Anda di halaman 1dari 88

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Keluarga binaan adalah keluarga yang memiliki suatu masalah kesehatan yang
dibina untuk mengatasi masalah kesehatan yang terjadi dalam keluarga tersebut
sehingga dapat meningkatkan kesehatan keluarga.
Asuhan kebidanan pada keluarga merupakan asuhan kebidanan yang
bertujuan untuk meningkatkan derajat kesehatan keluarga.Dalam sebuah keluarga
biasanya dijumpai lebih dari satu permasalahan kesehatan. Seperti yang telah
Saya tetapkan menjadi keluarga binaan saya terdapat 1 kepala keluarga. Yaitu
pada keluarga Tn.B
Keluarga Tn.B Terdiri dari 3 anggota keluarga dengan permasalahan
kesehatan terdapat pada anggota Keluarga. Tn.B Selaku kepala keluarga
mempunyai kebiasaan merokok yang sangat berbahaya bagi dirinya sendiri dan
juga orang-orang disekitarnya khususnya bagi istri dan anaknya.Sedangkan istri
Tn.B juga memiliki masalah kesehatan yaitu belum mengerti tentang KB, dan
anak Tn.B juga belum mengerti tentang MPASI
Dari masalah tersebut nantinya akan dipilih dua yang menjadi prioritas
masalah dan harus segera mendapatkan penanganan, disamping itu juga dua
masalah lainnya tetap dicari solusinya.

1.2 Rumusan Masalah

Asuhan Kebidanan dalam konteks keluarga ini memiliki masalah yaitu:


1. Kurangnya pengetahuan keluarga tentang bahaya merokok
2. Kurangnya pengetahuan keluarga tentang penggunaan alat kontrasepsi
3. Kurangnya pengetahuan keluarga tentang nutrisi balita

1
1.3 Tujuan
1. Tujuan Umum
Mahasiswa dapat secara langsung mengenali masalah kebidanan yang terjadi
dikeluarga binaan serta dapat merencanakan dan mengatasi masalah yang terjadi
dalam keluarga.
2. Tujuan Khusus
1. Mahasiswi dapat melakukan pelayanan secara langsung pada keluarga
binaan.
2. Mahasiswi dapat melakukan penyuluhan dan diskusi mengenai alat
kontrasepsi, nutrisi pada bayi , bahaya merokok bersama-sama dengan keluarga
binaan.
3. Mahasiswi dapat merubah pola pikir keluarga binaan dari tidak tahu sehingga
dapat mengenali masalah yang ada di sekitarnya.
4. Mahasiswi dapat melaksanakan pembinaan peran serta keluarga dalam
pemecahan masalah kesehatan kebinaan yang ditemukan.
5. Mahasiswi dapat melaksanakan penyuluhan kesehatan secara langsung kepada
keluarga binaan sesuai dengan kebutuhan dan masalah yang ditemukan.

1.4 Waktu dan Tempat Praktik


Praktik Klinik komunitas ini dilaksanakan dari tanggal 04 juli 2021 hingga 17 juli
2021 di Desa Martubung, Kelurahan Besar. Dengan wilayah pengambilan data pada
lingkungan 12.

1.5 Ruang Lingkup


. 1. Pengetahuan umum, keterampilann dan perilaku yang berhubungan dengan
kesehatan keluarga.

2
2. Konseling dan menentukan masalah tentang KB
3. Kebidanan komunitas yang meliputi pengkajian, perumusan diagnosa,
pengembangan perencanaan, pelaksanaan evaluasi dan dokumentasi dengan langkah-
langkah kegiatan sebagai berikut:
a) Penyuluhan kesehatan pada keluarga tentang bahaya merokok dan nutrisi pada
balita

1.6 Sasaran
Keluarga binaan yang dipilih yaitu:
a. Keluarga Tn.B dengan masalah pada Tn.B yang tidak tau bahaya merokok dan
istri Tn.B yang tidak pernah menggunakan alat kontrasepsi dan anak Tn.B yang
sering makan mpasi instan di Lingkungan 19 Kelurahan Besar

1.7 Metode
Adapun metode yang digunakan selama PBL di lingkungan 19 Desa Martubung
kelurahan Besar
1.  Praktek langsung
Merupakan suatu pendekatan yang dilakukan penulis secara langsung.
a. Pada keluarga Tn ”B” yang mempunyai masalah tentang bahaya merokok,tidak
tau apa itu Kb,dan MPASI yang baik. Hal ini bertujuan untuk mengatasi masalah
kesehatan bersama-sama dengan keluarga binaan. Adapun pendekatan ini
dilakukan untuk mengumpulkan data yang didapatkan melalui kunjungan rumah,
wawancara, observasi/pengamatan langsung dan pemeriksaan fisik.

2.   Bimbingan dan konseling


Dalam penulisan makalah ini, penulis juga melakukan konsultasi dengan
pembimbing lahan dan pembimbing pendidikan.
3. Kuesioner
4. Data

3
BAB II
TINJAUAN TEORI
2.1. Konsep Keluarga
2.1.1. Defenisi keluarga
Departemen Kesehatan RI ( 1988 ) :
Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga
serta beberapa orang yang berkumpul dan tinggal satu atap dalam keadaan saling
bergantungan
Menurut friedman (1998):
Keluarga adalah dua atau lebih individu yang tergabung karena ikatan tertentu
untuk saling membagi pengalaman dan melakukan pendekatan emosional, serta
mengidentifikasi diri mereka sebagai bagian dari keluarga
Dapat disimpulkan bahwa karakteristik keluarga adalah :
Terdiri dari dua atau lebih individu yang diikat oleh hubungan darah, perkawinan atau
adopsi. Anggota keluarga biasanya hidup bersama atau jika terpisah mereka tetap
memperhatikan satu sama lain.Anggota keluarga berinteraksi satu sama lain dan
masing-masing mempunyai peran sosial : suami, istri, anak, kakak dan
adik.Mempunyai tujuan : menciptakan dan mempertahankan budaya, meningkatkan
perkembangan fisik, psikologis, dan sosial anggota.

2.1.2. Struktur Keluarga


1. Patrilineal : keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah dalam
beberapa generasi, dimana hubungan itu disusun melalui jalur ayah
2. Matrilineal : keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah dalam
beberapa generasi dimana hubungan itu disusun melalui jalur garis ibu
3. Matrilokal : sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah ibu
4. Patrilokal : sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah suami

4
5. Keluarga kawinan : hubungan suami istri sebagai dasar bagi pembinaan keluarga,
dan beberapa sanak saudara yang menjadi bagian keluarga karena adanya
hubungan dengan suami atau istri.
2.1.3 Ciri-ciri struktur keluarga

1. Terorganisasi : saling berhubungan, saling ketergantungan antara anggota keluarga


2. Ada keterbatasan : setiap anggota memiliki kebebasan, tetapi mereka juga
mempunyai keterbatasan dalam mejalankan fungsi dan tugasnya masing-masing
3. Ada perbedaan dan kekhususan : setiap anggota keluarga mempunyai peranan dan
fungsinya masing-masing.
2.1.4 Fungsi Keluarga

a. Fungsi biologis :
Meneruskan keturunan
1. Memelihara dan membesarkan anak
2. Memenuhi kebutuhan gizi keluarga
3. Memelihara dan merawat anggota keluarga
b. Fungsi Psikologis :
1. Memberikan kasih sayang dan rasa aman
2. Memberikan perhatian di antara anggota keluarga
3. Membina pendewasaan kepribadian anggota keluarga
4. Memberikan identitas keluarga
c. Fungsi sosialisasi :
1. Membina sosialisasi pada anak
2. Membentuk norma-norma tingkah laku sesuai dengan tingkat perkembangan anak
3. Meneruskan nilai-nilai budaya keluarga
d. Fungsi ekonomi :
1. Mencari sumber-sumber penghasilan untuk memenuhi kebutuhan keluarga
2. Pengaturan penggunaan penghasilan keluarga untuk memenuhi kebutuhan keluarga

5
3. Menabung untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan keluarga di masa yang akan datang
(pendidikan, jaminan hari tua)
e. Fungsi pendidikan :
1. Menyekolahkan anak untuk memberikan pengetahuan, ketrampilan dan membentuk
perilaku anak sesuai dengan bakat dan minat yang dimilikinya
2. Mempersiapkan anak untuk kehidupan dewasa yang akan datang dalam memenuhi
peranannya sebagai orang dewasa
3. Mendidik anak sesuai dengan tingkat-tingkat perkembangannya.
f. Fungsi Afektif:
1. Fungsi internal keluarga sebagai dasar kekuatan keluarga.Didalamnya terkait dengan
saling mengasihi ,saling mendukung dan salin menghargai antar anggota keluarga

2.1.5 Tahapan Perkembangan Keluarga


Meskipun setiap keluarga melalui tahapan perkembangannya secara unik, namun
secara umum seluruh keluarga mengikuti pola yang sama (Rodgers cit Friedman)
1. Pasangan baru (keluarga baru)
Keluarga baru dimulai saat masing-masing individu laki-laki dan perempuan
membentuk keluarga melalui perkawinan yang sah dan meninggalkan (psikologis)
keluarga masing-masing :
1. Membina hubungan intim yang memuaskan
2. Membina hubungan dengan keluarga lain, teman, kelompok social
3. Mendiskusikan rencana memiliki anak
2. Keluarga child-bearing (kelahiran anak pertama)
Keluarga yang menantikan kelahiran, dimulai dari kehamilan sampai kelahiran anak
pertama dan berlanjut sampai anak pertama berusia 30 bulan:
1. Persiapan menjadi orang tua
2. Adaptasi dengan perubahan anggota keluarga, peran, interaksi, hubungan sexual dan
kegiatan keluarga
3. Mempertahankan hubungan yang memuaskan dengan pasangan

6
3. Keluarga dengan anak pra-sekolah
Tahap ini dimulai saat kelahiran anak pertama (2,5 bulan) dan berakhir saat anak
berusia 5 tahun
1. Memenuhi kebutuhan anggota keluarga, seperti kebutuhan tempat tinggal, privasi dan
rasa aman
2. Membantu anak untuk bersosialisasi
3. Beradaptasi dengan anak yang baru lahir, sementara kebutuhan anak yang lain juga
harus terpenuhi
4. Mempertahankan hubungan yang sehat, baik di dalam maupun di luar keluarga
(keluarga lain dan lingkungan sekitar)
5. Pembagian waktu untuk individu, pasangan dan anak (tahap yang paling repot)
6. Pembagian tanggung jawab anggota keluarga
7. Kegiatan dan waktu untuk stimulasi tumbuh dan kembang anak
4. Keluarga dengan anak sekolah
Tahap ini dimulai saat anak masuk sekolah pada usia enam tahun dan berakhir pada
usia 12 tahun. Umumnya keluarga sudah mencapai jumlah anggota keluarga
maksimal, sehingga keluarga sangat sibuk :
1. Membantu sosialisasi anak : tetangga, sekolah dan lingkungan
2. Mempertahankan keintiman pasangan
3. Memenuhi kebutuhan dan biaya kehidupan yang semakin meningkat, termasuk
kebutuhan untuk meningkatkan kesehatan anggota keluarga
5. Keluarga dengan anak remaja
Dimulai pada saat anak pertama berusia 13 tahun dan biasanya berakhir sampai
6-7 tahun kemudian, yaitu pada saat anak meninggalkan rumah orangtuanya. Tujuan
keluarga ini adalah melepas anak remaja dan memberi tanggung jawab serta
kebebasan yang lebih besar untuk mempersiapkan diri menjadi lebih dewasa :

7
1. Memberikan kebebasan yang seimbang dengan tanggung jawab, mengingat remaja
sudah bertambah dewasa dan meningkat otonominya
2. Mempertahankan hubungan yang intim dalam keluarga
3. Mempertahankan komunikasi terbuka antara anak dan orangtua. Hindari perdebatan,
kecurigaan dan permusuhan
4. Perubahan sistem peran dan peraturan untuk tumbuh kembang keluarga
6. Keluarga dengan anak dewasa (pelepasan)
Tahap ini dimulai pada saat anak pertama meninggalkan rumah dan berakhir pada
saat anak terakhir meninggalkan rumah. Lamanya tahap ini tergantung dari jumlah
anak dalam keluarga, atau jika ada anak yang belum berkeluarga dan tetap tinggal
bersama orang tua:
1. Memperluas keluarga inti menjadi keluarga besar
2. Mempertahankan keintiman pasangan
3. Membantu orangtua suami/istri yang sedang sakit dan memasuki masa tua
4. Membantu anak untuk mandiri di masyarakat
5. Penataan kembali peran dan kegiatan rumah tangga
7. Keluarga usia pertengahan
Tahap ini dimulai pada saat anak yang terakhir meninggalkan rumah dan berakhir
saat pensiun atau salah satu pasangan meninggal :
1. Mempertahankan kesehatan
2. Mempertahankan hubungan yang memuaskan dengan teman sebaya dan anak-anak
3. Meningkatkan keakraban pasangan
8. Keluarga usia lanjut
Tahap terakhir perkembangan keluarga ini dimulai pada saat salah satu pasangan
pensiun, berlanjut saat salah satu pasangan meninggal sampai keduanya meninggal :
1. Mempertahankan suasana rumah yang menyenangkan
2. Adaptasi dengan peruabahan kehilangan pasangan, teman, kekuatan fisik dan
pendapatan
3. Mempertahankan keakraban suami istri dan saling merawat

8
4. Mempertahankan hubungan dengan anak dan sosial masyarakat
5. Melakukan life review (merenungkan hidupnya).

