Anda di halaman 1dari 101

LAPORAN USAHA KESEHATAN SEKOLAH (UKS)

PRAKTIK KEPERAWATAN KESEHATAN KOMUNITAS


DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KLAMPIS NGASEM
KELURAHAN KLAMPIS NGASEM KECAMATAN SUKOLILO
SURABAYA
9 SEPTEMBER – 26 OKTOBER 2019

Oleh :
MAHASISWA B20 GELOMBANG I

STASE KEPERAWATAN KESEHATAN KOMUNITAS DAN KELUARGA


PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS
FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS AIRLANGGA
SURABAYA
2019
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia diperlukan suatu
usaha untuk meningkatkan sektor kesehatan. Salah satu upaya yang dapat
dilakukan adalah meningkatkan pendidikan dan kesehatan yang dapat dilakukan
melalui institusi pendidikan. Pendidikan kesehatan melalui anak-anak sekolah
sangat efektif untuk merubah perilaku dan kebiasaan sebelumnya. Sekolah
merupakan tempat promosi kesehatan untuk meningkatkan derajat kesehatan bagi
warganya dan perlunya dibentuk program kesehatan sekolah untuk pembinaan
warga dan lingkungan sekolah yang dikenal dengan Usaha Kesehatan Sekolah
(UKS) (Efendi & Makhfudli, 2013). Usaha Kesehatan Sekolah adalah bagian dari
usaha kesehatan pokok yang menjadi beban tugas puskesmas yang ditujukan
kepada sekolah-sekolah dengan anak beserta lingkungan hidupnya, dalam rangka
mencapai keadaan kesehatan anak sebaik-baiknya dan sekaligus meningkatkan
prestasi belajar anak sekolah setinggi-tingginya (Azwar, 2012).
Dasar pelaksanaan UKS adalah Undang-Undang No. 23 tahun 1992
tentang kesehatan pasal 45 ayat 1, yang kemudian diperbaharui melalui Undang-
Undang No.36 tahun 2009 tentang kesehatan, pasal 79 yang berbunyi kesehatan
sekolah diselenggarakan untuk meningkatkan kemampuan hidup sehat peserta
didik dalam lingkungan hidup sehat sehingga peserta didik dapat belajar, tumbuh,
dan berkembang secara harmonis dan setinggi-tingginya menjadi sumber daya
manusia yang berkualitas. Pembentukan UKS diperlukan untuk melaksanakan
tugas pembinaan dan pengembangan sesuai dengan TRIAS UKS yaitu sebagai
sarana pendidikan, pelayanan kesehatan, dan pemeliharaan lingkungan sekolah
yang sehat. Dengan diadakannya UKS ini berarti diperlukan sebuah tim
pembinaan dan tim pelaksanaan. Program pembinaan yang dapat dilakukan oleh
tim pelaksana antara lain program pembinaan peserta didik seperti pendidikan,
seminar, loka karya untuk pembina UKS di sekolah, pelatihan dokter kecil,
pembinaan sarana seperti ruang UKS, tensi meter, kotak P3K, dan buku
pencatatan pemeriksaan dan program pembinaan lingkungan baik pembinaan
lingkungan fisik maupun lingkungan non fisik.
Berdasarkan hasil studi pendahuluan di SD Raden Paku Klampis Ngasem
Surabaya didapatkan bahwa sekolah telah memiliki UKS dengan penataan
ruangan dan penggunaan sarana prasarana masih kurang optimal. Di dalam ruang
UKS terdapat 1 tempat tidur, 1 meja, 1 kotak tempat alat sholat, 1 kotak P3K
dengan obat yang belum lengkap (minyak kayu putih dan betadin), 1 timbangan
berat badan yang tidak berfungsi. Buku registrasi siswa sakit belum terisi dengan
optimal terkait belum ada petugas jaga yang berjaga di UKS. Pelayanan yang
dilakukan di UKS yaitu pemberian obat-obatan dan apabila terdapat siswa dengan
sakit yang tidak dapat ditangani di UKS maka akan di rujuk ke Puskesmas
Klampis Ngasem maupun Rumah Sakit. Terdapat program dokter kecil yang
merupakan kader UKS yang di follow up oleh Puskesmas Klampis Ngasem, saat
ini dokter kecil di Raden Paku Klampis Ngasem beranggotakan ± 35-40 orang
siswa-siswi dari kelas 1 sampai dengan kelas 6. Kegiatan dokter kecil tidak
berjalan sebagaimana mestinya. Puskesmas Klampis Ngasem melakukan skrining
kesehatan siswa 2 bulan yang lalu (pada bulan Juli). Sekolah telah mendapatkan
penyuluhan kesehatan rutin dari Puskesmas Klampis Ngasem dalam program
pembinaan peserta didik, namun penyuluhan tidak dapat diikuti oleh keseluruhan
siswa karena keterbatasan tempat. Penyuluhan terakhir dilaksanakan pada bulan
Juli tahun 2019. Pelatihan yang sudah diberikan meliputi cuci tangan yang baik
dan benar, bebat luka (penanganan cedera), pemeriksaan gigi dan kegiatan PMR
pada dokter kecil. Kegiatan UKS yang dilakukan, yaitu seperti pemeriksaan jentik
nyamuk dan kerja bakti tidak ada.
Keluhan terbanyak pengunjung UKS ialah flu, demam, batuk pilek dan
luka. Berdasarkan banyaknya kasus tersebut menurut pembina UKS saat ini kader
memerlukan pelatihan pertolongan pertama dan PHBS pada dokter kecil.
Kebersihan lingkungan di Raden Paku Klampis Ngasem berdasarkan pengamatan
kamar mandi siswa sudah cukup, terdapat tempat sampah di setiap depan ruang
kelas dan tidak ada pembagian sampah organik dan non organik di halaman
sekolah. Terdapat dua tempat mencuci tangan di depan kelas dan di dekat kantin.
Sekolah telah menunjuk beberapa siswa untuk dijadikan kader UKS yang terdiri
dari peserta didik, tiap kelas perwakilan 2 orang siswa. Kader tersebut telah
diikutsertakan dalam pelatihan dokter kecil UKS dari Dinas Kesehatan Surabaya,
namun dalam pelaksanaannya di sekolah kader tersebut belum berjalan secara
maksimal. Petugas UKS yang terdiri dari guru kelas merasa kewalahan ketika ada
murid yang sakit. Peran sekolah hanya berbatas pada pemberian obat-obatan
minimal untuk mengatasi keluhan dari peserta didik dan selebihnya akan dirujuk
ke Puskesmas Klampis Ngasem atau rumah sakit terdekat. Guru UKS dan peserta
didik adalah anggota primer. Masyarakat sekolah atau orangtua siswa, serta
perawat komunitas dalam hal ini petugas kesehatan dari puskesmas menjadi
pendukung pelaksana keberhasilan program kesehatan sekolah. Program
pembinaan peserta didik dilaksanakan untuk meningkatkan kemampuan hidup
sehat dan upaya menanamkan prinsip hidup sehat sedini mungkin dengan
mengajarkan melalui trias UKS dimana terdapat pendidikan kesehatan sekolah,
pelayanan sekolah dan pembinaan lingkungan sekolah.
SD Raden Paku Klampis Ngasem Surabaya perlu adanya perbaikan dari
UKS di sekolah untuk meningkatkan derajat kesehatan di sekolah termasuk dalam
pemberian pendidikan kesehatan pada siswa yang menjadi salah satu peran primer
masih minimal. Hal tersebut dikarenakan tenaga guru yang kurang memiliki
pengetahuan tentang kesehatan dan keterbatasan waktu dari pelaksana UKS
sehingga pelayanan UKS hanya dilaksanakan dengan cara yang sederhana dalam
kondisi ringan. Pihak sekolah merujuk ke Puskesmas untuk diberikan perawatan
lebih lanjut pada siswa yang memiliki kondisi serius. Selain itu, masalah tersebut
juga berdampak pada siswa yang memiliki minat kurang dalam pengetahuan
tentang UKS yang akan berdampak pada kurang optimalnya pengembangan UKS
di SD Raden Paku Klampis Ngasem Surabaya karena salah satu peran primer
belum dapat dijalankan dengan baik. Upaya yang dilakukan sekolah untuk
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat di sekolah, perlu adanya perbaikan
dari UKS disekolah. Upaya tersebut dapat menjadi dasar dalam pelaksanaan
program pembinaan dan pengembangan UKS yang ada dan mewujudkan dalam
pelaksaan TRIAS UKS secara optimal dengan adanya pendidikan kesehatan,
pelayanan kesehatan serta pembinaan lingkungan sekolah sehat. Pentingnya
pengetahuan tentang UKS yang diberikan kepada siswa dapat meningkatkan
minat dan kesadaran untuk berperan secara maksimal di UKS.
Berdasarkan masalah yang terjadi di sekolah tersebut, untuk membentuk
sekolah yang sehat harus sesuai dengan landasan dari program pemerintah,
sehingga perlu dilakukan sosialisasi mengenai ruang lingkup UKS yang disertai
dengan pelatihan P3K yang dapat meningkatkan ketrampilan di UKS. Pelatihan
yang diberikan yaitu penanganan pingsan, penyuluhan PHBS, penanganan rawat
luka ringan dan balut bidai. Program yang diberikan pada siswa di SD Raden
Paku Klampis Ngasem Surabaya tersebut diharapkan dapat mewujudkan trias
UKS yang berjalan secara optimal.

1.2 Tujuan Kegiatan


1.2.1 Tujuan Umum
Setelah menyelesaikan kegiatan Praktik Keperawatan Komunitas, siswa
dapat menjalankan pelaksanaan TRIAS UKS yaitu pendidikan, pelayanan dan
lingkungan sekolah sehat dan khususnya kegiatan pelatihan dokter kecil
1.2.2 Tujuan Khusus
Setelah dilakukan asuhan keperawatan komunitas, siswa dapat:
1. Melaksanakan dan mempraktikan program UKS dengan pelatihan
kader kesehatan UKS pada petugas UKS.
2. Mengetahui dan memahami pengertian PHBS.
3. Mengetahui dan mempraktikkan tentang cara Pertolongan Pertama
pada Kecelakaan
4. Mengetahui dan mempraktikkan tentang cara penanganan pingsan

1.3 Manfaat Kegiatan


1.3.1 Bagi mahasiswa
1. Dapat mengaplikasikan konsep kesehatan komunitas pada anak usia
sekolah.
2. Belajar menjadi model profesional dalam menerapkan asuhan keperawatan
komunitas pada anak usia sekolah.
3. Meningkatkan kemampuan berfikir kritis, analitis, dan bijaksana dalam
menghadapi dinamika pada anak usia sekolah.
1.3.2 Bagi warga sekolah
1. Mendapatkan kesempatan seluas-luasnya untuk berperan aktif dalam
upaya pembentukan Usaha Kesehatan Sekolah.
2. Mendapatkan kemampuan untuk mengenal, mengerti dan mamahami
masalah kesehatan dan mengetahui cara penyelesaian masalah kesehatan
yang ada pada anak usia sekolah.
3. Guru dan siswa menjadi bagian dari setiap program yang dilaksanakan
oleh UKS.
1.3.3 Bagi pendidikan
1. Salah satu indikator keberhasilan program studi ilmu keperawatan fakultas
keperawatan Universitas Airlangga Surabaya program profesi khususnya
di bidang keperawatan komunitas pada anak usia sekolah.
2. Sebagai salah satu bahan pertimbangan dalam pengembangan model
praktek keperawatan komunitas pada anak usia sekolah selanjutnya.
1.3.4 Bagi profesi
1. Upaya menyiapkan tenaga perawat yang profesional, berpotensi secara
mandiri sesuai dengan kompetensi yang telah ditentukan
2. Memberikan suatu model baru dalam keperawatan komunitas pada anak
usia sekolah sehingga profesi mampu mengembangkannya.

1.4 Ruang Lingkup


Asuhan keperawatan komunitas pokja UKS dilaksanakan di SD Raden Paku
Klampis Ngasem Surabaya dalam masalah kesehatan anak usia sekolah.

1.5 Metode Pendekatan


Metode pendekatan yang dilakukan adalah menggunakan penerapan metode
pendekatan pada sasaran primer (peserta didik) serta sekunder; pengambil
kebijakan (kepala sekolah) dan guru pembina UKS melalui asuhan keperawatan
profesional yang meliputi biologis, psikologis, sosial dan kultural secara mandiri
maupun kolaborasi lintas sektor
1.6 Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan dimulai pengkajian keperawatan, hasil analisis data,
penapisan masalah, penentuan prioritas diagnosa keperawatan, rencana
keperawatan, implementasi, evaluasi keperawatan dan simpulan.
BAB 2
TINJAUAN TEORI

2.1 Konsep Dasar Keperawatan Komunitas


Komunitas merupakan sekelompok masyarakat yang mempunyai persamaan
nilai, perhatian yang merupakan kelompok khusus dengan batas-batas geografi
yang jelas, dengan norma dan nilai yang telah melembaga (Sumijatun dkk, 2006).
Keperawatan komunitas sebagai suatu bidang keperawatan yang merupakan
perpaduan antara keperawatan dan kesehatan masyarakat dengan dukungan peran
serta masyarakat secara aktif serta mengutamakan pelayanan promotif dan
preventif secara berkesinambungan tanpa mengabaikan perawatan kuratif dan
rehabilitatif secara menyeluruh dan terpadu yang ditujukan kepada individu,
keluarga, kelompok serta masyarakat sebagai kesatuan utuh melalui proses
keperawatan untuk meningkatkan fungsi kehidupan manusia secara optimal,
sehingga mampu mandiri dalam upaya kesehatan (Mubarak, 2006).
Proses keperawatan komunitas merupakan metode asuhan keperawatan yang
bersifat alamiah, sistematis, dinamis, kontiniu, dan berkesinambungan dalam
rangka memecahkan masalah kesehatan klien, keluarga, kelompok serta
masyarakat melalui langkah-langkah seperti pengkajian, perencanaan,
implementasi, dan evaluasi keperawatan (Irnanda, 2012).

2.2 Konsep Dasar Anak Usia Sekolah


Anak usia sekolah menurut definisi WHO (2007) yaitu, golongan anak yang
berusia antara 7-15 tahun, sedangkan di Indonesia lazimnya anak yang berusia 7-
12 tahun. Pada usia sekolah anak mencari jati diri dan akan sangat mudah
terpengaruh lingkungan, terutama teman sebaya yang pengaruhnya sangat kuat
seperti anak akan merubah perilaku dan kebiasaan temannya, termasuk perubahan
kebiasaan makan. Peranan orang tua sangat penting. Selama pertengahan tahun
masa kanak-kanak, dasar peran dewasa dalam pekerjaan, rekreasi, dan interaksi
sosial terbentuk. Negara industri periode ini dimulai saat anak mulai masuk
sekolah dasar sekitar usia 6 tahun, pubertas sekitar usia 12 tahun merupakan tanda
akhir masa kanak-kanak menengah. Tugas perkembangan pada masa anak usia
sekolah berfokus pada kemampuan fisik, kognitif, dan psikososial (Gunarsa,
2008).
Sekolah atau pengalaman pendidikan memperluas dunia anak dan merupakan
transisi dari kehidupan yang secara relatif bebas bermain ke kehidupan belajar,
dan bekerja terstruktur. Sekolah dan rumah mempengaruhi pertumbuhan dan
perkembangan. Hal ini membutuhkan penyesuaian dengan orang tua dan anak-
anak harus belajar menghadapi peraturan dan harapan yang dituntut oleh sekolah
dan teman sebaya. Orang tua harus membiarkan anak-anak membuat keputusan
menerima tanggung jawab dan belajar dari pengalaman kehidupan (Gunarsa,
2008).

2.3 Konsep Dasar Usaha Kesehatan Sekolah


2.3.1 Pengertian
Pengertian UKS dalam UU No.23 tahun 1992 Pasal 45 tentang Kesehatan
Sekolah ditegasan bahwa kesehatan sekolah diselenggarakan untuk meningkatkan
kemampuan hidup sehat peserta didik dalam lingkungan hidup sehat sehingga
peserta didik dapat belajar, tumbuh dan kembang secara harmonis dan optimal
serta dapat menjadikan sumber daya yang berkualitas (Kemenkes RI, 2015).
Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) merupakan wahana untuk meningkatkan
kemampuan untuk hidup sehat, dan akan menghasilkan derajat kesehatan yang
optimal. UKS meliputi peserta didik pada setiap jalur, jenis, dan jenjang
pendidikan mulai dari TK/RA hingga SMA/SMK/MA (Kemendikbud, 2012).
UKS menurut Mubarak & Chayatin (2009) merupakan bagian dari usaha
kesehatan pokok yang menjadi beban tugas puskesmas yang ditujukan kepada
sekolah.
2.3.2 Tujuan
1. Tujuan Umum
Tujuan Usaha Kesehatan Sekolah adalah untuk meningkatkan mutu
pendidikan dan prestasi belajar peserta didik dengan meningkatkan perilaku
hidup bersih dan sehat serta derajat kesehatan peserta didik dan menciptakan
lingkungan yang sehat, sehingga memungkinkan pertumbuhan dan
perkembangan yang harmonis dan optimal dalam rangka pembentukan
manusia Indonesia seutuhnya (Pedoman pelaksanaan UKS, 2014)
2. Tujuan khusus
Memupuk kebiasaan hidup sehat dan meningkatkan derajat kesehatan
peserta didik yang didalamnya mencakup :
a. Memiliki pengetahuan, sikap dan keterampilan untuk melaksanakan
prinsip hidup sehat serta berpatisipasi aktif di dalam usaha peningkatan
kesehatan;
b. Sehat, baik dalam arti fisik, mental maupun sosial dan;
c. Memiliki daya hayat dan daya tangkal terhadap pengaruh buruk
penyalahgunaan narkotika, obat-obatan dan bahan berbahaya, alkohol
(minuman keras), rokok dan sebagainya (Pedoman pelaksanaan UKS,
2014).
2.3.3 Sasaran
Menurut (Depkes, 2008) membagi sasaran pembinaan dan pengembangan
UKS menjadi tiga sasaran meliputi
1. Sasaran Primer dalam hal ini adalah peserta didik
2. Sasaran Sekunder seperti Guru, Pengelola pendidikan dan pengelola
kesehatan serta Tim Pembina UKS di setiap jenjang pendidikan.
3. Sasaran Tersier adalah Lembaga Pendidikan mulai dari tingkat TK sampai
SMA, termasuk pendidikan luar sekolah dan perguruan tinggi serta
pondok pesantren beserta lingkungannya.
4. Adapun sasaran pembinaan UKS adalah peserta didik, pendidik dan tenaga
kependidikan, tenaga kesehatan, sarana dan prasarana pendidikan serta
pelayanan kesehatan, lingkungan (Lingkungan sekolah, keluarga dan
masyarakat sekitar sekolah) (Pedoman Pelaksanaan UKS, 2014).

