DISUSUN OLEH:
Hazwina Sari Nadeak
4163341029
PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN
ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2016
CRITICAL BOOK REPORT
Jumlah buku yang telah dibaca :
Pemimpin dan Kepemimpinan (Dr. Kartini Kartono)
Kepemimpinan Kepala Sekolah (Wahjosumidjo)
Menjadi Kepala Sekolah Profesional (D. E. Mulyasa, M,Pd)
Kepemimpinan dalam Manajemen (Dr. Winardi, S.E)
Teori dan Praktek Kepemimpinan (Prof. Dr. Sondang dan P. Siagian, M.P.A)
Diktat Kepemimpinan (Tim UNIMED PRESS)
Teori kepemimpinan adalah penggeneralisasian satu seri perilaku pemimpin dan konsep – konsep
kepemimpinannya, dengan menonjolkan latar belakang historis, sebab-musabab timbulnya
kepemimpinan, persyaratan menjadi pemimpin, sifat – sifat utama pemimpin, tupoksi nya, serta etika
profesi kepemimpinan. Sebab – musabab munculnya pemimpin terdapat tiga teori yang menonjol
kemunculan pemimpin yaitu teori genetis, teori sosial, dan teori ekologis atau sintetis.
Syarat – syarat kepemimpinan itu harus dikaitkan dengan tiga hal yaitu :
Kekuasaan ialah kekuatan.
Kewibawaan ialah kelebihan, keunggulan, keutamaan.
Kemampuan ialah segala daya.
Tujuan utama pembangunan Negara Indonesia di bidang sumber daya manusia dewasa ini adalah
menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas dan masyarakat Indonesia yang sejahtera. Hal ini
dilakukan mengingat pentingnya peningkatan kualitas sumberdaya manusia yang terus mengalami
perubahan dengan menuntut setiap individu maupun kelompok harus mampu meningkatkan kinerjanya.
Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat pengaruh Gaya Kepemimpinan dan Budaya Organisasi
terhadap Kinerja Karyawan pada Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Utara. Populasi terdiri dari 92
orang dengan menggunakan sampel jenuh. Hasil penelitian menunjukkan gaya kepemimpinan memiliki
tingkat signifikansi sebesar 0,447 yang artinya gaya kepemimpinan berpengaruh terhadap kinerja
karyawan namun tidak signifikan. Budaya organisasi signifikan artinya budaya organisasi memiliki
pengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan. Secara simultan gaya kepemimpinan dan
budaya organisasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan. Dengan adanya temuan
dalam penelitian ini, sebaiknya gaya kepemimpinan yang ada di Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi
Utara disesuaikan dengan situasi dan kondisi yang ada pada saat ini.
Kinerja karyawan merupakan faktor penting dalam perusahaan, karena dapat menentukan
berkembang tidaknya suatu perusahaan. Gaya kepemimpinan dapat mempengaruhi setiap karyawan
yang ada dalam suatu perusahaan. Komunikasi yang baik dapat meningkatkan hubungan yang baik antar
rekan kerja. Pembagian kerja yang sesuai atau orang yang tepat pada tempat yang tepat serta gaya
kepemimpinan dan komunikasi bila dikombinasikan dapat menghasilkan kinerja karyawan yang baik
untuk perusahaan. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh gaya kepemimpinan, komunikasi
dan pembagian kerja terhadap kinerja karyawan pada PT. Prima Inti Citra Rasa Manado secara parsial
maupun simultan. Populasi sebanyak 97 orang dan di ambil 49 responden. Metode penelitian
menggunakan analisis Regresi Berganda. Hasil penelitian yang telah dilakukan didapati bahwa gaya
kepemimpinan, komunikasi dan pembagian kerja memiliki pengaruh yang positif dan signifikan baik
secara simultan maupun parsial terhadap kinerja karyawan. Sebaiknya pimpinan PT. Prima Inti Citra
Rasa memperbaiki komunikasi dengan cara membangun jaringan yang baik pada perusahaan.