2.1.6 Faktor-faktor yang mempengaruhi kesehatan keluarga


1. Faktor fisik
Ross, Mirowsaky, dan Goldstein (1990) memberikan gambaran bahwa ada
hubungan positif antara perkawinan dengan kesehatan fisik. Contoh dari hubungan
tersebut antara lain : seorang suami sebelum menikah terlihat kurus maka beberapa
bulan kemudian setelah menikah akan terlihat lebih gemuk, beberapa alasan
dikemukakan bahwa dengan menikah suami ada yang memperhatikan dan pola
makan lebih teratur begitu sebaliknya dengan istri
Berdasarkan hasil pendataan keluarga binaan yaitu keluarga binaan Tn.K dan
Tn.M memiliki kebiasaan yang sama yaitu sering merokok.Kepala keluarga tidak
mengerti tentang bahaya penggunaan rokok bagi diri sendiri dan bahaya kepada
anggota keluarga.Karena itu diperlukan penyuluhan kesehatan pada keluarga tentang
bahaya penggunaan rokok,serta penjelasan tentang zat-zat yang berbahaya yang
terkandung dalam rokok.
Pada keluarga binaan Tn.K memiliki masalah kesehatan pada anaknya yang
berusia 1 tahun yaitu masalah tentang kurangnya asupan gizi pada bayi ditandai
dengan berat badan yang rendah, dan terlihat bayi susah diberi makan.
2. Faktor psikis
Terbentuknya keluarga akan menimbulkan dampak psikologis yang besar, perasaan
nyaman karena saling memperhatikan, saling memberikan penguatan atau dukungan.
Suami akan merasa tentram dan terarah setelah beristri, begitupun sebaliknya.
3. Faktor sosial
Status sosial memiliki dampak yang signifikan terhadap fungsi kesehatan sebuah
keluarga.  Dalam sebuah keluarga ada kecenderungan semakin tinggi tingkat
pendapatan yang diterima semakin baik taraf kehidupannya.  Tingginya pendapatan
yang diterima akan berdampak pada pemahaman tentang pentingnya kesehatan, jenis

9
pelayanan kesehatan yang dipilih, dan bagaimana berespon terhadap masalah
kesehatan yang ditemukan dalam keluarga.
4. Faktor budaya
Faktor budaya terdiri dari:
a) Keyakinan dan praktek kesehatan
b) Nilai-nilai keluarga
c) Peran dan pola komunikasi keluarga
d) Koping keluarga
Akibat banyaknya masalah kesehatan yang terjadi di Dusun II Desa Batu
Penjemuran. Maka perlu ditetapkan prioritas masalah yakni masalah mana yang perlu
mendapat perhatian dan harus segera ditangani.
Untuk itu dilakukan penetapan prioritas masalah dengan metode Hanlon, yakni
sebagai berikut :
Kriteria
1. Besarnya masalah
2. Kegawatan masalah
3. Kemudahan Penanggulangan (efektivitas intervensi)
4. Metode Delbeq

2.2 KONSEP KEBIDANAN KOMUNITAS

2.2.1 Pengertian Kebidanan Komunitas


Kebidanan komunitas adalah bentuk-bentuk pelayanan kebidanan yang di
lakukan diluar bagian atau pelayanan berkelanjutan yang diberikan dirumah sakit
dengan menekankan kepada aspek-aspek psikososial budaya yang ada di masyarakat
Bidan juga memberikan pelayanan di masyarakat yang berbasis pada pelayanan
kesehatan Ibu dan anak (BKIA) di tingkat kecamatan. Ruang lingkup pelayanan
BKIA meliputi beberapa kegiatan yaitu:

10
1. Pelayanan antenatal, diantaranya dengan pemberian pendidikan kesehatan,
nasihat perkawinan, dan perencanaan keluarga.
2. Intranatal
3. Postnatal, yaitu dengan melakukan kunjungan rumah, pemeriksaan ibu nifas,
imunisasi bayi, balita dan pelayanan kepada remaja.
4. Penyuluhan gizi, seperti pemberian makanan tambahan.
5. Pemberdayaan masyarakat.
2.2.2 Sasaran Kebidanan Komunitas
1. Sasaran Umum
Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM), organisasi masyarakat, tokoh
masyarakat.
2. Sasaran Khusus
Perempuan dalam siklus kehidupannya, yaitu mulai sejak konsepsi sampai
lanjut usia.

2.2.3 Tujuan Kebidanan Komunitas


1. Tujuan Umum
Asuhan kebidanan komunitas harus mampu eningkatkan kesejahteraan
masyarakat khususnya kesehatan perempuan di wilayah kerja kebidanan.
2. Tujuan Khusus
a) meningkatkan cakupan pelayanan kebidanan komunitas sesuai tanggung jawab
bidan.
b) meningkatkan mutu pelayanan ibu hamil, pertolongan ibu hamil, pertolongan
persalinan, perawatan nifas, dan perinatal secara terpadu.
c) munurunkan jumlah kasus-kasus yang berkaitan dnegan resiko kehamilan ,
persalinan, nifas dan perinatal.
d) mendukung program-program pemerintah lainnya untuk menurunkan angka
kesakitan dan kematian ibu dan anak

11
e) membangun jejaring angka dan fasilitas rujukan dan tokoh masyarakat
setempat atau terkait.
2.2.4 Unsur – Unsur Yang Mencakup Kebidanan Komunitas
a. Bidan
Belum ada pendidikan khusus untuk menghasilkan tenaga bidan yang bekerja di
komunitas. Sebagai tenaga kesehatan bidan membantu keluarga dan masyarakat agar
selalu berada dalam kondisi kesehatan yang optimal.
Kegiatan yang dilakukan bidan di komunis adalah :
a) Bimbingan terhadap kelompok remaja
b) Pemelihara kesehatan ibu hamil, nifas, masa interval dalam keluarga
c) Pertolongan persalinan di rumah
d) Tindakan pertolongan pertama pada kasus kebidanan
e) Pengobatan keluarga sesuai dengan kewenangan
f) Pemeliharaan kesehatan kelompok wanita dengan gangguan reproduksi
g) Pemeliharaan kesehatan anak balita

B.Pelayanan Kebidanan
Hubungan interaksi antara bidan dan pasiennya dilakukan melalui pelayanan
kebidanan.Pelayanan kebidanan adalah segala aktivitas yang dilakukan oleh bidan
untuk menyelamatkan pasiennya di gangguan kesehatan. Tujuannya adalah
meningkatkan kesehatan ibu dan anak balita di dalam keluarga sehingga terwujud
keluaga sehat dan sejahtera didalam komunitas.Kegiatan pelayanan komunitas bila
dilakukan di puskesmas, polindes, posyandu, bidan praktek swasta atau di rumah
sakit.

2.2.5 Bekerja Di Komunitas


Bekerja di komunitas tidak lah mudah, agar dapat di terima oleh masyarakat
setidaknya seorang bidan harus memiliki profil sebagai berikut( Karwati, dkk.2011) :

12
1. Mempunyai kemampuan intelektual yang luas berkaitan dengan kebidanan,
kesehatan masyarakat dan pengetahuan social
2. Terampil dalam teknik kebidanan
3. Menguasai teknik pemecahan masalah kesehatan dan prioritas pemecahan
masalah kesehatan
4. Mempunyai keterampilan dalam berhubungan dengan orang lain
(hubungan antar manusia / HAM )
5. Luwes dalam melakukan pendekatan kepada masyarakat
6. Memiliki kemampuan komunitas yang bagus (komunikatif)
7. Memiliki kemampuan berorganisasi
8. Memiliki kemampuan bekerja sama dengan orang lain
9. Mempunyai kemampuan yang menarik
10. Mau dan banyak belajar dari orang – orang yang lebih berpengalaman
11. Berkeinginan untuk selalu meningkatkan ilmu pengetahuan dan keterampilan
12. Berpikir kritis dan logis
13. Mau membagikan ilmu pada orang lain
Bekerja di komunitas mempunyai keunikkan tersendiri. Ada beberapa strategi umum
dalam melaksanakan asuhan kebidanan komunitas yaitu :
1. Pendekatan pada masyarakat
2. Pemasaran social
3. Menginformasikan pelayanan kebidanan tingkat dasar dan rujukkan
4. Mengikutsertakan masyarakat pada / dalam upaya peningkatan kesehatan
serta pelaksanaan program kesehatan di masyarakat
Sebelum kita bahas tentang bagaimana bidan bekerja dalam tim, terlebih dahulu kita
ulas terlebih dahlu tentang apa itu tim, disebut sebuah tim adalah :
1. Terdiri lebih dari satu orang
2. Adanya kerjasama
3. Adanya pembangunan tugas
4. Tujuan akhir yang akan di capai adalah sama

13
5. Adanya pimpinan tim
6. Adanya kegiatan ( program )

Bila bidan sebagai anggota tim yang harus kita lakukan adalah :
1. Mengenal kegiatan yang akan dilakukan ( latar belakang, lingkungan kegiatan
dan tujuan yang akan di capai )
2. Mengenal fungsi dan tugas masing – masing
3. Menguasain tugas dan fungsinya
4. Selalu berkomunikasi dengan pimpinan dan anggota tim lain
5. Memberi dan menerima saran
6. Turut bertanggung jawab atas keseluruhan kegiatan tim dan hasilnya
Bila bidan sebagai pemimpin tim yang harus kita lakukan adalah :
1. Menguasai program / kegiatan tim baik administrative, teknis dan tujuan yang
akan di capai
2. Memiliki kemampuan memimpin, mengkoordinasi dan mengintegritas kegiatan
tim
3. Mengenal anggota tim, tugas dan fungsinya serta prilaku dalam melaksanakan
tugas
4. Menciptakan dinamika tim dengan berkomunikasi
5. Cepat tanggap terhadap permasalahan

2.3 TEKNIK MEMPRIORITASKAN MASALAH


2.3.1 Metode Hanlon Kuantitatif
Tujuan penggunaan metode ini adalah :
1. Identifikasi factor – factor luar yang dapat diikutsertakan dalam proses
penentuan masalah
2. Mengelompokkan factor – factor yang ada dan memberikan bobot kepada
kelompok factor tersebut

14
3. Memungkinkan anggota untuk mengubah factor dan nilai sesuai dengan
kebutuhannya.
Untuk keperluan metode hanlon kuantitatif ini digunakan 4 indikator criteria) :
a. Indicator Besarnya masalah
Untuk menetapkan besarnya masalah kesehatan diukur dari besarnya penduduk
yang terkena efek langsung. Semakin besar efek yang ditimbulkan maka
semakin besar nilai skor. Dalam Skor 1-10
b. Indikator Keseriusan masalah
Berat ringannya akibat yang ditimbulkan oleh masalah untuk diatasai melalui
intervensi kebidanan dan kesehtan. Semakin berat akibatnya maka skor yang
diberikan semakin tinggi. Dalam skor 1-20.
c. Indikator kemudahan penanggulangan
Untuk menilai kemudahan dalam penanggulangan masalah digunakan likert
Rating scale. Semakin sulit dalam penanggulangan maka semakin sedikit skor
yang diberikan.

Sangat sulit Sangatmudah

Ditanggulangi ditanggulangi

d. Indikator PEARL actor


Indikator criteria PEARL terdiri dari bebrapa indicator yang saling
menentukan dapat atau tidaknya suatu program dilaksanakan. Jika dapat diberi
skor 1 dan jika tidak diberi skor 0.Indicator tersebut adalah :
1. Propiety : kesesuaian
2. Economic : murah secara ekonomi
3. Acceptability : Dapat diterima
4. Resources avaibility : tersedianya sumber
5. Legality : legalitas terjamin

15
e. Penetapan Nilai
Setelah dilakukan penilaian setiap criteria didapatkan nilai criteria A, B, C dan
D. Nilai A, B, C, dan D tersebut kemudian dimasukkan kedalam formula
sebagai berikut :
1. NPD ( nilai prioritas Dasar) : (A+B) C
2. NPT ( nilai Prioritas total ) : (A+B) C x D
2.3.2 Metode Delbeq
Metode Delbeq adalah metode kualitatif dimana prioritas masalah penyakit
ditentukan secara kualitatif oleh panel expert. Caranya sekelompok pakar diberi
informasi tentang masalah penyakit yang perlu ditetapkan prioritasnya termasuk
data kuantitatif yang ada untuk masing-masing penyakit tersebut.
Pada metode ini diprioritaskan masalah dilakukan dengan memberikan bobot (yang
merupakan nilai maksimum dan berkisar antara 0-10 dengan kriteria :
a. Besar masalah yaitu % atau jumlah kelompok penduduk yang ada kemungkinan
terkena masalah serta keterlibatan masyarakat dan instansi terkait.
b. Kegawatan masalah yaitu tingginya angka morbiditas dan mortalitas,
kecenderungannya dari waktu ke waktu.
c. Biaya/dana yaitu besar atau jumlah dana yang diperlukan untuk mengatasi
masalah baik dari segi instansi yang bertanggung jawab terhadap penyelesaian
masalah atau dari masyarakat yang terkena masalah.
d. Kemudahan yaitu tersedianya tenaga, sarana/peralatan, waktu serta cara atau
metode dan teknologi penyelesaian masalah seperti tersedianya
kebijakan/peraturan, petunjuk pelaksanaan (juklak), petunjuk teknis (juknis) dan
sebagainya.
Langkah-langkah prioritas masalah menurut Delbeq :
1. Tetapkan kriteria yang disepakati bersama oleh para pakar
2. Tentukan dahulu bobot masing-masing kriteria (nilai 0-10)

16
3. Tentukan skor untuk tiap kriteria. Besarnya skor tidak boleh melebihi bobot
yang telah disepakati. Bila ada perbedaan pendapat dalam menentukan besarnya
bobot dan skor yang dipilih rata-ratanya
4. Isi setiap kolom dengan hasil perkalian antara bobot dengan skor masing-masing
masalah
5. Jumlahkan nilai masing-masing kolom dan tentukan prioritasnya berdasarkan
jumlah skor yang tertinggi sampai terendah.
Contoh Tabel Delbeq

2.4 Materi Tentang Bahaya Merokok

Rokok merupakan silinder dari kertas berukuran panjang antara 70 hingga 120
mm (tergantung negara pembuat) dengan memiliki diameter sekitar 10 mm yang
berisi daun-daun tembakau yang telah dicacah dan dikeringkan dengan dicampur
cengkeh yang juga sudah dikeringkan dan dicacah. Rokok dibakar pada salah satu
ujungnya dan 23 dibiarkan membara agar asapnya dapat dihirup lewat mulut pada
ujung lainnya. Cara menikmatinya adalah dihirup oleh mulut kemudian
mengalirkannya ke tenggorokan dan kembali dikeluarkan melalui lubang hidung
dan mulut secara beraturan.

