Anda di halaman 1dari 6

HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN PERILAKU KEBIASAAN CUCI TANGAN

PAKAI SABUN PADA SISWA SD NEGERI 200222 DI KOTA PADANGSIDIMPUAN


TAHUN 2023

ASWIN MUNANDAR PAKPAHAN


aswinmunandar13@gmail.com
Program Studi Keperawatan Program Sarjana Fakultas Kesehatan Universitas Aufa Royhan
Di Kota Padangsidimpuan

Abstrak
Kebiasaan atau perilaku higienes dengan cuci tangan pakai sabun (CTPS), dapat mencegah
pola penyebaran penyakit menular, misalnya seperti penyakit diare dan cacingan. Perilaku
cuci tangan terlebih cuci tangan pakai sabun masih merupakan sasaran penting dalam
promosi kesehatan, khususnya terkait perilaku hidup bersih dan sehat pada anak usia sekolah
dasar, dikarenakan masih minimnya pengetauan anak sekolah dasar mengenai manfaat cuci
tagan pakai sabun. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah ada Hubungan
Pengetahuan dengan Perilaku Kebiasaan Cuci Tangan Pakai Sabun pada SD Negeri 200222
di Kota Padangsidimpuan. Jenis Penelitian ini adalah kuantitatif dengan design penelitian
deskriptif korelatif dan menggunakan pendekatan Cross Sectional Study yaitu peneliti dengan
melakukan pengukuran atau penelitian dalam satu waktu. Jumlah sampel dalam penelitian ini
sebanyak 171 responden yang dihitung menggunakan rumus Slovin dengan menggunakan
Teknik pengambilan sampel menggunakan metode purposive sampling. Hasil penelitian ini
mempunyai p value = 0,000 yang artinya menunjukkan adanya Hubungan Antara
Pengetahuan Dengan Perilaku Kebiasaan Cuci Tangan Pakai Sabun Pada Siswa SD Negeri
200222 Kota Padangsidimpuan. Hasil penelitian ini diharapkan bisa memberikan pemahaman
dan pengetahuan agar responden lebih rajin mencuci tangan agar terhindar dari penyakit yang
penyebarannya melalui tangan.

Kata Kunci : Pengetahuan, Perilaku, Kebiasaan Cuci Tangan

Abstract
Hygiene habits or behavior by washing hands with soap (CTPS) can prevent the spread of
infectious diseases, such as diarrhea and intestinal worms. The behavior of washing hands,
especially washing hands with soap, is still an important target in health promotion,
especially related to clean and healthy living behavior in elementary school-age children,
due to the lack of knowledge of elementary school children regarding the benefits of washing
hands with soap. The purpose of this study was to find out whether there is a relationship
between knowledge and the habit of washing hands with soap at SD Negeri 200222 in
Padangsidimpuan City. This type of research is quantitative with a correlative descriptive
research design and uses a Cross Sectional Study approach, namely researchers by
conducting measurements or research at one time. The number of samples in this study were
171 respondents who were calculated using the Slovin formula using the sampling technique
using the purposive sampling method. The results of this study have a p value = 0.000, which
means that there is a relationship between knowledge and the habit of washing hands with
soap in SD Negeri 200222 students in Padangsidimpuan City. The results of this study are
expected to provide understanding and knowledge so that respondents are more diligent in
washing their hands to avoid diseases that spread through the hands.

