Anda di halaman 1dari 12

PENGARUH PENYULUHAN MENCUCI TANGAN

DENGAN MEDIA POSTER TERHADAP


PRAKTIK CUCI TANGAN PADA
SISWA DI SDN SENDANGHARJO
MINGGIR SLEMAN

NASKAH PUBLIKASI

Disusun oleh :
Istiqomah
1710104393

PROGRAM STUDI KEBIDANAN PROGRAM SARJANA TERAPAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ‘AISYIYAH
YOGYAKARTA
2018
PENGARUH PENYULUHAN MENCUCI TANGAN
DENGAN MEDIA POSTER TERHADAP
PRAKTIK CUCI TANGAN PADA
SISWA DI SDN SENDANGHARJO
MINGGIR SLEMAN

NASKAH PUBLIKASI

Diajukan Guna Melengkapi Sebagian Syarat Mencapai Gelar


Sarjana Terapan Kebidanan
Program Studi Kebidanan Program Sarjana Terapan
Fakultas Ilmu Kesehatan
di Universitas „Aisyiyah
Yogyakarta

Disusun oleh :
Istiqomah
1710104393

PROGRAM STUDI KEBIDANAN PROGRAM SARJANA TERAPAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ‘AISYIYAH
YOGYAKARTA
2018
PENGARUH PENYULUHAN MENCUCI TANGAN
DENGAN MEDIA POSTER TERHADAP
PRAKTIK CUCI TANGAN PADA
SISWA DI SDN SENDANGHARJO
MINGGIR SLEMAN
Istiqomah, Fitnaningsih Endang Cahyawati
Email : Istii57@yahoo.co.id

Abstrak : Perilaku Sehat Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS) yang merupakan salah satu
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS), fokus CTPS ini adalah Anak sekolah sebagai
“Agen Perubahan” dengan simbolisme bersatunya seluruh komponen keluarga, rumah dan
masyarakat dalam merayakan komitmen untuk perubahan yang lebih baik dalam berperilaku
sehat melalui CTPS. Cuci tangan pakai sabun dapat mengurangi diare sebanyak 31 % dan
menurunkan penyakit infeksi saluran nafas atas (ISPA) sebanyak 21 %.Riset global juga
menunjukkan bahwa kebiasaaan cuci tangan pakai sabun tidak hanya mengurangi, tapi
mencegah kejadian diare hingga 50 % dan ISPA hingga 45 %. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui pengaruh penyuluhan mencuci tangan dengan media poster terhadap praktik cuci
tangan pada siswa di SDN Sengdangharjo Minggir. Penelitian ini menggunakan desain
penelitian pre experiment design dengan rancangan one group pre test and post test design
kemudian dianalisis menggunakan uji wilcoxon. Objek pada penelitian ini adalah siswa dan
siswi kelas 5 SDN Sendangharjo Minggir. Penggambilan sampel menggunakan teknik total
sampling dengan jumlah responden sebanyak 22 orang. Berdasarkan hasil analisis data
didapatkan hasil pre test kategori baik berjumlah 2 responden (9,1%), kategori cukup
berjumlah 18 responden (81,8%), kategori kurang berjumlah 2 responden (9,1%) sedangkan
hasil analisis post test kategori baik sebanyak 20 responden (90,9%), kategori cukup
berjumlah 2 responden (9,1%) dan nilai p value 0,000 < 0,05. Simpulan dari penelitian ini
adalah ada pengaruh penyuluhan cuci tangan dengan media poster terhadap praktik cuci
tangan siswa di SDN Sendangharjo Minggir. Diharapkan siswa dapat membudayakan cara
cuci dengan baik dan benar setelah beraktivitas, setelah bermain, sebelum dan sesudah
makan, setelah buang air, dan ketika tangan kotor.

