Anda di halaman 1dari 7

Nerpedia, April 2018; 1(1): 40-46

EFEKTIVITAS METODE PRAKTIK DAN BERNYANYI


TERHADAP KETERAMPILAN CUCI TANGAN BERSIH PADA
ANAK RETARDASI MENTAL SEDANG
(Studi Eksperimental di SDLB Negeri Sungai Paring Martapura)

Dahlia, Eka Santi, Kurnia Rachmawati

Program Studi Ilmu Keperawatan, Fakultas Kedokteran, Universitas Lambung


Mangkurat, Jl. A. Yani KM. 36 Banjarbatu, 70714

Email korespondensi: Dahliaheriyadi@gmail.com

ABSTRAK
Keterampilan cuci tangan adalah langkah awal mencegah tertularnya penyakit. Cuci tangan bagi
anak retardasi mental sulit dilakukan karena keterbatasan berpikir mereka. Salah satu cara
menumbuhkan semangat belajar menggunakan metode praktik dan bernyanyi. Tujuannya untuk
menganalisis pengaruh metode praktik dan bernyanyi terhadap keterampilan cuci tangan bersih
anak retardasi mental sedang di SDLB Negeri Sungai Paring Martapura. Desain penelitian yang
digunakan adalah pra eksperimen menggunakan rancangan one group pretest posttest design.
Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah total sampling dengan sampel 17 anak
retardasi mental sedang. Lembar observasi menggunakan 6 langkah cuci tangan dari NHSGGC.
Data dianalisis dengan Wilcoxon Signed Rank Test didapatkan ada pengaruh metode praktik dan
bernyanyi terhadap keterampilan cuci tangan bersih pada anak dengan retardasi mental sedang (p-
value 0,000). Metode praktik dan bernyanyi lebih menyenangkan bagi anak tersebut sehingga lebih
cepat mengingat 6 langkah cuci tangan.

Kata-kata kunci : cuci tangan bersih, keterampilan, metode praktik dan bernyanyi, retardasi
mental

ABSTRACT
Washing hand skill is initial step to avoid contracting the disease. Washing hand for mental
retardation children is difficult to do because of their limitation of thinking. One of the ways grow
the spirit to learn is using practicing and singing method. The purpose to analyze practicing and
singing method toward washing hand skill moderate mental retardation children in SDLB Negeri
Sungai Paring Martapura. Research design used was pre experiment using one group pretest post
test design. Technique of collecting the sample which was used by researcher was total sampling
with samples of 17 moderate mental retardation. Observation sheet used 6 steps of washing hand
from NHSGGC. Data was analyzed with Wilcoxon Signed Rank Test. It was obtained that there
was influence of practicing and singing method toward washing hand skill for moderate mental
retardation (p-value 0.000). Practicing and singing method was more please for them so that they
remember faster 6 steps of washing hand.