17
Rokok biasanya dijual dalam bungkus berbentuk kotak atau kemasan kertas
yang dapat dimasukkan dengan mudah ke dalam kantong. Sejak beberapa tahun
terakhir, bungkusan-bungkusan tersebut juga umumnya disertai pesan kesehatan
yang memperingatkan perokok akan bahaya kesehatan yang dapat ditimbulkan dari
merokok, misalnya kanker paru-paru atau serangan jantung. Namun, kenyataannya
bagi para perokok hal itu sering tidak dihiraukan dan tidak dipatuhi.
Dalam sejarahnya sampai sekarang ini rokok dibedakan menjadi beberapa jenis.
Pembedaan ini didasarkan atas bahan pembungkus rokok, bahan baku atau isi
rokok, proses pembuatan rokok, dan penggunaan filter pada rokok
1) Rokok berdasarkan bahan pembungkus.
a) Klobot: rokok yang bahan pembungkusnya berupa kulit jagung.
b) Kawung: rokok yang bahan pembungkusnya berupa daun aren.
c) Sigaret: rokok yang bahan pembungkusnya berupa kertas.
d) Cerutu: rokok yang bahan pembungkusnya berupa daun tembakau.
2) Rokok berdasarkan bahan baku atau isi.
a) Rokok Putih: rokok yang bahan baku atau isinya hanya daun tembakau yang
diberi saus untuk mendapatkan efek rasa dan aroma tertentu.
b) Rokok Kretek: rokok yang bahan baku atau isinya berupa daun tembakau dan
cengkeh yang diberi saus untuk mendapatkan efek rasa dan aroma tertentu.
c) Rokok Klembak: rokok yang bahan baku atau isinya berupa daun tembakau,
cengkeh, dan kemenyan yang diberi saus untuk mendapatkan efek rasa dan
aroma tertentu.
3) Bahan kimia yang terkandung dalam rokok Berikut adalah beberapa bahan
kimia yang terkandung di dalam rokok
a) Nikotin, kandungan yang menyebabkan perokok merasa rileks.
b) Tar, yang terdiri dari lebih dari 4000 bahan kimia yang mana 60 bahan
kimia di antaranya bersifat karsinogenik.
c) Sianida, senyawa kimia yang mengandung kelompok cyano.

18
d) Benzene, juga dikenal sebagai bensol, senyawa kimia organik yang mudah
terbakar dan tidak berwarna.
e) Cadmium, sebuah logam yang sangat beracun dan radioaktif.
f) Metanol (alkohol kayu), alkohol yang paling sederhana yang juga dikenal
sebagai metil alkohol.
g) Asetilena, merupakan senyawa kimia tak jenuh yang juga merupakan
hidrokarbon alkuna yang paling sederhana.
h) Amonia, dapat ditemukan di mana-mana, tetapi sangat beracun dalam
kombinasi dengan unsur-unsur tertentu.
i) Formaldehida, cairan yang sangat beracun yang digunakan untuk
mengawetkan mayat.
j) Hidrogen sianida, racun yang digunakan sebagai fumigan untuk
membunuh semut. Zat ini juga digunakan sebagai zat pembuat plastik dan
pestisida.
k) Arsenik, bahan yang terdapat dalam racun tikus.
l) Karbon monoksida, bahan kimia beracun yang ditemukan dalam asap
buangan mobil dan motor.

Dalam perkembangan kehidupan sekarang ini, sebenarnya banyak dari


masyarakat kita yang sudah tahu akan bahaya merokok. Namun
kenyataannya, perilaku buruk ini masih terus tmbuh dan tidak pernah surut,
sehingga kebiasaan ini menjadi perilaku yang terkesan biasa di mata
masyarakat. Dalam kehidupan sehari-hari, di lingkungan sekitar kita, baik di
rumah, kantor, angkutan umum maupun di jalan-jalan, banyak orang yang
merokok sembari melakukan segala aktivitasnya. Penanggulangan perilaku ini
sudah banyak dilakukan pemerintah dengan dibuatnya smooking area (tempat
khusus merokok) dan larangan-larangan keras untuk merokok, namun
masyarakat kita kurang begitu mempedulikan hal tersebut.
Dampak buruk bagi perokok

19
a. Merokok menyebabkan kanker mulut Tembakau atau rokok merupakan
penyebab utama kanker mulut. Diketahui perokok 6 kali lebih besar
mengalami kanker mulut dibandingkan dengan orang yang tidak merokok,
dan orang yang merokok tembakau tanpa asap berisiko 50 kali lipat lebih
besar.Pada perokok berat, merokok menyebabkan rangsangan pada
papilafiliformis (tonjolan/juntai pada lidah bagian atas) sehingga menjadi
lebih panjang (hipertropi).
b. Merokok sebabkan kanker tenggorokan Kanker tenggorokan adalah kanker
yang terdapat pada tenggorokan atau pita suara. Tenggorokan adalah saluran
yang dimulai dari belakang hidung dan berakhir di leher. Sedangkan, pita
suara terletak hanya sedikit di bawah tenggorokan. Pita suara adalah tulang
rawan yang terdiri dari membran suara yang bergetar untuk membuat suara
ketika Anda berbicara. Selain pada kedua organ tersebut, kanker tenggorokan
juga dapat terjadi pada tulang rawan epiglottis yang berfungsi sebagai tutup
untuk saluran angin tenggorokan. Asap rokok yang terhirup sebelum masuk
ke paru-paru akan melewati tenggorokan, karenanya kanker ini akan berkaitan
dengan rokok.
c. Merokok dekat anak berbahaya bagi mereka. Asap rokok sangat berbahaya
jika dihisap oleh bayi Di mana seorang laki-laki sedang merokok didekat
anaknya. Jelas, asap rokok tersebut akan merugikan anak-anak, terutama bayi.
Selanjutnya, akibat dari asap rokok ini kepada anak-anak atau bayi antara lain:
1. Mengalami gangguan dan penyakit pernafasan
2. Terganggunya perkembangan kecerdasan anak, baik motorik maupun
kognitif
3. Terjangkitnya penyakit telinga
4. Bisa meningkatkan resiko penyakit leukimia sebanyak dua kali lipat
5. Meningkatkan resiko kanker otak hingga 22 persen 13
6. Bayi akan lebih mudah lelah karena oksigen yang tidak terserap
sempurna

20
7. Sindrom kematian secara mendadak

Selain itu, seperti yang tercantum dalam peringatan merokok pada bungkus
rokok sebelumnya di mana Merokok Dapat Menyebabkan Kanker, Serangan Jantung,
Impotensi dan Gangguan Kehamilan dan Janin. Karena itu, asap rokok lebih
berbahaya bagi ibu hamil dan janin yang dikandungnya. Secara terperinci akibat dari
asap rokok tersebut antara lain

1. Keguguran pada janin yang dikandung


2. Kematian janin di dalam kandungan
3. Pendarahan pada plasenta dan terjadi pembesaran lebih dari 30 persen
4. Berat badan janin berkurang sekitar 20-30 persen dari normal
d. Merokok sebabkan kanker paru-paru dan bronkitis kronis

Kanker Paru-paru Diketahui sekitar 90 persen kasus kanker paru diakibatkan oleh
rokok. Hal ini karena asap rokok akan masuk secara inhalasi ke dalam paru-paru. Zat
dari asap rokok ini akan merangsang sel di paru-paru menjadi tumbuh abnormal.
Diperkirakan 1 dari 10 perokok sedang dan 1 dari 5 Selain itu, perokok pasif atau
terpapar asap rokok juga bisa menyebabkan kanker paru-paru pada orang bukan
perokok. Semakin sering seseorang terpapar asap rokok, semakin besar risikonya
terkena kanker paru-paru
Beberapa fakta penting tantang kanker paru-paru antara lain

a) Kanker paru adalah penyebab utama kematian akibat kanker baik pada pria
maupun wanita. (menyumbang sekitar 32% dari kematian akibat kanker pada
pria dan 25% pada wanita).
b) Perokok berat atau mantan perokok mewakili sekitar 90% dari pasien
kanker paru-paru.
c) Pria yang merokok satu bungkus sehari meningkatkan risiko 10 kali
dibandingkan non-perokok.

21
d) Pria yang merokok dua bungkus sehari meningkatkan risiko lebih dari 25
kali dibandingkan non-perokok.
e) Semakin banyak dan semakin lama Anda merokok, semakin besar risiko
Anda.
f) Bahan kimia dan senyawa dalam asap rokok selain memicu kanker juga
masalah kesehatan lainnyaseperti stroke dan penyakit jantung.

Bronkitis muncul ketika terjadi peradangan pada saluran pernapasan utama


yang mengalirkan udara dari hidung ke paru-paru, atau yang dikenal dengan nama
bronkus. Bronkitis terjadi karena adanya infeksi bakteri maupun virus di saluran
tersebut. Berikut adalah gejala-gejala yang mengindikasikan bronkitis:

1. Batuk merupakan gejala bronkitis yang paling umum dan paling mudah
terlihat. Batuk yang muncul biasanya batuk kering. Dalam beberapa hari,
batuk ini berubah menjadi batuk berdahak yang membawa lendir dari paru-
paru. Dahak yang muncul biasanya berwarna kuning kehijauan, hijau, bening,
atau putih. Pada bronkitis kronis, terkadang dahak keluar disertai dengan
darah.
2. Demam ringan, biasanya hanya meningkatkan suhu tubuh hingga 38,3OC.
Gejala yang satu ini merupakan salah satu gejala kunci, karena gejala inilah
yang membedakan penyakit bronkitis dan pneumonia. Waspadalah jika panas
tubuh lebih dari 38,5OC, karena demam dengan suhu badan yang tinggi dapat
mengindikasikan pneumonia.
3. Rasa tidak nyaman di dada, khususnya ketika batuk atau menarik napas
panjang. Sensasi yang timbul dapat berupa nyeri, sesak napas, atau gatal.
4. Hidung tersumbat dan rasa lelah terus menerus. Biasanya, gejala bronkitis
akan hilang setelah Anda beristirahat dan meminum air putih sebanyak-
banyaknya. Selain iu yang perlu diwaspadai adalah merokok pada dasarnya
membuat juga mampercepat orang terserang penyakit tersebut. Dalam hal ini

22
sebaiknya jauhkan diri dari perilaku merokok, agar hidup anda dan
lingkungan terjaga dari asap rokok yang bisa mengancam jiwa.

E. Merokok membunuhmu ,Peringatan “Rokok Membunuhmu” adalah salah satu


peringatan yang digunakan untuk mengurangi perokok di Indonesia merujuk
kepada PP (Peraturan Pemerintah nomor 109 tahun 2012) yang mengatur tentang
iklan rokok baik di tempat umum, media cetak dan televisi. Dalam pasal 27
bahkan disebutkan bahwa iklan rokok diwajibkan tidak menggambarkan atau
menyarankan bahwa merokok memberikan manfaat bagi kesehatan.

2.5 Materi Alat Kontrasepsi (KB)


2.5.3 Pengertian KB

Keluarga berencana merupakan usaha untuk mengukur jumlah anak dan jarak
kelahiran anak yang diinginkan. Maka dari itu, Pemerintah mencanangkan program
atau cara untuk mencegah dan menunda kehamilan

2.5.2 Tujuan Keluarga Berencana (KB)


Pasangan yang menggunakan KB tentu memiliki tujuan masing-masing. Ya, KB
tidak hanya dilakukan untuk menekan jumlah kelahiran bayi. Lebih jelasnya, tujuan
KB terbagi menjadi dua bagian, di antaranya:
1. Tujuan umum
Meningkatkan kesejahteraan ibu, anak dalam rangka mewujudkan NKKBS (Normal
Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera) yang menjadi dasar terwujudnya masyarakat yang
sejahtera dengan mengendalikan kelahiran sekaligus menjamin terkendalinya
pertambahan penduduk.
2. Tujuan khusus

a. Meningkatkan jumlah penduduk untuk menggunakan alat kontrasepsi.


b. Menurunnya jumlah angka kelahiran bayi.

23
c. Meningkatnya kesehatan keluarga berencana dengan cara penjarangan kelahiran.

2.5.3 Manfaat KB Bagi Pasangan Suami Istri

Menjalani program KB sangat bermanfaat bagi pasangan suami istri, selain


membatasi kelahiran, juga bermanfaat mengurangi risiko penyakit hingga gangguan
mental. Lebih jelasnya, berikut ini beberapa manfat KB untuk pasangan suami istri:

1. Menurunkan risiko kehamilan


Alat kontrasepsi berfungsi untuk mencegah kehamilan yang tidak diinginkan. Alat
kontrasepsi juga berfungsi untuk menurunkan risiko melahirkan terlalu muda atau
terlalu tua.

Jika perempuan yang terlalu tua dan belum menopause melakukan hubungan intim
tanpa menggunakan alat kontrasepsi, ada kemungkinan terjadi kehamilan. Melahirkan
di atas usia 35 tahun akan berisiko pada wanita dan dapat menyebabkan kematian.

2. Menurunknan risiko kanker pada wanita

Kontrasepsi hormonal yang digunakan wanita, seperti jenis suntik, pil, atau IUD
biasanya mengandung progesteron dan estrogen. Hormon ini dapat membantu wanita
mengendalikan kehamilan dan menurunkan risiko kanker pada sistem reproduksi.

Kanker yang dapat diatasi dua hormon tersebut adalah kanker indung telur (ovarium)
dan kaker atau dinding rahim (endometrium). Program KB hormonal juga dapat
menurunkan risiko tumbuhnya mioma di rahim.

24
3. Tidak mengganggu tumbuh kembang anak

Jika anak belum satu tahun sudah memiliki adik, tumbuh kembang anak akan
terganggu. Normalnya jarak anak pertama dan kedua antara 3-5 tahun. Jika anak
belum berusia 2 tahun sudah mempunyai adik, ASI untuk anak tidak bisa penuh 2
tahun sehingga kemungkinan mengalami gangguan kesehatan.

Orang tua yang mempunyai dua anak juga akan mengalami kesulitan membagi
waktu. Maka anak yang lebih besar akan akan kurang perhatian, meski anak masih
membutuhkan perhatian penuh dari kedua orangtuanya.

4. Risiko radang panggul menurun

Hormon untuk KB adalah bermanfaat menurunkan radang panggul. Radang pada


panggul akan menyerang area rahim, ovarium, dan area sekitar vagina lainnya.

Risiko terkena radang panggul menurun jika wanita menggunakan program KB jenis
implan. Tubektomi juga menurunkan risiko gangguan pada panggul yang dapat
membahayakan nyawa wanita.

5. Menjaga kesehatan mental

Sebagian wanita kemungkinan mengalami depresi yang cukup hebat setelah


melahirkan. Depresi biasanya hilang jika mendapatkan dukungan dari pasangan. Jika
terjadi kelahiran anak dengan jarak yang dekat, kemungkinan risiko depresi semakin
besar. Depresi juga dapat terjadi pada ayah karena tidak siap secara fisik dan
mental.Dua kondisi tersebut bisa dihilangkan dengan melakukan program Keluarga
Berencana. Jika melakukan pengaturan kehamilan, pasangan suami istri bisa hidup

25
lebih sehat. Bahkan anak bisa tumbuh secara maksimal dan perencanaan kehamilan
akan berjalan matang.