Kata Kunci : Media Poster, Penyuluhan, Praktik Cuci Tangan

Abstract : The hygiene habit of hand wash with soap in Indonesian language is abbreviated
as CTPS. It is a program of Healthy and Clean Habit. CPTS focuses on school children as the
agent of change symbolized by unifying the whole family members in home and society in
celebrating the commitment to change into better healthy life through CPTS program. Hand
washing with soap can decrease the number of diarrhea case at about 31 % and Upper
Respiratory tract Infection (URI) at about 21 %. Global research shows that the habit of hand
wash also prevents both diseases at about 50 % and 45 %. This research is aimed to find out
the impact of hand wash training on posters toward hand wash practice among students in
Sendangharjo Primary School of Minggir. Pre-experiment design was used in this research
with applying one group pre-test and post test design. Then the data was analyzed using
wilcoxon test. The subjects of this research were all students of fifth grade of primary school
of Sendangharjo Minggir. Total sampling was administered to collect the data. There were 22
respondents. From the data analysis of the pre-test, it was elicited that two respondents
belonged to Good (9.1%), 18 respondents belonged to Moderate (81.8%) and two
respondents (9.1%) belonged to Poor category. Meanwhile, the post-test resulted in that 20
respondents (90.9%) were categorized as Good, two respondents (9.1%) were categorized as
Moderate, and the p value was 0.000 < 0.05. It can be concluded that there was impact of
hand wash training on posters towards hand wash practices among students in primary school
of Sendangharjo Minggir. It is suggested that to make hand washing properly as daily routine
and lifestyle before and after doing things, eating, urinating, and defecating.

Keywords : Counseling, Hand wash practice, Posters


PENDAHULUAN
Perilaku Sehat Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS) yang merupakan salah satu Perilaku
Hidup Bersih dan Sehat (PHBS), saat ini juga kurang menjadi perhatian dunia, hal ini karena
masalah kurangnya praktik perilaku cuci tangan tidak hanya terjadi di negara berkembang
saja, tetapi ternyata di negara maju pun kebanyakan masyarakat masih lupa untuk melakukan
perilaku cuci tangan. Fokus CTPS ini adalah Anak sekolah sebagai “Agen Perubahan”
dengan simbolisme bersatunya seluruh komponen keluarga, rumah dan masyarakat dalam
merayakan komitmen untuk perubahan yang lebih baik dalam berperilaku sehat melalui
CTPS (Depkes, 2007).
Persepsi dan perilaku terhadap kebiasaan mencuci tangan menemukan bahwa sabun
telah sampai ke hampir setiap rumah di Indonesia, namun sekitar 3% yang menggunakan
sabun untuk cuci tangan, untuk di desa angkanya bisa lebih rendah lagi. Mencuci tangan
pakai sabun dapat menurunkan resiko diare hingga 50% (WHO, 2011). Masyarakat
menganggap CTPS tidak penting, mereka cuci tangan pakai sabun ketika tangan berbau,
berminyak dan kotor.Hasil penelitian oleh kemitraan pemerintah dan swasta tentang CTPS
menunjukkan bahwa pengetahuan masyarakat tentang CTPS sudah tinggi, namun praktik di
lapangan masih rendah (Mikail, 2011).
Indikator untuk menilai Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di sekolah antara
lain cuci tangan dengan air bersih dan sabun, jajan di kantin sekolah, Buang Air Besar (BAB)
dan Buang Air Kecil (BAK) di jamban, buang sampah ditempatnya, berolahraga, mengukur
tinggi dan berat badan, memeriksa jentik nyamuk, dan tidak merokok di sekolah
(Notoatmodjo, 2010). Tangan yang bersih akan mencegah penularan penyakit seperti Diare,
Kolera Disentri, typus, Kecacingan, Penyakit kulit, Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA).
Dengan mencuci tangan, maka tangan menjadi bersih dan bebas dari kuman (Proverawati dan
Eni, 2012). Cuci tangan pakai sabun dapat mengurangi diare sebanyak 31 % dan menurunkan
penyakit infeksi saluran nafas atas (ISPA) sebanyak 21 %.Riset global juga menunjukkan
bahwa kebiasaaan cuci tangan pakai sabun tidak hanya mengurangi, tapi mencegah kejadian
diare hingga 50 % dan ISPA hingga 45 % (Fajriyati, 2013). Menurut Firdaus tahun 2012
kebiasaan masyarakat Indonesia dalam mencuci tangan pakai sabun sampai sekarang masih
tergolong rendah, sehingga hal ini dapat terlihat dengan tingginya prevalensi penyakit diare.
Hasil studi pendahuluan yang dilakukan di SDN Sendangharjo Minggir pada bulan
Desember tahun 2017 mengatakan bahwa di sekolah tersebut pernah dilakukan penyuluhan
tentang cara mencuci tangan namun sudah sangat lama dan dari 3 siswa yang dilihat untuk
melakukan praktik mencuci tangan belum menunjukkan praktik mencuci tangan yang baik
dan benar. Oleh karena itu peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul
Pengaruh Penyuluhan Mencuci Tangan dengan Media Poster terhadap Praktik Cuci Tangan
pada Siswa di SDN Sendangharjo Minggir Sleman.

