Oleh :
MAHASISWA B20 GELOMBANG I
1 Pemeliharaan 3 4 3 2 4 5 5 3 3 3 3 2 40 Keterangan:
Kesehatan
A. Sesuai dengan peran perawat komunitas
Tidak Efektif
B. Jumlah yang berisiko
C. Besarnya risiko
D. Potensi pendidikan kesehatan
E. Interest untuk komunitas
F. Kemungkinan diatasi
G. Relevan dengan program pemerintah
H. Tersedianya tempat
I. Tersedianya waktu
J. Tersedianya dana
K. Tersedianya SDM
Keterangan Pembobotan:
1. Sangat rendah
2. Rendah
3. Cukup
4. Tinggi
5. Sangat tinggi
4.3 Prioritas Diagnosa Keperawatan
Berdasarkan scoring diatas, maka prioritas diagnosa keperawatan komunitas di SD Raden Paku, Kelurahan Klampis Ngasem
Kecamatan Sukolilo adalah sebagai berikut:
1 Pemeliharaan Kesehatan SD Raden Paku Klampis Ngasem tentang ketidakmampuan dalam pengambilan tanggungjawab oleh 1
pelaksana UKS Tidak Efektif
BAB 5
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS
DI SD RADEN PAKU KLAMPIS NGASEM SURABAYA KELURAHAN KLAMPIS NGASEM
KECAMATAN SUKOLILO KOTA SURABAYA POKJA UKS
Dari hasil analisa data maka telah didapatkan diagnosa keperawatan komunitas sesuai prioritas. Kami melakukan perencanaan bersama
dengan guru dan siswa yang dilaksanakan pada tanggal 09-11 September 2019. Perencanaan yang akan kami laksanakan adalah sebagai
berikut:
Diagnosa
No Tujuan Kriteria Hasil Intervensi PJ Waktu Tempat Metode Media
Keperawatan
1. Pemeliharaan Jangka Partisipasi dalam Pembinaan kader Heni Pembina 19 Ruang Ceramah & PPT
Kesehatan SD Panjang: Pengambilan kesehatan UKS Ria UKS SD Oktober Kelas SD Demonstrasi
Raden Paku Pelaksanaan Keputusan meliputi: Desna Raden 2019 Raden
Klampis Ngasem pemeliharaan Kesehatan (1606) 1. Penyuluhan Paku Paku
tentang kesehatan Setelah PHBS Klampis Klampis
ketidakmampuan oleh tim dilakuakan 2. Pelatihan Ngasem Ngasem
dalam pelaksana tindakan P3K
pengambilan UKS dan keperawatan 3. Penanganan
tanggungjawab kader UKS selama 1x60 pingsan
oleh pelaksana menjadi menit siswa dapat
UKS Tidak efektif memahami peran
Efektif dan tugas sebagai
kader kesehatan
Jangka UKS
pendek: Kriteria hasil :
1) Ruang 1) Kader
UKS kesehatan
memenuhi UKS mampu
standar memberikan
2) Kader pertolongan
Kesehatan petama
UKS 2) Meningkatnya
mengetahui tanggung
tugas dan jawab kader
peran kesehatan
sebagai UKS
kader 3) Tercipta ruang
UKS yang
nyaman
BAB 6
IMPLEMENTASI ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS
DI SD RADEN PAKU KLAMPIS NGASEM SURABAYA KELURAHAN KLAMPIS NGASEM
KECAMATAN SUKOLILO KOTA SURABAYA POKJA UKS
Implementasi dilakukan sesuai dengan kesepakatan yang dibuat antara mahasiswa praktik profesi Ners Fakultas Keperawatan
Universitas Airlangga dan pengurus UKS SD Raden Paku Klampis Ngasem Surabaya sehingga didapatkan hasil sebagai berikut:
Berikut ini evaluasi dari implementasi yang telah kami laksanakan di SD Raden Paku Klampis Ngasem Surabaya melalui Analisa
SWOT:
Tabel 7.1 Evaluasi asuhan keperawatan komunitas UKS
Diagnosa
Strength Weakness Opportunity Threathened Tindak Lanjut
Keperawatan
Pemeliharaan Kepala Sekolah Selain kegiatan Sekolah sudah Keterbatasan waktu 1. Memberikan pendidikan
Kesehatan SD dan Pembina UKS pelayanan memiliki struktur yang diberikan oleh kesehatan bagi kader dan siswa
Raden Paku sangat terbuka kesehatan, tim pelaksana UKS. pihak sekolah dalam sesuai dengan Trias UKS
Klampis dengan kegiatan pelaksanaan sudah ada siswa pelaksanaan 2. Memberikan poster dan booklet
Ngasem tentang mahasiswa karena kegiatan UKS yang sudah pernah pelatihan Kader kepada sekolah mengenai P3K,
ketidakmampuan selama ini program lainnya seperti mendapatkan UKS ini. penanganan pingsan, dan
dalam UKS yang sudah pendidikan pembekalan penanganan luka
pengambilan ada kurang kesehatan belum mengenai UKS 3. Melakukan advokasi dengan
tanggungjawab terstruktur dan terlaksana dengan sehingga Puskesmas Klampis Ngasem
oleh pelaksana belum berjalan optimal karena pelaksanaan terkait hasil temuan masalah
UKS Tidak dengan optimal terkendala program UKS dapat UKS bahwa trias UKS
Efektif keterbatasan ruang dijalankan dengan mengenai pelayanan kesehatan
UKS dan Pembina mudah serta dan pendidikan kesehatan
UKS yang antusias dari siswa sekolah belum berjalan dengan
merangkap menjadi dan siswi SD Raden optimal
guru mata pelajaran Paku yang Tinggi
BAB 8
PEMBAHASAN
PENUTUPAN
9.1 Kesimpulan
Setelah dilaksanakan pengkajian dan analisa data didapatkan satu diagnosa
keperawatan yaitu Pemeliharaan Kesehatan SD Raden Paku Klampis Ngasem
Kecamatan Sukolilo Kota Surabaya tentang ketidakmampuan dalam pengambilan
tanggungjawab oleh pelaksana UKS Tidak Efektif. Intervensi yang diberikan
adalah berupa melakukan kegiatan musyawarah. Pada kegiatan ini didapatkan
kesepakatan dan dukungan dari pihak Puskesmas Klampis Ngasem, kepala
sekolah, para guru dalam kegiatan UKS. Beberapa kegiatan lain yang telah
dilakukan antara lain Penyuluhan tentang Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
(PHBS), Pelatihan Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (Luka) dan Penanganan
pada Pingsan.
Strategi yang dilakukan untuk mengaplikasikan intervensi adalah
berkoordinasi dengan pihak Puskesmas Klampis Ngasem, dosen Pembimbing dari
Fakultas, dan guru UKS SD Raden Paku Klampis Ngasem Surabaya.
