Anda di halaman 1dari 11

PENGARUH HEALTH EDUCATION MELALUI METODE DEMONSTRASI

TERHADAP KETERAMPILAN MENCUCI TANGAN


PADA ANAK USIA SEKOLAH

Lailatul Khusnah1, Rina Nur Hidayati M.Kep2, Dr.Faisal Ibnu,S.Kep,Ns. M.Kes3


1)
Mahasiswa S1 Keperawatan STIKes Bina Sehat PPNI Mojokerto
2)
Dosen Keperawatan STIKes Bina Sehat PPNI Mojokerto
3)
Dosen Keperawatan STIKes Bina Sehat PPNI Mojokerto
Program Studi S1 Ilmu Keperawatan STIKes Bina Sehat PPNI Mojokerto
Email: Lailatulkhusnah620@gmail.com

ABSTRAK
Kebiasaan menjaga kebersihan diri dengan mencuci tangan sering dianggap menjadi hal
sepele dan kurangnya perhatian oleh masyarakat terutama anak-anak. Hal ini disebabkan
kurangnya pengetahuan tentang cara mencuci tangan yang benar dengan menggunakan
sabun dan air mengalir, sehingga diperlukan adanya edukasi untuk meningkatkan
pengetahuan dan tindakan cuci tangan yang benar. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
pengaruh health education metode demonstrasi terhadap keterampilan cuci tangan pada anak
usia sekolah. Desain penelitian ini menggunakan pra eksperimental dengan pendekatan one
group pretest-post test design. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas 4-6
di SDN Kaligoro Kecamatan Kutorejo Kabupaten Mojokerto yang berjumlah 44 anak.
Teknik sampling penelitian ini adalah total sampling. Sampel dalam penelitian ini berjumlah
44 orang. Instrumen penelitian menggunakan kuesioner dalam bentuk ceklist observasi.
Analisa data menggunakan Wilcoxon Signed Rank Test. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa jumlah responden yang mengalami peningkatan keterampilan mencuci tangan
sebanyak 19 responden (43,2%), sedangkan yang ties (tetap) sebanyak 25 responden
(56,8%) yang terdiri dari 7 responden (15,9%) tetap tidak terampil dan 18 responden tetap
terampil (40,9%). Hasil analisa Uji Wilcoxon didapatkan p value sebesar 0,000 kurang dari α
(0,05) sehingga H1 diterima yang artinya ada pengaruh health education metode demonstrasi
terhadap keterampilan mencuci tangan di SDN Kaligoro Kecamatan Kutorejo Kabupaten
Mojokerto. Dalam metode demonstrasi diharapkan setiap langkah pembelajaran dari hal-hal
yang dimetode demonstrasikan itu dapat dilihat dengan mudah oleh anak sekolah dan
melalui prosedur yang benar dan dapat pula dimengerti materi yang diajarkan.
Kata Kunci: demonstrasi, cuci tangan, anak SD
ABSTRACT
The habit of maintaining personal hygiene by washing hands is often considered a
trivial matter and a lack of attention by the community, especially children. This is due to a
lack of knowledge about how to wash hands properly using soap and running water, so
education is needed to increase knowledge and correct hand washing actions. This study aims
to determine the effect of health education demonstration method on hand washing skills in
school-age children. The design of this study used a pre-experimental approach with a one
group pretest-post test design approach. The population in this study was all students in
grades 4-6 at Kaligoro Elementary School, Kutorejo District, Mojokerto Regency, totaling 44
children. The sampling technique of this research was total sampling. The sample in this
study was as many as 44 people. The research instrument used a questionnaire in the form of
an observation checklist. Data analysis used Wilcoxon Signed Rank Test. The results
suggested that the number of respondents who experienced an increase in hand washing skills
was 19 respondents (43.2%), while the ties (fixed) were 25 respondents (56.8%) consisting of
7 respondents (15.9%) still not skilled and 18 respondents remained skilled (40.9%). The
results of the Wilcoxon test analysis obtained a p value of 0.000 less than (0.05) so that H1
was accepted, which means that there is an effect of health education demonstration method
on hand washing skills at Kaligoro Elementary School, Kutorejo District, Mojokerto
Regency. In the demonstration method, it is hoped that every step of learning from the things
that are demonstrated can be seen easily by school children and through the correct procedure
and the material being taught can also be understood.
Keywords: demonstration, hand washing, elementary school children
PENDAHULUAN bahwa sebelum dilakukan penyuluhan

Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS) kesehatan cuci tangan pakai sabun (CTPS)

merupakan cara mudah dan tidak siswa melakukan cuci tangan dengan salah

membutuhkan biaya dan tenaga yang atau tidak melakukan cuci tangan dengan 6

berlebih, oleh karena itu perilaku langkah benar sebanyak 100,0%, setelah

mengajarkan atau membiasakan anak dan dilakukan penyuluhan kesehatan siswa

setiap anggota keluarga untuk mencuci yang melakukan cuci tangan dengan 6

tangan pakai sabun untuk mencapai langkah benar yaitu sebanyak 33,3 %.

keluarga yang hidup sehat sejak dini Hasil ini diperkuat oleh penelitian (Ahmad

(Ashari et al., 2020). Kebiasaan menjaga et al., 2019) di Kediri menunjukkan bahwa

kebersihan diri dengan mencuci tangan sebelum diberikan pendidikan kesehatan

sering dianggap menjadi hal sepele dan didapatkan 59,3% yang tidak terampil

kurangnya perhatian oleh masyarakat dalam melakukan cuci tangan pakai sabun,

terutama anak-anak. (Rohayani, 2020). Hal dan sesudah diberikan pendidikan

ini disebabkan kurangnya pengetahuan kesehatan didapatkan 88,9% terampil

tentang cara mencuci tangan yang benar dalam melakukan cuci tangan pakai sabun.

dengan menggunakan sabun dan air Hasil studi pendahuluan pada 10

mengalir, sehingga diperlukan adanya siswa SDN Kaligoro kelas 1,2, dan 3

edukasi untuk meningkatkan pengetahuan menunjukkan bahwa 3 anak (30%) hanya

dan tindakan dalam melakukan cuci tangan mencuci tangan dengan air di keran sambil

yang benar (Ambarwati & Prihastuti, menggosok telapak tangan, 5 anak (50%)

2019). mencuci tangan dengan menggunakan

Keterampilan cuci tangan sabun dan menggosok telapak tangan saja

masyarakat Indonesia masih rendah, dan lalu membilasnya, sedangkan 2 anak

anak usia sekolah dasar, baru 17% (20%) dapat mencuci tangan dengan

melakukan Cuci Tangan Pakai Sabun dan sabun, membersihkan sela jari, menggosok

air bersih. Hasil Riskesdas 2018 punggung tangan, menggosok kuku pada

menyebutkan bahwa proporsi penduduk telapak tangan lalu membilas dengan air

umur ≥10 tahun yang melakukan cuci bersih. Hal ini menunjukkan kurangnya

tangan dengan benar sebesar 49,8%, keterampilan anak dalam melakukan cuci

sedangkan di Jawa Timur sekitar 47% tangan yang benar.

(Kemenkes RI, 2018). Hasil penelitian Menurut Kholid (2014)

(Setiawan et al., 2017) menunjukkan pengetahuan merupakan domain terpenting


bagi terbentuknya tindakan seseorang.
Tindakan yang didasari oleh pengetahuan METODE PENELITIAN
akan lebih langgeng daripada perilaku Dalam penelitian ini menggunakan
yang tidak didasari oleh pengetahuan. rancangan penelitian eksperimental jenis
Salah satu metode health education adalah pra eksperimental dengan pendekatan one
dengan cara demontrasi. Menurut (Sagala, group pretest-post test design. Populasi
2012), keunggulan metode demonstrasi yang digunakan peneliti adalah seluruh
yaitu lebih mudah memahami sesuatu, siswa kelas 4-6 di SDN Kaligoro
lebih menarik, peserta didik dirangsang Kecamatan Kutorejo Kabupaten
untuk mengamati, dan dapat melakukan Mojokerto yang berjumlah 44 anak.
sendiri (redemonstrasi). Dampak yang Teknik sampling menggunakan teknik non
ditimbulkan bila tidak mencuci tangan probability sampling tipe total sampling
dengan benar dan menggunakan sabun, Instrumen dalam penelitian ini
dapat menularkan infeksi pada diri sendiri menggunakan ceklist observasi untuk
terhadap bakteri dan virus dengan mengukur tingkat keterampilan cuci
memegang bagian hidung, mata dan mulut. tangan anak usia sekolah.
Selain itu juga dapat menyebarkan atau
HASIL PENELITIAN
menularkan bakteri kepada orang lain.
DATA UMUM
Penyakit infeksi biasanya terjangkit
1. Umur
melalui kontak tangan ke tangan termasuk
Tabel 1.1 Distribusi Frekuensi
flu dan common cold. Pada tangan yang Responden Berdasarkan Umur
kurang bersih tidak hanya dapat di SDN Kaligoro Kecamatan
Kutorejo Kabupaten Mojokerto
menyebabkan ISPA dan diare tetapi juga pada tanggal 1-19 Juni 2021
dapat menimbulkan penyakit terkait
Umur Frekuensi Persentase
infeksi bakteri Salmonella dan E.coli (%)
(Risnawaty, 2017). Petugas kesehatan 9 tahun 2 4,5
10 tahun 13 29,5
yang selalu mensosialisasikan mengenai 11 tahun 17 38,6
keterampilan cuci tangan maka 12 tahun 11 25,0
13 tahun 1 2,4
keterampilan cuci tangan anak di sekolah Jumlah 44 100
pun akan menjadi semakin baik Sumber: Data Primer, 2021