METODE PENELITIAN
Desain dalam penelitian ini adalah penelitian Pra Eksperimen (Pre-experiment
Design) dengan pendekatan One Grup Pretest. Postest Design. Dalam penelitian ini,
pengujian hubungan sebab akibat dilakukan dengan cara membandingkan hasil pre-test
dengan post-test, namun tanpa melakukan perbandingan dengan pengaruh perlakuan yang
dikenakan pada kelompok lain (Nursalam,2011). Variabel bebas dalam penelitian ini adalah
penyuluhan mencuci tangan dan variabel terikat pada penelitan ini adalah praktik cuci tangan
pada siswa , sedangkan pariabel pengganggu dalam penelitian ini terdapat enam variabel
pengganggu yaitu faktor penyuluh, faktor sasaran, faktor proses, host, agents, dan
environment.
Populasi pada penelitian ini adalah seluruh siswa di SDN Sendangharjo Minggir
berjumlah 148 siswa , sedangkan sampel dalam penelitain ini adalah seluruh siswa kelas 5
SDN Sendangharjo Minggir berjumlah 22 siswa. Teknik pengambilan sampel dalam
penelitian ini menggunakan Total Sampling dengan menggunakan kriteria inklusi dan ekslusi.
Kriteria inklusi adalah sampel yang di teliti (Notoatmodjo, 2012). Kriteria inklusi dalam
penelitian ini adalah seluruh siswa dan siswi kelas 5 SDN Sendangharjo Minggir. Kriteria
ekslusi adalah sampel yang tidak diteliti (Notoatmodjo, 2012). Teknik pengumpulan data
pada saat penelitian adalah melakukan observasi praktik cuci tangan pada siswa dan siswi
kelas 5 sebanyak 22 anak di SDN Sendangharjo Minggir Sleman yang diisi dan diobservasi
oleh peneliti dan dibantu oleh enumerator sebanyak 3 orang yang merupakan mahasiswi
Kebidanan Universitas „Aisyiyah Yogyakarta semester 8 dan telah dilakukan apersepsi
tentang cara cuci tangan yang direkomendasikan oleh WHO dan cara mengisi cheklist cuci
tangan.
Pengumpulan data saat penelitian yaitu menggunakan checklist untuk mengukur
praktik cuci tangan sebelum penyuluhan (Pre Test) dilanjutkan dengan penyuluhan mencuci
tangan dengan media poster cuci tangan, selanjutnya dilakukan pengukuran ulang (Post Test)
praktik cuci tangan dengan menggunakan Checklist cuci tangan. Hasil pelaksanaan
penyuluhan selanjutnya dijelaskan secara deskriptif dengan menggunakan narasi atau
membahas angka di dalam tabel serta mengelompokan praktik dari jumlah responden yang
didapatkan. Analisis dalam penelitian ini menggunakan uji statistik non parametrik
menggunakan uji Wilcoxon. Uji Wilcoxon Signed Rank Test merupakan uji alternatif dari uji
Pairing T test atau T Paired apabila tidak memenuhi asumsi normalitas. Uji ini dikenal juga
dengan istilah Wilcoxon Match Pair Test (Sugiyono, 2012).

HASIL DAN PEMBAHASAN


A. Hasil
1. Karakteristik Responden
Karakteristik merupakan ciri-ciri yang dimiliki seseorang. Penelitian ini
didapatkan hasil karakteristik responden berdasarkan umur dan jenis kelamin pada
kelompok eksperimen sebagai berikut :

Tabel 4.1
Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin dan umur di SDN Sendangharjo
Minggir tahun 2018
No. Jenis Kelamin Responden Persentase (%)
1. Jenis Kelamin :
Laki-laki 7 31,8
Perempuan 15 68,2
Total 22 100
2. Umur :
11 tahun 17 77,2
12 tahun 4 18,2
14 tahun 1 4,6
Total 22 100
Sumber : data primer 2018
Berdasarkan tabel 4.1 menunjukan karakteristik responden berdasarkan
jenis kelamin dan umur, dimana karakteristik responden yang berjenis kelamin
perempuan berjumlah lebih banyak yaitu 15 orang (68,2%), dan karakteristik
responden yang berusia 11 tahun berjumlah lebih banyak yaitu 17 orang (77,2%).
2. Gambaran Praktik Cuci Tangan di SDN Sendangharjo Minggir
Hasil analisis praktik cuci tangan pada saat pretest dan post test disajikan
dalam bentuk tabel.
Tabel 4.2
Distribusi Praktik Cuci Tangan di SDN Sendangharjo Minggir Tahun 2018
Pretest Posttest
No. Praktik Cuci Tangan
N % N %
1. Baik 2 9,1% 20 90,9%
2. Cukup 18 81,8% 2 9,1%
3. Kurang 2 9,1 - -
Total 22 100% 22 100%

