hailu Oromo, dan


Merga, Fassil kemudian kembali
Tesemma ke bahasa Inggris
(2020)

Analisa
Nama Peneliti
No Tujuan Populasi Sampel Instrument Data/Metode Hasil
dan Judul Jurnal
Penelitian
4 Determinants of Penelitian ini Populasi Sampel pada 1) Survey Metode 1) Prevalensi diare pada
diarrhea among bertujuan untuk peneilitian ini jurnal ini menggunakan Penelitian yang anak Indonesia di
children under menilai faktor- berjumlah terdiri dari Indonesian digunakan bawah dua tahun
Demograpic and adalah 17,16%.
two years old infaktor terkait 49.627 anak 5858 anak adalah, Cross-
Health Survey 2) Usia ibu (AOR = 1,63),
Indonesia penyakit diare dibawah 2 dibawah 2 Sectional
2) Dataset yang berisi pendidikan ibu (AOR
pada anak di tahun tahun di kesehatan anak = 1,80), jenis toilet
Ni Komang Ayu bawah dua tahun indonesia balita dan Metode Analisa (AOR = 1,40),
Santikaa, Ferry di Indonesia kesehatan ibu anak data yang menyusui non-
Efendia, Praba digunakan eksklusif (AOR =
Diyan adalah Binary 3,30), dan memberi
makan dari botol
Rachmawatia, Logistic
(AOR = 1.21)
Eka Mishbahatul Reggression semuanya secara
Mar'ah Hasa, signifikan terkait
Kusnanto dengan kejadian
Kusnantoa, Erni diare.
44

Astutik (2020)

Analisa
Nama Peneliti
No Tujuan Populasi Sampel Instrument Data/Metode Hasil
dan Judul Jurnal
Penelitian
5 Common Penelitian ini Populasi Sampel pada 1) Kuisioner yang Metode 1) Penelitian saat ini
Gastrointestinal dilakukan untuk peneilitian ini jurnal ini berisi data Penelitian yang menggambarkan
Symptoms and menilai Gejala berjumlah terdiri dari 225 sosiodemografi, digunakan bahwa 139 dari 225
anak dibawah kebersihan dan (61,8%) anak
Associated Gastrointestinal di 2.760 anak adalah, Cross-
usia 5 tahun di sanitasi, dan gejala memiliki gejala
Factors Among antara anak-anak dibawah usia 5 Sectional
pedesaan GI yang umum Gastrointestinal.
Under-5 di pedesaan tahun Dembiya, 2) Checklist keamanan Nyeri perut (98,7%),
Children in Rural Dembiya, barat barat laut pangan, sanitasi Metode Analisa kram perut (89,9%),
Dembiya, laut Ethiopia Ethiopia lingkungan, dan data yang dan diare (84,9%)
Northwest kondisi kebersihan digunakan adalah gejala GI
Ethiopia: A anak-anak adalah tertinggi yang
3) Pemeriksaan Feses dilaporkan.
Community- Multivariable
2) Gejala GI secara
Based Cross- Binary Logistic signifikan terkait
Sectional Study Regression dengan infeksi
parasit usus masa
45

Zemichael kanak-kanak kuku jari


Gizaw, Ayenew yang tidak terpotong
Addisu, dan dan, dan memiliki
hewan ternak
Destaye Guadie
(2020)

Analisa
Nama Peneliti
No Tujuan Populasi Sampel Instrument Data/Metode Hasil
dan Judul Jurnal
Penelitian
6 Environmental Penelitian ini Populasi Sampel pada 1) Kuesioner Metode 1) Prevalensi diare
factors affecting bertujuan untuk peneilitian ini jurnal ini terstruktur yang Penelitian yang pada balita adalah
childhood menilai prevalensi berjumlah terdiri dari 614 berisi tentang digunakan 23,1%. Anak usia 6
kejadian penyakit sampai 23 bulan
diarrheal diare dan faktor 144.409 rumah tangga adalah, Cross-
diare dalam 2 (AOR: 2,46)
disease among terkait di antara rumah tangga di distrik Sectional
minggu terakhir 2) Tinggal di pedesaan
under-five usia kurang dari 5 jamma sebelum (AOR: 2.75), tidak
children in tahun di distrik pendataan Metode Analisa adanya jamban
Jamma district, Jamma, Timur Laut dilakukan. data yang (AOR: 4,80), tidak
South Wello Ethiopia. 2) Status gizi anak digunakan adanya fasilitas cuci
zone, Northeast ditentukan oleh adalah tangan (AOR: 2.45),
lingkar lengan atas sumber air minum
Ethiopia Multivariable
(LILA) untuk anak tidak terlindung
usia antara 12 dan Binary Logistic (AOR: 2.68), dan
Getachew 59 bulan Regression Praktik pembuangan
Yismaw Workie, 3) Pengukuran tinggi limbah yang tidak
46

Temesgen badan anak tepat (AOR: 3.86)


Yihunie Akalu, berhubungan
Adhanom dengan penyakit
diare.
Gebreegziabher
(2019)

Analisa
Nama Peneliti
No Tujuan Populasi Sampel Instrument Data/Metode Hasil
dan Judul Jurnal
Penelitian
7 Environmental Tujuan dari Populasi Sampel pada 1) Kuisioner Metode 1)Prevalensi diare pada
health factors penelitian ini peneilitian ini jurnal ini terstruktur yang Penelitian yang anak sebesar 9,9%.
associated with adalah untuk berjumlah terdiri dari 477 berisikan riwayat digunakan 2)Sejumlah faktor risiko
diare anak, termasuk variabel
diarrhoeal mengkaji dan 1.000.000 rumah tangga adalah, Cross-
konsistensi feses demografis, air
diseases among mengeksplorasi rumah tangga Sectional
pada anak, respon minum yang higienis,
underfive faktor kesehatan ibu terhadap anak dan pengetahuan
children in the lingkungan rumah ketika diare Metode Analisa tentang faktor risiko
Sebeta town of tangga yang data yang menunjukkan
Ethiopia berhubungan digunakan hubungan yang
dengan terjadinya adalah: signifikan dengan
diare
AI Mohammed, diare yang dialami 1) Binary
Li Zungu (2016) oleh balita di kota logistic
Sebeta Ethiopia. regression
47