2.3.4 Sarana dan Prasarana


Sarana dan prasarana UKS dijelaskan meliputi 1) ruang UKS atau klinik
sekolah, 2) alat-alat pemeriksaan yang diperlukan, 3) alat-alat P3K, 4) Obat-
obatan sehari-hari yang diperlukan.
Berdasarkan kelengkapannya dapat dibagi menjadi:
1. Sarana dan Prasaraa sederhana meliputi tempat tidur, timbangan berat
badan, alat ukur tinggi badan, Snellen Chart, kotak P3K dan obat-obatan
(Betadin, Oralit, Paracetamol)
2. Minimal melaksanakan TRIAS UKS yaitu pendidikan kesehatan.
3. Memiliki kader Tiwisada sebanyak 5% dari jumlah siswa
Sarana dan Prasarana lengkap meliputi:
1. Tempat tidur; Timbangan berat badan, alat ukur tinggi badan, Snellen
Chart; Kotak P3K dan obat-obatan (Betadin, Oralit, Paracetamol); Lemari
obat, buku rujukan KMS, poster, struktur organisasi, jadwal piket, tempat
cuci tangan, data kesakitan murid
2. Melaksanakan TRIAS UKS yaitu pendidikan kesehatan dan pelayanan
kesehatan
3. Memiliki kader Tiwisada sebanyak 6%-9% dari jumlah siswa
Sarana dan Prasarana ideal meliputi:
1. Tempat tidur; Timbangan berat badan, alat ukur tinggi badan, Snellen
Chart; Kotak P3K dan obat-obatan (Betadin, Oralit, Paracetamol); Lemari
obat, buku rujukan KMS, poster, struktur organisasi, jadwal piket, tempat
cuci tangan, data kesakitan murid; Peralatan gigi dan unit gigi; Contoh-
contoh model organ tubuh
2. Melaksanakan TRIAS UKS yaitu pendidikan kesehatan, pelayanan
kesehatan, dan pembinaan hidup lingkungan kehidupan sekolah
3. Memiliki kader Tiwisada sebanyak 10% dari jumlah siswa
2.3.5 Ruang Lingkup UKS di Sekolah
Ruang lingkup UKS adalah ruang lingkup yang tercermin dalam Tiga
Program pokok Usaha Kesehatan Sekolah/madrasah (Trias UKS) meliputi:
1. Penyelenggaraan Pendidikan Kesehatan;
2. Penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan;
3. Pembinaan lingkungan Sekolah/madrasah Sehat.
2.3.6 Ruang Lingkup Pembinaan UKS
1. Penyusunan perencanaan program;
2. Pelaksanaan program;
3. Pengendalian program;
4. Penilaian dan penelitian;
5. Manajemen dan organisasi termasuk ketenagaan, sarana dan prasarana
serta pembiayaan.
2.3.7 Tim Pembina dan Pelaksana UKS
Untuk melaksanakan tugas pembinaan dan pengembangan UKS secara
terpadu dan terkoordinasi, maka dibentuk Tim Pembina UKS pada setiap
jenjang pemerintahan, yaitu:
1. Tim Pembina UKS Tingkat Pusat;
2. Tim Pembina UKS Tingkat Provinsi;
3. Tim Pembina UKS Tingkat Kab/Kota;
Tim Pelaksana UKS yaitu:
Pembina : Lurah/Kepala Desa;
Ketua : Kepala Sekolah/madrasah;
Sekretaris I : Guru Pembina UKS/Pembina UKS;
Sekretaris II : Ketua Komite Sekolah/madrasah;
Anggota :1. Komite Sekolah/madrasah;
2. Petugas UKS Puskesmas;
3. Guru;
4. Siswa.
2.3.8 Tugas dan Fungsi Tim Pelaksana UKS
1. Tugas:
a. Melaksanakan tiga program UKS yaitu Pendidikan Kesehatan,
Pelayanan Kesehatan, dan Pembinaan Lingkungan Sekolah/madrasah
Sehat.
b. Menjalin kerjasama dengan orang tua murid (komite sekolah/madrasah).
c. Mengadakan pengendalian/evaluasi, menyusun program dan
menyampaikan laporan ke TP UKS Kecamatan.
d. Melaksanakan ketatausahaan.
2. Fungsi:
Sebagai penanggungjawab dan pelaksana program UKS di Sekolah/
madrasah berdasarkan prioritas kebutuhan dan kebijakan yang ditetapkan TP
UKS Kecamatan
2.3.9 Program Pembinaan dan Pengembangan UKS meliputi:
1. Program Pembinaan Peserta Didik
a. Pendidikan kesehatan
b. Pelayanan kesehatan.
2. Program Pembinaan Pembina UKS (ketenagaan)
Peningkatan jumlah (kuantitas), melalui:
a. Pendidikan formal dan non formal;
b. Pelatihan, bimbingan teknis, seminar, dan lokakarya;
c. Monitoring dan evaluasi;
d. Pengawasan.
3. Program Pembinaan Sarana Prasarana Pendidikan dan Pelayanan
Kesehatan.
a. Ruang UKS, tempat tidur, alat ukur Berat Badan dan Tinggi Badan,
Obat-obatan sederhana, tensimeter, kartu snellen, media Komunikasi
Informasi Edukasi (KIE), alat peraga kesehatan.
b. Buku pencatatan pemerikasaan kesehatan peserta didik, buku/lembar
rujukan.
4. Program Pembinaan lingkungan:
a. Lingkungan fisik (konstruksi ruang dan bangunan, pencahayaan,
ventilasi, kebisingan, kepadatan, sarana air bersih dan sanitasi,
halaman, jarak papan tulis, vektor penyakit, kantin, meja, kursi)
b. Lingkungan non fisik (perilaku tidak merokok, membuang sampah
pada tempatnya, mencuci tangan menggunakan sabun dan air bersih
mengalir, dan memilih makanan jajanan yang sehat)
5. Program Pengembangan. Pihak Sekolah/Madrasah dapat melakukan
program pengembangan dengan bekerja sama dengan pihak-pihak terkait
(stakeholder) dalam pelaksanaan program UKS. Disamping itu pihak
sekolah/madrasah diharapkan dapat menularkan ke sekolah/madrasah-
sekolah/madrasah lain di lingkungannya.
2.4 Penyusunan Rencana Kegiatan UKS
2.4.1 Rencana Kegiatan UKS Tahunan
Rencana Kegiatan UKS tahunan ialah rangkaian dan tahap kegiatan UKS
yang disusun oleh Tim Pelaksana UKS yang akan dilaksanakan selama satu tahun
pelajaran oleh Tim Pelaksana UKS.
2.4.2 Rencana Kegiatan UKS/Rencana Anggaran Belanja UKS
Merupakan bagian dari Rencana Kerja Sekolah/Madrasah (RKS) dan
Rencana Anggaran Belanja Sekolah/Madrasah (RABS).
2.4.3 Langkah pelaksanaan:
1. Menyusun Rencana Kegiatan UKS dan Rencana Anggaran Belanja UKS;
2. Mengajukan Rencana Kegiatan UKS dan Rencana Anggaran Belanja UKS
tersebut pada rapat pengurus Komite Sekolah/madrasah untuk dimasukkan
pada RKS dan RABS;
3. Sekolah dan komite sekolah menetapkan dan mengalokasikan ke dalam
RKS dan RABS.
2.4.4 Penyusunan Rencana Kegiatan UKS
Dalam penyusunan Rencana Kegiatan UKS memperhatikan:
1. Kegiatan Kegiatan mengacu pada program UKS yaitu:
a. Program pendidikan kesehatan;
b. Program pelayanan kesehatan;
c. Program peningkatan mutu ketenagaan;
d. Program pengadaan sarana prasarana;
e. Program pembinaan lingkungan sekolah/madrasah sehat
2. Jenis Kegiatan Kegiatan terdiri dari 2 jenis
a. Kegiatan yang sudah baku dan rutin dilaksanakan dalam hal ini yang
perlu direncanakan ialah:
1) Waktu pelaksanaan agar disesuaikan dengan kalender pendidikan;
2) Cara pelaksanaan agar tidak tumpang tindih dan perlu dilaksanakan
secara terpadu;
3) Dana pelaksanaan.
Contoh kegiatan ini adalah pemeriksaan rutin dan berkala
b. Kegiatan yang perlu ditambahkan.
Kegiatan tambahan diusulkan berdasarkan hasil
evaluasi/pengamatan agar sesuai dengan kebutuhan. Kegiatan tambahan
ini mengacu pada program UKS. Contoh penyusunan kegiatan
berdasarkan kebutuhan yang diketahui dari hasil evaluasi/pengamatan,
yaitu:
1) Bila banyak peserta didik yang menderita penyakit kulit, perlu dibuat
kegiatan pendidikan kebersihan pribadi yang ditekankan pada
kebersihan kulit dan upaya pengobatannya;
2) Bila tingkat kemampuan guru dalam melaksanakan kegiatan
pendidikan kesehatan masih kurang, maka perlu diadakan kegiatan
peningkatan mutu (pengetahuan/kemampuan) guru umpamanya
penataran (alih teknologi) oleh petugas Puskesmas;
3) Bila kegiatan pendidikan tidak dapat berjalan dengan baik karena
kurangnya alat peraga, maka perlu diadakan alat peraga pendidikan
kesehatan (kegiatan pengadaan alat peraga);
4) Untuk melaksanakan pemeliharaan keberhasilan lingkungan
sekolah/madrasah diperlukan alat-alat kebersihan, maka perlu
diperhitungkan macam dan jumlah alat/bahan yang dibutuhkan
selama satu tahun ajaran;
5) Bila lingkungan sekitar sekolah/madrasah dapat menjadi tempat
berkembang biaknya nyamuk, maka perlu diadakan kegiatan PSN
(Pemberantasan Sarang Nyamuk).
c. Waktu Pelaksanaan Kegiatan
Waktu pelaksanaan kegiatan diatur dan disesuaikan dengan kalender
pendidikan. Kegiatan yang melibatkan peserta didik dan guru agar diatur
sehingga tidak mengganggu proses belajar mengajar, serta tidak
dilaksanakan pada masa ujian
d. Dana Kegiatan
Kegiatan yang memerlukan dana dipertimbangkan dan diatur sehingga
dana yang diperlukan tidak memberatkan orang tua (disesuaikan dengan
kemampuan). Sumber dana kegiatan pada sekolah/madrasah diperoleh dari
orang tua peserta didik, dan sumbangan lain yang tidak mengikat, serta
dana yang diusahakan oleh sekolah atau madrasah melalui kegiatan.
CONTOH RENCANA KEGIATAN UKS DI SD/MI
Tahun Pelajaran :…………………………….
SD/MI : …………………………………………
Kecamatan : …………………………………………
PROGRAM KEGIATAN UKS,
SASARAN DAN PEMBIAYAAN YANG DIPERLUKAN

No Program Kerja Sasaran Pembiayaan Keterangan


(1) (2) (3) (4) (5)

1) dicatat siapa/apa yang menjadi sasaran dan berapa target jumlahnya


2) dicatat biaya yang diperlukan masing-masing kegiatan
.
………………………………………
Kepala SD/MI
Selaku Ketua Tim Pelaksana
BAB 3
TINJAUAN LAPANGAN

Berdasarkan data pengkajian yang dilakukan oleh mahasiswa praktik


profesi keperawatan komunitas Program Studi Pendidikan Ners Fakultas
Keperawatan Universitas Airlangga Angkatan B20 periode 1 pada tanggal 09
September-11 September 2019 didapatkan data umum tentang SD Raden Paku
Klampis Ngasem Surabaya melalui winshield survey dan wawancara langsung.
Adapun data tersebut antara lain sebagai berikut:
3.1 Data Hasil Winshield Survey
Berikut tabel data hasil winshileld survey yang dilakukan pada tanggal 09
September-11 September 2019 di SD Raden Paku Klampis Ngasem Surabaya
sebagai berikut:
Elemen Deskripsi
Pelayanan Lingkungan 1. SDN Klampis Ngasem 1 berada di Jl. Arif
Pembinaan Fisik Sekolah Rahman Hakim no. 99 C, Kelurahan
Sekolah Sehat Klampis Ngasem
2. Gedung SD Raden Paku Klampis Ngasem
berada di RW 01 Klampis Ngasem
3. Bangunan sekolah dan lingkungannya
permanen
4. Gedung sekolah terdiri dari 2 lantai
5. Fasilitas sekolah cukup lengkap terdiri dari
ruang guru, ruang UKS, ruang kelas, kamar
mandi, mushola, kantin, perpustakaan dan
halaman sekolah
6. Pada halaman sekolah terdapat lapangan
sarana olah raga, green house, markisa area,
taman baca sekolah dan pos satpam
7. Ruang UKS di sekolah ini permanen
Kebersihan 1. Terdapat tempat sampah di setiap depan
Lingkungan kelas. Pembagian sampah organik dan non
organik
2. Terdapat 2 kamar mandi yang cukup bersih
3. Terdapat kran tempat mencuci tangan di
depan kelas dan di dekat kantin
4. Secara umum lingkungan bersih
5. Terdapat kantin sehat
Pelayanan Sarana dan 1. Terdapat ruang UKS permanen dengan
Pembinaan Prasarana ukuran 3x3 m2
Sekolah Sehat UKS 2. Ruang UKS terdiri dari 1 tempat tidur, 1
meja, 1 kotak P3K dengan obat yang belum
lengkap (minyak kayu putih dan betadin), 1
kotak tempat alat sholat, 1 timbangan berat
badan.
3. Buku administrasi terkait kunjungan UKS
dan data rujukan puskesmas telah berjalan
Pelaksanaan Pelaksanaan pendidikan kesehatan dilakukan
Pendidikan oleh pihak Puskesmas Klampis Ngasem, namun
Kesehatan pemberian penyuluhan kesehatan tidak dapat
mencakup semua siswa karena keterbatasan
tempat. Pihak pelaksana UKS belum dapat
maksimal dalam memberikan pendidikan
kesehatan karena keterbatasan waktu dari
pelaksana UKS.

