Anda di halaman 1dari 8

9

JURNAL PENGABDIAN MASYARAKAT DALAM KEBIDANAN

EDUKASI KESEHATAN PHBS DAN PELATIHAN DOKTER KECIL PADA


SISWA SEKOLAH DI SD MUSTIKAJAYA

Mariyani1, Resi Galaupa2, Feva Tridiyawati3

Prodi Kebidanan, STIKES Abdi Nusantara

ABSTRAK
RIWAYAT ARTIKEL Pendahuluan: Program kesehatan bagi anak sekolah dilakukan
melalui Upaya Kesehatan Sekolah (UKS).Melalui Program Upaya
Diterima: 18 Maret 2019 Kesehatan Sekolah (UKS) diharapkan terbentuknya Perilaku
Disetujui: 20 April 2019 Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) bagi siswa, terciptanya
lingkungan sekolah yang sehat, terhindarnya siswa dari gangguan
ataupun masalah kesehatan.
Metode: Metode kegiatan yang dilakukan adalah untuk dokter
KONTAK PENULIS
kecil adalah pelatihan dengan 5 sesi pertemuan ( 4 kali ceramah
dan 1kali demonstrasi P3K ) dan untuk seluruh siswa sebanyak 60
Mariyani orang dilakukan 2 kali penyuluhan kesehatan tentang PHBS
Prodi Kebidanan, sekolah (1kali ceramah dan 1 kali demonstrasi gosok gigi dan
STIKES Abdi Nusantara cucitangan).
Hasil: setelah kegiatan pelatihan dan penyuluhan di SDN di
Mustikajaya ini adalah pelaksanaan kegiatan berjalan lancar,
adanya dukungan yang besar dari pihak SDN di Mustikajaya,
adanya antusiasme dan siswa dan dokter kecil dalam kegiatan,
terjadi peningkatan pengetahuan, sikap dan keterampilan dokter
kecil tentang UKS dan peningkatan pengetahuan, sikap dan
keterampilan seluruh siswa tentang PHBS khusunsya mencuci
tangan dan mengosok gigi.
Kesimpulan: Program pengabdian ini berjalan dengan baik dan
lancar dan dapat meningkatkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
bagi siswa di SDN di Mustikajaya.
Kata Kunci: Dokter Kecil, Edukasi, Pelatihan, PHBS, UKS

1. PENDAHULUAN dan masyarakat di lingkungan sekolah


Usia sekolah merupakan masa terlindungi dari berbagai gangguan dan
keemasan untuk menanamkan nilai- ancaman penyakit. Sekolah merupakan
nilai perilaku hidup bersih dan sehat salah satu lingkungan yang
(PHBS) . Manfaat pembinaan PHBS di mempengaruhi kesehatan dan
sekolah terciptanya sekolah yang membentuk perilaku anak terhadap
bersih dan sehat sehingga siswa, guru, kesehatan atau perilaku hidup sehat dan

Jurnal Antara Pengmas Vol. 2 No. 1 Januari-Juni Tahun 2019


10

bersih. Perilku hidup sehat di sekolah prasarana seperti tempat cuci tangan
dikenal dengan Perilaku Hidup Bersih dengan air mengalir, ketersediaan
dan Sehat di Sekolah (PHBS) di jumlah wc sesuai dengan jumlah siswa,
sekolah. kebersihan WC.