Analisa
Nama Peneliti
No Tujuan Populasi Sampel Instrument Data/Metode Hasil
dan Judul Jurnal
Penelitian
8 Prevalence and Penelitian ini Populasi Sampel pada 1) Kuesioner Metode 1)Prevalensi Salmonella
antimicrobial bertujuan untuk penelitian jurnal ini terstruktur Penelitian yang dan Shigella isolat
susceptibility mengetahui adalah seluruh menggunakan digunakan untuk digunakan masing-masing 6,9
simple random mengumpulkan dan 4,3%.
patterns of prevalensi, faktor- balita adalah, Cross-
sampling. data tentang 2)Anak-anak berusia
Salmonella and faktor yang penderita Karena, 283 karakteristik sosio- Sectional antara 1 hingga 3
Shigella isolates berhubungan diare di rumah dan 139 demografis (usia, tahun secara
among children dengan Salmonella sakit terpilih peserta jenis kelamin dan Metode Analisa signifikan dikaitkan
aged below five dan Shigella yang tempat tinggal) dari data yang dengan Salmonella
years with mengisolasi infeksi memperoleh populasi penelitian digunakan infeksi [AOR = 19,08,
diarrhea dan pola pelayanan (anak-anak) adalah MIU test 95% CI (2,68 -
2) Faktor-faktor 135,86)].
attending Robe kerentanan kesehatan (motility test,
terkait (status air 3)Keanehan prevalensi
48

General Hospital
antimikroba selama masa minum, Indole and Salmonella / Shigella
and Gobamereka di antara penelitian ketersediaan Urease isolat secara
Referral anak-anak diare dengan jumlah jamban, kebiasaan production) bermakna dikaitkan
mencuci tangan dengan tidak adanya
Hospital, Southberusia di bawah 5 422.
sebelum makan jamban, tidak adanya
East Ethiopia tahun menghadiri
dan setelah toilet, mencuci tangan
BRGH dan GRH, status imunisasi, setelah jamban, dan
Addisu Assefa, Ethiopia. ketersediaan pada anak-anak yang
and Mengistu sistem tidak diimunisasi
Girma (2019) pembuangan dengan rasio ganjil
limbah, yang disesuaikan.
keberadaan hewan 4)Sumber air yang tidak
peliharaan dan diperbaiki dan
status pengolahan mencuci tangan
susu) sebelum makan juga
memiliki prevalensi
ganjil yang lebih
tinggi meskipun
perbedaannya tidak
signifikan.
5)Semua Salmonella
dan Shigella isolat
resisten terhadap
amoksisilin (100%).
6)Shigella isolat benar-
benar resisten
terhadap
49

kloramfenikol,
tetrasiklin, dan
resisten multidrug.
7)Salmonella dan
Shigell satu isolat
rentan terhadap
ciprofloxacin dan
ceftriaxone

Analisa
Nama Peneliti
No Tujuan Populasi Sampel Instrument Data/Metode Hasil
dan Judul Jurnal
Penelitian
9 Individual and Penelitian ini Populasi Sampel pada 1) Kuesioner Metode 1)Anak-anak di bawah
community- bertujuan untuk peneilitian ini jurnal ini terstruktur dan Penelitian yang usia enam bulan
level risk factors mengidentifikasi berjumlah terdiri dari 824 daftar observasi digunakan lebih berisiko
rumah tangga dibuat berdasarkan mengalami diare
in under-five faktor risiko tingkat 12.500 rumah adalah, Cross-
di Zona Bench tujuan penelitian (AOR=2.5)
children individu dan Sectional
Maji, Ethiopia yang mencakup 2)Predictor tingkat
diarrhea among masyarakat yang barat daya. faktor risiko tingkat individu adalah,
agro-ecological mempengaruhi individu dan Metode Analisa status pendidikan
zones in diare pada anak komunitas yang data yang rendah, tidak cuci
southwestern balita di lima mempengaruhi digunakan tangan dan berbagi
Ethiopia distrik di Zona diare dalam waktu adalah tempat tinggal
dua minggu dengan hewan
Bench Maji, multivariable
50

Bezuayehu Ethiopia barat sebelum penelitian logistic 3)Predictor tingkat


Alemayehua, daya. 2) Checklist regression komunitas adalah
Birhanu digunakan untuk anak tidak
mengamati dan divaksinasi, sumber
Teshome ,
mencatat fasilitas air tidak layak dan
Helmut Kloosc,
cuci tangan dan jamban tidak
Argaw Ambelua kakus, serta memadai
(2020) keberadaan hewan
peliharaan di
kediaman yang
sama.
Analisa
Nama Peneliti
No Tujuan Populasi Sampel Instrument Data/Metode Hasil
dan Judul Jurnal
Penelitian
10 Risk factors of Tujuan dari Populasi Sampel pada 1) Malawi Metode 1)Sekitar 20% anak
diarrhea of penelitian peneilitian ini jurnal ini Demographic and Penelitian yang mengalami diare
children under iniadalah untuk berjumlah terdiri dari Health Survey digunakan dalam waktu 2
minggu.
five in Malawi: mengidentifikasi 27.516 anak 14,872 anak adalah
2)karakteristik
based on faktor risiko dibawah 5 dengan umur Demographic
demografis jenis
Malawi penyakit diare tahun dibawah 5 and Health kelamin dan usia
Demographic pada anak di tahun di Survey anak, ukuran anak
and Health bawah 5 tahun di malawi saat lahir, wilayah,
Survey 2015 – Malawi. Metode Analisa usia ibu dan status
2016 data yang bekerja nerkaitan
dengan risiko diare
digunakan
51

Juyoung Moon, adalah multiple


Jae Wook logistic
Choi , Jiyoung regression dan
Oh , KyungHee simple logistic
Kim (2019)

Analisa
Nama Peneliti
No Tujuan Populasi Sampel Instrument Data/Metode Hasil
dan Judul Jurnal
Penelitian
11 Relationship Penelitian ini Populasi Sampel pada 1) wawancara Metode 1)Risiko diare
Between bertujuan untuk peneilitian ini jurnal ini terstruktur dan Penelitian yang meningkat dengan
Environmental mengetahui berjumlah terdiri dari observasi digunakan tidak adanya
menggunakan kepemilikan jamban
Factors And hubungan faktor 28.000 rumah 1007 rumah adalah, Cross-
kuesioner studi (OR = 1,93), tipe
Personal lingkungan dan tangga tangga di Sectional
penilaian risiko jamban di bawah
Hygiene With personal hygiene Kabupaten kesehatan standar (OR = 1,88),
Diarrhea Among dengan kejadian Kotawaringin lingkungan Metode Analisa kebiasaan buang air
Children Under diare pada balita di Barat data yang besar anak yang
Five In West Kabupaten Kalimantan digunakan buruk (OR = 1,85),
52

Kotawaringin, Kotawaringin Barat Tengah adalah multiple dan pembuangan


Central Kalimantan logistic tinja anak secara
Kalimantan Tengah. regression. gratis (OR = 1,72).