3.2 Data Umum Sekolah


Berdasarkan hasil pengkajian yang dilakukan oleh mahasiswa praktik profesi
keperawatan komunitas Program Studi Pendidikan Ners Fakultas Keperawatan
Universitas Airlangga Angkatan B20 gelombang 1 pada tanggal 09 September-11
September 2019 didapatkan data bahwa SD Raden Paku Klampis Ngasem
Surabaya berada di wilayah Kelurahan Klampis Ngasem, Kecamatan Sukolilo,
Kota Surabaya. SD Raden Paku Klampis Ngasem Surabaya ini memiliki dua
lantai terdiri dari ruang guru, ruang UKS, ruang kelas, kamar mandi, mushola,
kantin, perpustakaan dan halaman sekolah yang di dalamnya terdapat terdapat
lapangan sarana olah raga, green house, markisa area, taman baca sekolah dan pos
satpam. Jumlah siswa di SD Raden Paku Klampis Ngasem Surabaya sebanyak
±674 siswa.
Kegiatan rutin yang berhubungan dengan kesehatan di SD Raden Paku
Klampis Ngasem salah satunya adalah dibentuknya pelatihan dokter kecil.
Kegiatan dokter kecil ini merupakan kegiatan yang dibentuk hasil kerjasama
dengan Puskesmas Klampis Ngasem dan terdiri dari ±35-40 siswa yang diambil
dari siswa-siswi tiap kelas perwakilan 2 orang.
BAB 4
ANALISA DATA KESEHATAN KOMUNITAS DI SDN KLAMPIS
NGASEM 1 SURABAYA KELURAHAN KLAMPIS NGASEM
KECAMATAN SUKOLILO KOTA SURABAYA

Berdasarkan data yang didapatkan dari Mahasiswa Profesi Keperawatan


Komunitas Program Pendidikan Profesi Ners Fakultas Keperawatan Universitas
Airlangga pada 09 September-11 September 2019, kemudian telah dilakukan
pengumpulan data yang selanjutnya dianalisis dan ditentukan prioritas diagnosis
keperawatan yang akan ditindak lanjuti.
5.1 Analisa Data
Analisa data telah dilakukan antara lain:
Data Subyektif Data Obyektif Diagnosa Keperawatan
1. Pembina UKS 1. Ada siswa kader Pemeliharaan Kesehatan
mengatakan bahwa UKS, namun belum SD Raden Paku Klampis
program UKS belum ada kegiatan yang Ngasem tentang
berjalan dengan jelas ketidakmampuan dalam
maksimal 2. Ruang UKS terdapat pengambilan
2. Pembina UKS tempat tidur, dan tanggungjawab oleh
mengatakan untuk kotak P3K yang pelaksana UKS Tidak
administrasi UKS terdapat isinya belum Efektif
sudah memiliki buku sesuai standar untuk
administrasi dan pertolongan pertama
kotak P3K 3. Sudah ada struktur
3. Pembina UKS organisasi tim
mengatakan kejadian pelaksana UKS dan
yang sering dialami Pembina UKS,
siswa adalah flu, namun belum
demam, batuk pilek berjalan dengan
dan luka maksimal
3.2 Penapisan Masalah
Dari hasil analisa data, didapatkan data yang kemudian dilakukan penapisan masalah untuk menentukan prioritas masalah, adapun
penapisan tersebut dapat dilihat sebagai berikut:
Diagnosa Keterangan
No Keperawatan Jumlah Keterangan
A B C D E F G H I J K L

1 Pemeliharaan 3 4 3 2 4 5 5 3 3 3 3 2 40 Keterangan:
Kesehatan
A. Sesuai dengan peran perawat komunitas
Tidak Efektif
B. Jumlah yang berisiko
C. Besarnya risiko
D. Potensi pendidikan kesehatan
E. Interest untuk komunitas
F. Kemungkinan diatasi
G. Relevan dengan program pemerintah
H. Tersedianya tempat
I. Tersedianya waktu
J. Tersedianya dana
K. Tersedianya SDM
Keterangan Pembobotan:

1. Sangat rendah
2. Rendah
3. Cukup
4. Tinggi
5. Sangat tinggi
4.3 Prioritas Diagnosa Keperawatan
Berdasarkan scoring diatas, maka prioritas diagnosa keperawatan komunitas di SD Raden Paku, Kelurahan Klampis Ngasem
Kecamatan Sukolilo adalah sebagai berikut:
1 Pemeliharaan Kesehatan SD Raden Paku Klampis Ngasem tentang ketidakmampuan dalam pengambilan tanggungjawab oleh 1
pelaksana UKS Tidak Efektif
BAB 5
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS
DI SD RADEN PAKU KLAMPIS NGASEM SURABAYA KELURAHAN KLAMPIS NGASEM
KECAMATAN SUKOLILO KOTA SURABAYA POKJA UKS

Dari hasil analisa data maka telah didapatkan diagnosa keperawatan komunitas sesuai prioritas. Kami melakukan perencanaan bersama
dengan guru dan siswa yang dilaksanakan pada tanggal 09-11 September 2019. Perencanaan yang akan kami laksanakan adalah sebagai
berikut:
Diagnosa
No Tujuan Kriteria Hasil Intervensi PJ Waktu Tempat Metode Media
Keperawatan
1. Pemeliharaan Jangka Partisipasi dalam Pembinaan kader Heni Pembina 19 Ruang Ceramah & PPT
Kesehatan SD Panjang: Pengambilan kesehatan UKS Ria UKS SD Oktober Kelas SD Demonstrasi
Raden Paku Pelaksanaan Keputusan meliputi: Desna Raden 2019 Raden
Klampis Ngasem pemeliharaan Kesehatan (1606) 1. Penyuluhan Paku Paku
tentang kesehatan Setelah PHBS Klampis Klampis
ketidakmampuan oleh tim dilakuakan 2. Pelatihan Ngasem Ngasem
dalam pelaksana tindakan P3K
pengambilan UKS dan keperawatan 3. Penanganan
tanggungjawab kader UKS selama 1x60 pingsan
oleh pelaksana menjadi menit siswa dapat
UKS Tidak efektif memahami peran
Efektif dan tugas sebagai
kader kesehatan
Jangka UKS
pendek: Kriteria hasil :
1) Ruang 1) Kader
UKS kesehatan
memenuhi UKS mampu
standar memberikan
2) Kader pertolongan
Kesehatan petama
UKS 2) Meningkatnya
mengetahui tanggung
tugas dan jawab kader
peran kesehatan
sebagai UKS
kader 3) Tercipta ruang
UKS yang
nyaman
BAB 6
IMPLEMENTASI ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS
DI SD RADEN PAKU KLAMPIS NGASEM SURABAYA KELURAHAN KLAMPIS NGASEM
KECAMATAN SUKOLILO KOTA SURABAYA POKJA UKS

Implementasi dilakukan sesuai dengan kesepakatan yang dibuat antara mahasiswa praktik profesi Ners Fakultas Keperawatan
Universitas Airlangga dan pengurus UKS SD Raden Paku Klampis Ngasem Surabaya sehingga didapatkan hasil sebagai berikut:

Tabel 6.1 Implementasi Asuhan Keperawatan Komunitas UKS


Diagnosa Waktu dan
No Kegiatan Pelaksanaan Hambatan Solusi
Keperawatan Tempat
1 Pemeliharaan 1. Penyuluhan Sabtu, 19 Mahasiswa 1. Jam pelaksanaan kegiatan berubah 1. Pemberitahuan
Kesehatan SD PHBS Oktober 2019 Keperawatan dari semula dilaksanakan pukul pelaksanaan 30 menit
Raden Paku 2. Pelatihan pukul 10.00- Universitas 10.00 menjadi 10.15 WIB karena sebelum jam yang sudah
Klampis P3K, 15.30 WIB di Airlangga pada jam 10.00 siswa baru selesai ditetapkan sehingga
Ngasem tentang penanganan ruang aula SD dari kegiatan belajar mengajar dan persiapan menuju
ketidakmampuan pingsan, Raden Paku harus bersiap-siap menuju ruang ruangan lebih cepat
dalam penanganan Klampis Ngasem aula yang digunakan sebagai 2. Dua hari sebelum acara
pengambilan luka dengan Surabaya tempat penyuluhan memesan ruangan yang
tanggungjawab sistem 2. Ruang aula yang panas dan tidak lebih luas dan dapat
oleh pelaksana simulasi di kedap suara sehingga siswa tidak menampung 35 siswa
UKS Tidak tiap pos begitu focus dengan penyampaian 3. Materi yang disampaikan
Efektif materi dimampatkan agar waktu
3. Jumlah siswa yang seharusnya 35 yang tersedia cukup
orang pada awalnya hanya untuk pelatihan/praktik
berjumlah 26 orang sehingga langsung
harus mencari 9 orang siswa lagi
4. Banyaknya siswa yang izin keluar
membuat acara menjadi lebih lama
dari waktu yang ditentukan
BAB 7

EVALUASI ASUHAN KEPERAWATAN KESEHATAN KOMUNITAS

Berikut ini evaluasi dari implementasi yang telah kami laksanakan di SD Raden Paku Klampis Ngasem Surabaya melalui Analisa
SWOT:
Tabel 7.1 Evaluasi asuhan keperawatan komunitas UKS
Diagnosa
Strength Weakness Opportunity Threathened Tindak Lanjut
Keperawatan
Pemeliharaan Kepala Sekolah Selain kegiatan Sekolah sudah Keterbatasan waktu 1. Memberikan pendidikan
Kesehatan SD dan Pembina UKS pelayanan memiliki struktur yang diberikan oleh kesehatan bagi kader dan siswa
Raden Paku sangat terbuka kesehatan, tim pelaksana UKS. pihak sekolah dalam sesuai dengan Trias UKS
Klampis dengan kegiatan pelaksanaan sudah ada siswa pelaksanaan 2. Memberikan poster dan booklet
Ngasem tentang mahasiswa karena kegiatan UKS yang sudah pernah pelatihan Kader kepada sekolah mengenai P3K,
ketidakmampuan selama ini program lainnya seperti mendapatkan UKS ini. penanganan pingsan, dan
dalam UKS yang sudah pendidikan pembekalan penanganan luka
pengambilan ada kurang kesehatan belum mengenai UKS 3. Melakukan advokasi dengan
tanggungjawab terstruktur dan terlaksana dengan sehingga Puskesmas Klampis Ngasem
oleh pelaksana belum berjalan optimal karena pelaksanaan terkait hasil temuan masalah
UKS Tidak dengan optimal terkendala program UKS dapat UKS bahwa trias UKS
Efektif keterbatasan ruang dijalankan dengan mengenai pelayanan kesehatan
UKS dan Pembina mudah serta dan pendidikan kesehatan
UKS yang antusias dari siswa sekolah belum berjalan dengan
merangkap menjadi dan siswi SD Raden optimal
guru mata pelajaran Paku yang Tinggi
BAB 8
PEMBAHASAN

Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) merupakan usaha kesehatan


masyarakat yang menjadi tanggungjawab puskesmas yang ditujukan kepada
masyarakat sekolah, meliputi peserta didik, guru, dan karyawan sekolah lainnya
dengan upaya membina dan mengembangkan kebiasaan hidup sehat melalui
program pendidikan dan pelayanan kesehatan. Tujuan umum dari
terselenggaranya UKS adalah untuk meningkatkan kemampuan hidup sehat
peserta didik dan menciptakan lingkungan sehat sehingga optimalnya
pertumbuhan dan perkembangan anak didik dalam pembentukan manusia
Indonesia seutuhnya (Dermawan, 2012). Dasar pelaksanaan UKS adalah
Undang-Undang No. 23 tahun 1992 tentang kesehatan pasal 45 ayat 1, yang
kemudian diperbaharui melalui Undang-Undang No.36 tahun 2009 tentang
kesehatan, pasal 79 yang berbunyi kesehatan sekolah diselenggarakan untuk
meningkatkan kemampuan hidup sehat peserta didik dalam lingkungan hidup
sehat sehingga peserta didik dapat belajar, tumbuh, dan berkembang secara
harmonis dan setinggi-tingginya menjadi sumber daya manusia yang
berkualitas. Tiga kegiatan pokok UKS adalah pendidikan kesehatan,
pemeliharaan kesehatan sekolah, dan pemeliharaan lingkungan kehidupan
sekolah (Mubarak, Chayatin, Santoso, 2012).
Menindaklanjuti kegiatan yang telah disusun dalam rencana
keperawatan oleh mahasiswa profesi keperawatan komunitas periode 1
mengenai pengelolaan UKS di SD Raden Paku Klampis Ngasem Surabaya,
kegiatan yang dilakukan di sekolah tersebut mengacu pada masalah yang
ditemukan saat pengkajian dan telah dilakukan analisa data. Kegiatan tersebut
diantaranya:
1. Penyuluhan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)
Sesuai dengan hasil wawancara yang dilakukan oleh mahasiswa kepada
siswa dan siswi di SD Raden Paku, didapatkan data bahwa beberapa dari siswa
belu mengetahui mengenai PHBS. Oleh karena itu, kami memberikan
intervensi keperawatan dari masalah tersebut dengan memberikan penyuluhan
tentang Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) kepada 35 siswa di SD Raden
Paku Klampis Ngasem Surabaya.
Penyuluhan PHBS yang dilaksanakan di SD Raden Paku Klampis Ngasem
Surabaya dilakukan pada Sabtu, 19 Oktober 2019 pukul 10.00 WIB.
Penyuluhan PHBS yang dilaksanakan tidak hanya menyampaikan materi
mengenai PHBS saja, tetapi juga dilakukan penempelan poster di sekolah
dengan tema indikator PHBS. Dalam pelaksanaannya kegiatan dapat berjalan
dengan baik sesuai rencana awal. Para siswa sangat antusias dan merasa sangat
senang dapat belajar bersama.
2. Pelatihan Pertolongan Pertama pada Kecelakaan dan Pingsan
Sesuai dengan hasil wawancara dengan Pembina UKS bahwa pelaksanaan
pendidikan kesehatan belum dapat telaksana dengan baik kepada siswa SD
Raden Paku Klampis Ngasem Surabaya. Hasil wawancara dengan beberapa
siswa didapatkan data bahwa siswa lupa mengenai pemahaman tentang P3K.
Keterbatasan ruang dan waktu dari Pembina UKS membuat rencana
pembekalan kepada siswa kelas 4 dan 5 terkendala. Oleh karena itu, kami
memberikan intervensi keperawatan dari masalah tersebut dengan memberikan
pelatihan mengenai pertolongn pertama pada kecelakaan dan pingsan kepada
10 siswa di SD Raden Paku Klampis Ngasem Surabaya.
Pelatihan Pertolongan Pertama pada Kecelakaan dan Pingsan yang
dilaksanakan di SD Raden Paku Klampis Ngasem Surabaya dilakukan pada
Sabtu, 19 Oktober 2019 pukul 10.00 WIB. Sosialisasi P3K yang kami
laksanakan tidak hanya menyampaikan materi mengenai P3K saja, tetapi materi
tentang penanganan pingsan, pertolongan pertama pada luka menjadi salah satu
pelatihan atau tindakan yang secara sederhana dilakukan dan sering terjadi di
lingkungan sekolah. Dalam pelaksanaannya kegiatan dapat berjalan dengan
baik sesuai rencana awal. Para siswa sangat antusias dan merasa sangat senang
dapat belajar bersama.
3. Pos-pos untuk tiap Pelatihan
Pelaksanaan kegiatan ini dilaksanakan pada hari Sabtu, 19 oktober 2019 di
ruang aula SD Raden Paku Klampis Ngasem Surabaya.
Sesuai dengan hasil wawancara dengan Pembina UKS bahwa pelaksanaan
pendidikan kesehatan belum dapat terlaksana dengan baik kepada siswa SD
Raden Paku Klampis Ngasem Surabaya. Pelatihan pertolongan pertama pada
luka dan pingsan menjadi pelatihan yang diberikan mahasiswa kepada siswa
SD Raden Paku Klampis Ngasem Surabaya sebagai upaya untuk memenuhi
program Trias UKS yaitu Pendidikan Kesehatan. Materi pelatihan pertolongan
pertama pada luka secara sederhana, pertolongan pada pingsan. Materi tersebut
diberikan kepada siswa berdasarkan hasil wawancara dengan pembina UKS
didapatkan hasil keluhan kesehatan yang paling banyak terjadi di SD Raden
Paku Klampis Ngasem Surabaya yaitu banyak siswa pingsan saat upacara
bendera dan luka-luka lecet karena terjatuh. Maka dari itu, mahasiswa profesi
keperawatan komunitas Fakultas Keperawatan Universitas Airlangga
memberikan pelatihan pertolongan pertama pada kecelakaan kepada siswa
mengenai pingsan dan perawatan luka sederhana. Dalam pelaksanaannya
kegiatan berjalan dengan lancar sesuai dengan rencana awal. Metode yang
digunakan pada kegiatan ini adalah metode praktek dan simulasi pada tiap-tiap
pos. Pemilihan metode simulasi sangat efektif terlihat dari antusias siswa untuk
terlibat secara langsung mempraktekan apa yang disampaikan oleh pemateri.
BAB 9

PENUTUPAN

9.1 Kesimpulan
Setelah dilaksanakan pengkajian dan analisa data didapatkan satu diagnosa
keperawatan yaitu Pemeliharaan Kesehatan SD Raden Paku Klampis Ngasem
Kecamatan Sukolilo Kota Surabaya tentang ketidakmampuan dalam pengambilan
tanggungjawab oleh pelaksana UKS Tidak Efektif. Intervensi yang diberikan
adalah berupa melakukan kegiatan musyawarah. Pada kegiatan ini didapatkan
kesepakatan dan dukungan dari pihak Puskesmas Klampis Ngasem, kepala
sekolah, para guru dalam kegiatan UKS. Beberapa kegiatan lain yang telah
dilakukan antara lain Penyuluhan tentang Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
(PHBS), Pelatihan Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (Luka) dan Penanganan
pada Pingsan.
Strategi yang dilakukan untuk mengaplikasikan intervensi adalah
berkoordinasi dengan pihak Puskesmas Klampis Ngasem, dosen Pembimbing dari
Fakultas, dan guru UKS SD Raden Paku Klampis Ngasem Surabaya.
Implementasi yang telah dilakukan antara lain pada tanggal 19 Oktober 2019 yaitu
Pembinaan Kader Kesehatan UKS (Penyuluhan PHBS, Pelatihan Pertolongan
Pertama pada Kecelakaan: penanganan pingsan dan penanganan luka).
Evaluasi pada kegiatan pembinaan kader keseharan UKS (Pelatihan
Pertolongan Pertama pada Kecelakaan: penanganan pingsan dan penanganan
luka) hari Sabtu, 19 Oktober 2019 pukul 10.00 WIB dan berjalan dengan lancar.
Kendala yang dihadapi adalah keterbatasan waktu sehingga siswa tidak dapat
mempraktikkan secara langsung apa yang telah disampaikan oleh pemateri.

