KOMUNITAS
USAHA KESEHATAN SEKOLAH (UKS)
A. Pengertian
UKS adalah usaha yang di lakukan untuk meningkatkan kesehatan anak usia
sekolah pada setiap jalur,jenis dan jenjang pendidikan mulai dari TK sampai
SMA/SMK/MA.(Tim pembina UKS,2010: 7) UKS adalah usaha kesehatan
masyarakat yang di jalankan di sekolah –sekolah,dengan sasaran utama adalah anak-
anak sekolah dan lingkunganya, (Soenarjo,2002: 1). Menurut Depkes RI (2011), UKS
adalah upaya terpadu lintas program dan lintas sektor untuk meningkatkan
kemampuan hidup sehat dan selanjutnya terbentuk perilaku hidup sehat dan bersih
baik bagi peserta didik, warga sekolah maupun warga masyarakat yang dilakukan
untuk meningkatkan kesehatan anak usia sekolah pada setiap jalur, jenis dan jenjang
pendidikan mulai dari Taman Kanak-kanak sampai Sekolah Menengah Atas/Sekolah
Menengah Kejuruan/Madrasah Aliyah (3).
Usaha kesehatan sekolah adalah salah satu wahana untuk meningkatkan
kemampuan hidup sehat dan derajat kesehatan peserta didik sedini mungkin,
selanjutnya di sebutkan UKS harus sudah mendapat tempat dan perhatian yang baik
di dalam lingkungan pendidikan. Secara garis besar UKS dapat dikelompokan dalam
tiga bidang atau di sebut dengan 3 program UKS atau yang dikenal sebagai Trias
UKS yaitu: a. pendidikan kesehatan, b. pemeliharaan atau pelayanan kesehatan c.
kehidupan lingkungan yang sehat. Usaha ini dijalankan mulai dari Sekolah Dasar
sampai sekolah lanjutan, sekarang pelaksanaanyadiutamakan di sekolah Dasar. Hal
ini disebabkan karena Sekolah merupakan komunitas (kelompok) yang sangat besar,
rentan terhadap berbagai penyakit, dan merupakan dasar bagi pendidikan selanjutnya.
Meskipun demikian bukan berarti mengabaikan pelaksanaan selanjutnya di sekolah
sekolah lanjutan,(Mu’rifah,1991: 251).
Dapat disimpulkan bahwa yang di maksud dengan UKS adalah usaha
kesehatan sekolah yang di dalam lingkungan sekolah maupun yang di sekitar
lingkungan sekolah, yang sasaranya adalah peserta didik beserta masyarakat sekolah
yang lainya yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan hidup sehat peserta
didik sehingga peserta didik dapat belajar, tumbuh dan berkembang secara harmonis
serta optimal, menjadi sumber daya manusia yang berkualitas.
B. Tujuan UKS
Tujuan UKS secara umum adalah untuk meningkatkan kemampuan hidup
sehat dan derajat kesehatan peserta didik sedini mungkin serta menciptakan
lingkungan sekolah yang sehat sehingga memungkinkan pertumbuhan dan
perkembangan anak yang harmonis dan optimal dalam rangka pembentukan manusia
indonesia yang berkualitas. Secara khusus tujuan usaha kesehatan sekolah adalah
untuk memupuk kebiasaan hidup sehat dan mempertinggi derajat kesehatan peserta
didik yang mencakup memiliki pengetahuan, sikap, dan ketrampilan untuk
melaksanakan prinsip hidup sehat, serta berpartisipasi aktif di dalam usaha
peningkatan kesehatan. Sehat fisik, mental, sosial maupun lingkungan, serta memiliki
daya hayat dan daya tangkal terhadap pengaruh buruk, penyalahgunaan narkoba,
alkohol dan kebiasaan merokok serta hal-hal yang berkaitan dengan masalah
pornografi dan masalah sosial lainnya (5,6).
Jadi tujuan UKS yaitu untuk meningkatkan derajat kesehatan dan
kemampuan hidup sehat peserta didik agar dapat menciptakan lingkungan yang sehat,
sehingga memiliki pengetahuan, sikap dan keterampilan untuk melaksanakan prinsip
hidup sehat, baik fisik, mental, maupun sosial serta memiliki daya hayat dan daya
tangkal terhadap pengaruh buruk, penyalahgunaan narkoba dan sebagainya (5,6).