Dortua Lince
Sidabalok,
Samsudin, I
Made Djaja
(2019)

Analisa
Nama Peneliti
No Tujuan Populasi Sampel Instrument Data/Metode Hasil
dan Judul Jurnal
Penelitian
12 Multilevel Penelitian ini Populasi Sampel pada 1) Data tentang Metode 1) Jumlah anggota
Analysis: bertujuan untuk peneilitian ini jurnal ini jumlah anggota Penelitian yang keluarga (b = 1,09)
Biopsychosocial mengetahui berjumlah terdiri dari 200 keluarga, digunakan meningkatkan risiko
anak dengan pengetahuan dan terjadinya diare.
Determinants hubungan faktor 1.300 anak adalah Cross
usia dibawah 5 perilaku ibu 2) Pengetahuan ibu
and biopsikososial, Sectional
tahun di kota diperoleh dengan yang baik (b = -2,30),
Environmental faktor lingkungan, surakarta menggunakan kebersihan pribadi
Factor on the dan kejadian diare kuesioner. Metode Analisa ibu yang baik (b =
Incidence of di Kota Surakarta 2) Data sanitasi data yang -2,09), dan Sanitasi
53

Diarrhea Among Jawa Tengah lingkungan digunakan lingkungan yang baik


Children Under diperoleh dengan adalah Logistic (b = -1,64)
Five in Surakarta menggunakan Regression menurunkan risiko
lembar observasi. terjadinya diare pada
3) Data strata siaga balita.
Erick Zicof1, kelurahan
Setyo Sri diperoleh
Rahardjo, berdasarkan
Bhisma Murti laporan tahunan
(2018) Dinas Kesehatan
Kota.

Analisa
Nama Peneliti
No Tujuan Populasi Sampel Instrument Data/Metode Hasil
dan Judul Jurnal
Penelitian
13 Co-occurrence Penelitian ini Populasi Sampel 1) Sampel feses Metode 1)Tidak ada hubungan
of bertujuan untuk peneilitian ini penelitian ini dikumpulkan setiap Penelitian yang antara
Campylobacter menilai prevalensi, berjumlah berjumlah 100 minggu dari 10 digunakan Campylobacter spp.,
anak di salah satu EED, dan diare yang
Species in keanekaragaman, 271.018 anak anak di timur adalah Cross
kebeles yang dipilih terdeteksi dalam
Children From kelimpahan, dan Ethiopia Sectional
selama periode 3 penelitian cross-
Eastern kejadian dari bulan sampai sectional ini
Ethiopia, and Campylobacter ukuran sampel Metode Analisa
54

Their spp. pada tinja dari yang diinginkan (n data yang


Association anak-anak di = 100) tercapai digunakan
With daerah pedesaan adalah:
Environmental di bagian timur 1) Mann‐
Enteric Ethiopia dan Whitney
Dysfunction, hubungannya 2) Kruskal‐
Wallis
Diarrhea, and dengan
Host mikrobioma, diare,
Microbiome dan EED pada
anak-anak
Yitagele Terefe,
Loïc Deblais,
Mostafa
Ghanem (2020)

Analisa
Nama Peneliti
No Tujuan Populasi Sampel Instrument Data/Metode Hasil
dan Judul Jurnal
Penelitian
14 Prevalence of Penelitian ini Populasi Sampel 1) kuesioner Metode 1)Pembuangan tinja
Diarrhea and Its bertujuan untuk peneilitian ini penelitian ini terstruktur yang Penelitian yang anak-anak secara
Associated menilai prevalensi berjumlah berjumlah 732 telah diuji digunakan tidak bersih (AOR:
55

Factors among diare dan faktor 108.500 anak di distrik Goba, sebelumnya dan adalah Cross 2.68), ASI Eksklusif
Under-Five terkait pada balita Ethiopia daftar periksa Sectional (AOR: 0.43), ibu tidak
Children in di rumah tangga Tenggara observasi yang bersekolah formal
diadaptasi dari (AOR: 1,93) adalah
Open dengan Open Metode Analisa
WHO dan UNICEF, faktor yang
Defecation Free Defecation Free data yang
EDHS dan dari berhubungan diare
and Non-Open (ODF) dan non-ODF literatur terkait digunakan pada rumah tangga
Defecation Free di distrik Goba, lainnya. adalah logistic ODF.
Households in Ethiopia tenggara. regression 2)kebersihan jamban
Goba District (AOR: 0,41), dan usia
Southeast anak (AOR: 1,93)
adalah faktor yang
Ethiopia: A
berhubungan dengan
Comparative diare pada rumah
Cross-Sectional tangga non-ODF.
Study

Sintayehu
Megersa, Tomas
Benti, Biniyam
Sahiledengle
(2019)
Analisa
Nama Peneliti
No Tujuan Populasi Sampel Instrument Data/Metode Hasil
dan Judul Jurnal
Penelitian
15 Prevalensi tujuan dari Populasi Sampel 1) Kuesioner Metode 1)Ada hubungan yang
56

Penyakit Diare penelitian ini peneilitian ini penelitian ini terstruktur dan tes Penelitian yang signifikan antara
pada Anak
adalah untuk berjumlah berjumlah 223 awal serta daftar digunakan morbiditas diare dan
Balita di Kota menilai prevalensi 887.00 anak rumah tangga periksa observasi adalah Cross usia anak (X2 =
di kota digunakan untuk 16,42), status
Worabe, penyakit diare dan Sectional
Worabe, mengumpulkan pemberian makan
Ethiopia Selatan
faktor terkait pada
Ethiopia data kuantitatif. anak (ASI eksklusif
balita di kota Kuesioner Metode Analisa dan MP-ASI) (X2 =
Aseb Arba , Worabe, Ethiopia diterjemahkan ke data yang 7.9009), cuci tangan
Esayas Aydiko, Selatan, 2018. dalam bahasa lokal digunakan saat menyiapkan
Daniel Baza adalah: makanan untuk anak-
(2020) 1) Pearson anak (X 2 = 49,55),
Correlation dan pembuangan
limbah padat (X2 =
21,56)

