Anda di halaman 1dari 6

The 10th University Research Colloqium 2019

Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Gombong

Penerapan Metode Bernyanyi untuk Meningkatkan


Kemampuan Cuci Tangan pada Anak di TK Mekarsari
Ambalresmi
Fitri Faijah1, Nurlaila2
1,2
Program Studi DIII Keperawatan, Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah
Gombong
*Email: fitrifaijah58@gmail.com

Abstrak
Kata Kunci : Latar Belakang : Mencuci tangan merupakan salah satu
Cuci tangan, perilaku yang dapat mempengaruhi kondisi sehat seseorang.
metode bernyanyi, Untuk meningkatkan kemampuan cuci tangan pada anak
pendidikan dapat dilakukan dengan metode yang menarik melalui
kesehatan penerapan metode bernyanyi.
Tujuan Penulisan : Menggambarkan asuhan keperawatan
dengan penerapan metode bernyanyi untuk meningkatkan
kemampuan cuci tangan pada anak.
Metode : Penelitian ini menggunakan jenis penelitian
kuantitatif, desain deskriptif dengan metode atau pendekatan
studi kasus (case studi). Jumlah responden 38, dengan usia
diatas 3 tahun. Instrumen yang digunakan menggunakan
lembar observasi enam langkah cuci tangan. Kemampuan
cuci tangan pada anak diukur sebelum dan sesudah
pemberian metode bernyanyi.
Asuhan Keperawatan : Anak didik di TK Mekarsari
Ambalresmi belum terbiasa melakukan cuci tangan dengan
enam langkah, cuci tangan hanya asal tangannya basah.
Kebiasaan cuci tangan yang dilakukan di TK tersebut belum
dilakukan rutin setiap akan makan atau ketika istirahat.
Tindakan metode bernyanyi untuk meningkatkan kemampuan
pada anak ini dilakukan satu kali selama 40 menit sebelum
dan sesudah istirahat. Hasil evaluasi tindakan yaitu terjadi
peningkatan kemampuan cuci tangan pada anak dari 5,26 %
menjadi 86, 84 %.
Kesimpulan : Penerapan metode bernyanyi terbukti dapat
meningkatkan kemampuan cuci tangan pada anak.
Rekomendasi : Diharapkan bagi peneliti selanjutnya dapat
menerapkan efektifitas metode bernyanyi untuk meningkatkan
menggosok gigi pada anak.

1. PENDAHULUAN bahwa tangan adalah anggota tubuh


yang sering berhubungan langsung
Mencuci tangan merupakan salah dengan mulut dan hidung, yang mana
satu perilaku yang mempengaruhi merupakan salah satu jalur utama
kondisi sehat seseorang. Badan masuknya kuman penyakit kedalam
Kesehatan PBB Word Health tubuh. Hal ini menunjukkan bahwa
Organization (WHO) menjelaskan perilaku cuci tangan merupakan suatu