C. Sasaran UKS
Sasaran UKS adalah pendidikan formal dan non-formal pada setiap jalur dan
jenis pendidikan mulai dari tingkat pra sekolah sampai Sekolah Menengah Atas
termasuk perguruan agama beserta lingkungannya. Sasaran pembinaan UKS: peserta
didik, pembina teknis (guru dan petugas kesehatan), pembina non teknis (pengelola
pendidikan dan karyawan sekolah), sarana dan prasarana pendidikan kesehatan dan
pelayanan kesehatan, lingkungan (lingkungan sekolah, lingkungan keluarga, dan
lingkungan masyarakat) (7).
Untuk sekolah dasar usaha kesehatan sekolah diprioritaskan pada kelas I, III
dan kelas VI alasannya adalah: Kelas satu, merupakan fase penyesuaian dalam
lingkungan sekolah yang baru dan lepas dari pengawasan orang tua, kemungkinan
kontak dengan berbagai penyebab penyakit lebih besar karena ketidaktahuan dan
ketidakmengertian tentang kesekatan. Disamping itu kelas satu adalah saat yang baik
untuk memberikan iminusasi ulangan. Pada kelas satu ini dilakukan penjaringan
untuk mendeteksi kemungkinan adanya kelainan yang mungkin timbul sehingga
mempermudah pengawasan jenjang berikutnya. Kelas III untuk mengevaluasi hasil
pelaksanaan UKS di kelas satu dahulu dan menentukan langkah yang akan dilakukan
selanjutnya dalam program pembinaan UKS. Kelas VI, berguna dalam rangka
mempersiapkan kesehatan peserta didik menuju jenjang pendidikan selanjutnya,
sehingga memerlukan pemeliharaan dan pemeriksaan kesehatan yang cukup (7).
• Peran UKS
Peranan UKS adalah sebagai salah satu modal dasar pembangunan nasional
adalah sumber daya manusia yang berkualitas yaitu manusia Indonesia yang sehat
fisik, mental, dan sosial serta memiliki produktivitas yang optimal dengan
pemeliharaan dan peningkatan kesehatan secara terus menerus yang dimulai sejak
dalam kandungan, balita, usia sekolah sampai usia lanjut (6).
• Sarana dan Prasarana UKS
Mengenai sarana dan prasarana UKS dijelaskan oleh Djonet Soetatmo (1982,
122 – 123) meliputi :
1) ruang UKS atau klinik sekolah,
2) alat-alat pemeriksaan yang diperlukan,
3) alat- alat P3K,
4) Obat-obatan sehari-hari yang diperlukan.
Berdasarkan kelengkapannya dapat dibagi menjadi :
a. Sarana dan Prasarana Sederhana meliputi :
1. Tempat tidur
2. Timbangan berat badan, alat ukur tinggi badan, Snellen Chart.
3. Kotak P3K dan obat-obatan (Betadin, Oralit, Parasetamol).
4. Minimal melaksanakan TRIAS UKS yang Pendidikan Kesehatan.
5. Memiliki kader Tiwisada/ KKR sebanyak 5% dari jumlah siswa.
b. Sarana dan Prasarana Lengkap meliputi :
1. Tempat tidur.
2. Timbangan berat badan, alat ukur tinggi badan, Snellen Chart.
3. Kotak P3K dan obat-obatan (Betadin, Oralit, Parasetamol).
4. Lemari obat, buku rujukan KMS, poster-poster, struktur organisasi, jadwal
piket, tempat cuci tangan, data kesakitan murid.
5. Melaksanakan TRIAS UKS yang Pendidikan Kesehatan dan pelayanan
kesehatan.
6. Memiliki kader Tiwisada/ KKR sebanyak 6-9% dari jumlah siswa.
c. Sarana dan Prasarana ideal meliputi :
1. Tempat tidur
2. Timbangan berat badan, alat ukur tinggi badan, Snellen Chart.
3. Kotak P3K dan obat-obatan (Betadin, Oralit, Parasetamol).
4. Lemari obat, buku rujukan KMS, poster-poster, struktur organisasi, jadwal
piket, tempat cuci tangan, data kesakitan murid.
5. Peralatan gigi dan unit gigi.
6. Contoh-contoh model organ tubuh.
7. Melaksanakan TRIAS UKS yang Pendidikan Kesehatan, pelayanan kesehatan,
dang pembinaan hidup lingkungan kehidupan sekolah.