Perilaku Hidup Bersih dan Hasil wawancara dengan Kepala SD


Sehat (PHBS) di Sekolah merupakan mengatakan SD ini berdiri sekitar
satu pendekatan yang digunakan untuk tahun 90 an. SD ini memiliki 278 orang
Program Upaya Kesehatan Sekolah siswa dan 18 orang guru. Berkaitan
(UKS). Upaya Kesehatan Sekolah dengan Upaya Kesehatan Sekolah
(UKS) adalah suatu cara dimana (UKS) dengan Program Perilaku Hidup
program pendidikan dan kesehatan Bersih dan Sehat (PHBS) di sekolah
dikombinasikan untuk menumbuhkan Ibu Kepala Sekolah dan juga guru
perilaku kesehatan sebagai faktor lainnya mengatakan bahwa hal tersebut
utama untuk kehidupan dengan cara belum optimal dilakukan di sekolah ini.
penanaman nilai-nilai PHBS di Hal ini disebabkan mereka sendiri tidak
sekolah. PHBS di sekolah adalah upaya paham dalam hal tersebut, dan selama
untuk memberdayakan siswa, guru, dan ini belum optimalnya pembinaan
masyarakat lingkungan sekolah agar dilakukan oleh Puskesmas khusunya
tahu, dan mau dan mampu adalah Puskesmas Mustika Jaya
mempraktekkan PHBS, dan berperan terhadap program kesehatan di sekolah
aktif dalam mewujudkan sekolah sehat mereka. Walaupun program upaya
(Direktorat Pendidikan, 2012). kesehatan di sekolah ini sudah lama
Manfaat pembinaan PHBS di sekolah dicanangkan yaitu sekitar tahun 1986
terciptanya sekolah yang bersih dan namun ini hanya sekedar nama saja.
sehat sehingga siswa, guru, dan PHBS pada siswa mereka belum baik
masyarakat dilingkungan sekolah hal ini salah satunya disebabkan masih
terlindungi dari berbagai gangguan dan kurang pengetahuan siswa mereka
ancaman penyakit. tentang PHBS dan selama ini belum
ada siswa yang dilatih sebagai kader
Indikator personal PHBS di sekolah kesehatan sekolah atau dokter kecil
atara lain mencuci tangan dengan air sekolah serta belum pernah
yang mengalir dan menggunakan mendapatkan pengetahuan ataupun
sabun, mengkonsumsi jajanan yang keterampilan berkaitan pengelolaan
bersih dan sehat, menggunakan jamban dan manajemen UKS serta tidak
yang bersih dan sehat, olah raga yang adanya guru pendamping terhadap
teratur, memberantas jentik nyamuk, UKS di SD ini. Pada sekolah dasar
tidak merokok di sekolah, menimbang selama ini bahwa pelaksanaan UKS
berat badan dan mengukur tinggi badan belum terintegrasi dengan baik dalam
setiap 6 bulan, membuang sampah pada kegiatan pembelajaran ataun
tempatnya, dan personal hygiene murid ekstrakorikuker, karena memang guru
sekolah seperti: mengosok gigi, belum belum terpapar dengan baik baik
kebersihan kuku (Kementrian bagaimana tehnik pelaksanan integrasi
Kesehatan, 2010) Lingkungan sekolah yang dilakukan dan metode-metode
dalam menerapkan PHBS antara lain untuk pendidikan kesehatan yang dapat
adanya dan tersedianya sarana dan dilakukan, Selama ini kegiatan yang