Analisa
Nama Peneliti
No Tujuan Populasi Sampel Instrument Data/Metode Hasil
dan Judul Jurnal
Penelitian
16 Sanitation Tujuan dari Populasi Sampel 1) Data survei rumah Metode 1) Prevalensi diare
tangga akut pada anak usia
57

facilities, penelitian ini peneilitian ini penelitian ini dikumpulkan Penelitian yang 0–50 bulan di
hygienic adalah untuk berjumlah berjumlah 697 dengan digunakan wilayah penelitian
conditions, and meneliti fasilitas 3.273.000 anak usia 0 ± menggunakan adalah Cross adalah 11,9% dan
kuesioner fasilitas sanitasi
prevalence of sanitasi dan kondisi anak usia 0 ± 50 bulan Sectional
terstruktur yang tidak memadai
acute diarrhea higienis di 50 direkrut dari
telah diuji 94,6%.
among under- permukiman dua distrik sebelumnya dan Metode Analisa 2) Berbagi fasilitas
five children in kumuh Addis kumuh di checklist data yang sanitasi oleh enam
slums of Addis Ababa dan Addis Ababa observasi. digunakan atau lebih rumah
Ababa, Ethiopia: mengidentifikasi adalah tangga (AOR = 4.7),
Baseline survey faktor utama yang Multivariable kedekatan fasilitas
sanitasi dari rumah
of a longitudinalsecara signifikan logistic
(AOR=6.6) ,
study terkait dengan regression keberadaan tinja
diare akut pada (AOR = 3.9) dan
Metadel Adane, anak usia 0–50 adanya sampah
Bezatu bulan di daerah yang tidak
Mengistie, kumuh tersebut. terkumpul di dalam
Helmut Kloos, kompleks rumah
( AOR=3,2)
Girmay Medhin,
Worku Mulat
(2017)

No Nama Peneliti Tujuan Populasi Sampel Instrument Analisa Hasil


dan Judul Jurnal Data/Metode
58

Penelitian
17 The Risk Factors Tujuan dari Populasi Sampel 1) Catatan rekam Metode 1) Faktor lingkungan
Environment penelitian ini peneilitian ini penelitian ini medis pasien RSUD Penelitian yang dan perilaku yang
and Behavior adalah untuk berjumlah 774 berjumlah 347 Abepura Kota digunakan berhubungan
Jayapura dengan kejadian
Influence mengetahui faktor balita balita dengan adalah Case
diare pada balita di
Diarrhea lingkungan dan jumlah sampel Control STudy RSUD Abepura
Incidence to perilaku yang 48 kasus dan adalah pendidikan
Child in Abepura berhubungan 96 kontrol. Metode Analisa ibu (OR = 2,548)
Hospital dengan kejadian data yang jenis jamban (OR =
Jayapura City diare pada bayi di digunakan 2,686) dan
RSUD Abepura adalah chi kebiasaan mencuci
tangan (OR = 2.556)
Irawati Kota Jayapura. square dan
2) faktor yang tidak
Magdalena, A.L. logistic binary berhubungan
Rantetampang, regression dengan kejadian
Arry Pongtiku, diare usia ibu (OR =
Anwar Mallongi 1,242), pekerjaan
(2019) ibu (OR = 1,130),
sumber air minum
(OR = 0,935), TPA
(OR = 1,400),
imunisasi campak
(OR = 3,605)

No Nama Peneliti Tujuan Populasi Sampel Instrument Analisa Hasil


59

Data/Metode
dan Judul Jurnal
Penelitian
18 Water, Penelitian ini Populasi Sampel 1) Data demografi Metode 1) air limbah di sekitar
sanitation, andbertujuan untuk peneilitian ini penelitian ini dan sosio- Penelitian yang rumah berkaitan
hygiene risk
mengevaluasi berjumlah berjumlah ekonomi, penyakit digunakan dengan peningkatan
diare, dan WASH risiko diare akut
factors of acute
fasilitas air, 1.912.267 1857 Rumah adalah Cross
dikumpulkan (AOR=2,45)
diarrhea among sanitasi, dan Rumah Tangga tangga di jalur Sectional
melalui kuesioner 2) tangki air khusus
under-five kebersihan di Jalur gaza berbasis kertas untuk air minum
children in theGaza dan untuk yang divalidasi Metode Analisa (AOR = 0,3 P),
Gaza Strip menyelidiki yang data yang sambungan rumah
hubungannya dikembangkan digunakan tangga ke sistem
Samer Abuzerr, dengan kejadian oleh studi adalah pembuangan limbah
sebelumnya. (AOR = 0,56), dan
Simin Nasseri, diare akut pada multivariate
praktik mencuci
Masud Yunesian anak di bawah usia binary tangan sebelum dan
(2019) lima tahun. regression sesudah makan
(AOR = 0,42 dan
AOR = 0,50)
berbanding terbalik
dengan kejadian
diare akut pada
anak balita

No Nama Peneliti Tujuan Populasi Sampel Instrument Analisa Hasil


dan Judul Jurnal Data/Metode
60

Penelitian
19 Socioeconomic, Tujuan penelitian Populasi Sampel 1) Kuisione yang Metode 1) Prevalensi diare
hygienic, and ini untuk peneilitian ini penelitian ini berisi pertanyaan Penelitian yang berkurang dari
sanitation Menganalisis berjumlah berjumlah 466 tentang digunakan 45,1% menjadi
karakteristik 35,4%.
factors in kontribusi 6.577 Anak anak pada adalah Cross-
rumah, sanitasi 2) Diare yang lebih
reducing perbaikan sosial tahun 2015 sectional
lingkungan, dan tinggi pada anak-
diarrhea in the ekonomi, higienis, dan 826 anak kesehatan anak yang tidak
Amazon dan sanitasi dalam pada tahun Metode Analisa menggunakan air
menurunkan 2012 dibawah data yang dari jaringan publik,
Katiuscia Shirota prevalensi diare di usia 5 tahun di digunakan anak yang
Imada, Thiago kota Amazon. kota Jordão, adalah mengkonsumsi susu
sapi pada bulan
Santos de Acre. Pearson’s Chi-
pertama setelah
Araújo, Pascoal squared test lahir, dan anak yang
Torres MunizI, dan Poisson tinggal di rumah
Valter Lúcio de regression yang terbuat dari
Pádua (2016) pohon paxiúba
3) Anak-anak yang
lahir di rumah
menunjukkan risiko
diare yang lebih
rendah jika
dibandingkan
dengan mereka
yang lahir di rumah
61