Implementasi yang telah dilakukan antara lain pada tanggal 19 Oktober 2019 yaitu
Pembinaan Kader Kesehatan UKS (Penyuluhan PHBS, Pelatihan Pertolongan
Pertama pada Kecelakaan: penanganan pingsan dan penanganan luka).
Evaluasi pada kegiatan pembinaan kader keseharan UKS (Pelatihan
Pertolongan Pertama pada Kecelakaan: penanganan pingsan dan penanganan
luka) hari Sabtu, 19 Oktober 2019 pukul 10.00 WIB dan berjalan dengan lancar.
Kendala yang dihadapi adalah keterbatasan waktu sehingga siswa tidak dapat
mempraktikkan secara langsung apa yang telah disampaikan oleh pemateri.
9.2 Saran
1. Mengaktifkan kembali kegiatan UKS di SD Raden Paku Klampis
Ngasem dengan mengadakan kegiatan pelatihan serta menjadikan
program UKS sebagai salah satu ekstrakulikuler di bidang kesehatan.
2. Mahasiswa pada praktik Keperawatan Komunitas dan Keluarga periode
selanjutnya dapat berkoordinasi Puskesmas Klampis Ngasem dan sekolah
untuk melaksanakan program kegiatan yang telah disepakati bersama,
serta dapat melakukan evaluasi dari kegiatan yang telah dilakukan.
DAFTAR PUSTAKA
PRE PLANNING
PENDIDIKAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS)
PRE PLANNING
PHBS DAN PEMASANGAN POSTER
I. Pendahuluan
1. Latar Belakang
Visi umum promosi kesehatan menurut World Health Organization (WHO)
yaitu meningkatnya kemampuan masyarakat untuk menjaga dan meningkatkan
derajat kesehatan, baik secara fisik, mental, dan sosialnya sehingga produktif
secara ekonomi maupun sosial (Notoatmodjo, 2010). Sedangkan Visi Promosi
Kesehatan di Indonesia adalah “PHBS 2010”, yang mengindikasikan tentang
terwujudnya masyarakat Indonesia baru yang berbudaya sehat (Kholid, 2015).
Salah satu upaya meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, Kementerian
Kesehatan melalui Pusat Promosi Kesehatan menerapkan program perilaku hidup
bersih dan sehat. PHBS dapat dilakukan di berbagai tatanan masyarakat, seperti
tatanan rumah tangga, sekolah, tempat kerja dan tempat-tempat umum.
Secara Nasional Presentasi PHBS tahun 2014 sebesar 56,58% (Kemenkes,
2015). Berdasarkan data Riskesdas (riset kesehatan dasar) tahun 2013, PHBS
pada penduduk Indonesia, berperilaku menyikat gigi setiap hari sudah dilakukan
sebanyak 93,8% namun perilaku menyikat gigi yang benar masih rendah yaitu
2,3%, sedangkan PHBS pada anak yang sudah melaksanakan sikat gigi setiap hari
sebanyak 95,7%, namun hanya 1, 7% saja yang telah melakukannya dengan
benar. Data lain berhubungan dengan PHBS secara umum, dimana di dalamnya
terdapat usia anak sekolah yang telah melakukan perilaku buang air besar
(BAB) dengan benar di jamban yaitu mencapai 82,6%, sedangkan melakukan
cuci tangan menggunakan sabun yang benar dengan proporsi 47% Pada tahun
2007 perilaku mencuci tangan mencapai 23,2% akan terjadi peningkatan pada
tahun 2013 menjadi 47% kemudian perilaku BAB di jamban pada tahun 2007
mencapai 71,1% sedangkan pada tahun 2013 menjadi 82,6%. Perilaku konsumsi
makanan yang berisiko mengancam tubuh yaitu berupa mengonsumsi
makanan/minuman antara lain yang manis mencapai 53,1%, berlemak mencapai
40,7% dan penyedap mencapai 77, 3% (Riskesdas, 2013) Gerakan PHBS menjadi
tolak ukur dalam pembangunan kesehatan demi meningkatkan perilaku
masyarakat. Hal ini Blum menyatakan bahwa status kesehatan individu erat
kaitannya dengan perilakunya, semakin baik perilaku yang berhubungan dengan
kesehatan maka status kesehatannya akan semakin baik
Berdasarkan hasil wawancara pada salah satu guru pada tanggal 12 dan 13
dan 16 September di SD Raden Paku Klampis Ngasem RW 1 jumlah siswa siswi
mencapai 402, yang terdiri dari laki laki berjumlah 226 dan perempuan berjumlah
194, dari hasil wawancara dengan pihak Pembina UKS mengatakan bahwa pihak
sekolah sudah bekerjasama dengan pihak puskesmas mengenai penimbangan dan
imunasasi, dan didapatkan dari Pembina UKS tidak mengetahhui indikator dari
PHBS disekolah. Saat dilakukan observasi ke ruang UKS masih kurangnya
poster tentang kesehatan dan alat kesehatan seperti snellen chart.
Dalam mencegah dan mengurangi permasalahan kesehatan pada anak, perlu
dilakukan antara lain dengan melakukan promosi kesehatan dengan pendidikan
kesehatan berupa penyuluhan dengan metode yang tepat bagi anak usia sekolah
yang dimana program ini akan meningkatkan pengetahuan anak tentang
pentingnya menjaga kesehatan, pelayanan kesehatan bagi anak di sekolah, dan
lingkungan yang bersih dan sehat. Melihat kondisi tersebut, maka diperlukan
upaya untuk meningkatkan pengetahuan dalam perilaku bersih dan sehat setiap
hari. Hasil Setelah dilaksanakan Foccus Group discussion pada hari selasa
tanggal 17 September 2019, bahwa pihak sekolah menyarankan diadakan
penyuluhan perilaku hidup dan sehat. Saat dilaksanakan Minilokakarya pada hari
senin 23 September 2019, dari pihak mahasiswa menyarankan sebuah program
kerja yaitu “Penyuluhan PHBS dan penempelan poster Bersama dengan siswa
siswi SD Raden Paku” dan Progam ini disambut dengan antusias oleh Kepala
Sekolah.
2. Tujuan
Setelah menerima pendidikan kesehatan selama 1 x 60 menit diharapkan para
guru Pembina UKS memahami tentang PHBS.
II. Evaluasi
1. Evaluasi Struktur
1) Kesiapan Alat dan Bahan : Alat dan bahan yang diperlukan, yaitu
power point dan soundsystem.
2) Kesiapan Pre Planning : Alat dan bahan sudah siap H-1.