Jurnal Antara Pengmas Vol. 2 No. 1 Januari-Juni Tahun 2019


11

mereka lakukan biasanya untuk PHBS melaksananakan dengan baik perilaku


mengajurkan anak untuk tidak buang sehat. Beberapa siswa banyak terlihat
sampah sembarangan, melakukan berperilaku jajan tidak sehat, tidak
pemeriksaan kebersihan anak seperti menggunakan alas kaki di sekolah,
pakaian, kuku. tidak mencuci tangan sebelum dan
sesudah jajan/makan, kebiasaan buang
Hasil observasi pada SD ini didapatkan sampah tidak pada tempatnya. Kondisi
data SD ini terdiri dari 12 ruangan kelas ini disebabkan oleh antara lain
yang terlihat kurang bersih, 1 ruangan pengetahuan dan keterampilan yang
guru, 1 ruangan campuran yang kurang berkaitan Perilaku Hidup
dibatasi dengan lemari dan kain Bersih dan Sehat (PHBS) di Sekolah.
pembatas yaitu tempat shalat, ruangan Di sekolah ini juga belum adanya kader
UKS, dan gudang kursi, kemudian 3 kesehatan sekolah dalam bentuk dokter
WC ( 1untuk guru dan 2 untuk siswa). kecil, belum pernah sama sekali siswa
Sarana berkaitan UKS yang ada hanya dilakukan pelatihan, jarangnya
1 tempat tidur kecil, 1 meja kecil yang kegiatan edukasi kesehatan oleh
diatasnya ada set P3K seadanya seperti Puskesmas berkaitan PHBS di sekolah.
kapas, betadin, kain kassa dan 1 sarana (2) Lingkungan dan sarana pra sarana.
untuk cuci tangan dengan air mengalir Pada SD ini masih kurangnya sarana
yang merupakan pemberian dari dan prasarana yang mendukung dalam
Puskesmas IV Koto sekitar 4 bulan memciptakan lingkungan sekolah yang
yang lalu. Kondisi WC siswa terlihat sehat seperti terbatasnya sarana cuci
kotor. Di depan sekolah terlihat ada bak tangan siswa, WC yang kotor, tempat
sampah yang sampahnya terlihat pembuangan sampah yang terbatas dan
berserakan. beberapa siswa yang jajan dibuang ke jurang sekitar sekolah, tidak
terlihat mengkonsumsi gorengan, adanya kantin sekolah, terbatasnya alat
minuman ringan dengan warna yang dan bahan di ruangan UKS dan ruangan
menyolok, bakso goreng, agar-agar tidak tertata dengan baik.
kemasan. Beberapa siswa yang diamati
terlihat kurang bersih, ada yang pakai Solusi permasalahan yang dilakukan Di
sandal dan bahkan ada yang tidak pakai SD berkaitan dengan dokter kecil dan
alas kaki di sekolah. seluruh siswanya Selama ini belum
Berdasarkan fenomena yang pernah ada dokter kecil. Oleh karena itu
didapatkan di SD Mustika Jaya ini tim pengabmas berencana akan
bahwa permasalahan berkaiatan melakukan pembentukan dokter kecil.
dengan Kesehatan yaitu UKS di SD ini Proses pembentukan dokter kecil akan
adalah masalah berkaitan kesehatan ( dilkukan dengan melalui pelatihan
Guru, Siswa, Pihak Puskesmas dan dokter kecil. Sedangkan solusi untuk
penjual makanan dan juga lingkungan seluruh siswa berkaitan perilaku
sekolah) serta maslah pendidikan kesehatan yang belum baik maka
dimana proses pendidikan belum kegiatan yang dilakukan adalah
terintegrasi dengan kesehatan sekolah.. kegiatan penyuluhan kesehatan pada
Ada beberapa faktor yang seluruh siswa. Melalui kegiatan
menyebabkan terjadinya kondisi pengabdian dalam bentuk pelatihan dan
tersebut yaitu : (1) Siswa pada penyuluhan kesehatan diharapkan
umumnya di sekolah ini belum Upaya Kesehatan Sekolah diharapkan