(Murwanto, 2017). Tabel 1.1 menunjukkan bahwa


hampir setengah responden berusia
11 tahun, yaitu 17 responden
(38,6%).
2. Kelas diajarkan guru di sekolah yaitu 35
Tabel 1.2 Distribusi Frekuensi responden (79,5%).
Responden Berdasarkan Kelas di SDN 4. Tradisi cuci tangan pakai sabun
Kaligoro Kecamatan Kutorejo
Kabupaten Mojokerto pada tanggal 1- Tabel 1. 2 Distribusi
19 Juni 2021 Frekuensi Responden
Berdasarkan Tradisi cuci tangan
Kelas Frekuensi Persentase (%) pakai sabun di SDN Kaligoro
4 15 34,1 Kecamatan Kutorejo Kabupaten
5 15 34,1 Mojokerto pada tanggal 1-19
6 14 31,8 Juni 2021
Jumlah 44 100
Sumber: Data Primer, 2021 Tradisi Frekuensi Persentase
cuci (%)
Tabel 1.2 menunjukkan bahwa hampir
tangan
setengah responden adalah siswa kelas 4 pakai
sabun
dan 5, yaitu 15 responden (34,1%).
Memakai
3. Sumber Informasi tentang Cuci sabun
Tangan setiap 8 18,2
Tabel 1. 1 Distribusi Frekuensi cuci
Responden Berdasarkan Sumber tangan
Informasi tentang Cuci Tangan di Memakai
SDN Kaligoro Kecamatan Kutorejo sabun di
36 81,8
Kabupaten Mojokerto pada tanggal saat
1-19 Juni 2021 tertentu
Sumber Tidak
0 0
Informasi pernah
Persentase
tentang Frekuensi Jumlah 44 100
(%)
Cuci Sumber: Data Primer, 2021
Tangan
Tabel 1.4 menunjukkan bahwa
Diajarkan
35 79.5
oleh Guru hampir seluruh responden
Media
0 0 mempunyai tradisi cuci tangan
massa
Diajarkan pakai sabun di saat tertentu seperti
Responden 9 20.5
setelah makan, setelah buang air
Tua
Diajarkan besar, setelah membuang sampah
responden
0 0 yaitu 36 responden (81,8%).
lain ( non
nakes) 5. Ketersedian Sarana
Jumlah 44 100
Sumber: Data Primer, 2021 Tabel 1. 3 Distribusi Frekuensi
Responden Berdasarkan
Tabel 1.3 menunjukkan bahwa hampir Ketersedian Sarana Air Mengalir di
seluruh responden mendapatkan SDN Kaligoro Kecamatan Kutorejo
Kabupaten Mojokerto pada tanggal
informasi tentang cuci tangan dari 1-19 Juni 2021
Ketersedia Frekuens Persentas Keterampilan
Persentase
n sarana i e (%) mencuci Frekuensi
(%)
Tersedia 44 100 tangan
Tidak Terampil 37 84,1
0 0 Tidak
tersedia 7 15,9
terampil
Jumlah 44 100 Jumlah 44 100
Sumber: Data Primer, 2021 Sumber: Data Primer, 2021
Tabel 1.5 menunjukkan bahwa Tabel 1.7 menunjukkan bahwa hampir
seluruh responden memiliki sarana air seluruh responden terampil dalam
mengalir yaitu 44 responden (100%). mencuci tangan sesudah diberikan health
education metode demonstrasi, yaitu 37
DATA KHUSUS responden (84,1%).
Tabel 1.4 Distribusi Frekuensi Pengaruh Health Education Metode
Responden Berdasarkan Demonstrasi Terhadap Tingkat
Keterampilan Mencuci Tangan Keterampilan Mencuci Tangan Di
Sebelum Diberikan Health SDN Kaligoro Kecamatan Kutorejo
Education Metode Demonstrasi di Kabupaten Mojokerto
SDN Kaligoro Kecamatan Kutorejo Tabel 1. 6 Hasil Uji Wilcoxon
N pvalue Z
Keterampila
Frekuen Persentas Posttest - Negative
n mencuci 0
si e (%) Pretest Ranks
tangan
Terampil 18 40,9 Positive 0,000 -4,359
19
Tidak Ranks
26 59,1
terampil Ties 25
Jumlah 44 100 Total 44
Sumber: Data Primer, 2021