Sumber : data primer 2018

Berdasarkan tabel 4.2 hasil praktik cuci tangan pada responden saat pretest
didapatkan dalam kategori baik berjumlah 2 responden (9,1%), kategori cukup
berjumlah 18 responden (81,8%), kategori kurang berjumlah 2 responden (9,1%).
Sedangkan praktik cuci tangan pada responden saat posttest didapatkan jumlah
terbanyak dalam kategori baik sebanyak 20 responden (90,9%), kategori cukup
berjumlah 2 responden (9,1%).

3. Pengaruh penyuluhan mencuci tangan dengan media poster terhadap praktik


cuci tangan pada siswa di SDN Sendangharjo Minggir
Untuk mengetahui pengaruh penyuluhan mencuci tangan dengan media
poster terhadap praktik cuci tangan dilakukan dengan menggunakan analisis
dengan uji wilcoxon. Hasil analisis uji wilcoxon untuk mengetahui praktik cuci
tangan pada siswa pada saat pengambilan data dalam dilakukan pada tabel berikut.

Tabel 4.3
Hasil analisis Uji Wilcoxon Praktik Cuci Tangan Pada Siswa Di SDN
Sendangharjo Minggir.
N Z Asymp.Sig. (2-tailed)
a a
Pre-Post Negatif Ranks 0 -4,066 0 ,000
Positif Ranks 18b
Ties 4c
Total 22
Sumber : Data Primer 2018
Berdasarkan tabel 4.3 menunjukan bahwa nilai p 0,000<0,05 sehinga
dapat disimpulkan bahwa Ha diterima dan Ho ditolak yang artinya penyuluhan
mencuci tangan dengan media poster berpengaruh terhadap praktik cuci tangan
pada siswa di SDN Sendangharjo Minggir.
B. Pembahasan
1. Praktik Cuci Tangan pada Siswa Kelas 5 SDN Sendangharjo Minggir.
Hasil dari pengukuran praktik cuci tangan pada siswa kelas 5 SDN
Sendangharjo Minggir didapatkan hasil sebelum diberikan penyuluhan sesuai
dengan tabel 4.2 responden dengan praktik cuci tangan dengan baik berjumlah 2
responden (9,1%), cukup berjumlah 18 responden (81,8%) dan kurang berjumlah 2
responden (9,1%). Hasil penelitian distribusi jenis kelamin sebagian besar responden
berjenis kelamin perembuan yakni sebanyak 15 responden (68,2%) dan laki-laki
sebanyak 7 responden (31,8%) Serta hal ini sejalan dengan teori yang mengatakan
bahwa Perbedaan perhatian yang diberikan responden saat penyuluhan, dimana
siswa perempuan lebih memberi perhatian dibandingkan laki-laki, selama pemberian
penyuluhan. Perhatian adalah banyak sedikitnya kesadaran yang menyertai sesuatu
aktivitas yang dilakukan (Suryabrata, 2010).
Hasil distribusi umur responden, sebagian besar responden berusia 11 tahun
sebanyak 17 responden (77,2%), berusia 12 tahun sebanyak 4 responden (18,2%)
dan berusia 14 tahun sebanyak 1 responden (4,6%). Rentang kehidupan yang
dimulai dari usia 6-12 tahun sering kali disebut usia sekolah atau masa sekolah.
Periode ini dimulai dari masuknya anak ke lingkungan sekolah, yang mempunyai
dampak signifikan dalam perkembangan dan hubungan anak dengan orang lain
(Wong, 2008).
Hasil dari pengukuran praktik cuci tangan setelah dilakukan setelah
penyuluhan dengan media poster mengalami kenaikan pada kategori baik dari 2
responden menjadi 20 responden (81,8%) dan kategori cukup sebanyak 2 responden
(9,1%) dan tidak ada responden yang melakukan praktik cuci tangan dengan
kategori kurang. Hal ini sejalan dengan teori menurut Notoatmodjo (2007) orang
yang memiliki sumber informasi yang lebih banyak akan memiliki pengetahuan
yang luas. Salah satu sumber informasi yang berperan penting bagi pengetahuan
adalah media masa, banyak tempat atau media yang dijadikan sebagai sumber
informasi untuk menambah pengetahuan salah satunya adalah berasal dari guru yang
memberikan informasi kepada siswa-siswi melalui proses belajar mengajar mereka
dalam menempuh suatu pendidikan.
Setelah dilakukan penyuluhan kesehatan tentang mencuci tangan praktik cuci
tangan siswa semakin baik hal ini dikarenakan pada saat dilakukan penyuluhan
dengan menggunakan media poster siswa dapat secara langsung mengamati praktik
cuci tangan dalam penyuluhan yang diberikan. Siswa memiliki antusias yang sangat
tinggi untuk mendapatkan informasi yang menurut mereka bermanfaat untuk
dirinya. Hal ini disebabkan karena adanya informasi melalui penyuluhan yang
diberikan oleh peneliti kepada responden. Penyuluhan kesehatan atau pendidikan
kesehatan dapat meningkatkan pengetahuan seseorang secara bermakna jika
dibandingkan dengan yang tidak diberi penyuluhan. Dalam penelitian ini
menggabungkan antara penyampaian penyuluhan dengan metode ceramah dan tanya
jawab, demonstrasi dan praktik cuci tangan dibantu dengan menampilkan poster
mencuci tangan.
Poster adalah media gambar yang mengkombinasikan unsur-unsur visual
seperti garis, gambar dan kata-kata untuk dapat menarik perhatian dan
mengkomunikasikan pesan secara singkat (Anitah, 2010). Penyuluhan mencuci
tangan dapat meningkatkan pengetahuan siswa tentang pentingnya mencuci tangan,
sehingga siswa dapat melakukan praktik cuci tangan dalam rangka penerapan
prilaku hidup bersih dan sehat sejak dini. Praktik cuci tangan pada siswa semakin
meningkat tentang apa itu cuci tangan, manfaat cuci tangan, kapan waktu yang
diharuskan mencuci tangan, bagaimana cara mencuci tangan dengan baik dan benar.
Penyuluhan mencuci tangan dalam penelitian ini bertujuan untuk mempengaruhi
praktik cuci tangan yang ada hubungannya dengan penerapan prilaku hidup bersih
dan sehat. Sesuai dengan penelitian ini dari siswa yang belum mengetahui tentang
mencuci tangan menjadi lebih tahu. Seperti penelitian yang dilakukan oleh
Rahmaniati (2015) dengan judul “Penggunaan Media Poster Untuk Meningkatkan
Hasil Belajar IPA Peserta Didik Kelas VB SDN 6 Langkai Palangkaraya” hasil
penelitian ini menjunjukkan bahwa aktivitas peserta didik dalam pembelajaran IPA
menggunakan media poster meningkat hal ini menunjukkan pembelajaran sudah
berpusat pada siswa.