sakit

Analisa
Nama Peneliti
No Tujuan Populasi Sampel Instrument Data/Metode Hasil
dan Judul Jurnal
Penelitian
20 The Effect of Penelitian ini Populasi Sampel 1) Kuisioner yang Metode 1) Rasio prevalensi
Improved Water bertujuan untuk peneilitian ini penelitian ini berisi data Penelitian yang diare pada komunitas
Supply on mengetahui berjumlah berjumlah 305 demografi; tingkat digunakan intervensi dan
pendidikan kepala komunitas kontrol
Diarrhea pengaruh 192.377 anak Anak dari 10 adalah Cluster
rumah tangga, adalah 0,85 untuk
Prevalence of peningkatan komunitas di Randomized
pendapatan dan Krachi Barat, 0,96
Children under pasokan air kelompok pengeluaran Trials untuk Krachi Timur,
Five in the Volta berbasis mata air intervensi dan bulanan rumah dan 0,91 untuk kedua
Region of pada prevalensi 305 anak di 10 tangga, Metode Analisa kabupaten.
Ghana: A diare anak balita, komunitas di kepemilikan data yang
Cluster- menggunakan kelompok jamban rumah digunakan
tangga, jenis
Randomized desain. control adalah Poisson
penyimpanan air
Controlled Trial rumah tangga, hari Regression
penyimpanan air,
Seungman Cha, jumlah total air
Douk Kang , yang digunakan
Benedict per hari per orang,
Tuffuor (2015) praktek
pengolahan air,
dan praktek
62

mencuci tangan.
63

4.4 Ringkasan Analisa Data

Pada sub-bab ini penulis akan mengemukakan rangkuman dari 20

jurnal internasional tentang hubungan sanitasi lingkungan dan kejadian diare

yang telah dianalisa sebelumnya. Di sub-bab ini akan di bagi menjadi atas

domain dan sub-domain sebagai berikut :

4.4.1 Hubungan sanitasi lingkungan dengan kejadian diare

1) Dalam 20 jurnal yang di analisa, pada jurnal nomor 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8,

9, 10, 11, 12, 13,14, 15, 16, 17, 18, 19, 20 mengatakan bahwa adanya

hubungan antara sanitasi lingkungan dengan kejadian diare pada balita

4.4.2 Sanitasi lingkungan yang menyebabkan diare pada balita

Faktor Yang
No. N %
Mempengaruhi
1 sumber air 10 50%
2 Tempat tinggal 11 55%
3 Sarana toilet atau jamban 11 55%
Kebiasaan mencuci
4 7 35%
tangan
Pengetahuan ibu tentang
5 7 35%
diare dan hygiene

4.4.3 Angka Kejadian Diare Pada Balita

1) Sebanyak 20 jurnal dianalisa dengan seluruh total sampel adalah 33.760

rumah tangga, yang terdiri atas anak balita dan ibu rumah tangga

2) Rata-rata angka prevalensi kejadian diare pada balita dalam 20 jurnal

yang dianalisa sebanyak 28,68 %.

3) Angka prevalensi dibawah 35% ada dalam 13 jurnal. Yaiitu dalam jurnal

nomor 2, 4, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 14, 15, 16, 19 dan 20.


64

4) Angka prevalensi dalam rentang 35,1 – 65 % ada dalam 4 jurnal. Yaiitu

dalam jurnal nomor 1, 12, 13 dan 17.

5) Angka prevalensi diatas 65 % ada dalam 1 jurnal. Yaiitu dalam jurnal

nomor 3.
BAB V

PEMBAHASAN

5.1 Ringkasan Analisa Data

Pada bab ini akan dilakukan pembahasan mengenai hasil interpretasi studi

literatur hubungan sanitasi lingkungan dengan kejadian diare pada balita.

Pembahasan pada bab ini meliputi rangkuman dari analisa jurnal, keterbatasan

penelitian, dan implikasi keperawatan. Dari hasil analisis jurnal didapatkan

adanya hubungan atau tidak sanitasi lingkungan dengan kejadian diare pada balita.

5.2 Hasil Analisis Hubungan Sanitasi Lingkungan Dengan Kejadian Diare

Pada Balita

Berdasarkan analisis 20 jurnal internasional yang sudah di analisis, sesuai

dengan tujuan penelitian untuk mengetahui hubungan sanitasi lingkungan dengan

angka kejadian diare pada balita yaitu terdapat di jurnal nomor 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 9,

10, 11, 12, 13,14, 15, 16, 17, 18, 19 dan 20. Sesuai dengan teori yaitu diketahui

bahwa ada hubungan yantara kejadian penyakit diare ini dengan sumber air

bersih, kepemilikan jamban, lingkungan rumah yang berdekatan dengan

pembuangan limbah, dan kebiasaan mencuci tangan. Ada lain juga yang

berhubungan yaitu salah satu yang tidak kalah penting ialah pengetahuan

personal hygiene pada ibu. Berdasarkan hasil penelitian Wibowo et al (2018)

diketahui bahwa ada hubungan antara terjadinya diare dengan keadaan sanitasi

lingkungan yang kurang baik (Khairuzzaman 2016).

65
Dari hasil analisis 20 jurnal internasional yang sudah di lakukan faktor

yang pertama muncul adalah yaitu penggunaan air. Sebagaimana yang ada dalam

tteori bahwa sanitasi air yang tidak baik akan berperan besar terhadap

penyebaran penyakit

66
67

menular. Persyaratan fisik air yang digunakan sebagai standar untuk menentukan

air minum sehat adalah tidak berwarna, tidak berasa, tidak berbau, tidak keruh dan

suhu berada di bawah suhu lingkugan sekitarnya. Sedangkan syarat bakteriologis,

air minum yang sehat harus bebas dari segala bakteri sehingga perlu dilakukan uji

laboratorium. Air minum juga dikatakan bersih apabila memiliki kadar keasaman

atau PH 7, dan keamanan yang baik tidak hanya dilihat berdasarkan darimana

sumber air minum berasal, namun tetap harus memperhatikan jarak yang

seharusnya agar sumber air tersebut dapat terbebas dari sumber pencemaran, dan

air harus diolah terelebih dahulu sebelum dikonsumsi.(Saputri and Astuti 2019)

Berdasarkan hasil analisa 20 jurnal didapakan faktor yang kedua yaitu

tempat tinggal yang berhubungan dengan tempat pembuangan limbah.

Lingkungan adalah segala sesuatu yang ada di sekitar manusia dan mempengaruhi

perkembangan kehidupan manusia. Faktor lingkungan memiliki potensi yang

paling besar dalam mempengaruhi status kesehatan seseorang terutama dalam

kejadian diare yang di alami oleh balita. Jika berada pada lingkungan fisik yang

bersih maka keadaan kesehatan terutama untuk terhindar dari penyakit diare juga

bisa dengan tetap menjaga kebersihan diri maupun tempat lingkungan yang

ditinggali. Lingkungan tidak hanya terbatas pada lingkungan fisik saja namun

terdapat pula yang dinamakan lingkungan bioloogi dan lingkungan social. Banyak

faktor risiko yang diduga menyebabkan penyakit diare. Salah satu faktor antara

lain sanitasi lingkungna yang kurang baik yaitu terlalu dekatnya jarak antara

rumah dengan pembuangan limbah sehingga menyebabkan kuman maupun

bakteri dapat dengan cepat menjangkit, diakrenakan keadaan personal hygiene


68

dari penghuni rumah itu sendiri maupun dari kebesihan rumah tinggalnya.