Tabel di atas menunjukkan bahwa
Tabel 1.6 menunjukkan bahwa
jumlah responden yang mengalami
sebagian besar responden tidak
peningkatan keterampilan mencuci
terampil dalam mencuci tangan
tangan (positive rank) sebanyak 19
sebelum diberikan health education
responden, sedangkan yang ties (tetap)
metode demonstrasi, yaitu 26
sebanyak 25 responden. Hasil analisa Uji
responden (59,1%).
Wilcoxon Signed Ranks didapatkan p
value sebesar 0,000 kurang dari α (0,05)
Tabel 1. 5 Distribusi Frekuensi
sehingga H1 diterima yang artinya ada
Responden Berdasarkan
Keterampilan Mencuci Tangan pengaruh health education metode
Sesudah Diberikan Health
demonstrasi terhadap keterampilan
Education Metode Demonstrasi Di
SDN Kaligoro Kecamatan Kutorejo mencuci tangan di SDN Kaligoro
Kabupaten Mojokerto pada tanggal
Kecamatan Kutorejo Kabupaten
1-19 Juni 2021
Mojokerto.
PEMBAHASAN terampil dalam mencuci tangan sesudah
1. Keterampilan Cuci Tangan diberikan health education metode
Sebelum Diberikan Health Education demonstrasi, yaitu 37 responden (84,1%)
Metode Demonstrasi
dan yang tidak terampil yaitu 7 responden
Berdasarkan hasil penelitian,
(15,9%).. Hal ini menunjukkan adanya
diketahui bahwa sebagian besar responden
peningkatan yang signifikan pada tindakan
tidak terampil dalam mencuci tangan
anak dalam melakukan cuci tangan yang
sebelum diberikan health education
benar.
metode demonstrasi, yaitu 26 responden
Metode demonstrasi dipersiapkan
(59,1%) dan terampil sebanyak 18
dengan teliti untuk memperlihatkan
responden (40,9%). Hasil penelitian
bagaimana cara melaksanakan suatu
tersebut menunjukkan bahwa sebelum
tindakan, adegan, atau menggunakan suatu
diberi perlakuan masih banyak responden
prosedur. Metode demonstrasi membuat
yang belum bisa mencuci tangan pakai
anak yang memiliki kemampuan kinetis
sabun dengan langkah-langkah yang benar
yang baik akan mudah dalam menerima
sesuai standart operasional prosedur cuci
pelajaran yang diberikan sehingga hasil
tangan 7 langkah. Terdapat tiga faktor
pembelajaran lebih melekat dalam diri
yang mempengaruhi keterampilan anak
anak (Daradjat, 2012). Peningkatan
untuk mencuci tangan pakai sabun yaitu
keterampilan cuci tangan pakai sabun anak
host (contohnya seperti :umur, jenis
sekolah dasar juga dipengaruhi adanya
kelamin, tingkat pendidikan, dan
sarana prasana dalam cuci tangan seperti
motivasi), environment (contohnya seperti
kran diluar/ washtafel, sabun dan handuk/
: lingkungan fisik, lingkungan sosial,
lap.
sarana kesehatan), dan agent (gaya hidup
3. Pengaruh Health Education Metode
dari penggunaan sabun dalam mencuci Demonstrasi Terhadap Keterampilan
tangan, peraturan sekolah, pola asuh Mencuci Tangan
responden tua, ketersediaan media
Berdasarkan hasil penelitian
pendidikan, informasi dan keberadaan
diketahui bahwa jumlah responden
UKS) (Parasyanti et al., 2020).
yang mengalami peningkatan
2. Keterampilan Cuci Tangan Sesudah
Diberikan Health Education Metode keterampilan mencuci tangan sebanyak