2. Pengaruh Penyuluhan Mencuci Tangan Dengan Media Poster Terhadap Praktik Cuci
Tangan Pada Siswa Di SDN Dendangharjo Minggir.
Hasil analisis dari uji statistik Wilcoxon praktik cuci tangan didapatkan nilai
signifikasi (P) sebesar 0,000 (P<0,05). Nilai P < 0,05 menunjukan bahwa tedapat
perbedaan yang bermakna antara skor sebelum penyuluhan dan skor setalah
penyuluhan, yang berarti penyuluhan mencuci tangan dengan media poster dapat
meningkatkan praktik cuci tangan pada siswa.
Adanya peningkatan praktik cuci tangan sebelum dan sesudah diberikan
penyuluhan dengan metode demonstrasi, praktik langsung dengan menggunakan
media poster, metode demonstrasi adalah metode pembelajaran yang menyajikan
suatu prosedur atau tugas, cara menggunakan alat dan cara berinteraksi. Demonstrasi
dapat dilakukan secara langsung atau menggunakan media, seperti video dan film
keunggulan dari metode ini adalah dapat membuat proses pembelajaran menjadi
lebih jelas dan konkret, dapat menghindari verbalisme, lebih mudah memahami
sesuatu, lebih menarik, peserta didik dirangsang untuk mengamati, menyesuaikan
teori dengan kenyataan dan dapat melakukan sendiri (redemonstrasi) hal tersebut
dapat meningkatkan pemahaman siswa tentang cara mencuci tangan dengan baik
dan benar.
Media poster dapat mempengaruhi praktik mencuci tangan pada siswa
karena poster merupakan salah satu media pendidikan kesehatan yang menggunakan
huruf dengan ukuran besar dan jelas serta disertai gambar (Wongsawat, 2015). Hal
tersebut dapat minat pembaca dan memudahkan pemahaman informasi yang
terdapat didalamnya. Selain itu, poster juga dapat ditempel di rumah maupun tempat
umum sehingga dapat dijadikan pengingat (Maharani, 2011). Penggunaan media
poster dalam penelitian ini juga dapat dijadikan pengingat bagi siswa tentang cara
mencuci tangan untuk jangka panjang.
Hasil perbandingan praktik cuci tangan sebelum dan sesudah pemberian
penyuluhan menunjukan bahwa sebelum penyuluhan terdapat 2 responden (9,1%)
dikategorikan melakukan praktik cuci tangan dengan baik setelah penyuluhan terjadi
peningkatan yaitu 20 responden (90,9%), sebelum penyuluhan terdapat 18
responden (80,8%) dikategorikan melakukan praktik cuci tangan dengan cukup
setelah penyuluhan berkurang menjadi 2 responden (9,1%), sebelum penyuluhan
terdapat 2 responden (9,1%) dikategorikan melakukan praktik cuci tangan dengan
kurang setelah penyuluhan tidak ada responden yang melakukan praktik cuci tangan
dengan kategori kurang.
Dari pembahasan diatas, dapat dinyatakan bahwa penyuluhan dengan media
poster memiliki pengaruh yang signifikan terhadap praktik cuci tangan siswa kelas 5
SDN Sendangharjo Minggir Sleman. Dalam hal ini penyuluhan yang dilakukan
berupa ceramah dengan alat bantu poster dan demonstrasi cara cuci tangan dengan
baik dan benar serta pelaksanaan umpan balik atau feedback berupa tanya jawab.
Dalam aplikasinya, kegiatan penyuluhan ini dapat dimanfaatkan untuk menunjang
