Anda di halaman 1dari 9

A.

Latar Belakang Masalah (Tugas 2)

Berdasarkan Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun 2003 Tentang

Sistem Pendidikan Nasional Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan (PJOK)

merupakan bagian integral dari pendidikan secara keseluruhan, bertujuan untuk

mengembangkan aspek kebugaran jasmani, keterampilan gerak, keterampilan

berfikir kritis, keterampilan sosial, penalaran, stabilitas emosional, tindakan

moral, aspek pola hidup sehat dan pengenalan lingkungan bersih melalui aktivitas

jasmani, olahraga dan kesehatan terpilih yang direncanakan secara sistematis

dalam rangka mencapai tujuan pendidikan nasional. Menurut (Muliadi, 2018:22)

Peran guru pendidikan jasmani, olahraga, dan kesehatan adalah membimbing

peserta didik untuk melakukan gerakan terampil dan efektif dalam pembelajaran

olahraga, selain itu guru PJOK mempunyai tugas untuk menggerakkan

masyarakat sekolah untuk aktif dalam melaksanakan UKS. Usaha Kesehatan

Sekolah (UKS) adalah suatu upaya pendidikan guna meningkatkan derajat

kesehatan peserta didik sejak usia dini yang dilaksanakan di sekolah (Fakhrudin

Sholeh, 2017:202). Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) dan Pendidikan jasmani,

olahraga, dan kesehatan tidak bisa dipisahkan, karena jika peserta didik sehat dan

bugar maka peserta didik tersebut dapat meningkatkan kemampuan prestasi

belajarnya. Pendidikan jasmani, olahraga, dan kesehatan (PJOK) merupakan

1
sebuah pembelajaran yang tidak hanya memberikan aktivitas gerak, tetapi juga memberikan

pengetahuan tentang pendidikan kesehatan. (Muliadi, 2018;26), menyatakan guru PJOK harus

mempunyai peran yang baik di dalam program UKS dan mempunyai upaya-upaya yang baik

antara lain: 1) Memberikan pendidikan kesehatan dan pengalaman-pengalaman kepada peserta

didik agar dapat membentuk kepribadian yang baik. 2) Menciptakan lingkungan, mental dan

sosial yang dapat memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk tumbuh dan berkembang.

Hal ini dapat membantu peserta didik untuk lebih peduli terhadap kesehatan. Dengan adanya

UKS diharapkan peserta didik dapat meningkatkan kesadaran betapa pentingnya kesehatan di

lingkungan sekolah. Dalam pelaksanaan kegiatan usaha sekolah, guru pendidikan jasmani

mempunyai peran yang penting selain petugas kesehatan lainnya, karena guru pendidikan

jasmani mempunyai pengetahuan akan kesehatan, anatomi, fisiologi, gizi, penanganan cedera

dan sebagainya. Berdasarkan pengamatan singkat penulis lakukan di beberapa Sekolah

Menengah Pertama di Kecamatan Banjarbaru Utara, tentang peran guru Pendidikan Jasmani

Olahraga dan Kesehatan melalui Usaha Kesehatan Sekolah dikatakan belum maksimal karena

guru PJOK tidak menempati posisi terpenting dalam pengelolaan UKS dan sekolah kurang

merealisasikan program-program UKS. Program UKS atau yang bisa disebut Trias UKS, yang

terdiri dari pendidikan kesehatan, pelayanan kesehatan, dan pembinaan lingkungan kehidupan

sekolah sehat. Program Trias UKS sudah semestinya menjadi acuan guru dalam menjalankan

UKS di sekolah. Kenyataan yang ada pelaksanaan UKS masih belum sesuai dengan program

Trias UKS, sehingga pelaksanaan UKS dirasa kurang maksimal. Contohnya pengukuran tinggi

badan dan berat badan yang seharusnya dilaksanakan rutin setiap satu bulan sekali terkadang

hanya dilaksanakan satu tahun sekali, pengukuran ketajaman mata yang seharusnya dilaksanakan

paling tidak dua kali dalam satu tahun terkadang tidak dilaksanakan, penataan ruang UKS yang