Keywords: Knowledge, Behavior, Hand Washing Habit


berbau, berminyak dan kotor. Hasil
penelitian oleh Kemitraan Pemerintah dan
PENDAHULUAN
Swasta tentang cuci tangan pakai sabun
Tangan adalah bagian tubuh kita
menunjukkan bahwa pengetahuan
yang paling banyak tercemar kotoran dan
masyarakat tentang cuci tangan pakai
bibit penyakit. Ketika memegang sesuatu,
sabun sudah tinggi, namun praktik
berjabat tangan tentu ada bibit penyakit
dilapangan masih rendah (Mikail, 2011).
yang melekat pada kulit tangan kita. Telur
cacing,virus, kuman dan parasite yang Kebiasaan atau perilaku higienes
mencemari tangan, akan tertelan jika kita dengan cuci tangan pakai sabun (CTPS),
tidak mencuci tangan sebelum makan atau dapat mencegah pola penyebaran penyakit
memegang makanan. Dengan cara menular di masyarakat, seperti misal
demikian umumnya penyait cacing penyakit diare dan kecacingan. Perilaku
menulari tubuh kita. Disamping itu, bibit cuci tangan terlebih cuci tangan pakai
penyakit juga dapat melekat pada tangan sabun masih merupakan sasaran penting
kita setelah memegang uang, pintu, gagang dalam promosi kesehatan, khususnya
telepon, mainan dan bagian-bagian terkait perilaku hidup bersih dan sehat.
ditempat umum (Potter & Perry, 2015). Perilaku cuci tangan pakai sabun ternyata
Cuci tangan sering dianggap bukan merupakan perilaku yang biasa
sebagai hal yang sepele di masyarakat, dilakukan sehari-hari oleh masyarakat
padahal cuci tangan bisa memberi pada umumnya. Rendahnya perilaku cuci
kontribusi pada peningkatan kasus tangan pakai sabun dan tingginya tingkat
kesehatan masyarakat. Berdasarkan efektifitas perilaku cuci tangan pakai
fenomena yang ada terlihat behawa anak- sabun dalam mencegah penularan
anak usia sekolah mempunyai kebiasaan penyakit, maka sangat penting adanya
kurang memperhatikan perlunya cuci upaya promosi kesehatan bermaterikan
tangan dalam kehidupan sehari-hari peningkatan cuci tangan tersebut
terutama ketika di lingkungan sekolah. (Maryunani, 2017).
Mereka biasanya langsusng makan
makanan yang mereka beli tanpa cuci Hampir 86% anak mengatakan
tangan terlebih dahulu, padahal bahwa mereka selalu mencuci tangan
sebelumnya mereka bermain-main yang sebelum makan siang. Namun, 47,3%
mengakibatkan tangan menjadi kotor. siswa tidak pernah menggunakan sabun,
Perilaku tersebut tentunya berpengaruh sementara 30,9% siswa menggunakan
dan dapat memberikan kontribusi dalam sabun sesekali dan 21,3% yang selalu
terjadinya penyakit diare. Cuci tangan menggunakan sabun untuk mencuci tangan
merupakan teknik dasar yang peling (Amarchand, at all, 2012). Menurut Badan
penting dalam pencegahan dan Pusat Statistik Indonesia pada tahun 2018,
pengontrolan penularan infeksi prevalensi mencuci tangan yang benar di
(Purwandari, 2013). Sumatera Utara adalah 37,8%.