8. Memiliki kader Tiwisada/ KKR sebanyak 10% dari jumlah siswa
• Organisasi UKS
Menurut Adik Wibowo dkk, (1982 : 27-29) struktur organisasi UKS mengikuti
struktur organisasi Departemen Kesehatan RI yaitu:
a. Tingkat Pusat
Sub Direktorat Kesehatan Sekolah dan Olahraga, Direktorat Kesehatan
Masyarakat terdiri dari beberapa seksi yaitu : seksi kesehatan anak sekolah dan
mahasiswa, seksi kesehatan anak-anak luar biasa, seksi olahraga kesehatan, seksi
pengembangan metode. Fungsi dan tanggung jawabnya : membuat program kerja
melakukan koordinasi, melakukan bimbingan dan pengawasan pelaksanaan UKS
di seluruh Indonesia, mengusahakan bantuan teknis dan materiil, bersama-sama
dengan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan menyusun kurikulum tentang
kesehatan pada umumnya dan UKS pada khususnya, menyelenggarakan
lokakarya, seminar, rapat kerja diskusi penataran dan lain-lain.
b. Tingkat Provinsi
Fungsi dan tanggung jawabnya adalah sebagai koordinator pelaksana UKS di
tingkat provinsi yang meliputi : membuat rencana program kerja, membuat
bimbingan teknis, melakukan koordinasi dan pengawasan, menerima laporan
kegiatan dari tingkat Kabupaten/ kota melaporkan kegiatan ke tingkat pusat,
memberi bantuan materi dan keuangan ke daerah dan lain-lain usaha yang
dianggap perlu.
c. Tingkat Kota/Kabupaten
Penanggung jawab UKS pada Dinas Kesehatan Kabupaten/ Kota. Fungsi dan
tanggung jawabnya meliputi : membuat rencana kerja harian, melakukan
koordinasi kegiatan-kegiatan kesehatan yang ditujukan kepada anak didik dan
masyarakat sekolah, melakukan pengawasan pelaksanaan UKS di sekolah,
melaporkan kegiatan ditingkat provinsi, menyelenggarakan kursus-kursus
kesehatan, kursus UKS bagi guru, murid, dan petugas kesehatan setempat,
memupuk kerjasama yang ada hubungannya dengan pelaksanaan UKS.
d. Tingkat Puskesmas
Pusat Kesehatan Masyarakat adalah suatu usaha kesatuan unit organisasi
kesehatan yang langsung memberi pelayanan kepada masyarakat secara
menyeluruh dan terintegrasi di wilayah kerja tertentu dalam bentuk usahausaha
kesehatan.
e. Tingkat Sekolah
Keanggotaan Tim Pelaksana UKS di Sekolah ditetapkan oleh Kepala Sekolah.
Keanggotaannya terdiri dari unsur Pemerintah Desa/Kelurahan, Kepala Sekolah,
Guru, Pamong Belajar, Organisasi Siswa Intra Sekolah [OSIS], Puskesmas, Orang
Tua Murid, serta unsur lain yang relevan. Tugas Tim Pelaksana UKS antara lain
sebagai berikut:
1. Melaksanakan Tiga Program Pokok [UKS] yang terdiri dari Pendidikan
Kesehatan, Pelayanan Kesehatan dan Pembinaan Lingkungan Sekolah Sehat
sesuai ketentuan dan pedoman yang telah ditetapkan oleh Pembinaan UKS;Adik
Wibowo dkk, (1982 : 27-29)
2. Menjalin kerjasama dengan orang tua murid, instansi lain dan masyarakat dalam
pelaksanaan kegiatan UKS;
3. Menyusun program, melaksanakan penilaian/evaluasi dan menyampaikan laporan
kepada Tim Pembina UKS Kecamatan;
4. Melaksanakan ketatausahaan Tim Pelaksana UKS Sekolah
Dari tingkat pelaksanaan UKS di sekolah-sekolah hingga tingkat pusat
(pemerintah), diperlukan adanya organisasi yang baik. Untuk memperlancar usaha
pembinaan dan pengembangan, serta mencegah terjadinya tumpang tindih dari
berbagai kegiatan pembinaan UKS sebaiknya diwujudkan dalam satu wadah atau
badan. Dengan demikian kerjasama lintas sektoral dari berbagai instansi yang
berkepentingan mutlak diperlukan. Kerangka kerjasama pengorganisasian system
kerja operasional UKS harus dipahami sebaik-baiknya, karena tidak sedikit sekolah
atau guru yang beranggapan bahwa UKS merupakan tugas dari petugas kesehatan
saja, ataupun sebaliknya petugas kesehatan menganggap UKS merupakan tanggung
jawab jajaran pendidikan sekolah atau guru semata-mata.