2
seharusnya dilaksanakan paling tidak sekali dalam satu bulan hanya dilaksanakan ketika akan

ada tim puskesmas yang akan datang ke sekolah, keadaan ini menunjukkan bahwa pelayanan

yang diberikan oleh pengelola Usaha Kesehatan Sekolah belum optimal. Keberhasilan

pelaksanaan trias UKS yang baik, dirasa sangat mempengaruhi dalam keberhasilan peningkatan

derajat kesehatan di lingkungan sekolah. Masalah-masalah yang dapat muncul karena kurang

terlaksana dengan baiknya trias UKS adalah seperti meningkatnya perilaku merokok di

lingkungan sekolah oleh peserta didik, adanya pemakaian NAPZA dan meningkatnya perilaku

seks bebas serta HIV/AIDS (Novariana et al., 2018:2). Masalah ini semakin didukung dengan

kurangnya perlengkapan UKS di SMPN se-Kecamatan Banjarbaru Utara. Selain itu,

kelengkapan peralatan dan obat-obatan belum maksimal. Tidak tersedianya dana UKS yang

memadai maka obat-obatan dan alat-alat medis yang ada di UKS pun masih kurang lengkap dan

obat di UKS sudah banyak yang kadaluarsa pihak sekolah hanya menyiapkan beberapa macam

obat-obatan saja sehingga jika ada siswa yang terkena sakit atau penyakit pada saat di sekolah

kurang mendapatkan penanganan dari pihak UKS yang sering terjadi hanya sesama siswa yang

mengobati hal itu di akibat kan pelayanan UKS tidak berjalan dengan baik. Dengan kurang nya

peralatan serta kontrol terhadap obat-obatan yang tersedia masih kurang maka akan mengurangi

kualitas yang diberikan. Keadaan ini menunjukkan bahwa pelayanan yang diberikan oleh

pengelola Usaha kesehatan sekolah belum maksimal.

Peranan guru PJOK dalam menjalankan program UKS di antaranya ialah

menanamkan kebiasaan hidup sehat kepada anak didiknya, pemeriksaan dan pengawasan

kebersihan perorangan dan lingkungan, mengenal kelainan peserta didik yang mungkin terdapat

(jasmani dan rohani), pembinaan kebugaran jasmani, membimbing murid melakukan gerakan

terampil dan efektif untuk segala aktivitasnya, termasuk pemupukan bakat di bidang

3
keolahragaan, menjalankan P3K dan pengobatan ringan dalam batas kemampuannya dan jika

perlu mengirimkan ke poliklinik terdekat, mengenal tanda penyakit menular beserta masalah dan

tindakan selanjutnya (misalnya melarang murid yang menderita sakit cacar air, campak, batuk

rejan, gondongan dan lain-lain, masuk sekolah), menjadi teladan bagi muridnya, membuat

catatan tentang kegiatan UKS, membantu petugas kesehatan dalam tugasnya di sekolah. Menurut

(Apriani & Gazali, 2018: 22) Guru mempunyai peranan yang sangat penting di dalam

pelaksanaan UKS, mengingat bahwa gurulah yang setiap hari menghadapi anak didik dan

mengikuti pertumbuhan, perkembangan, dan keadaan kesehatan anak didiknya. Berdasarkan

pengamatan yang telah dilaksanakan di sekolah se-Kecamatan Banjarbaru Utara, guru PJOK

tidak menjalankan mengambil peran penting di struktur kepengurusan UKS hal ini menjadi

masalah yang utama dikarenakan guru PJOK tidak memegang peran paling penting pada struktur

tersebut. Berdasarkan Pokok Kebijaksanaan Pembinaan dan Pengembangan UKS dan Tim

Pembina UKS yang telah ditetapkan oleh pemerintah, UKS memiliki tiga program utama yang

dikenal dengan Trias UKS. Ketiga program tersebut yakni, pertama: pendidikan kesehatan, yang

meliputi pengetahuan dan pemahaman mengenai cara memelihara dan meningkatkan kesehatan,

kedua: pelayanan kesehatan, yang meliputi pengobatan ringan, dan ketiga: lingkungan sekolah

sehat yang meliputi pembinaan dan pemeliharaan kesehatan lingkungan seperti pelaksanaan 7K

(kebersihan, keindahan, kenyamanan, ketertiban, keamanan, kerindangan, kekeluargaan). Kurang

terlaksananya tiga program pokok UKS Sehingga pelaksanaan dan pengelolaan kegiatan UKS

dirasa masih belum optimal. Selain itu sebagian sekolah belum mampu mengorganisasi UKS

dengan baik, belum ada kerja sama yang baik dengan pihak-pihak yang terkait, misal Dinas

Kesehatan, Dinas Pendidikan Nasional, orang tua siswa, dan organisasi lainnya, sehingga

terkesan bahwa kesehatan anak didik adalah tanggung jawab orang tua semata. Untuk itu