Masyarakat menganggap cuci METODE PENELITIAN


Desain penelitian yang digunakan
tangan pakai sabun tidak penting, merek
dalam penelitian ini adalah kuantitatif,
cuci tangan pakai sabun ketika tangan
yang berlokasi di SD Negeri 200222 Kota laki dikarenakan perempuan lebih
Padangsidimpuan dan jumlah sampel perempuan lebih fokus pada kebersihan
penelitian yaitu sebanyak 171 orang, yang dibandingkan laki-laki, begitu juga pada
terbagi menjadi 8 kelas yang dihitung kebersihan rumah, kebersihan diri, dan
menggunakan rumus Slovin. Instrumen anak-anak.
pada penelitian ini menggunakan Berdasarkan tabel 4.1 diatas dapat
kuesioner yakni Kuesioner Pengetahuan dilihat bahwa jumlah responden dalam
Cuci Tangan dan Kuesioner Perilaku penelitian ini berjumlah 171 orang, dengan
Kebiasaan Cuci Tangan pakai Sabun yang umur yang paling dominan adalah 10
diadopsi dari Skripsi Anwar (2019). Data tahun sebanyak 51 orang (29,8%), lalu 9
pada penelitian ini diuji menggunakan uji tahun sebanyak 45 orang (26,3%), 11
Chi Square. tahun sebanyak 39 orang (22,8%), 8 tahun
sebanyak 32 orang (18,7%) dan 12 tahun
HASIL DAN PEMBAHASAN sebanyak 4 orang (2,3%).
Berdasarkan hasil penelitian, maka Menurut Roberts dkk, (2019)
dapat didistribusikan frekuensi responden bahwa anak-anak pad usia 8-13 tahun
dari 171 siswa SD Negeri 200222 Kota cenderung memiliki tingkat kepatuhan
Padang Sidempuan yang dijadikan sebagai yang rendah terhadap perilaku kebiasaan
responden sebagai berikut: cuci tangan pakai sabun. Mereka
Tabel 4.1 Distribusi Frekensi Responden meungkin kurang menyadari pentingnya
Berdasarkan Jenis Kelamin dan Umur cuci tangan atau memiliki kesulitan dalam
Jenis Kelamin n % melaksanakan praktiknya.
Laki-Laki 83 48,5% Dalam Notoatmodjo (2010), usia 6
Perempuan 88 51,5% - 18 tahun merupakam akhir dari masa
Umur n % kanak-kanak dan sering disebut dengan
usia sekolah. Anak usia sekolah
8 tahun 32 18,7%
merupakan kelompok yang sangat peka
9 tahun 45 26,3%
untuk menerima perubahan atau
10 tahun 51 29,8%
pembaharuan yang disebabkan oleh masa
11 tahun 39 22,8%
tumbuh kembang anak. Anak usia skolah
12 tahun 4 2,3%
dasar lebih mudah untuk dibimbing dan
Jumlah 171 100%
diarahkan sehingga merupakan waktu
Sumber: Data Primer 2023 yang tepat untuk diberkan pendidikan
Berdasarkan tabel 4.1 diatas dapat kesehatan.
dilihat bahwa jumlah respoden responden
dalam penelitian ini mayoritas adalah Tabel 4.2 Distribusi frekuensi Pengetahuan
perumpuan berjumlah 88 orang (51,5%) dan Perilaku Kebiasaan Tentang Cuci
dan laki-laki berjumlah 83 orang (48,5%). Tangan Pakai Sabun pada Siswa SD
Menurut peneliti Anwar (2019) Negeri 200222 Kota Padang Sidempuan.
diketahui memiliki 70 responden terdapat Pengetauan n %
26 responden (37,1%) yang berjenis Baik 53 31,0%
kelamin laki-laki, dan 44 responden Cukup 70 40,9%
(62,9%) yang berjenis kelamin perempuan. Kurang 48
Yang dimana hasil dari penelitian ini 28,1%
terdapat adanya hubungan antara
Perilaku Kebiasaan n %
pengetahuan dengan kebiasaan perilaku
cuci tangan pakai sabun yang sebagian Baik 73 42,7%
besar respondennya adalah perempuan. Buruk 98 57,3%
Dengan alasan perempuan lebih sering Jumlah 171 100%
mencuci tangan dibandingkan dengan laki- Sumber: Data Primer 2023
Pada tabel 4.2 dapat dilihat bahwa manusia, baik yang diamati maupun tidak
