Anda di halaman 1dari 4

HUBUNGAN ANTARA KEBIASAAN MENCUCI TANGAN DAN INFEKSI

KECACINGAN PADA SISWA SD NEGERI 92 KOTA JAMBI

Disusun oleh :

HULWA ATIKA ADILITA

G1A120004

PROGRAM STUDI KEDOKTERAN

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS JAMBI

2022
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Infeksi kecacingan adalah salah satu masalah Kesehatan yang sering terjadi pada
anak, salah satu diantaranya ialah cacingan yang ditularkan melalui tanah ( soil
transmitted helminths ). Soil transmitted helminths (STH) adalah cacing usus yang
sebagian siklus hidupnya berada di luar tubuh manusia yaitu di tanah. Diperkirakan
seperempat populasi dunia terinfeksi oleh satu atau lebih jenis cacing STH yaitu, cacing
gelang (Ascaris lumbroicoides), cacing tambang (Necator americanus / Ancylostoma
duodenale), cacing cambuk ( Trichuris trichiuria).

Menurut WHO, lebih dari 1,5 miliar orang atau 24% dari populasi dunia telah
terinfeksi cacing STH dan lebih dari 880 juta anak membutuhkan pengobatan penyakit
akibat parasit ini. Di Indonesia, Kejadian infeksi cacing pada anak Sekolah Dasar di 398
SD/MI yang tersebar di 33 provinsi menunjukkan bahwa rata- rata prevalensi kecacingan
sebesar 31,8%. Sedangkan menurut Permenkes RI 2017 dalam peraturan tentang
penanggulangan kecacingan diketahui prevalensi kecacingan di Indonesia pada tahun
2015 berkisar antara 2,5% - 62%.

Angka kejadian Ascariaris di Indonesia sering ditemukan pada anak usia 5


sampai 10 tahun dengan prevalensi 60-80%. Begitu pula dengan Trichuriasis banyak
ditemukan pada anak dengan prevalensi 30-90%. Sedangkan infeksi cacing tambang
banyak ditemukan pada pekerja kebun dibandingkan dengan anak dikarenakan kontak
langsung secara terus-menerus dengan tanah dengan prevalensi 30-40%.

Infeksi STH terjadi melalui kontak dengan telur atau larva parasit pada tanah yang
terkontaminasi. Infeksi parasit ini merupakan salah satu infeksi kronis yang paling
banyak dijumpai pada manusia, khususnya di daerah kanal dan kumuh dengan sanitasi
dan higienitas buruk serta kepadatan penduduk setempat. Sesuai dengan pernyataan
Permenkes RI 2017 kecacingan merupakan salah satu penyakit berbasis lingkungan yang
terjadi karena perilaku hidup yang kurang bersih dan sehat seperti cuci tangan, mengelola
makanan yang kurang bersih, kebersihan kuku, penggunaan alas kaki, tidak adanya
tempat buang air yang sehat, dan lingkungan yang kotor. Kebersihan lingkungan personal
seperti
kebiasaan cuci tangan memiliki peran penting dalam mencegah infeksi cacing, karena
dapat menghindari kotoran dan telur cacing masuk melalui permukaan kulit, kuku, dan
jari jari pada kedua tangan.

Kecacingan berdampak terhadap kesehatan anak karena mempengaruhi


pemasukan (intake), pencernaan (digestif), metabolime makanan, dan penyerapan
(absorpsi). Infeksi kecacingan ini dapat mengakibatkan turunnya kondisi kesehatan, gizi
kecerdasan, produktivitas, ketahanan tubuh anak sehingga dapat menyebabkan anak lebih
rentan terhadap penyakit. . Kejadian kecacingan dapat berakibat stunting dikarenakan
buruknya status gizi pada anak.

Berdasarkan uraian diatas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian mengenai


hubungan antara kebiasaan cuci tangan dan infeksi kecacingan pada Siswa Sekolah Dasar
Negeri 92 Kota Jambi. Letak sekolah ini berada di pemukiman padat penduduk, dan
belum pernah dilakukan kegiatan penelitian mengenai cacingan.

1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana hubungan kebiasaan mencuci tangan dan infeksi kecacingan


pada Siswa Sekolah Dasar Negeri 92 Kota Jambi ?

2. Apakah kebiasaan cuci tangan yang dilakukan oleh Siswa Sekolah Dasar
Negeri 92 Kota Jambi sesuai dengan standar 6 langkah cuci tangan
menurut WHO?

1.3 Tujuan Penelitian


1.3.1 Tujuan umum
Tujuan umum penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan
kebiasaan mencuci tangan dan infeksi kecacingan pada Siswa Sekolah Dasar
Negeri 92 Kota Jambi
1.3.2 Tujuan Khusus
Tujuan penelitian ini adalah
1. Diketahuinya hubungan kebiasa kebiasaan mencuci tangan dan
infeksi kecacingan pada Siswa Sekolah Dasar Negeri 92 Kota Jambi.
3. Diketahuinya kesesuaian kebiasaan cuci tangan yang dilakukan oleh
Siswa Sekolah Dasar Negeri 92 Kota Jambi dengan standar 6 langkah
cuci tangan menurut WHO.

1.4 Manfaat penelitian

1.4.1 Bagi Guru dan Orang Tua Siswa SD Negeri 92 Kota Jambi.

Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan oleh para guru dan
orang tua siswa/I untuk mengetahui tentang pentingnya cuci tangan pada anak
dalam upaya mencegah terjadinya Kecacingan pada anak.

1.4.2 Bagi Instansi Pendidikan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai tambahan


informasi bagi pendidik maupun peserta didik mengenai hubungan antara
kebiasaan mencuci tangan dan infeksi kecacingan pada anak sehingga
diharapkan dapat digunakan untuk upaya pencegahan terjadinya kecacingan
pada anak.

1.4.3 Bagi Peneliti Selanjutnya

Sebagai bahan informasi dan acuan untuk penelitian dengan topik dan
judul yang sama di kemudian hari.

1.4.4 Bagi Responden Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan siswa/I


tentang pentingnya mencuci tangan dalam menghindari infeksi kecacingan.

Anda mungkin juga menyukai