9.2 Saran
1. Mengaktifkan kembali kegiatan UKS di SD Raden Paku Klampis
Ngasem dengan mengadakan kegiatan pelatihan serta menjadikan
program UKS sebagai salah satu ekstrakulikuler di bidang kesehatan.
2. Mahasiswa pada praktik Keperawatan Komunitas dan Keluarga periode
selanjutnya dapat berkoordinasi Puskesmas Klampis Ngasem dan sekolah
untuk melaksanakan program kegiatan yang telah disepakati bersama,
serta dapat melakukan evaluasi dari kegiatan yang telah dilakukan.
DAFTAR PUSTAKA

Depkes R.I., 2008. Profil Kesehatan Indonesia. Jakarta


Efendi, Ferry dan Makhfudli. 2013. Keperawatan Kesehatan Komunitas. Jakarta:
Salemba Medika
Gunarsa, Singgih D. 2008. Psikologi Anak: Psikologi Perkembangan Anak dan
Remaja. Jakarta: PT BPK Gunung Mulia.
Kemenkes RI. (2015) Pedoman akselerasi pembinaan dan pelaksana UKS
Kementerian pendidikan & Kebudayaan, 2012, Pedoman Pembinaan dan
Pengembangan Usaha Kesehatan Sekolah Jakarta: Dirjen Pendidikan
Dasar, Kemendikbud RI.
Kementrian Kesehatan RI. 2014. Pedoman pelaksanaan UKS di sekolah. Jakarta :
Departemen Kesehatan
Keputusan Bersama Menteri Pendidikan Nasional, Menteri Kesehatan, Menteri
Agama, dan MenteriDalam Negeri Republik Indonesia No.
1/U/SKB/2003, No. 067/MENKES/VII/2000, No.MA/230 A/2003, No. 26
TAHUN 2003 tentang pembinaan dan pengembangan usahakesehatan
sekolah. Jakarta: Dirjen BinaKesehatan Anak, Kemenkes RI.
Mubarak, W.I, Chayatin. 2009. Ilmu kesehatan Masyarakat Teori & Aplikasi.
Jakarta: Salemba Medika
Sumijatun, dkk. 2006. Konsep Dasar Keperawatan Komunitas. Jakarta: EGC
Widyastuti, dkk. 2009. Kesehatan Reproduksi. Yogyakarta: Fitrama
Lampiran 1
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS (P3N)
KEPERAWATAN KESEHATAN KOMUNITAS DAN KELUARGA
FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
DI KELURAHAN KLAMPISNGASEM KEC. SUKOLILO SURABAYA
PERIODE 9 SEPTEMBER – 26 OKTOBER 2019

PRE PLANNING
PENDIDIKAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS)

Hari/Tanggal : Sabtu, 19 Oktober 2019


Tempat : Ruang Aula SD Raden Paku, RW 01, Kelurahan Klampis
Ngasem, Kecamatan Sukolilo, Kota Surabaya
Waktu : 10.00-12.00 WIB
Kegiatan : Pendidikan kesehatan Hidup Bersih dan Sehat

PRE PLANNING
PHBS DAN PEMASANGAN POSTER

I. Pendahuluan
1. Latar Belakang
Visi umum promosi kesehatan menurut World Health Organization (WHO)
yaitu meningkatnya kemampuan masyarakat untuk menjaga dan meningkatkan
derajat kesehatan, baik secara fisik, mental, dan sosialnya sehingga produktif
secara ekonomi maupun sosial (Notoatmodjo, 2010). Sedangkan Visi Promosi
Kesehatan di Indonesia adalah “PHBS 2010”, yang mengindikasikan tentang
terwujudnya masyarakat Indonesia baru yang berbudaya sehat (Kholid, 2015).
Salah satu upaya meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, Kementerian
Kesehatan melalui Pusat Promosi Kesehatan menerapkan program perilaku hidup
bersih dan sehat. PHBS dapat dilakukan di berbagai tatanan masyarakat, seperti
tatanan rumah tangga, sekolah, tempat kerja dan tempat-tempat umum.
Secara Nasional Presentasi PHBS tahun 2014 sebesar 56,58% (Kemenkes,
2015). Berdasarkan data Riskesdas (riset kesehatan dasar) tahun 2013, PHBS
pada penduduk Indonesia, berperilaku menyikat gigi setiap hari sudah dilakukan
sebanyak 93,8% namun perilaku menyikat gigi yang benar masih rendah yaitu
2,3%, sedangkan PHBS pada anak yang sudah melaksanakan sikat gigi setiap hari
sebanyak 95,7%, namun hanya 1, 7% saja yang telah melakukannya dengan
benar. Data lain berhubungan dengan PHBS secara umum, dimana di dalamnya
terdapat usia anak sekolah yang telah melakukan perilaku buang air besar
(BAB) dengan benar di jamban yaitu mencapai 82,6%, sedangkan melakukan
cuci tangan menggunakan sabun yang benar dengan proporsi 47% Pada tahun
2007 perilaku mencuci tangan mencapai 23,2% akan terjadi peningkatan pada
tahun 2013 menjadi 47% kemudian perilaku BAB di jamban pada tahun 2007
mencapai 71,1% sedangkan pada tahun 2013 menjadi 82,6%. Perilaku konsumsi
makanan yang berisiko mengancam tubuh yaitu berupa mengonsumsi
makanan/minuman antara lain yang manis mencapai 53,1%, berlemak mencapai
40,7% dan penyedap mencapai 77, 3% (Riskesdas, 2013) Gerakan PHBS menjadi
tolak ukur dalam pembangunan kesehatan demi meningkatkan perilaku
masyarakat. Hal ini Blum menyatakan bahwa status kesehatan individu erat
kaitannya dengan perilakunya, semakin baik perilaku yang berhubungan dengan
kesehatan maka status kesehatannya akan semakin baik
Berdasarkan hasil wawancara pada salah satu guru pada tanggal 12 dan 13
dan 16 September di SD Raden Paku Klampis Ngasem RW 1 jumlah siswa siswi
mencapai 402, yang terdiri dari laki laki berjumlah 226 dan perempuan berjumlah
194, dari hasil wawancara dengan pihak Pembina UKS mengatakan bahwa pihak
sekolah sudah bekerjasama dengan pihak puskesmas mengenai penimbangan dan
imunasasi, dan didapatkan dari Pembina UKS tidak mengetahhui indikator dari
PHBS disekolah. Saat dilakukan observasi ke ruang UKS masih kurangnya
poster tentang kesehatan dan alat kesehatan seperti snellen chart.
Dalam mencegah dan mengurangi permasalahan kesehatan pada anak, perlu
dilakukan antara lain dengan melakukan promosi kesehatan dengan pendidikan
kesehatan berupa penyuluhan dengan metode yang tepat bagi anak usia sekolah
yang dimana program ini akan meningkatkan pengetahuan anak tentang
pentingnya menjaga kesehatan, pelayanan kesehatan bagi anak di sekolah, dan
lingkungan yang bersih dan sehat. Melihat kondisi tersebut, maka diperlukan
upaya untuk meningkatkan pengetahuan dalam perilaku bersih dan sehat setiap
hari. Hasil Setelah dilaksanakan Foccus Group discussion pada hari selasa
tanggal 17 September 2019, bahwa pihak sekolah menyarankan diadakan
penyuluhan perilaku hidup dan sehat. Saat dilaksanakan Minilokakarya pada hari
senin 23 September 2019, dari pihak mahasiswa menyarankan sebuah program
kerja yaitu “Penyuluhan PHBS dan penempelan poster Bersama dengan siswa
siswi SD Raden Paku” dan Progam ini disambut dengan antusias oleh Kepala
Sekolah.
2. Tujuan
Setelah menerima pendidikan kesehatan selama 1 x 60 menit diharapkan para
guru Pembina UKS memahami tentang PHBS.

II. Plan of Action


1. Rencana Strategis
Peserta penyuluhan dikumpulkan di dalam suatu ruangan, kemudian
dilakukan penyuluhan dalam bentuk ceramah dalam waktu 60 menit.
Selanjutnya, dilakukan sesi tanya jawab dan setelah sesi tanya jawab selesai, tim
penyuluh akan memberikan pertanyaan kepada peserta Peserta yang aktif dan
paling tepat dalam menjawab pertanyaan akan mendapatkan reward.
2. Tindakan
a. Berkoordinasi dengan Kepala sekolah SD Raden Paku dan Pembimbing
Akademik dalam rencana pelaksanaan kegiatan.
b. Menyiapkan peralatan dan tempat.
c. Menjelaskan tujuan pendidikan kesehatan tentang perilaku hidup bersih
dan sehat
d. Menyampaikan materi hingga evaluasi pendidikan kesehatan.
3. Pengorganisasian Kelompok
a. Pembimbing Akademik : Rista Fauziningtyas, S.Kep., Ns., M.Kep.
b. Pembimbing Klinik : Mus’Adah, S.Kep.Ns.
c. Penanggung Jawab : Heni Murti Wahyuni, S.Kep
d. Moderator : Arsi Susilawati, S.Kep
e. Penyaji :
f. Fasilitator : Putri Dewi Suciningtyas, S.Kep
Mari Evarista, S.Kep
Miftakhul Jannah, S.Kep
Yayuk Ratnasari, S.Kep
Dwi Astutik, S.Kep
Munali, S.Kep
Endang Susiana, S.Kep
g. Sie KSK : Ria Sabekti, S.Kep
Aniq Dini K, S.Kep
Maria Florentina Moi, S.Kep
Marini Stefani B, S.Kep
h. Notulen : Vania P, S.Kep
Nurlita Kurnia, S.Kep
i. Observer : Vinda Kuswana , S.Kep
Jupita Ayu, S.Kep
j. Dokumentasi : Desna, S.Kep
Aris Sucipto, S, Kep
Yani Arnoldus, S.Kep
Jaka Yanuar, S.Kep
2. Sasaran
Guru Pembina UKS dan seluruh siswa siswi SD Raden Paku RW 1
Kelurahan Klampis Ngasem, Kecamatan Sukolilo, Kota Surabaya
3. Metode
Ceramah dan diskusi Kuis
4. Susunan Acara
No Jam Kegiatan Penanggung jawab
1 09.45-10.00 Registrasi peserta Ria Sabekti, S.Kep
2 10.00-10.10 Pembukaan Heni Murti W, S.Kep
3 10.10-11.00 Penyampaian materi Arsi Susilawati, S.Kep
pendidikan kesehatan
Perilaku hidup bersih dan
sehat (PHBS)
5 11.00-11.20 Sesi tanya jawab dan Arsi Susilawati, S.Kep
Diskusi

6 11.20-11.35 Kuis Heni Murti W, S.Kep

7 11.35-11.50 Evaluasi : Heni Murti W, S.Kep


1) Meminta klien
menjelaskan atau
menyebutkan kembali topik
yang telah dijelaskan
2) Pemberian hadiah
(reward)
8 11.50-12.00 Penutup : Heni Murti W, S.Kep
1) Mengucapkan terimakasih
dan
mengucapkan salam

II. Evaluasi
1. Evaluasi Struktur
1) Kesiapan Alat dan Bahan : Alat dan bahan yang diperlukan, yaitu
power point dan soundsystem.
2) Kesiapan Pre Planning : Alat dan bahan sudah siap H-1.
2. Evaluasi Proses
1) Proses penyuluhan dapat berlangsung dengan lancar dan peserta
mampu memahami materi yang disampaikan melalui ceramah yang
diberikan.
2) Peserta memperhatikan saat ceramah berlangsung.
3) Kehadiran peserta 80% dan tidak ada peserta yang meninggalkan
tempat penyuluhan selama kegiatan berlangsung.
4) Peserta antusias bertanya hal yang belum dimengerti tentang materi.
3. Evaluasi Hasil
1) Peserta mampu menjelaskan dan memahami Pengertian PHBS
2) Peserta mampu menjelaskan indikator PHBS
3) Peserta mampu memjawab soal kuis dengan cepat dan tepat
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS (P3N)
KEPERAWATAN KESEHATAN KOMUNITAS DAN KELUARGA
FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
DI KELURAHAN KLAMPISNGASEM KEC. SUKOLILO SURABAYA
PERIODE 9 SEPTEMBER – 26 OKTOBER 2019

LEMBAR PENGESAHAN PRE PLANNING

Surabaya, 16 Oktober 2019

Mengetahui

Ketua Kelompok Penanggung Jawab Pokjakes Anak


Usia Sekolah

Aziz Nashirudin, S.Kep Heni Murti,S.Kep


NIM. 131823143037 NIM. 131823143035

Menyetujui
Ketua RW 1 Kepala Sekolah Pembimbing Akademik

Ir. I Dewa Nyoman W. Alfinatun Nazula, S.Pd Rista Fauziningtyas, S.Kep., Ns., M. Kep
NIP. 198505252016113101
SATUAN ACARA PENYULUHAN
PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT(PHBS)
DI SD RADEN PAKU KLAMPIS NGASEM SURABAYA

Disusun Oleh:
MAHASISWA B20 GELOMBANG I

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS


FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SURABAYA
2019
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS (P3N)
KEPERAWATAN KESEHATAN KOMUNITAS DAN KELUARGA
FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
DI KELURAHAN KLAMPISNGASEM KEC. SUKOLILO SURABAYA
PERIODE 9 SEPTEMBER – 26 OKTOBER 2019

SATUAN ACARA PENYULUHAN


TENTANG PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT

Sasaran : Siswa Siswi serta Pembina UKS Surabaya


Hari/Tanggal : Sabtu 19 Oktober 2019
Tempat : di Ruag Aula SD Raden Paku Klampis Ngasem Surabaya
Waktu : pukul 10.00
Pelaksana : Mahasiswa Profesi Ners Fakultas Keperawatan UNAIR

I. Tujuan
1. Tujuan Instruksional Umum
Setelah mendapat penyuluhan selama 60 menit, siswa siswi serta Pembina
UKS SD Raden Paku dapat memahami tentang perilaku hidup bersih dan
sehat
2. Tujuan Instruksional Khusus
Setelah mendapat penyuluhan keluarga dapat :
1. Mengetahui pengertian perilaku hidup bersih dan sehat
2. Mengetahui tujuan perilaku hidup bersih dan sehat
3. Mengetahui indikator perilaku hidup bersih dan sehat
4. Mengetahui manfaat perilaku hidup bersih dan sehat
II. Sasaran
Peserta dalam penyuluhan ini adalah siswa siswi serta Pembina UKS
III. Materi
1. Pengertian perilaku hidup bersih dan sehat
2. Tujuan perilaku hidup bersih dan sehat
3. Indikator perilaku hidup bersih dan sehat
4. Manfaat perilaku hidup bersih dan sehat
IV. Metode
1. Ceramah
2. Tanya jawab
V. Media
1. PPT dan LCD
2. Leafleat
VI. Setting Tempat
Peserta penyuluhan duduk berhadapan dengan tim penyuluhan

Media

VII. Uraian Penugasan


No. Nama Sie Job Description
1. Penyaji 1. Menyampaikan materi penyuluhan
2. Menggali pengetahuan peserta tentang materi
yang akan disampaikan
3. Menjawab pertanyaan yang disampaikan oleh
peserta
2. Moderator 1. Memandu jalannya penyuluhan dan sesi tanya
jawab
2. Membuka acara dan menyampaikan maksud
serta tujuan kegiatan penyuluhan
3. Menjelaskan kontrak waktu dan mekanisme
kegiatan
4. Melakukan evaluasi hasil tentang materi yang
telah disampaikan
5. Menutup acara penyuluhan
3. Notulen 1. Mencatat pertanyaan peserta dan jawaban
penyaji sebagai dokumentasi kegiatan
2. Mencatat proses kegiatan penyuluhan
disesuaikan dengan rencana kegiatan pada SAP
3. Menyusun laporan dan menilai hasil kegiatan
penyuluhan
4. Observer 1. Mengawasi dan mengevaluasi selama
penyuluhan berlangsung
2. Mencatat situasi pendukung dan penghambat
proses kegiatan penyuluhan
5. Fasilitator 1. Sebagai operator presentasi (bertanggung
jawab atas slide powerpoint yang akan
ditampilkan)
2. Membantu dan mengondisikan peserta selama
penyuluhan berlangsung
3. Meminta tanda tangan peserta yang hadir
(absensi)
4. Membantu moderator dalam mengajukan
pertanyaan untuk evaluasi hasil
5. Memfasilitasi peserta untuk aktif bertanya
6. Membagikan leaflet

VIII. Pelaksanaan
No Waktu Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Peserta
1. 3 Menit Pembukaan:
1. Mengucapkan salam 1) Menjawab salam
2. Memperkenalkan diri 2) Mengenal tim
3. Menjelaskan kontrak waktu penyuluh
4. Menjelaskan tujuan dari 3) Mengetahui
penyuluhan kontrak waktu
5. Menyebutkan materi penyuluhan
penyuluhan yang akan 4) Mengerti tujuan
diberikan dari penyuluhan
5) Tahu apa saja yang
akan disampaikan
2. 15 Menit Pelaksanaan:
Mengkaji pengetahuan peserta 1) Mendengarkan dan
tentang Asi Eksklusif memperhatikan
Menjelaskan materi tentang: materi
1. Pengertian cuci tangan
2. Tujuan cuci tangan
3. Waktu yang tepat untuk
cuci tangan
4. Langkah-langkah cuci
tangan
5. Demonstrasi cuci tangan
3. 10 menit Diskusi/ Tanya jawab dan
evaluasi: 1) Mengajukan
1) Memberikan kesempatan pertanyaan
pada peserta untuk bertanya 2) Menanggapi
kemudian di diskusikan jawaban
bersama 3) Menjawab
2) Menanyakan kepada peserta pertanyaan
tentang materi yang telah
diberikan dan melakukan
redemonstrasi
4 2 Menit Terminasi:
1) Mengucapkan terimakasih 1) Mendengarkan dan
kepada peserta membalas salam
2) Mengucapkan salam penutup

IX. Evaluasi
1. Kriteria Struktur
1) Kontrak waktu dan tempat sebelum acara dilaksanakan.
2) Pembuatan SAP dan leaflet dikerjakan maksimal 3 hari sebelumnya.
3) Penentuan tempat yang akan digunakan dalam penyuluhan.
4) Pengorganisasian penyelenggaraan penyuluhan dilakukan sebelum dan
saat penyuluhan dilaksanakan.
2. Kriteria Proses
1) Peserta sangat antusias dan aktif bertanya selama materi penyuluhan
berlangsung.
2) Peserta mendengarkan dan memperhatikan penyuluhan dari awal
sampai akhir.
3) Pelaksanaan kegiatan sesuai SAP yang telah dibuat.
4) Pengorganisasian berjalan sesuai dengan job description.
3. Kriteria Hasil
1) Peserta yang datang dalam penyuluhan ini minimal 10 orang.
2) Peserta dapat mengikuti acara penyuluhan dari awal sampai akhir.
3) Acara dimulai tepat waktu tanpa kendala.
4) Peserta mengikuti kegiatan sesuai dengan aturan yang telah dijelaskan.
5) Peserta terbukti memahami materi yang telah disampaikan penyuluh
dilihat dari kemampuan menjawab pertanyaan penyuluh dengan benar.
MATERI PENYULUHAN PENDIDIKAN PERILAKU HIDUP BERSIH
DAN SEHAT (PHBS)
DI SD RADEN PAKU SURABAYA

A. Pengertian Perilaku Hidup Bersih dan Sehat


PHBS di sekolah adalah upaya untuk memperdayakan siswa, guru,
dan masyarakat lingkungan sekolah agar tahu, mau, dan mampu
mempraktikkan PHBS dan berperan aktif dalam mewujudkan sekolah
sehat. Perilaku hidup bersih dan sehat juga merupakan sekumpulan perilaku
yang dipraktikkan oleh peserta didik, guru, dan masyarakat lingkungan
sekolah atas dasar kesadaran sebagai hasil pembelajaran, sehingga secara
mandiri mampu mencegah penyakit, meningkatkan kesehatannya , serta
berperan aktif dalam mewujudkan lingkungan sehat (Depkes RI, 2011).
B. Tujuan Perilaku Hidup Bersiih dan Sehat
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di sekolah mempunyai
tujuan yakni:
1. Tujuan Umum:
Memperdayakan setiap siswa, guru, dan masyarakat lingkungan
sekolah agar tau, mau, dan mampu menolong diri sendiri di bidang
kesehatan dengan menerapkan PHBS dan berperan aktif dalam mewujudkan
sekolah sehat.
2. Tujuan Khusus:
a. Meningkatkan pengetahuan tentang PHBS bagi setiap siswa, guru, dan
masyarakat lingkungan sekolah.
b. Meningkatkan peran serta aktif setiap siswa, guru, dan masyarakat
lingkungan sekolah ber PHBS di sekolah.
c. Memandirikan setiap siswa, guru, dan masyarakat lingkungan sekolah
ber PHBS.