Jurnal Antara Pengmas Vol. 2 No. 1 Januari-Juni Tahun 2019


12

siswa yang memiliki perilaku Tahap pelaksanaan


kesehatan yang baik dan UKS 1. Melakukan pre test dan post test
terlaksana. Tujuan dari kegiatan pada peserta pelatihan yang
pengabdian ini adalah terlatihnya dan berjumlah 10 orang
terbentuknya dokter kecil dan 2. Melaksanakan pelatihan kepada 10
peningkatan pengetahuan, sikap, orang siswa sebanyak 5 topik yaitu
keterampilan pada dokter kecil dan orang dokter kecil dengan materi
seluruh siswa SD Mustika Jaya ini serta berkaitan Konsep UKS dan peran
diharapkan terbentuk perilaku hidup serta fungsi dokter kecil, PHBS di
bersih dan sehat. sekolah, Gizi anak sekolah,
3. Penyakit menular dan
2. METODE Penanganan/Pertolongan Pertama
Sasaran dalam kegiatan pengabdian ini Pada Kecelakann (P3K).
adalah siswa, guru. Berkaitan untuk Pelaksanaan kegiatan dilakukan
peningkatan perilaku kesehatan pada selama 3 hari, 2 hari dilakukan
siswa sekolah maka dilakukan kegiatan dengan metode ceramah dan
pelatihan dan penyuluhan kesehatan. diskusi, nonton video dan pada
Berikut ini akan diuraikan metode hari ketiga dilakukan demonstrasi.
pelaksanaannya. Demosntrasi yang akan dilakukan
Kegiatan pelatihan untuk kader yaitu demonstrasi P3K,
kesehatan sekolah/dokter kecil; pemeriksaan kebersihan dan
Langkah-langkah kegiatan dilakukan kerapihan ( kuku, rambut, pakaian)
adalah : pada teman sebaya
4. Melakukan pendokumentasian
Tahap persiapan setiap kegiatan melalui foto, vidio
1. Melakukan sosialisasi kegiatan dan pencatatan
kepada pihak guru SD Mustika
Jaya dan Kepala Puskesmas Tahap Evaluasi
2. Menyepakati jadual pelatihan 1. Melakukan evaluasi terhadap
dengan pihak sekolah yaitu pengetahuan dan keterampilan
dilaksanakan selama 3 hari yang siswa melalui post test dan ujian
terbagi atas : 2 hari untuk edukasi praktek yang dilakukan
melalui ceramah, nonton video dan
1 hari melakukan demosntrasi Kegiatan penyuluhan kesehatan
3. Menyiapkan materi , media, alat pada seluruh siswa
sarana dan prasarana pelatihan, Tahap persiapan
video materi. Adapun alatnya 1. Melakukan sosialisasi kegiatan
adalah Set P3K, leaflet, infokus, kepada pihak Sekolah Dasar
kamera 2. Menyepakati jadwal penyuluhan
4. Mengundang pihak wilayah seperti yang dilakukan 1 hari untuk materi
Kepala Puskesmas dan 1 hari demonstrasi
5. Membuat buku materi pelatihan 3. Menyiapkan materi, media, alat
dokter kecil sarana dan prasarana serta video
materi seperti antara lain leaflet,
infokus, alat gosok gigi dan set
cuci tangan.

Jurnal Antara Pengmas Vol. 2 No. 1 Januari-Juni Tahun 2019


13

persiapan untuk pelaksanaan kegiatan


Tahap pelaksanaan seperti sosislisasi kegiatan,
1. Memberikan penyuluhan pada menyepakati jadual kegiatan,
siswa sekolah dengan topik PHBS menyiapkan materi, melakukan
sekolah dengan meode ceramah kordinasi dengan pihak Puskesmas
dan demonstrasi cuci tangan dan Mustika Jaya dan Dinas Pendidikan.
gosok gigi, kegiatan dilakukan 2 Selanjutnya untuk pelaksanaan
hari, satu hari untuk penyuluhan dilakukan dengan 2 bentuk yaitu
dan satu hari untuk demonstrasi. kegiatan penyuluhan untuk seluruh
2. Menyebarkan leaflet kepada siswa siwa dan pelatihan untuk dokter kecil.
3. Melakukan pendokumentasian Penyuluhan kesehatan dilakukan pada
setiap kegiatan melalui foto, video tanggal 22 Januari 2019 sd 25 Januari
dan pencatatan 2019 kepada seluruh siswa.
Pelaksanaan kegiatan penyuluhan ini
Tahap Evaluasi dilakukan selama 2 hari dimana pada
1. Melakukan evaluasi terhadap hari pertama adalah kegiatan
pengetahuan dan keterampilan pembukaan kegiatan pengabmas ini
siswa dengan cara Melakukan post yang dihadiri oleh Kepala UPT Dinas
test dan redemonstrasi cuci tangan Pendidikan, Puskesmas dan Seluruh
dan gosok gigi Guru serta siswa SD. Setelah acara
2. Melakukan pemantauan terhadap pembukaan dilanjutkan penyukuhan
penerapan PHBS pada siswa atau edukasi dengan materi tentang
sekolah dan kebersihan lingkungan PHBS untuk seluruh siswa, dan
sekolah besoknya dilakukan demonstrasi cuci
tangan dan gosok gigi. Pada Kegiatan
Proses pengumpulan data dalam penyuluhan kesehatan dan demonstrasi
kegiatan pengabmas pada data awal yang dilakukan tidak semua siswa
dilakukan dengan wawancara dan hadir ke sekolah pada saat kegiatan,
observasi, pada kegiatan dilakukan pada hari I yang hadir 60 orang orang
untuk pengukuran hasil yang dan hari kedua yang hadir 60 orang.
dilakukan setelah penyuluhan dan Sedangkan untuk kegiatan pelatihan
pelatihan adalah menggunkan dokter kecil dilakukan selama 3 hari
kuesioner. Data yang didapatkan tanggal 22 Januari 2019 sd tanggal 25
selanjutnya diolah dengan Januari 2019 Kegiatan hari 1 sd 2
menggunakan komputer untuk adalah materi dalam bentuk ceramah
mengetahui analisa variat khususnya dan hari ke 3 adalah nonton video dan
mean dan persentase berkaitan demonstrasi.
pengetahuan dan keterampilan siswa.