(Wardiah Hamzah1, Fatmah Afrianty Gobel1 2020)

Dari analisa 20 jurnal yang sudah dilakukan terdapat faktor yang ketiga

yaitu sarana toilet atau jamban yang berhubungan dengan kejadian diare pada

balita, yang sebagaimana terdapat dalam teori yaitu Jamban sehat adalah jamban

yang tidak terjangkau oleh vektor binatang, jamban mudah digunakan dan

dibersihkan, jamban tidak menimbulkan bau, jarak antara jamban dengan sumber

air bersih >10 meter dan jamban memiliki septictank, namun masih beberapa yang

memiliki jamban dengan dinding bangunan yang hanya dengan batu bata yang

selain dapat mempermudah penularan mikroorganisme pada celah dinding juga

tidak sedap dipandang mata. kesimpulannya toilet atau jamban yang diluar kriteria

yang disebutkan diatas sangatlah beresiko untuk mudah menimbul bakteri

maupun kuman yang dapat menyebabkan diare pada balita.(Samiati, Suhartono,

and Dharminto 2019)

Berdasarkan hasil analisa 20 jurnal yang sudah dilakukan didapatkan

faktor yang ke empat adalah hubungan cuci tangan dan kebersihan tangan dengan

kejadian diare pada balita yaitu sesuai dengan fakta dan teori yang ada, bahwa

diare dapat disebabkan oleh beberapa faktor salah satu nya yakni faktor perilaku.

Hal tersebut dikarenakan kesehatan seseorang dipengaruhi oleh perilaku yang

dilakukannya. Perilaku itu sendiri menurut teori dipengaruhi oleh beberapa faktor

yakni faktor dari dalam diri, faktor pendukung, dan yang terakhir faktor penguat

untuk terwujudnya suatu perilaku (Listyarini, 2020). Perilaku positif atau negatif

sangat bergantung dari ketiga faktor tersebut. Menurut data yang dipeoleh dalam

kurun waktu 1 tahun angka kejadian diare pada anak-anak di ruang anak-anak
69

sekitar 156 kejadian. Berdasarkan hasil wawancara oleh peneliti kepada sepuluh

ibu pasien yang anaknya dirawat dengan diare ada tujuh ibu yang mengatakan

bahwa cuci tangan itu yang penting ada air 217 dan sabun yang untuk cuci tangan

(Riyanto, A, 2018). Mereka tidak mengetahui cara yang benar untuk melakukan

cuci tangan. Sehingga mereka selama ini hanya mencuci tangannya yang penting

bersih tidak memikirkan tentang prosedur atau cara yang benar melakukan cuci

tangan supaya kuman-kuman yang menempel hilang. (Suradnya, Suyanto, and

Suana 2020)

Berdasarkan hasil analisa 20 jurnal didapatkan faktor yang ke lima yaitu

adanya pengetahuan ibu yang kurang terhadap diare pada balita. Menurut teori,

pengetahuan adalah hasil dari rasa tahu dan terjadi setelah seseorang melakukan

penginderaan suatu objek. Pengetahuan merupakan suatu hal yang penting dalam

membentuk tindakan seseorang, pengetahuan merupakan domain yang sangat

penting dalam membentuk tindakan seseorang. kejadian diare pada balita,

semakin baik perilaku personal hygiene ibu semakin rendah pula kejadian diare

pada balita. Perilaku personal hygiene seseorang merupakan faktor yang

berhubungan erat dengan kejadian diare. Perilaku personal hygiene yang tidak

baik seperti kebiasaan mencuci tangan tidak memakai sabun, penyiapan dan

penyimpanan makanan yang tidak layak, kebersihan perorangan juga dapat

mengakibatkan terjadinya diare. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan

Tangka, W (2017) yang menyatakan bahwa personal hygiene yang kurang baik

lebih beresiko terjadi diare dan meningkatkan angka kejadian diare pada balita.

Maka hal ini disebabkan karena balita rentan terhadap mikroorganisme dan

berbagai agen infeksius yang dapat menyebabkan diare, sehingga perilaku


70

personal hygiene ibu perlu diperhatikan untuk menurunkan terjadinya diare pada

balita.(Vitriawati1 and Dewi Arradini 2019)

5.3 Keterbatasan penelitian

Dalam penelitian ini terdapat beberapa keterbatasan yang dialami oleh

peneliti. Peneliti mengidentifikasi keterbatasan antara lain :

1. Terdapat beberpa jurnal yang tidak dapat diakses secara penuh / fill text

sehingga dikarenapenulis memerlukan waktu lebih lama dalam mencari

jurnal

2. Penulis memerlukan waktu untuk mengumpulkan jurnal yang

berhubungan dengan masalah untuk dijadikan sumber refrensi yang sesuai

dengan masalah

3. Penulis mengalami kesulitan untuk melakukan penelitian secara langsung

kepada responden dikarenakan adanya pandemi

5.4 Implikasi Ilmu Keperawatan

Melihat manfaat penelitian literature review hubungan sanitasi lingkungan

dengan kejadian diare pada balita ini bisa diharapkan supaya tenaga kesehatan

khususnya perawat mampu memberikan edukasi keada masyarakat khalayak

tentang kebersihan lingkungan serta kebersihan pada tiap individu terutama

orangtua yang mempunya balita.

Pada studi literature ini, implikasi keperawatan yang sesuai dengan fungsi

perawat sebagai educator dengan memberikan informasi yang jelas dan selengkap

mungkin tentang mengenai pentingnya harus menjaga kebersihan lingkungan

tempat tinggal serta menjaga kebersihan diri khususnya dipenelitian ini adalah

orangtua yang sedang mempunyai balita dibawah usia 5 tahun.


BAB VI

PENUTUP

6.1 Kesimpulan

Dari hasil analisis 20 jurnal didapatkan kesimpulan adanya

hubungan sanitasi lingkungan dengan angka kejadian diare pada balita.

Diketahui bahwa ada hubungan signifikan antara kejadian penyakit diare

ini dengan sumber air bersih, kepemilikan jamban, jarak SPAL, kebiasaan

mencuci tangan serta pengetahuan ibu yang kurang akan personal hygiene.

