moral, aspek pola hidup sehat dan pengenalan lingkungan bersih melalui aktivitas
peserta didik untuk melakukan gerakan terampil dan efektif dalam pembelajaran
kesehatan peserta didik sejak usia dini yang dilaksanakan di sekolah (Fakhrudin
olahraga, dan kesehatan tidak bisa dipisahkan, karena jika peserta didik sehat dan
1
sebuah pembelajaran yang tidak hanya memberikan aktivitas gerak, tetapi juga memberikan
pengetahuan tentang pendidikan kesehatan. (Muliadi, 2018;26), menyatakan guru PJOK harus
mempunyai peran yang baik di dalam program UKS dan mempunyai upaya-upaya yang baik
didik agar dapat membentuk kepribadian yang baik. 2) Menciptakan lingkungan, mental dan
sosial yang dapat memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk tumbuh dan berkembang.
Hal ini dapat membantu peserta didik untuk lebih peduli terhadap kesehatan. Dengan adanya
UKS diharapkan peserta didik dapat meningkatkan kesadaran betapa pentingnya kesehatan di
lingkungan sekolah. Dalam pelaksanaan kegiatan usaha sekolah, guru pendidikan jasmani
mempunyai peran yang penting selain petugas kesehatan lainnya, karena guru pendidikan
jasmani mempunyai pengetahuan akan kesehatan, anatomi, fisiologi, gizi, penanganan cedera
Menengah Pertama di Kecamatan Banjarbaru Utara, tentang peran guru Pendidikan Jasmani
Olahraga dan Kesehatan melalui Usaha Kesehatan Sekolah dikatakan belum maksimal karena
guru PJOK tidak menempati posisi terpenting dalam pengelolaan UKS dan sekolah kurang
merealisasikan program-program UKS. Program UKS atau yang bisa disebut Trias UKS, yang
terdiri dari pendidikan kesehatan, pelayanan kesehatan, dan pembinaan lingkungan kehidupan
sekolah sehat. Program Trias UKS sudah semestinya menjadi acuan guru dalam menjalankan
UKS di sekolah. Kenyataan yang ada pelaksanaan UKS masih belum sesuai dengan program
Trias UKS, sehingga pelaksanaan UKS dirasa kurang maksimal. Contohnya pengukuran tinggi
badan dan berat badan yang seharusnya dilaksanakan rutin setiap satu bulan sekali terkadang
hanya dilaksanakan satu tahun sekali, pengukuran ketajaman mata yang seharusnya dilaksanakan
paling tidak dua kali dalam satu tahun terkadang tidak dilaksanakan, penataan ruang UKS yang
2
seharusnya dilaksanakan paling tidak sekali dalam satu bulan hanya dilaksanakan ketika akan
ada tim puskesmas yang akan datang ke sekolah, keadaan ini menunjukkan bahwa pelayanan
yang diberikan oleh pengelola Usaha Kesehatan Sekolah belum optimal. Keberhasilan
pelaksanaan trias UKS yang baik, dirasa sangat mempengaruhi dalam keberhasilan peningkatan
derajat kesehatan di lingkungan sekolah. Masalah-masalah yang dapat muncul karena kurang
terlaksana dengan baiknya trias UKS adalah seperti meningkatnya perilaku merokok di
lingkungan sekolah oleh peserta didik, adanya pemakaian NAPZA dan meningkatnya perilaku
seks bebas serta HIV/AIDS (Novariana et al., 2018:2). Masalah ini semakin didukung dengan
kelengkapan peralatan dan obat-obatan belum maksimal. Tidak tersedianya dana UKS yang
memadai maka obat-obatan dan alat-alat medis yang ada di UKS pun masih kurang lengkap dan
obat di UKS sudah banyak yang kadaluarsa pihak sekolah hanya menyiapkan beberapa macam
obat-obatan saja sehingga jika ada siswa yang terkena sakit atau penyakit pada saat di sekolah
kurang mendapatkan penanganan dari pihak UKS yang sering terjadi hanya sesama siswa yang
mengobati hal itu di akibat kan pelayanan UKS tidak berjalan dengan baik. Dengan kurang nya
peralatan serta kontrol terhadap obat-obatan yang tersedia masih kurang maka akan mengurangi
kualitas yang diberikan. Keadaan ini menunjukkan bahwa pelayanan yang diberikan oleh
menanamkan kebiasaan hidup sehat kepada anak didiknya, pemeriksaan dan pengawasan
kebersihan perorangan dan lingkungan, mengenal kelainan peserta didik yang mungkin terdapat
(jasmani dan rohani), pembinaan kebugaran jasmani, membimbing murid melakukan gerakan
