TINJAUAN KASUS
A. Pengkajian
1. Pengumpulan Data
a. Identitas
1) Identitas Pasien
Nama : Ny. M
Umur : 20 th
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Wiraswasta
Suku Bangsa : Jawa
Golongan Darah :B
No.CM : 301306
Tanggal masuk : 11-02-20
Tanggal Pengkajian : 12-02-20
Diagnosa Medis : Post Op Apendisitis
Alamat : Jalan Sadar Timur Desa Sekip
c. Pemeriksaan Fisik
1) Keadaan Umum :
Klien tampak lemah, kesadaran compos mentis. Tanda-tanda vital TD : 120/80
mmHg, RR : 22x/menit, HR : 89x/ menit, Term : 37.5⁰C.
2) Kepala : Bentuk kepala Ny. M bulat simetris kiri dan kanan, tidak ada lesi.
3) Rambut : Rambut N.y M hitam kecoklatan. Struktur rambut sedikit keriting dan
lebat
4) Mata : Bentuk mata N.y M simetris,sklera putih, konjungtiva merah muda,tidak
ada sekret dan pembengkakan pada area mata,fungsi penglihatan bagus.
Reflek pupil terhadap cahaya baik..
5) Telinga :Simetris kanan dan kiri.Kedua telinga bersih tidak ada serumen.
Fungsi pendengaran baik.
6) Hidung : Bentuk hidung Ny.M simetris. Kebersihan bersih. Tidak ada
pembengkakan pada hidung dan penciuman baik.
7) Mulut
a. Bibir :Bentuk mulut simetris tidak ada labiosikisis dan labioplatumskisis
tidak ada pembesaran tonsil mukosa bibir lembab
b. Gigi : Gigi Ny. M utuh dan bersih dan tidak ada karies gigi. Jumlah gigi 32
c. Lidah : Warna lidah merah mudah dan sedikit kotor. Fungsi pengecapan
baik.
8) Leher : Bentuk leher Ny.M simetris. Tidak terdapat pembesaran kelenjar tyroid
dan tidak terdapat kaku kuduk
.9) Dada : Bentuk dada Ny.M simetris, frekuensi pernafasan 22 x/menit.
10) Abdomen
a. Inspeksi : Bentuk simetris, terdapat luka bekas operasi apandiks melintang
sepanjang ±7 cm. Kondisi luka belum diketahui karena masih tertutup
perban.
b. Auskultasi : Terdengar bunyi peristaltik usus 12x/menit.
c. Palpasi : Terdapat nyeri tekan di area sekitar luka. Tinggi fundus uteri 1 cm
dibawah umbilikus.
d.Perkusi : Terdengar bunyi timpani
11) Genetelia : Ny.M terpasang kateter, jumlah cairan 300 ml 5 jam.Warna urin
klien kuning jernih. Pada bagian genetelianya tampak adanya rambut
pubis, lubang uretra normal dan tidak terdapat kelainan pada
genetelianya.
12) Ekstremitas
a. Inspeksi kuku : Warna merah muda, utuh, tidak bersih kuku
b.Capillary Refill (CRT) : Cepat (<2 detik)
c. Kemampuan berfungsi :
• Tangan kanan dan kiri : kekuatan otot skala 5, gerakan normal, Klien mampu
menggenggam kedua tangannya dengan erat dan mampu mengangkat
kedua tangannya keatas.
• Kaki kanan dan kiri : Kekuatan otot skala 3, gerakan normal. Klien mampu
mengangkat kaki tetapi langsung diturunkan karena nyeri.
d. Kulit : Kulit Ny. M tampak bersih, warna sawo matang, turgor kulit elastis,
tidak ada edema. Dan terdapat luka jahitan bekas operasi ±7 cm di
abdomen kanan bawah, luka tidak ada tanda infeksi dan masih dibalut
perban.
C Pola istirahat
2. Thrapy
a. Cairan infusl RL 20 gtti/i
b. inj Ketorolac 1amp/8 jam
c. inj Ranitidin 1amp/8 jam
d. inj Dexametason 1amp/12jam
e. inj Ceftriaxson 1gr/12jam
2. Analisa Data
NO Sympton Etiologi Problem
Kerusakan Jaringan
↓
Gangguan integritas
kulit
Gangguan mobilitas
fisik
B. Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri akut b/d luka insisi d/d luka operasi di abdomen kwuadran kanan bawah
dengan panjang ±7cm.
