Anda di halaman 1dari 7

Media Pendidikan, Gizi dan Kuliner. Vol. 8, No.

2, November 2019 28

PENGETAHUAN “PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT”


PADA SISWA SDN ANDIR 01 KEC. BALEENDAH,
KAB. BANDUNG

Rahman Arief Setiawan1, Ellis Endang Nikmawati1, Yulia Rahmawati1

Program Studi Pendidikan Tata Boga, Departemen Pendidikan Kesejahteraan


Keluarga, Fakultas Pendidikan Teknologi dan Kejuruan, Universitas Pendidikan
Indonesia

srahmanarief@gmail.com, ellisendang_nikmawati@yahoo.co.id,
yuliarahmawati@upi.edu

Abstrak: Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) merupakan program Kementerian Kesehatan
Republik Indonesia tahun 2011 yang salah satu sasarannya adalah institusi pendidikan. Penerapan
PHBS di sekolah bertujuan untuk mewujudkan salah satu tujuan pendidikan dasar yaitu menjadikan
siswa menjadi manusia yang sehat. Studi pendahuluan yang dilakukan penulis melalui wawancara
kepada Kepala Sekolah dan Guru SDN Andir 01 menemukan masih adanya siswa yang belum
mengetahui pentingnya PHBS, seperti jajan sembarangan, tidak sarapan dan kurangnya sarana
prasarana pendukung PHBS yang mengakibatkan penerapan PHBS di sekolah menjadi kurang efektif.
Tujuan penelitian ini untuk mendapatkan informasi mengenai pengetahuan PHBS pada siswa SDN
Andir 01. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode deskriptif dengan pendekatan
kuantitatif. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa SDN Andir 01 dengan sampel siswa
kelas 4 dan kelas 5 berjumlah 80 orang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (10%) responden
memiliki pengetahuan PHBS pada kriteria sangat baik, (26.25%) responden pada kriteria baik,
(32.50%) responden pada kriteria cukup dan (31.25%) responden pada kriteria kurang. Pengetahuan
responden tentang 6 (enam) indikator PHBS berada pada kriteria cukup, yaitu mencuci tangan
menggunakan air bersih yang mengalir dan menggunakan sabun sebesar (52.8%), mengonsumsi
jajanan sehat di kantin sekolah sebesar (57.75%), olahraga yang teratur dan terukur sebesar (55%),
menimbang berat badan dan mengukur tinggi badan setiap bulan sebesar (65%), menggunakan
jamban yang bersih dan sehat sebesar (62.5%), serta membuang sampah pada tempatnya sebesar
(58.5%).

Kata Kunci: Pengetahuan, Perilaku Hidup Bersih dan Sehat, Siswa SDN Andir 01

PENDAHULUAN Jasmani, Olah Raga dan Kesehatan.


Di Indonesia, pendidikan harus Kompetensi dasar (KD) dalam mata
dimulai dari pendidikan dasar. Tujuan pelajaran Penjasorkes yang berkaitan
Pendidikan Dasar dijelaskan dalam dengan pendidikan kesehatan telah
Peraturan Pemerintah Nomor 17 diatur dalam Permendikbud No. 24
Tahun 2010 Tentang Pengelolaan dan Tahun 2016. Kompetensi-kompetensi
Penyelenggaraan Pendidikan Pasal 67 dasar tersebut sejalan dengan program
ayat (3) yaitu salah satunya dari Kementerian Kesehatan Republik
menciptakan peserta didik menjadi Indonesia yaitu Perilaku Hidup Bersih
manusia yang sehat. Terdapat faktor dan Sehat (PHBS). Kementerian
yang mendukung siswa menjadi Kesehatan Republik Indonesia (2011,
manusia yang sehat yaitu melalui hlm. 7) menjelaskan bahwa PHBS
pendidikan kesehatan yang diperoleh adalah sekumpulan perilaku yang
siswa di mata pelajaran Pendidikan dipraktikkan atas dasar kesadaran
Media Pendidikan, Gizi dan Kuliner. Vol. 8, No. 2, November 2019 29

