DISUSUN OLEH:
YUSRAINI HASIBUAN
TAHUN 2022
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur diucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat nya
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah kelompok 14 mata kuliah Asuhan Kebidanan
Pada Pranikah dan Prakonsepsi dengan topik skrining pranikah : penderita penyakit kronik
(asma, hipertensi, penyakit tiroid dan jantung) dan kelainan tulang belakang. Tidak lupa
pula kami mengucapkan terima kasih terhadap bantuan dari pihak yang telah berkontribusi
dalam menyelesaikan makalah ini.
Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
wawasan pembaca. Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan
dalam penyusunan makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman kami.
Untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca
demi kesempurnaan makalah ini.
Penulis
i
VISI MISI PRODI D-IV KEBIDANAN POLTEKKES KEMENKES MEDAN
VISI
MISI
ii
DAFTAR ISI
Kata Pengantar...............................................................................................................i
Daftar Isi........................................................................................................................ii
BAB I.............................................................................................................................1
BAB II............................................................................................................................2
A. Skrining Pranikah...............................................................................................2
B. Penyakit Kronik.................................................................................................3
1. Asma............................................................................................................3
2. Hipertensi.....................................................................................................5
3. Penyakit tiroid..............................................................................................6
4. Penyakit jantung...........................................................................................6
C. Kelainan Tulang Belakang................................................................................10
BAB III.........................................................................................................................11
Kesimpulan...................................................................................................................11
iii
BAB I
A. Latar Belakang
Demi mewujudkan tujuan mulia tersebut tiap pasangan perlu mempersiapkan dengan
matang. Tidak hanya mempersiapkan fisik, modal keuangan yang mencukupi, tetapi juga
batin dan mental, serta Riwayat kesehatan maupun kehidupan pribadinya juga perlu
dipertimbangkan, karena hal itu merupakan factor penting untuk memenuhi kebutuhan
psikologis calon pengantin.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Memahami konsep skrining pranikah penderita penyakit kronik, yaitu asma,
hipertensi, penyakit tiroid dan jangtung) dan kelainan tulang beakang
2. Tujuan Khusus
Mampu menerapkan skrining pranikah penderita penyakit kronik, yaitu asma,
hipertensi, penyakit tiroid dan jantung) dan kelainan tulang beakang.
BAB II
1
Skrining Pranikah : Penderita Penyakit Kronik (Asma, Hipertensi, Penyakit Tiroid Dan
Jantung) Dan Kelainan Tulang Belakang.
A. Skrining Pranikah
1. Mencegah berbagai macam penyakit pada calon bayi, seperti penyakit thalassemia,
diabetes melitus, dan penyakit lainnya
2. Pemeriksaan pranikah dilakukan untuk mengenal Riwayat kesehatan diri sendiri
maupun pasangan, sehingga tidak ada penyesalan di kemudian hari, khususnya bagi
Riwayat keturunan yang dihasilkan
3. Membuat calon mempelai semakin mantap, lebih terbuka, dan lebih yakin satu
sama lain mengenai riwayat kesehatan keduanya.
B. Penyakit Kronik
Penyakit kronik ( kronis) menurut world health organization (WHO) merupakan
penyakit dengan durasi Panjang yang pada umumnya berkembang secara lambat dan
merupakan akibat factor genetic, fisiologis, lingkungan, dan perilaku. Secara global,
regional dan nasional pada tahun 2030 diproyeksikan terjadi transisi epidemiologi dari
penyakit menular menjadi penyakit tidak menular.
1. Asma
Asma merupakan penyakit multifactorial yang terjadi pada saluran napas akibat
reaksi inflamasi kronik yang menyebabkan hiperresponsif jalan napas dengan gejala
mengi, sesak napas, dan dada terasa berat disertai batuk dan gejala umumnya terjadi
pada malam hari atau menjelang pagi.
3
Bila asma tidak terkontrol dapat menyebabkan kematian. Asma tidak dapat sembuh
sempurnah hanya dapat menghilangkan gejalanya. Setelah pubertas, asma menjadi
lebih umum terjadi bahkan dapat semakin parah pada seorang perempuan, dan paling
tinggi pada terjadi pada menarche dini atau dengan kehamilan banyak.
Mekanisme yang mendasari perbedaan gender dalam prevalensi asma masih sedikit
diselidiki tetapi Sebagian besar merujuk pada perbedaan hormone dan perbedaan dalam
kapasitas paru-paru. Peranan reseptor estrogen ditemukan pada banyak sel pengatur
imun dan mempengaruhi respon imunologis kea rah perkembangan alergi.
2. Hipertensi
Secara umum, hipertensi merupakan suatu keadaan tanpa gejala, yakni tekanan
yang abnormal tinggi didalam arteri menyebabkan meningkatnya risikoterhadap
stroke, aneurisma, gagal jantung, serangan jantung, dan kerusakan ginjal.