Keywords : handwash, mental retardation, practicing and singing method, skill

40
Nerpedia, April 2018; 1(1): 40-46

PENDAHULUAN mempunyai kecakapan motorik yang


lebih minim dari kelompok anak normal
Mental retardation (RM) adalah yang setara umurnya dan dapat dilihat
mengalami kelainan perkembangan dari kekurangmampuan mereka untuk
pada kapasitas berpikir serta seluruh pergerakan seperti memerlukan keadaan
perilakunya yang menyebabkan mereka bergerak, mempelajari sesuatu dengan
tidak dapat hidup dengan kemampuan tangan, rangsangan terhadap gerakan
mereka sendiri di masyarakat walaupun secara komplit (8).
dengan cara yang sederhana (1). World Metode pembelajaran dalam
Health Organization (WHO 2011) pendidikan kesehatan anak di sekolah
menjelaskan prevalensi RM secara diantaranya adalah metode praktik dan
global di 2010 yaitu dari keseluruhan bernyanyi. Metode praktik adalah
sekitar 15%, 5% adalah RM oleh anak metode yang digunakan dalam
(2). Berdasarkan dalam SLB (Sekolah menumbuh kembangkan perilaku hidup
Luar Biasa) pada populasi di Negara ini sehat pada anak sebab bisa menyalurkan
memperlihatkan prevalensi RM di tahun pengalaman belajar secara langsung
yang sama adalah sekitar 62.011 pada anak (9). Metode bernyanyi bisa
individu yaitu 40% wanita serta 60% meminimalkan perasaan tegang, oleh
pria. Anak RM yaitu derajat ringan sebab lagu akan selalu disertai musik
3,5%, sedang 2,6%, dan berat 2,8% serta yang iramanya bisa menentramkan serta
sangat berat 2,5% (3), dan insiden menyanyikan lagu adalah suatu aktivitas
mayoritas terjadi di usia 10-14 tahun (4). yang menggembirakan. Proses belajar
Saat yang baik dalam mencuci mengajar tidak lagi monoton serta
tangan adalah jika tangan sedang kotor, membuat anak tidak merasa bosan dan
sehabis defekasi, saat menyentuh bisa lebih berkonsentrasi pada materi
sesuatu yang akan dimakan, sehabis yang dipaparkan (10). Metode praktik
sternutasi, batuk, menghilangkan lendir disertai bernyanyi merupakan metode
yang ada di hidung, sehabis beraktivitas pembelajaran yang dapat menciptakan
serta melakukan permainan (5). kondisi belajar yang menyenangkan dan
Membersihkan tangan melalui zat memicu antusias peserta didik (11).
pembersih merupakan metode terbaik Hasil studi pendahuluan di
dalam menghindari terjangkitnya SDLBN Sungai Paring pada tanggal 21
diarrhea serta acute respiratory tract Oktober 2017 dengan melakukan
infections, hal tersebut merupakan wawancara kepada kepala sekolah di
etiologi terbesar dalam menghilangkan SDLBN Sungai Paring menyebutkan
nyawa. Aktivitas ini bisa menghindari belum pernah dilakukan penelitian cuci
suatu penyakit pada indera peraba, tangan bersih. Hasil observasi terhadap
indera penglihatan, cacingan, serta 3 orang anak retardasi mental
H5N1 (6). Kegiatan cuci tangan didapatkan 3 orang anak, mereka kurang
menggunakan keterampilan serta mampu dalam pelaksanaan cuci tangan
koordinasi jari-jemari tangan. Aktivitas dengan baik. Anak tersebut belum dapat
cuci tangan sangat mudah jika mencuci tangannya dengan bersih
dilaksanakan oleh anak normal, akan karena cara mereka mencuci tangan
tetapi tidak sama dengan anak retardasi kurang tepat ketika menggosokkan
mental yang mempunyai hambatan pada sabun dan membilas tangan dengan air.
keterampilan serta teratur dalam Berdasarkan wawancara dengan 8 orang
jemarinya. Usaha di dalam menanamkan guru di SDLBN Sungai Paring
keterampilan ini bisa dilakukan lewat menyatakan bahwa anak retardasi
beberapa metode pembelajaran (7). mental biasanya mencuci tangan sendiri
Anak retardasi mental secara umum atau bersama orang tua mereka dan guru