3. HASIL
Pelaksanaan kegiatan pengabdian
masyarakat di SD Mustika Jaya ini
telah dilakukan pada tanggal 15 Januari
sd 28 Januari 2019. Tahap awal
kegiatan telah dimulai dengan adanya

Jurnal Antara Pengmas Vol. 2 No. 1 Januari-Juni Tahun 2019


14

Tabel 1. Distribusi Frekuensi Tingkat Pengetahuan Siswa dan Dokter


Kecil Sebelum dan Sesudah Edukasi PHBS di SD
Sebelum Edukasi Setelah Edukasi
No Pengetahuan
F % Mean F % Mean
1 Tinggi 52 87 74.6 54 90 81.8
2 Rendah 8 13 6 10
Jumlah 60 100 60 100
Berdasarkan tabel 1 terlihat adanya pelaksanaan kegaiatan pelatihan dokter
peningkatan nilai rata-rata pengetahuan kecil ini bahwa peserta pelatihan ada
siswa dan dokter kecil sesudah sebanyak 10 siswa. Seluruh siswa
diberikan edukasi PHBS, dimana sangat antusias dan senang dalam
terlihat nilai rata-rata sebelum edukasi kegiatan pelatihan yang tim pengabdi
adalah 74.6 dan setelah edukasi adalah lakukan. Hal ini terlihat dari bebarapa
81.8. Dan juga tingkat pengetahuan hal anatara lain dari kehadiran siswa
tinggi dari 87% menjadi 90% setelah dari 3 hari kegiatan semua (10 orang
edukasi (Zamiyaiti Multi, 2018) siswa) hadir 100% dari hari tersebut,
(Ramadhan (2009, dalam Zamiyaiti semua siswa terlihat senang dan
Multi, 2018) mengatakan bahwa banyak bertanya dalam materi yang
informasi yang diperoleh baik formal diberikan, pada saat demonstrasi siswa
maupun informal memberikan memperhatikan dengan baik dan juga
pengaruh sehingga menghasilkan antusias dalam melakukan
perubahan. redemontrasi. Pada akhir kegiatan yaitu
adalah demonstrasi pada umumnya
Tim pengabdian telah melakukan siswa mampu melakukan dengan baik
kegiatan pelatihan bagi dokter kecil di demonstrasi P3K.
Sekolah Dasar Mustika Jaya. Pada
Tabel 2
Distribusi Frekuensi Keterampilan Dokter Kecil Sebelum dan Sesudah
Pelatihan UKS di SD
Sebelum Edukasi Setelah Edukasi
No Pengetahuan
F % Mean F % Mean
1 Tinggi 8 80 65.7 10 100 82.5
2 Rendah 2 20 0 0
Jumlah 10 100 10 100

