Keberhasilan pembangunan kesehatan membutuhkan perencanaan yang baik yang didasarkan pada data
dan informasi kesehatan yang tepat dan akurat serta berkualitas, sehingga dapat menggambarkan keadaan
yang sesungguhnya (evidence based).
Buku kecil ini menyajikan data dan informasi mengenai keadaan sosio-demografi, derajat kesehatan
masyarakat, upaya kesehatan, dan sumber daya kesehatan di provinsi yang disajikan menurut
kabupaten/kota. Adapun data dan informasi yang disajikan bersumber dari Pusdatin Kemkes RI, Ditjen BUK
Kemkes RI, Ditjen PPPL Kemkes RI, Ditjen Bina Gizi dan KIA Kemkes RI, Badan PPSDMK Kemkes RI, Badan
Pusat Statistik (BPS), dan Kementerian Dalam Negeri.
Tim penyusun berharap data dan informasi yang terdapat pada buku ini dapat menjadi bahan masukan
dalam menelaah keadaan kesehatan yang ada di Provinsi Sumatera Selatan maupun kabupaten/kota di
provinsi tersebut.
Kepala Pusat Data dan Informasi
Kementerian Kesehatan
DAFTAR ISI
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
52
53
54
55
56
57
58
PROFIL SINGKAT
PROVINSI SUMATERA SELATAN TAHUN 2014
Jumlah kabupaten/kota
Kabupaten
Kota
Jumlah
2
Jumlah kecamatan
Jumlah desa/kelurahan
Sarana Kesehatan
- Puskesmas Rawat Inap
- Puskesmas Non Rawat Inap
Jumlah Puskesmas (Juni 2014)
Rumah Sakit
11
4
15
231
3.225
1.549
1.098
221
8.809
4.808
1.272
6.074
91.592,00
7.996.535
4.068.596
3.927.939
87,31
95
225
320
52
Sumber : Kemkes RI: Ditjen Bina Upaya Kesehatan, Badan PPSDMK, Pusat Data dan Informasi; Kementerian
Dalam Negeri
Estimasi jumlah penduduk tahun 2014 menggunakan metode geometriks. Metode ini berasumsi bahwa laju/angka
pertumbuhan penduduk bersifat konstan setiap tahunnya. Laju pertumbuhan penduduk yang digunakan adalah laju
pertumbuhan penduduk provinsi. jumlah penduduk tertinggi di Indonesia hasil estimasi terdapat di Provinsi Jawa Barat dan
jumlah penduduk terendah terdapat di Provinsi Kalimantan Utara.
SUMATERA SELATAN
Struktur penduduk di Indonesia dan Sumatera Selatan termasuk struktur penduduk muda. Badan piramida membesar, ini
menunjukkan banyaknya penduduk usia produktif terutama pada kelompok umur 25-29 tahun baik laki-laki dan perempuan.
Jumlah golongan penduduk usia tua juga cukup besar. Hal ini dapat dimaknai dengan semakin tingginya usia harapan hidup,
kondisi ini mengharuskan kebijakan terhadap penduduk usia tua, karena golongan penduduk ini relatif tidak produktif.
Penyebaran penduduk di Provinsi Sumatera Selatan belum merata. Hal ini dapat dilihat dari kepadatan penduduk tiap
kabupaten/kota yang tidak sama. Kab/Kota dengan kepadatan penduduk yang paling tinggi terdapat di Kota Palembang
sebesar 4.230 jiwa per km2. Kepadatan terendah terdapat di Kab. Musi Banyuasin dengan kepadatan penduduk 42 jiwa per
km 2. Jumlah penduduk dan luas wilayah merupakan indikator penting dalam hal penyebaran penduduk.