2.5.4 Sasaran dan Target Program Keluarga Berencana

Sasaran dan target yang ingin dicapai dengan program Keluarga Berencana
adalah segera tercapai dan melembaganya Norma Keluarga Kecil yang Bahagia dan
Sejahtera (NKKBS) pada masyarakat Indonesia. Menurut Depkes RI (2002),
sasaran yang mesti digarap untuk mencapai target tersebut adalah:
a. Pasangan Usia Subur (PUS), yaitu pasangan suami istri yang hidup bersama
dimana istrinya berusia 15-49 tahun harus dimotivasi terus-menerus sehingga
menjadi peserta Keluarga Berencana lestari
b. Non PUS, yaitu anak sekolah, orang yang belum kawin, pemuda-pemudi,
pasangan suami istri di atas usia 45 tahun, dan tokoh masyarakat.
c. Institusional, yaitu berbagai organisasi, lembaga masyarakat, pemerintahan, dan
swasta

2.5.5 ALAT KONTRASEPSI


1. Jenis-Jenis Kontrasepsi
Jenis-jenis kontrasepsi yang tersedia antara lain:
1. Metode kalender

Metode kalender ini berdasarkan pada siklus haid/menstruasi wanita.


Pantang berkala adalah cara/metode kontrasepsi sederhana yang dilakukan
oleh pasangan suami istri dengan tidak melakukan senggama atau hubungan
seksual pada masa subur/ovulasi.

a. Keuntungan

1. Metode kalender atau pantang berkala lebih sederhana.

26
2. Dapat digunakan oleh setiap wanita yang sehat.
3. Tidak membutuhkan alat atau pemeriksaan khusus dalam penerapannya.
4. Tidak mengganggu pada saat berhubungan seksual.
5. Kontrasepsi dengan menggunakan metode kalender dapat menghindari resiko
kesehatan yang berhubungan dengan kontrasepsi.
6. Tidak memerlukan biaya.
7. Tidak memerlukan tempat pelayanan kontrasepsi.

b. Kerugian

1. Memerlukan kerjasama yang baik antara suami istri.


2. Harus ada motivasi dan disiplin pasangan dalam menjalankannya.
3. Pasangan suami istri tidak dapat melakukan hubungan seksual setiap saat.
4. Pasangan suami istri harus tahu masa subur dan masa tidak subur.
5. Harus mengamati sikus menstruasi minimal enam kali siklus.
6. Siklus menstruasi yang tidak teratur (menjadi penghambat)
7. Lebih efektif bila dikombinasikan dengan metode kontrasepsi lain.

2. Metode suhu badan basal

Pada waktu ovulasi, suhu akan turun terlebih dahulu dan naik, kemudian tidak akan
kembali pada suhu 35 derajat Celcius. Pada saat itulah terjadi masasubur/ovulasi.

a. Keuntungan :
1. Meningkatkan pengetahuan dan kesadaran pada pasangan suami istri tentang
masa subur/ovulasi.
2. Membantu wanita yang mengalami siklus haid tidak teratur mendeteksi masa
subur/ovulasi.
3. Dapat digunakan sebagai kontrasepsi ataupun meningkatkan kesempatan untuk
hamil.

27
4. Membantu menunjukkan perubahan tubuh lain pada saat mengalami masa
subur/ovulasi seperti perubahan lendir serviks
5. Metode suhu basal tubuh yang mengendalikan adalah wanita itu sendiri

b. Kerugian :
1. Membutuhkan motivasi dari pasangan suami istri.
2. Memerlukan konseling dan KIE dari tenaga medis.
3. Suhu tubuh basal dapat dipengaruhi oleh penyakit, gangguan tidur, merokok,
alkohol, stres, penggunaan narkoba maupun selimut elektrik.
4. Pengukuran suhu tubuh harus dilakukan pada waktu yang sama.
5. Tidak mendeteksi awal masa subur.
6. Membutuhkan masa pantang yang lama.

3. Metode lendir serviks

Metode keluarga berencana alamiah (KBA) dengan cara mengenali masa subur dari
siklus menstruasi dengan mengamati lendir serviks dan perubahan rasa pada vulva
menjelang hari-hari ovulasi.

a. Kelebihan
1. Mudah digunakan.
2. Tidak memerlukan biaya.
3. Metode mukosa serviks merupakan metode keluarga berencana alami lain
yang mengamati tanda-tanda kesuburan.
b. Kerugian
1. Tidak efektif bila digunakan sendiri, sebaiknya dikombinasikan dengan
metode kontrasepsi lain (misal metode simptothermal).
2. Tidak cocok untuk wanita yang tidak menyukai menyentuh alat kelaminnya.
3. Wanita yang memiliki infeksi saluran reproduksi dapat mengaburkan tanda-
tanda kesuburan.

28
4. Wanita yang menghasilkan sedikit lendir.

4. Kondom

Kondom merupakan selubung atau sarung karet yang dipasang pada penis saat
berhubungan seksual.
Cara kerja kondom yaitu untuk menghalangi terjadinya pertemuan sperma dan sel
telur dengan cara mengemas sperma diujung selubung karet yang dipasang pasa penis
sehingga sperma tersebut tidak tercurah ke dalam saluran reproduksi perempuan,
selain itu kondom juga dapat mencegah penularan mikroorganisme (HIV/AIDS) dari
satu pasangan kepada pasangan yang lain.
a. Keuntungan
1. Efektif bila digunakan dengan benar
2. Tidak mengganggu kesehatan pengguna
3. Murah dan dapat dibeli secara umum
b.Kerugian
1. Agak mengganggu hubungan seksual (mengurangi sentuhan langsung)
2. Harus selalu tersedia setiap kali berhubungan seksual.

5. Pil KB

Pil KB disebut juga kontrasepsi oral. Pil KB berisi hormon yang menghambat
pengeluaran sel telur.

a.Keuntungan
1. Efektivitasnya tinggi bila diminum secara rutin

29
2. Nyaman, mudah digunakan, dan tidak mengganggu senggama

3. Reversibilitas tinggi

4. Efek samping sedikit

5. Mudah didapatkan, tidak selalu perlu resep dokter karena pil KB dapat diberikan
oleh petugas non medis yang terlatih

6. Dapat menurunkan resiko penyakit-penyalit lain seperti kanker ovarium,


kehamilan ektokpik, dan lain-lain

7. Relatif murah

b.Kerugian
1. Efektivitas tergantung motivasi akseptor untuk meminum secara rutin tiap hari

2. Rasa mual, pusing, kencang pada payudara dapat terjadi

3. Efektivitas dapat berkurang bila diminum bersama obat tertentu

4. Kemungkinan untuk gagal sangat besar karena lupa

5. Tidak dapat melindungi dari resiko tertularnya Penyakit Menular Seksual

6. AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam Rahim) / IUD (Intra Uterine Devices)

AKDR adalah kontrasepsi yang terbuat dari plastik halus berbentuk spiral atau
berbentuk lain yang dipasang di dalam rahim dengan memakai alat khusus oleh
dokter atau paramedis lain yang terlatih. (Hidayati, R. 2009)
a. Keuntungan
1. Efektivitas tinggi

2. Dapat memberikan perlindungan jangka panjang sampai dengan 10 tahun

3. Tidak mengganggu hubungan seksual

30
4. Efek samping akibat Estrogen dapat dikurangi karena AKDR hanya
mengandung Progestin

5. Tidak ada kemungkinan gagal karena kesalahan akseptor KB Reversibel

6. Dapat disediakan oleh petugan non medis terlatih Akseptor hanya kembali ke
klinik bila muncul keluhan

7. Murah

b. Kerugian
1. Perlunya pemeriksaan pelvis dan penapisan PMS sebelum pemasangan Butuh
2. Pemerikasaan benang setelah periode menstruasi jika terjadi kram, bercak,
atau nyeri.
3. Akseptor tidak dapat berhenti menggunakan kapan pun ia mau

8. Suntikan KB

a. Keuntungan
1. Sangat efektif

2. Memberikan perlindungan jangka panjang selama 3 bulan

3. Bila digunakan bersama pil KB dapat mengurangi resiko yang ditimbulkan


karena lupa meminum pil KB

4. Tidak mengganggu senggama

5. Bisa diberikan oleh petugas non medis yang terlatih

6. Mengurangi efek samping yang ditimbulkan oleh Estrogen karena metode ini
tidak mengandung Estrogen Relatif murah.

b. Kerugian kontrasepsi suntik :


1. Berat badan naik

2. Siklus menstruasi kadang terganggu

3. Pemulihan kesuburan kadang-kadang terlambat

31
9. Implant

Implant memiliki efek mencegah ovulasi, mengentalkan lendir serviks, dan


menghambat perkembangan siklis endometrium.
a. Keuntungan
1. Implant merupakan metode kontrasepsi yang sangat efektif

2. Tidak merepotkan dan tidak mengganggu senggama

3. Resiko untuk lupa lebih kecil dibandingkan pil KB dan suntikan karena
Norplant dipasang tiap 5 tahun

4. Mudah diangkat dan segera setelah diangkat kesuburan akseptor akan


kembali

5. Pemasangan dapat dilakukan oleh petugas non medis yang terlatih dapat
mengurangi efek samping yang ditimbulkan oleh Estrogen karena Norplant
tidak mengandung Estrogen

6. Lebih efektif secara biaya karena walaupun harganya mahal tetapi masa
pemakaiannya mencapai 5 tahun.

b. Kerugian
1. Efektivitas dapat berkurang bila digunakan bersama obat-obatan tertentu
tergantung pada petugas

2. Tidak melindungi dari resiko tertularnya PMS

10. Medis Operatif Pria (MOP)

MOP merupakan suatu metode kontrasepsi operatif minor yang aman, sederhana, dan
sangat efektif, memakan waktu operasi relatif singkat dan tidak memerlukan anestesi
umum. MOP dilakukan dengan cara memotong vas deferens sehingga sperma tidak
dapat mencapai air mani dan air mani yang dikeluarkan tidak mengandung sperma.

32
a. Keuntungan
1. Sangat efektif

2. Tidak ada perubahan fungsi seksual

3. Baik untuk klien yang bila mengalami kehamilan akan membahayakan jiwanya

4. Murah

5. Tidak ada mortalitas (kematian)

6. Morbiditas (akibat sakit) kecil sekali. Pasien tidak perlu dirawat di rumah sakit.

7. Dilakukan anaestesi lokal.

8. Ada kepastian bahwa cara ini efektip (kemungkinan gagal tidak ada) karena
dapat dichek kepastian di Laboratorium.

9. Tidak mengganggu hubungan sex selanjutnya dan juga jumlah cairan yang
dikeluarkan oleh suami waktu bersanggama tidak berubah.
10. Tidak banyak memerlukan biaya. Yang penting adalah persetujuan dari istri.
b. Kelemahan
1. Harus dilakukan pembedahan.
2. Masih dimungkinkan ada komplikasi ringan.
3. Tidak seperti sterilisasi wanita yang langsung menghasilkan steril permanen,
pada vasektomi masih harus menunggu beberapa hari, minggu atau bulanan
sampai sel mani menjadi negatif.
4. Tidak dapat dilakukan pada orang yang masih ingin mempunyai anak lagi.

11. Medis Operatif Wanita (MOW)


MOW (Medis Operatif Wanita)/ Tubektomi atau juga dapat disebut dengan sterilisasi.
MOW merupakan tindakan penutupan terhadap kedua saluran telur kanan dan kiri
yang menyebabkan sel telur tidak dapat melewati saluran telur, dengan demikian sel
telur tidak dapat bertemu dengan sperma laki laki sehingga tidak terjadi kehamilan,
oleh karena itu gairah seks wania tidak akan turun

33
2.6 Materi MPASI

Pemberian makanan Pendamping ASI (MPASI) atau susu formula merupakan


salah satu periode penting dalam 1000 hari pertama kehidupan seorang anak.
Penelitian menunjukkan bahwa pada masa transisi ini, banyak bayi mengalami gagal
tumbuh yang disebabkan oleh kualitas MPASI yang kurang baik. Periode ini juga
merupakan momen kritis Si Kecil untuk belajar makan. Terlebih lagi, pemberian
MPASI yang tepat dapat menunjang pertumbuhan dan perkembangan
optimal Si Kecil.

Oleh karena itu, cara pemberian MPASI yang tepat dan pertanyaan lain seputar
MPASI akan dibahas tuntas dalam artikel berikut ini.

Prinsip Dasar Pemberian MPASI

34
MPASI dianjurkan untuk diberikan mengikuti 4 prinsip berikut:

1. Tepat waktu

MPASI diberikan pada usia yang tepat, yaitu ketika ASI saja tidak mencukupi
kebutuhan nutrisi bayi. IDAI dan WHO merekomendasikan
pemberian MPASI selambat-lambatnya usia 6 bulan. Namun pada kondisi tertentu,
misalnya kenaikan berat badan (BB) yang kurang baik, Si Kecil dapat mulai
diberikan MPASI setelah dievaluasi penyebabnya dan setelah kesiapan makannya
dinilai oleh dokter.

Tanda kesiapan memulai MPASI yang harus dinilai bersama dokter, yaitu:

 Si Kecil menunjukkan ketertarikan terhadap makanan.


 Leher tegak dan Si Kecil dapat mengangkat kepala sendiri tanpa bantuan.
 Refleks ‘melepeh’ (mengeluarkan makanan dari mulut) berkurang.

ESPGHAN (Asosiasi Dokter Anak Khusus Nutrisi dan Pencernaan di Eropa)


merekomendasikan pemberian MPASI paling cepat pada usia 12 minggu, dan tidak
lebih lambat dari usia 26 minggu (6 bulan). Pemberian MPASI terlalu dini berisiko
menyebabkan infeksi saluran cerna, alergi, dan obesitas. Sedangkan jika terlalu
lambat akan menyebabkan kekurangan asupan gizi hingga stunting. Oleh karena itu,
konsultasikan ke dokter anak untuk menilai apakah Si Kecil sudah boleh mulai
diberikan makanan pendamping ASI.

2. Cukup (adequate)

Menu MPASI yang diberikan disarankan mengandung kebutuhan nutrisi yang tidak


dapat dipenuhi lagi oleh ASI, terutama jumlah energi, protein, zat besi, dan zinc.
Tidak ada satu jenis makanan yang dapat memenuhi semuanya. Oleh karena itu,
berikan MPASI yang bervariasi dan mencukupi sumber karbohidrat, protein hewani
dan nabati, lemak, serta mikronutrien, yaitu vitamin dan mineral. Menu seperti ini

35
dikenal dengan menu lengkap. Kenalkan buah dan sayur dalam jumlah kecil dengan
memerhatikan asupan dan komposisi karbohidrat, protein, dan lemak pada MPASI.
Berikanlah MPASI dari bahan makanan yang biasa keluarga makan. Contohnya ikan
kembung, yang ternyata memiliki kandungan protein yang tidak jauh berbeda dari
ikan salmon. Dan bahkan, kandungan zat besi dan DHA ikan kembung lebih tinggi
dibanding ikan salmon yang cukup favorit menjadi menu MPASI.