4
keaktifan pihak-pihak lain sangat diperlukan untuk kelancaran pelaksanaan UKS. Di era

globalisasi ini, ada tuntutan bagi setiap sekolah untuk mempunyai kegiatan UKS, karena dengan

adanya UKS diharapkan mampu memenuhi pendidikan kesehatan secara terstruktur dan

terencana dengan baik sehingga tercipta lingkungan yang sehat di sekolah dalam rangka

meningkatkan mutu pendidikan dan prestasi belajar peserta didik. Usaha Kesehatan Sekolah

dalam pelaksanaannya tidak terlepas dari biaya atau dana. Sebagai penunjang tercapainya

program yang telah direncanakan sebelumnya. Kegiatan yang memerlukan dana, perlu di

pertimbangkan dan diatur sehingga dana yang diperlukan tidak membebankan orang tua peserta

didik (disesuaikan dengan kemampuan). Tidak tersedianya dana UKS yang memadai maka obat-

obatan dan alat-alat medis yang ada di UKS pun masih kurang lengkap dan obat di UKS sudah

banyak yang kadaluarsa pihak sekolah hanya menyiapkan beberapa macam obat-obatan saja

sehingga jika ada siswa yang terkena sakit atau penyakit pada saat di sekolah kurang

mendapatkan penanganan dari pihak UKS. Permasalahan ini semakin didukung dengan

kurangnya peran puskesmas terhadap UKS di sekolah sehingga perlengkapan serta obat-obatan

yang tersedia di UKS kurang lengkap.

Dengan adanya permasalahan tersebut peran guru PJOK harus ditingkatkan lagi untuk

mengelola UKS di sekolah, sekolah hendaknya bekerjasama dengan guru PJOK untuk

meningkatkan program TRIAS UKS di sekolah, agar pelayanan UKS di sekolah lebih optimal

guru PJOK diharapkan banyak membaca tentang UKS dan juga guru PJOK dapat mengikuti

kegiatan penataran UKS ataupun Puskesmas, Guru PJOK dapat mempertahankan UKS yang

sudah berjalan dan dapat lebih memahami arti pentingnya UKS serta meningkatkan peranannya

bagi peserta didik maupun semua anggota masyarakat, guru PJOK selalu ikut serta dalam

memberikan pelayanan kesehatan dalam bentuk apapun sesuai dengan program kegiatan UKS.

5
Sekolah merupakan salah satu pihak yang turut berperan penting dalam memberikan pendidikan

kesehatan bagi anak yang bertujuan untuk menanamkan kebiasaan hidup sehat bagi anak

(Fridayanti & Prameswari, 2016:6). Pelaksanaan program UKS ini dalam pemenuhan dana

bersumber dari dana BOS. Sementara itu tidak adanya alokasi dana dari Dinas Kesehatan,

sementara UKS merupakan salah satu program dari Dinas Kesehatan yang diturunkan hingga ke

tingkat sekolah. Sebaiknya sekolah harus bekerjasama dengan pihak instansi agar pemerintah

dapat memberikan dukungan dalam bentuk dana BOS, dan dana ini lebih banyak dikelola untuk

Pelaksanaan program UKS dan perlengkapan serta obat-obatan supaya mewujudkan lingkungan

sekolah sehat dan meningkatnya derajat kesehatan siswa. Dan sekolah diharapkan bekerjasama

dengan Puskesmas terkait pemberian perlengkapan serta obat-obatan ke sekolah dan Puskesmas

diharapkan juga rutin dalam melaksanakan program pengecekan kesehatan pada UKS.

Dari permasalahan diatas Guru PJOK sebaiknya banyak mengikuti penataran

mengenai UKS untuk kemajuan sekolah, sekolah harus membuka wawasan tentang UKS di

lingkungan sekolah, sekolah harus memberikan dana untuk pembelian tempat atau ruang UKS

beserta isinya. Selain itu Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan perlu meningkatkan kerja

sama dalam bidang peningkatan layanan khusus sekolah dengan instansi yang berkompeten

dalam bidang kesehatan untuk meningkatkan pelaksanaan program Trias UKS yang lebih baik,

Pihak sekolah hendaknya meningkatkan jalinan kerja sama dengan puskesmas setempat dalam

rangka pelaksanaan program Trias UKS yang lebih baik, dan Guru pendidikan jasmani dan

kesehatan agar mempertahankan UKS yang sudah berjalan dan dapat lebih memahami arti

pentingnya UKS serta meningkatkan peranannya bagi peserta didik maupun semua anggota

masyarakat sekolah. Berdasarkan uraian diatas maka peneliti mengangkat judul “Peran Guru

Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan dalam Kegiatan Usaha Kesehatan Sekolah di

6
Sekolah Menengah Pertama Negeri se-Kecamatan Banjarbaru Utara Kota Banjarbaru Tahun

2022”.