2. Gangguan intergritas kulit b/d terputusnya inkonuitas jaringan d/d luka operasi di
abdomen kwuadran kanan bawah dengan panjang ±7cm.
3. Gangguan mobilitas fisik b/d adanya luka pada abdomen kwuadran kanan bawah
d/d semua kebutuhan di bantu oleh keluarga
C. Proses Keperawatan
NO Diagnosa Perencananan
Keperawatan
Tujuan Intervensi Rasionalisasi
1 Nyeri akut b/d luka Setelah diberikan 1. Kaji tingkat nyeri 1. berguna dalam
insisi d/d luka asuhan keperawatan yang dirasakan, catat pengawasan ke
12/2/2020
operasi di abdomen selama 3x 24 jam lokasi, karakteristik efektifan obat,
kwuadran kanan diharapkan nyeri klien beratnya (skala 0-10 kemajuan
bawah dengan hilang/terkontrol dengan ) selidiki dan penyembuhan,
panjang ±7cm. kriteria hasil : laporkan perubahan perubahan pada
nyeri dengan tepat karakteristik nyeri dan
1. klien mengatakan
nyeri berkurang / hilang menurunkan abses
2. Wajah tidak tampak
2. Observasi tanda- 2. Nyeri dapat
meringis
tanda vital menyebabkan gelisah
3. klien mampu serta tekanan darah
mendemonstrasikan dan nadi dapat
teknik relaksasi meningkat,
3.Anjurkan klien
3. Mobilisasi
untuk mobilisasi
meningkatkan
secara bertahap.
sirkulasi darah
sehingga mempercepat
penyembuhan luka.
4. Meningkatkan
pengetahuan klien
tentang pentingnya
mobilisasi sehingga
klien termotivasi untuk
melakukannya
CATATAN PERKEMBANGAN
1 12/2/2020 Nyeri akut b/d luka insisi 1. Mengkaji tingkat S : Klien mengatakan
d/d luka operasi di nyeri yang di rasakan nyeri pada luka post op
10.00 wib
abdomen kwuadran klien (P,Q,R,S,T). apendik.
kanan bawah dengan
Klien mengatakan O : -Terdapat luka insisi
panjang ±7cm.
nyeri seperti diiris – post op apendik dengan
iris , nyeri dirasakan panjang melintang ± 7cm
pada saat. Skala nyeri
-Skala nyeri 5 ( sedang)
5 (sedang)
- Tanda-tanda vital
2. Mengobservasi
tanda-tanda vital TD : 120/80 mmHg, RR :
22x/menit, HR : 89x/
TD : 120/80 mmHg, menit, S : 37,5 ̊C.
RR : 22x/menit, HR :
89x/ menit, S : 37.5 ̊C.
3. Memberikan A : Masalah belum
4. Mengajarkan tehnik
relaksasi nafas dalam.
5. Memberikan obat
analgetik :
Ceftriaxson 1gr/12jam
Ketorolac 1amp/8 jam.
3. Menganjurkan
mobilisasi secara
bertahap.
4.Klien tampak
meringis menahan
sakit.
1 13/2/2020 Nyeri akut b/d luka insisi 1. Mengkaji tingkat S : Klien mengatakan
d/d luka operasi di nyeri yang di rasakan nyeri sudah mulai
10.00 wib
abdomen kwuadran klien (P,Q,R,S,T). berkurang
kanan bawah dengan
Klien mengatakan O : -Terdapat luka insisi
panjang ±7cm.
nyeri seperti diiris – post op apendik dengan
iris , nyeri dirasakan panjang melintang ± 7cm
pada saat. Skala nyeri
-Skala nyeri 3 ( sedang)
3 (sedang)
- Tanda-tanda vital
2. Mengobservasi
tanda-tanda vital TD : 120/90 mmHg,
RR : 20x/menit,
TD : 120/90 mmHg, HR : 85x/ menit,
RR : 20x/menit, HR : S : 37,5 ̊
C .
85x/ menit, S : 37.5 ̊C.
3. Memberikan
A : Masalah teratasi
lingkungan yang
sebagian
nyaman dan tenang.
P : Intervensi di lanjutkan
4. Mengajarkan tehnik
relaksasi nafas dalam.
