Oleh Risa Andriana, S.Ked 1018011031 Perceptor Dr. Handayani, M.Kes, Sp.F
IDENTITAS dan KRONOLOGIS
Pasien seorang perempuan, Nn.Y, usia 17 tahun, Belum
menikah, alamat jalan untung suropati Bandar Lampung.
Keluhan saat datang ke dokter spesialis kandungan adalah perdarahan dari kemaluan yang sangat banyak terutama saat menstruasi dan badan terasa lemah dan sering merasa berkunang kunang. Lama menstruasi biasanya 8 hari. Pada saat datang ke dokter pasien sudah mengalami lama menstruasi lebih dari 10 hari. Keluhan tsb sudah dialami sejak pertama kali mendapat menstruasi usia 15 tahun Banyaknya darah yang keluar 6x ganti pembalut per hari, darah warna merah kehitaman Tidak disertai nyeri pada perut Pasien diantar ibunya dan tampak sangat pucat sekali
Pada saat dilakukan pemeriksaan didapatkan keadaan umum
tampak pucat dan lemah, sadar penuh, perut tampak datar,
warna kulit sama dengan sekitar, tak tampak benjolan pada perut, lemas, fudus uteri tak teraba, tak teraba adanya massa pada dinding perut Dokter lalu melakukan pemeriksaan USG dan didapatkan
kesimpulan tidak ada kelainan pada organ kandungan
Dokter lalu menyimpulkan bahwa yang terjadi pada pasien ini
adalah perdarahan uterus abnormal dengan penyebab gangguan
hormonal dan pasien diberikan surat rujukan dan disarankan untuk dirawat di RS untuk dilakukan pemeriksaan lebih lanjut, transfusi darah dan terapi obat hormonal dan untuk menghentikan perdarahan Pada saat sampai di UGD RS pasien mengalami keterlambatan
dalam penanganan dikarenakan pada saat datang pasien
diharuskan melakukan penyelesaian administrasi RS terlebih dahulu, baru dilakukan pemeriksaan oleh dokter jaga UGD dan dilakukan pemeriksaan laboratorium darah sementara perdarahan sangat banyak dan pasien kemudian pingsan
Setelah 1 jam mengurus administrasi RS karena keluarga
tidak membawa kartu kartu persyaratan untuk berobat,
pasien lalu diperiksa oleh dokter dan dikatakan pasien mengalami syok karena perdarahan yang sangat banyak dan hasil pemeriksaan lab Hb 3 gr/dl dan keluarga diminta untuk mencari darah di PMI. Pasien lalu dikonsulkan ke dokter spesialis kebidanan dan penyakit kandungan dan disarankan untuk transfusi dan pemberian obat-obat hormonal dan obat untuk menghentikan perdarahan. Saat itu dokter spesialis kebidanan dan penyakit kandungan tidak dapat datang karena sedang melakukan operasi sseksio sesaria. Dikarenakan persediaan darah di PMI dengan golongan darah AB tidak ada maka pasien tidak mendapatkan transfusi darah Pasien dilakukan perawatan yang hanya berlangsung kurang dari 1 hari dengan kondisi yang makin menurun dan perdarahan yang sangat banyak. Pasien lalu meninggal dunia
Mengapa memilih kasus ini?
Pada saat terjadi kasus ini, saya sebagai
dokter muda sedang bertugas di bagian
Obstetri dan Gi nekologi RS setempat. Pasien baru berusia 17 tahun dan akan menjalani ujian kelulusan sekolah menengah atas. Pasien merupakan anak pertama dari orang tua nya. Dan ternyata setelah terjadi kasus ini saya baru mengetahui bahwa pasien tsb merupakan kerabat dari keluarga saya. Seharusnya pada kasus ini pasien dapat tertangani jika tidak ada keterlambatan
Diagnosis dan usulan terapi
Setelah dilakukan anamnesis, pemeriksaan
fisik dan pemeriksaan penunjang mulai dari
pasien masuk ke UGD RS, ditegakkan diagnosis pasien tersebut adalah Perdarahan Uterus Abnormal e.c Ovulatory Dysfungtion (PUA-O) Usulan terapi : 1. resusitasi cairan intravena ( 2 line) dalam keadaan syok hipovolemi, transfusi darah secepatnya. 2. pemberian preparat hormonal untuk menghentikan perdarahan uterus.
Penatalaksaan yang tepat
Jika saya menjadi dokter
nanti.. Dalam menangani pasien dalam kasus apapun, seorang
dokter harus memperhatikan kaidah dasar yang ada
Kaidah dasar (prinsip) etika/bioetik yang dimaksud adalah aksioma yang mempermudah penalaran etik Prinsip-prinsip itu harus spesifik Pada praktiknya, satu prinsip dapat dibersamakan dengan prinsip yang lain. Tetapi pada beberapa kasus, karena kondisi berbeda, satu prinsip menjadi lebih penting dan sah untuk digunakan dengan mengorbankan prinsip yang lain Kaidah-kaidah tersebut meliputi : 1. Berbuat baik (beneficence) 2. Tidak berbuat yang merugikan (non-maleficence) 3. Keadilan (justice) 4. Menghormati martabat manusia (respect for
person/autonomy)
Pada kasus ini, pasien tidak langsung
ditangani oleh dokter jaga UGD karena
pasien harus mengurus administrasi terlebih dahulu. Pasien juga tidak langsung ditangani oleh dokter spesialis kandungan dikarenakan dokter tersebut sedang melakukan operasi sesar Sesuai dengan prinsip di atas (beneficence) sebaiknya pasien langsung diperiksa dan ditangani oleh dokter jaga UGD dan dilakukan transfusi darah sesegera mungkin melihat kondisi pasien yang sangat anemis, dan juga tidak dibenarkan
Kondisi pasien yang datang dalam keadaan
gawat darurat tidak dibenarkan dilakukan
pemeriksaan setelah menyelesaikan administrasi RS. Seharusnya dilakukan penanganan kegawatdaruratan terlebih dahulu untuk menyelamatkan nyawa pasien yang pada kasus ini pasien sudah mengalami perdarahan yang sangat banyak dan mengalami syok sebelum akhirnya meninggal dunia Kondisi pasien yang datang dalam keadaan gawat darurat tidak dibenarkan dilakukan pemeriksaan setelah menyelesaikan administrasi RS. Seharusnya dilakukan penanganan kegawatdaruratan terlebih dahulu untuk menyelamatkan nyawa pasien yang pada kasus ini pasien sudah mengalami perdarahan