Demonstrasi 19 responden (43,2%), sedangkan yang
Berdasarkan hasil penelitian ties (tetap) sebanyak 25 responden
diketahui bahwa hampir seluruh responden (56,8%) yang terdiri dari 7 responden
(15,9%) tetap tidak terampil dan 18 pengetahuan. Seperti anak-anak dihimbau
responden tetap terampil (40,9%). untuk cuci tangan oleh gurunya tanpa
Hasil analisa Uji Wilcoxon didapatkan mengetahui makna dan tujuan mencuci
p value sebesar 0,000 kurang dari α tangan pakai sabun, maka sebagian besar
(0,05) sehingga H1 diterima yang anak akan banyak menyepelekan kegiatan
artinya ada pengaruh health education mencuci tangan tersebut walaupun telah
metode demonstrasi terhadap mendapatkan himbauan mencuci tangan
keterampilan mencuci tangan di SDN pakai sabun (Ferdiansyah, 2020).
Kaligoro Kecamatan Kutorejo
Responden yang tetap terampil
Kabupaten Mojokerto.
setelah diedukasi dapat disebabkan karena
Roger menjelaskan 5 tahap dalam yang pada awalnya ada langkah yang
perubahan perilaku, yaitu: kesadaran, kurang tepat akan tetapi setelah diedukasi
keinginan, evaluasi, mencoba, dan seluruh langkah cuci tangan yang benar
penerimaan atau dikenal juga sebagai dapat dilakukan dengan tepat sehingga
AIETA (Awareness, Interest, mendapatkan skor sempurna 14, dari yang
Evaluation, Trial and Adoption). awalnya mendapatkan skor 12 atau 13
Menurut Roger untuk mengadakan karena ada 1 atau 2 langkah yang tidak
suatu perubahan perlu ada ada langkah tepat dalam mempraktikkannya.
yang di tempuh seningga harapan atau KESIMPULAN
tujuan akhir dari perubahan dapat
1. Keterampilan mencuci tangan
tercapai. Langkah-langkah tersebut
sebelum diberikan health education
antara lain awarness, yaitu adanya
metode demonstrasi di SDN Kaligoro
kesadaran untuk berubah; interest,
Kecamatan Kutorejo Kabupaten
yaitu timbul perasaan minat terhadap
Mojokerto sebagian besar tidak
perubahan yang dikenal; evaluasi yaitu
terampil.
penilaian terhadap suatu yang baru;
2. Keterampilan mencuci tangan sesudah
trial yaitu tahap uji coba terhadap
diberikan health education metode
suatu yang baru; dan adoption yaitu
demonstrasi di SDN Kaligoro
proses penerimaan terhadap suatu yang
Kecamatan Kutorejo Kabupaten
baru(Notoatmodjo, 2012).
Mojokerto hampir seluruhnya
Tindakan yang didasari oleh terampil.
pengetahuan akan lebih langgeng dari pada 3. Responden mengalami peningkatan
perilaku yang tidak didasari oleh keterampilan mencuci tangan
(positive rank) sesudah diberikan Melakukan penyuluhan kesehatan bekerja
health education metode demonstrasi. sama dengan gugus Covid-19 kepada
Hasil analisa Uji Wilcoxon Signed masyarakat dan menganjurkan masyarakat
Ranks didapatkan p value sebesar untuk rajin mencuci tangan dengan sabun
0,000 < α (0,05) sehingga H1 diterima dan air mengalir untuk mencegah
yang artinya ada pengaruh health penularan COVID-19.
education metode demonstrasi
3. Bagi Peneliti Selanjutnya
terhadap keterampilan mencuci
tangan di SDN Kaligoro Kecamatan Peneliti selanjutnya disarankan untuk