kegiatan belajar mengajar di sekolah dan bahkan dapat dikembangkan menjadi
kebiasaan di SDN Sendangharjo Minggir Sleman.
Dengan adanya penyuluhan dapat meningkatkan pengetahuan seseorang
sehingga orang tersebut dapat merubah praktik negatif ke praktik positif. Hal
tersebut juga didukung dengan kesediaan, keaktifan dan interaksi yang baik dari
responden dalam mengikuti proses penyuluhan, karena saat menerima materi guna
meningkatkan pengetahuan diperlukan kesungguhan. Sehingga penyuluhan yang
diberikan bisa memberikan manfaat bagi responden.
SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan hasil dan pembahasan, maka kesimpulan dari pengaruh penyuluhan
dengan media poster terhadap praktik cuci tangan pada siswa di SDN Sendangharjo
Minggir diperoleh kesimpulan sebagai berikut:
1. Hasil dari pengukuran praktik cuci tangan pada siswa kelas V SDN Sendangharjo
Minggir didapatkan hasil sebelum diberikan penyuluhan dalam kategori baik
berjumlah 2 responden (9,1%), kategori cukup berjumlah 18 responden (81,8%),
kategori kurang berjumlah 2 responden (9,1%). Sedangkan praktik cuci tangan pada
responden saat posttest didapatkan jumlah terbanyak dalam kategori baik sebanyak
20 responden (90,9%), kategori cukup berjumlah 2 responden (9,1%).
2. Pengaruh penyuluhan mencuci tangan dengan media poster terhadap praktik cuci
tangan dilakukan dengan menggunakan analisis dengan uji wilcoxon menunjukan
bahwa nilai p 0,000<0,05 sehinga dapat disimpulkan bahwa Ha diterima dan Ho
ditolak yang artinya penyuluhan mencuci tangan dengan media poster berpengaruh
terhadap praktik cuci tangan pada siswa di SDN Sendangharjo Minggir.
B. Saran
Berdasarkan dari kesimpulan hasil penelitian tersebut dapat ditemukan beberapa
saran sebagai berikut:
1. Responden
Diharapkan siswa dapat membudayakan cara cuci dengan baik dan benar setelah
beraktivitas, setelah bermain, sebelum dan sesudah makan, setelah buang air, dan
ketika tangan kotor.
2. Bagi SDN Sendangharjo Minggir
Diharapkan untuk memberikan fasilitas yang memadai untuk menerapkan cuci tangan
yang baik dan benar pada siswa, yaitu berupa menyediakan sabun dan tissue serta
diadakan refreshing cuci tangan dengan baik dan benar bersama untuk seluruh siswa
di SDN Sendangharjo Minggir sebagai penerapan program prilaku hidup bersih dan
sehat setiap satu bulan sekali.
3. Bagi Peneliti Selanjutnya
Diharapkan hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan referensi untuk penelitian
selanjutnya. Peneliti selanjutnya diharapkan dapat melakukan penelitian tentang cuci
tangan dengan eksperimen dan melakukan observasi praktik cuci tangan selama satu
minggu guna mengetahui penerapan praktik cuci tangan pada siswa disekolah, dapat
juga mengembangkan penelitian dengan membentuk kelompok kontrol sehingga ada
pembanding dengan kelompok yang diberi intervensi lain atau melakukan penelitian
lebih lanjut perhatian saat penyuluhan pada anak laki-laki dan perempuan serta dapat
melakukan penelitian pada jenjang kelas yang berbeda.
DAFTAR PUSTAKA