2. Evaluasi Proses
1) Proses penyuluhan dapat berlangsung dengan lancar dan peserta
mampu memahami materi yang disampaikan melalui ceramah yang
diberikan.
2) Peserta memperhatikan saat ceramah berlangsung.
3) Kehadiran peserta 80% dan tidak ada peserta yang meninggalkan
tempat penyuluhan selama kegiatan berlangsung.
4) Peserta antusias bertanya hal yang belum dimengerti tentang materi.
3. Evaluasi Hasil
1) Peserta mampu menjelaskan dan memahami Pengertian PHBS
2) Peserta mampu menjelaskan indikator PHBS
3) Peserta mampu memjawab soal kuis dengan cepat dan tepat
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS (P3N)
KEPERAWATAN KESEHATAN KOMUNITAS DAN KELUARGA
FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
DI KELURAHAN KLAMPISNGASEM KEC. SUKOLILO SURABAYA
PERIODE 9 SEPTEMBER – 26 OKTOBER 2019
Mengetahui
Menyetujui
Ketua RW 1 Kepala Sekolah Pembimbing Akademik
Ir. I Dewa Nyoman W. Alfinatun Nazula, S.Pd Rista Fauziningtyas, S.Kep., Ns., M. Kep
NIP. 198505252016113101
SATUAN ACARA PENYULUHAN
PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT(PHBS)
DI SD RADEN PAKU KLAMPIS NGASEM SURABAYA
Disusun Oleh:
MAHASISWA B20 GELOMBANG I
I. Tujuan
1. Tujuan Instruksional Umum
Setelah mendapat penyuluhan selama 60 menit, siswa siswi serta Pembina
UKS SD Raden Paku dapat memahami tentang perilaku hidup bersih dan
sehat
2. Tujuan Instruksional Khusus
Setelah mendapat penyuluhan keluarga dapat :
1. Mengetahui pengertian perilaku hidup bersih dan sehat
2. Mengetahui tujuan perilaku hidup bersih dan sehat
3. Mengetahui indikator perilaku hidup bersih dan sehat
4. Mengetahui manfaat perilaku hidup bersih dan sehat
II. Sasaran
Peserta dalam penyuluhan ini adalah siswa siswi serta Pembina UKS
III. Materi
1. Pengertian perilaku hidup bersih dan sehat
2. Tujuan perilaku hidup bersih dan sehat
3. Indikator perilaku hidup bersih dan sehat
4. Manfaat perilaku hidup bersih dan sehat
IV. Metode
1. Ceramah
2. Tanya jawab
V. Media
1. PPT dan LCD
2. Leafleat
VI. Setting Tempat
Peserta penyuluhan duduk berhadapan dengan tim penyuluhan
Media
VIII. Pelaksanaan
No Waktu Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Peserta
1. 3 Menit Pembukaan:
1. Mengucapkan salam 1) Menjawab salam
2. Memperkenalkan diri 2) Mengenal tim
3. Menjelaskan kontrak waktu penyuluh
4. Menjelaskan tujuan dari 3) Mengetahui
penyuluhan kontrak waktu
5. Menyebutkan materi penyuluhan
penyuluhan yang akan 4) Mengerti tujuan
diberikan dari penyuluhan
5) Tahu apa saja yang
akan disampaikan
2. 15 Menit Pelaksanaan:
Mengkaji pengetahuan peserta 1) Mendengarkan dan
tentang Asi Eksklusif memperhatikan
Menjelaskan materi tentang: materi
1. Pengertian cuci tangan
2. Tujuan cuci tangan
3. Waktu yang tepat untuk
cuci tangan
4. Langkah-langkah cuci
tangan
5. Demonstrasi cuci tangan
3. 10 menit Diskusi/ Tanya jawab dan
evaluasi: 1) Mengajukan
1) Memberikan kesempatan pertanyaan
pada peserta untuk bertanya 2) Menanggapi
kemudian di diskusikan jawaban
bersama 3) Menjawab
2) Menanyakan kepada peserta pertanyaan
tentang materi yang telah
diberikan dan melakukan
redemonstrasi
4 2 Menit Terminasi:
1) Mengucapkan terimakasih 1) Mendengarkan dan
kepada peserta membalas salam
2) Mengucapkan salam penutup
IX. Evaluasi
1. Kriteria Struktur
1) Kontrak waktu dan tempat sebelum acara dilaksanakan.
2) Pembuatan SAP dan leaflet dikerjakan maksimal 3 hari sebelumnya.
3) Penentuan tempat yang akan digunakan dalam penyuluhan.
4) Pengorganisasian penyelenggaraan penyuluhan dilakukan sebelum dan
saat penyuluhan dilaksanakan.
2. Kriteria Proses
1) Peserta sangat antusias dan aktif bertanya selama materi penyuluhan
berlangsung.
2) Peserta mendengarkan dan memperhatikan penyuluhan dari awal
sampai akhir.
3) Pelaksanaan kegiatan sesuai SAP yang telah dibuat.
4) Pengorganisasian berjalan sesuai dengan job description.
3. Kriteria Hasil
1) Peserta yang datang dalam penyuluhan ini minimal 10 orang.
2) Peserta dapat mengikuti acara penyuluhan dari awal sampai akhir.
3) Acara dimulai tepat waktu tanpa kendala.
4) Peserta mengikuti kegiatan sesuai dengan aturan yang telah dijelaskan.
5) Peserta terbukti memahami materi yang telah disampaikan penyuluh
dilihat dari kemampuan menjawab pertanyaan penyuluh dengan benar.
MATERI PENYULUHAN PENDIDIKAN PERILAKU HIDUP BERSIH
DAN SEHAT (PHBS)
DI SD RADEN PAKU SURABAYA
RESUME KEGIATAN
PENYULUHAN PHBS (PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT)
C. Hasil Evaluasi
1. Evaluasi Struktur
1) Persiapan dan pre planning dilaksanakan 20 hari sebelum kegiatan
2) Pemberitahuan kepada kepala sekolah melalui pertemuan langsung
secara lesan 14 hari sebelumnya
3) Kegiatan Penyuluhan PHBS didokumentasikan sebagai bahan laporan
akhir.