41
Nerpedia, April 2018; 1(1): 40-46

mengatakan bahwa anak tersebut sering dengan Wilcoxon Signed Rank Test. Alat
tidak masuk sekolah karena sakit diare. bantu yang digunakan pada penelitian
Berdasarkan hasil wawancara terhadap 5 ini adalah lagu gerak 6 langkah cuci
orang tua fenomena yang ditemukan tangan dari dr. Zulaehah Hidayati RSHS
pada anak retardasi mental yaitu anak (video), wastafel, air yang mengalir,
tidak rutin melakukan cuci tangan sabun cair, handuk. Penelitian dilakukan
sebelum dan sesudah makan. Dalam hal selama 6 hari yaitu hari pertama
ini, maka berkeinginan bagi calon dilakukan pretest pada anak, hari kedua
peneliti melakukan penelitian dilakukan intervensi, anak masih dalam
”Efektivitas metode praktik dan tahap pengenalan langkah-langkah cuci
bernyanyi terhadap keterampilan cuci tangan dan lagu 6 langkah cuci tangan
tangan bersih pada anak dengan yaitu pemberian metode praktik
retardasi mental sedang (studi sebanyak 2 kali, metode praktik dan
eksperimental di SDLB Negeri Sungai bernyanyi 2 kali, memperlihatkan video
Paring Martapura). 6 langkah cuci tangan (audiovisual)
sebanyak 1 kali kemudian dilanjutkan
METODE PENELITIAN kembali dengan metode praktik dan
bernyanyi sebanyak 1 kali dengan
Desain penelitian yang
alokasi waktu selama 30 menit. Pada
digunakan dalam penelitian ini adalah
hari ketiga dan keempat dilakukan
pra eksperimen dengan menggunakan
intervensi serupa pada anak dengan
rancangan one group pretest posttest dan
alokasi waktu 27 menit. Pada hari
teknik pengambilan sampel yang
kelima dengan intervensi yang sama
digunakan adalah total sampling (12).
selama 28 menit. Pada hari keenam
Sampel dalam penelitian ini berjumlah
dilakukan posttest pada anak.
17 orang responden dengan kriteria yaitu
Keseluruhan total 20 kali (4 hari)
anak retardasi mental yang belum
pemberian intervensi pada anak.
mempunyai keterampilan cuci tangan
Penelitian ini telah disetujui oleh
(terdapat masalah dalam cuci tangan),
etichal clearance pada IRB
rutin masuk sekolah dan yang tidak
(Institutional Review Board) Fakultas
termasuk kriteria yaitu ketika anak absen
Kedokteran Universitas Lambung
di hari peneliti melakukan perlakuan,
Mangkurat Banjarbaru Kalimantan
retardasi mental seperti tidak kooperatif,
Selatan dengan surat keputusan No.
bertengkar, jalan-jalan saat pemaparan
560/KEPK-FK UNLAM/EC/XII/2017.
pendidikan kesehatan (13). Penelitian ini
dilakukan di SDLB Negeri Sungai
HASIL DAN PEMBAHSAN
Paring Martapura pada tanggal 4-10
Januari 2018. Data penelitian diperoleh Karakteristik Responden
dari hasil lembar observasi NHSGGC
(National Health Service Greater Tabel 1. Karakteristik Responden Anak
Glasgow and Clyde) yang merupakan Retardasi Mental Sedang di SDLB
instrument baku dan terdiri dari 6 Negeri Sungai Paring Martapura
Jumlah responden
langkah dengan skor nilai diberikan 0-2, Karakteristik
apabila penilaian bernilai 0 yaitu tidak n %
melakukan tindakan, bernilai 1 yaitu Usia:
melakukan tindakan tetapi tidak sesuai 9 Tahun 4 23,5
standar operasional prosedur (SOP) dan 10 Tahun 1 5,9
penilaian bernilai 2 apabila melakukan 11 Tahun 5 29,4
tindakan dan sesuai SOP dengan jumlah 12 Tahun 7 41,2
nilai skor 0-12 (14). Data dianalisis Total: 17 100

42
Nerpedia, April 2018; 1(1): 40-46

Jenis Kelamin: Praktik dan Bernyanyi pada


Laki-laki 12 70,6 Anak dengan Retardasi Mental
Perempuan 5 29,4 Sedang di SDLB Negeri Sungai
Total: 17 100 Paring Martapura
Lama sekolah: 95% CI
Cuci Mean Standar
2 Tahun 3 17,6 Tangan Deviasi Lower Upper
3 Tahun 2 11,8 Bersih
4 Tahun 5 29,4 Sebelum 0,59 0,507 0,33 0,85
5 Tahun 7 41,2 Sesudah 11,53 0,874 11,08 11,98
Total: 17 100 Peningkatan 10,94 0,367 10,75 11,13