Kutorejo Kabupaten Mojokerto. meneliti dengan melakukan edukasi


dengan metode yang lebih aman bagi
SARAN peneliti dan responden dengan tidak
bertatap muka secara langsung mengingat
1. Bagi Anak SD
masa pandemi Covid-19 belum berakhir
Selalu menerapkan cuci tangan 7 langkah
seperti media video lewat zoom atau
dengan benar setiap sebelum makan,
google meet, penelitian menggunakan
sesudah makan, setelah membuang ingus,
desain time series agar bisa melakukan
setelah batuk, atau setelah bersin, setelah
pretest dan posttest pada setiap sesi atau
berkunjung dari tempat umum atau
dengan menggunakan kelompok kontrol
bermain, setelah menyentuh barang di luar
agar pengaruh health education menjadi
rumah, termasuk uang, sebelum, setelah
lebih jelas.
menggunakan toilet, setelah membuang
sampah, setelah menyentuh hewan, setelah DAFTAR PUSTAKA
membersihkan rumah, dan ketika tangan
Ahmad, M., Nikmah, A. N., & Putri, N. L.
terlihat kotor untuk menerapkan protokol
M. (2019). Pengaruh Pendidikan
kesehatan selama masa pandemi Covid-19.
Kesehatan Cuci Tangan Melalui
Diharapkan anak juga selalu
Metode Cerita Bergambar Terhadap
memperhatikan saat diberikan edukasi
Keterampilan Cuci Tangan Pakai
oleh orang lain agar informasi yang
Sabun Pada Anak Usia 5-6 Tahun.
disampaikan dapat diterima dengan baik
Jurnal Mahasiswa Kesehatan, 1.
dan bermanfaat bagi anak.
Ambarwati, E. R., & Prihastuti. (2019).
2. Bagi SDN Kaligoro Kecamatan Gerakan Masyarakat Hidup Sehat
Kutorejo Kabupaten Mojokerto (Germas) Mencuci Tangan
Menggunakan Sabun dan Air
Mengalir Sebagai Upaya Untuk https://doi.org/10.36565/jab.v9i1.197
Menerapkan Perilaku Hidup Bersih Risnawaty, G. (2017). Faktor Determinan
dan Sehat (PHBS) Sejak Dini. Perilaku Cuci Tangan Pakai Sabun
Celebes Abdimas: Jurnal Pengabdian (Ctps) Pada Masyarakat Di Tanah
Kepada Masyarakat, 1(1), 45–52. Kalikedinding. Jurnal PROMKES,
Ashari, A. E., Ganing, A., & Mappau, Z. 4(1), 70.
(2020). Peningkatan Pengetahuan, https://doi.org/10.20473/jpk.v4.i1.201
Sikap Dan Praktik Cuci Tangan Pakai 6.70-81
Sabun Pada Anak Kelas V Sekolah Rohayani, F. (2020). Menjawab
Dasarmelalui Senam Cuci Tangan Problematika Yang Dihadapi Anak
Pakai Sabun. Jurnal Ilmiah Permas : Usia Dini di Masa. QAWWAM:
Jurnal Ilmiah STIKES Kendal, 10(1), JOURNAL FOR GENDER
11–18. MAINSTREAMING, 14(1), 29–50.
Daradjat, Z. (2012). Peranan Agama https://doi.org/10.20414/Qawwam.v1
dalam Kesehatan Mental. Gunung 4i1.2310
Mulia. Sagala, S. (2012). Konsep dan Makna
Ferdiansyah, N. H. (2020). Perbedaan Pembelajaran: Untuk Membantu
perilaku sebelum dan sesudah Memecahkan Problematika Belajar
diberikan pendidikan kesehatan cuci dan Mengajar. Bandung: Alfabeta.
tangan dengan demonstrasi pada Setiawan, D. I., Asmarani, F. L., & Sari,
anak. Artikel Penelitian Universitas D. R. (2017). Pengaruh Penyuluhan
Ngudi Waluyo, 21(1), 1–9. Kesehatan Menggunakan Media
Kemenkes RI. (2018). Hasil Utama Riset Video dan Bernyanyi terhadap
Kesehatan Dasar (RISKESDAS) 2018 Keterampilan Cuci Tangan Pakai
(Vol. 44, Issue 8). Sabun ( CTPS ) Pada Siswa TK PKK
https://doi.org/10.1088/1751- Indriarini Yogyakarta. Jurnal
8113/44/8/085201 Keperawatan Respati Yogyakarta,
Parasyanti, N. K. V., Yanti, N. L. G. P., & 4(September), 232–237.
Mastini, I. G. A. A. P. (2020).
Pendidikan Kesehatan Cuci Tangan
Pakai Sabun dengan Video Terhadap
Kemampuan Cuci Tangan pada Siswa
SD. Jurnal Akademika Baiturrahim
Jambi, 9(1), 122.

Anda mungkin juga menyukai