MPASI diberikan dengan jumlah dan tekstur yang ditingkatkan sesuai tahapannya.
Keterlambatan pengenalan tekstur pada usia 6-9 bulan berisiko menyebabkan
masalah makan pada anak di kemudian hari. Gunakan mangkuk berukuran 250 ml
untuk memastikan asupan Si Kecil. Berikut panduan pemberian MPASI:

Usia Jumlah MPASI Frekuensi Tekstur

Bubur kental (pure),


6 bulan 2-3 sendok makan 2-3 kali sehari
saring, hingga lumat.

Tingkatkan bertahap
hingga ½ mangkuk
2-3 kali sehari Makanan saring
8 bulan(6-9 250 ml (200
+ snack 1-2 kali kasar, dapat
bulan) kkal/hari atau 30%
sehari memulai finger food.
dari target
kebutuhan kalori)

½- ¾  mangkuk 250
Nasi tim, makanan
ml (300 kkal/hari 3-4 kali sehari +
9-12 bulan cincang halus atau
atau 50% dari target snack 1-2 kali sehari
kasar.
kebutuhan kalori)

12-23 bulan ¾ mangkuk 250 ml 3-4 kali sehari + Sama dengan


(550 kkal/hari atau snack 1-2 kali sehari makanan yang

36
70% dari target
dimakan keluarga.
kebutuhan kalori)

3. Aman dan higienis (safe)

Perhatikan kebersihan tangan, bahan, dan peralatan MPASI selama proses persiapan,


pembuatan, penyimpanan, dan penyajian MPASI. Pisahkan talenan untuk memotong
bahan makanan mentah dan bahan makanan matang. Cucilah tangan sebelum
mempersiapkan MPASI, dan sebelum menyuapi Si Kecil.

Bakteri penyebab kontaminasi dapat tumbuh di makanan, simpan MPASI di kulkas


dengan suhu kurang dari 5 derajat Celcius (kulkas bawah). Simpan daging dan ikan
dalam plastik, dan letakkan terpisah dari makanan yang telah dimasak. Makanan yang
disimpan dalam suhu ruang (5-60 derajat Celcius), hanya dapat bertahan selama 2
jam.

MPASI yang matang dapat disimpan di lemari es (dengan suhu kurang dari 5 derajat
Celcius), untuk pemberian makan selama sehari setelah disimpan dalam wadah
tertutup. Lama penyimpanan tergantung dari jenis bahan makanan yang digunakan.
MPASI yang disimpan beku dapat dihangatkan dengan direndam air bersama plastik
pembungkus makanan, dan pastikan mengganti air setiap 30 menit. MPASI dapat
juga dihangatkan menggunakan microvawe, namun perlu diperhatikan bahwa panas
yang dihasilkan tidak tersebar merata. Perlu diingat, makanan beku yang telah
dihangatkan tidak baik untuk dibekukan kembali.

4. Diberikan dengan cara yang tepat (properly fed)

Pemberian MPASI diberikan dengan cara yang responsif (responsive feeding), artinya


pemberian MPASI ini harus konsisten sesuai sinyal lapar dan kenyang dari Si Kecil.
Walaupun diberikan dengan cara yang responsif, pemberian MPASI tetap perlu
jadwal yang teratur, yaitu tiga kali makanan utama dan dua kali makanan kecil di
antaranya, dengan waktu makan tidak boleh lebih dari 30 menit.

37
Bila Si Kecil menunjukkan tanda tidak mau makan (mengatupkan mulut,
memalingkan wajah, atau menangis), tawarkan kembali makanan secara netral, yaitu
tanpa membujuk ataupun memaksa. Bila setelah 10-15 menit tetap tidak mau makan,
akhiri proses makan. Ibu harus bersabar dan mendorong bayi makan sendiri sesuai
tahapan usia Si Kecil. Hindari memaksa Si Kecil menghabiskan makanan.

Dalam memberikan MPASI, ciptakan suasana makan yang menyenangkan (tidak ada
paksaan), serta tidak ada distraksi (mainan, televisi, perangkat permainan elektronik).
Tawarkan selalu jenis makanan yang baru. Terkadang butuh pengenalan 10-15 kali
agar makanan dapat diterima dan dimakan oleh Si Kecil. Sajikan jenis makanan baru
bersama dengan makanan yang disukai Si Kecil.

Pertanyaan yang Sering Ditanyakan Mengenai MPASI

Beberapa pertanyaan di bawah ini sering kali ditanyakan oleh para ibu, terutama pada
masa-masa awal pemberian MPASI:

1. MPASI apa yang sebaiknya di perkenalkan pada bayi ?


Tidak ada aturan mengenai makanan apa yang harus diperkenalkan pertama
kali. Yang penting diingat adalah penuhi kecukupan nutrisi anak dengan
memberikan karbohidrat, protein, dan lemak yang cukup, serta mengenalkan
beragam jenis makanan. Tidak ada penundaan jenis protein tertentu
(daging, ikan, dan telur boleh diberikan sejak usia 6 bulan).
2. Bolehkah diberikan MPASI instan?
MPASI buatan pabrik dapat dijadikan pilihan karena telah diperkaya
(fortifikasi) dengan zat besi dan mikronutrien lainnya. Tetapi, Bunda
disarankan dapat menyiapkan sendiri makanan Si Kecil, serta pastikan untuk
memilih makanan dengan kandungan protein dan zat besi yang cukup,
misalnya daging sapi atau hati ayam.
3. Apakah MPASI boleh ditambahkan gula dan garam?
Pemberian gula dan garam pada MPASI dapat mempermudah bayi menerima
makanan, dan sampai saat ini, belum ada penelitian yang membuktikan adanya
hubungan antara pemberian garam pada bayi dengan munculnya masalah
jantung dan pembuluh darah saat dewasa. Untuk bayi 6-12 bulan, garam
dibutuhkan sebanyak 0,9 gram  per hari atau setara dengan seujung sendok teh.
Sedangkan penambahan gula diperbolehkan sampai maksimal 5 gram per 100
kkal. Dengan menambahkan sedikit gula pada makanan, batas asupan gula

38
tersebut tidak akan terlampaui. Karena kandungan nutrisinya yang dianggap
lebih baik, banyak orang tua yang hendak memberikan garam Himalaya pada
bayinya melalui MPASI. Namun, hal ini tidak dianjurkan dan sebaiknya
dikonsultasikan ke dokter terlebih dahulu.
4. Mengapa jus buah untuk MPASI sebaiknya dihindari?
American Academy of Pediatrics (AAP) tidak menganjurkan konsumsi jus
buah pada bayi (usia 0-12 bulan), karena tidak berkontribusi untuk pola diet
yang sehat. Bayi dapat mengonsumsi buah dalam bentuk buah potong.
Sedangkan untuk anak yang lebih besar, dapat diberikan jus buah maksimal
120 ml/hari atau sekitar setengah gelas air mineral kemasan. Konsumsi jus
buah berlebih dapat menyebabkan berat badan anak menjadi tidak naik, karena
jus buah tidak mengandung protein dan sering kali mengurangi asupan
makanan bergizi lainnya. Penting untuk diingat, yang diberikan adalah benar-
benar jus buah, bukan minuman rasa buah.
5. Bolehkah MPASI diberikan dengan cara Baby-Led Weaning (BLW)?
Pemberian MPASI dengan metode BLW berarti bayi makan sendiri
menggunakan tangannya, tanpa disuapi oleh orang dewasa. Metode ini tidak
dianjurkan oleh IDAI, mengingat ada risiko tersedak. Selain itu, asupan protein
serta zat besi mungkin tidak memadai, terutama pada bayi kurang dari 8 bulan,
karena kemampuan motorik menelannya belum baik. Dianjurkan untuk
berkonsultasi ke dokter anak jika ingin menggunakan metode ini.

39
BAB III
TINJAUAN KASUS
3.1 Data Keluarga Tn. B
3.1.1 Identitas Kepala Keluarga

Nama Kepala Keluarga : Tn. Bakhtiar


Jenis Kelamin : Laki laki
Umur : 37 tahun
Agama : Kristen
Suku/Bangsa : Batak/Indonesia
Pendidikan : SMA
Status Pernikahan : Sah
Usia Menikah Suami : 28 tahun
Usia menikah istri : 26 tahun
Lama pernikahan : 19 tahun
Pekerjaan : Wiraswasta
Alamat : JL. Tempirai I Blok VII NO 30

3.1.2 Tabel Keluarga Tn. B

N Nama Jenis Umur Hubungan Pendidikan Pekerjaan


o Kelamin Keluarga

1. BAKTIA L 37 thn Suami SMA Wiraswasta


R

40
2. HASIAN P 35 thn Istri SMA IRT
TI

3. YESA P 7 thn Anak - -

YULITA P 4 THN ANAK - -


4

5 ANGGIT P 7 BLN ANAK - -


A

3.2 Identifikasi Masalah


Setelah dilakukan analisis situasi dari 5 KK di lingkungan 19 Kelurahan Besar
, dapat diidentifikasi beberapa masalah yang terjadi, yakni sebagai berikut:
1. Bapak yang tidak mengerti bahaya merokok
2. PUS kurang mengetahui alat kontrasepsi
3. Ibu yang kurang mengerti tentang MPASI yang baik

3.4 Menentukan Prioritas Masalah

Akibat ada masalah kesehatan yang terjadi di lingkungan 19 Kelurahan Besar


maka perlu ditetapkan prioritas masalah yakni masalah mana yang perlu mendapat
perhatian dan harus segera ditangani.
Untuk itu dilakukan penetapan prioritas masalah dengan metode Delbeq, terdapat 3
masalah yakni sebagai berikut :
A Kurangnya pengetahuan ayah tentang bahaya merokok
B Kurangnya pengetahuan ibu tentang alat kontasepsi
C.Kurangnya Pengetahuan ibu tentang MPASI yang bergizi

41
N Mas Kriteri Dan Bobot Masalah Jumla Pri
o alah h orit
Besar Masalah Kegawatan Biaya Kemudahan
Skor as
8 7 9 8
1 A 7 x 8 = 56 7 x 7 = 49 8 x 9 = 72 8 x 8 = 64 241 I

2 B 6 x 8 = 48 6 x 7 = 42 7 x 9 = 63 6 x 8 = 48 160 II
3 C 5 x 8 = 40 5 x 7 = 35 5 x 9 = 45 3 x 8 = 24 144 IV

4 D 3 x 8 = 24 3 x 7 = 21 3 x 9 = 27 7 x 8 = 56 128 III

Berdasarkan hasil pembobotan masalah diatas, maka urutan prioritas masalah dapat
disusun sebagai berikut :
1. Prioritas 1 :Kurangnya pengetahuan ibu tentang pemeriksaan IVA
2. Prioritas 2 : Kurangnya pengetahuan ibu tentang Alat Kontasepsi

42
3.5 Kasus Keluarga Binaan Pada Tn. K

KASUS 1
ASUHAN KEBIDANAN KOMUNITAS II PADA KELUARGA BINAAN
“Ny.B” DI LINGKUNGAN 19 KELURAHAN BESAR DESA MARTUBUNG
TAHUN 2021

I. PENGKAJIAN DATA
A. Identitas
Nama Kepala Keluarga : Tn. Baktiar
Jenis Kelamin : Laki laki
Umur : 37 tahun
Agama : Kristen
Suku/Bangsa : Batak/Indonesia
Pendidikan : SMA
Status Pernikahan : Sah
Usia Menikah Suami : 28 tahun
Usia menikah istri : 26 tahun
Lama pernikahan : 9 tahun
Pekerjaan : Wiraswasta
Alamat : JL.Tempirai I blok-VII NO.30

43
B. Anggota Keluarga
NO NAMA JENIS UM HUBUNGAN PENDIDI PEKERJA KET
KELAMIN UR KELUARGA KAN AN
1. HASIA P 35 Istri SMA IRT -
NTI tahun
2. YESA P P 7 Anak - - -
tahun
3. YULIT PP 4 Anak - - -
A tahun
4. ANGGI P 7 Anak - - -
TA bulan

C. Pengkajian data Tn.B


Nama ibu : Tn. Baktiar
Jenis Kelamin : laki-laki
Umur : 39 Tahun
Agama : Kristen
Suku/Bangsa : Batak/ Indonesia
Pendidikan : SLTA
Pekerjaan : wiraswasta
Alamat : JL.Tempirai I blok-VII NO.30

a. Kesehatan Keluarga Dalam I Tahun Terakhir


Tidak ada yang sakit sampai masuk Klinik/Rumah sakit.
b. Kematian Anggota Keluarga
Tidak ada
c. Status Kesehatan Ibu

44
Tanda Vital:.
- TD : 120/70mmHg
- RR : 24x/i
- Pols : 76x/i
- Temp: 36,2oC

Data Khusus Lingkungan


Jenis Rumah : Permanen
Lantai Rumah : Keramik
Sumber Air Bersih : Sumur Bor
Pembuangan Sampah : Di Bakar
d. Kepemilikan
Jaringan Sosial Keluarga : Tidak ada
Kegiatan jaringan Sosial yang di ikuti : Tidak ada
Informasi kesehatan yang di peroleh : Ada, dari Bidan
Kendaraan yang dimiliki : Sepeda motor
II. Identifikasi Diagnosa, Masalah, Dan Kebutuhan
Masalah : Tn.B umur 39 tahun kurang mengetahui tentang bahaya merokok
Ds : Tn. B mengatakan belum tau bahaya merokok
Do : Tn. B memiliki istri , 2anak dibawah 10 thn dan 1 bayi
TD : 120/70 mmHg Pols : 76 x /i
Temp : 36,2°C RR : 24 x/i

III. Masalah Potensial


Di dalam keluarga terdapat bayi, yang menyebabkan asap rokok dapat berbahaya
pada bayi
IV. Tindakan Segara
- Konseling
- Pendidikan kesehatan

45
- Wawancara
- Kuesioner
V. Perencanaan
Beri pendidikan kesehatan tentang bahaya merokok
1. Anjurkan ayah untuk tidak merokok
2. Bahaya merokok
VI. Implementasi
Tanggal : 10 Juli 2020 Pukul: 12.46
1. Memberikan penkes tentang bahaya merokok
2. Menganjurkan ayah untuk memberhentikan merokok
VII. Evaluasi
1. Ayah belum mengerti tentang bahaya merokok
2. Ayah belum mengerti tentang bahaya nya asap rokok pada bayi
3. Ayah belum mengerti bahaya nya rokok bagi kesehatan