C. Manfaat Perilaku Hidup Bersih dan Sehat


1. Bagi Siswa
a. Meningkatkan kesehatannya dan tidak mudah sakit
b. Meningkatkan semangat belajar
c. Meningkatkan produktivitas belajar
d. Menurunkan angka absensi karena sakit
2. Bagi warga sekolah:
a. Meningkatnya semangat belajar siswa berdampak positif terhadap
pencapaian target dan tujuan
b. Menurunnya biaya kesehatan yang harus dikeluarkan oleh orangtua
c. Meningkatnya citra sekolah yang positif
3. Bagi sekolah:
a. Adanya bimbingan teknis pelaksanaan pembinaan PHBS di
sekolah
b. Adanya dukungan buku pedoman dan media promosi PHBS di
sekolah
4. Bagi masyarakat
a. Mempunyai lingkungan sekolah yang sehat
b. Dapat mencontoh perilaku hidup bersih dan sehat yang diterapkan
oleh sekolah
5. Bagi pemerintah provinsi/kabupaten/kota
a. Sekolah yang sehat menunjukkan kinerja dan citra pemerintah
provinsi/kabupaten/kota yang baik
b. Dapat dijadikan pusat pembelajaran bagi daerah lain dalam
pembinaan PHBS di sekolah
D. Sasaran PHBS di Sekolah
1. Siswa Peserta Didik
2. Warga Sekolah (Kepala Sekolah, Guru, Karyawan Sekolah, Komite
Sekolah, dan Orangtua Siswa)
3. Masyarakat Lingkungan Sekolah (penjaga kantin, satpam, dll)
E. Indikator PHBS di Sekolah
1. Mencuci Tangan dengan Air Mengalir dan Memakai Sabun
Sekolah/guru/masyarakat sekolah selalu mencuci tangan sebelum makan,
sesudah buang air besar/sesudah buang air kecil, sesudah beraktivitas,
dan atau setiap kali tangan kotor dengan memakai sabun dan air bersih
yang mengalir. Air bersih yang mengalir akan membuang kuman-kuman
yang ada pada tangan yang kotor, sedangkan sabun selain membersihkan
kotoran juga dapat membunuh kuman yang ada di tangan. Diharapkan
tangan menjadi bersih dan bebas dari kuman serta dapat mencegah
terjadinya penularan penyakit seperti: diare, disentri, kolera, tipus,
kecacingan, penyakit kulit, infeksi saluran pernapasan akut (ISPA), dan
flu burung.
2. Mengkonsumsi Jajanan Sehat dari Kantin Sekolah
Anak sekolah/guru/masyarakat sekolah mengkonsumsi jajanan sehat dari
kantin/warung sekolah atau bekal yang dibawa dari rumah. Sebaiknya
sekolah menyediakan warung sekolah sehat dengan makanan yang
mengandung gizi seimbang dan bervariasi, sehingga membuat tubuh
sehat dan kuat, angka absensi anak sekolah menurun, dan proses belajar
berjalan dengan baik
3. Berolahraga Teratur dan Terukur
Siswa/Guru/Masyarakat sekolah lainnya melakukan olahraga/aktivitas
fisik secara teratur minimal tiga kali seminggu selang sehari. Olahraga
teratur dapat memelihara kesehatan fisik dan mental serta meningkatkan
kebugaran tubuh sehingga tubuh tetap sehat dan tidak mudah jatuh sakit.
Olahraga dapat dilakukan di halaman secara bersama-sama, di ruangan
olahraga khusus (bila tersedia), dan juga di ruangan kerja bagi guru/
karayawan sekolah berupa senam ringan dikala istirahat sejenak dari
kesibukan kerja. Sekolah diharapkan membuat jadwal teratur untuk
berolahraga bersama serta menyediakan alat/sarana untuk berolahraga.
4. Tidak Merokok di Sekolah
Anak sekolah/guru/masyarakat sekolah tidak merokok di lingkungan
sekolah. Merokok berbahaya bagi kesehatan perokok dan orang yang
berada di sekitar perokok. Dalam satu batang rokok yang diisap akan
dikeluarkan 4000 bahan kimia berbahaya diantaranya: Nikotin
(menyebabkan ketagihan dan kerusakan jantung serta pembuluh darah);
Tar (menyebabkan kerusakan sel paru-paru dan kanker) dan CO
(menyebabkan berkurangnya kemampuan darah membawa oksigen
sehingga sel-sel tubuh akan mati). Tidak merokok di sekolah dapat
menghindarkan anak sekolah/guru/masyarkat sekolah dari kemungkinan
terkena penyakit-penyakit tersebut diatas. Sekolah diharapkan membuat
peraturan dilarang merokok di lingkungan sekolah.
Siswa/guru/masyarakat sekolah bisa saling mengawasi diantara mereka
untuk tidak merokok di lingkungan sekolah dan diharapkan
mengembangkan kawasan tanpa rokok/kawasan bebas asap rokok.
5. Memberantas Jentik Nyamuk
Upaya untuk memberantas jentik di lingkungan sekolah yang dibuktikan
dengan tidak ditemukan jentik nyamuk pada: tempat-tempat
penampungan air, bak mandi, gentong air, vas bunga, pot bunga/alas pot
bunga, wadah pembuangan air dispenser, wadah pembuangan air kulkas,
dan barang-barang bekas/tempat yang bisa menampung air yang ada di
sekolah. Memberantas jentik di lingkungan sekolah dilakukan dengan
pemberantasan sarang nyamuk (PSN) melalui kegiatan: menguras dan
menutup tempat-tempat penampungan air, mengubur barang-barang
bekas, dan menghindari gigitan nyamuk. Dengan lingkungan bebas jentik
diharapkan dapat mencegah terkena penyakit akibat gigitan nyamuk
seperti demam berdarah, cikungunya, malaria, dan kaki gajah. Sekolah
diharapkan dapat membuat pengaturan untuk melaksanakan PSN
minimal satu minggu sekali.
6. Menggunakan Jamban yang Bersih dan Sehat
Anak sekolah/guru/masyarakat sekolah menggunakan jamban/WC/kakus
leher angsa dengan tangki septic atau lubang penampungan kotoran
sebagai pembuangan akhir saat buang air besar dan buang air kecil.
Menggunakan jamban yang bersih setiap buang air kecil ataupun buang
air besar dapat menjaga lingkungan di sekitar sekolah menjadi bersih,
sehat, dan tidak berbau. Disamping itu tidak mencemari sumber air yang
ada disekitar lingkungan sekolah serta menghindari datangnya lalat atau
serangga yang dapat menularkan penyakit seperti: diare, disentri, tipus,
kecacingan, dan penyakit lainnya. Sekolah diharapkan menyediakan
jamban yang memenuhi syarat kesehatan dalam jumlah yang cukup
untuk seluruh siswa serta terpisah antara siswa laki-laki dan perempuan.
Perbandingan jamban dengan pemakai adalah 1:30 untuk laki-laki dan
1:20 untuk perempuan.
7. Membuang Sampah ke Tempat Sampah yang Terpilah
Anak sekolah/guru/masyarakat sekolah membuang sampah ke tempat
sampah yang tersedia. Diharapkan tersedia tempat sampah yang terpilah
antara sampah organik, non-organik, dan sampah bahan berbahaya.
Sampah selain kotor dan tidak sedap dipandang juga mengandung
berbagai kuman penyakit. Membiasakan membuang sampah pada tempat
sampah yang tersedia akan sangat membantu anak
sekolah/guru/masyarakat sekolah terhindar dari berbagai kuman penyakit
8. Menimbang Berat Badan dan Mengukur Tinggi Badan Setiap Bulan
Siswa ditimbang berat badan dan diukur tinggi badan setiap bulan agar
diketahui tingkat pertumbuhannya. Hasil penimbangan dan pengukuran
dibandingkan dengan standar berat badan dan tinggi badan sehingga
diketahui apakah pertumbuhan siswa normal atau tidak normal.
DAFTAR HADIR PESERTA
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS (P3N)
KEPERAWATAN KESEHATAN KOMUNITAS DAN KELUARGA
FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
DI KELURAHAN KLAMPISNGASEM KEC. SUKOLILO SURABAYA
PERIODE 9 SEPTEMBER – 26 OKTOBER 2019

RESUME KEGIATAN
PENYULUHAN PHBS (PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT)

Hari/tanggal :Sabtu 19 Oktober 2019


Tempat : SD Raden Paku Klampis Ngasem Sukolio Surabaya
Waktu : 10.00 WIB s.d selesai
Nama Kegiatan : Penyuluhan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat

A. Acara dihadiri oleh


1. Akademik : Tidak ada
2. Mahasiswa :
a. Putri Dewi Suciningtyas.,S.Kep
b. Arsi Susilawati.,S.Kep
c. Vania Pangestika .,S.Kep
d. Pahlevi Betsytifani .,S.Kep
e. Frida Rachmadianti .,S.Kep
f. Aris Sucipto,S.Kep
g. Endang Susiana .,S.Kep
h. Naomi Taulasik .,S.Kep
i. Heni Murti W .,S.Kep
j. Ria Sabekti, S. Kep
k. Vinda Kuswana Murti, S.Kep
l. Ungkas Herlambang, S.Kep
m. Hasanudiin, S. Kep
n. Dwi Astuti, S. Kep
o. Miftahul Jannah, S.Kep
p. Desna Ayu, S.Kep
q. Rafidha Azizah, S.Kep
3. Warga Sekolah SD Raden Paku : Siswa dan siswi berjumlah 35 anak,
serta Kepala sekolah dan Pembina UKS
B. Susunan Acara
No. Waktu Kegiatan
1 09.30 Perisapan tempat
2 09.45-10.15 Pembukaan
1. Sambutan Kepala Sekolah
2. Sambutan salah satu mahasiswa
3 10.15 1. Pemberian Materi
2. Pemutaran video peragaan cuci tangan
bersama sama
3. Tanya jawab
4. Pemberian doorprize
4 11.00 Penutupan

C. Hasil Evaluasi
1. Evaluasi Struktur
1) Persiapan dan pre planning dilaksanakan 20 hari sebelum kegiatan
2) Pemberitahuan kepada kepala sekolah melalui pertemuan langsung
secara lesan 14 hari sebelumnya
3) Kegiatan Penyuluhan PHBS didokumentasikan sebagai bahan laporan
akhir.
2. Evaluasi Proses
1) Pada saat pelaksanaan sesuai dengan rencana yang sudah ditentukan,
tidak ada peserta yang meninggalkan tempat pada saat acara
2) Peserta diberikan materi tentang PHBS
3) Peserta antusias mengikuti acara penyuluhan dan Gerakan cuci tangan
bersama
3. Evaluasi Hasil
1) Peserta mengaku senang karena mendapatkan ilmu dan doorprize
2) Peserta yang hadir terdiri dari siswa dan siswi sebanyak 35 anak
3) Seluruh peserta mengikuti acara penyuluhan dan Gerakan cuci tangan
bersama
Lampiran Foto Kegiatan
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS (P3N)
KEPERAWATAN KESEHATAN KOMUNITAS DAN KELUARGA
FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
DI KELURAHAN KLAMPISNGASEM KEC. SUKOLILO SURABAYA
PERIODE 9 SEPTEMBER – 26 OKTOBER 2019

PRE PLANNING
PEMBERIAN DAN PENEMPELAN POSTER KESEHATAN

Hari/Tanggal : Sabtu, 19 Septemeber 2019


Tempat : Ruang UKS SD Raden Paku, RW 01, Kelurahan Klampis
Ngasem, Kecamatan Sukolilo, Kota Surabaya
Waktu : 13.00 – 15.00 WIB
Kegiatan : Pemberian dan Penempelan Poster Kesehatan bersama

I. Pendahuluan
1. Latar Belakang
Sehat merupakan hak setiap individu agar dapat melakukan segala aktifitas
hidup sehari-hari. Untuk bisa hidup sehat, kita harus mempunyai Perilaku Hidup
Bersih dan Sehat. Perilaku ini merupakan sekumpulan perilaku yang dipraktikkan
atas dasar kesadaran sebagai hasil pembelajaran yang menjadikan sesorang atau
keluarga dapat menolong diri sendiri dibidang kesehatan masyarakatnya (Depkes,
2009:8). Hal seperti ini akan tercipta jika pengawasan kesehatan dimulai dari
anak usia sekolah baik tingkat pra sekolah, sekolah dasar, sekolah menengah
pertama dan sekolah menengah atas. Anak belajar dan diajar oleh lingkungan
mengenai bagaimana dia harus bertingkah laku yang baik dan tidak baik,
lingkungan dapat berarti orang tua, guru dan teman-temannya (Gunarsa,
2006:53).
Pada usia sekolah dasar (SD) anak perlu mendapat pengawasan kesehatan,
karena pada tahap ini merupakan proses pertumbuh dan perkembang yang teratur.
Anak pada usia ini 5-6 hari dalam seminggu akan pulang dan pergi ke sekolah
dengan melewati berbagai macam kondisi lalu lintas dan lingkungan yang
mengalami polusi, sumber penyakit, bergaul dengan teman yang semuanya rawan
tertular berbagai penyakit. Muncul berbagai penyakit yang sering menyerang
anak usia sekolah (usia 6-10) diatas, ternyata umumnya berkaitan dengan perilaku
hidup bersih dan sehat. Oleh karena itu, Perilaku Hidup Bersih dan sehat
disekolah merupakan kebutuhan mutlak dan dapat dilakukan melalui pendidikan
kesehatan itu sendiri. Penerapan perilaku hidup bersih dan sehat disekolah adalah
upaya untuk memberdayakan siswa, guru dan masyarakat lingkungan sekolah
agar tahu, mau dan mampu mempraktikkan perilaku hidup bersih dan sehat, dan
berperan aktif dalam mewujudkan sekolah sehat (Proverawati, 2012). Salah satu
pelaksanaan progam Perilaku Hidup Bersih dan Sehat yaitu PHBS di Sekolah.
PHBS di sekolah merupakan tatanan awal untuk menciptakan sumber daya
manusia yang sehat dan berkualitas untuk kemajuan bangsa dan Negara. Tatanan
sekolah merupakan salah satu ruang lingkup promosi kesehatan. Promosi
kesehatan di lingkungan sekolah sangat efektif karena anak sekolah merupakan
sasaran yang mudah dijangkau sebab terorganisasi dengan baik serta merupakan
kelompok umur yang peka dan mudah menerima perubahan. Anak sekolah juga
berada dalam tahap pertumbuhan dan perkembangan sehingga mudah untuk
dibimbing, diarahkan, dan ditanamkan kebiasaankebiasaan baik.
Salah satu upaya pemberian pendidikan kesehatan di sekolah adalah melalui
promosi kesehatan. Promosi kesehatan dapat dilakukan dengan menggunakan
berbagai metode dan media yang disesuaikan dengan sasaran. Cara efektif dalam
pendekatan kelompok adalah dengan media poster. Media poster adalah sebagai
kombinasi visual dari rancangan yang kuat, dengan warna, dan pesan dengan
maksud untuk menangkap perhatian orang yang lewat, tetapi cukup lama
menanamkan gagasan yang berarti di dalam ingatannya (Sudjana dan Rivai
2007:51). Media poster dapat didefinisikan sebagai kombinasi visual dari
rancangan yang kuat, dengan warna, dan pesan dengan maksud untuk menangkap
perhatian orang. Jika ingin menarik perhatian dan mempunyai pengaruh yang
cukup kuat dalam menyampaikan pesan, poster haruslah memiliki daya tarik
pandang yang kuat. Untuk itu dalam mendesain poster haruslah mematuhi
karakteristik.Karakteristik poster yang kaut dalam menyanpaikan pesan maka
akan mampu merubah perilaku hidup siswa, guru, dan masyarakat sekolah.
Misalnya di sekolah tingkat SD ditempelkan poster-poster yang menyampaikan
pesan tentang prilaku hidup bersih dan sehat, secara tidak langsung bahwa guru
sudah berusaha untuk merubah prilaku siswa menjadi hidup sehat melalui media
poster yang ditempelkan di dinding-dinding tembok dalam kelas.
2. Tujuan
Setelah pemberian dan penempelan poster kesehatan bersama siswa siswi
dapat merubah perilaku hidup sehat melalui media poster dan dapat memenuhi
kriteria trias UKS tentang adanya media informasi pendidikan kesehatan di
sekolah