KAB/KOTA
1601
1602
1603
1604
1605
1606
1607
1608
1609
1610
1611
1612
1613
1671
1672
1673
1674
RAWAT INAP
11
21
10
24
11
19
21
8
13
20
4
5
3
36
8
5
6
225
JUMLAH
16
29
19
31
19
26
29
19
22
25
8
6
8
39
8
7
9
320
10
42,4
38,8
37,2
33,8
33,5
30,4
26,1
25,9
24,7
24,3
24,2
24,0
23,7
23,2
23,0
22,8
21,3
21,2
19,7
19,7
18,7
18,6
18,4
18,1
17,0
16,8
16,8
13,7
13,6
13,5
13,4
12,7
11,7
11,2
9,6
0
10
15
20
25
30
35
40
Rasio dokter umum di Indonesia yaitu 16.8 per 100.000 penduduk, dengan rentang 9.6 42.4 per 100.000 penduduk. Provinsi
dengan rasio dokter paling tinggi adalah Prov. Sulawesi Utara dan paling rendah Prov. Jawa Barat. Berdasarkan target
kebutuhan tenaga kesehatan tahun 2014 (Kepmenkokesra No. 54 tahun 2013) rasio dokter umum 40 per 100.000 penduduk,
secara nasional belum mencapai target dan hanya 1 provinsi telah mencapai target.
45
11
33,8
Aceh
30,4
Kepulauan Riau
26,1
24,3
Bengkulu
24,0
Sumatera Utara
23,2
Jambi
21,3
Riau
INDONESIA
16,8
Sumatera Selatan
13,7
Lampung
12,7
0
12
18,6
10
15
20
25
30
35
40
34,5
25,0
21,4
15,1
13,9
13,7
13,4
10,9
10,3
9,6
9,5
9,2
8,4
7,6
7,3
6,1
0
10
15
20
25
30
35
40
Rasio dokter umum di Provinsi Sumatera Selatan yaitu 13,7 per 100.000 penduduk, dengan rasio tertinggi di Kota Prabumulih
(34,5) dan rasio terendah di Kabupaten Ogan Komering Ulu Timur (6,1). Berdasarkan target kebutuhan tenaga kesehatan
tahun 2014 (Kepmenkokesra No. 54 tahun 2013) rasio dokter umum 40 per 100.000 penduduk, tingkat provinsi dan
kabupaten/kota belum mencapai target.
13
6,1
6,1
5,9
5,8
5,5
5,2
4,9
4,8
4,7
4,5
4,4
4,3
4,3
4,2
3,8
3,8
3,4
3,4
3,4
3,2
3,1
3,0
2,9
2,8
0
7,2
7,2
7,2
7,0
6,8
11,2
8,0
8,0
7,8
12,7
12
14
14,6
Rasio dokter gigi di Indonesia yaitu 5.19 per 100.000 penduduk, dengan rentang 2.76 14.62 per 100.000 penduduk. Provinsi
dengan rasio dokter paling tinggi adalah Prov. DKI Jakarta dan paling rendah Prov. Sumatra selatan. Berdasarkan target
kebutuhan tenaga kesehatan tahun 2014 (Kepmenkokesra No. 54 tahun 2013) rasio dokter gigi 12 per 100.000 penduduk,
secara nasional belum mencapai target dan hanya 2 provinsi telah mencapai target.
15
8,0
Kepulauan Riau
7,0
Sumatera Utara
6,8
Riau
6,1
Bengkulu
6,1
Aceh
5,9
Jambi
5,5
INDONESIA
5,2
4,5
Lampung
3,4
Sumatera Selatan
2,8
0
10
12
15
9,8
7,4
3,0
2,8
2,8
2,7
1,8
1,7
1,7
1,5
1,4
1,0
0,8
0,8
0,6
0,6
0
10
16
Rasio dokter gigi di Provinsi Sumatera Selatan yaitu 2,8 per 100.000 penduduk, dengan rasio tertinggi di Kota Prabumulih (9,8)
dan terendah di Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan (0,6). Berdasarkan target kebutuhan tenaga kesehatan tahun 2014
(Kepmenkokesra No. 54 tahun 2013) rasio dokter gigi 12 per 100.000 penduduk, tingkat provinsi dan kabupaten/kota belum
mencapai target.
