Anda di halaman 1dari 3

A.

Latar Belakang

Berdasarkan UU Nomor 5 tahun 2014, Aparatur Sipil Negara (ASN) adalah profesi
bagi Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK)
yang bekerja pada instansi pemerintah. Pegawai ASN ini memiliki fungsi sebagai pelaksana
kebijakan publik, pelayan publik serta perekat dan pemersatu bangsa. Lalu dalam peraturannya,
para Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) harus melalui suatu pelatihan dasar yang
pelaksanaannya mengacu pada UU Nomor 5 tahun 2014 mengenai Aparatur Sipil Negara, PP
Nomor 11 tahun 2017 , Peraturan Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia
(PERLAN RI) Nomor 10 Tahun 2021 tentang Perubahan atas Peraturan Lembaga Administrasi
Negara dan Nomor 1 Tahun 2021 tentang Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil. Dalam
pelatihan ini, peserta dipersiapkan dengan dibekali materi-materi sehingga diharapkan dapat
memiliki kemampuan untuk mengaktualisasikan nilai-nilai dasar (core value) ASN
BerAKHLAK, yaitu : (1) Berorientasi pelayanan; (2) Akuntabel; (3) Kompeten; (4) Harmonis;
(5) Loyal; (6) Adaptif; (7) Kolaboratif.

Sebagai salah satu bentuk komitmen untuk mempercepat penurunan stunting


,Pemerintah telah menerbitkan Peraturan Presiden (Perpres) nomor 72 tahun 2021 tentang
Percepatan Penurunan Stunting. Pencegahan dan penanganan stunting pada anak balita hingga
saat ini masih menjadi prioritas pemerintah, berbagai pedoman telah diluncurkan untuk
membantu petugas Kesehatan dan masyarakat bersama-sama mencegah dan menangani
stunting di masyarakat. Salah satu pedoman yang akan membantu Puskesmas dalam
memaksimalkan pelayanan gizi spesifik adalah pedoman pelayanan gizi spesifik di puskesmas
untuk percepatan penurunan stunting. Stunting adalah suatu kondisi dimana balita memiliki
panjang atau tinggi badan yang kurang jika dibandingkan dengan yang seharusnya pada usia
balita tersebut. Kondisi ini diukur dengan parameter tinggi badan yang lebih dari minus dua
standar deviasi dari median standar pertumbuhan anak yang ditetapkan oleh WHO. Kondisi
stunting merupakan masalah gizi kronik yang disebabkan faktor seperti kondisi ekonomi, gizi
ibu saat hamil, kesakitanpada bayi, dan kurangnya asupan gizi pada bayi. Balita yang
mengalami stunting seiring dengan pertambahan usia akan mengalami kesulitan dalam
mencapai perkembangan fisik dan kognitif yang optimal. (WHO,2014,2019)

Untuk mencegah hal tersebut pemerintah mencanangkan program intervensi


pencegahan stunting terintergritas. Kejadian stunting pada tahun 2017 sekitar 22,2% atau sekitar
150,8 juta balita di dunia mengalami stunting. pada tahun 2017, lebih dari setengah balita
stunting di Dunia berasal dari Asia (55%) sedangkan lebih dari sepertiganya (39%)di Afrika.
Dari 83,6 juta balita stunting di Asia , proporsi berasal dari Asia Selatan (58,7%) dan proporsi
paling sedikit di Asia Tegah (0,9%)

Stunting adalah salah satu target Sustainable Development Goal (SDGs) yang termaksud
pada tujuan pembangunan ke-2 yaitu menghilangkan kelaparan dan segala bentuk malnutrisi
pada tahun 2030 serta mencapai ketahanan pangan serta mencapai ketahanan pangan .
Berdasarkan data survei Status Gizi Balita Indonesia (SSGBI) tahun 2021, Prevalensi stunting
saat ini masih berada pada angka 24,4 persen atau 5,33 juta balita.

Prevalensi stunting ini telah mengalami penurunan dari tahun-tahun sebelumnya, akan
tetapi target Presiden berdasarkan RPJMN harus turun mencapai 14 % pada tahun 2024. Di
Kabupaten Buton berdasarkan dari aplikasi elektronik pencatatan dan pelaporan gizi Berbabis
Masyarakat (e-PPGBM) melaporkan bahwa prevalensi mulai menurun dari 23,2% di tahun 2020
menjadi 23,1% di tahun 2021.

Puskemas Selangit merupakan salah satu puskesmas yang berada dikabupaten musi rawas
dengan jarak tempuh dari Puskesmas Selangit ke Ibu Kota Kabupaten Musi Rawas (Muara
Beliti) ± 30 km dengan waktu tempuh ± 1 (satu) jam perjalanan dapat menggunakan kendaraan
bermotor roda dua atau roda empat. Wilayah kerja Puskesmas Selangit terdiri dari 11 desa 1
kelurahan . Berdasarkan data di Puskesmas Selangit pada bulan juni tahun 2022 melaporkan
jumlah balita yang mengalami stunting ada 15 balita. Diantaranya 2 balita dari desa lubuk
ngin, 2 balita dari desa taba tengah, 10 balita dari desa napal melintang dan 1 balita dari desa
taba renah. Masih tingginya stanting di wilayah puskesmas selangit disebabkan oleh kurangnya
pengetahuan ibu balita
DAFTAR LIST ALAMAT BALITA STUNTING

No Nama JK Tgl lahir Nama Ortu Alamat

1 Al hafis LK 16-06-2021 Reza Fauzi Desa Taba Tengah

2 Yuka PR 25-05-2020 Ilham Desa Taba Tengah

3 Pangeran LK 11-02-2021 Erlangga Desa Taba Renah

4 M.Bara LK 04-02-2021 Tapohim Desa Padang lalang

5 Meylani PR 13-05-2019 Subono Desa Padang lalang

6 Alifa Zahra PR 24-03-2019 Sayatim Desa Napal Melintang

7 Arza Akmal LK 30-05-2015 M.syeh Desa Napal Melintang

8 Halifa LK 10-08-2018 Herman Desa Napal Melintang

9 Ilham LK 02-01-2020 Harmoko Desa Napal Melintang

10 Kenza PR 27-04-2018 Hendri Desa Napal Melintang

11 Libran LK 15-04-2019 Aman Desa Napal Melintang

12 Rara PR 17-04-2019 Indra Desa Napal Melintang

13 Selkia PR 18-07-2019 Irwansyah Desa Napal Melintang

14 Septa LK 28-09-2018 Arbi Desa Napal Melintang

15 Willy PR 26-09-2018 Wiro Desa Napal Melintang

Anda mungkin juga menyukai