sebagian besar pengetahuan responden dapat biamati oleh imteraksi manusia
tentang perilaku cuci tangan pakai sabun dengan lingkungannya yang terwujud
yang dilakukan pada 171 responden dalam bentuk pengetahuan, sikap dan
menunjukkan bahwa 53 responden tindakan
(31,0%) yang memiliki pengetahuan baik, Hasil penelitian ini sejalan dengan
dan 70 responden (40,9%) yang memiliki penelitian yang dilakukan oleh Pauzan dan
pengetahuan cukup dan 48 responden Hudzaifah Al Fatih (2017) tentang
(28,1%) yang memiliki pengetahuan hubungan pengetahuan dengan perilaku
buruk. cuci tangan siswa di sekolah dasar negeri
Hasil dari penelitian ini sejalan kota Bandung diperoleh bahwa responden
dengan penelitian yang dilakukan oleh yang berperilaku buruk sebesar 48 (61,5%)
Pauzan dan Hudzaifah Al Fatih (2017) lebih besar dibandingkan responden
tentang hubungan pengetahuan dengan berperilaku baik sebesar 30 (38,5%). Hasil
perilaku cuci tangan siswa di sekolah dasar tersebut yang menyatakan bahwa
negeri kota Bandung diperoleh bahwa pengetahuan merupakan faktor yang
responden yang berpengetahuan cukup penting untuk terbentuknya perilaku
sebesar 32 (41,0%) lebih besar seseorang, karena dari pengalaman dan
dibandingkan responden berpengetahuan penelitian terbukti bahwa perilaku yang
kurang sebesar 29 (37,2%), sedangkan didasari oleh pengetahuan akan lebih abadi
pengetahuan baik sebesar 17 (21,8%). dari perilaku yang tidak didasari oleh
Hasil tersebut dipengaruhi oleh pengetahuan, dengan meningkatnya
ketersediaan sarana dan prasarana tempat pengetahuan sebagai stimulasi diharapkan
cuci tangan yang disediakan di sekolah. terjadi perubahan perilaku kearah yang
Letak geografis dari tempat tinggal siswa mendukung kesehatan
yang berada di kota memberikan pengaruh
terhadap perilaku cuci tangan. Tabel 4.3 Tabulasi data Pengetahuan
dengan Kebiasaan Cuci Tangan Pakai
Didukung juga oleh penelitian dari Sabun Pada Siswa SD Negeri 200222 Kota
Mia Kartika dkk (2016) menunjukkan Padangsidimpuan
bahwa pengetahuan responden lebih Kebiasaan Cuci tangan
banyak dijumpai pada responden yang Bai Buruk Tot df P
berpengetahuan kurang baik (65%) k al value
dibandingkan responden dengan Pengeta
pengetahuan buruk (37,5%). huan
Baik 53 0 53
Berdasarkan tabel 4.2 dapat dilihat Cuk 20 50 70 171 0,000
bahwa sebagian besar pengetahuan up
Kur 0 48 48
responden tentang perilaku cuci tangan ang
pakai sabun yang dilakukan oleh 171
responden menunjukkan bahwa 73 Total 73 98 171
reponden (42,7%) yang memiliki perilaku Sumber: Data Primer 2023
baik, dan 98 responden (57,3%) yang Hasil analisis pada tabel didapatkan p
memiliki perilaku buruk. value 0,000 < (lebih kecil) dari 0,05,
Menurut Adventus, dkk (2019) artinya Ada Hubungan Yang Signifikan
seorang ahli psikologi pendidikan perilaku Antara Pengetahuan Dengan Perilaku
merupakan seperangkat respon terhadap Kebiasaan Cuci Tangan Pakai Sabun Pada
sesuatu dan kemudian dijadikan kebiasaan Siswa SD Negeri 200222 Kota
karena adanya nilai yang diyakini. Padangsidimpuan.
Perilaku manusia pun pada hakekatnya Hasil penelitian ini sejalan dengan
adalah tindakan atau aktifitas dari penelitian yang dilakukan Pauzan dan
Hudzaifah Al Fatih (2017) diperoleh hasil 5. Bagi Tempat Penelitian