II. Plan of Action


1. Rencana Strategis
Mahasiswa dan siswa anggota UKS dikumpulkan di dalam Ruang UKS,
kemudian dilakukan penerimaan dan penempelan secara simbolis oleh kepala
sekola, kemudian dilaksanakan secara bersama oleh mahasiswa dan siswa siswi
untuk penempelen pemberian dan penempelan penyuluhan bersama
2. Tindakan
a. Berkoordinasi dengan Kepala sekolah SD Raden Paku dan Pembimbing
Akademik dalam rencana pelaksanaan kegiatan.
b. Menyiapkan peralatan dan tempat.
c. Menjelaskan tujuan dari penempelan poster kesehatan bersama
3. Pengorganisasian Kelompok
a. Pembimbing Akademik : Rista Fauziningtyas, S.Kep., Ns.,
M. Kep
b. Pembimbing Klinik : Mus’Adah, S.Kep.Ns.
c. Penanggung Jawab : Heni Murti, S.Kep
d. Moderator : Putri Dewi S, S.Kep
e. Fasilitator : Vinda Kuswana, S.Kep
Abraham Steven Y, S.Kep
Arsi Susilawati, S.Kep
f. Notulen : Vania Pangestika, S.Kep
g. Observer : Miftahul Jannah, S.Kep
h. Dokumentasi : Desna, S.Kep
4. Sasaran
Siswa siswi SD Raden Paku RW 1 Kelurahan Klampis Ngasem, Kecamatan
Sukolilo, Kota Surabaya
5. Metode
Poster
6. Susunan Acara
No Jam Kegiatan Penanggung jawab
1 11.00-11.10 Pengumpulan mahasiswa dan Hasanudin, S.Kep
siswa siswi
2 11.10-11.30 Pembukaan Penyerahan serta Heni Murti, S.Kep
penempelan secara simbolis
dengan Kepala Sekolah
3 11.30-12.00 Penempelan poster serentak Putri Dewi Suciningtyas,
S.Kep

III. Evaluasi
1. Evaluasi Struktur
1) Kesiapan Alat dan Bahan : Alat dan bahan yang diperlukan, yaitu poster,
Lem
2) Kesiapan Pre Planning : Alat dan bahan sudah siap H-1.
2. Evaluasi Proses
1. Proses pemberian dan penempelan poster dapat berlangsung dengan
lancar
2. Peserta antusias bertanya hal yang belum dimengerti tentang materi.
3. Evaluasi Hasil
Memenuhi Kriteria Trias UKS tentang adanya sarana media informasi
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS (P3N)
KEPERAWATAN KESEHATAN KOMUNITAS DAN KELUARGA
FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
DI KELURAHAN KLAMPISNGASEM KEC. SUKOLILO SURABAYA
PERIODE 9 SEPTEMBER – 26 OKTOBER 2019

LEMBAR PENGESAHAN PRE PLANNING

Surabaya, 16 Oktober 2019

Mengetahui

Ketua Kelompok Penanggung Jawab Pokjakes Anak


Usia Sekolah

Aziz Nashirudin, S.Kep Heni Murti,S.Kep


NIM. 131823143037 NIM. 131823143035

Menyetujui
Ketua RW 1 Kepala Sekolah Pembimbing Akademik

Ir. I Dewa Nyoman W. Alfinatun Nazula, S.Pd Rista Fauziningtyas, S.Kep., Ns., M. Kep
NIP. 198505252016113101
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS (P3N)
KEPERAWATAN KESEHATAN KOMUNITAS DAN KELUARGA
FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
DI KELURAHAN KLAMPISNGASEM KEC. SUKOLILO SURABAYA
PERIODE 9 SEPTEMBER – 26 OKTOBER 2019

RESUME KEGIATAN
PENEMPELAN POSTER KESEHATAN BERSAMA

Hari/tanggal :Sabtu 19 Oktober 2019


Tempat : SD Raden Paku Klampis Ngasem Sukolio Surabaya
Waktu : 11.00 WIB s.d selesai
Nama Kegiatan : Penempelan poster bersama

A. Acara dihadiri oleh


1. Akademik : tidak ada
2. Mahasiswa :
a. Putri Dewi Suciningtyas.,S.Kep
b. Arsi Susilawati.,S.Kep
c. Vania Pangestika .,S.Kep
d. Pahlevi Betsytifani .,S.Kep
e. Frida Rachmadianti .,S.Kep
f. Aris Sucipto,S.Kep
g. Endang Susiana .,S.Kep
h. Naomi Taulasik .,S.Kep
i. Heni Murti W .,S.Kep
j. Ria Sabekti, S. Kep
k. Vinda Kuswana Murti, S.Kep
l. Ungkas Herlambang, S.Kep
m. Hasanudiin, S. Kep
n. Dwi Astuti, S. Kep
o. Miftahul Jannah, S.Kep
p. Desna Ayu, S.Kep
q. Rafidha Azizah, S.Kep
3. Warga Sekolah SD Raden Paku : siswa, dan siswi berjumlah 5 anak,

B. Susunan Acara
No. Waktu Kegiatan
1 10.50 Perisapan alat
2 11.05 1. Foto bersama dengan kepala sekolah
2. Penempelan poster bersama siswa
3 11.15 Selesai

C. Hasil Evaluasi
1. Evaluasi Struktur
1) Persiapan dan pre planning dilaksanakan 20 hari sebelum kegiatan
2) Pemberitahuan kepada kepala sekolah melalui pertemuan langsung
secara lesan 14 hari sebelumnya
3) Kegiatan Penempelam poster didokumentasikan sebagai bahan
laporan akhir.
2. Evaluasi Proses
1) Pada saat pelaksanaan sesuai dengan rencana yang sudah ditentukan,
tidak ada peserta yang meninggalkan tempat pada saat acara
2) Peserta diberikan poster untuk penempelan bersama
3) Peserta antusias mengikuti acara penempelan poster kesehatan
bersama
3. Evaluasi Hasil
1) Peserta mengaku antusias dan senang bisa mendapat poster yang
informatif
LAMPIRAN FOTO KEGIATAN
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS (P3N)
KEPERAWATAN KESEHATAN KOMUNITAS DAN KELUARGA
FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
DI KELURAHAN KLAMPISNGASEM KEC. SUKOLILO SURABAYA
PERIODE 9 SEPTEMBER – 26 OKTOBER 2019

PRE PLANNING
PEMBINAAN KADER KESEHATAN UKS

Hari/Tanggal :Sabtu, 19 Oktober 2019


Tempat : Ruang Aula SD Raden Paku, RW 01, Kelurahan
Klampis Ngasem, Kecamatan Sukolilo, Kota Surabaya
Waktu : 10.00-12.00 WIB
Kegiatan : Pembinaan Kader Kesehatan UKS

I. Pendahuluan
1. Latar Belakang
Pembangunan kesehatan diarahkan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan,
dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar peningkatan derajat kesehatan
masyarakat yang setinggi-tingginya dapat terwujud. Sesuai dengan visi dan misi
pembangunan kesehatan menuju Indonesia Sehat 2015 yang bertujuan untuk
mewujudkan masyarakat sehat yang mandiri dan berkeadilan, maka dalam
pelaksanaannya harus menyentuh seluruh lapisan masyarakat serta seluruh
kelompok umur termasuk murid Sekolah Dasar (SD) (Kepmenkes, 2010).
Program yang dikembangkan dalam penanganan masalah kesehatan pada
anak sekolah dasar di antaranya adalah Usaha Kesehatan Sekolah (UKS),
pelaksanaan program UKS ini dilakukan secara lintas sektoral maupun lintas
program karena UKS merupakan salah satu upaya kesehatan pengembangan di
Puskesmas (Depkes, 2004). Dermawan (2012) dan Mubarak, Chayatin, Santoso
(2012) menyatakan Upaya Kesehatan Sekolah (UKS) merupakan usaha kesehatan
masyarakat yang menjadi tanggungjawab puskesmas yang ditujukan kepada
masyarakat sekolah, meliputi peserta didik, guru, dan karyawan sekolah lainnya
dengan upaya membina dan mengembangkan kebiasaan hidup sehat melalui
program pendidikan dan pelayanan kesehatan. Tujuan umum dari
terselenggaranya UKS adalah untuk meningkatkan kemampuan hidup sehat
peserta didik dan menciptakan lingkungan sehat sehingga optimalnya
pertumbuhan dan perkembangan anak didik dalam pembentukan manusia
Indonesia seutuhnya (Dermawan, 2012).
Berdasarkan pengkajian yang dilakukan di SD Raden Paku Klampis Ngasem
sudah terdapat UKS tetapi kader kesehatan UKS di sekolah tersebut kurang
memahami dalam penerapan pemberian pelayanan kesehatan di UKS. Dari 12
kelas yang ada di SD Raden Paku tersebut terdapat sekitar 30 Kader kesehata
UKS. Setiap kelas memiliki 2 kader kesehatan UKS yang mendapatkan
pendidikan kesehatan dan penyuluhan tentang UKS dari Puskesmas. Program
UKS yang lebih dipegang sendiri oleh guru UKS sehingga dalam pemberian
pelayanan kesehatan belum dapat secara optimal, padahal dalam program UKS
peran kader kesehatan UKS sangatlah penting seperti mengawasi kebersihan kelas
dan halaman sekolah, mengawasi kebersihan warung sekolah, sebagai contoh
dalam 4 perilaku hidup bersih dan sehat di sekolah maupun di luar sekolah,
membantu teman yang mengalami kecelakaan ringan (pertolongan pertama pada
kecelakaan/P3K), melakukan pengukuran tinggi badan dan berat badan pada
murid di sekolah, dan membantu guru UKS (Purnomo, 2006).
Pengetahuan yang baik dan keaktifan masyarakat sekolah dalam
melaksanakan program UKS dapat mengoptimalkan pemberian pelayanan
kesehatan melalui UKS. Berdasarkan pengkajian ditemukan bahwa program UKS
di SD Raden Paku Klampis Ngasem yang tidak efektif dalam penyelenggaraannya
karena hanya dipegang sendiri oleh guru UKS. Penyebabnya adalah kurangnya
pengetahuan dan keaktifan kader kesehatan UKS dalam pemberian pelayanan
kesehatan melalui UKS. Berdasarkan teori pemberian pelayanan kesehatan oleh
kader kesehatan UKS melalui UKS minimalnya harus memiliki dan memahami
pengetahuan tentang dasar-dasar pola hidup bersih dan sehat, pertolongan pertama
pada kecelakaan (P3K) dan pertolongan pertama pada penyakit (P3P), pengukuran
berat badan dan tinggi badan untuk mengetahui pertumbuhan peserta didik di
sekolah, pengawasan makanan dan kebersihan warung sekolah (Dermawan,
2012).
Pelaksanaan pembinaan kader kesehatan UKS di UKS dan terlaksananya
program UKS diharapkan dapat dirasakan oleh warga sekolah, khususnya dapat
meningkatkan kesehatan siswa dalam berperilaku hidup bersih dan sehat di
sekolah maupun di luar sekolah untuk diri sendiri dan orang lain. Dilakukannya
evaluasi pelaksanaan program UKS dan dokter kecil di sekolah melalui
pengetahuan siswa, dapat terlihat program UKS dan kader kesehatan UKS lebih
baik diadakan atau tidak.
2. Tujuan
Setelah menerima pendidikan kesehatan selama 2 x 60 menit diharapkan para
kader kesehatan UKS memahami materi mengenai PHBS, Kesehatan lingkungan,
Pelatihan P3K.

II. Plan of Action


1. Rencana Strategis
Peserta penyuluhan dikumpulkan di dalam suatu ruangan, kemudian dilakukan
penyuluhan secara berkelompok dalam metode Jigsaw dalam waktu 60 menit.
Selanjutnya pada hari ke 2, dilakukan sesi demonstrasi dan simulasi. Setelah itu dilakukan
sesi tanya jawab dan setelah sesi tanya jawab selesai, tim penyuluh akan
memberikan pertanyaan kepada peserta Peserta yang aktif dan paling tepat dalam
menjawab pertanyaan akan mendapatkan reward.
2. Tindakan
a. Berkoordinasi dengan Kepala sekolah SD Raden Paku, Puskesmas
Klampis Ngasem dan Pembimbing Akademik dalam rencana pelaksanaan
kegiatan.
b. Menyiapkan peralatan dan tempat.
c. Menjelaskan tujuan pendidikan kesehatan mengenai PHBS, Kesehatan gigi
dan mulut, Kesehatan lingkungan, Pelatihan P3K.
d. Menyampaikan materi hingga evaluasi pendidikan kesehatan.
3. Pengorganisasian Kelompok
a. Pembimbing Akademik : Rista Fauziningtyas, S.Kep.Ns., M.Kep.
b. Pembimbing Klinik : Mus’Adah, S.Kep.Ns.
c. Penanggung Jawab : Heni Murti Wahyuni, S.Kep
d. Moderator : Vinda Kuswana, S.Kep
e. Fasilitator : Aziz N, S.Kep
Arsi Susilawati, S.Kep
f. Sie KSK : Ria Sabekti, S.Kep
Maria Yasintha Seran, S.Kep
Elizabeth Risha, S.Kep
Pahlevi Betsytifani, S.Kep
g. Notulen :Vania Pangestika, S.Kep
Novella Iko, S.Kep
Dismalyansa, S.Kep
Maria Fatima Koa, S.Kep
h. Observer : Rafidah Azizah, S.Kep
Naomi Taolasik, S.Kep
Ribka Putri, S.Kep
M Hadiyanul, S.Kep
i. Dokumentasi : Desna, S.Kep
Richa Kumalasari, S.Kep
Tamara Regina, S.Kep
Ungkas Herlambang, S.Kep
4. Sasaran
Guru Pembina UKS dan Kader Kesehatan UKS SD Raden Paku RW 1
Kelurahan
Klampis Ngasem, Kecamatan Sukolilo, Kota Surabaya.