Hipertensi atau penyakit tekanan darah tinggi adalah suatu keadaan dimana akan
terjadi peningkatan tekanan darah diatas normal. Seseorang yang dikatakan hipertensi
apabila tekanan darah sistolik/distoliknya mencapai ≥140/90 mmHg yang telah diukur
ketika seseorang sedang duduk. Penyakit ini diakibatkan karena meningkatnya tekanan
darah secara kronis, yang banyak sebagian orang tidak menyadari bahwa dirinya telah
4
menderita hipertensi. Hipertensi atau yang lebih dikenal dengan penyakit darah tinggi
adalah peningkatan abnormal tekanan darah, baik tekanan darah sistolik maupun
tekanan darah diastolik. Dalam keadaan normal, tekanan darah sistolik (saat jantung
memompakan darah) kurang dari 120 mmHg dan tekanan darah diastolik (saat jantung
istirahat) kurang dari 80 mmHg.
Klasifikasi Hipertensi
Faktor keturunan memiliki peran yang besar terhadap munculnya hipertensi. Jika
seseorang termasuk orang yang mempunyai sifat genetik hipertensi primer (esensial)
dan tidak melakukan penanganan atau pengobatan maka ada kemungkinan
lingkungannya akan menyebabkan hipertensi berkembang dan dalam waktu sekitar 30
tahun akan mulai muncul tanda-tanda dan gejala hipertensi dengan berbagai
komplikasinya (Suiraoka, 2016).
5
menderita hipertensi sebelumnya maka dapat dipastikan membawa risiko untuk
mengalami komplikasi jauh lebih besar.
Hipertensi juga menjadi masalah global karena penambahan faktor risiko pada
wanita pasangan usia subur yaitu faktor reninangiotensin-aldosteron (hormone-
hormon yang mempengaruhi tekanan darah) seperti penggunaan kontrasepsi hormonal
(suntik, pil, dan implant). Penelitian diungkapkan bahwa orang yang kegemukan
mudah terkena hipertensi. Keadaan kegemukan pada wanita usia reproduksi juga
berhubungan dengan tingkat fertilitas dan terjadinya masa menopause.
3. Penyakit tiroid
Tiroid merupakan kelenjar endkrin murni terbesar dalam tubuh manusia yang
terletak di leher bagian depan, terdiri atas dua bagian ( lobus kanan dan lobus kiri).
Panjang kedua lobus masing-masing 5 cm dan menyatu di garis tengah, berbentuk
seperti kupu-kupu. Penyakit atau gangguan tiroid dalah suatu kondisi kelainan pada
seseorang akibat adanya gangguan kelenjar tiroid, baik berupa perubahan bentuk
kelenjar maupun perubahan fungsi (berlebihan, berkurang atau normal). Fungsi
kelenjar tiroid yang tidak optimal dapat mengakibatkan ketidaksuburan, terutama jika
terdapat Riwayat penyakit tiroid di keluarga.
Hormone tiroid bereaksi dengan hormone lain terutama hormone seksual. Jumlah
hormone tiroid yang tepat diperlukan untuk fungsi normal testis pada lakai-laki dan
ovarium pada perempuan. Jika hormone terlalu banyak atau terlalu sedikit maka akan
mempengaruhi kesuburan laki-laki dan perempuan. Fungsi optimal kelenjar tiroid tidak
hanya bermanfaat bagi kesehatan orang tua namun juga penting untuk kesehatan bayi.
Tingkat tiroid yang kurang optimal merupakan penyebab masalah kesuburan,
meningkatkan risiko keguguran, persalinan dini dan komplikasi lainnya serta dapat
mengganggu perkembangan otak pada janin.
6
4. Penyakit jantung
Indonesia telah menerapkan program “Safe Motherhood Initiative” yang terdiri dari
4 pilar utama yaitu keluarga berencana, asuhan antenatal, persalinan bersih dan aman,
serta pelayanan obstetric esensial. Keempat pilar ini merupakan bentuk intervensi
terhadap factor umum kematian dan kesakitan ibu yaitu kehamilan itu sendiri,
persalinan dan komplikasi persalinan.
2. Komplikasi aritmia
Selama kemailan terjadi penurunan resistensi vascular dam peningkatan volume
darah sehingga menghasilkan stroke volume yang lebih tinggi. Berbagai perubahan
ini akan dikompensasi oleh jantung berupa remodeling structural jantung seperti
7
penebalan massa ventrikel. Pada ibu dengan penyakit jantung, perubahan ini
kadang tidak dapat ditoleransi dengan baik oleh system konduksi jantung, dimana
terjadi kekacauan irama jantung akibat perubahan structural ini.
8
C. Kelainan Tulang Belakang
Kelainan tulang belakang atau spinal disorder adalah kondisi yang mempengaruhi
kelengkungan atau posisi susunan tulang belakang. Tulang bealkang terdiri dari 26
tulang yang disebut vertebrae, berfungsi melindungi dan menopang sumsum tlang
belakang dan saraf.