sebagai hasil pembelajaran, yang “Pengetahuan “Perilaku Hidup Bersih


menjadikan seseorang, keluarga, dan Sehat” pada Siswa SDN Andir 01
kelompok, atau masyarakat mampu Kec. Baleendah, Kab. Bandung”.
menolong dirinya sendiri (mandiri) di
bidang kesehatan dan berperan aktif METODE
dalam mewujudkan kesehatan Penelitian ini menggunakan
masyarakat. Pengetahuan yang baik metode deskriptif kuantitatif. Populasi
dapat diperoleh dari kegiatan belajar dalam penelitian ini yaitu seluruh
yang dilakukan di sekolah ataupun siswa SDN Andir 01 berjumlah 216
institusi pendidikan lainnya. siswa. Teknik pengambilan sampel
Pengetahuan yang didapat dari proses menggunakan purposive sampling,
pembelajaran di sekolah mengenai dengan kriteria siswa sekolah dasar
PHBS akan mempengaruhi sikap atau yang termasuk kategori kelas atas,
tindakan siswa terkait PHBS di memiliki kemampuan membaca yang
kehidupan sehari-hari. baik dan sudah mempelajari indikator-
Studi pendahuluan yang indikator PHBS dalam mata pelajaran
dilakukan oleh penulis pada hari Penjasorkes. Penulis menentukan
Senin, 8 Oktober 2018 dan hari kelas 4 dan 5 SDN Andir 01 sebagai
Kamis, 23 Mei 2019 di SDN Andir 01, sampel, berjumlah 80 siswa yang
Kecamatan Baleendah, Kab. Bandung, terdiri dari 41 siswa kelas 4 dan 39
dengan melakukan wawancara kepada siswa kelas 5 SDN Andir 01.
Guru Penjasorkes, Wali Kelas 4, Wali Instrumen yang digunakan berupa tes
Kelas 5, dan Kepala Sekolah SDN objektif sebanyak 25 soal pilihan
Andir 01) terkait pelaksanaan PHBS ganda. Untuk mengukur tingkat
di SDN Andir 01. Ada beberapa pengetahuan siswa mengenai PHBS,
temuan permasalahan yaitu: 1) Sudah penulis menggunakan pendapat ahli
ada UKS (Usaha Kesehatan Sekolah) sebagai berikut:
namun belum berjalan efektif 2) Ada
1 tong sampah di setiap kelas namun Tabel 1. Pengelompokan Tingkat
kondisinya kurang layak pakai dan Pengetahuan PHBS pada Siswa SDN
tidak ada penutupnya, 3) Jumlah toilet Andir 01
untuk siswa hanya tersedia 3, tidak Presentase Kriteria
sesuai dengan rasio 1 toilet untuk 40 81% - 100% Sangat baik
siswa dan 1 toilet untuk 25 siswi, dan 66% - 80% Baik
kondisinya kurang layak dikarenakan 51% - 65% Cukup
terendam banjir sehingga masih ada 0% - 50% Kurang
lumpur yang belum dibersihkan, 4) Sumber: Kemendikbud 2013
Sudah tersedia tempat mencuci tangan (dalam Herman dan Yustiana, 2014)
namun belum tersedia sumber air yang
bersih, 5) Siswa-siswa di SDN Andir HASIL DAN PEMBAHASAN
01 masih ada yang belum sadar akan Hasil penelitian yang dilakukan
pentingnya PHBS, seperti jajan oleh penulis diperoleh melalui
sembarangan, tidak sarapan, rambut penyebaran instrumen penelitian
panjang dan kuku panjang, 6 berupa soal pilihan ganda kepada
Berdasarkan latar belakang yang telah siswa kelas 4 dan siswa kelas 5 SDN
penulis uraikan, penulis tertarik untuk Andir 01, Kec. Baleendah, Kab.
meneliti lebih lanjut mengenai Bandung, dengan tujuan untuk
Media Pendidikan, Gizi dan Kuliner. Vol. 8, No. 2, November 2019 30