Anitah. 2010. Media Pembelajaran. Surakarta: Yuma Pustaka.

Depkes RI. 2007. Profil Kesehatan Republik Indonesia Tahun 2016. Jakarta : Pusat Data dan
Informasi Departemen Kesehatan Republik Indonesia.

Fazriyati, W. 2013. Kebiasaan CTPS di RS Tekan Infeksi Nosokomial.


http://health.kompas.com/read/2013/09/26/1643106/Kebiasaan.CTPS.di.RS.Tekan.I
nfeksi.Nosokomial. diunduh, 01 November 2013

Junios. 2015. Pengaruh Pemberian Penyuluhan Perilaku Hidup Bersih Sehat (Phbs) Tentang
Teknik Mencuci Tangan Terhadap Pengetahuan Mencuci Tangan Di Sd N 55
Batang Piarau Lubuk Basung Kabupaten Agam Tahun 2015. Jurnal Kesehatan
STIKES Prima Nusantara Bukittinggi Volume 5 No 1.

Maharani, R., 2011, Pengaruh Pendidikan Kesehatan tentang Sadari terhadap Pengetahuan
dan Sikap Remaja Putri dalam Upaya Deteksi Dini Kanker Payudara di SMK Bisnis
Manajemen Administrasi Perkantoran Bina Satria Medan Tahun 2010, Jurnal
Kesehatan Universitas Sumatera Utara No. 3 Volume 5.
Mikail, B. 2011. Kebisaan Cuci Tangan Masih Rendah. http://health
.kompas.com/read/2011/09/29/17324045/Kebiasaan.Cuci.Tangan.Masih.Rendah.
Diunduh,01 november 2013
Notoatmodjo S. 2010. Ilmu Perilaku Kesehatan. Jakarta: PT Rineka Cipta.
____________. 2012. Promosi Kesehatan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.
Nursalam. 2011. Konsep dan Penerapan Metode Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta :
Salemba Medika.
Proverawati A dan Eni R. 2012. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). Yogyakarta: Nuha
Medika.
Rawati Siregar. 2015. Efektifitas Penyuluhan Dengan Media Poster Terhadap Peningkatan
Pengetahuan Tentang Kebersihan Gigi Pada Siswa Siswi Kelas III Dan IV Di Sdn
104186 Tanjung Selamat Kecamatan Sunggal Tahun 2015. Jurnal Ilmiah
PANMED Vol 9 No 2.
Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kualitatif dan R&D. Bandung : Alfabeta.
Suryabrata. 2010. Psikologi Pendidikan. Jakarta : Raja Grafindo Persada.
Wong, Donna L. (2008). Pedoman Klinis Perawatan Pediatrik. Edisi 4.Jakarta : EGC
Wongsawat, S., 2015, Integrating Poster and Actual-Sized Fruit Models in Health Education
on Fruit Diets for Elderly Patient, International Journal of Arts & Sciences No. 3
Vol. 1.
World Health Organization. 2011. Indonesia: Health Profile. Diakses kembali dari
http://www.who.int/gho/countries/idn.pdf

Anda mungkin juga menyukai