8
The 10th University Research Colloqium 2019
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Gombong

upaya yang dapat berdampak besar pendidikan kesehatan. Pendidikan


untuk pencegahan penyakit-penyakit kesehatan mempunyai peranan yang
menular seperti diare, dan ISPA penting untuk mengubah perilaku
(Kemenkes RI, 2014). Mencuci tangan seseorang, yaitu dengan pendekatan
dengan menggunakan sabun telah edukatif salah satu kegiatannya adalah
terbukti secara ilmiah untuk mencegah dengan bernyanyi (Mantra dalam
penyebaran penyakit seperti diare dan Yuliantantri 2013). Tujuan penelitian ini
infeksi saluran pernapasan atas (ISPA) adalah menggambarkan asuhan
yang dapat menyebabkan kematian keperawatan dengan penerapan metode
jutaan anak setiap tahunnya khususnya bernyanyi untuk meningkatkan
di negara-negara berkembang (Depkes, kemampuan cuci tangan pada anak.
2010 dalam Zulaicha, 2013).
2. METODE
Beberapa faktor yang Jenis penelitian ini adalah
mempengaruhi adanya kejadian diare kuantitatif, desain deskriptif dengan
yaitu perilaku, pengetahuan dan metode atau pendekatan studi kasus
lingkungan tentang diare (Palancoi, (case study). Subyek dalam studi kasus
2014). Hasil penelitian Ponidjan (2013) ini adalah anak usia diatas 36 bulan.
menyebutkan bahwa terdapat hubungan Tempat pelaksanaan penelitian di TK
antara perilaku cuci tangan dengan Mekarsari desa Ambalresmi Kecamatan
terjadinya diare pada anak. Menurut Ambal Kabupaten Kebumen.
World Health Organization (WHO) cuci Analisis data menggunakan
tangan mampu mengurangi angka diare teknik distribusi frekuensi yaitu daftar
sebanyak 45% dan mampu menurunkan nilai data (nilai individual atau nilai data
kasus flu burung serta ISPA hingga 50% yang sudah dikelompokkan kedalam
(Depkes RI, 2013). bentuk tabel) yang disertai dengan nilai
Penelitian yang dilakukan oleh frekuensi sesuai dengan kondisi subyek
Pramono (2011) menyebutkan bahwa menggunakan lembar observasi
sebanyak 76,8% responden belum benar prosedur enam langkah cuci tangan
dalam mencuci tangan, hasil penelitian sesuai standart Word Health
ini juga sebanding dengan hasil Organization (WHO) 2013. Sedangkan
penelitian Fazlin (2012) menyebutkan penyajian data pada studi kasus ini
bahwa tingkat pengetahuan siswa menggunakan teknik naratif.
tentang cuci tangan yang baik dan benar
didapatkan kategori yang terbanyak 3. HASIL DAN PEMBAHASAN
adalah kategori kurang sebanyak 29 a. Lingkungan Fisik
anak (39,2%). Hal ini menunjukkan Lingkungan TK Mekarsari aman untuk
bahwa semakin kurang tingkat bermain anak-anak. Terdapat sumber
pengetahuan siswa tentang mencuci air bersih digunakan untuk MCK ,
tangan maka kejadian diare semakin pembuangan limbah disediakan tempat
tinggi. khusus. Anak didik biasanya membawa
Penyakit yang terjadi pada anak- makanan dari rumah dan jajan di depan
anak tersebut dapat dicegah dengan TK, yaitu warung kecil.
melakukan cuci tangan yang baik dan b. Pelayanan Kesehatan dan Sosial
benar. Namun masih banyak yang belum Fasilitas kesehatan yang tersedia di
mengerti bagaimana cuci tangan yang dekat TK adalah Puskesmas. Namun
baik dan benar. Maka perlu adanya kepala sekolah TK Mekarsari
strategi untuk mempermudah mengatakan untuk penyuluhan
memahami cara mencuci tangan yang kesehatan tentang mencuci tangan dari
baik dan benar untuk anak usia pra petugas kesehatan belum pernah
sekolah salah satunya adalah dengan diadakan.

9
The 10th University Research Colloqium 2019
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Gombong

Tabel 4.1 Jumlah anak didik TK Mekarsari Ambalresmi berdasarkan usia.

No Usia (tahun) Jumlah %


1. 3 0 0
2. 4 5 13,15
3. 5 23 60,52
4. 6 9 23,70
5. >6 1 2,63
Total 38 100

Observasi kemampuan cuci tangan pada responden dilakukan sebelum dan setelah
diberikan penerapan metode bernyanyi. Berikut adalah hasil observasi pada responden :

Tabel 4.2 Distribusi frekuensi responden berdasarkan kemampuan cuci tangan


sebelum dan setelah diberikan penerapan metode bernyanyi (n=38).

Kemampuan cuci tangan Pre test Post test


n % n %
Mampu 2 5,26 33 86,84
Tidak mampu 36 94,74 5 13,16

Jumlah 38 100 38 100

Peningkatan kemampuan mencuci


tangan merupakan pengaruh dari
Tabel 4.2 menunjukkan bahwa terdapat bernyanyi lagu cuci tangan. Dengan
peningkatan kemampuan anak dalam kegiatan bernyanyi banyak pesan yang
cuci tangan dari 5,26 % menjadi 86,84 disampaikan pada anak. Sehingga
%. Hal tersebut menunjukkan bahwa pengetahuan dan keterampilan perilaku
terdapat perbedaan setelah diberikan hidup sehat dapat disampaikan kepada
penerapan metode bernyanyi di TK anak melalui kegiatan bernyanyi. Jadi
Mekarsari Ambalresmi. metode bernyanyi dapat digunakan
dalam mengembangkan perilaku sehat
TK (Taman Kanak-kanak) pada anak (Ismaniar, 2010).
memiliki peran yang penting untuk Anak-anak yang ada di TK
mengembangkan karakter positif pada Mekarsari Ambalresmi adalah anak-
anak. Karena pada masa ini anak yang berusia 5 sampai 6 tahun.
perkembangan anak sangat cepat dan Anak-anak dalam masa pertumbuhan
akan mempengaruhi masa yang akan normal dan merupakan anak-anak yang
datang sehingga perlu dirangsang agar aktif. Anak-anak mampu menghargai
berkembang secara maksimal. Oleh adanya penulis, ada tiga anak yang
karena itu diperlukan metode yang terlalu aktif, sehingga ketika penulis
kreatif dan inovatif salah satunya yaitu melakukan penerapan anak-anak
dengan nyanyian. Apabila nyanyian tersebut bercanda dengan tempatnya,
tersebut sering dinyanyikan dapat dan mengumpat di bawah meja.
mengajak anak untuk mengikuti karakter Setelah dilakukan penerapan
seperti dalam makna nyanyian tersebut metode bernyanyi untuk meningkatkan
(Lestari, 2012). kemampuan mencuci tangan pada anak
hasil yang didapatkan sebagian besar