memperoleh informasi mengenai Susatyo (2017) bahwa pengetahuan


pengetahuan Perilaku Hidup Bersih siswa SD Assalaam mengenai
dan Sehat (PHBS) pada siswa SDN mencuci tangan air bersih yang
Andir 01, terdiri dari pengetahuan mengalir dan menggunakan sabun
siswa tentang mencuci tangan berada pada kriteria baik (80%),
menggunakan air bersih yang mengalir perbedaan ini dapat disebabkan oleh
dan menggunakan sabun, beberapa faktor, yaitu kurangnya
mengonsumsi jajanan sehat di kantin fasilitas pendukung PHBS seperti
sekolah, olahraga yang teratur dan tempat mencuci tangan dan sabun,
terukur, menimbang berat badan dan serta kurangnya penyampaian
mengukur tinggi badan setiap bulan, informasi dari guru kepada siswa
menggunakan jamban yang bersih dan mengenai cara mencuci tangan
sehat, serta membuang sampah pada menggunakan air bersih yang mengalir
tempatnya. Berikut uraian dan menggunakan sabun, sehingga
penjelasannya: diperlukan usaha-usaha dari pihak
sekolah untuk meningkatkan
pengetahuan siswa mengenai mencuci
tangan menggunakan air bersih yang
mengalir dan menggunakan sabun
melalui kegiatan pembelajaran di kelas
mengenai mencuci tangan,
menyelenggarakan kegiatan praktik
mencuci tangan bersama, dan
membuat poster berisi informasi
mencuci tangan menggunakan air
bersih yang mengalir dan
menggunakan sabun.
Persentase pengetahuan siswa SD
mengenai mengonsumsi jajanan sehat
di kantin sekolah yaitu sebesar
(57.75%) dan berada pada kriteria
Gambar 1 Rekapitulasi Rata-Rata cukup, hal ini berbeda dengan
Pengetahuan Siswa SD tentang 6 penelitian yang dilakukan oleh
(enam) Indikator Perilaku Hidup Susatyo (2017) bahwa pengetahuan
Bersih dan Sehat (PHBS) siswa SD Assalaam mengenai
mengonsumsi jajanan sehat di kantin
Gambar 1 menjelaskan mengenai sekolah berada pada kriteria sangat
rekapitulasi rata-rata pengetahuan baik (87%), perbedaan tersebut dapat
siswa SD tentang 6 (enam) indikator disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat kurangnya kesadaran para penjual
(PHBS). Persentase pengetahuan makanan di area sekolah dalam
siswa SD mengenai mencuci tangan menjual makanan/minuman yang
menggunakan air bersih yang mengalir bersih dan sehat, dan kurangnya
dan menggunakan sabun yaitu sebesar pemahaman siswa mengenai cara
(52.8%) dan berada pada kriteria memilih makanan/minuman yang
cukup, hal ini berbeda dengan sehat, sehingga diperlukan usaha-
penelitian yang dilakukan oleh usaha dari pihak sekolah untuk
Media Pendidikan, Gizi dan Kuliner. Vol. 8, No. 2, November 2019 31