DATA PERKEMBANGAN
Tanggal 13juli 2021 Pukul : 15.00 WIB
S : 1. Tn. B mengatakan sudah mengerti tentang bahaya merokok
2.Tn. B mengatakan sudah menugurangi merokok
3.Tn.B mengatakan jika ia tidak lagi dekat pada anggota keluarganya jika
ingin
Merokok

O : - Keadaan Umum: Baik


1. TD : 120/70 mmHg
2. RR : 24x/i
3. Pols : 76x/i
4. Temp : 36,2oC
A : Tn.B Dapat mengerti dengan baik

46
P : 1. Menanyakan kembali pada Tn.B Mengenai Bahaya Merokok

47
PLANNING OF ACTION (RENCANA KEGIATAN)
Tabel 3.6.Rencana Kegiatan pada IVA
Masalah Kegiatan Tujuan Waktu Tempat Pelaksa P.Jawab
naan

Ny.Hetty tidak 1.Inform consent Agar ibu Selasa 13 Rumah Mikha DR.
mengetahui kepada ibu mengetahui November Tn.Krisna Maulin Samsider
tentang 2.Meninjau tentang 2018 a Sitorus,
pemeriksaan IVA pengetahuan ibu manfaat Pukul: Manik SST,
tentang IVA Pemeriksaan 16.00 M.Kes
3.Menyepakati IVA WIB
tanggal dan
waktu
penyuluhan
dengan ibu
Ny.Hetty Penyuluhan Agar ibu Senin- Rumah Mikha DR.
memiliki tentang kanker mengerti selasa 14- Tn.Krisna Maulin Samsider
pengetahuan yang serviks meliputi, tentang kanker 15 a Sitorus,
kurang tentang bahaya kanker serviks November Manik SST,
kanker serviks. serviks,tanda dan meliputi, 2018

48
gejala,penatalak- bahaya kanker Pukul :16. M.Kes
sanaan kanker serviks,tanda 00 WIB
serviks. dan
gejala,penatala
ksanaan kanker
serviks.
Mengevaluasi Home Visit Ibu sudah Rabu,16 Rumah Tn. Mikha DR.
pengetahuan (Menanyakan mengetahui dan November Krisna Maulin Samsider
Ny.Hetty tentang mengerti 2018 a Sitorus,
pengetahuan ibu tentang IVA Pukul :15. Manik SST,
mengenai dan kanker 00 M.Kes
pemeriksaan serviks
IVA)

49
3.7 Pelaksanaan Pada IVA

50
3.8 SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

“PEMERIKSAAN IVA UNTUK DETEKSI DINI KANKER SERVIKS”


Topik : Kanker serviks dan cara pencegahannya.
Sub Topik : Pemeriksaan IVA untuk deteksi dini kanker serviks
Tempat : Dirumah Ny. H Dusun II Desa Batu Penjemuran
Hari/ tanggal : selasa/14 November 2018
Waktu : 30 menit
Sasaran : Ny. H
Penyuluh : Mikha Maulina Manik
Jumlah : 1 orang

I. Tujuan Penyuluhan
I.1. Tujuan Umum
Setelah peserta mengikuti penyuluhan selama 30 menit, peserta dapat mengetahui
tentang Deteksi Dini Kanker Serviks Dengan Pemeriksaan IVA
I.2. Tujuan Khusus
Setelah diberikan penyuluhan 30 menit tentang deteksi Dini kanker leher rahim
dengan metode IVA diharapkan sasaran dapat menjelaskan tentang materi yang
disampaikan.
II. Materi
a. Pengertian Kanker Leher Rahim
b. Gejala Kanker Leher Rahim
c. Penyebab Terjadinya Kanker Leher Rahim
d. Faktor Resiko Terjadinya Kanker leher rahim
e. Pencegahan Kanker Leher Rahim
f. Pengertian IVA ( Inspeksi Visual Asam Asetat )
g. Tujuan Pelaksanaan IVA

51
h. Keuntungan Pelaksanaan IVA
i. Jadwal pelaksananaan IVA
j. Syarat Mengikuti Tes IVA
k. Penatalaksanaan IVA

III. Materi Penyuluhan


Terlampir

IV. Kerangka Materi


N TAHAP KEGIATAN
O PENYULUH PESERTA WAKTU
1. Pembuka- Mengucapkan Menjawab 15 menit
an salam salam
- Mengkondisikan Mendengarkan
ruangan
- Menyebutkan
tujuan
penyuluhan
- Memberikan
kuesioner
sebelum
penyajian
2. Inti /a. Pengertian Mendengarkan 30 menit
Materi Kanker Leher Memperhatika
Rahim n
b. Gejala kanker Bertaya
leher rahim
c. Penyebab

52
terjadinya
kanker leher
rahim
d. Terjadinya
Kanker Leher
Rahim
e. Faktor resiko
terjadinya
kanker leher
rahim
f. Pencegahan
Kanker Leher
Rahim
g. Pengertian IVA
(Inspeksi Visual
Asam Asetat )
h. Tujuan IVA
i. Keuntungan
Pelaksanaan
IVA
j. Jadwal
pelaksananaan
IVA
k. Syarat
Mengikuti
TesIVA
l. Penatalaksaan
IVA

53
m. Tempat
pelayanan
3. Penutup a. Melakukan Menjawab 10 menit
Tanya jawab pertayaan
b. Memberikan Bersama –
kuesioner sama
setelah menyimpulkan
penyajian Menjawab
c. Menutup acara salam
penyuluhan
d. Mengucapkan
salam

V. Media
 Ceramah
 Tanya jawab
VI. Evaluasi
1. Prosedur : Pre-tes dan Pos-tes
2. Jenis tes : Lisan
3. Bentuk : Pertanyaan terbuka
MATERI KANKER SERVIKS
1. Pengertian Kanker Serviks
Kanker serviks adalah tumor ganas yang tumbuh dalam leher rahim/ serviks
(bagian yang terendah dari rahim yang menempel pada puncak vagina) (Rasjidi,
2010). Sedang menurut Sukaca 2009, Kanker seviks adalah kanker yang terjadi pada
serviks uterus (leher rahim, suatu daerah pada organ reproduksi wanita yang
merupakan pintu masuk ke arah rahim yang terletak antara rahim dan liang senggama
(vagina). Kanker serviks sering disebut juga kanker leher rahim.

54
2. Faktor Resiko Terjadinya Kanker Serviks
a. Umur nampaknya memainkan peran tertentu, insiden akan meningkat sekitar usia
35 tahun ke atas dan menurun pada usia menopause dan sangat jarang terjadi pada
wanita kurang dari usia 15 tahun.
b. Merokok. Wanita yang merokok memiliki resiko tiga kali lebih besar terhadap
kanker serviks daripada non-perokok. Bahan-bahan yang ditemukan dalam rokok
setelah terhisap melalui paru-paru dapat terdistribusi luas ke seluruh tubuh melalui
aliran darah. Beberapa senyawa tersebut dapat dijumpai pada lendir serviks wanita
yang merokok. Peneliti meyakini bahwa bahan-bahan kimia tersebut dapat
merusak DNA pada sel-sel serviks dan berkontribusi terhadap berkembangnya
kanker serviks.
c. Pil KB. Penggunaan pil KB dapat meningkatkan risiko kejadian kanker serviks,
terutama yang sudah positif terkena HPV. Fakta menunjukkan bahwa penggunaan
kontrasepsi oral (pil KB) sedikitnya 5 tahun ada hubungannya dengan peningkatan
risiko kanker serviks. Analisis data oleh International Agency for Research on
Cancer (IARC) pada tahun 2003 menemukan bahwa ada peningkatan resiko
kanker serviks dengan penggunaan kontrasepsi oral, dan resiko berkurang ketika
obat kontrasepsi oral dihentikan.

d. Mempunyai pasangan yang sering berganti-ganti partner dalam hubungan seks.


e. Berhubungan seks dengan laki-laki yang tidak disunat. Smegma, adalah substansi
berlemak. Biasanya terdapat pada lekukan dekat kepala kemaluan atau penis dan
didapati pada laki-laki yang tidak disunat. Smegma sebenarnya adalah sekret alami
yang dihasilkan kelenjar subaceous pada kulit penis. Namun ternyata hal ini berkaitan
dengan meningkatnya resiko seorang laki-laki sebagai pembawa dan penular virus
HPV.

3. Gejala Kanker Serviks

55
a. Perdarahan vagina yang bersifat abnormal
b. Adanya riwayat keputihan menahun
c. Perdarahan setelah berhubungan seksual
d. Nyeri yang menjalar ke pinggang atau tungkai
e. Nyeri saat perkemih

4. Deteksi Dini Kanker Serviks


Deteksi Dini Kanker Serviks adalah Pemeriksaan untuk menemukan kanker di
leher
rahim, dari sejak perubahan awal sel sampai dengan pra kanker.
Pencegahan yang dapat dilakukan antara lain:
1. Pencegahan Primer
Pencegahan primer adalah pencegahan terhadap etiologi penyakit.

56
2. Pencegahan Sekunder
Pencegahan sekunder adalah penemuan dini, diagnosis dini, dan terapi dini terhadap
kanker.
3. Pencegahan Tertier
Yang dimaksud pencegahan tertier adalah upaya meningkatkan angka kesembuhan,
angka survival, dan kualitas hidup dalam terapi kanker.

5. Cara Pencegahannya
a. IVA
b. Pap Smear
c. Biopsi

6. Pengertian Iva
IVA merupakan pemeriksaan leher rahim (serviks) dengan cara melihat
langsung (dengan mata telanjang) leher rahim setelah memulas leher rahim dengan
larutan asam asetat 3-5% (Wijaya Delia, 2010).

7. Tujuan Iva
Untuk mengurangi morbiditas atau mortalitas dari penyakit dengan pengobatan dini
terhadap kasus-kasus yang ditemukan. Untuk mengetahui kelainan yang terjadi pada
leher rahim.
8. Keuntungan IVA
Menurut (Nugroho. 2010:65) keuntungan IVA dibandingkan tes-tes diagnosa lainnya
adalah :

57
a. Mudah, praktis, mampu laksana
b. Dapat dilaksanakan oleh seluruh tenaga kesehatan
c. Alat-alat yang dibutuhkan sederhana
d. Sesuai untuk pusat pelayanan sederhana
 Menurut (Emilia. 2010 :53) keuntungan IVA
a. Kinerja tes sama dengan tes lain
b. Memberikan hasil segera sehingga dapat diambil keputusan mengenai
penatalaksanaannya
9. Jadwal Iva
Program Skrining Oleh WHO :
a. Skrining pada setiap wanita minimal 1X pada usia 35-40 tahun
b. Kalau fasilitas memungkinkan lakukan tiap 10 tahun pada usia 35-55 tahun
c. Kalau fasilitas tersedia lebih lakukan tiap 5 tahun pada usia 35-55 tahun (Nugroho
Taufan, dr. 2010:66)
d. Ideal dan optimal pemeriksaan dilakukan setiap 3 tahun pada wanita usia 25-60
tahun.
e. Skrining yang dilakukan sekali dalam 10 tahun atau sekali seumur hidup memiliki
dampak yang cukup signifikan.
f. Di Indonesia, anjuran untuk melakukan IVA bila : hasil positif (+) adalah 1 tahun
dan, bila hasil negatif (-) adalah 5 tahun

10. Syarat Mengikuti Test Iva


a.       Sudah pernah melakukan hubungan seksual
b.      Tidak sedang datang bulan/haid
c.       Tidak sedang hamil
d.      24 jam sebelumnya tidak melakukan hubungan seksual
11. Penatalaksanaan Iva

58
Pemeriksaan IVA dilakukan dengan spekulum melihat langsung leher rahim yang
telah dipulas dengan larutan asam asetat 3-5%, jika ada perubahan warna atau tidak
muncul plak putih, maka hasil pemeriksaan dinyatakan negative. Sebaliknya jika
leher rahim berubah warna menjadi merah dan timbul plak putih, maka dinyatakan
positif lesi atau kelainan pra kanker.
Namun jika masih tahap lesi, pengobatan cukup mudah, bisa langsung diobati
dengan metode Krioterapi atau gas dingin yang menyemprotkan gas CO2 atau N2 ke
leher rahim. Sensivitasnya lebih dari 90% dan spesifitasinya sekitar 40% dengan
metode diagnosis yang hanya membutuhkan waktu sekitar dua menit tersebut, lesi
prakanker bisa dideteksi sejak dini. Dengan demikian, bisa segera ditangani dan tidak
berkembang menjadi kanker stadium lanjut.
Metode krioterapi adalah membekukan serviks yang terdapat lesi prakanker
pada suhu yang amat dingin (dengan gas CO2) sehingga sel-sel pada area tersebut
mati dan luruh, dan selanjutnya akan tumbuh sel-sel baru yang sehat (Samadi
Priyanto. H, 2010)
Kalau hasil dari test IVA dideteksi adanya lesi prakanker, yang terlihat dari
adanya perubahan dinding leher rahim dari merah muda menjadi putih, artinya
perubahan sel akibat infeksi tersebut baru terjadi di sekitar epitel. Itu bisa dimatikan
atau dihilangkan dengan dibakar atau dibekukan. Dengan demikian, penyakit kanker
yang disebabkan human papillomavirus (HPV) itu tidak jadi berkembang dan
merusak organ tubuh yang lain.

3.9 DAFTAR PUSTAKA IVA

Sibagariang Elllya Eva.2010.GiziDalam Kesehatan Reproduksi, Jakarta:Trans Info


Media

59
Eva Ellya,Rangga Pusmaika dan Rismalinda, (2010).Kesehatan Reproduksi
Wanita.Jakarta:TIM.

Kumalasari Intan dan Andhyantoro Iwan.(2013).Kesehatan Reproduksi untuk


Mahasiswa Kebidanan dan Keperawatan.Jakarta: Salemba Medika.