10
The 10th University Research Colloqium 2019
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Gombong

anak-anak mampu melakukan metode penerapan metode bernyanyi. Dimana


bernyanyi untuk mempermudah rata-rata pelaksanaan mencuci tangan
mencuci tangan sesuai dengan langkah- sebelum diberikan lagu cuci tangan
langkahnya. Penerapan metode termasuk dalam kategori tidak mampu,
bernyanyi untuk meningkatkan dibandingkan pelaksanaan mencuci
kemampuan cuci tangan pada anak tangan setelah diberikan lagu cuci
merupakan cara yang efektif diterapkan tangan. Adanya peningkatan
kepada anak-anak, karena anak-anak pelaksanaan mencuci tangan merupakan
menjadi lebih mudah untuk mengafal pengaruh dari bernyanyi lagu cuci
enam langkah cuci tangan. Hal tersebut tangan. Melalui kegiatan bernyanyi akan
dapat dilihat pada saat dilakukan menciptakan suasana yang
penilaian. menyenangkan apalagi jika dilakukan
Berdasarkan teori kita bersama-sama antara pendidik dan anak.
mendapatkan pelajaran sebanyak 50%
dari apa yang kita lihat dan kita dengar, Hasil pelaksanaan tersebut sesuai
90% dari yang kita katakana dan kita dengan penelitian yang dilakukan oleh
lakukan (De Porter, 2010). Dalam hal Nida (2017) yaitu terdapat perbedaan
ini metode bernyanyi juga dapat nilai dalam pelaksanaan mencuci tangan
meningkatkan kemampuan cuci tangan sebelum dan sesudah diberikan dengan
pada anak. Dengan bernyayi akan metode bernyanyi. Sebanding dengan
menambah rasa antusias dan semangat Iswara (2013) dengan metode bernyanyi
ketika diberikan tindakan langkah- yang dapat meningkatkan pengetahuan
langkah cuci tangan. Hal ini dapat membaca, menulis dan berhitung yang
mempermudah anak untuk menerima dilaksanakan selama enam kali
apa yang diajarkan oleh penulis. pertemuan.
Menurut Diana (2013) metode TK (Taman Kanak-Kanak)
bernyanyi merupakan metode yang memiliki peran yang sangat penting
menekankan pada kata-kata yang dalam perkembangan karakter yang
dilagukan dengan suasana yang positif pada anak. Sehingga pendidik
menyenangkan sehingga anak tidak dalam hal ini perlu menggunakan
merasa jenuh. Ketika bernyanyi lagu metode yang tepat dan kreatif, salah
cuci tangan terdapat dua kegiatan yang satunya yaitu dengan nyanyian karena
dilakukan, yaitu mengucapkan dan anak-anak akan lebih merasa gembira
melakukan sesuatu. Dengan diberikan dan tidak membosankan. Jika nyanyian
metode bernyanyi anak-anak lebih tersebut sering dinyanyikan dan
mampu mencuci tangan dengan enam didengarkan dengan cara diulang-ulang,
langkah sesuai urutan. Saat dilakukan maka diharapkan anak dapat menerima
penilaian anak-anak mampu dan mengikuti pesan yang terdapat
memperagakan dengan baik. Karena dalam kandungan lagu tersebut (Lestari,
dunia anak adalah bermain dan 2012).
bernyanyi sehingga cenderung lebih
mudah untuk memahami pembelajaran. 4. KESIMPULAN
Hasil yang diperoleh penulis Dapat disimpulkan bahwa Setelah
dalam pelaksanaan enam langkah diberikan tindakan dengan metode
mencuci tangan sebelum dan sesudah bernyanyi sebagian besar responden
diberikan metode bernyanyi mencuci mampu melakukan enam langkah cuci
tangan pada anak di TK Mekarsari tangan dengan berurutan. Pada langkah
Ambalresmi menunjukkan adanya keempat yaitu menggosok punggung jari
peningkatan yang signifikan antara kedua tangan dengan kedua posisi
sebelum dan sesudah pelaksanaan tangan saling mengunci yang sering