12
66,6
65,7
0
50
85,4
85,2
96,5
100
127,5
126,6
125,8
117,2
110,2
109,9
107,2
160,6
158,5
158,0
157,2
155,7
152,8
147,3
145,3
140,9
194,3
193,5
190,8
187,5
185,0
178,2
208,2
246,5
239,6
236,5
230,1
273,6
308,9
297,1
150
200
250
300
350
17
230,1
Kepulauan Riau
Kepulauan Bangka Belitung
193,5
185,0
Bengkulu
178,2
Jambi
155,7
Sumatera Barat
147,3
Sumatera Utara
127,5
INDONESIA
117,2
Sumatera Selatan
110,2
Riau
109,9
Lampung
85,4
0
50
100
150
200
Rasio perawat di regional Sumatera memiliki rentang 85,4 230,1 per 100.000 penduduk. Rasio tertinggi di Provinsi Aceh dan
terendah Provinsi Lampung. Berdasarkan target kebutuhan tenaga kesehatan tahun 2014 (Kepmenkokesra No. 54 tahun 2013)
rasio perawat 158 per 100.000 penduduk, 4 provinsi di regional Sumatera telah mencapai target.
18
250
293,3
190,8
185,3
144,4
116,0
110,2
103,5
95,2
88,9
83,7
81,6
78,2
Target tahun 2014
70,3
158 perawat per
67,0
100.000 penduduk
48,4
45,1
0
50
100
150
200
250
300
350
Rasio perawat di Provinsi Sumatera Selatan yaitu 110,2 per 100.000 penduduk, dengan rasio tertinggi di Kota Prabumulih
(293,3) dan terendah Kabupaten Empat Lawang (45,1). Berdasarkan target kebutuhan tenaga kesehatan tahun 2014
(Kepmenkokesra No. 54 tahun 2013) rasio perawat 158 per 100.000 penduduk, hanya 3 (20%) kabupaten/kota telah mencapai
target.
19
Indonesia
Aceh
Bengkulu
Papua Barat
Sumatera Utara
Jambi
Maluku Utara
Sumatera Barat
Sulawesi Tengah
Kalimantan Tengah
Maluku
Sulawesi Tenggara
Riau
Kalimantan Selatan
Sulawesi Barat
Kepulauan Bangka Belitung
Sulawesi Selatan
Nusa Tenggara Timur
Sulawesi Utara
Sumatera Selatan
Gorontalo
Kepulauan Riau
Kalimantan Timur
Papua
Bali
Jawa Tengah
Kalimantan Barat
Lampung
DI Yogyakarta
Nusa Tenggara Barat
Jawa Timur
Banten
DKI Jakarta
Jawa Barat
102,0
100,4
95,3
95,1
90,7
88,9
29,6
28,3
28,0
0
201,7
139,5
77,9
77,5
73,2
70,4
70,3
69,7
65,0
62,2
61,9
61,6
60,1
59,9
57,6
57,0
55,1
52,7
51,2
Target tahun 2014
50,8
100 bidan per 100.000
47,2
penduduk
47,1
46,8
40,3
50
100
150
200
250
20
Rasio bidan di Indonesia tahun 2014 yaitu 54,2 per 100.000 penduduk, dengan rentang 28,0 201,7 per 100.000 penduduk,
rasio tertinggi Prov. Aceh dan terendah Prov. Jawa Barat. Berdasarkan target kebutuhan tenaga kesehatan tahun 2014
(Kepmenkokesra No. 54 tahun 2013) rasio bidan 100 per 100.000 penduduk, secara nasional belum mencapai target dan
hanya 4 provinsi telah mencapai target.
