Anda di halaman 1dari 7

Jurnal Akademika Baiturrahim

Vol.7 No 1, Maret 2018

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP


PENGETAHUAN TENTANG PERSONAL HYGIENE PADA
ANAK USIA SEKOLAH DI SDN 206/IV KOTA JAMBI
Tina Yuli Fatmawati
Prodi DIII Keperawatan STIKes Baiturrahim Jambi
Email:tinayulifatmawati@yahoo.com

ABSTRACT
Health problems that often occur in elementary school age children are diseases related to
child and environmental hygiene such as brushing teeth is good and right, the habit of
washing hands with soap and personal hygiene. This studi aim to know to determine whether
there is influence of health education to the knowledge of school-aged children about
Personal Hygiene at SDN 206 / IV Kota Jambi. This research is a quantitative research
using One Group pretest-posttest design. The research was carried out at SDN 206 / IV Kota
Jambi in June 2017. The population is Students SDN 206 / IV Kota Jambi with a sample of 20
students. Data analysis using univariate and bivariate analysis with statistical test of T
dependent. The result of this research is p-value = 0,00 <0,05 with difference of mean value -
2.35. This indicates there is a significant influence between the knowledge of the respondents
before and after being given health education.

Keywords: Health education, Students, Personal Hygiene

ABSTRAK
Masalah - masalah kesehatan yang sering terjadi pada anak usia sekolah dasar adalah
penyakit yang berhubungan dengan kebersihan diri anak dan lingkungan seperti gosok gigi
yang baik dan benar, kebiasaan mencuci tangan pakai sabun dan kebersihan diri. Tujuan dari
penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah ada pengaruh pendidikan kesehatan terhadap
pengetahuan anak usia sekolah tentang Personal Hygiene di SDN 206/IV Kota Jambi .
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan menggunakan rancangan One Group
pretest-posttest . Penelitian dilaksanakan di SDN 206/IV Kota Jambi pada bulan Juni 2017 .
Populasi yaitu Siswa Sekolah Dasar Negeri 206/IV Kota Jambi dengan jumlah sampel 20
siswa. Analisis data menggunakan analisa univariat dan bivariat dengan uji statistik T Test.
Hasil penelitian diperoleh nilai p-value= 0,00 < 0,05 dengan selisih nilai mean -2.35. Hal ini
menunjukkan ada pengaruh yang signifikan antara pengetahuan responden sebelum dengan
setelah diberikan pendidikan kesehatan .