11
The 10th University Research Colloqium 2019
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Gombong

tidak dilakukan. Dengan presentase Iswara, P.P. (2013). Studi tentang


kemampuan mencapai 86,84 %. kegiatan bernyanyi pada
pembelajaran (Calistung) untuk
DAFTAR PUSTAKA anak usia dini di TK Sekolah
Departemen Kesehatan Republik Alam Bandung, Jurnal Jurusan
Indonesia.(2013). Biasakan cuci Pendidikan Seni Musik Fakultas
tangan pakai sabun pada 5 Pendidikan Bahasa dan Seni
waktu kritis, (online), Universitas Indonesia, 1(3): 1-9
(http://www.depkes.go.id/index.
php/berita/press-release/1694- Lestari, R. (2012). Nyanyian sebagai
biasakan-cuci-tangan-pkai- metode pendidikan karakter
sabun-pada-waktu-kritis.html). pada anak. Jurnal diterbitkan.
Fakultas Psikologi Universitas
Depkes Kesehatan. (2010). Pedoman Muhammadiyah Surakarta.
tatalaksana penyakit infeksi
saluran pernafasan akut balita. Nida, Kania S. (2017). Pengaruh metode
Jakarta :Direktorat jenderal pembelajaran bernyanyi
PPM dan PL. terhadap pelaksanaan cuci
tangan pada anak usia
De Porter, Bobbi.(2010). Quantum prasekolah di RA Baiturrahim
teaching : mempraktikkan Cibeber Cimahi tahun 2017.
quantum learning di ruang Stikes Jenderal Achmad Yani
kelas. Bandung : Kaifa. Cimahi. Jurnal kesehatan
kartika vol 2 (2).
Diana, Fera.(2013). Penerapan metode
bernyanyi dengan menggunakan Palancoi, Najamuddin.A. (2014).
alat bantu pembelajaran untuk Hubungan antara pengetahuan
meningkatkan kecerdasan dan lingkungan dengan kejadian
kinestetik anak di kelompok B2 diare akut pada anak di
Taman Kank-kanak Aisyiyah II Kelurahan Pabbundukang
Pasar Manna Kabupaten Kecamatan Pangkajene
Bengkulu Selatan. Skripsi. Kabupaten Pangkep. Fakultas
Bengkulu : Fakultas Keguruan Ilmu Kesehatan UIN Alauddin
dan Ilmu Kependidikan Makassar. Jurnal Kesehatan,
Universitas Bengkulu Volume VII (2).

Fazlin, S.(2012). Tingkat pengetahuan Ponidjan, T. dkk. (2013). Hubungan


siswa tentang teknik mencuci antara perilaku cuci tangan
tangan yang benar terhadap pakai sabun dengan terjadinya
kejadian diare di SDN 01 diare pada anak usia sekolah di
Pontianak Utara.Skripsi.Tidak SD GMIM dua kecamatan
diterbitkan.Program Studi Tareran. Ejournal Keperawatan
Keperawatan Fakultas (E-Kp), Volume 1(1): 1-8.
Kedokteran Universitas
Tanjungpura Pontianak. Pramono, dkk.(2011).Pengembangan
permainan multimedia interaktif
Ismaniar.(2010). Metode-metode tentang perilaku hidup bersih
pengembangan perilaku hidup dan sehat pada siswa sekolah
sehat anak usia dini. Jurnal dasar. Pusat Humaniora,
Ilmiah Ilmu Pendidikan, 10(2) : Kebijakan Kesehatan dan
36-41. Pemberdayaan Masyarakat,

12
The 10th University Research Colloqium 2019
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Gombong

Badan Penelitian dan Cataloguing-in-Publication


Pengembangan Kesehatan. Data.

Samsuridjal D. (2009). Raih kembali Yuliantantri, N. (2013). Pengaruh


kesehatan. Jakarta : PT Kompas penerapan metode bernyanyi
media nusantara. terhadap penguasaan kosakata
bahasa inggris anak kelompok A
Sangkanparan, H. (2010). Keajaiban di TK Ketintang Jaya
otak kanan : rahasia cara anak Surabayaninda.Skripsi.Program
balita mempelajari benda, Studi PG-Paud, Fakultas Ilmu
bahasa, dan manusia. Bandung Pendidikan, Universitas Negeri
: PT. Mizan Pustaka. Surabaya.
WHO. (2013). Guidelines on Hand
Hygiene in Health Care. Library

13

Anda mungkin juga menyukai