2. Evaluasi Proses
1) Pada saat pelaksanaan sesuai dengan rencana yang sudah ditentukan,
tidak ada peserta yang meninggalkan tempat pada saat acara
2) Peserta diberikan materi tentang PHBS
3) Peserta antusias mengikuti acara penyuluhan dan Gerakan cuci tangan
bersama
3. Evaluasi Hasil
1) Peserta mengaku senang karena mendapatkan ilmu dan doorprize
2) Peserta yang hadir terdiri dari siswa dan siswi sebanyak 35 anak
3) Seluruh peserta mengikuti acara penyuluhan dan Gerakan cuci tangan
bersama
Lampiran Foto Kegiatan
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS (P3N)
KEPERAWATAN KESEHATAN KOMUNITAS DAN KELUARGA
FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
DI KELURAHAN KLAMPISNGASEM KEC. SUKOLILO SURABAYA
PERIODE 9 SEPTEMBER – 26 OKTOBER 2019
PRE PLANNING
PEMBERIAN DAN PENEMPELAN POSTER KESEHATAN
I. Pendahuluan
1. Latar Belakang
Sehat merupakan hak setiap individu agar dapat melakukan segala aktifitas
hidup sehari-hari. Untuk bisa hidup sehat, kita harus mempunyai Perilaku Hidup
Bersih dan Sehat. Perilaku ini merupakan sekumpulan perilaku yang dipraktikkan
atas dasar kesadaran sebagai hasil pembelajaran yang menjadikan sesorang atau
keluarga dapat menolong diri sendiri dibidang kesehatan masyarakatnya (Depkes,
2009:8). Hal seperti ini akan tercipta jika pengawasan kesehatan dimulai dari
anak usia sekolah baik tingkat pra sekolah, sekolah dasar, sekolah menengah
pertama dan sekolah menengah atas. Anak belajar dan diajar oleh lingkungan
mengenai bagaimana dia harus bertingkah laku yang baik dan tidak baik,
lingkungan dapat berarti orang tua, guru dan teman-temannya (Gunarsa,
2006:53).
Pada usia sekolah dasar (SD) anak perlu mendapat pengawasan kesehatan,
karena pada tahap ini merupakan proses pertumbuh dan perkembang yang teratur.
Anak pada usia ini 5-6 hari dalam seminggu akan pulang dan pergi ke sekolah
dengan melewati berbagai macam kondisi lalu lintas dan lingkungan yang
mengalami polusi, sumber penyakit, bergaul dengan teman yang semuanya rawan
tertular berbagai penyakit. Muncul berbagai penyakit yang sering menyerang
anak usia sekolah (usia 6-10) diatas, ternyata umumnya berkaitan dengan perilaku
hidup bersih dan sehat. Oleh karena itu, Perilaku Hidup Bersih dan sehat
disekolah merupakan kebutuhan mutlak dan dapat dilakukan melalui pendidikan
kesehatan itu sendiri. Penerapan perilaku hidup bersih dan sehat disekolah adalah
upaya untuk memberdayakan siswa, guru dan masyarakat lingkungan sekolah
agar tahu, mau dan mampu mempraktikkan perilaku hidup bersih dan sehat, dan
berperan aktif dalam mewujudkan sekolah sehat (Proverawati, 2012). Salah satu
pelaksanaan progam Perilaku Hidup Bersih dan Sehat yaitu PHBS di Sekolah.
PHBS di sekolah merupakan tatanan awal untuk menciptakan sumber daya
manusia yang sehat dan berkualitas untuk kemajuan bangsa dan Negara. Tatanan
sekolah merupakan salah satu ruang lingkup promosi kesehatan. Promosi
kesehatan di lingkungan sekolah sangat efektif karena anak sekolah merupakan
sasaran yang mudah dijangkau sebab terorganisasi dengan baik serta merupakan
kelompok umur yang peka dan mudah menerima perubahan. Anak sekolah juga
berada dalam tahap pertumbuhan dan perkembangan sehingga mudah untuk
dibimbing, diarahkan, dan ditanamkan kebiasaankebiasaan baik.
Salah satu upaya pemberian pendidikan kesehatan di sekolah adalah melalui
promosi kesehatan. Promosi kesehatan dapat dilakukan dengan menggunakan
berbagai metode dan media yang disesuaikan dengan sasaran. Cara efektif dalam
pendekatan kelompok adalah dengan media poster. Media poster adalah sebagai
kombinasi visual dari rancangan yang kuat, dengan warna, dan pesan dengan
maksud untuk menangkap perhatian orang yang lewat, tetapi cukup lama
menanamkan gagasan yang berarti di dalam ingatannya (Sudjana dan Rivai
2007:51). Media poster dapat didefinisikan sebagai kombinasi visual dari
rancangan yang kuat, dengan warna, dan pesan dengan maksud untuk menangkap
perhatian orang. Jika ingin menarik perhatian dan mempunyai pengaruh yang
cukup kuat dalam menyampaikan pesan, poster haruslah memiliki daya tarik
pandang yang kuat. Untuk itu dalam mendesain poster haruslah mematuhi
karakteristik.Karakteristik poster yang kaut dalam menyanpaikan pesan maka
akan mampu merubah perilaku hidup siswa, guru, dan masyarakat sekolah.
Misalnya di sekolah tingkat SD ditempelkan poster-poster yang menyampaikan
pesan tentang prilaku hidup bersih dan sehat, secara tidak langsung bahwa guru
sudah berusaha untuk merubah prilaku siswa menjadi hidup sehat melalui media
poster yang ditempelkan di dinding-dinding tembok dalam kelas.
2. Tujuan
Setelah pemberian dan penempelan poster kesehatan bersama siswa siswi
dapat merubah perilaku hidup sehat melalui media poster dan dapat memenuhi
kriteria trias UKS tentang adanya media informasi pendidikan kesehatan di
sekolah
III. Evaluasi
1. Evaluasi Struktur
1) Kesiapan Alat dan Bahan : Alat dan bahan yang diperlukan, yaitu poster,
Lem
2) Kesiapan Pre Planning : Alat dan bahan sudah siap H-1.
2. Evaluasi Proses
1. Proses pemberian dan penempelan poster dapat berlangsung dengan
lancar
2. Peserta antusias bertanya hal yang belum dimengerti tentang materi.
3. Evaluasi Hasil
Memenuhi Kriteria Trias UKS tentang adanya sarana media informasi
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS (P3N)
KEPERAWATAN KESEHATAN KOMUNITAS DAN KELUARGA
FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
DI KELURAHAN KLAMPISNGASEM KEC. SUKOLILO SURABAYA
PERIODE 9 SEPTEMBER – 26 OKTOBER 2019
Mengetahui
Menyetujui
Ketua RW 1 Kepala Sekolah Pembimbing Akademik
Ir. I Dewa Nyoman W. Alfinatun Nazula, S.Pd Rista Fauziningtyas, S.Kep., Ns., M. Kep
NIP. 198505252016113101
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS (P3N)
KEPERAWATAN KESEHATAN KOMUNITAS DAN KELUARGA
FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
DI KELURAHAN KLAMPISNGASEM KEC. SUKOLILO SURABAYA
PERIODE 9 SEPTEMBER – 26 OKTOBER 2019
RESUME KEGIATAN
PENEMPELAN POSTER KESEHATAN BERSAMA
B. Susunan Acara
No. Waktu Kegiatan
1 10.50 Perisapan alat
2 11.05 1. Foto bersama dengan kepala sekolah
2. Penempelan poster bersama siswa
3 11.15 Selesai
C. Hasil Evaluasi
1. Evaluasi Struktur
1) Persiapan dan pre planning dilaksanakan 20 hari sebelum kegiatan
2) Pemberitahuan kepada kepala sekolah melalui pertemuan langsung
secara lesan 14 hari sebelumnya
3) Kegiatan Penempelam poster didokumentasikan sebagai bahan
laporan akhir.