Kata Kunci: Pendidikan kesehatan, Siswa/i, Personal Hygiene

10
Jurnal Akademika Baiturrahim
Vol.7 No 1, Maret 2018

PENDAHULUAN pedesaan, ini disebabkan oleh kondisi


lingkungan yang kotor dan perilaku hidup
Memasuki usia sekolah dasar adalah masyarakat yang tidak sehat, (Depkes RI,
waktu sangat penting bagi kelangsungan 2011).
perkembangan anak. Dukungan orang tua, Penelitian sebelumnya yang
guru dan masyarakat merupakan hal yang dilakukan oleh Fatmawati, 2017, tentang
sangat penting (Depkes RI 2010). Masalah - Pengetahuan, Sikap, Dan Perilaku Siswa-
masalah kesehatan yang sering terjadi pada Siswi Tentang Personal Hygiene Di Sd
anak usia sekolah dasar adalah penyakit Negeri Kota Jambi, diperoleh 48%
yang berhubungan dengan kebersihan diri responden masih berperilaku kurang baik
anak dan lingkungan seperti gosok gigi yang terhadap personal hygiena. Ini artinya masih
baik dan benar, kebiasaan cuci tangan pakai banyak siswa siswi SD yang masih
sabun, dan kebersihan diri. Penyakit yang berperilaku kurang baik dalam personal
sering muncul adalah diare, kecacingan, hygiena. Sedangkan Fatim (2012) yang
sakit gigi dan lain sebagainya (Saputra, meneliti tentang “Pengaruh Pendidikan
2013) Kesehatan tentang Personal Hygiene
Kebersihan diri (personal hygiene) terhadap Tingkat pengetahuan dan Perilaku
merupakan perawatan diri sendiri yaang Personal Hygiene Pada Anak Usia Sekolah
dilakukan untuk mempertahankan di Shelter Dongkelsari dan Ploso Kerep
kesehatan, baik secara fisik maupun Cangkringan Sleman Yogyakarta”
psikologis. Hidayat (2009. Personal hygiene didapatkan hasil pengetahuan tentang
merupakan kebutuhan dasar manusia yang personal hygiene pada kelompok
harus senantiasa terpenuhi. Personal hygiene eksperimen dengan nilai p=0,003 ,
termasuk kedalam tindakan pencegahan sedangkan untuk perilaku personal hygiene
primer yang spesifik. Personal hygiene didapatkan p=0,005 . Hasil tersebut
menjadi sangat penting karena personal menunjukkan bahwa terdapat perbedaan
hygiene yang baik akan meminimalkan yang signifikan antara pengetahuan sebelum
pintu masuk ( port de entry) dan sesudah diberikan pendidikan
mikroorganisme yang ada dimana-mana dan kesehatan.
pada akhirnya mencegah seseorang terkena Begitu juga halnya Nurjannah,
penyakit. (Saryono, 2011) 2012, dalam penelitiannya tentang Personal
Data yang menyangkut personal Hygiene Siswa Sekolah Dasar Negeri
hygiene masih kurang, berdasarkan data dari Jatinangor, diperoleh personal hygiene
Depkes RI tahun 2011 kejadian pravalensi secara keseluruhan sebanyak 3,2%
kasus kecacingan pada anak SD di Indonesia responden termasuk kedalam kategori
sebanyak 24,1%. Berdasarkan hasil survei hygiene kurang dan 96,8% tidak hygiene.
kecacingan oleh Ditjen Pengendalian Hal ini menunjukkan masih banyak
Penyakit dan Penyehatan Lingkungan siswa/siswi SD yang belum memahami
(P2PL) Departemen Kesehatan tahun 2009 pentingnya kebersihan diri.
menyebutkan 31,8% siswa sekolah dasar di Laporan Riset Kesehatan
Indonesia mengalami kecacingan (Depkes (RISKESDA) Provinsi Jambi tahun 2013
RI, 2008). Sedangkan untuk penyakit kulit angka kejadian penyakit kulit di provinsi
yang paling sering menimbulkan masalah jambi 27/1000 penduduk, sedangkan untuk
adalah penyakit infeksi kulit, bedasarkan masalah kesehatan gigi dan mulut penduduk
data Departemen Kesehatan RI tahun 2011, provinsi Jambi mempunyai masalah gigi dan
65 % penyakit kulit menyerang penduduk mulut sebesar 25,1 % . Kabupaten

11
Jurnal Akademika Baiturrahim
Vol.7 No 1, Maret 2018

Sarolangun menduduki peringkat tertinggi Populasi pada penelitian ini yaitu Siswa
untuk masalah kesehatan gigi dan mulut Sekolah Dasar Negeri SDN 206/IV Kota
sebesar 38, 3% dan terendah di kabupaten Jambi kelas V dengan jumlah sampel
Merangin dengan 15,4 %. Kota Jambi sebanyak 20 responden. Instrumen
menduduki peringkat ke-6 untuk jumlah penelitian yang digunakan dalam penelitian
prevalensi masalah kesehatan gigi dan mulut ini adalah kuesioner untuk mengetahui
(Depkes RI, 2012). perubahan pengetahuan tentang Personal
Survey awal yang dilakukan peneliti Hygiene pada anak usia sekolah di SDN
dengan wawancara kepada 5 orang siswa- 206/IV Kota Jambi. Media yang digunakan
siwi kelas 5 di SDN 206/IV Kota Jambi dalam penelitian ini adalah modul dan
didapatkan 3 anak tidak mengetahui cara leaflet.
menjaga kebersihan diri secara menyeluruh,
sedangkan 2 anak lagi telah melakukan
HASIL DAN PEMBAHASAN
personal hygiene yang baik dan mengetahui
cara menjaga kesehatan diri sendiri seperti
mandi 2 kali sehari, mencuci tangan dengan Tabel 1. Distribusi Frekuensi responden
sabun,memotong kuku seminggu sekali, Berdasarkan Umur di SDN 206 Kota
sedangkan dari wawancara dengan salah Jambi.
satu guru menyampaikan bahawa jarang Umur
No Jumlah (%)
sekali dilakukan penyuluhan kesehatan oleh siswa/i
petugas UKS maupun Petugas dari 1 10 Tahun 7 35.0
Puskesmas terutama mengenai pentingnya 11-12
2 13 65.0
kebersihan diri. Sedangkan dari observasi Tahun
didapatkan sebagian besar siswa tidak Total 20 100
mencuci tangan sebelum makan jajanan dan
minimnya poster tentang kebersihan diri. Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa
Berdasarkan fenomena dan data diatas dari 20 responden, 13 responden (65.0%)
peneliti tertarik untuk melakukan penelitian berumur 11-12 tahun, 7 responden
yang berjudul “Pengaruh pendidikan (35.0%) berumur 10 tahun
kesehatan terhadap pengetahuan tentang
personal hygiene pada anak usia sekolah di Tabel 2. Distribusi Frekuensi Responden
SDN 206/IV Kota Jambi”. Berdasarkan Jenis Kelamin di SDN 206
Kota Jambi .
METODE PENELITIAN
Jenis
Penelitian ini merupakan penelitian No Jumlah (%)
Kelamin
pra eksperimen dengan menggunakan 1 Laki-laki 16 80.0
rancangan One Group pretest-posttest. One 2 Perempuan 4 20.0
Group pretest-post test adalah rancangan Total 20 100
yang hanya menggunakan satu kelompok
tanpa menggunakan kelompok pembanding Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui
tetapi yang diuji adalah perubahan- Jenis Kelamin responden terbanyak adalah
perubahan yang terjadi setelah diberikan laki-laki 16 responden (80.0%).
pendidikan kesehatan. Penelitian ini telah
dilaksanakan pada bulan Juni 2017 dengan
Analisi univariat
menggunakan teknik purposive sampling.