B. Rumusan Masalah (Tugas 1)

Berdasarkan batasan masalah diatas, maka dirumuskan masalahnya: Seberapa besar

peran guru Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan dalam kegiatan Usaha Kesehatan

Sekolah di Sekolah Menengah Pertama Negeri se-Kecamatan Banjarbaru Utara Kota Banjarbaru

Tahun 2022

C. Data yang dikumpulkan

Salah satu yang terpenting dalam penelitian adalah menganalisa data yang diperoleh

dari hasil tes Peran Guru Pendidikan Jasmani Olaharga dan Kesehatan dalam kegiatan Usaha

Kesehatan Sekolah menggunakan Kuesioner. Adapun pendukung dalam pengumpulan data

dalam penelitian ini yaitu berupa dokumentasi. Dapat disimpulkan Variabel dalam penelitian ini

yaitu Peran Guru Pendidikan Jasmani Olaharga dan Kesehatan dalam kegiatan Usaha Kesehatan

Sekolah.

D. Instrumen Pengumpulan data (Tugas 3)

Instrumen atau alat yang digunakan dalam penelitian ini berupa kuesioner

tertutup.Kuesioner tertutup adalah kuesioner yang disediakan sehingga responden tinggal

memilih jawaban yang telah disediakan,bentuknya sama dengan kuesioner pilihan ganda.

Siyoto&Sodik (2015.267)

Kuesioner dalam penelitian ini adalah kuesioner yang disajikan dalam bentuk

sedemikian rupa sehingga responden tinggal memberikan jawaban berupa tanda checklist (√)

pada kolom atau tempat yang sesuai dengan kuesioner, dan jawaban menggunakan skala Likert.

Skala Likert digunakan untuk mengatur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok

7
orang tentang fenomena sosial Sugiyono (2018: 146). Penskoran yang digunakan menggunakan

skala Likert dengan 5 alternatif jawaban yaitu, disajikan pada tabel sebagai berikut:

Tabel Alternatif Jawaban Kuesioner

Skor
Alternatif Jawaban
Positif Negatif

Selalu (SL) 5 1

Sering (SR) 4 2

Kadang-kadang (KD) 3 3

Hampir Tidak Pernah 2 4

(HTP)

Tidak Pernah (TP) 1 5

(Sumber: Sugiyono, 2018 : 147)

(Tugas 4)

1. Instrumen atau alat yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan kuesioner tertutup.

2. Data yang akan dikumpulkan dalam penelitian instrumen ini adalah menganalisa data - data

yang diperoleh dari hasil tes Peran Guru Pendidikan Jasmani Olaharga dan Kesehatan

(PJOK) dalam kegiatan Usaha Kesehatan Sekolah menggunakan Kuesioner.

3. Berdasarkan penelitian terdahulu yang relevan bahwa instrumen yang digunakan dapat

mengumpulkan informasi untuk menyelesaikan dalam masalah penelitian ini.

4. Instrumen ini digunakan dengan cara pemberian kuesioner kepada responden yang menjadi

objek dalam penelitian. Adapun mekanismenya sebagai berikut:

a. Peneliti membuat surat izin untuk penelitian kepada Universitas Lambung Mangkurat

8
b. Peneliti mencari data guru Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan (PJOK) di

Sekolah Menengah Pertama Negeri se-Kecamatan Banjarbaru Utara Kota Banjarbaru

tahun 2022

c. Peneliti membagikan kuesioner kepada responden (Guru PJOK) dengan mendatangi

masing masing sekolah yang akan dituju untuk diteliti.

d. Selanjutnya peneliti akan mengumpulkan kuesioner dan melakukan transkrip atas hasil

pengisian pada kuesioner.

e. Setelah memperoleh data penelitian peneliti mengambil kesimpulan dan saran.

5. Setelah semua data terkumpul, langkah selanjutnya adalah menganalisis data sehingga data-

data tersebut dapat ditarik suatu kesimpulan. Teknik analisis dalam penelitian ini

menggunakan teknik analisis data deskriptif kuantitatif.

Anda mungkin juga menyukai