2. Evaluasi Proses
1) Pada saat pelaksanaan sesuai dengan rencana yang sudah ditentukan,
tidak ada peserta yang meninggalkan tempat pada saat acara
2) Peserta diberikan poster untuk penempelan bersama
3) Peserta antusias mengikuti acara penempelan poster kesehatan
bersama
3. Evaluasi Hasil
1) Peserta mengaku antusias dan senang bisa mendapat poster yang
informatif
LAMPIRAN FOTO KEGIATAN
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS (P3N)
KEPERAWATAN KESEHATAN KOMUNITAS DAN KELUARGA
FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
DI KELURAHAN KLAMPISNGASEM KEC. SUKOLILO SURABAYA
PERIODE 9 SEPTEMBER – 26 OKTOBER 2019
PRE PLANNING
PEMBINAAN KADER KESEHATAN UKS
I. Pendahuluan
1. Latar Belakang
Pembangunan kesehatan diarahkan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan,
dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar peningkatan derajat kesehatan
masyarakat yang setinggi-tingginya dapat terwujud. Sesuai dengan visi dan misi
pembangunan kesehatan menuju Indonesia Sehat 2015 yang bertujuan untuk
mewujudkan masyarakat sehat yang mandiri dan berkeadilan, maka dalam
pelaksanaannya harus menyentuh seluruh lapisan masyarakat serta seluruh
kelompok umur termasuk murid Sekolah Dasar (SD) (Kepmenkes, 2010).
Program yang dikembangkan dalam penanganan masalah kesehatan pada
anak sekolah dasar di antaranya adalah Usaha Kesehatan Sekolah (UKS),
pelaksanaan program UKS ini dilakukan secara lintas sektoral maupun lintas
program karena UKS merupakan salah satu upaya kesehatan pengembangan di
Puskesmas (Depkes, 2004). Dermawan (2012) dan Mubarak, Chayatin, Santoso
(2012) menyatakan Upaya Kesehatan Sekolah (UKS) merupakan usaha kesehatan
masyarakat yang menjadi tanggungjawab puskesmas yang ditujukan kepada
masyarakat sekolah, meliputi peserta didik, guru, dan karyawan sekolah lainnya
dengan upaya membina dan mengembangkan kebiasaan hidup sehat melalui
program pendidikan dan pelayanan kesehatan. Tujuan umum dari
terselenggaranya UKS adalah untuk meningkatkan kemampuan hidup sehat
peserta didik dan menciptakan lingkungan sehat sehingga optimalnya
pertumbuhan dan perkembangan anak didik dalam pembentukan manusia
Indonesia seutuhnya (Dermawan, 2012).
Berdasarkan pengkajian yang dilakukan di SD Raden Paku Klampis Ngasem
sudah terdapat UKS tetapi kader kesehatan UKS di sekolah tersebut kurang
memahami dalam penerapan pemberian pelayanan kesehatan di UKS. Dari 12
kelas yang ada di SD Raden Paku tersebut terdapat sekitar 30 Kader kesehata
UKS. Setiap kelas memiliki 2 kader kesehatan UKS yang mendapatkan
pendidikan kesehatan dan penyuluhan tentang UKS dari Puskesmas. Program
UKS yang lebih dipegang sendiri oleh guru UKS sehingga dalam pemberian
pelayanan kesehatan belum dapat secara optimal, padahal dalam program UKS
peran kader kesehatan UKS sangatlah penting seperti mengawasi kebersihan kelas
dan halaman sekolah, mengawasi kebersihan warung sekolah, sebagai contoh
dalam 4 perilaku hidup bersih dan sehat di sekolah maupun di luar sekolah,
membantu teman yang mengalami kecelakaan ringan (pertolongan pertama pada
kecelakaan/P3K), melakukan pengukuran tinggi badan dan berat badan pada
murid di sekolah, dan membantu guru UKS (Purnomo, 2006).
Pengetahuan yang baik dan keaktifan masyarakat sekolah dalam
melaksanakan program UKS dapat mengoptimalkan pemberian pelayanan
kesehatan melalui UKS. Berdasarkan pengkajian ditemukan bahwa program UKS
di SD Raden Paku Klampis Ngasem yang tidak efektif dalam penyelenggaraannya
karena hanya dipegang sendiri oleh guru UKS. Penyebabnya adalah kurangnya
pengetahuan dan keaktifan kader kesehatan UKS dalam pemberian pelayanan
kesehatan melalui UKS. Berdasarkan teori pemberian pelayanan kesehatan oleh
kader kesehatan UKS melalui UKS minimalnya harus memiliki dan memahami
pengetahuan tentang dasar-dasar pola hidup bersih dan sehat, pertolongan pertama
pada kecelakaan (P3K) dan pertolongan pertama pada penyakit (P3P), pengukuran
berat badan dan tinggi badan untuk mengetahui pertumbuhan peserta didik di
sekolah, pengawasan makanan dan kebersihan warung sekolah (Dermawan,
2012).
Pelaksanaan pembinaan kader kesehatan UKS di UKS dan terlaksananya
program UKS diharapkan dapat dirasakan oleh warga sekolah, khususnya dapat
meningkatkan kesehatan siswa dalam berperilaku hidup bersih dan sehat di
sekolah maupun di luar sekolah untuk diri sendiri dan orang lain. Dilakukannya
evaluasi pelaksanaan program UKS dan dokter kecil di sekolah melalui
pengetahuan siswa, dapat terlihat program UKS dan kader kesehatan UKS lebih
baik diadakan atau tidak.
2. Tujuan
Setelah menerima pendidikan kesehatan selama 2 x 60 menit diharapkan para
kader kesehatan UKS memahami materi mengenai PHBS, Kesehatan lingkungan,
Pelatihan P3K.
5. Metode
1) Ceramah dan diskusi
2) Demonstrasi dan Simulasi
3) Tanya jawab
6. Susunan Acara
No Jam Kegiatan Penanggung jawab
1 09.45-10.00 Registrasi peserta Ria Sabekti, S.Kep
2 10.00-10.10 Pembukaan Vinda Kuswana, S.Kep
10.10-11.00 Penyampaian materi Aziz N, S.Kep
3 pendidikan kesehatan PHBS, Arsy Susilawati, S.Kep
Pelatihan P3K.