Notoatmodjo, Soekidjo, 2003. Pendidikan Dan Perilaku Kesehatan. Rineka


Cipta.Jakarta.
Departemen Kesehatan RI. 1983. Perawatan Kesehatan Keluarga. Petunjuk bagi
perawat Kesehatan. Jakarta

Effendy. I. N. 1998, Keperawatan Kesehatan Masyarakat. EGC,. Jakarta

Salvilion. G Bailon. Et All. 1979. family Health Nursing The Proces . Up College Of
Nursing Diliman. Quezon city. Philippness

3.10 KASUS KELUARGA BINAAN PADA Tn.M


KASUS 2

60
ASUHAN KEBIDANAN KOMUNITAS II PADA KELUARGA BINAAN
“Ny.D” DUSUN II DESA BATU PENJEMURAN KECAMATAN
NAMORAMBE KABUPATEN DELI SERDANG TAHUN 2018

I. PENGKAJIAN DATA
A. Identitas
Nama Kepala Keluarga : Tn. Misno
Jenis Kelamin : Laki –laki
Umur : 32 tahun
Agama : Islam
Suku/Bangsa : Jawa/Indonesia
Pendidikan : SMA
Status Pernikahan : Sah
Usia Menikah Suami : 23 tahun
Usia menikah istri : 19 tahun
Lama pernikahan : 10 tahun
Pekerjaan : Wiraswasta
Alamat : Desa Batu Penjemuran Gg Cantik

B. Anggota Keluarga

61
HUBUN
JENIS
N GAN PEKERJ
NAMA KELAMI UMUR PENDIDIKAN
O KELUAR AAN
N
GA
1. Dian P 29 Istri SMA IRT
Lestari tahun
2. Ivan L 9 thn Anak Belum Sekolah -

3 Dilla P 6 thn Anak TK -


4 Rian L 4,5 thn Anak - -

5 Nova P 1,2 thn Anak - -

C. Pengkajian data ibu


Nama ibu : Ny. D
Jenis Kelamin : perempuan
Umur : 29 Tahun
Agama : Islam
Suku/Bangsa : jawa/ Indonesia
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : IRT
Alamat : Desa Batu Penjemuran Gg. Cantik

a. Kesehatan Keluarga Dalam I Tahun Terakhir

Tidak ada
b. Kematian Anggota Keluarga
Tidak ada

62
c. Status Ibu
Tanda Vital:.
- TD : 110/80mmHg
- RR : 24x/i
- Pols : 76x/i
- Temp: 36,2oC

Data Khusus Lingkungan


Jenis Rumah : Permanen
Lantai Rumah : Semen
Sumber Air Bersih : Sumur Bor
Pembuangan Sampah : Di Bakar
d. Kepemilikan
Jaringan Sosial Keluarga : Tidak ada
Kegiatan jaringan Sosial yang di ikuti : Tidak ada
Informasi kesehatan yang di peroleh : Ada, dari bidan
Kendaraan yang dimiliki : sepeda motor

II. dentifikasi Diagnosa, Masalah, Dan Kebutuhan


Masalah :Ny. Dian 22 tahun mempunyai pengetahuan yang kurang
tentang Alat Kontrasepsi
Ds : ibu mengatakan kurang memahami tentang Alat Kontrasepsi

Do : Tanda Vital:.
- TD : 110/80mmHg
- RR : 24x/i
- Pols : 76x/i
- Temp: 36,2oC
III. Masalah Potensial

63
Terjadinya kehamilan
IV. Tindakan Segera/Kolaborasi
Konseling
V. Perencanaan
1. Beri penkes pada ibu tentang pentingnya menggunakan alat Kontrasepsi (KB)
2. Berikan Konsling pada ibu tentang manfaat alat Kontrasepsi (KB)
VI. Implementasi
Tanggal: 15 November 2018 Pukul: 19.00 WIB
1. Memberi pendidikan kesehatan pada ibu tentang pentingnya alat Kontrasepsi (KB)
2. Menganjurkan pada ibu untuk memakai alat Kontrasepsi (KB).
VII. Evaluasi
1. Ibu sudah mengerti tentang pentingnya alat Kontrasepsi (KB)
2. Ibu bersedia untuk memakai alat Kontrasepsi (KB).

DATA PERKEMBANGAN
Tanggal : 15 November 2018 Pukul: 19.00 WIB

S: - Ibu belum mengetahui tentang keluarga berencana


- Ibu Mengatakan belum pernah menggunakan alat kontrasepsi selain kondom
O: Keadaan Umum: Baik
- TD : 110/80mmHg
- RR : 24x/i
- Pols : 76x/i
- Temp: 36,2oC
A: Ny.D umur 22 tahun belum Pernah Menggunakan Alat KB

P: - Memberi penjelasan kepada ibu tentang penggunaan alat kontrasepsi Implan.

64
Keuntungan Kontrasepsi :
1. Daya guna tinggi.
2. Cocok untuk wanita yang tidak boleh menggunakan obat yang
mengandung estrogen
3. Perdarahan yang terjadi lebih ringan
4. Tidak menaikan tekanan darah
5. Perlindungan jangka panjang
6. Pengembalian tingkat kesuburan yang cepat setelah pencabutan
7. Tidak memerlukan pemeriksaan dalam
8. Tidak mengganggu kegiatan senggama
9. Tidak menganggu ASI
10. Klien hanya perlu kembali ke klinik bila ada keluhan
11. Dapat dicabut setiap saat sesuai kebutuhan
Kekurangan Implant :
1. Menimbulkan rasa mual
2. Mood memburuk
3. Sakit kepala pada beberapa jam setelah pemasangan
4. Implan yang dipasang biasanya akan terlihat menonjol di kulit sehingga
akan mengganggu penampilan
5. Meninggalkan bekas luka sayatan pada saat pemasangan dan pelepasan
implant.
6. Dapat menimbulkan komplikasi pada wanita yang memiliki riwayat
kanker payudara, penggumpalan darah, kolesterol tinggi, hipertensi.

DATA PERKEMBANGAN

65
Tanggal 17 November 2018 Pukul : 20.00 WIB
S : Ny. D mengatakan Masih Belum Mengerti tentang implan
O : - Keadaan Umum: Baik
1. TD : 120/70 mmHg
2. RR : 24x/i
3. Pols : 76x/i
4. Temp : 36,2oC
A : Ibu Dapat ingin memakai implan namun masih belum mengetahui apa itu
implan
P : 1. Membantu Ny.D agar lebih memahami apa itu Implan.
2. Anjurkan kepada Ny. D untuk Melakukan Pemasangan Implan tidak stres.
3. Melakukan kunjungan ulang (home visit) pada tanggal 19 November 2018

DATA PERKEMBANGAN
Tanggal 19 November 2018 Pukul : 20.00 WIB
S : Ny. I mengatakan sudah mengerti tentang Mamfaat Implan
O : Keadaan Umum: Baik
1. TD : 120/70 mmHg
2. RR : 24x/i
3. Pols : 76x/i
4. Temp : 36,2oC
A : Ibu Ingin Memasang Implan
P : Melakukan Pemasangan Implan sesuai prosedur

66
Tabel 3.11 Rencana Kegiatan pada Keluarga Berencana
No Masalah Kegiatan Tujuan Waktu Tempat Pelaksan P.Jawab KET
. aan

1. Ny.Dian Memberi Agar ibu Rabu, 15 Rumah Mikha DR.


kurangnya pengetahuan mengerti November Tn.Misn Maulina Samsider
pengetahuan kepada ibu tentang Alat 2018 o Manik Sitrous,
ibu tentang tentang Alat Kontasepsi Pukul : SST,
penggunaan Kontasepsi jangka 19.00 M.Kes
Alat (KB) panjang WIB
Kontasepsi
(KB)

2. Ny.Dian Penyuluhan Agar ibu Rabu, 17 Rumah Mikha DR.


masih belum tentang mengerti November Tn.Misn Maulina Samsider
mengerti tentang Alat tentang Alat 2018 o Manik Sitorus,
tentang Alat Kontasepsi Kontasepsi Pukul :20. SST,
Kontasepsi jangka (KB) 00 WIB M.Kes
(KB) panjang

67
3. Mengevalua Menanyakan Ibu Sabtu, 19 Rumah Mikha DR.
si pada ibu mengerti November Tn.Misn Maulina Samsider
pengetahuan tentang Alat tentang Alat 2018 o Manik Sitorus,
ibu tentang Kontasepsi Kontasepsi Pukul :20. SST,
Alat (KB) (KB) 00 M.Kes
Kontasepsi
(KB)

68
3.12 Pelaksanaan Pada KB

69
3.13 SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

POKOK BAHASAN : KB
SUB POKOK BAHASAN :- Pengertian KB
- Menjelaskan fungsi KB
- Waktu Pelaksanaan KB
- Prosedur Pelaksanaan KB
SASARAN : Ny.D
WAKTU : 30 Menit
HARI/TANGGAL : Kamis/15 November 2018
PUKUL : 19.00
TEMPAT : Dirumah Ny. D Desa Batu Penjemuran Gg Cantik

I. Latar Belakang
Banyak perempuan yang mengalami kesulitan dalam menentukan pilihan jenis
kontrasepsi. Hal ini tidak hanya karena terbatasnya metode yang tersedia tetapi juga
oleh ketidaktahuan mereka tentang persyaratan dan keamanan metode kontrasepsi
tersebut, berbagai faktor harus dipertimbangkan termasuk status kesehatan. Salah satu
bagian dari program KB nasional adalah KB implant. Kontrasepsi untuk kebutuhan
KB yang terus berkembang dari tahun ke tahun.

II. Tujuan Instruksional Umum (TIU)


Setelah mengikuti proses penyuluhan ini, ibu diharapkan mampu mengetahui
dapat mengerti dan memahami jenis alat kontrasepsi khususnya kontrasepsi implant.

70
III. Tujuan Instruksional Khusus (TIK)
1. Setelah mengikuti proses penyuluhan, ibu dapat memahami pengertian
implant.
2. Setelah mengikuti proses penyuluhan, ibu dapat memahami efektifitas
implant.
3. Setelah mengikuti proses penyuluhan, ibu dapat memahami keuntungan dan
kekurangan implant.
4. Setelah mengikuti proses penyuluhan, ibu dapat memahami yang boleh
menggunakan implant.
5. Setelah mengikuti proses penyuluhan, ibu dapat memahami yang tidak boleh
menggunakan implant.
6. Setelah mengikuti proses penyuluhan, ibu dapat memahami efek samping
implant

IV. Materi
Terlampir

71
V. Proses Penyuluhan
No Waktu Kegiatan penyuluhan Kegiatan peserta
1. Pembuka 1. Memperkenalkan diri. 1. Memperhatikan dengan
an 3 2. Menjelaskan maksud dan seksama
menit  tujuan penyuluhan
2. Penjelasa 1. Menjelaskan pengertian Memperhatikan penjelasan
n 10 implant. materi
menit 2. Menjelaskan efektifitas Memperhatikan penjelasan
implant. materi
3. .Menjelaskan kekurangan dan Memperhatikan penjelasan
keuntungan implant. materi
4. Menjelaskan yang boleh Memperhatikan penjelasan
meggunakan implant. materi
5. Menjelaskan yang tidak boleh Memperhatikan penjelasan
menggunakan implant. materi
6. Menjelaskan efek samping Memperhatikan penjelasan
implant. materi

3. Penutu 7 1.  Memberikan pertanyaan


Ø  Tanya Jawab
menit kepada ibu tentang materi
yang telah di sampaikan

VI. Sasaran
PUS (Pasangan Usia Subur)

VII. Metode
Ceramah
Tanya Jawab

72
VIII. Media
1. Satuan Acara Penyuluhan (SAP)
2. Laptop
IX. Evaluasi
Metode Evaluasi : Diskusi dan Tanya Jawab
1. Apakah ibu pengguna alat kontrasepsi ?
a. Ya b. Tidak
2. Jika tidak, apakah ibu bersedia melakukan pemasangan alat kontrasepsi implant?
a. Ya b. Tidak
3. Apakah pengertian Implant ?
a. alat kontrasepsi kombinasi yang berupa batang silastik
b. alat kontrasepsi kombinasi yang terbuat dari perak
4. Apakah keuntungan pemakaian implant ?
a. Hipertensi, gejala jantung dan stroke
b. Perdarahan yang terjadi lebih ringan, tidak menaikan tekanan darah

73
MATERI IMPLANT

1. Pengetahuan Implant
a. Pengertian Implant
Kontrasepsi implan atau yang juga disebut dengan alat kontrasepsi bawah kulit
(AKBK), yaitu alat kontrasepsi kombinasi yang berupa batang silastik atau batang
putih lentur yang nantinya dipasang dibawah kulit lengan ibu yang fungsinya untuk
mencegah kehamilan.
b. Efekifitas Implant
Sangat efektif (kegagalan 0,2-1 kehamilan per 100 perempuan).

2. Keuntungan dan Kekurangan Implant


Keuntungan Kontrasepsi :
1. Daya guna tinggi
2. Cocok untuk wanita yang tidak boleh menggunakan obat yang mengandung
estrogen
3. Perdarahan yang terjadi lebih ringan
4. Tidak menaikan tekanan darah
5. Perlindungan jangka panjang
6. Pengembalian tingkat kesuburan yang cepat setelah pencabutan
7. Tidak memerlukan pemeriksaan dalam
8. Tidak mengganggu kegiatan senggama
9. Tidak menganggu ASI
10. Klien hanya perlu kembali ke klinik bila ada keluhan
11. Dapat dicabut setiap saat sesuai kebutuhan

74
Kekurangan Implant :
1. Menimbulkan rasa mual
2. Mood memburuk
3. Sakit kepala pada beberapa jam setelah pemasangan
4. Implan yang dipasang biasanya akan terlihat menonjol di kulit sehingga akan
mengganggu penampilan
5. Meninggalkan bekas luka sayatan pada saat pemasangan dan pelepasan implant.
6. Dapat menimbulkan komplikasi pada wanita yang memiliki riwayat kanker
payudara, penggumpalan darah, kolesterol tinggi, hipertensi.
3. Yang Boleh Menggunakan Implant
1. Wanita dalam usia reproduksi
2. Telah atau belum memiliki anak
3. Menginginkan kontrasepsi jangka panjang
4. Menyusui dan membutuhkan kontrasepsi
5. Pasca persalinan
6. Pasca keguguran
4. Yang Tidak Boleh Menggunakan Implant
1. Hamil atau diduga hamil
2. Perdarahan pervaginam yang belum diketahui penyebabnya
3. Benjolan atau kanker payudara atau riwayat kanker payudara
4. Tidak dapat menerima perubahan pola haid yang terjadi
5. Mioma uterus
6. Gangguan toleransi glukosa

75
5. Efek Samping Implant
1. Nyeri kepala
2. Peningkatan/penurunan berat badan
3. Nyeri payudara perasaan mual
4. Pening/pusing kepala
5. Perubahan perasaan (mood) atau kegelisahan (nervousness).
6. Membutuhakan tindak pembedahan minor untuk insersi dan pencabutan
7. Tidak memberikan efek protektif terhadap infeksi menular seksual termasuk
AIDS.
8. Klien tidak dapat menghentikan sendiri pemakaiannya kontrasepsi ini sesuai
dengan keinginan, akan tetapi harus pergi ke klinik untuk pencabutan.
9. Efektifitasnya menurun bila menggunakan obat-obat tuberkolosis (rifampisin)
atau obat epilepsy (fenitoin dan barbiturat).
10. Terjadinya kehamilan ektopik sedikit lebih tinggi (1,3 per 100.000 perempuan
per tahun).