201,7
Bengkulu
139,5
Sumatera Utara
100,4
Jambi
95,3
Sumatera Barat
90,7
Riau
70,4
65,0
Sumatera Selatan
60,1
Kepulauan Riau
57,6
INDONESIA
54,2
Lampung
47,2
0
50
100
150
200
250
21
151,3
115,2
90,9
71,8
67,0
66,2
65,4
60,1
57,7
57,6
56,5
51,8
51,5
48,5
46,8
42,4
0
20
40
60
80
100
120
140
22
160
NO
KABUPATEN/KOTA
23
IPM rendah
IPM sedang
IPM tinggi
24
Indeks Pembangunan Manusia di Indonesia pada tahun 2012 sebesar 73,29 naik dari tahun 2011 sebesar 72,77 dan kisaran
IPM per kabupaten/kota 65,86-78,33. Seluruh provinsi di Indonesia masuk dalam kategori IPM sedang, tidak satupun provinsi
dengan kategori IPM rendah maupun sedang. DKI Jakarta masih menempati posisi pertama dengan IPM 78,33 dan Papua di
posisi terakhir.
IPM rendah
IPM sedang
IPM tinggi
25
26
Target MDGs
2015 23
Angka ini menggambarkan kondisi angka kematian bayi periode 10 tahun sebelum survei. Angka kematian bayi di Indonesia
periode 5 tahun sebelum survei sebesar 32 per 1.000 kelahiran hidup.
27
Target MDGs
2015 32
28
Angka ini menggambarkan kondisi angka kematian balita periode 10 tahun sebelum survei. Angka kematian balita di Indonesia
periode 5 tahun sebelum survei sebesar 40 per 1.000 kelahiran hidup.
Sumber: Ditjen Bina Gizi dan KIA Kemkes RI: Laporan pencapaian kinerja B09 2014
Cakupan kunjungan ibu hamil K4 di Indonesia pada tahun 2014 s.d. triwulan 3 ialah sebesar 64,58%. Cakupan tertinggi
terdapat di Provinsi Jawa Tengah (76,24%), sedangkan yang terendah ialah di Provinsi Papua (24,93%). Cakupan di Provinsi
Aceh pada kurun waktu yang sama ialah 55,31%. Capaian ini merupakan yang terendah ke delapan diantara provinsi lainnya.
Angka ini masih lebih rendah daripada angka cakupan nasional. Target Renstra Kemenkes pada tahun 2014 ialah sebesar
95%. Diharapkan pada akhir tahun 2014 target tersebut akan dapat dicapai.
29
Sumber: Ditjen Bina Gizi dan KIA Kemkes RI: Laporan pencapaian kinerja B09 2014
30
Cakupan kunjungan ibu hamil K4 pada tahun 2014 triwulan ke tiga di Provinsi Aceh merupakan yang terendah ke tiga diantara
provinsi lainnya di regional Sumatera. Cakupan tertinggi berada di Provinsi Jambi (64,47%), sedangkan yang terendah ialah di
provinsi Sumatera Utara (53,38%). Target Renstra Kemenkes pada tahun 2014 ialah sebesar 95%. Diharapkan pada akhir
tahun 2014 target tersebut dapat tercapai.
Sumber: Ditjen Bina Gizi dan KIA Kemkes RI: Laporan pencapaian kinerja B09 2014
Cakupan tertinggi kunjungan ibu hamil K4 di Provinsi Sumatera Selatan pada tahun 2014 s.d. triwulan 3 adalah di Kabupaten
Musi Rawas (74,25%) sedangkan yang terendah adalah di Kabupaten OKU Selatan (45,28%). Terdapat dua kabupaten yang
memiliki cakupan di atas cakupan nasional pada kurun waktu yang sama, yakni Kabupaten Musi Rawas dan Kabupaten Pagar
Alam (69,38%). Target Renstra Kemenkes pada tahun 2014 ialah sebesar 95%. Diharapkan pada akhir tahun 2014 target
tersebut dapat tercapai.
31
Sumber: Ditjen Bina Gizi dan KIA Kemkes RI: Laporan pencapaian kinerja B09 2014
32
Cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan di Indonesia pada tahun 2014 s.d. triwulan 3 ialah sebesar 63,88%. Cakupan
tertinggi terdapat di Provinsi Jawa Tengah (79%), sedangkan yang terendah ialah di Provinsi Papua Barat (5,47%). Cakupan di
Provinsi Aceh pada triwulan ke tiga tahun 2014 ialah sebesar 56,30%. Capaian ini merupakan ke enam terendah diantara
provinsi lainnya di Indonesia. Sedangkan target Renstra Kemenkes pada tahun 2014 ialah sebesar 90%. Diharapkan pada
akhir tahun 2014 target tersebut dapat tercapai.