Sedangkan ditemukan satu jurnal yang menyimpulkan tidak ada

hubungannya taitu dikarenakan faktor penyebab nya daari bakteri E-coli.

Saran

6.2.1 Bagi Institusi

Sebagai dokumentasi , referensi dan informasi bagi mahasiswa,

dosen, dan civitas akademik di Unviersitas Muhammadiyh Malang dalam

rangka mengetahui hubungan sanitasi lingkugan dengan kejadian diare

pada balita dalam melakukan peran dan fungsi keperawatan. Selain itu

juga berharap penelitian stidu literatu ini dapat menjadi masukan terhadap

dosen dan mahasiswa mengenai pentingnya menjaga kebersihan

lingkungan sekitar dan kebersihan diri terutama orangtua yang mempuntai

balita di bawah usia 5 tahun.

71
6.2.2 Bagi Peneliti Selanjutnya

Bagi peneliti selanjutnya, diharapkan bisa mengkaji lagi hubungan

sanitasi lingkungan dengan kejadian diare pada balita. Peneliti

selanjutnya

72
73

diharapkan supaya detail dalam menganalisa jurnal internasional.

Pencarian refrensi jurnal dan buku yang sesuai serta lebih

mempertimbangkan ke akuratannya.
74

DAFTAR PUSTAKA

Ainsyah, Rachmah Wahyu, and Muhammad Farid Dimyati Farid. 2018.

“FAKTOR PROTEKTIF KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI

SURABAYA The Protective Factor of Diarrhea Incidence in Toddler in

Surabaya.” Jurnal Berkala Epidemiologi 6(1):67–77.

Akbar, Hairil. 2018. “Determinan EpidemiologisKejadian Diare Pada Anak Balita

Di Wilayah Kerja Puskesmas Juntinyuat.” Jurnal Ilmiah Keperawatan Stikes

Hang Tuah Surabaya 13(2):2598–1021.

Alihar, Fadjri. 2018. “Penduduk Dan Akses Air Bersih Di Kota Semarang.”

Kependudukan Indonesia 13(1):67–76.

Anggraeni, Rima Dewi, and Maidartati. 2017. “Faktor-Faktor Yang Berhubungan

Dengan Kejadian Diare Pada Balita ( Studi Kasus : Puskesmas

Babakansari ).” Keperawatan BSI V(2):110–20.

Anggreli, Citra, Dewi Anggraini, and Maya Savira. 2015. “Gejala Penyerta Pada

Balita Diare Dengan Infeksi Entero Pathogenic Escherichia Coli (EPEC) Di

Puskesmas Rawat Inap Kota Pekanbaru.” Jom Fk 2(1):1–7.

Asedha, Firdha Rizhy. 2019. “POLA KONSUMSI DAN EFEK SAMPING

MINUMAN MENGANDUNG KAFEIN PADA MAHASISWA PROGRAM

STUDI PENDIDIKAN DOKTER FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS UDAYANA.” 7:60–67.

Bashir, Asep Muhammad, and Sobar Ihsan. 2019. “Analisis Perancangan Pompa

Untuk Air Bersih Pdam.” Jurnal Teknik Mesin UNISKA 4(2):1–6.

Celesta, Almas Ghassani, and Nurul Fitriyah. 2019. “GAMBARAN SANITASI


75

DASAR DI DESA PAYAMAN, KABUPATEN BOJONEGORO TAHUN

2016.” Jurnal Kesehatan Lingkungan 11(2):83.

Dobiki, Joflius. 2018. “ANALISIS KETERSEDIAN PRASARANA

PERSAMPAHAN DI PULAU KUMO DAN PULAU KAKARA DI

KABUPATEN HALMAHERA UTARA.” Jurnal Spasial 5(2):2442–3262.

Fatmawati, Arbianingsih, Musdalifah. 2017. “Faktor Yang Mempengaruhi

Kejadian Diare Anak Usia 3-6 Tahun Di TK Raudhatul Athfal Alauddin

Makassar.” Jounal of Islamic Nursing 1(1):21–32.

Ginting, Tarianna, and Siti Hastia. 2019. “Hubungan Sanitasi Lingkungan Dan

Personal Hygiene Ibu Dengan Kejadian Diare Pada Balita Di Kelurahan

Sidorejo Puskemas Sering.” Urnal Prima Medika Sains Vol. 01 No 1 (2019)

01(1):11–16.

H Dwiriyanti, Dhita Natasha, Maya Savira, and Suyanto. 2015. “GAMBARAN

PENGETAHUAN IBU TERHADAP DIARE AKUT BALITA DI RSUD

ARIFIN ACHMAD PROVINSI RIAU DAN.” Jom FK 2(1):1–13.

Hartati, Susi, and Nurazila Nurazila. 2018. “Faktor Yang Mempengaruhi Kejadian

Diare Pada Balita Di Wilayah Kerja Puskesmas Rejosari Pekanbaru.” Jurnal

Endurance 3(2):400.

Hidayat, Ridha, and Hilda Hayati. 2019. “Pengaruh Pelaksanaan Sop Perawat

Pelaksana Terhadap Tingkat Kecemasan Pasien Di Rawat Inap Rsud

Bangkinang.” Jurnal Ners 53(9):1689–99.

Indriani, Puji, and Yuniar Deddy Kurniawan. 2017. “Pengaruh Oralit 200

Terhadap Lama Perawatan Bayi Dengan Diare Akut Dehidrasi Ringan-

Sedang.” In PROSIDING SEMINAR NASIONAL & INTERNASIONAL


76

1(1):297–306.

Irfan, Asep, and Delima. 2018. “Sarana Sanitasi Dasar Dengan Kejadian Diare

Pada Balita.” Jurnal Sehat Mandiri 13(2):42–47.

Malida, Olifiani Nurul, Ilfa Nihlatika, Novi Indah Lestari, and Ahmad Fauzan

Hidayatullah. 2020. “HIDUP BERSIH DAN SEHAT DENGAN PROGRAM

JAMBANISASI.” Jurnal Kesehatan Masyarakat 6(1):1–12.

Marzali, Amri-. 2017. “Menulis Kajian Literatur.” ETNOSIA : Jurnal Etnografi

Indonesia 1(2):27.

Melvani, Rizcita Prilia, Hilda Zulkifli, and Muhammad Faizal. 2019. “Analisis

Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Diare Balita Di Kelurahan

Karyajaya Kota Palembang.” JUMANTIK (Jurnal Ilmiah Penelitian

Kesehatan) 4(1):57.