Karakteristik responden dalam Pada tabel 2 memperlihatkan


tabel 1 berdasarkan usia, dengan jumlah bahwa skor rata-rata cuci tangan bersih
responden tertinggi yaitu usia 12 tahun responden sebelum diberikan metode
sebanyak 7 orang (41,2%) dan praktik dan bernyanyi adalah 0,59 (SD
berdasarkan lama sekolah, dengan 0,507) dan setelah diberikan metode
jumlah responden tetinggi yaitu lama praktik dan bernyanyi rata-rata skor
sekolah 5 tahun sebanyak 7 orang menjadi 11,53 (SD 0,874). Sebelum dan
(41,2%). Hal ini sesuai dengan sesudah metode praktik dan bernyanyi,
penelitian Kusumaningrum yang responden mengalami peningkatan skor
menjelaskan bahwa anak retardasi keterampilan cuci tangan yaitu 10,94.
mental yang usianya muda sebagian Pada anak retardasi mental di sekolah ini
besar tidak masuk sekolah sehubungan sebelum dilakukan intervensi
dengan orang tua tidak memiliki waktu didapatkan hasil skor 0 sebanyak 7 orang
untuk mengantar anak serta terdapat (41,2%) dengan tertinggi pada usia 9
orang tua yang tidak mau tahun yaitu sebanyak 4 orang (23,5%), jenis
menyekolahkan anak disebabkan anak kelamin perempuan sebanyak 4 orang
tidak bisa mengikuti pelajaran di (23,5%) dan lama sekolah 2 tahun sebanyak
sekolahnya (15). Karakteristik 3 orang (17,6%). Skor 1 yaitu anak dapat
responden dalam tabel 1 berdasarkan melakukan langkah 1 (gosok kedua telapak
jenis kelamin menunjukkan hasil jumlah tangan tetapi tidak sesuai SOP) sebanyak 10
responden tertinggi yaitu dengan jenis orang dengan tertinggi pada usia 12 tahun
yaitu 7 orang (41,2%), jenis kelamin laki-
kelamin laki-laki sebanyak 12 orang
laki sebanyak 9 orang (52,9%), lama
(70,6%). Hal ini disebabkan gen sekolah 5 tahun sebanyak 7 orang (41,2%).
kecerdasan dibawa oleh ibu dan anak Keterampilan anak retardasi mental
laki-laki hanya memiliki satu kromosom disekolah ini sebelum diberikan
X, jika kromosom tersebut telah intervensi dalam cuci tangan hanya
mengalami kerusakan maka terbatas pada mengusap kedua tangan
kemungkinan besar yaitu anak akan bisa menggunakan air dan sabun. Hal ini
mengalami gangguan atau dikarenakan anak retardasi mental di
keterbelakangan mental. Retardasi sekolah ini sebenarnya sudah pernah
mental banyak terjadi pada laki-laki diajarkan dalam mencuci tangan namun
dibandingkan dengan perempuan (16). menggunakan metode ceramah sehingga
motivasi anak untuk belajar cuci tangan
Cuci tangan bersih Sebelum dan serta ingatan terkait langkah-langkah
Sesudah Diberikan Metode Praktik cuci tangan sangat rendah dikarenakan
dan Bernyanyi metode yang monoton. Peneliti
memodifikasi dalam metode
Tabel 2. Distribusi Skor Rata-Rata Cuci
pembelajaran anak untuk meningkatkan
Tangan Bersih Sebelum dan
Sesudah Diberikan Metode motivasi serta ingatan anak dalam

43
Nerpedia, April 2018; 1(1): 40-46

kegiatan cuci tangan yaitu dengan anak (17 responden) mampu melakukan
metode praktik dan bernyanyi karena langkah 1 (gosok dua bagian dalam
metode tersebut merupakan metode tangan) dan langkah 6 (menggosok
yang menyenangkan dan tidak secara berputar pada akhir jemari tangan
membosankan. sebelah kanan pada bagian dalam tangan
Pada saat diberikan intervensi sebelah kiri serta kebalikannya) yang
anak-anak tampak sangat antusias untuk gerakannya mudah dan hampir sama.
melakukan praktik dan bernyanyi lagu 6 Beberapa anak yaitu 4 orang (23,5%)
langkah cuci tangan bersih. Anak-anak dengan skor 10 yaitu langkah 2
sekitar 95% sangat bersemangat dengan (menggosok bagian atas, tiap-tiap jemari
adanya pengajaran cuci tangan bersih kiri melalui tangan kanan serta
sambil bernyanyi dan juga menonton kebalikannya) dan langkah 3
video 6 langkah cuci tangan bersih. (menggosok dua bagian dalam tangan
Mereka lebih fokus dan cepat dalam dan tiap-tiap jemari) anak retardasi
menerima pelajaran serta hal tersebut mental melakukan namun tidak sesuai
menjadi kegiatan yang menyenangkan SOP yaitu 3 anak (17,65%) terbalik
dan membuat anak-anak selalu ingin dalam melakukan langkah cuci tangan
untuk melakukan cuci tangan bersih. dikarenakan gerakan tersebut mirip serta
Pada hari pertama dilakukan intervensi, 1 anak (5,9%) dengan langkah 4 (jemari
anak masih dalam tahap pengenalan mengantupkan pada kedua tangan) dan 5
langkah-langkah cuci tangan dan lagu 6 (menggosok jempol kiri dengan gerakan
langkah cuci tangan yaitu pemberian memutar pada tangan sebelah kanan
metode praktik sebanyak 2 kali, metode serta sebaliknya) juga melakukan sesuai
praktik dan bernyanyi 2 kali, SOP namun terbalik dikarenakan anak
memperlihatkan video (audiovisual) 6 ini kesulitan dalam melakukan langkah 4
langkah cuci tangan sebanyak 1 kali dan mendahulukan langkah 5 baru
kemudian dilanjutkan kembali dengan dilanjutkan ke langkah 4. Mayoritas
metode praktik dan bernyanyi sebanyak anak telah mampu melakukan 6 langkah
1 kali dengan alokasi waktu selama 30 cuci tangan dengan baik dikarenakan
menit dan anak belum menguasai yang metode pembelajaran yang dapat
diajarkan peneliti. Pada hari kedua memotivasi anak untuk melakukan
dilakukan intervensi serupa pada anak kegiatan cuci tangan 6 langkah
dengan alokasi waktu 27 menit, anak
mulai terbiasa untuk cuci tangan dan Pengaruh Metode Praktik dan
mulai mengingat gerakan cuci tangan Bernyanyi Terhadap Cuci Tangan
namun hanya di langkah 1,2 dan 3 yang Bersih
mayoritas diingat anak. Pada hari ketiga
juga dilakukan intervensi yang sama Tabel 3. Analisis Metode praktik dan
pada anak sekitar 27 menit, anak mulai Bernyanyi Terhadap Cuci
terbiasa dengan 6 langkah cuci tangan Tangan Bersih pada Anak
tersebut. Pada hari keempat dengan dengan Retardasi Mental di
intervensi tersebut selama 28 menit anak SDLB Negeri Sungai Paring
sudah menguasai ke 6 langkah cuci Variabel Responden z p value
tangan dengan total 20 kali (4 hari) Cuci Responden -3,716 0,000
pemberian intervensi. Tangan
Bersih
Pada sekolah ini setelah
dilakukan intervensi mayoritas anak- Tabel 3 menunjukan hasil dari
anak dapat melakukan cuci tangan analisis data menggunakan uji non
bersih sesuai SOP yaitu sekitar 13 orang parametrik Wilcoxon Signed Rank Test
(76,5 %) dengan skor 12 yaitu Seluruh