Berdasarkan tabel 2 terlihat adanya 4. PEMBAHASAN


peningkatan nilai rata-rata Pendidikan kesehatan adalah uasaha
keterampilan dokter kecil sesudah yang diberikan berupa bimbingan atau
dilakukan pelatihan, dimana terlihat tuntunan kepada seseorang atau anak
nilai rata-rata sebelum pelatihan adalah didik tentang kesehatan, yang meliputi
65.7 dan setelah pelatihan menjadi seluruh aspek pribadi (fisik, mental,
82.5. Dan persentase untuk dan sosial) agar dapat berubah dan
keterampilan tinggi meningkat menjadi berkembang secara
80% menjadi 100%.

Jurnal Antara Pengmas Vol. 2 No. 1 Januari-Juni Tahun 2019


15

harmonis (Mu′rifahdan Hardianto peningkatan pengetahuan. Hal ini dapat


Wibowo, 1992: 5, dalam Suryanto, dilihat pada tabel dibawah ini.
2012). Pendapat lain mengatakan
bahwa pendidikan kesehatan adalah Penyuluhan kesehatan merupakan
upaya pendidikan yang bertalian bentuk intervensi terutama terhadap
dengan kesehatan, apakah berlangsung faktor perilaku dan melalui kegiatan
di sekolah atau di luar sekolah. Dengan penyuluhan kesehatan pengetahuan
kata lain pendidikankesehatan adalah akan mengalami peningkatan yang
segala bentuk upaya sengaja dan berdampak terhadap perubahan sikap
terencana yang mencakup kombinasi yang pada akhirnya berlanjut pada
metode untuk memfasilitasi perilaku perubahan perilaku dalam perilaku
untuk beradaptasi yang kondusif bagi hidup bersih dan sehat, seperti jajan
kesehatan (Rusli Lutan dkk, 2000: 16, sehat, kebersihan diri dan lingkungan,
dalam Suryanto, 2012)). tidak merokok dan lainnya.

Pendidikan kesehatan di SD perlu Kegiatan kedua yang dilakukan tim


diprioritaskan, karena jenjang pengabdian adalah pelatihan dokter
pendidikan dasar merupakan fondasi kecil, yang dilakukan selama 3 hari
yang banyak menentukan tanggal 25 Januari 2019 sd tanggal 28
perkembangan bahkan karier seseorang Januari 2019 Kegiatan hari 1 sd 2
di masa mendatang. Dalam konteks adalah materi dalam bentuk ceramah
membangun fundasi kebiasaan hidup dan hari ke 3 adalah nonton video dan
aktif dan positif, maka pendidikan demonstrasi.
kesehatan perlu
diselenggarakansebaik-baiknya di Pemerintah melalui Kementerian
jenjang pendidikan dasar (Rusli Kesehatan kini berusaha
Lutandkk.2000: 8, dalam Suryanto, mengoptimalkan peran dokter kecil
2012). untuk membantu peran guru dan
petugas kesehatan untuk pelayanan
Oleh karena pentingnya pendidikan kesehatan di sekolah dan sebagai
kesehatan bagi siswa sekolah dasar penggerak Perilaku Hidup Bersih dan
maka itulah sebagai salah satu daasr Sehat. Dokter kecil juga mempunyai
tim pengabdi melakukan kegiatan peran penggerak menjalankan usaha
tersebut. Dari hasil kegiatan yang kesehatan sesama teman dan diri
dilakukan didapatkan adanya sendiri, memelihara kebersihan,
antusisme siswa dalam kegiatan kesehatan di sekolah maupun di rumah
penyuluhan terutama pada saat dan pengerak budaya hidup sehat.
dilakukan demonstrasi cuci tangan dan
gosok gigi. Pada saat dilakukan Oleh karena itu dokter kecil harus
evaluasi hampir semua siswa mau dibekali pengetahuan dan keterampilan
untuk melakukan redemonstarsinya agar ia mampu berperan sebagai
dan mampu dalam melakukannya. penggerak dalam menjalankan usaha
Begitu juga berkaitan pengetahuan kesehatan sesama teman dan dirinya
yang mereka dapatkan tentang PHBS sendiri dan dapat menjadi peer
sekolah juga menunjukkan adanya edukator di sekolahnya. Pelatihan
edukator sebaya adalah tahap awal