Sumber: Ditjen Bina Gizi dan KIA Kemkes RI: Laporan pencapaian kinerja B09 2014
Presentase persalinan ditolong tenaga kesehatan di provinsi Aceh pada tahun 2014 triwulan ke tiga ialah sebesar 56,30%.
Capaian tersebut merupakan yang terendah diantara provinsi di regional Sumatera. Cakupan tertinggi terdapat di Provinsi
Kepulauan Bangka Belitung (68,91%). Target Renstra Kemenkes pada tahun 2014 ialah sebesar 90%. Diharapkan pada akhir
tahun 2014 target tersebut dapat tercapai.
33
34
Sumber: Ditjen Bina Gizi dan KIA Kemkes RI: Laporan pencapaian kinerja B09 2014
Terdapat dua kabupaten di Provinsi Sumatera Selatan yang memiliki cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan pada tahun 2014
s.d. triwulan 3 lebih tinggi daripada cakupan nasional pada kurun waktu yang sama, yakni Kabupaten Musi Rawas (77,99%) dan
Kabupaten Pagar Alam (75,49%). Angka cakupan tertinggi terdapat di Kabupaten Musi Rawas sedangkan yang terendah ialah di
Kabupaten OKU Selatan (45,54%). Target Renstra Kemenkes pada tahun 2014 ialah sebesar 90%. Diharapkan pada akhir tahun
2014 target tersebut dapat dicapai.
Standar WHO
90%
35
Standar WHO
90%
36
Dari 10 provinsi di regional Sumatera, sebanyak 6 provinsi memiliki cakupan imunisasi campak pada bayi di Indonesia per
September 2014 di bawah rata-rata provinsi (53,6%%). Provinsi dengan cakupan campak pada bayi tertinggi regional
Sumatera yaitu Kep. Bangka Belitung (59,8%) dan terendah Sumatera Utara (41,9%).
Standar WHO
90%
37
38
Cakupan imunisasi dasar lengkap pada bayi di Indonesia per September 2014 sebesar 48,4% dengan provinsi tertinggi Bali
(62,0%) dan terendah Maluku Utara (17,7%).
Dari 10 provinsi di regional Sumatera, sebanyak 5 provinsi memiliki cakupan imunisasi dasar lengkap pada bayi di bawah ratarata provinsi (48,4%). Provinsi dengan cakupan imunisasi dasar lengkap pada bayi per September 2014 tertinggi yaitu Kep.
Bangka Belitung (60,0%) dan terendah Sumatera Utara (36,5%).
39
40
Cakupan desa/kelurahan UCI di Indonesia pada tahun 2013 sebesar 100% dengan kisaran 13,05% - 100%. Provinsi DI
Yogyakarta, DKI Jakarta, dan Jambi mencapai 100%. Sedangkan provinsi terendah yaitu Papua (13,05%), Papua Barat
(41,21%), dan Sulawesi Tenggara (56,50%).
41
Sumber : Ditjen Gizi dan KIA, Kemkes RI, 2014 (Laporan Pencapaian Kinerja B09 2014)
Cakupan kunjungan bayi di Indonesia tahun 2014 sebesar 60,90% dengan provinsi tertinggi Lampung 74,89%) dan
terendah Papua (6,45%). Semua provinsi masih belum memenuhi target Renstra 2014 yaitu 90%
42
Sumber : Ditjen Gizi dan KIA, Kemkes RI, 2014 (Laporan Pencapaian Kinerja B09 2014)
Dari 10 provinsi di regional Sumatera tidak ada satupun provinsi yang memenuhi target Renstra 2014 yaitu 90%. Provinsi
dengan cakupan terendah yaitu Kepulauan Riau (26,16%).