5 11.00-11.20 Sesi tanya jawab dan Vinda Kuswana, S.Kep
Diskusi
III. Evaluasi
1. Evaluasi Struktur
1) Kesiapan Alat dan Bahan : Alat dan bahan yang diperlukan,
yaitu power point dan sound system.
2) Kesiapan Pre Planning : Alat dan bahan sudah siap H-1.
2. Evaluasi Proses
1) Proses penyuluhan dapat berlangsung dengan lancar dan
peserta mampu memahami materi yang disampaikan melalui
ceramah yang diberikan.
2) Peserta memperhatikan saat ceramah berlangsung.
3) Kehadiran peserta 80% dan tidak ada peserta yang
meninggalkan tempat penyuluhan selama kegiatan
berlangsung.
4) Peserta antusias bertanya hal yang belum dimengerti tentang materi.
3. Evaluasi Hasil
1) Peserta mampu menjelaskan dan memahami materi mengenai
pertolongan pertama pada kecelakaan (Pingsan, Jatuh)
2) Peserta mampu mempraktekkan P3K, (Pertolongan pada pingsan dan
jatuh)
3) Peserta mampu memjawab soal kuis dengan cepat dan tepat
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS (P3N)
KEPERAWATAN KESEHATAN KOMUNITAS DAN KELUARGA
FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
DI KELURAHAN KLAMPISNGASEM KEC. SUKOLILO SURABAYA
PERIODE 9 SEPTEMBER – 26 OKTOBER 2019
Mengetahui
Menyetujui
Ketua RW 1 Kepala Sekolah Pembimbing Akademik
Ir. I Dewa Nyoman W. Alfinatun Nazula, S.Pd Rista Fauziningtyas, S.Kep., Ns., M. Kep
NIP. 198505252016113101
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)
Disusun Oleh:
A. Tujuan
1. Tujuan instruksional Umum (TIU)
Setelah melakukan penyuluhan kesehatan dalam waktu 45 menit diharapkan
siswa/i mampu memahami dan mengerti tentang Pertolongan Pertama Pada
Kecelakaan (P3K).
2. Tujuan Instruksional Khusus (TIK)
Setelah mengikuti penyuluhan diharapkan siswa-siswi di sekolah dapat :
1) Menjelaskan pengertian tentang P3K
2) Menjelaskan tujuan P3K
3) Menjelaskan pelaksanaan P3K.
4) Menyebutkan teknik dalam P3K (penanganan luka, balut bidai)
B. Sasaran
Siswa dan siswi SD Raden Paku Klampis Ngasem Surabaya
C. Metode
Ceramah, Tanya jawab
D. Media
Leaflet, Laptop (Powerpoint), LCD
E. Materi
Terlampir
F. Setting Tempat
Moderator Penyaji
Observer
G. Kegiatan
No Kegiatan Peserta Waktu
H. Jobdisk
1. Pemateri
a. Menggali kemampuan dan pengalaman peserta mengenai topik yang
dibicarakan.
b. Menyampaikan materi.
2. Moderator
a. Membuka dan menutup acara.
b. Memperkenalkan tim.
c. Menjelaskan kontrak waktu dan mekanisme acara.
d. Memberikan umpan balik atau feed back.
e. Memfasilitasi diskusi.
f. Membuat kesimpulan.
3. Fasilitator
a. Memperhatikan kehadiran anggota.
b. Memotivasi anggota.
c. Mempertahankan dan memotivasi anggota.
d. Membantu dalam hal teknis penyajian penyuluhan.
4. Observer
a. Mengobservasi jalannya penyuluhan.
b. Mengevaluasi jalannya penyuluhan.
c. Menulis pertanyaan dan jawaban.
I. Evaluasi
a. Evaluasi struktural
75% siswa dan siswi dapat menghadiri kegiatan penyuluhan.
Tempat dan peralatan penyuluhan yang dibutuhkan tersedia.
Mahasiswa menjalankan tugas yang diberikan dengan baik.
b. Evaluasi proses
Kegiatan penyuluhan terlaksana sesuai dengan waktu yang ditetapkan
75% siswa dan siswi yang hadir, mendengarkan dan berpatisipasi aktif
dalam kegiatan penyuluhan.
c. Evaluasi hasil
a. Siswa dan siswi yang hadir mampu untuk menyebutkan :
1. Menjelaskan pengertian tentang P3K
2. Menjelaskan tujuan P3K
3. Menjelaskan pelaksanaan P3K
4. Menyebutkan teknik dalam P3K (Penanganan Luka, Balut
Bidai)
Lampiran
MATERI PENYULUHAN
PERTOLONGAN PERTAMA PADA KECELAKAAN DAN PEMBIDAIAN
2. Tujuan P3K
1) Mencegah cidera bertambah parah
2) Menunjang upaya penyembuhan
5. Pelaksanaan P3K
Langkah-langkah pemeriksaan korban kecelakaan
1) Periksa kesadaran
Apakah korban sadar atau tidak, pingsan, gelisah, acuh tak acuh. Hilangkan
penyebab gangguan kesadaran, istirahatkan dan tenangkan korban yang
gelisah, bila korban tidak sadar selama 30 menit ia langsung diangkut ke
dokter atau puskesmas/ rumah sakit
2) Periksa pernafasan
Apakah pernafasan kornban berhenti, cepat, lambat, tidak teratur, amati
korban (lihat cuping hidung-dengar). Tindakan awal adalah memebebaskan
jalan nafas dan memepertahankan saluran pernafasan. Bila pernafasan
berhenti maka harus dilakukan pernafasan buatan.
3) Periksa tanda-tanda perdarahan dan peredaran darah
Apakah teraba denyut jantung? Tindakan yang harus dilakukan dengan segera
adalah menghentikan perdarahan
4) Periksa keadaan local (patah tulang, luka) dan perhatikan keluhan :
Tanyakan kepada korban apakah korban adarasa nyeri, linu, sakit? Minta
tunjukkan tempat yang sakit. Apabila ada luka harus dilihat juga apakah luka
lain, beritahu korban bahwa ia akan ditolong dan ajaklah bercakap-cakap
5) Gangguan yang diderita korban kecelakaan :
Pada dasarnya pada setiap korban kecelakaan dapat dibedakan gangguan
berupa :
Gangguan umum :
Dimana keadaan umum/kesehatan korban terganggu yang daalm waktu
singkat akan mengancam jiwa korban, misalnya
1. Gangguan pernapasan
a. Pengertian : kesulitan bernapas, sampai tidak bernafas
b. Penyebab : sumbatan jalan nafas, kelemahan atau kejang otot
pernapasan , menghisap asap atau gas beracun
c. Penggolongan : korban sadar dan korban tidak sadar
d. Prioritas pertolongan : pada korban yang tidak sadar
e. Lokasi gangguan : di rongga hidung, kerongkongan, sampai paru-paru
f. Tindakan P3K : berikan prnafasan buatan
2. Gangguan kesadaran
a. Pengertian : keadaan dimana kesadarn berkurang atau hilang sama
sekali
b. Penyebab
a) Benturan/ pukulan kepala
b) Sinar terik matahari langsung mengenai kepala
c) Berada dalam ruangan penuh orang, sehingga kekurangan zat
asam
d) Keadaan tertentu di maan tubuh lemah, kurang latihan, perut
kosong, dll.