Jurnal Antara Pengmas Vol. 2 No. 1 Januari-Juni Tahun 2019


16

yang harus dilakukan sebelum kegiatan tujuan akhir dari pelatihan agar siswa
edukasi sebaya berjalan. (Cripps 1997, di sekolah dapat mengetahui,
dalam Yaslina, Deprimal, 2015) menyikapi dan melaksanakan perilaku
menyatakan bahwa pelatihan edukator hidup sehat. Perubahan perilaku
sebaya dirancang untuk memberikan tersebut dapat berupa pengetahuan,
pengetahuanyang dibutuhkan oleh sikap maupun tindakan atau kombinasi
edukator sebaya, termasuk dari ketiga komponen tersebu (Depkes
keterampilan dalam melaksanakan dan RI, 2002 dalam Nova Budiarjo, 2015).
memfasilitasi diskusi, menyajikan
informasi dan mengatasi teman 5. KESIMPULAN
kelompok yang sulit diatur. Pelatihan Program pengabdian ini berjalan
yang diberikan untuk educator sebaya dengan baik dan lancar dan dapat
adalah seputar informasi/issue meningkatkan Perilaku Hidup Bersih
permasalahan yang akan ditangani dan dan Sehat bagi siswa di SD Mustika
keterampilan dalam memfasilitasi Jaya. Program pengabdian ini melalui
pemberian edukasi, penyediaan kegiatan Edukasi kesehatan dan
informasi,dan atau mempengaruhi pelatihan dokter yang telah dilakukan
norma-norma sosial yang ada. mampu meningkatkan pengetahuan
Kurikulum pelatihan edukator sebaya dan keterampilan siswa SD ini.
yang adekuat, dapat mengarahkan dan
memfasilitasi pelaksanaan pelatihan 6. DAFTAR PUSTAKA
edukator sebaya untuk meningkatkan Direktorat Pendidikan, K. P. dan K.
kredibilitas seorang edukator sebaya di (2012). Pedoman pembinaan dan
mata kelompok target (McDonald, et pengembangan usaha kesehatan
al.,2003, dalam Yaslina, Deprimal, sekolah. Jakarta: Kematerian
2015). Waktu yang ditentukan harus Pendidikan dan Kebudayaan.
dapat memenuhi kebutuhan untuk Kementrian Kesehatan. (2010).
penyampaian isi materi melalui Peraturan Menteri Kesehatan
interaksi, diskusi, danpraktik, yaitu Republik Indonesia NOMOR
berkisar 2 s/d 3 hari (sesi panjang) atau 492/MENKES/PER/IV/2010. In
10 s/d20 jam dalam seminggu (sesi Peraturan Mentri Kesehatan
pendek). Republik Indonesia (p.
MENKES).
Pelatihan dokter kecil merupakan suatu Suryanto, O. (2012). Pendidikan
kegiatan yang dapat mempengaruhi kesehatan di sekolah dasar (sd)
perubahan perilaku siswa sekolah perlu diprioritaskan. 2011–2012.
meliputi perubahan pengetahuan dan Yaslina, Deprimal, A. Y. (2015).
sikap.Dengan diberikannya pelatihan Pengaruh edukasi sebaya terhadap
dokter kecil maka siswa dapat perilaku jajan anak sekolah.
pembelajaran yangmenghasilkan suatu Bukittinggi.
perubahan dari yang semula belum Zamiyaiti Multi. (2018). Naskah
diketahui menjadi diketahui, yang publkasi.
dahulu belum dimengerti sekarang Yogyakartta: Universitas
dimengerti. Hal ini sesuai dengan Aisyiyah.

Jurnal Antara Pengmas Vol. 2 No. 1 Januari-Juni Tahun 2019

Anda mungkin juga menyukai