43
Sumber : Ditjen Gizi dan KIA, Kemkes RI, 2014 (Laporan Pencapaian Kinerja B09 2014)
44
Cakupan pelayanan kesehatan bayi Provinsi Sumatera Selatan pada tahun 2014 sebesar 64,38% dengan cakupan tertinggi
Kabupaten Lubuk Linggau (87,73%) dan terendah Kab. Musi Rawas (30,56%). Tidak ada satu provinsi yang memenuhi target
Renstra 90%.
Sumber : Ditjen Gizi dan KIA, Kemkes RI, 2014 (Laporan Pencapaian Kinerja B09 2014)
Cakupan balita ditimbang (D/S) di Indonesia tahun 2014 sebesar 76,8% dengan provinsi tertinggi Nusa Tenggara Barat
(87,5%) dan terendah Papua (30,4%). Hanya 2 provinsi yang memenuhi target Renstra 2014 yaitu 85% , yaitu NTB dan Jawa
Barat.
45
Sumber : Ditjen Gizi dan KIA, Kemkes RI, 2014 (Laporan Pencapaian Kinerja B09 2014)
Dari 10 provinsi di regional di Sumatera, tidak ada satu provinsi pun yang memiliki cakupan balita ditimbang (D/S)
tahun 2014 yang memenuhi target Renstra 2014 yaitu 85%. Provinsi dengan cakupan terendah yaitu Provinsi
Kepulauan Riau (58,40%)
46
Sumber : Ditjen Gizi dan KIA, Kemkes RI, 2014 (Laporan Pencapaian Kinerja B09 2014)
Cakupan balita ditimbang (D/S) Provinsi Sumatera Selatan pada tahun 2014 sebesar 75,2% dengan cakupan
tertinggi Muara Enim (89,2%) dan terendah Ogan Komering Ilir (57,2%). Empat kabupaten sudah memenuhi target
Renstra 2014 yaitu Muara Enim, Palembang, Prabumulih, dan Lahat.
47
13,2
14
15,1
15,6
15,7
16,2
16,5
16,6
17,2
17,6
18,3
18,7
18,8
19,1
19,6
19,7
21,2
21,8
22,4
22,5
23,3
23,9
24,1
24,9
25,6
25,7
26,1
26,3
26,5
27,4
28,3
29,1
30,9
33
48
10
15
20
25
30
35
8,8
9,4
9,4
9,9
10,2
10,2
10,8
10,9
11,0
11,1
11,4
11,4
11,6
11,7
11,8
11,9
12,1
12,2
12,3
12,3
12,4
12,6
12,8
13,5
13,8
14,8
14,8
14,9
15,4
15,5
15,6
15,7
16,2
18,7
10
12
14
16
18
20
49
50
PREVALENSI HIPERTENSI
BERDASARKAN DIAGNOSIS TENAGA KESEHATAN
DI INDONESIA TAHUN 2013
51
52
Pada tahun 2013, capaian PHBS di Indonesia sebesar 55,46%. Capaian tersebut belum memenuhi target Renstra 2013
sebesar 65%. Demikian juga dengan sebagian besar provinsi di Indonesia. Provinsi Kalimantan Barat memiliki capaian sebesar
50,02%. Terdapat 8 Provinsi yang telah memenuhi target 65%.
53
54
Persentase rumah tangga dengan akses terhadap sumber air minum layak di Indonesia sebesar 66,8%. Di regional Sumatera,
provinsi dengan persentase tertinggi adalah Lampung sebesar 74,3%. Provinsi dengan persentase terendah yaitu Kepulauan
Riau sebesar 24%
55
56
Persentase rumah tangga dengan akses terhadap fasilitas sanitasi layak di Indonesia sebesar 59,8%. Provinsi dengan
persentase tertinggi adalah DKI Jakarta, Kepulauan Riau, dan Kalimantan Timur. Provinsi dengan persentase terendah yaitu
Nusa Tenggara Timur, Papua, dan Nusa Tenggara Barat.
57
58