5. Metode
1) Ceramah dan diskusi
2) Demonstrasi dan Simulasi
3) Tanya jawab
6. Susunan Acara
No Jam Kegiatan Penanggung jawab
1 09.45-10.00 Registrasi peserta Ria Sabekti, S.Kep
2 10.00-10.10 Pembukaan Vinda Kuswana, S.Kep
10.10-11.00 Penyampaian materi Aziz N, S.Kep
3 pendidikan kesehatan PHBS, Arsy Susilawati, S.Kep
Pelatihan P3K.
5 11.00-11.20 Sesi tanya jawab dan Vinda Kuswana, S.Kep
Diskusi

6 11.20-11.35 Kuis Vinda Kuswana, S.Kep

7 11.35-11.50 Evaluasi : Vinda Kuswana, S.Kep


3) Meminta klien
menjelaskan atau
menyebutkan kembali
topik yang telah
dijelaskan
4) Pemberian hadiah
(reward)
8 11.50-12.00 Penutup : Vinda Kuswana, S.Kep
1) Mengucapkan
terimakasih dan
mengucapkan salam

III. Evaluasi
1. Evaluasi Struktur
1) Kesiapan Alat dan Bahan : Alat dan bahan yang diperlukan,
yaitu power point dan sound system.
2) Kesiapan Pre Planning : Alat dan bahan sudah siap H-1.
2. Evaluasi Proses
1) Proses penyuluhan dapat berlangsung dengan lancar dan
peserta mampu memahami materi yang disampaikan melalui
ceramah yang diberikan.
2) Peserta memperhatikan saat ceramah berlangsung.
3) Kehadiran peserta 80% dan tidak ada peserta yang
meninggalkan tempat penyuluhan selama kegiatan
berlangsung.
4) Peserta antusias bertanya hal yang belum dimengerti tentang materi.
3. Evaluasi Hasil
1) Peserta mampu menjelaskan dan memahami materi mengenai
pertolongan pertama pada kecelakaan (Pingsan, Jatuh)
2) Peserta mampu mempraktekkan P3K, (Pertolongan pada pingsan dan
jatuh)
3) Peserta mampu memjawab soal kuis dengan cepat dan tepat
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS (P3N)
KEPERAWATAN KESEHATAN KOMUNITAS DAN KELUARGA
FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
DI KELURAHAN KLAMPISNGASEM KEC. SUKOLILO SURABAYA
PERIODE 9 SEPTEMBER – 26 OKTOBER 2019

LEMBAR PENGESAHAN PRE PLANNING

Surabaya, 16 Oktober 2019

Mengetahui

Ketua Kelompok Penanggung Jawab Pokjakes Anak


Usia Sekolah

Hasanudin, S.Kep Heni Murti,S.Kep


NIM. 131823143037 NIM. 131823143035

Menyetujui
Ketua RW 1 Kepala Sekolah Pembimbing Akademik

Ir. I Dewa Nyoman W. Alfinatun Nazula, S.Pd Rista Fauziningtyas, S.Kep., Ns., M. Kep
NIP. 198505252016113101
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

PERTOLONGAN PERTAMA PADA KECELAKAAN (P3K)


DI KELURAHAN KLAMPIS NGASEM
KECAMATAN SUKOLILO, SURABAYA

Disusun Oleh:

MAHASISWA B20 GELOMBANG I

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS


FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SURABAYA
2019
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS (P3N)
KEPERAWATAN KESEHATAN KOMUNITAS DAN KELUARGA
FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
DI KELURAHAN KLAMPISNGASEM KEC. SUKOLILO SURABAYA
PERIODE 9 SEPTEMBER – 26 OKTOBER 2019

SATUAN ACARA PENYULUHAN PERTOLONGAN PERTAMA PADA


KECELAKAAN (P3K)

Topik : Usaha Kesehatan Sekolah (UKS)


Pokok Bahasan : Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K)
Sasaran : Kader Kesehatan UKS
Hari/tanggal : Sabtu, 19 Oktober 2019
Waktu : 30 menit
Tempat : Aula SD Raden Paku

A. Tujuan
1. Tujuan instruksional Umum (TIU)
Setelah melakukan penyuluhan kesehatan dalam waktu 45 menit diharapkan
siswa/i mampu memahami dan mengerti tentang Pertolongan Pertama Pada
Kecelakaan (P3K).
2. Tujuan Instruksional Khusus (TIK)
Setelah mengikuti penyuluhan diharapkan siswa-siswi di sekolah dapat :
1) Menjelaskan pengertian tentang P3K
2) Menjelaskan tujuan P3K
3) Menjelaskan pelaksanaan P3K.
4) Menyebutkan teknik dalam P3K (penanganan luka, balut bidai)
B. Sasaran
Siswa dan siswi SD Raden Paku Klampis Ngasem Surabaya
C. Metode
Ceramah, Tanya jawab
D. Media
Leaflet, Laptop (Powerpoint), LCD
E. Materi
Terlampir
F. Setting Tempat

Moderator Penyaji

Peserta Peserta Fasilitator Peserta Peserta

Peserta Peserta Peserta Peserta Peserrta

Peserta Peserta Fasilitator Peserta Peserta

Peserta Peserta Peserta Peserta Peserta

Peserta Peserta Fasilitator Peserta Peserta

Observer

G. Kegiatan
No Kegiatan Peserta Waktu

1. Kegiatan membuka penyuluhan

a. Mengucap salam a. Menjawab salam. 5 menit


b. Memperkenalkan diri. b. Mengenal petugas
penyuluhan.
c. Menggali pengetahuan tentang c. Mengemukakan
P3K pendapat sesuai dengan
apa yang diketahui.
d. Menjelaskan tujuan atau tema d. Menyimak dengan
penyuluhan seksama.
2. Kegiatan inti

a. Menjelaskan a. Mendengar dengan 30 menit


tentang pengertian P3K seksama.
b. Menjelaskan tujuan P3K b. Menyimak dengan
seksama.
c. Menjelaskan pelaksanaan P3K c. Siswa mendengarkan
penjelasan.
d. Menyimak penjelasan.
d. Menyebutkan teknik dalam
P3K (Penanganan Luka, Balut
Bidai)
3. Kegiatan menutup penyuluhan

a. Tanya jawab a. Bertanya 10 menit


b. Mengevaluasi b. Siswa dapat menjawab
pertanyaan yang
diberikan.
c. Mendengarkan
c. Memberikan kesimpulan kesimpulan
d. Menjawab salam.
d. Mengucapkan salam penutup.

H. Jobdisk
1. Pemateri
a. Menggali kemampuan dan pengalaman peserta mengenai topik yang
dibicarakan.
b. Menyampaikan materi.
2. Moderator
a. Membuka dan menutup acara.
b. Memperkenalkan tim.
c. Menjelaskan kontrak waktu dan mekanisme acara.
d. Memberikan umpan balik atau feed back.
e. Memfasilitasi diskusi.
f. Membuat kesimpulan.
3. Fasilitator
a. Memperhatikan kehadiran anggota.
b. Memotivasi anggota.
c. Mempertahankan dan memotivasi anggota.
d. Membantu dalam hal teknis penyajian penyuluhan.
4. Observer
a. Mengobservasi jalannya penyuluhan.
b. Mengevaluasi jalannya penyuluhan.
c. Menulis pertanyaan dan jawaban.

I. Evaluasi
a. Evaluasi struktural
 75% siswa dan siswi dapat menghadiri kegiatan penyuluhan.
 Tempat dan peralatan penyuluhan yang dibutuhkan tersedia.
 Mahasiswa menjalankan tugas yang diberikan dengan baik.
b. Evaluasi proses
 Kegiatan penyuluhan terlaksana sesuai dengan waktu yang ditetapkan
 75% siswa dan siswi yang hadir, mendengarkan dan berpatisipasi aktif
dalam kegiatan penyuluhan.
c. Evaluasi hasil
a. Siswa dan siswi yang hadir mampu untuk menyebutkan :
1. Menjelaskan pengertian tentang P3K
2. Menjelaskan tujuan P3K
3. Menjelaskan pelaksanaan P3K
4. Menyebutkan teknik dalam P3K (Penanganan Luka, Balut
Bidai)
Lampiran
MATERI PENYULUHAN
PERTOLONGAN PERTAMA PADA KECELAKAAN DAN PEMBIDAIAN

I. PERTOLONGAN PERTAMA PADA KECELAKAAN (P3K)


1. Pengertian
Memberikan pertolongan pertama kepada korban kecelakaan dengan cepat cepat
dan tepat sebelum korban dibawa ke tempat rujukan (dokter/puskesmas/rumah
sakit).

2. Tujuan P3K
1) Mencegah cidera bertambah parah
2) Menunjang upaya penyembuhan

3. Pedoman yang harus dipegang oleh pelaku P3K


P = Penolong mengamankan diri sendiri lebih dahulu sebelum bertindak
A = Amankan korban dari gangguan ditempat kejadian sehingga bebas dari
bahaya
T = Tandai tempat kejadian sehingga orang lain tahu bahwa di tempat itu ada
kecelakaan
U = usahakan menghubungi ambulans, dokter, rumah sakit atau yang
berwajib
(polisi/keamanan setempat)
T = Tindakan pertolongan terhadap korban dalam urutan yang paling tepat

4. Peralatan P3K terdiri atas


1) Bahan yang minimal harus tersedia
a. Bahan untuk membersihkan tangan misalnya : sabun, alkohol.
b. Obat untuk mencuci luka misalnya : air bersih, boorwater, Providone
iodine
c. Obat untuk mengurangi rasa nyeri misalnya parasetamol
d. Bahan untuk menyadarkan misalnya moniak, parfum.
2) Alat minimal yang disediakan
a. 10 pembalut cepat
b. Pembalut gulung
c. Pembalut segitiga
d. Kapas
e. Plester
f. Kassa steril
g. Gunting
h. Pinset

5. Pelaksanaan P3K
Langkah-langkah pemeriksaan korban kecelakaan
1) Periksa kesadaran
Apakah korban sadar atau tidak, pingsan, gelisah, acuh tak acuh. Hilangkan
penyebab gangguan kesadaran, istirahatkan dan tenangkan korban yang
gelisah, bila korban tidak sadar selama 30 menit ia langsung diangkut ke
dokter atau puskesmas/ rumah sakit
2) Periksa pernafasan
Apakah pernafasan kornban berhenti, cepat, lambat, tidak teratur, amati
korban (lihat cuping hidung-dengar). Tindakan awal adalah memebebaskan
jalan nafas dan memepertahankan saluran pernafasan. Bila pernafasan
berhenti maka harus dilakukan pernafasan buatan.
3) Periksa tanda-tanda perdarahan dan peredaran darah
Apakah teraba denyut jantung? Tindakan yang harus dilakukan dengan segera
adalah menghentikan perdarahan
4) Periksa keadaan local (patah tulang, luka) dan perhatikan keluhan :
Tanyakan kepada korban apakah korban adarasa nyeri, linu, sakit? Minta
tunjukkan tempat yang sakit. Apabila ada luka harus dilihat juga apakah luka
lain, beritahu korban bahwa ia akan ditolong dan ajaklah bercakap-cakap
5) Gangguan yang diderita korban kecelakaan :
Pada dasarnya pada setiap korban kecelakaan dapat dibedakan gangguan
berupa :
Gangguan umum :
Dimana keadaan umum/kesehatan korban terganggu yang daalm waktu
singkat akan mengancam jiwa korban, misalnya
1. Gangguan pernapasan
a. Pengertian : kesulitan bernapas, sampai tidak bernafas
b. Penyebab : sumbatan jalan nafas, kelemahan atau kejang otot
pernapasan , menghisap asap atau gas beracun
c. Penggolongan : korban sadar dan korban tidak sadar
d. Prioritas pertolongan : pada korban yang tidak sadar
e. Lokasi gangguan : di rongga hidung, kerongkongan, sampai paru-paru
f. Tindakan P3K : berikan prnafasan buatan
2. Gangguan kesadaran
a. Pengertian : keadaan dimana kesadarn berkurang atau hilang sama
sekali
b. Penyebab
a) Benturan/ pukulan kepala
b) Sinar terik matahari langsung mengenai kepala
c) Berada dalam ruangan penuh orang, sehingga kekurangan zat
asam
d) Keadaan tertentu di maan tubuh lemah, kurang latihan, perut
kosong, dll.
c. Penggolongan : kesadaran kurang dan kesadaran hilang
d. Prioritas pertolongan :
a) Korban tidak sadar denagn gangguan pernafasan
b) Korban yang kesadarannay berkurang
e. Lokasi gangguan : pada sususnan saraf pusat (SSP)
f. Tindakan P3K :
a) Angkat penderita ketempat yang teduh dan baik sirkulasi
udaranya
b) Tidurkan terlentangtanpa bantal bila mukanya pucat/ biru,jika
mukanya merah berikan bantal
c) Longgarkan semua pakaian yang mengikat
d) Bila penderita sadar berikan minum yang hangat
e) Beri selimut supaya badannya hangat
f) Jika perlu kirim ke rumah sakit
3. Gangguan peredaran darah/berat (syok)
a. Pengertian : keadaan yang dapat mengancam kehidupan dimaan otak
dan alat vital lain kekurangan darah oleh berbagai sebab
b. Penyebab :
1) Kekurangan darah/cairan (muntaber)
2) Luka bakar yang luas
3) Nyeri yang hebat
4) Tidak tahan terhadap obat/ bahan kimia tertentu
c. Penggolongan
a) Ringan , dengan tanda-tanda ; pucat, kulit dingin, nadi lemah dan
cepat (100x/menit), korban gelisah, rasa haus, kadang-kadang
ngacau
b) Berat, dengan tanda-tanda : sangat pucat, mata cekung, pernafasan
cepat dan tidak teratur, nadi susah teraba dan apabila teraba sangat
cepat (150x/menit)
d. Lokasi gangguan : kulit, saluran pencernaan dan patah tulang
e. Tindakan P3K
a) Bawa korban ke tempat teduh dan aman, dan bila tidak terdapat
perdarahan di kepala tidurkan terlentang tanpa bantal, atas kepala
lebih rendah dari kaki, bila tidsak ada patah tulang dan perdarahan
dianggota badan, kaki diluruskan dan tangannya
b) Pakaian korban dikendorkan
c) Tenangkan korban dan usahakan agar badan tetap hangat
d) Bila ada luka atau perdarahan, rawat lukanya dan hentikan
perdarahannya
e) Bila ada patah tulang kerjakan pembidaian
f) Bila munteber beri oralit
4. Perdarahan
a. Pengertian : perdarahan adalah keluarnya darah dari pembuluh
darahyang rusaknya. Perdarahan ada 2 macam, yaitu perdarakhan
keluar dan perdarahan ke dalam
b. Penyebab : putusnya pembuluh darah atau perlukaan paad pembuluh
darah
c. Penggolongan
1) Perdarahan pembuluh darah nadi/arteri
2) Perdarahan pembuluh darah balik atau vena
3) Perdarahan pembuluh darah rambut/kapiler
d. Prioritas pertolongan : pembuluh darah nadi
e. Tindakan P3K
1) Bagian anggota badan yang berdarah tinggikan
2) Tekan pembuluh darah yang terletak di antara tempat perdarahan

BALUT DAN PEMBIDAIAN


1. PEMBALUTAN
a. Pengertian
Suatu tindakan medis untuk menyangga atau menahan bagian tubuh tertentu
agar tidak bergeser atau berubah dari posisi yang dikehendaki.
b. Tujuan
Tujuan dari pembalutan, yaitu ;
1) Menahan sesuatu misalnya bidai (spalk), kasa penutup luka, dan
sebagainya agar tidak bergeser dari tempatnya.
2) Menahan pembengkakan (menghentikan pendarahan: pembalut tekanan).
3) Menunjang bagian tubuh yang cedera.
4) Menjaga agar bagian yang cedera tidak bergerak.
5) Menutup bagian tubuh agar tidak terkontaminasi.
c. Macam-macam alat balut
1) Mitella (pembalut segitiga)
 Bahan pembalut dari kain yang berbentuk segitiga sama kaki dengan
berbagai ukuran. Panjang kaki antara 50-100 cm.
 Pembalut ini biasa dipakai pada cedera di kepala, bahu, dada, siku,
telapak tangan, pinggul, telapak kaki, dan untuk menggantung lengan.
 Dapat dilipat-lipat sejajar dengan alasnya dan menjadi pembalut bentuk
dasi.
2) Dasi (cravat)
 Merupakan mitella yang dilipat-lipat dari salah satu ujungnya sehingga
berbentuk pita dengan kedua ujung-ujungnya lancip dan lebarnya antara
5-10 cm.
 Pembalut ini biasa dipergunakan untuk membalut mata, dahi (atau
bagian kepala yang lain), rahang, ketiak, lengan, siku, paha, lutut, betis,
dan kaki yang terkilir.
Cara membalut:
 Bebatkan pada tempat yang akan dibalut sampai kedua ujungnya dapat
diikatkan.
 Diusahakan agar balutan tidak mudah kendor, dengan cara sebelum
diikat arahnya saling menarik.
 Kedua ujung diikatkan secukupnya.
3) Pita (pembalut gulung)
 Dapat terbuat dari kain katun, kain kasa, flanel atau bahan elastis. Yang
paling sering adalah kasa. Hal ini dikarenakan kasa mudah menyerap
air dan darah, serta tidak mudah kendor.
 Macam ukuran lebar pembalut dan penggunaannya:
 2,5 cm : untuk jari-jari
 5 cm : untuk leher dan pergelangan tangan
 7,5 cm : untuk kepala, lengan atas, lengan bawah, betis dan kaki
 10 cm : untuk paha dan sendi pinggul
 10-15 cm : untuk dada, perut dan punggung.
4) Plester (pembalut berperekat)
 Pembalut ini untuk merekatkan penutup luka, untuk fiksasi pada sendi
yang terkilir, untuk merekatkan pada kelainan patah tulang. Cara
pembidaian langsung dengan plester disebut strapping. Plester
dibebatkan berlapis-lapis dari distal ke proksimal
 dan untuk membatasi gerakan perlu pita yang masing-masing ujungnya
difiksasi dengan plester.
 Untuk menutup luka yang sederhana dapat dipakai plester yang sudah
dilengkapi dengan kasa yang mengandung antiseptik (Tensoplast,
Band-aid, Handyplast dsb).
Cara membalut luka terbuka dengan plester:
 Luka diberi antiseptik
 Tutup luka dengan kassa
 Letakkan pembalut plester.
5) Pembalut lainnya
 Snelverband: pembalut pita yang sudah ditambah kasa penutup luka,
dan steril. Baru dibuka saat akan digunakan, sering dipakai untuk
menutup luka-luka lebar.
 Sofratulle: kasa steril yang sudah direndam dalam antibiotika.
Digunakan untuk menutup luka-luka kecil.
6) Kassa steril
Potongan pembalut kasa yang sudah disterilkan dan dibungkus sepotong
demi sepotong. Pembungkus tidak boleh dibuka sebelum digunakan.
Digunakan untuk menutup luka-luka kecil yang sudah didisinfeksi atau
diobati (misalnya sudah ditutupi sofratulle), yaitu sebelum luka dibalut
atau diplester.
4. Prosedur pembalutan
a. Perhatikan tempat atau letak bagian tubuh yang akan dibalut, seperti:
 Bagian dari tubuh yang mana,
 Luka terbuka atau tidak,
 Bagaimana luas luka,
 Perlu dibatasi gerak bagian tubuh tertentu atau tidak.
b. Pilih jenis pembalut yang akan digunakan. Dapat satu atau kombinasi.
c. Sebelum dibalut, jika luka terbuka perlu diberi desinfektan atau dibalut
dengan pembalut yang mengandung desinfektan. Jika terjadi disposisi/dislokasi
perlu direposisi. Urut-urutan tindakan desinfeksi luka terbuka:
 Letakkan sepotong kasa steril di tengah luka (tidak usah ditekan) untuk
melindungi luka selama didesinfeksi.
 Kulit sekitar luka dibasuh dengan air, disabun dan dicuci dengan zat
antiseptik.
 Kasa penutup luka diambil kembali. Luka disiram dengan air steril untuk
membasuh bekuan darah dan kotoran yang terdapat di dalamnya.
 Dengan menggunakan pinset steril (dibakar atau direbus lebih dahulu)
kotoran yang tidak hanyut ketika disiram dibersihkan.
 Tutup lukanya dengan sehelai sofratulle atau kasa steril biasa. Kemudian
di atasnya dilapisi dengan kasa yang agak tebal dan lembut.
 Kemudian berikan balutan yang menekan.
Apabila terjadi pendarahan, tindakan penghentian pendarahan dapat dilakukan
dengan cara:
 Pembalut tekan, dipertahankan sampai pendarahan berhenti atau sampai
pertolongan yang lebih mantap dapat diberikan.
 Penekanan dengan jari tangan di pangkal arteri yang terluka. Penekanan
paling lama 15 menit.
 Pengikatan dengan tourniquet.
 Digunakan bila pendarahan sangat sulit dihentikan dengan cara biasa.
 Lokasi pemasangan: lima jari di bawah ketiak (untuk pendarahan di
lengan) dan lima jari di bawah lipat paha (untuk pendarahan di kaki)
 Cara: lilitkan torniket di tempat yang dikehendaki, sebelumnya dialasi
dengan kain atau kasa untuk mencegah lecet di kulit yang terkena torniket.
Untuk torniket kain, perlu dikencangkan dengan sepotong kayu. Tanda
torniket sudah kencang ialah menghilangnya denyut nadi di distal dan kulit
menjadi pucat kekuningan.
 Setiap 10 menit torniket dikendorkan selama 30 detik, sementara luka
ditekan dengan kasa steril.
 Elevasi bagian yang terluka
d. Tentukan posisi balutan dengan mempertimbangkan:
 Dapat membatasi pergeseran/gerak bagian tubuh yang memang perlu
difiksasi
 Sesedikit mungkin membatasi gerak bgaian tubuh yang lain
 Usahakan posisi balutan paling nyaman untuk kegiatan pokok penderita.
 Tidak mengganggu peredaran darah, misalnya balutan berlapis, yang
paling bawah letaknya di sebelah distal.
 Tidak mudah kendor atau lepas.