Perbandingan dari kedua jurnal diatas yaitu :
Pada metode penelitian pada kedua jurnal terdapat perbedaan metode penelitian , jurnal ke-1 yaitu
menggunakan alat analisis regresi berganda dengan menggunakan program SPSS versi 17.
Sedangkan jurnal ke-2 yaitu uji validitas dan reliabilitas, uji asumsi klasik yang terdiri dari uji
multikolinieritas dam uji heterokedastisitas, analisis regresi be
rganda dan uji hipotesis. Dan pada hasil penelitian juga berbeda pada kedua jurnal tersebut.
MINI RISET KEPEMIMPINAN
Seksi Perselisihan Hubungan Seksi Pembinaan Serikat Buruh / Seksi Persyaratan Kerja dan
Industrial Serikat Pekerja Jaminan Sosial Tenaga Kerja
(Drs. Nawan Tarigan) (Miswanto, SH, MH) (Gurasing Mangungsong, SH)
Kepemimpinan merupakan sesuatu yang sangat penting dalam suatu bangsa. Berjalannya roda
pemerintahan suatu bangsa sangat tergantung pada sosok pemimpinnya. Kepemimpinan suatu negara
dapat dianalogikan seperti bagian tubuh yang saling bersinergi. Diibaratkan, ketika kepala kita sakit
maka bagian tubuh yang lain akan terganggu, begitu juga ketika kepala kita sehat, maka sehat pula
seluruh tubuh kita. Seperti itulah pemimpin kita ibaratkan, ketika kepemimpinan berjalan buruk maka
rusaklah negara, namun ketika kepemimpinan dijalankan dengan cara yang baik, maka baik pula
pemerintahan tersebut.
Perubahan-perubahan dibidang teknologi, ekonomi, politik, sosial budaya membawa dampak
positif dan negatif terhadap dunia pendidikan dan tidak terlepas terhadap para pemimpin yang
mengelolanya. Perubahan dramatis dan tidak dapat diproduksi ini mengakibatkan adanya tuntutan
kepemimpinan yang dapat mengantisipasi melalui perubahan terencana. Manusia merupakan faktor
penting dalam perubahan terencana. Pemimpin era globalisasi adalah seorang pemimpin yang harus
mempunyai pandangan luas, kreatif, inovatif tidak menaruh ketakutan dan suka akan ide-ide baru, punya
visi dan mau belajar terus. Ia juga harus dapat menerima dan mengatasi hal-hal yang sama sekali baru
dan mungkin hal yang tidak diharapkannya. Pemimpin global harus mampu menangani situasi baru
yang tak pasti dan kompleks.
B. Rumusan Masalah
a. Apa pentingnya pemimpin untuk berinovatif dalam kepemimpinan ?
b. Bagaimana perilaku pemimpin mempengaruhi perilaku inovatif ?
c. Bagaimana hubungan Kepemimpinan dan Inovatif ?
C. Ulasan
kondisi internal (interal press) yang dapat mendorong seseorang untuk berkreasi diantaranya:
a) Keterbukaan terhadap pengalaman
Keterbukaan terhadap pengalaman adalah kemampuan menerima segala sumber informasi dari
pengalaman hidupnya sendiri dengan menerima apa adanya, tanpa ada usaha defense, tanpa
kekakuan terhadap pengalaman-pengalaman tersebut dan keterbukaan terhadap konsep secara
utuh, kepercayaan, persepsi dan hipotesis. Dengan demikian individu kreatif adalah individu
yang mampu menerima perbedaan.
b) Kemampuan untuk menilai situasi sesuai dengan patokan pribadi seseorang (internal locus of
evaluation)
c) Pada dasarnya penilaian terhadap produk ciptaan seseorang terutama ditentukan oleh diri sendiri,
bukan karena kritik dan pujian dari orang lain. Walaupun demikian individu tidak tertutup dari
kemungkinan masukan dan kritikan dari orang lain.
d) Kemampuan untuk bereksperimen atau “bermain” dengan konsep-konsep.