meningkatkan pengetahuan siswa kriteria cukup, hal ini cukup sejalan


mengenai mengonsumsi jajanan sehat dengan penelitian yang dilakukan
di kantin sekolah melalui kegiatan oleh Lestari, dkk. (2016) bahwa
pembelajaran di kelas mengenai tips pengetahuan siswa SD Kembangarum
memilih jajanan sehat di kantin 02 Semarang Barat mengenai
sekolah, mengawasi dan memberikan menimbang berat badan dan mengukur
edukasi/penyuluhan kepada pihak tinggi badan setiap bulan berada pada
kantin sekolah atau pedagang jajanan kriteria kurang (50%), hal ini dapat
di sekitar sekolah untuk menyediakan disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu
makanan dan minuman yang sehat kurangnya pemahaman siswa
untuk dikonsumsi oleh siswa di mengenai pentingnya menimbang
sekolah. berat badan dan mengukur tinggi
Persentase pengetahuan siswa badan setiap bulan, serta belum
mengenai olahraga yang teratur dan efektifnya pelaksanaan penimbangan
terukur yaitu sebesar (55%) dan berat badan dan pengukuran tinggi
berada pada kriteria cukup, hal ini badan di sekolah, sehingga diperlukan
sejalan dengan penelitian yang usaha-usaha dari pihak sekolah untuk
dilakukan oleh Lestari, dkk. (2016) meningkatkan pengetahuan siswa
bahwa pengetahuan siswa SD mengenai menimbang berat badan dan
Kembangarum 02 Semarang Barat mengukur tinggi badan setiap bulan
mengenai olahraga yang teratur dan melalui kegiatan pembelajaran di
terukur berada pada kriteria kurang kelas mengenai tips untuk
(50%), hal ini dapat disebabkan oleh mendapatkan berat badan dan tinggi
beberapa faktor, yaitu kurangnya badan yang ideal untuk anak sekolah
penyampaian informasi dari guru dan memfasilitasi siswa di sekolah
kepada siswa mengenai durasi waktu untuk mengadakan kegiatan
dan frekuensi waktu olahraga untuk penimbangan berat badan dan
anak sekolah dasar yang dianjurkan pengukuran tinggi badan setiap bulan
WHO, dan pemahaman siswa secara teratur.
mengenai olahraga yang dilakukan di Persentase pengetahuan siswa SD
sekolah hanya 1 (satu) kali dalam mengenai menggunakan jamban yang
seminggu, sehingga diperlukan usaha- bersih dan sehat yaitu sebesar (62.5%)
usaha dari pihak sekolah untuk dan berada pada kriteria cukup, hal ini
meningkatkan pengetahuan siswa berbeda dengan penelitian yang
mengenai olahraga yang teratur dan dilakukan oleh Susatyo (2017) bahwa
terukur melalui kegiatan pembelajaran pengetahuan siswa SD Assalaam
Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan mengenai menggunakan jamban yang
Kesehatan, serta guru Penjasorkes bersih dan sehat berada pada kriteria
perlu menyarankan siswa untuk sangat baik (90%), perbedaan ini dapat
membiasakan berolahraga setiap hari disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu
selama 30-60 menit di luar jam kurangnya fasilitas pelengkap jamban
sekolah, baik di dalam rumah ataupun seperti lap pel, cairan pembasmi
di lingkungan luar rumah. kuman, tempat sampah kecil, dan
Persentase pengetahuan siswa jumlah jamban tidak sesuai dengan
mengenai menimbang berat badan dan rasio siswa, serta kurangnya
mengukur tinggi badan setiap bulan pemahaman siswa mengenai cara
yaitu sebesar (65%) dan berada pada memelihara jamban yang bena
Media Pendidikan, Gizi dan Kuliner. Vol. 8, No. 2, November 2019 32