c. Penggolongan : kesadaran kurang dan kesadaran hilang
d. Prioritas pertolongan :
a) Korban tidak sadar denagn gangguan pernafasan
b) Korban yang kesadarannay berkurang
e. Lokasi gangguan : pada sususnan saraf pusat (SSP)
f. Tindakan P3K :
a) Angkat penderita ketempat yang teduh dan baik sirkulasi
udaranya
b) Tidurkan terlentangtanpa bantal bila mukanya pucat/ biru,jika
mukanya merah berikan bantal
c) Longgarkan semua pakaian yang mengikat
d) Bila penderita sadar berikan minum yang hangat
e) Beri selimut supaya badannya hangat
f) Jika perlu kirim ke rumah sakit
3. Gangguan peredaran darah/berat (syok)
a. Pengertian : keadaan yang dapat mengancam kehidupan dimaan otak
dan alat vital lain kekurangan darah oleh berbagai sebab
b. Penyebab :
1) Kekurangan darah/cairan (muntaber)
2) Luka bakar yang luas
3) Nyeri yang hebat
4) Tidak tahan terhadap obat/ bahan kimia tertentu
c. Penggolongan
a) Ringan , dengan tanda-tanda ; pucat, kulit dingin, nadi lemah dan
cepat (100x/menit), korban gelisah, rasa haus, kadang-kadang
ngacau
b) Berat, dengan tanda-tanda : sangat pucat, mata cekung, pernafasan
cepat dan tidak teratur, nadi susah teraba dan apabila teraba sangat
cepat (150x/menit)
d. Lokasi gangguan : kulit, saluran pencernaan dan patah tulang
e. Tindakan P3K
a) Bawa korban ke tempat teduh dan aman, dan bila tidak terdapat
perdarahan di kepala tidurkan terlentang tanpa bantal, atas kepala
lebih rendah dari kaki, bila tidsak ada patah tulang dan perdarahan
dianggota badan, kaki diluruskan dan tangannya
b) Pakaian korban dikendorkan
c) Tenangkan korban dan usahakan agar badan tetap hangat
d) Bila ada luka atau perdarahan, rawat lukanya dan hentikan
perdarahannya
e) Bila ada patah tulang kerjakan pembidaian
f) Bila munteber beri oralit
4. Perdarahan
a. Pengertian : perdarahan adalah keluarnya darah dari pembuluh
darahyang rusaknya. Perdarahan ada 2 macam, yaitu perdarakhan
keluar dan perdarahan ke dalam
b. Penyebab : putusnya pembuluh darah atau perlukaan paad pembuluh
darah
c. Penggolongan
1) Perdarahan pembuluh darah nadi/arteri
2) Perdarahan pembuluh darah balik atau vena
3) Perdarahan pembuluh darah rambut/kapiler
d. Prioritas pertolongan : pembuluh darah nadi
e. Tindakan P3K
1) Bagian anggota badan yang berdarah tinggikan
2) Tekan pembuluh darah yang terletak di antara tempat perdarahan
B. PEMBIDAIAN
1. Pengertian
Pembidaian adalah tindakan memfiksasi/mengimobilisasi bagian tubuh yang
mengalami cedera, dengan menggunakan benda yang bersifat kaku maupun
fleksibel sebagai fixator/imobilisator.
2. Tujuan
a. Mencegah gerakan bagian yang sakit sehingga mengurangi nyeri dan
mencegah kerusakan lebih lanjut
b. Mempertahankan posisi yang nyaman
c. Mempermudah transportasi korban
d. Mengistirahatkan bagian tubuh yang cedera
e. Mempercepat penyembuhan
3. Prinsip Pembidaian
a. Lakukan pembidaian di mana anggota badan mengalami cedera (korban
jangan dipindahkan sebelum dibidai). Korban dengan dugaan fraktur lebih
aman dipindahkan ke tandu medis darurat setelah dilakukan tindakan
perawatan luka, pembalutan dan pembidaian.
b. Lakukan juga pembidaian pada persangkaan patah tulang, jadi tidak perlu
harus dipastikan dulu ada tidaknya patah tulang. Kemungkinan fraktur
harus selalu dipikirkan setiap terjadi kecelakaan akibat benturan yang
keras. Apabila ada keraguan, perlakukan sebagai fraktur.
Tanda dan gejala patah tulang:
1) Adanya tanda ruda paksa pada bagian tubuh yang diduga terjadi patah
tulang: pembengkakan, memar, rasa nyeri.
2) Nyeri sumbu: apabila diberi tekanan yang arahnya sejajar dengan tulang
yang patah akan memberikan nyeri yang hebat pada penderita.
3) Deformitas: apabila dibandingkan dengan bagian tulang yang sehat terlihat
tidak sama bentuk dan panjangnya.
4) Bagian tulang yang patah tidak dapat berfungsi dengan baik atau sama
sekali tidak dapat digunakan lagi.
c. Melewati minimal dua sendi yang berbatasan.
4. Jenis Alat Bidai
a) Bidai Keras
Umumnya terbuat dari kayu, alumunium, karton, plastik atau bahan lain
yang kuat dan ringan. Pada dasarnya merupakan bidai yang paling baik
dan sempurna dalam keadaan darurat. Kesulitannya adalah mendapatkan
bahan yang memenuhi syarat di lapangan. Contoh : bidai kayu, bidai
udara, bidai vakum.
b) Bidai Traksi
Bidai bentuk jadi dan bervariasi tergantung dari pembuatannya, hanya
dipergunakan oleh tenaga yang terlatih khusus, umumnya dipakai pada
patah tulang paha. Contoh : bidai traksi tulang paha
c) Bidai Improvisasi
Bidai yang dibuat dengan bahan yang cukup kuat dan ringan untuk
penopang. Pembuatannya sangat tergantung dari bahan yang tersedia dan
kemampuan improvisasi si penolong. Contoh : majalah, koran, karton dan
lain-lain.
d) Gendongan Belat/Bebat
Pembidaian dengan menggunakan pembalut, umumnya dipakai mitela
(kain segitiga) dan memanfaatkan tubuh penderita sebagai sarana untuk
menghentikan pergerakan daerah cedera. Contoh : gendongan lengan.
