Oleh
Kelompok B
Kelas F / 2015
Oleh :
Prasetyo Panji N. NIM 142310101117
Rizky Amalia NIM 152310101065
Winda Sari NIM 152310101078
Ana Septianadi F NIM 152310101153
Novian Dwi Roessanti NIM 152310101164
RR. Hermitha Maharani N. NIM 152310101169
Ada beberapa jenis timbang terima antar satu petugas ke petugas dalam
memberikan jasa perawatan kesehatan pada pasien (Kamil, 2011), antara lain
sebagai berikut :
1. Handover interdisiplinary
Handover interdisiplinary merupakan timbang terima yang terjadi antara
perawata dan dokter, dan perawat dengan tenaga kesehatan lainnya.
2. Handover intradisiplinary
Handover intradisiplinary merupakan timbang terima yang terjadi antar
sesama perawat atau sesama dokter.
Serah terima pasien juga dapat terjadi antar fasilitas kesehatan, misalnya
antar rumah sakit dan antar beberapa organisasi penyedia pelayanan kesehatan
lainnya, termasuk pelayanan kesehatan di rumah, tempat penampungan, dan
fasilitas perawatan jompo. Serah terima pasien dalam pelaksanaannya
memungkinkan untuk melibatkan penggunaan teknologi seperti perekam audio,
catatan terkomputerisasi, faximil, dokumen tertulis, dan komunikasi lisan. Hal
tersebut bertujuan untuk mempermudah proses timbang terima dan dapat
dijadikan tanggung gugat ketika suatu saat terjadi kesalahan (Kamil, 2011).
2. Faktor organisasi
a. Budaya organisasi
Budaya organisasi yang tidak memiliki cukup perhatian pada
keselamtan pasien, misalnya staf yang enggan untuk melaporkan
masalah atau tidak merasa nyaman mengajukan pertanyaan bila ada hal
yang belum jelas saat terima. Strategi yang dapat dilakukan untuk
mengatasi hal tersebut yaitu :
1) Mendukung pengembangan budaya dalam menjaga keselamatan
pasien, dimana pelaporan kesalahan dan masalh terkait budaya
dapat di dorong dan di terima sebagai keunikan.
2) Mendorong pengembangan “learning culture” dan “a just culture”.
b. Hirakhi
Struktur hirarkis dapat menghambat komunikasi terbuka. Hal ini
memungkinkan perawat merasa tidak nyaman mengajuka pertanyaan
untuk mengklarifikasi informasi atau mungkin merasa terintimidasi.
Strategi yang dapat dilakukan untuk mengurangi kesalahan tersebut yaitu :
1) Mempromosikan budaya keamanan pelayanan dengan mendukung
komunikasi terbuka.
2) Mengembangkan protokol atau kebijakan yang mendukung budaya
saling menghormati, kolaborasi.
3) Memberikan pendidikan untuk semua tingkat hirarki penyedia layanan
kesehatan pada strategi komunikasi yang efektif.
c. Sistem dukungan
Kurangnya waktu untuk mengakses informasi dan laporan lengkap akan
mengurangi waktu untuk mengajukan pertanyaan dan jawaban pada saat
serah terima pasien. Strategi yang dapat dilakukan untuk mengurangi
kesalahan yang ditimbulkan yaitu :
1) Yakinkan bahwa ada waktu untuk menyelesaikan laporan serah terima
pasien.
2) Mengakui bahwa serah terima pasien membutuhkan kesempatan untuk
mengajukan pertanyaan interaktif.
3) Mengembangkan operasional yang efisien dalam pengambilan data
pada waktu yang tepat dengan informasi yang akurat yang akan
disampaikan pada perawat penerima.
d. Pengiriman pasien (dalam organisasi perawatan kesehatan)
Peningkatan jumlah pengiriman pasien akan meningkatkan kebutuhan
untuk serah terima pasien sehingga berdampak pada keselamatan pasien.
Strategi untuk mengurangi kesalahan dapat dilakukan dengan cara :
pertimbangkan model perawatan kesehatan dengan desain yang
meminimalkan pengiriman pasien, dan sertakan perawat dalam desain
proses serah terima pasien. Keterbatasan ruang untuk serah terima
pasien. Masalah lingkungan yang tidak kondusif dapat menimbulkan
masalah dalam proses timbang terima. Strategi untuk mengurangi
kesalahan dan meningkatkan keselamatan yaitu dengan menyertakan
penyedia layanan kesehatan dalam desain lingkungan kerja sehingga
kebutuhan ruang yang memadai dan konfigurasinya dapat teridentifikasi.
e. Keterbatasan teknologi dan penggunaan catatan dan laporan
manual/kesulitan mengakses informasi penting.
Kurangnya teknologi dapat membuat catatan dalam bentuk kertas
menjadi tebal, di tambah dengan beberapa laporan yang harus dirujuk
untuk serah terima ke unit atau fasilitas kesehatan lain. Strategi untuk
mengurangi kesalahan dapat dilakukan dengan cara :
1) Desain sistem elektronik yang mendukung dalam kemudahan
pengambilan data yang akurat dan tepat waktu. b)
2) Menyediakan proses perencanaan yang memadai, infrastruktur,
sumber daya manusia, dan pendidikan untuk keberhasilan
mengimplementasikan serah terima pasien berbasis dukungan
perangkat elektronik.
f. Keterbatasan tenaga.
Kekurangan tenaga dapat berkontribusi untuk kesenjangan dalam
penyampaian informasi saat serah terima pasien. Strategi untuk
mengurangi kesalahan dapat dilakukan dengan cara :
1) Mengalokasikan sumber daya manusia yang memadai untuk
mendukung dan memenuhi kebutuhan perawatan pasien.
2) Memantau proses serah terima pasien untuk peluang perbaikan ke
arah yang lebih baik.
g. Garis tanggung jawab.
Saat situasi serah terima pasien, mungkin ada staf yang merasa belum jelas
akan tanggung jawabnya kepada pasien atau situasi yang sedang
berlangsung. Jika tanggung jawab untuk perawatan pasien dan tindak
lanjut tidak jelas digambarkan, maka dapat menyebabkan staf tersebut
"meraba-raba" tentang tanggungjawabnya. Strategi untuk mengurangi
kesalahan yaitu dapat dilakukan dengan cara :
1) Bila perlu gunakan pemaksaan untuk menunjukkan tanggung jawab
staf dalam proses serah terima pasien.
2) Ambigu dalam transfer tanggung jawab.
3) Jelas mendefinisikan tanggung jawab pada saat transisi pergantian
shift.
Selain itu dalam jurnal juga dijelaskan bahwa prosedur handover sudah ada namun
belum bisa terlaksana sesuai dengan prosedur yang ditetapkan. Hasil wawancara dari
perawat pelaksana mengatakan bahwa perawat tidak pernah dievaluasi kesiapannya oleh
kepala ruang dalam melaksanakan handover dan kepala ruang belum pernah memberikan
sosialisasi tentang standar handover yang benar kepada perawat pelaksana.
DAFTAR PUSTAKA
Hughes, R. 2008. Agency for healthcare research and quality u.s. department of
health and human services, 54. Patient Safety and Quality
Istiningtyas, A. dan Y. Wulandari. 2018. Hubungan kepemimpinan kepala ruang
dengan pelaksanaan handover. KesMadaSka
Kamil, H. 2011. Handover dalam pelayanan keperawatan. Idea Nursing Journal.
4(2):144–152.
Noprianty, R. 2018. Modul Praktikum Nursing Management. Edisi 1. Yogyakarta:
Deepublish.