tehingga diperlukan usaha-usaha dari


pihak sekolah untuk meningkatkan
pengetahuan siswa mengenai
menggunakan jamban yang bersih dan
sehat melalui kegiatan pembelajaran
secara teori dan praktik mengenai cara
memelihara jamban supaya terjaga
kebersihannya, dan siswa diharapkan
dapat memelihara kebersihan jamban
sekolah setiap seminggu sekali secara
mandiri.
Persentase pengetahuan siswa SD
mengenai membuang sampah pada
tempatnya yaitu sebesar (58.5%) dan
berada pada kriteria cukup. hal ini Gambar 2 Persentase Pengetahuan
berbeda dengan penelitian yang Siswa SD tentang Perilaku Hidup
dilakukan oleh Susatyo (2017) bahwa Bersih dan Sehat (PHBS) Secara
pengetahuan siswa SD Assalaam Keseluruhan
mengenai membuang sampah pada
tempatnya berada pada kriteria sangat Gambar 2 menjelaskan mengenai
baik (84%), perbedaan ini dapat persentase pengetahuan siswa SD
disebabkan oleh beberapa faktor, tentang Perilaku Hidup Bersih dan
yaitu belum adanya tong sampah Sehat (PHBS) secara keseluruhan,
khusus jenis sampah organik, yaitu sebanyak (10%) responden
anorganik dan sampah berbahaya, memiliki pengetahuan PHBS pada
serta kurangnya penyampaian kriteria sangat baik, sebanyak
informasi dari guru kepada siswa (26.25%) responden memiliki
mengenai jenis-jenis sampah, sehingga pengetahuan PHBS pada kriteria baik,
diperlukan usaha-usaha dari pihak sebanyak (32.50%) responden
sekolah untuk meningkatkan memiliki pengetahuan PHBS pada
pengetahuan siswa mengenai kriteria cukup dan sebanyak (31.25%)
membuang sampah pada tempatnya responden memiliki pengetahuan
melalui kegiatan pembelajaran PHBS pada kriteria kurang.
mengenai jenis sampah yang sering Berdasarkan hasil analisis,
dijumpai di lingkungan sekolah dan pengetahuan responden tentang 6
menyediakan tempat sampah untuk indikator PHBS berada pada kategori
jenis sampah organik, anorganik dan cukup (58.7%), dengan jumlah
sampah berbahaya yang dilengkapi jawaban benar secara keseluruhan
dengan penutupnya, dengan tujuan sebanyak 1174 dari 2000 soal yang
supaya siswa dapat mengetahui dan direkapitulasikan. Data di atas
membiasakan membuang sampah menunjukkan bahwa persentase
pada tempatnya dalam kehidupan responden terbesar berasal dari
sehari-hari. responden yang memiliki pengetahuan
PHBS pada kriteria cukup dan kurang.
Pengetahuan yang baik dapat
diperoleh dari kegiatan belajar yang
dilakukan di sekolah ataupun institusi
Media Pendidikan, Gizi dan Kuliner. Vol. 8, No. 2, November 2019 33