5. Memberikan obat
analgetik :
Ceftriaxson 1gr/12jam
Ketorolac 1amp/8 jam.
3. Menganjurkan
mobilisasi secara
bertahap.
4.Klien tampak
meringis menahan
sakit.
1 14/2/2020 Nyeri akut b/d luka insisi 1. Mengkaji tingkat S : Klien mengatakan
d/d luka operasi di nyeri yang di rasakan nyeri sudah mulai hilang
10.00 wib
abdomen kwuadran klien (P,Q,R,S,T). namun suka timbul
kanan bawah dengan
Klien mengatakan O : -Terdapat luka insisi
panjang ±7cm.
nyeri seperti diiris – post op apendik dengan
iris , nyeri dirasakan panjang melintang ± 7cm
pada saat. Skala nyeri
-Skala nyeri 1 (ringan)
1(ringan)
- Tanda-tanda vital
2. Mengobservasi
tanda-tanda vital TD : 120/80 mmHg,
RR : 20x/menit,
TD : 120/80 mmHg, HR : 80x/i menit,
RR : 20x/menit, HR : S : 37,5 ̊C.
80x/ menit, S : 37.5 ̊C.
3. Memberikan
A : Masalah teratasi
lingkungan yang
sebagian .
nyaman dan tenang.
P : Intervensi di lanjutkan
4. Mengajarkan tehnik
relaksasi nafas dalam.
5. Memberikan obat
analgetik :
Ceftriaxson 1gr/12jam
Ketorolac 1amp/8 jam.
3. Menganjurkan
mobilisasi secara
bertahap.
4.Klien tampak
meringis menahan
sakit.
Setelah penulis menerapkan asuhan keperawatan pada pasien Ny.M dengan gangguan
Sistem Integumen : Luka Post Op Apendiks di ruang seroja RSUD Deli Serdang Medan,
maka penulis membahas kesenjangan antara teoritis dan kasus secara nyata. Pembahasan
ini sesuai dengan tahap proses keperawatan mulai dari pengkajian, diagnosis, perencanaan,
pelaksanaan dan evaluasi.
Asuhan keperawatan pada Ny. M dilaksanakan selama 3 hari, yaitu dari tanggal 12
Agustus sampai 14 Februari 2020. Adapun uraian pembahasan mengenai asuhan
keperawatan yang telah diberikan kepada pasien adalah:
A. Tahap Pengkajian
Dalam tahap pengkajian pasien dengan post op apendiks dimana pada Ny. M
memiliki keluhan nyeri pada luka operasi pada perut kuadran kanan atas dan saat
dikaji objektif skala nyeri Ny. M skala nyeri : 5 ( sedang)
B. Diagnosis Keperawatan
Adapun diagnosis keperawatan yang terdapat di landasan teoritis adalah:
D. Tahap Implementasi
Dalam melaksanakan tindakan keperawatan disesuaikan dengan masalah yang
dihadapi pasien.
E. Tahap Evaluasi
Adapun hasil evaluasi terhadap tindakan keperawatan pada kedua diagnosa
keperawatan tersebut yaitu
Nyeri pasien teratasi sebagian
Imobilisasi terarasi sebagian
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
a. Pada tahap pengkajian penulis melakukan pendekatan terhadap pasien dan
keluarga sehingga data yang mencakup bio, psiko, sosial, dan spiritual dapat
dikumpulkan dengan baik.
b. Pada tahap diagnosis keperawatan penulis menemukan 3 diagosis pada Ny. M
yaitu: Nyeri akut, Gangguan Intergritas kulit dan Imobilisasi
c. Pada tahap perencanaan penulis memfokuskan pada rencana tindakan sesuai
dengan masalah dan kondisi klien.
d. Pada tahap pelaksanaan penulis melaksanakan tindakan sesuai dengan rencana
yang telah ditentukan.
B. Saran
a. Diharapkan pada pasien yang mengalami tanda dan gejala Apendiks atau usus
buntu supaya secepatnya memeriksakan diri ke rumah sakit untuk
mendapatkan pengobatan dan perawatan.
b. Kepada perawat untuk lebih memperhatikan dalam perawatan untuk mencegah
komplikasi.
c. Diharapkan sebelum pulang keluarganya diberi pendidikan kesehatan
meningkatkan derajat kesehatan.