uji statistik p value 0,001, dimana terdapat Hasil penelitian ini diharapkan bisa
hubungan yang signifikan antara hubungan menjadi masukan untuk pihak pendidik
antara pengetahuan tentang cuci tangan agar dapat memberikan penyuluhan
dengan perilaku cuci tangan pada siswa mengenai kebiasaan cuci tangan terhadap
sekolah dasar negeri kota Bandung. siswa sekolah dasar. Sekolah perlu
Penelitian lain juga dilakukan oleh Mia menyediakan fasilitas untuk memenuhi
Kartika, dkk (2016) mengenai faktor- perilaku hidup bersih sehat dengan
faktor yang berhubungan dengan perilaku merealisasikan adanya tempat untuk
cuci tangan pakai sabun pada Siswa mencuci tangan pakai sabai dilingkungan
Sekolah Dasar Negeri Sambiroto 01 Kota sekolah.
Semarang diperoleh nilai p value sebesar
0,025 yang artinya ada hubungan antara DAFTAR PUSTAKA
pengetahuan dengan perilaku cuci tangan Adventus, Jaya, I..M dan Mahendra,N,D.
pakai sabun. (2019), Buku Ajar Promosi
Kesehatan, Jakarta:Program Studi
KESIMPULAN DAN SARAN Diploma Tiga Fakultas Vokasi
Kesimpulan Universitas Kristen Indonesia.
Berdasarkan hasil yang didapat maka Amarchand, Ritvik, at all. (2012). A Study
dapat ditarik kesimpulan yaitu terdapat on Prevalence of Bacteria in the
adanya hubungan yang signifikan antara Hands of Children and Their
pengetahuan dengan perilaku kebiasaan Perception on hand washing in two
cuci tangan pakai sabun pada siswa SD school of Bangalore and Kolkata.
Negeri 200222 Kota Padangsidimpuan Bangalore.
dengan p value 0,000. Anwar, Rahma Yunita. (2019). Hubungan
Pengetahuan dengan Perilaku
Saran Kebiasaan Cuci Tangan Pakai Sabun
1. Bagi Ilmu Keperawatan pada Siswa SD Negeri 101893
Hasil penelitian ini diharapkan bisa Bangun Rejo Kecamatan Tanjung
menjadi saran untuk pelaksanaan maupun Morawa, Skripsi.
pengambilan kebijakan terhadap program- Maryunani, A. (2017). Perilaku Hidup
program kegiatan yang akan dilakukan Bersih Dan Sehat (PHBS). Jakarta:
dikemudian hari. CV. Trans Info Media.
2. Bagi Peneliti Selanjutnya Mikail. (2011). Kebiasaan Cuci Tangan
Hasil penelitian ini diharakan dapat Pakai Sabun Masih Rendah. Jakarta.
menjadi acuan dan referensi bagi peneliti Mia Kartika, Laksmono Widagdo dan
selanjutnya mengenai cuci tangan pakai Anung Sugihantono. (2016). Faktor-
sabun pada siswa. Faktor yang Berhubungan dengan
3. Bagi Responden Perilaku Kebiasaan Cuci Tangan
Hasil penelitian ini diharapkan bisa Pakai Sabun pada Siswa Sekolah
memberikan pemahaman dan pengetahuan Dasar Negeri Sambiroto 01.
kepada responden mengenai Perilaku Semarang.
Kebiasaan Cuci Tangan. Notoatmodjo, S. (2010). Ilmu Perilaku
4. Bagi Peneliti Kesehatan.Jakarta:Rineka Cipta
Hasil penelitian ini diharapkan bisa Pauzan dan Hudzaifah Al Fatih. (2017).
dijadikan sebagai pengetahuan dan Hubungan Pengetahuan dengan
pengalaman untuk mengetahui Hubungan Perilaku Cuci Tangan Siswa Di
Pengetahuan dengan Perilaku Kebiasaan Sekolah Dasar Negeri Kota Bandung.
Cuci Tangan Pakai Sabun pada Siswa 5 (1), 18-23.Bandung.
Sekolah Dasar di Kota Padangsidimpuan.
Purwandari, Retno. (2013). Hubungan
Antara Perilaku Mencuci Tangan
dengan Insiden Diare pada Anak
Usia Sekolah di Kabupaten Jember.
Potter & Perry. (2015). Buku Ajar
Fundamental Keperawatan: Konsep,
Proses dan Praktik Edisi 4.
Jakarta:EGC.

Anda mungkin juga menyukai