Memperhatikan kenyataan di lapangan, keberhasilan dalam pelaksanaan UKS
melibatkan berbagai departemen, seperti: 1) Departemen Dalam Negeri. 2)
Departemen Pendidikan Nasional. 3) Departemen Kesehatan. 4) Departemen
Agama.
Bentuk kerjasama lintas sektoral dari berbagai instansi yang berkepentingan
dalam pembinaan UKS, mulai dari tingkat propinsi sampai tingkat kecamatan berupa
wadah yang disebut Badan Kerjasama Usaha Kesehatan Sekolah (BKUKS).
Kegiatan UKS yang diselenggarakan untuk mengingkatkan kemampuan hidup
sehat serta peserta didik dalm lingkungan yang sehat sehingga peserta didik dapat
belajar, tumbuh dan berkembang secara harmonis, optimal serta menjadi sumber daya
manusia yang berkualitas (DEPKES, 2006). Adapun kegiatan UKS meliputi upaya
preventif, kuratif, promotif, dan rehabilitatif. Sementara penekanan kegiatan UKS
adalah pada upaya promotif dan preventif (Sina, 2007.) kegiatan UKS lebih dikenal
dengan Trias UKS untuk tatanan sekolah dasar dimana kegiatanya berupa 1.
Penyelenggaraan Pendidikan Kesehatan, 2. Penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan, 3.
Penyelenggaraan Lingkungan Sekolah Sehat.
• Peran Perawat dalam Program UKS (3)
1. Sebagai pelaksana asuhan keperawatan di sekolah, mengkaji masalah
kesehatan dan keperawatan peserta didik dengan melakukan pengumpulan
data, analisa data, perumusan masalah dan prioritas masalah,juga menyusun
perencanaan kegiatan UKS bersama TPUKS, melaksanakan kegiatan UKS
sesuai dengan rencana kegiatan yang telah disusun, penilaian dan pemantauan
hasil kegiatan UKS, dan melakukan pencatatan dan pelaporan sesuai dengan
prosedur yang telah ditetapkan.
2. Sebagai Pengelola kegiatan UKS. Perawat kesehatan yang bertugas di
puskesmas dapat menjadi salah seorang anggota dalam TPUKS, atau dapat
juga ditunjuk sebagai seorang koordinator UKS di tingkat puskesmas. Bila
perawat kesehatan ditunjuk sebagai koordinator maka pengelolaan
pelaksanaan UKS menjadi tanggung jawabnya atau paling tidak ikut terlibat
dalam tim pengelola UKS.
3. Sebagai Penyuluh, Peranan perawat dalam memberikan penyuluhan dapat
dilakukan secara langsung melalui penyuluhan kesehatan yang bersifat umum
dan klasikal, atau secara tidak langsung sewaktu melakukan pemeriksaan
kesehatan peserta didik secara perseorangan
J. Strata UKS
Keberhasilan 3 program UKS yang mencakup pendidikan kesehatan,
pelayanan kesehatan dan pembinaan lingkungan sehat ditunjukkan dalam suatu strata
UKS. Strata pelaksanaan UKS dibagi ke dalam 4 tingkatan yaitu strata minimal,
strata standard, strata optimal dan strata paripurna. Setiap strata terdiri dari tiga
variabel utama yaitu 3 program pokok UKS yang terdiri dari Pendidikan Kesehatan,
Pelayanan Kesehatan dan Pembinaan Lingkungan Sekolah Sehat (2,4).
1. Pendidikan Kesehatan
a. Strata Minimal
Pendidikan jasmani dilaksanakan secara kurikuler, pendidikan kesehatan
dilakukan secara kurikuler, guru membuat rencana pembelajaran pendidikan
kesehatan dan adanya buku pegangan guru dan bacaan tentang pendidikan
kesehatan.
b. Strata Standar
Dipenuhinya strata minimal dan memiliki guru mata pelajaran jasmani.
c. Strata Optimal
Dipenuhinya strata standar, pendidikan kesehatan terintegrasi pada mata
pelajaran lain, pendidikan kesehatan dilaksanakan secara ekstrakulikuler,
memiliki alat peraga pendidikan kesehatan, memiliki media pendidikan
kesehatan (poster dan lain-lain).
d. Strata Paripurna
Meliputi dilaksanakannya strata optimal, memiliki guru pembina UKS,
adanya program kemitraan pendidikan kesehatan dengan instansi terkait seperti
Puskesmas, Kepolisian, Palang Merah Indonesia (PMI), Petugas Penyuluh
Lapangan (PPL) pertanian dan lain-lain.