44
Nerpedia, April 2018; 1(1): 40-46

didapatkan nilai p-value 0,000 dan nilai lingkungan atau orang-orang yang
signifikan (α) sebesar 0,05. Hasil terdapat disekitar anak tersebut. Motorik
tersebut menunjukan bahwa p-value kasar serta halus mudah dilatih melalui
0,000< 0,05 berarti H0 ditolak sehingga kegiatan gerakan yang berpanduan
dapat disimpulkan bahwa terdapat terhadap lirik lagu yang tengah
perbedaan rata-rata yang signifikan pada dinyanyikan oleh anak (17).
responden sebelum dan sesudah
dilakukan metode praktik dan PENUTUP
bernyanyi. Dengan demikian, terdapat
pengaruh metode praktik dan bernyanyi Simpulan dari penelitian ini
terhadap cuci tangan bersih pada anak adalah Karakteristik responden
dengan retardasi mental sedang di SDLB berdasarkan umur, mayoritas berusia 12
Negeri Sungai Paring. tahun sebanyak 7 orang (41,2 %),
Anak RM sedang sangatlah berdasarkan jenis kelamin sebagian besar
menyukai dalam mendengar musik serta didapatkan data responden yang berjenis
menyanyi. Pengajaran melalui lagu atau kelamin laki-laki sebanyak12
nyanyian anak-anak sebagai media orang(70,6%), berdasarkan lama
merupakan bentuk usaha didalam sekolah sebagian besar selama 5 tahun
memaparkan bahan untuk belajar supaya sebanyak 7 orang (41,2%).
anak semangat serta suasana belajar Keterampilan cuci tangan anak retardasi
menjadi bahagia. Dengan demikian mental sedang pada kelompok intervensi
keterampilan anak RM sedang dalam sebelum diberikan pendidikan kesehatan
memerhatikan suatu materi dengan skor rata-rata rendah yaitu 0,59.
pembelajaran dapat cepat untuk diingat Keterampilan cuci tangan anak retardasi
serta dihafalkan, dengan ikut serta pada kelompok intervensi sesudah
bernyanyi, anak secara langsung akan diberikan pendidikan kesehatan dengan
menggerakkan anggota badan yang skor rata-rata tinggi 11,53 yaitu
disesuaikan dengan lirik lagu tersebut. mengalami peningkatan sebesar 10,94.
Lirik dan lagu 6 langkah cuci tangan Terdapat perbedaan cuci tangan bersih
cukup mudah diingat oleh anak, sebelum dan sesudah diberikan
sehingga anak lebih tertarik untuk pendidikan kesehatan pada kelompok
menyaksikan bersama lagu tersebut. intervensi dengan nilai p-value 0,000.
Seperti diketahui bahwa anak retardasi Bagi penelitian berikutnya yaitu
mental sedang mengalami kekurangan dapat menggunakan metode lainnya
dalam keseimbangan dan kurang dalam dalam pendidikan kesehatan yang sesuai
gerak, sehingga ada diantara mereka dengan anak serta pengamatan dapat
yang mengalami keterbatasan dalam dilakukan lebih lama untuk melihat efek
bergerak. Dengan bernyanyi sambil yang lebih lama dari intervensi.
menggerakkan anggota badan,
KEPUSTAKAAN
kemampuan fisik anak akan terlatih
yaitu dalam mencuci tangan. Melalui 1. Munzayanah. Tunagrahita.
bernyanyi bisa juga melatih dalam Surakarta: Universitas Negeri
meningkatkan kosakata serta ingatan Sebelas Maret; 2000.
memori otak anak. Selain itu dengan 2. World Health Organization (WHO).
bernyanyi perkembangan bahasa anak World report on disability, Geneva:
juga terlatih, sebab saat anak bernyanyi World Health Organization. 2011.
anak tidak akan lepas dari kata ataupun 3. BPS. Survei sosial ekonomi nasional
kalimat yang harus dikatakan (10). (Susenas). Jakarta : Badan Pusat
Dengan lagu, anak akan berbicara secara Statistik; 2010.
non verbal ataupun verbal dengan
45
Nerpedia, April 2018; 1(1): 40-46