terampil dan efektif untuk segala aktivitasnya, termasuk pemupukan bakat di bidang
3
keolahragaan, menjalankan P3K dan pengobatan ringan dalam batas kemampuannya dan jika
perlu mengirimkan ke poliklinik terdekat, mengenal tanda penyakit menular beserta masalah dan
tindakan selanjutnya (misalnya melarang murid yang menderita sakit cacar air, campak, batuk
rejan, gondongan dan lain-lain, masuk sekolah), menjadi teladan bagi muridnya, membuat
catatan tentang kegiatan UKS, membantu petugas kesehatan dalam tugasnya di sekolah. Menurut
(Apriani & Gazali, 2018: 22) Guru mempunyai peranan yang sangat penting di dalam
pelaksanaan UKS, mengingat bahwa gurulah yang setiap hari menghadapi anak didik dan
pengamatan yang telah dilaksanakan di sekolah se-Kecamatan Banjarbaru Utara, guru PJOK
tidak menjalankan mengambil peran penting di struktur kepengurusan UKS hal ini menjadi
masalah yang utama dikarenakan guru PJOK tidak memegang peran paling penting pada struktur
tersebut. Berdasarkan Pokok Kebijaksanaan Pembinaan dan Pengembangan UKS dan Tim
Pembina UKS yang telah ditetapkan oleh pemerintah, UKS memiliki tiga program utama yang
dikenal dengan Trias UKS. Ketiga program tersebut yakni, pertama: pendidikan kesehatan, yang
meliputi pengetahuan dan pemahaman mengenai cara memelihara dan meningkatkan kesehatan,
kedua: pelayanan kesehatan, yang meliputi pengobatan ringan, dan ketiga: lingkungan sekolah
sehat yang meliputi pembinaan dan pemeliharaan kesehatan lingkungan seperti pelaksanaan 7K
terlaksananya tiga program pokok UKS Sehingga pelaksanaan dan pengelolaan kegiatan UKS
dirasa masih belum optimal. Selain itu sebagian sekolah belum mampu mengorganisasi UKS
dengan baik, belum ada kerja sama yang baik dengan pihak-pihak yang terkait, misal Dinas
Kesehatan, Dinas Pendidikan Nasional, orang tua siswa, dan organisasi lainnya, sehingga
terkesan bahwa kesehatan anak didik adalah tanggung jawab orang tua semata. Untuk itu
4
keaktifan pihak-pihak lain sangat diperlukan untuk kelancaran pelaksanaan UKS. Di era
globalisasi ini, ada tuntutan bagi setiap sekolah untuk mempunyai kegiatan UKS, karena dengan
adanya UKS diharapkan mampu memenuhi pendidikan kesehatan secara terstruktur dan
terencana dengan baik sehingga tercipta lingkungan yang sehat di sekolah dalam rangka
meningkatkan mutu pendidikan dan prestasi belajar peserta didik. Usaha Kesehatan Sekolah
dalam pelaksanaannya tidak terlepas dari biaya atau dana. Sebagai penunjang tercapainya
program yang telah direncanakan sebelumnya. Kegiatan yang memerlukan dana, perlu di
pertimbangkan dan diatur sehingga dana yang diperlukan tidak membebankan orang tua peserta
didik (disesuaikan dengan kemampuan). Tidak tersedianya dana UKS yang memadai maka obat-
obatan dan alat-alat medis yang ada di UKS pun masih kurang lengkap dan obat di UKS sudah
banyak yang kadaluarsa pihak sekolah hanya menyiapkan beberapa macam obat-obatan saja
sehingga jika ada siswa yang terkena sakit atau penyakit pada saat di sekolah kurang
mendapatkan penanganan dari pihak UKS. Permasalahan ini semakin didukung dengan
kurangnya peran puskesmas terhadap UKS di sekolah sehingga perlengkapan serta obat-obatan
Dengan adanya permasalahan tersebut peran guru PJOK harus ditingkatkan lagi untuk
mengelola UKS di sekolah, sekolah hendaknya bekerjasama dengan guru PJOK untuk
meningkatkan program TRIAS UKS di sekolah, agar pelayanan UKS di sekolah lebih optimal
guru PJOK diharapkan banyak membaca tentang UKS dan juga guru PJOK dapat mengikuti
kegiatan penataran UKS ataupun Puskesmas, Guru PJOK dapat mempertahankan UKS yang
sudah berjalan dan dapat lebih memahami arti pentingnya UKS serta meningkatkan peranannya
bagi peserta didik maupun semua anggota masyarakat, guru PJOK selalu ikut serta dalam
memberikan pelayanan kesehatan dalam bentuk apapun sesuai dengan program kegiatan UKS.