1. Kifosis
Kifosis adalah kelainan tulanh bealakang yang mebuat punggung atas menjadi
membulat ke depan secara berlebihan. Akibatnya kondisi ini membuat tubuh
menjadi terlihat membungkuk. Kelainan tulang ini terjadi akibat malformasi atau
tulang belakang yang terjepit dari waktu ke waktu
2. Lordosis
Lordosis adalah kelainan tulang belakang yang menyebabkan kelengkungan
berlebihan pada punggung bagian bawah. Kondisi ini disebutjuga dengan istilah
swayback dan akan membuat bokong tampak lebih menonjol.
3. Scoliosis
Scoliosis adalah kelainan tulang bealakang yang melengkung berlebihan
kesamping. Pada kondisi yang parah kondisi tulang belakang seperti ini bisa
melumpuhkan dan mengganggu fungsi paru-paru karena karena lekukan tulang
belakang dapat mengurangi jumlah ruang di paru
4. Spondylosis (spondylosis)
Spondylosis adalah degenerasi tulang belakang yang mempengaruhi sendi, bantalan
tulang, dan tulang belakang itu sendiri. Spondylosis dapat mempengaruhi
pergerakan tulang belakang dan mempengaruhi saraf.
5. Spondylolisthesis
Spondylolisthesis adalah bergesernya tulang belakang akibat adanya fraktur terus
menerus. Bagian tulang belakang yang terkena umumnya adalah punggung bawah.
9
a. Pada orang yang mengalami kifosis, punggung mungkin sering terasa nyeri. Ada
pula yang merasakan kekakuan pada tulang punggung karena kelengkungannya
yang tidak normal. Postur tubuh juga akan berubah menjadi membungkuk.
b. Orang yang mengalami lordosis, akan memiliki bokong yang menonjol lebih jauh
ke belakang dan perut lebih maju ke depan. Saat berbaring telentang, punggung
akan sulit menempel di atas lantai. Gejala lain yang menyertai adalah nyeri, mati
rasa, kesemutan, atau kelemahan pada satu atau kedua kaki disertai dengan masalah
kandung kemih.
c. Gejala skoliosis umumnya berupa bahu dan pinggang yang tidak rata, satu tulang
belikat tampak lebih menonjol daripada yang lain. Jika lengkungan cukup parah,
tulang belakang membentuk huruf S menyebabkan tulang rusuk di satu sisi tubuh
terlihat lebih menonjol.
d. Orang dengan spondilosis umumnya merasakan gejala tegang pada otot di sekitar
tulang punggung. Rasa tidak nyaman ini bisa menyebar hingga ke area bokong dan
paha belakang. Gejala semakin memburuk ketika melakukan aktivitas.
e. Spondilolistesis menimbulkan gejala nyeri punggung disertai kaku dan mati rasa
hingga ke bagian kaki. Orang dengan kondisi ini juga bisa mengalami kifosis dan
lordosis.
BAB III
10
Kesimpulan
Skrining pranikah (pre maternal check up) merupakan sebuah Tindakan
pencegahan yang wajib dilakukan untuk mencegah terjadinya permasalahan
kesehatan pada diri sendiri, pasangan, maupun keturunan ke depannya. Salah
satunya untuk mengetahui penyakit kronik yang diderita seperti asma, hipertensi,
penyakit tiroid dan penyakit jantung serta gangguan kelainan tulang belakang.
Penyakit kronik yang diderita sepertu asma, hipertensi, penyakit tiroid dan jantung
serta kelainan tilang belakang sangat mempengaruhi kesehatan reproduksi ibu baik
saat hamil, bersalin, dan nifas kelak setelah menikah.
Daftar Pustaka
11
1. https://promkes.kemenkes.go.id/pentingnya-pemeriksaan-kesehatan-pra-nikah diakses
jam 19.00 WIB tanggal 20 januari 2022.
2. www.kemenkes.go.id/articleview1506230002situasi-dan-analisis-penyakit-
tiroid.html diakses jam 21.00 tanggal 20 Januari 2022.
3. Novita, Sari Firza. Faktor risiko kejadian hipertensi pada Wanita usia reproduktif
15-49 tahun di wilayah kerja puskesmas kedai durian kota Medan. 2018
4. Cardina R, McGuire M. Maternal cardiac arrhymias during pregnecy and lactation.
Obstt med. 2017
5. Gelson E. Johnson. Efek penyakit jantung pada ibu selama kehamilan. Expert Rev
Ostet Gynecoal. 2015
6. Wiyanti PS, Wibowo B. Luaran Maternal dan Perinatal pada hamil dengan
penyakit jantung di RSUP Dr. Kariadi Semarang. 2013
7. https://www.thyroidaware.com/ID/yourhealth/fertility.html diakses jam 14.18
tanggal 20 januari 2022.
8. https://google.com/amp/s/hellosehat.com/muskuloskletal/tulang-sendi-lainnya/
pengertian-kelainan-tulang-belakang/%3famp=1 diakses jam 21.20 WIB tanggal
20 januari 2022.
12