76
3.14 DAFTAR PUSTAKA
Hartanto Hanafi, 2003. Keluarga Berencana Dan Kontrasepsi, EGC, Jakarta.
Llemellyn, 2005. Setiap Wanita. Arca. Jakarta.
Mansjoer, Arief, 2005. Kapita Selekta Kedokteran. Jilid I Media Aesculapius, FKUI.
Jakarta
Manuaba, 2005. Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan Dan Keluarga Berencana
Untuk Pendidikan Bidan. EGC. Jakarta.
Meilani, 2010. Pelayanan KB. Fitramaya, Yogjakarta

Niken, Dkk, 2010.Pelayanan Keluarga Berencana, Fitramaya. Yokyakarta.

https://www.sayanda.com/keluarga-berencana/

https://doktersehat.com/pengertian-dan-tujuan-keluarga-berencana-kb/

77
BAB IV
PEMBAHASAN

4.1.1. Kurangnya Pengetahuan Ibu tentang IVA


Setelah dilakukan pengkajian pada keluarga Tn.K / Ny. H pada tanggal 07
November 2018, ditemukan permasalahan pada Ny. H yang tidak mengetahui tentang
pemeriksaan IVA .Sehingga permasalahan tersebut dijadikan prioritas masalah
keluarga. Seperti yang telah saya jelaskan di materi IVA bahwa tujuannya yaitu untuk
mengurangi mortalitas dan penyakit dengan pengobatan dini serta mengetahui
kelainan yang terjadi pada leher rahim.

Dalam mencegah terjadinya peradangan pada leher rahim, saya menjelaskan jadwal
produktif untuk usia yang dapat melakukan pemeriksaan IVA, yakni :

1. Skrining pada setiap wanita minimal 1x pada usia 35-40 tahun


2. Kalau fasilitas memungkinkan lakukan tiap 10 tahun pada usia 35-55 tahun
3. Kalau fasilitas tersedia lebih lakukan tiap 5 tahun pada usia 35-55 tahun
4. Ideal dan optimal pemeriksaan dilakukan setiap 3 tahun pada wanita usia 25-60
tahun.

Adapun kebutuhan yang diperlukan untuk memenuhi pengetahuan pada Ny.


H saya melakukan konseling dan pelaksanaan IVA. Dimana konseling yang saya
jelaskan tentang pengertiaan, manfaat, tanda dan gejala kanker serviks pada tanggal
14 November 2018. Lalu saya melakukan pemeriksaan Dini Kanker Serviks pada 3
Desember 2018. Ny “H” sudah dapat menjelaskan tentang pengertiaan, manfaat
pemeriksaan IVA,tanda dan gejala kanker serviks dan Ibu bersedia untuk melakukan
pemeriksaan IVA.

78
4.1.2 Kurangnya Pengetahuan ibu tentang alat kontrasepsi(KB)
Setelah dilakukan pengkajian pada keluarga Tn. M/ Ny. D pada tanggal 09
November 2018 ditemukan permasalahan pada keluarga binaan yaitu Ny. D kurang
mengetahui tentang alat kontrasepsi. Disini saya sebagai pengkaji melakukan
pengumpulan data pada keluarga tersebut seperti yang telah saya jelaskan
sebelumnya. Ny. D dengan usia 29 tahun menikah diusia 19thn memiliki 4 anak
dengan usia masing-masing anak pertama 9 tahun, anak kedua 6 tahun, anak ketiga
4,5 tahun, anak keempat 1,2 tahun. Diketahui dari usia menikah ibu pertama sekali
terlalu muda dan jarak usia anak ketiga ke anak keempat kurang dari 3 tahun. Itulah
sebabnya saya menjadikan keluarga ini sebagai keluarga binaan saya. Adapun
kebutuhan yang diperlukan adalah konseling tentang pengertian KB, manfaat KB,
macam-macam alat kontrasepsi dengan kelebihan dan kelemahan masing-masing.
Saya melakukan konseling 3 kali kunjungan rumah pada Ny. D sampai ibu tersebut
paham dan bisa menjelaskan kembali tentang konseling yang telah saya jelaskan
sebelumnya. Pada kunjungan yang ketiga saya mengajak ibu untuk melakukan
pemasangan implan dan ibu bersedia. Pemasangan KB dilakukan pada tanggal 4
Desember 2018.

4.1.3 Kurangnya Pengetahuan Ibu Tentang Nutrisi Gizi Balita


Setelah dilakukan pengkajian pada keluarga Tn.D/Ny.I pada tanggal 09 November
2018 ditemukan permasalahan kurangnya pengetahuan pada keluarga tentang Nutrisi
gizi pada balita. Adapun kebutuhan yang diperlukan adalah konseling tentang
pemberian nutrisi gizi yang baik pada balita yang dilakukan pada tanggal 17
November 2018 .

4.1.4 Kurangnya Pengetahuan Keluarga Tentang Bahaya Merokok


Setelah dilakukan pengkajian pada keluarga Tn.D/Ny.I dan Tn.F/Ny.N pada tanggal
09 November 2018 dan 08 November 2018 ditemukan permasalahan kurangnya
pengetahuan pada keluarga tentang bahaya merokok . Adapun kebutuhan yang

79
diperlukan adalah konseling tentang bahaya merokok yang dilakukan pada tanggal
19 November 2018 dan 15 november 2018

BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Setelah mengumpulkan data dan melakukan pencatatan dan pelaporan maka


ditemukan prioritas masalah disetiap penduduk. Tetapi pada kesempatan ini penulis
mengambil beberapa prioritas masalah dalam keluarga dan merupakan menjadi
keluarga binaan selama melakukan pembelajaran di desa.
Adapun masalah yang telah di temukan di dalam keluarga antara lain adalah
yaitu, kurangnya pengetahuan ibu tentang pemeriksaan IVA dan kurangnya
pengetahuan ibu tentang penggunaan Alat Kontrasepsi (KB) di Dusun II Desa Batu
Penjemuran Kecamatan Namo Rambe Kabupaten Deli Serdang.
Untuk itu penulis memberikan pendidikan kesehatan tentang masalah yang
dialami oleh keluarga dan membantu untuk mengatasi pemecahan masalah kesehatan
keluarga tersebut.

5.2. Saran
5.2.1. Keluarga binaan

80
Diharapkan keluarga dapat menjadi informasi bagi orang sekitar dan dapat
meningkatkan kesehatannya secara berkesinambungan.

5.2.2. Lahan Praktik


Diharapkan kepada aparat desa agar memberikan dorongan kepada masyarakat agar
turut berpartisipasi untuk meningkatkan derajat kesehatan di desa Batu Penjemuran.

5.2.3. Institusi dan Mahasiswa

Diharapkan kepada institusi untuk dapat memfasilitasi dalam pelaksaan PKL,


misalnya menambahkan sumber informasi seperti buku, alat-alat tulis, dan lain
sebagainya serta diharapakan mahasiswa lebih meningkatkan kualitas dan
kemampuannya dalam melakukan asuhan kebidanan komunitas. Selain itu,
mahasiswa juga harus mengetahui masalah yang tidak terlibat dalam masalah
kebidanan yakni :
1. Masalah yang dihadapi pada keluarga Tn. F yang kepala keluarganya merokok
2. Masalah yang dihadapi pada keluarga Tn. D yang anaknya mengalami
penurunan berat badan.
3. Masalah kurang pedulinya keluarga terhadap hidup bersih dan sehat.

81
Kuesioner IVA: Pre Test

1. Apa itu kanker rahim ?


a. Kanker yang tumbuh di dalam hati
b. Tumor ganas yang tumbuh dalam rahim
c. Kanker ringan yang dapat di sembuhkan
d. Kanker ganas yang menyerang bagian payudara

2. Pemeriksaan apa yang dilakukan untuk mendeteksi dini adanya keganasan di


dalam rahim ?
a. Laboratorium
b. Radiologi

82
c. USG
d. Inspeksi Visual Asam asetat (IVA)

3. Deteksi dini kanker rahim setiap wanita minimal 1 x pada usia berapa ?
a. < 25 tahun
b. 25-30 tahun
c. 30 tahun
d. 35-40 tahun

4. Apakah syarat untuk pemeriksaan IVA ?


a. Sudah pernah melakukan hubungan seksual
b. Sedang hamil
c. Belum menikah
d. Sedang haid

5. Bila hasil pemeriksaan (+) maka anjuran untuk melakukan IVA adalah ...
a. 4 tahun
b. 3 tahun
c. 2 tahun
d. 1 tahun

6. Apakah keuntungan dari pemeriksaan IVA ?


a. Mudah dan praktis
b. Alat-alat yang digunakan sederhana
c. Dapat dilakukan di fasilitas kesehatan yang bagi yang menyelenggarakan
d. Semua jawaban benar

Kuesioner IVA : Post Test

83
1. Apa itu kanker rahim ?
a. Kanker yang tumbuh di dalam hati
b. Tumor ganas yang tumbuh dalam rahim
c. Kanker ringan yang dapat di sembuhkan
d. Kanker ganas yang menyerang bagian payudara

2. Pemeriksaan apa yang dilakukan untuk mendeteksi dini adanya keganasan di


dalam rahim ?
a. Laboratorium
b. Radiologi
c. USG
d. Inspeksi Visual Asam asetat (IVA)

3. Deteksi dini kanker rahim setiap wanita minimal 1 x pada usia berapa ?
a. < 25 tahun
b. 25-30 tahun
c. 30 tahun
d. 35-40 tahun

4. Apakah syarat untuk pemeriksaan IVA ?


a. Sudah pernah melakukan hubungan seksual
b. Sedang hamil
c. Belum menikah
d. Sedang haid

5. Bila hasil pemeriksaan (+) maka anjuran untuk melakukan IVA adalah ...
a. 4 tahun
b. 3 tahun
c. 2 tahun

84
d. 1 tahun
6. Apakah keuntungan dari pemeriksaan IVA ?
a. Mudah dan praktis
b. Alat-alat yang digunakan sederhana
c. Dapat dilakukan di fasilitas kesehatan yang bagi yang menyelenggarakan
d. Semua jawaban benar
Kuesioner Alat Kontrasepsi/KB : Pre Test

1. Apa yang dimaksud dengan alat kontrasepsi implant?


a. Alat kontrasepsi yang menghentikan kehamilan
b. Alat kontrasepsi dalam kulit yang terletak di lengan
c. Alat kontrasepsi yang disisipkan di tangan
d. Alat kontrasepsi yang menjarangkan kehamilan

2. Bagaimana indikasi dalam pemasangan kontrasepsi implant?


a. Wanita yang ingin menjarangkan kehamilan yang tidak ingin
menggunakan kontrasepsi lain
b. Wanita yang masih menyusui bayi baru lahir
c. Ibu dengan tekanan darah yang tidak normal
d. Wanita yang belum pernah menikah yang termasuk usia reproduksi

3. Apa keuntungan jika seorang wanita menggunakan alat kontrasepsi implant?


a. Haid tetap teratur dan tidak ada gangguan
b. Tidak banyak biaya yang dikeluarkan
c. Melindungi ibu – ibu dengan jangka waktu 5 tahun sehingga dapat
menjarangkan kehamilan
d. Cocok ke semua wanita yang tidak mengenal usia

4. Apa yang dimaksud dengan IUD?

85
a. Alat kontrasepsi dengan jangka waktu 5 tahun
b. Alat yang dimasukkan ke dalam rahim yang bersifat menghentikan
kehamilan
c. Alat yang dimasukan kedalam rahim yang bersifat sementara yang
terbuat dari plastik yang lentur dan ada pula yang dililit tembaga yang
berntuknya bermacam-macam
d. Kontrasepsi yang tidak ada kerugiannya’

5. Siapa sajakah yang boleh menggunakan alat kontrasepsi IUD?


a. Wanita yang baru saja melahirkan yang termasuk dalam masa nifas
b. Wanita yang pernah mengalami perdarahan abnormal
c. Wanita yang sering gonta-ganti pasangan
d. Wanita yang termasuk dalam usia reproduksi yang ingin
menjarangkan kehamilan

6. Dibawah ini merupakan manfaat menggunakan alat kontrasepsi kecuali ....


a. Dapat menjarangkan kehamilan
b. Tidak mengganggu hubungan seksual
c. Memberikan perlindungan jangka panjang
d. Mengakibatkan tidak nafsu makan

Kuesioner Alat Kontrasepsi/ KB : Post Test


1. Apa yang dimaksud dengan alat kontrasepsi implant?
a. Alat kontrasepsi yang menghentikan kehamilan
b. Alat kontrasepsi dalam kulit yang terletak di lengan
c. Alat kontrasepsi yang disisipkan di tangan

86
d. Alat kontrasepsi yang menjarangkan kehamilan

2. Bagaimana indikasi dalam pemasangan kontrasepsi implant?


a. Wanita yang ingin menjarangkan kehamilan yang tidak ingin
menggunakan kontrasepsi lain
b. Wanita yang masih menyusui bayi baru lahir
c. Ibu dengan tekanan darah yang tidak normal
d. Wanita yang belum pernah menikah yang termasuk usia reproduksi

3. Apa keuntungan jika seorang wanita menggunakan alat kontrasepsi implant?


a. Haid tetap teratur dan tidak ada gangguan
b. Tidak banyak biaya yang dikeluarkan
c. Melindungi ibu – ibu dengan jangka waktu 5 tahun sehingga dapat
menjarangkan kehamilan
d. Cocok ke semua wanita yang tidak mengenal usia

4. Apa yang dimaksud dengan IUD?


a. Alat kontrasepsi dengan jangka waktu 5 tahun
b. Alat yang dimasukkan ke dalam rahim yang bersifat menghentikan
kehamilan
c. Alat yang dimasukan kedalam rahim yang bersifat sementara yang
terbuat dari plastik yang lentur dan ada pula yang dililit tembaga yang
berntuknya bermacam-macam
d. Kontrasepsi yang tidak ada kerugiannya’

5. Siapa sajakah yang boleh menggunakan alat kontrasepsi IUD?

87
a. Wanita yang baru saja melahirkan yang termasuk dalam masa nifas
b. Wanita yang pernah mengalami perdarahan abnormal
c. Wanita yang sering gonta-ganti pasangan
d. Wanita yang termasuk dalam usia reproduksi yang ingin
menjarangkan kehamilan

6. Dibawah ini merupakan manfaat menggunakan alat kontrasepsi kecuali ....


a. Dapat menjarangkan kehamilan
b. Tidak mengganggu hubungan seksual
c. Memberikan perlindungan jangka panjang
d. Mengakibatkan tidak nafsu makan

88

Anda mungkin juga menyukai