5. Prosedur Pembidaian
a. Siapkan alat-alat selengkapnya
b. Apabila penderita mengalami fraktur terbuka, hentikan perdarahan dan
rawat lukanya dengan cara menutup dengan kasa steril dan membalutnya.
c. Bidai harus meliputi dua sendi dari tulang yang patah. Sebelum dipasang,
diukur dahulu pada sendi yang sehat.
d. Bidai dibalut dengan pembalut sebelum digunakan. Memakai bantalan di
antara bagian yang patah agar tidak terjadi kerusakan jaringan kulit,
pembuluh darah, atau penekanan syaraf, terutama pada bagian tubuh yang
ada tonjolan tulang.
e. Mengikat bidai dengan pengikat kain (dapat kain, baju, kopel, dll) dimulai
dari sebelah atas dan bawah fraktur. Tiap ikatan tidak boleh menyilang
tepat di atas bagian fraktur. Simpul ikatan jatuh pada permukaan bidainya,
tidak pada permukaan anggota tubuh yang dibidai.
f. Ikatan jangan terlalu keras atau kendor. Ikatan harus cukup jumlahnya agar
secara keseluruhan bagian tubuh yang patah tidak bergerak.
g. Kalau memungkinkan anggota gerak tersebut ditinggikan setelah dibidai.
h. Sepatu, gelang, jam tangan dan alat pengikat perlu dilepas.
DAFTAR PUSTAKA
Disusun Oleh:
A. Tujuan
1. Tujuan instruksional Umum (TIU)
Setelah melakukan penyuluhan kesehatan dalam waktu 30 menit diharapkan
siswa/i mampu memahami dan mengerti tentang pertolongan pertama pada orang
pingsan.
2. Tujuan Instruksional Khusus (TIK)
Setelah mengikuti penyuluhan diharapkan siswa-siswi di sekolah dapat :
a. Menyebutkan kembali pengertian pingsan
b. Menyebutkan kembali penyebab pingsan
c. Menyebutkan kembali tanda dan gejala pingsan
d. Mampu menyebutkan kembali pertolongan pertama pada orang pingsan
B. Sasaran
Siswa dan siswi SD Raden Paku Klampis Ngasem Surabaya
C. Metode
Ceramah, Tanya jawab
D. Media
Leaflet, Laptop (Powerpoint), LCD
E. Materi
Terlampir
F. Setting Tempat
Moderator Penyaji
Observer
G. Kegiatan
No Kegiatan Peserta Waktu
H. Job Deskripsi
5. Pemateri
c. Menggali kemampuan dan pengalaman peserta mengenai topik yang
dibicarakan.
d. Menyampaikan materi.
6. Moderator
g. Membuka dan menutup acara.
h. Memperkenalkan tim.
i. Menjelaskan kontrak waktu dan mekanisme acara.
j. Memberikan umpan balik atau feed back.
k. Memfasilitasi diskusi.
l. Membuat kesimpulan.
7. Fasilitator
e. Memperhatikan kehadiran anggota.
f. Memotivasi anggota.
g. Mempertahankan dan memotivasi anggota.
h. Membantu dalam hal teknis penyajian penyuluhan.
8. Observer
d. Mengobservasi jalannya penyuluhan.
e. Mengevaluasi jalannya penyuluhan.
f. Menulis pertanyaan dan jawaban.
I. Evaluasi
d. Evaluasi struktural
75% siswa dan siswi dapat menghadiri kegiatan penyuluhan.
Tempat dan peralatan penyuluhan yang dibutuhkan tersedia.
Mahasiswa menjalankan tugas yang diberikan dengan baik.
e. Evaluasi proses
Kegiatan penyuluhan terlaksana sesuai dengan waktu yang ditetapkan
75% siswa dan siswi yang hadir, mendengarkan dan berpatisipasi aktif
dalam kegiatan penyuluhan.
f. Evaluasi hasil
b. Siswa dan siswi yang hadir mampu untuk menyebutkan :
1. Menyebutkan kembali pengertian pingsan
2. Menyebutkan kembali penyebab pingsan
3. Menyebutkan kembali tanda dan gejala pingsan
4. Mampu menyebutkan kembali pertolongan pertama pada orang
pingsan
Lampiran
MATERI PENYULUHAN
PERTOLONGAN PERTAMA PADA ORANG YANG MENGALAMI
PINGSAN
1. Pengertian Pingsan
Pingsan adalah kehilangan kesadaran yang terjadi secara mendadak dan
dalam waktu yang singkat..
2. Penyebab Pingsan
a. Cuaca Panas
b. Kelaparan
c. Kurang minum/dehidrasi
d. Kelelahan
3. Tanda dan Gejala Pingsan
a. Pucat
b. Lemas
c. Pusing
d. Mata berkunang-kunang
e. Keringat dingin
f. Mual
g. Kulit dingin dn lembab
4. Pertolongan pertama pada orang Pingsan
Pertolongan pertama pada orang yang mengalami pingsan adalah :
a. Baringkan orang yang pingsan
b. Cek respon. Bisa dengan panggil namanya atau dengan menepuk-nepuk
bahunya
c. Jika mengenakan pakaian ketat, longgarkan. Terlebih di bagian leher
d. Memanggil bantuan.
e. Mengangkat kaki korban
f. Apabila korban telah sadar biarkan ia tetap berbaring. Apabila ingin
bangun dilakukan secara bertahap
g. Memberikan teh manis.
DAFTAR PUSTAKA
RESUME KEGIATAN
PEMBINAAN KADER KESEHATAN UKS
F. Hasil Evaluasi
1. Evaluasi Struktur
1) Persiapan dan pre planning dilaksanakan 20 hari sebelum kegiatan
2) Pemberitahuan kepada kepala sekolah melalui pertemuan langsung
secara lesan 14 hari sebelumnya
3) Kegiatan Pembinaan Kader Kesehatan UKS didokumentasikan
sebagai bahan laporan akhir.
2. Evaluasi Proses
1) Pada saat pelaksanaan sesuai dengan rencana yang sudah ditentukan,
tidak ada peserta yang meninggalkan tempat pada saat acara
2) Peserta diberikan materi dan pelatihan tentang P3K (penanganan luka)
dan Penanganan pada Sinkop
3) Peserta antusias mengikuti acara pelatihan dan antusias untuk
mempraktekan pada temannya
3. Evaluasi Hasil
1) Peserta mengaku senang karena mendapatkan ilmu dan doorprize
2) Peserta yang hadir terdiri dari siswa dan siswi sebanyak 10 anak
3) Seluruh peserta mengikuti acara pelatihan
Lampiran Foto Kegiatan