4. Bertinasarii, R. Hubungan faktor 13. Sugiyono. Metode Penelitian


pengetahuan dan psikologis dengan Pendidikan pendekatan kuantitatif,
kemampuan merawat anak retardasi kualitatif, dan R&D. Bandung:
mental pada orang tua penderita ALFABETA; 2007.
retardasi mental di SLB Negeri 3 14. Six steps for Hand Hygiene. 2016;
Yogyakarta. Ilmu Keperawatan available from
Stikes Aisyiyah Yogyakarta; 2010. http://www.nhsggc.org.uk. Diakses
5. Kementerian Kesehatan RI, pada tanggal 15 November 2017
Sekretariat Jenderal. Profil 15. Kusumaningrum, RA. Gambaran
kesehatan Indonesia, 2013. peran orang tua yang memiliki anak
6. Midzi, N, et al. Knowledge attitudes retardasi mental dengan
and practices of grade three primary perkembangan sosial baik dan buruk
school children in relation to di slb-bc mitra amanda banyudono
schistosomiasis, soil transmitted, boyolali. Universitas
helminthiasis and malaria in Muhammadiyah Surakarta; 2014.
Zimbabwe. Journal of Infection 16. Sudjadi, B, Laila, S. Biologi sains
Disease 2011; (3) 1. dalam kehidupan. Edisi kedua.
7. Zakarya, YN. Pengaruh pelatihan Jakarta : Yudhistira; 2007.
cuci tangan bersih dengan metode 17. Kartini, E. Penggunaan lagu anak-
bermain puzzle terhadap anak untuk meningkatkan
kemampuan melakukan cuci tangan kemampuan mengenal bagian-
anak tunagrahita di SDLB-C TPA bagian tubuh pada anak tunagrahita
Kabupaten Jember. Skripsi Program sedang. Skripsi UPI; 2012.
studi ilmu keperawatan Universitas
Jember 2013.
8. Sunardi & Sunaryo. Seni budaya
untuk anak kelas XI sekolah
menengah atas. Jakarta : Grafindo
Media Pratama; 2007
9. Ismaniar. Metode-metode
pengembangan perilaku hidup sehat
anak usia dini. Jurnal Penelitian pada
Fakultas Ilmu Pendidikan
Universitas Negeri Padang 2010; 10
(2): 36-41.
10. Verena, L. Penggunaan media lagu
“ayo cuci tangan” dalam
meningkatkan keterampilan
mencuci tangan (penelitian tindakan
kelas pada anak tunagrahita sedang
kelas D2 di SLB “Sabilulungan”
Kabupaten Bandung). Universitas
Pendidikan Indonesia; 2013.
11. Putra, N, Dwilestari, N. Penelitian
kualitatif PAUD. Jakarta: PT.
Grafindo Persada; 2012.
12. Notoadmodjo, S. Metodologi
penelitian kesehatan. Edisi revisi.
Jakarta: Rineka Cipta; 2010.

46

Anda mungkin juga menyukai