B. PEMBIDAIAN
1. Pengertian
Pembidaian adalah tindakan memfiksasi/mengimobilisasi bagian tubuh yang
mengalami cedera, dengan menggunakan benda yang bersifat kaku maupun
fleksibel sebagai fixator/imobilisator.
2. Tujuan
a. Mencegah gerakan bagian yang sakit sehingga mengurangi nyeri dan
mencegah kerusakan lebih lanjut
b. Mempertahankan posisi yang nyaman
c. Mempermudah transportasi korban
d. Mengistirahatkan bagian tubuh yang cedera
e. Mempercepat penyembuhan
3. Prinsip Pembidaian
a. Lakukan pembidaian di mana anggota badan mengalami cedera (korban
jangan dipindahkan sebelum dibidai). Korban dengan dugaan fraktur lebih
aman dipindahkan ke tandu medis darurat setelah dilakukan tindakan
perawatan luka, pembalutan dan pembidaian.
b. Lakukan juga pembidaian pada persangkaan patah tulang, jadi tidak perlu
harus dipastikan dulu ada tidaknya patah tulang. Kemungkinan fraktur
harus selalu dipikirkan setiap terjadi kecelakaan akibat benturan yang
keras. Apabila ada keraguan, perlakukan sebagai fraktur.
Tanda dan gejala patah tulang:
1) Adanya tanda ruda paksa pada bagian tubuh yang diduga terjadi patah
tulang: pembengkakan, memar, rasa nyeri.
2) Nyeri sumbu: apabila diberi tekanan yang arahnya sejajar dengan tulang
yang patah akan memberikan nyeri yang hebat pada penderita.
3) Deformitas: apabila dibandingkan dengan bagian tulang yang sehat terlihat
tidak sama bentuk dan panjangnya.
4) Bagian tulang yang patah tidak dapat berfungsi dengan baik atau sama
sekali tidak dapat digunakan lagi.
c. Melewati minimal dua sendi yang berbatasan.
4. Jenis Alat Bidai
a) Bidai Keras
Umumnya terbuat dari kayu, alumunium, karton, plastik atau bahan lain
yang kuat dan ringan. Pada dasarnya merupakan bidai yang paling baik
dan sempurna dalam keadaan darurat. Kesulitannya adalah mendapatkan
bahan yang memenuhi syarat di lapangan. Contoh : bidai kayu, bidai
udara, bidai vakum.
b) Bidai Traksi
Bidai bentuk jadi dan bervariasi tergantung dari pembuatannya, hanya
dipergunakan oleh tenaga yang terlatih khusus, umumnya dipakai pada
patah tulang paha. Contoh : bidai traksi tulang paha
c) Bidai Improvisasi
Bidai yang dibuat dengan bahan yang cukup kuat dan ringan untuk
penopang. Pembuatannya sangat tergantung dari bahan yang tersedia dan
kemampuan improvisasi si penolong. Contoh : majalah, koran, karton dan
lain-lain.
d) Gendongan Belat/Bebat
Pembidaian dengan menggunakan pembalut, umumnya dipakai mitela
(kain segitiga) dan memanfaatkan tubuh penderita sebagai sarana untuk
menghentikan pergerakan daerah cedera. Contoh : gendongan lengan.
5. Prosedur Pembidaian
a. Siapkan alat-alat selengkapnya
b. Apabila penderita mengalami fraktur terbuka, hentikan perdarahan dan
rawat lukanya dengan cara menutup dengan kasa steril dan membalutnya.
c. Bidai harus meliputi dua sendi dari tulang yang patah. Sebelum dipasang,
diukur dahulu pada sendi yang sehat.
d. Bidai dibalut dengan pembalut sebelum digunakan. Memakai bantalan di
antara bagian yang patah agar tidak terjadi kerusakan jaringan kulit,
pembuluh darah, atau penekanan syaraf, terutama pada bagian tubuh yang
ada tonjolan tulang.
e. Mengikat bidai dengan pengikat kain (dapat kain, baju, kopel, dll) dimulai
dari sebelah atas dan bawah fraktur. Tiap ikatan tidak boleh menyilang
tepat di atas bagian fraktur. Simpul ikatan jatuh pada permukaan bidainya,
tidak pada permukaan anggota tubuh yang dibidai.
f. Ikatan jangan terlalu keras atau kendor. Ikatan harus cukup jumlahnya agar
secara keseluruhan bagian tubuh yang patah tidak bergerak.
g. Kalau memungkinkan anggota gerak tersebut ditinggikan setelah dibidai.
h. Sepatu, gelang, jam tangan dan alat pengikat perlu dilepas.
DAFTAR PUSTAKA

Kemenkes RI. (2015) Pedoman akselerasi pembinaan dan pelaksana UKS

Kementerian pendidikan & Kebudayaan, 2012, Pedoman Pembinaan dan


Pengembangan Usaha Kesehatan Sekolah Jakarta: Dirjen Pendidikan
Dasar, Kemendikbud RI.

Kementrian Kesehatan RI. 2014. Pedoman pelaksanaan UKS di sekolah. Jakarta :


Departemen Kesehatan
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

PERTOLONGAN PERTAMA PADA SINKOP


DI KELURAHAN KLAMPIS NGASEM
KECAMATAN SUKOLILO, SURABAYA

Disusun Oleh:

MAHASISWA B20 GELOMBANG I

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS


FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SURABAYA
2019
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS (P3N)
KEPERAWATAN KESEHATAN KOMUNITAS DAN KELUARGA
FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
DI KELURAHAN KLAMPISNGASEM KEC. SUKOLILO SURABAYA
PERIODE 9 SEPTEMBER – 26 OKTOBER 2019

SATUAN ACARA PENYULUHAN


PERTOLONGAN PERTAMA PADA SINKOP

Bidang Studi : Profesi Ners


Topik : Penurunan Kesadaran
Sub Topik : Pertolongan pertama pada orang pingsn
Sasaran : Kader Kesehatan UKS SD Raden Paku
Hari / Tanggal : Sabtu, 19 Oktober 2019
Jam : 10.00 WIB
Waktu : 30 Menit
Tempat : Ruang Aula SD Raden Paku

A. Tujuan
1. Tujuan instruksional Umum (TIU)
Setelah melakukan penyuluhan kesehatan dalam waktu 30 menit diharapkan
siswa/i mampu memahami dan mengerti tentang pertolongan pertama pada orang
pingsan.
2. Tujuan Instruksional Khusus (TIK)
Setelah mengikuti penyuluhan diharapkan siswa-siswi di sekolah dapat :
a. Menyebutkan kembali pengertian pingsan
b. Menyebutkan kembali penyebab pingsan
c. Menyebutkan kembali tanda dan gejala pingsan
d. Mampu menyebutkan kembali pertolongan pertama pada orang pingsan

B. Sasaran
Siswa dan siswi SD Raden Paku Klampis Ngasem Surabaya
C. Metode
Ceramah, Tanya jawab
D. Media
Leaflet, Laptop (Powerpoint), LCD
E. Materi
Terlampir
F. Setting Tempat

Moderator Penyaji

Peserta Peserta Fasilitator Peserta Peserta

Peserta Peserta Peserta Peserta Peserrta

Peserta Peserta Fasilitator Peserta Peserta

Peserta Peserta Peserta Peserta Peserta

Peserta Peserta Fasilitator Peserta Peserta

Observer

G. Kegiatan
No Kegiatan Peserta Waktu

1. Kegiatan membuka penyuluhan

e. Mengucap salam e. Menjawab salam. 5 menit


f. Memperkenalkan diri. f. Mengenal petugas
penyuluhan.
g. Menggali pengetahuan tentang g. Mengemukakan
pertolongan pertama pada pendapat sesuai dengan
pingsan apa yang diketahui.
h. Menjelaskan tujuan atau tema h. Menyimak dengan
penyuluhan seksama.
2. Kegiatan inti

e. Menyebutkan kembali e. Mendengar dengan 10 menit


pengertian pingsan seksama.
f. Menyebutkan kembali f. Menyimak dengan
penyebab pingsan seksama.
g. Menyebutkan kembali tanda g. Siswa mendengarkan
dan gejala pingsan penjelasan.
h. Mampu menyebutkan h. Menyimak penjelasan.
kembali pertolongan
pertama pada orang pingsan
3. Kegiatan menutup penyuluhan

e. Tanya jawab e. Bertanya 5 menit


f. Mengevaluasi f. Siswa dapat menjawab
pertanyaan yang
diberikan.
g. Mendengarkan
g. Memberikan kesimpulan kesimpulan
h. Menjawab salam.
h. Mengucapkan salam penutup.

H. Job Deskripsi
5. Pemateri
c. Menggali kemampuan dan pengalaman peserta mengenai topik yang
dibicarakan.
d. Menyampaikan materi.
6. Moderator
g. Membuka dan menutup acara.
h. Memperkenalkan tim.
i. Menjelaskan kontrak waktu dan mekanisme acara.
j. Memberikan umpan balik atau feed back.
k. Memfasilitasi diskusi.
l. Membuat kesimpulan.
7. Fasilitator
e. Memperhatikan kehadiran anggota.
f. Memotivasi anggota.
g. Mempertahankan dan memotivasi anggota.
h. Membantu dalam hal teknis penyajian penyuluhan.
8. Observer
d. Mengobservasi jalannya penyuluhan.
e. Mengevaluasi jalannya penyuluhan.
f. Menulis pertanyaan dan jawaban.
I. Evaluasi
d. Evaluasi struktural
 75% siswa dan siswi dapat menghadiri kegiatan penyuluhan.
 Tempat dan peralatan penyuluhan yang dibutuhkan tersedia.
 Mahasiswa menjalankan tugas yang diberikan dengan baik.
e. Evaluasi proses
 Kegiatan penyuluhan terlaksana sesuai dengan waktu yang ditetapkan
 75% siswa dan siswi yang hadir, mendengarkan dan berpatisipasi aktif
dalam kegiatan penyuluhan.
f. Evaluasi hasil
b. Siswa dan siswi yang hadir mampu untuk menyebutkan :
1. Menyebutkan kembali pengertian pingsan
2. Menyebutkan kembali penyebab pingsan
3. Menyebutkan kembali tanda dan gejala pingsan
4. Mampu menyebutkan kembali pertolongan pertama pada orang
pingsan
Lampiran
MATERI PENYULUHAN
PERTOLONGAN PERTAMA PADA ORANG YANG MENGALAMI
PINGSAN

1. Pengertian Pingsan
Pingsan adalah kehilangan kesadaran yang terjadi secara mendadak dan
dalam waktu yang singkat..
2. Penyebab Pingsan
a. Cuaca Panas
b. Kelaparan
c. Kurang minum/dehidrasi
d. Kelelahan
3. Tanda dan Gejala Pingsan
a. Pucat
b. Lemas
c. Pusing
d. Mata berkunang-kunang
e. Keringat dingin
f. Mual
g. Kulit dingin dn lembab
4. Pertolongan pertama pada orang Pingsan
Pertolongan pertama pada orang yang mengalami pingsan adalah :
a. Baringkan orang yang pingsan
b. Cek respon. Bisa dengan panggil namanya atau dengan menepuk-nepuk
bahunya
c. Jika mengenakan pakaian ketat, longgarkan. Terlebih di bagian leher
d. Memanggil bantuan.
e. Mengangkat kaki korban
f. Apabila korban telah sadar biarkan ia tetap berbaring. Apabila ingin
bangun dilakukan secara bertahap
g. Memberikan teh manis.
DAFTAR PUSTAKA

Kemenkes RI. (2015) Pedoman akselerasi pembinaan dan pelaksana UKS


Kementerian pendidikan & Kebudayaan, 2012, Pedoman Pembinaan dan
Pengembangan Usaha Kesehatan Sekolah Jakarta: Dirjen Pendidikan
Dasar, Kemendikbud RI.
Kementrian Kesehatan RI. 2014. Pedoman pelaksanaan UKS di sekolah. Jakarta :
Departemen Kesehatan
Daftar Hadir Peserta
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS (P3N)
KEPERAWATAN KESEHATAN KOMUNITAS DAN KELUARGA
FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
DI KELURAHAN KLAMPISNGASEM KEC. SUKOLILO SURABAYA
PERIODE 9 SEPTEMBER – 26 OKTOBER 2019

RESUME KEGIATAN
PEMBINAAN KADER KESEHATAN UKS

Hari/tanggal :Sabtu 19 Oktober 2019


Tempat : SD Raden Paku Klampis Ngasem Sukolio Surabaya
Waktu : 11.00 WIB s.d selesai
Nama Kegiatan : Pembinaan Kader Kesehatan UKS

D. Acara dihadiri oleh


1. Akademik : Tidak ada
2. Mahasiswa :
a. Putri Dewi Suciningtyas.,S.Kep
b. Arsi Susilawati.,S.Kep
c. Vania Pangestika .,S.Kep
d. Pahlevi Betsytifani .,S.Kep
e. Frida Rachmadianti .,S.Kep
f. Aris Sucipto,S.Kep
g. Endang Susiana .,S.Kep
h. Naomi Taulasik .,S.Kep
i. Heni Murti W .,S.Kep
j. Ria Sabekti, S. Kep
k. Vinda Kuswana Murti, S.Kep
l. Ungkas Herlambang, S.Kep
m. Hasanudiin, S. Kep
n. Dwi Astuti, S. Kep
o. Miftahul Jannah, S.Kep
p. Desna Ayu, S.Kep
q. Rafidha Azizah, S.Kep
4. Warga Sekolah SD Raden Paku : Siswa dan siswi berjumlah 10 anak,
serta Pembina UKS
E. Susunan Acara
No. Waktu Kegiatan
1 11.00-11.15 Perisapan tempat
2 11.15-11.25 Pengisian Pre Test
3 11.25-11.30 Pembagian kelompok
4 11.30-12.30 Pelatihan P3K dan Penanganan Sinkop pada
masing-masing POS
5 12.30-12.45 Pengisian Post Test
6 12.45-12.55 Ice Breaking
7 12.55-13.15 ISHOMA
8 13.15-14.00 Evaluasi
9 14.00-14.15 Pengumuman Peserta Terbaik

F. Hasil Evaluasi
1. Evaluasi Struktur
1) Persiapan dan pre planning dilaksanakan 20 hari sebelum kegiatan
2) Pemberitahuan kepada kepala sekolah melalui pertemuan langsung
secara lesan 14 hari sebelumnya
3) Kegiatan Pembinaan Kader Kesehatan UKS didokumentasikan
sebagai bahan laporan akhir.
2. Evaluasi Proses
1) Pada saat pelaksanaan sesuai dengan rencana yang sudah ditentukan,
tidak ada peserta yang meninggalkan tempat pada saat acara
2) Peserta diberikan materi dan pelatihan tentang P3K (penanganan luka)
dan Penanganan pada Sinkop
3) Peserta antusias mengikuti acara pelatihan dan antusias untuk
mempraktekan pada temannya
3. Evaluasi Hasil
1) Peserta mengaku senang karena mendapatkan ilmu dan doorprize
2) Peserta yang hadir terdiri dari siswa dan siswi sebanyak 10 anak
3) Seluruh peserta mengikuti acara pelatihan
Lampiran Foto Kegiatan

Anda mungkin juga menyukai