Ningrum, Susanti Oktavia. 2018. “Analisis Kualitas Badan Air Dan Kualitas Air

Sumur Di Sekitar Pabrik Gula Rejo Agung Baru Kota Madun.” Jurnal

Kesehatan Lingkungan 10(1):1–12.

Novinda, Ayu, Nurul Putri, and Sugeng Abdullah. 2017. “STUDI KANDUNGAN

FLUORIDA PADA AIR PENAMPUNGAN AIR HUJAN.” 38(3):26–34.

Nursalam. 2017. Metodologi Ilmu Keperawatan. edisi 5. Jakarta Selatan: Salemba

Medika.

Prawati, Debby Daviani, and dani Nasirul Haqi. 2019. “SURABAYA

INFLUENCING FACTORS TOWARD DIARRHEA CASES IN

TAMBAKSARI ,.” 34–45.

Ragil, Dyah WL, and Yunita PS Dyah. 2017. “Jurnal of Health Education

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN KEBIASAAN


77

MENCUCI TANGAN PENGASUH DENGAN KEJADIAN DIARE PADA

BALITA Info Artikel.” Jhe 2(1):39–46.

Rahmadhani, Dini, and Sri Sumarmi. 2017. “Gambaran Penerapan Prinsip

Higiene Sanitasi Makanan Di PT Aerofood Indonesia , Tangerang , Banten

The Description of Food Sanitation and Hygiene At PT Aerofood Indonesia ,

Tangerang , Banten.” Open Access under CC BY – SA License 291–99.

Rahmadian, Suci, Otniel Ketaren, and Asima Sirait. 2017. “FAKTOR–FAKTOR

YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN DIARE DI

PUSKESMAS PERAWATAN NGKERAN KABUPATEN ACEH

TENGGARA PADA TAHUN 2017.” Jurnal Ilmiah Simantek 1(3):64–79.

Ramadani, Erin Rahmi, Fifi Nirmala, and Agnes Mersatika. 2017. “Higiene Dan

Sanitasi Makanan Jajanan Di Kantin Sekolah Dasar Di Kecamatan Buke

Kabupaten Konawe Selatan Tahun 2016.” Jurnal Ilmiah Mahasiswa

Kesehatan Masyarakat Unsyiah 2(6):198078.

Ramlah, Hariani. 2019. “PELAKSANAAN PROGRAM PENANGGULANGAN

DIARE DI PUSKESMAS MATAKAL.” 5(1):34–46.

Saryono, Dr., and Mekar Dwi M. Ke. Anggraeni. 2013. Metode Penelitian

Kualitatif Dan Kuantitatif Dalam Bidang Kesehatan. Yogyakarta: Nuha

Medika.

Sidhi, Alifia Nugrahani, Mursid Raharjo, Nikie Astorina, Yunita Dewanti, Bagian

Kesehatan Lingkungan, Fakultas Kesehatan Masyarakat, and Universitas

Diponegoro. 2016. “Hubungan Kualitas Sanitasi Lingkungan Dan

Bakteriologis Air Bersih Terhadap Kejadian Diare Pada Balita Di Wilayah

Kerja Puskesmas Adiwerna Kabupaten Tegal.” Jurnal Kesehatan


78

Masyarakat (e-Journal) 4(3):665–76.

Sofiah, Rodatus, Suhartono Suhartono, and Ratna Hidayah. 2020. “Analisis

Karakteristik Sains Teknologi Masyarakat (Stm) Sebagai Model

Pembelajaran: Sebuah Studi Literatur.” Pedagogi: Jurnal Penelitian

Pendidikan 7(1):1–18.

Sudarmadji, Sudarmadji, Darmakusuma Darmanto, Margaretha Widyastuti, and

Sri Lestari. 2016. “PENGELOLAAN MATA AIR UNTUK PENYEDIAAN

AIR RUMAHTANGGA BERKELANJUTAN DI LERENG SELATAN

GUNUNGAPI MERAPI (Springs Management for Sustainability Domestic

Water Supply in the South West of Merapi Volcano Slope).” Jurnal Manusia

Dan Lingkungan 23(1):102.

Sugiyono, Prof .. Dr. 2017. STATISTIKA UNTUK PENELITIAN. Bandung:

ALFABETA, cv.

Sukut, Susana Surya, Yuni Sufyanti Arif, and Nuzul Qur’aniati. 2015. “Faktor

Kejadian Diare Pada Balita Dengan Pendekatan Teori Nola J. Pender Di IGD

RSUD Ruteng.” Jurnal Pediomaternal 3(2):230–49.

Supriadi, Emilia Chandra. 2016. “Penerapan Hygiene Dan Sanitasi Di Pondok

Pesantren As’Ad Seberang Kota Jambi Tahun 2016.” Jurnal Ilmiah

Universitas Batanghari Jambi Vol.18 18(1):132–42.

Utami, Nurul, and Nabila Luthfiana. 2016. “Faktor-Faktor Yang Memengaruhi

Kejadian Diare Pada Anak.” Majority 5(4):101–6.

Utami, Sri, and Sri Kurniati Handayani. 2017. “Ketersediaan Air Bersih Untuk

Kesehatan : Kasus Dalam Pencegahan Diare Pada Anak.” Optimalisasi

Peran Sains Dan Teknologi Untuk Mewujudkan Smart City (October):211–


79

35.

Uyun, Qurrotul, Eka Wardhani, and Nico Halomoan. 2019. “Pemilihan Jenis

Sistem Pengelolaan Air Limbah Domestik Di Kecamatan Bekasi Selatan.”

Jurnal Rekayasa Hijau 3(2):157–68.

Yogisutanti, Gurdani, Linda Hotmaida, Fahmi Fuadah, Tri Ardayani, Arom G

Taneo, and Fadlan Rinaldy. 2018. “Upaya Peningkatan Pengetahuan Tentang

Pentingnya Saluran Pembuangan Air Limbah Rumah Tangga Di Kelyrahan

Ciseureuh Kecamatan Regol Kota Bandung.” Jurnal Pengabdian Kepada

Masyarakat UBJ 1(2):116–24.


80

Lampiran 1 : Lembar ACC Judul

80
81

Lampiran 2 : Logbook Konsultasi

81
82

Lampiran 3 : Hasil Deteksi Plagiasi

82
83

Lampiran 4 : Logbook Konsultasi Penguji Seminar Proposal

83
84

84
85

Lampiran 5 : Logbook Konsultasi Pembimbing Seminar Hasil

85
86

Lampiran 6 : Pencarian Jurnal

86
87

87

Anda mungkin juga menyukai