Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN JANUARI - DESEMBER

HASIL SURVEILANS HAIs


PUSKESMAS NANJUNGAN KABUPATEN EMPAT LAWANG
TAHUN 2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa
yang telah melimpahkan berkat dan rahmat-Nya sehingga penyusunan Laporan
Januari - Desember HASIL SURVEILANS HAIs PROGRAM PENCEGAHAN DAN
PENGENDALIAN INFEKSI Puskesmas Nanjungan Kabupaten Empat Lawang dapat
terselesaikan. Laporan Januari - Desember HASIL SURVEILANS HAIs PROGRAM
PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI ini bagi Puskesmas Ijen sangat penting
sekali karena akan memberikan gambaran tentang insiden rate HAIs di Puskesmas
sehingga dapat digunakan untuk merencanakan program pengendalian dan
pencegahan infeksi untuk perbaikan pelayanan Puskesmas ke depan. Harapannya,
Puskesmas dapat memberikan pelayanan yang berkualitas dan berorientasi pada
keselamatan pasien serta melindungi seluruh masyarakat pengguna layanan
puskesmas dari infeksi selama mendapat pelayanan dari puskesmas.
DAFTAR ISI
Kata Pengantar

BAB I
1. LatarBelakang ...................................................................................... 1
2. Tujuan................................................................................................... 2
BAB II
Hasil Surveilans PPI ................................................................................... 3
BAB III
Penutup
1. Kesimpulan........................................................................................... 5
2. Saran.................................................................................................... 5
3. RencanaTindakLanjut ........................................................................... 5
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Infeksi nosokomial merupakan infeksi silang yang terjadi akibat
perpindahan mikroorganisme melalui petugas kesehatan dan alat yang
dipergunakan saat melakukan tindakan. Infeksi adalah adanya suatu
organisme pada jaringan atau cairan tubuh yang disertai suatu gejala klinis
baik lokal maupun sistemik. Infeksi yang muncul selama seseorang tersebut
dirawat di rumah sakit dan mulai menunjukkan suatu gejala selama seseorang
itu dirawat atau setelah selesai dirawat disebut infeksi nosokomial. Secara
umum, pasien yang masuk Puskesmas dan menunjukkan tanda infeksi yang
kurang dari 72 jam menunjukkan bahwa masa inkubasi penyakit telah terjadi
sebelum pasien masuk rumah sakit, dan infeksi yang baru menunjukkan
gejala setelah 72 jam pasien berada di Puskesmas disebut infeksi nosokomial.
Healthcare Associated Infections (HAIs) banyak terjadi di seluruh dunia
dengan kejadian terbanyak di negara miskin dan negara yang sedang
berkembang karena penyakit-penyakit infeksi masih menjadi penyebab utama.
Suatu penelitian yang yang dilakukan oleh WHO menunjukkan bahwa sekitar
8,7% dari 55 rumah sakit dari 14 negara yang berasal dari Eropa, Timur
Tengah, Asia Tenggara dan Pasifik tetap menunjukkan adanya infeksi
nosokomial dengan Asia Tenggara sebanyak 10,0%.
Infeksi nosokomial dapat berasal dari dalam tubuh penderita maupun
luar tubuh. Infeksi endogen disebabkan oleh mikroorganisme yang semula
memang sudah ada didalam tubuh dan berpindah ke tempat baru yang kita
sebut dengan self infection atau auto infection, sementara infeksi eksogen (cross
infection) disebabkan oleh mikroorganisme yang berasal dari rumah sakit dan
dari satu pasien ke pasien lainnya.
Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI) yang berhubungan dengan
pelayanan kesehatan merupakan suatu upaya penting dalam meningkatkan
mutu pelayanan Puskesmas.
Masyarakat yang menerima pelayanan medis dan kesehatan dihadapkan
pada risiko terinfeksi kecuali kalau dilakukan kewaspadaan untuk mecegah
terjadinya infeksi. Selain itu, petugas kesehatan yang melayani mereka dan staf
pendukung (seperti staf rumah tangga, pembuang sampah dll) Semuanya
dihadapkan kepada risiko. HAIs dan infeksi dari tempat pekerjaan merupakan
masalah yang penting di seluruh dunia dan terus meningkat.

Kegiatan surveilans HAIs merupakan komponen penunjang penting


dalam setiap program pencegahan dan pengendalian infeksi. Informasi yang
dihasilkan oleh kegiatan surveilans berguna untuk mengarahkan strategi
program baik pada tahap perencanaan, pelaksanaan, maupun pada tahap
evaluasi. Dengan kegiatan surveilans yang baik dan benar dapat dibuktikan
bahwa program dapat berjalan lebih efektif dan efisien. .

B. Tujuan
1. Tujuan Umum:
Untuk meningkatkan kualitas pelayanan di Puskesmas Nanjungan
sehingga melindungi sumber daya manusia kesehatan, pasien, dan
masyarakat dari infeksi yang terkait pelayanan kesehatan.
2. Tujuan Khusus:
a. Tersedianya informasi tentang situasi dan kencenderungan kejadian
HAIs di Puskesmas Nanjungan dan faktor risiko yang mempengaruhinya
b. Terselenggaranya kewaspadaan dini terhadap kemungkinan terjadinya
fenomena abnormal (penyimpangan) pada hasil pengamatan dan
dampak HAIs di Puskesmas Nanjungan.
c. Terselenggaranya investigasi dan pengendalian kejadian penyimpangan
pada hasil pengamatan dan dampak HAIs di Puskesmas Nanjungan
BAB II

Dari hasil pemantauan tim PPI ditemukan kejadian HAI's sebagai berikut :
Januari
NO NAMA UMUR REKAM LAMA LAMA TINDAKAN HAIs
MEDIS INFUS CATETER LAIN
1
2
3

Februari

NO NAMA UMUR REKAM LAMA LAMA TINDAKAN HAIs


MEDIS INFUS CATETER LAIN
1
2

Incidence Rate
No Bulan
Phlebitis CAUTI
Analisis

Tidak ada monitoring SOP Belum ada inhouse traning

Incidence
Rate
Phlebitis

Tdk ada budaya Petugas kurang berkompeten


mengingatkan teman

Angka incidence rate Phlebitis yang cukup tinggi ini disebabkan karena
ketidakpatuhan petugas terhadap SOP pemasangan infus dan pemasangan kateter
dan ada petugas yang kurang berkompeten dalam melakukan pemasangan kateter,
serta belum ada budaya mengingatkan antar teman
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
ketidakpatuhan petugas terhadap SOP pemasangan infus dan
pemasangan kateter dan ada petugas yang kurang berkompeten dalam
melakukan pemasangan kateter serta belum ada budaya mengingatkan antar
teman.

B. SARAN
1. Meningkatkan pengawasan dalam tindakan pemasangan infus dan kateter
2. Pengawasan tenaga keperawatan dalam bekerja sesuai SOP yang berlaku
3. Menggalakkan program cuci tangan sesuai SOP yang berlaku
4. Pengawasan dalam hal menjaga kesterilan melakukan tindakan invasif

C. RENCANA TINDAK LANJUT


1. Inhouse Training PPI bagi semua nakes
2. Pembinaan terhadap petugas yang terindikasi tidak mematuhi SOP
pemasangan infus dan kateter
3. Pembinaan terhadap petugas yang kurang berkompeten dalam memasang
infus dan kateter

Nanjungan, Januari 2023

Ketua Tim PPI

Wisnu Hadi Saputra,Amd.Kep

Anda mungkin juga menyukai