2. Pelayanan Kesehatan
a. Strata Minimal
Meliputi dilaksanakannya penyuluhan kesehatan, dilaksanakannya
imunisasi, penyuluhan kesehatan gigi dan sikat gigi masal minimal kelas 1, 2, 3
SD.
b. Strata Standar
Meliputi dilaksanakannya strata minimal, ada penjaringan kesehatan,
pemeriksaan kesehatan berkala tiap 6 bulan, termasuk pengukuran tinggi dan
berat badan, pencatatan hasil pemeriksaan kesehatan siswa pada buku Kartu
Menuju Sehat (KMS), ada rujukan bila diperlukan, ada dokter kecil,
melaksanakan Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K), dan pengawasan
warung/kantin sekolah.
c. Strata Optimal
Meliputi memenuhi strata standar, dana sehat/dana UKS, dan pelayanan
medik gigi dasar atas permintaan siswa.
d. Strata Paripurna
Meliputi memenuhi strata optimal, konseling Kesehatan Remaja bagi
siswa, pengukuran tingkat kesegaran jasmani.
3. Pembinaan Lingkungan Sekolah Sehat
a. Strata Minimal
Meliputi ada air bersih, tempat cuci tangan, WC/jamban yang berfungsi,
tempat sampah, saluran pembuangan air kotor yang berfungsi,
halaman/pekarangan/lapangan, memiliki pojok UKS, melakukan kegiatan
mengubur, menguras dan membakar (3M) plus, sekali seminggu.
b. Strata Standar
Meliputi memenuhi strata minimal, kantin/warung sekolah, memiliki
pagar, penghijauan/perindangan, ada air bersih di sekolah dengan jumlah yang
cukup, memiliki ruang UKS tersendiri, dengan peralatan sederhana, memiliki
tempat ibadah, lingkungan sekolah bebas jentik, jarak papan tulis dengan bangku
terdepan 2,5 m, dan melaksanakan pembinaan sekolah kawasan tanpa rokok,
bebas narkoba dan miras.
c. Strata Optimal
Meliputi memenuhi strata standar, tempat cuci tangan di beberapa tempat
dengan air mengalir/kran, tempat cuci peralatan masal/makan di kantin/warung
sekolah, petugas kantin yang bersih dan sehat, tempat sampah di tiap kelas dan
tempat penampungan sampah akhir di sekolah, jamban/WC siswa dan guru yang
memenuhi syarat kesehatan dan kebersihan, halaman yang cukup luas untuk
upacara dan berolahraga, pagar yang aman, memilki ruang UKS tersendiri
dengan peralatan yang lengkap, dan terciptanya sekolah kawasan tanpa rokok,
bebas narkoba dan miras.
d. Strata Paripurna
Meliputi memenuhi strata optimal, tempat cuci tangan di setiap kelas
dengan air mengalir/kran dilengkapi sabun, kantin dengan menu gizi seimbang
dengan petugas kantin yang terlatih, air bersih yang memenuhi syarat kesehatan,
sampah langsung diangkut dan dibuang ke tempat pembuangan sampah di luar
sekolah/umum, ratio WC:siswa=1:20, saluran pembuangan air tertutup, pagar
yang aman dan indah, taman/kebun sekolah yang dimanfaatkan dan diberi label
dan pengolahan hasil kebun sekolah, ruang kelas memenuhi syarat kesehatan
(ventilasi dan pencahayaan cukup), ratio kepadatan siswa 1:1,5-1,75 m2, dan
memiliki ruang dan peralatan UKS yang ideal.
DAFTAR PUSTAKA
1. Sujiono, Yuliani Nurani. Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta: PT
Mancana Jaya Cemerlang, 2009.
10. Kidd, EAM dan Sall JB. Dasar-dasar karies penakit dan penanggulangannya.
Jakarta: EGC, 1991.
12. Hawkins RJ, et al. Oral hygiene knowledge of high-risk grade one children: an
evaluation of two methods of dental health education. J community Dentistry and
Epidemiology 2000; 28: 336–43.
14. Lubis ZSA, Namora LL, Eddy S. Pengaruh Penyuluhan Dengan Metode
Ceramah Dan Diskusi Terhadap Peningkatan Pengetahuan Dan Sikap Anak
Tentang Phbs Di Sekolah Dasar Negeri Kelurahan Namogajah Kecamatan
Medan Tuntungan Tahun 2013. Medan: Fkm Universitas Sumatera Utara, 2013.
15. Efendi F, Makhfudli. Keperawatan Keshatan Komunitas Teori dan Praktik dalam
Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika, 2009)