pendidikan lainnya. Ketika siswa pengetahuan Perilaku Hidup Bersih


belajar di sekolah dengan sunguh- dan Sehat (PHBS) pada siswa SDN
sungguh, maka hasil belajar yang Andir 01, kec. Baleendah, kab.
diperoleh pun akan baik, dan siswa Bandung. Persentase pengetahuan
tersebut akan menerapkan hasil siswa SDN Andir 01 tentang PHBS
belajarnya ke dalam kehidupannya secara keseluruhan yaitu sebagian
sehari-hari. Menurut Sinar (2018, hlm. kecil responden memiliki pengetahuan
22) hasil belajar adalah hasil yang PHBS pada kriteria sangat baik,
diperoleh siswa dari pengalaman kurang dari setengah responden
belajarnya, dimulai dari aspek memiliki pengetahuan PHBS pada
kognitif, psikomotorik, dan afektif, kriteria baik, kurang dari setengah
dimana hasil belajar yang diperoleh responden memiliki pengetahuan
berdampak pada perubahan perilaku PHBS pada kriteria cukup, dan
siswa tersebut. Pengetahuan yang kurang dari setengah responden
didapat dari proses pembelajaran di memiliki pengetahuan PHBS pada
sekolah mengenai PHBS akan kriteria kurang.
mempengaruhi sikap atau tindakan Pengetahuan siswa SDN Andir
siswa terkait PHBS di kehidupan 01 tentang 6 (enam) indikator PHBS
sehari-hari. berada pada kriteria cukup, yaitu
Oleh karena itu, pihak sekolah pengetahuan tentang mencuci tangan
diharapkan dapat lebih meningkatkan menggunakan air bersih yang mengalir
pengetahuan siswa SD mengenai dan menggunakan sabun,
PHBS melalui berbagai cara, seperti mengonsumsi jajanan sehat di kantin
yang dijelaskan oleh Kementerian sekolah, olahraga yang teratur dan
Kesehatan Republik Indonesia (2011, terukur, menimbang berat badan dan
hlm. 9-10), yaitu menanamkan nilai- mengukur tinggi badan setiap bulan,
nilai untuk ber-PHBS kepada siswa menggunakan jamban yang bersih dan
sesuai kurikulum pendidikan yang sehat, dan membuang sampah pada
berlaku, menanamkan nilai-nilai untuk tempatnya. Rekomendasi dalam
ber-PHBS kepada siswa yang penelitian ini yaitu pihak sekolah
dilakukan di luar jam pelajaran di diharapkan dapat meningkatkan
sekolah, bimbingan hidup bersih dan pengetahuan siswa tentang nilai-nilai
sehat melalui konseling, kegiatan PHBS dengan cara bekerjasama
penyuluhan dan latihan keterampilan dengan Puskesmas terdekat untuk
dengan melibatkan peran aktif siswa, membuat program sekolah sehat,
guru, dan orangtua, antara lain melalui menanamkan nilai-nilai PHBS di
penyuluhan kelompok, pemutaran sekolah sesuai kurikulum yang berlaku
kaset radio/film, penempatan media maupun di luar jam belajar, serta
poster, penyebaran leaflet dan menyediakan sarana dan prasarana
membuat majalah dinding mengenai pendukung PHBS yang memadai di
nilai-nilai PHBS. sekolah, seperti toilet yang bersih, air
yang bersih, dan tempat sampah untuk
KESIMPULAN jenis sampah organik, sampah
Simpulan penelitian ini anorganik dan sampah berbahaya.
dikemukakan berdasarkan pada tujuan
penelitian, pengolahan data dan
pembahasan hasil penelitian mengenai
Media Pendidikan, Gizi dan Kuliner. Vol. 8, No. 2, November 2019 34

REFERENSI Susatyo, Resita. (2017). Pengetahuan


Herman dan Yustiana. (2014). Perilaku Hidup Bersih dan
Penilaian Belajar Siswa di Sehat pada Siswa SD Assalaam
Sekolah. Yogyakarta: PT Bandung. (Skripsi). Sekolah
Kanisius. Sarjana, Universitas Pendidikan
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, Bandung.
Indonesia. (2011). Interaksi
Suplemen PHBS di Sekolah.
Jakarta: Kementerian Kesehatan
Republik Indonesia.
Kementerian Kesehatan Republik
Indonesia. (2011). Peraturan
Menteri Kesehatan Republik
Indonesia Nomor:
2269/MENKES/PER/XI/2011
Tentang Pedoman Pembinaan
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
(PHBS). Jakarta: Kementerian
Kesehatan Republik Indonesia.
Kementerian Kesehatan Republik
Indonesia. (2018). 10 Pesan
Hidup Sehat dalam
Kedaruratan. Jakarta:
Kementerian Kesehatan
Republik Indonesia.
Lestari, dkk. (2016). Gambaran
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
(PHBS) di Sekolah pada Siswa
SD Kembangarum 02 Semarang
Barat. Jurnal Ilmu Keperawatan
dan Kebidanan, 1-10.
Peraturan Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan Nomor 24 Tahun
2016 Tentang Kompetensi Inti
dan Kompetensi Dasar Pelajaran
pada Kurikulum 2013 pada
Pendidikan Dasar dan
Pendidikan Menengah.
Peraturan Pemerintah Nomor 17
Tahun 2010 tentang Pengelolaan
dan Penyelenggaraan
Pendidikan.
Sinar. (2018). Metode Active Learning
Upaya Peningkatan Keaktifan
dan Hasil Belajar Siswa.
Yogyakarta: Deepublish.

Anda mungkin juga menyukai