5
Sekolah merupakan salah satu pihak yang turut berperan penting dalam memberikan pendidikan
kesehatan bagi anak yang bertujuan untuk menanamkan kebiasaan hidup sehat bagi anak
(Fridayanti & Prameswari, 2016:6). Pelaksanaan program UKS ini dalam pemenuhan dana
bersumber dari dana BOS. Sementara itu tidak adanya alokasi dana dari Dinas Kesehatan,
sementara UKS merupakan salah satu program dari Dinas Kesehatan yang diturunkan hingga ke
tingkat sekolah. Sebaiknya sekolah harus bekerjasama dengan pihak instansi agar pemerintah
dapat memberikan dukungan dalam bentuk dana BOS, dan dana ini lebih banyak dikelola untuk
Pelaksanaan program UKS dan perlengkapan serta obat-obatan supaya mewujudkan lingkungan
sekolah sehat dan meningkatnya derajat kesehatan siswa. Dan sekolah diharapkan bekerjasama
dengan Puskesmas terkait pemberian perlengkapan serta obat-obatan ke sekolah dan Puskesmas
diharapkan juga rutin dalam melaksanakan program pengecekan kesehatan pada UKS.
mengenai UKS untuk kemajuan sekolah, sekolah harus membuka wawasan tentang UKS di
lingkungan sekolah, sekolah harus memberikan dana untuk pembelian tempat atau ruang UKS
beserta isinya. Selain itu Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan perlu meningkatkan kerja
sama dalam bidang peningkatan layanan khusus sekolah dengan instansi yang berkompeten
dalam bidang kesehatan untuk meningkatkan pelaksanaan program Trias UKS yang lebih baik,
Pihak sekolah hendaknya meningkatkan jalinan kerja sama dengan puskesmas setempat dalam
rangka pelaksanaan program Trias UKS yang lebih baik, dan Guru pendidikan jasmani dan
kesehatan agar mempertahankan UKS yang sudah berjalan dan dapat lebih memahami arti
pentingnya UKS serta meningkatkan peranannya bagi peserta didik maupun semua anggota
masyarakat sekolah. Berdasarkan uraian diatas maka peneliti mengangkat judul “Peran Guru
Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan dalam Kegiatan Usaha Kesehatan Sekolah di
6
Sekolah Menengah Pertama Negeri se-Kecamatan Banjarbaru Utara Kota Banjarbaru Tahun
2022”.
peran guru Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan dalam kegiatan Usaha Kesehatan
Sekolah di Sekolah Menengah Pertama Negeri se-Kecamatan Banjarbaru Utara Kota Banjarbaru
Tahun 2022
Salah satu yang terpenting dalam penelitian adalah menganalisa data yang diperoleh
dari hasil tes Peran Guru Pendidikan Jasmani Olaharga dan Kesehatan dalam kegiatan Usaha
dalam penelitian ini yaitu berupa dokumentasi. Dapat disimpulkan Variabel dalam penelitian ini
yaitu Peran Guru Pendidikan Jasmani Olaharga dan Kesehatan dalam kegiatan Usaha Kesehatan
Sekolah.
Instrumen atau alat yang digunakan dalam penelitian ini berupa kuesioner
memilih jawaban yang telah disediakan,bentuknya sama dengan kuesioner pilihan ganda.
Siyoto&Sodik (2015.267)
Kuesioner dalam penelitian ini adalah kuesioner yang disajikan dalam bentuk
sedemikian rupa sehingga responden tinggal memberikan jawaban berupa tanda checklist (√)
pada kolom atau tempat yang sesuai dengan kuesioner, dan jawaban menggunakan skala Likert.
Skala Likert digunakan untuk mengatur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok
7
orang tentang fenomena sosial Sugiyono (2018: 146). Penskoran yang digunakan menggunakan
skala Likert dengan 5 alternatif jawaban yaitu, disajikan pada tabel sebagai berikut:
Skor
Alternatif Jawaban
Positif Negatif
Selalu (SL) 5 1
Sering (SR) 4 2
Kadang-kadang (KD) 3 3
(HTP)
(Tugas 4)
1. Instrumen atau alat yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan kuesioner tertutup.
2. Data yang akan dikumpulkan dalam penelitian instrumen ini adalah menganalisa data - data
yang diperoleh dari hasil tes Peran Guru Pendidikan Jasmani Olaharga dan Kesehatan
3. Berdasarkan penelitian terdahulu yang relevan bahwa instrumen yang digunakan dapat
4. Instrumen ini digunakan dengan cara pemberian kuesioner kepada responden yang menjadi
a. Peneliti membuat surat izin untuk penelitian kepada Universitas Lambung Mangkurat
8
b. Peneliti mencari data guru Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan (PJOK) di
tahun 2022
d. Selanjutnya peneliti akan mengumpulkan kuesioner dan melakukan transkrip atas hasil
5. Setelah semua data terkumpul, langkah selanjutnya adalah menganalisis data sehingga data-
data tersebut dapat ditarik suatu kesimpulan. Teknik analisis dalam penelitian ini