12
Jurnal Akademika Baiturrahim
Vol.7 No 1, Maret 2018

Gambaran pengetahuan siswa Sebelum Kebersihan diri di SDN 206 tahun


dan Sesudah Diberikan Pendidikan 2016,dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
Kesehatan Tentang personal hygiena
Secara garis besar berikut ini Tabel 5. Perbedaan pendidikan
disampaikan hasil gambaran pengetahuan kesehatan sebelum dan setelah diberikan
tentang kebersihan diri pada siswa/siswi usia pendidikan kesehatan tentang personal
sekolah sebelum dan sesudah di berikan hygiene di SDN 206
pendidikan kesehatan: p-
Mea
Variabel SD SE Val N
n
Tabel 3. Distribusi Frekuensi ue
Pengetahuan Responden sebelum Pengetahua
diberikan pendidikan kesehatan di SDN n Sebelum
206 Diberikan
2.77 0.62
No Pengetahuan Jumlah (%) Pendidikan 12.35 20
7 1
1. Baik 12 60.0 Kesehatan
2. Kurang 8 40.0 (PRE
Total 20 100,0 TEST)
0,00
Pengetahua
Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa n Sesudah
dari 20 Responden sebagian besar responden Diberikan
0.94 0.21
(60.0%) mempunyai pengetahuan baik Pendidikan 15.05 4 1
20
sebelum diberikan pendidikan kesehatan, Kesehatan
sedangkan 40.0 % responden yang kurang (POST
baik. TEST)
Berdasarkan Tabel di atas
Tabel 4. Distribusi Frekuensi menunjukan bahwa rata-rata pengetahuan
Pengetahuan Responden setelah responden sebelum mengikuti pendidikan
diberikan pendidikan kesehatan di SDN kesehatan adalah 12.35 dengan standar
206 deviasi 2.777 dan pengetahuan responden
setelah mengikuti pendidikan kesehatan
No Pengetahuan Jumlah (%) adalah 15.05 dengan standar deviasi 0.944
1. Baik 15 75.0 dengan hasil uji T test di dapatkan nilai p-
2. Kurang 5 25.0 value= 0,00 < 0,05 dengan selisih nilai
100, mean -2.70. Hal ini menunjukkan ada
Total 20
0 pengaruh yang signifikan antara
pengetahuan responden sebelum dengan
Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa setelah diberikan pendidikan kesehatan .
dari 20 Responden sebagian besar responden
(75.0%) mempunyai pengetahuan baik Pembahasan
setelah diberikan pendidikan kesehatan, Berdasarkan hasil penelitian
sedangkan 25.0 % responden yang masih diperoleh gambaran pengetahuan responden
kurang baik. terjadi peningkatan pengetahuan sebelum
dan sesudah diberikan pendidikan kesehatan
Analisa Bivariat tentang kebersihan diri pada siswa usia
Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui sekolah yaitu dari pengetahuan baik pretest
pengaruh pendidikan kesehatan tentang

13
Jurnal Akademika Baiturrahim
Vol.7 No 1, Maret 2018

60% menjadi 75% responden sebelum diberikan pendidikan kesehatan


berpengetahuan baik. masih rendah, hal ini terlihat dari gambaran
Adapun hasil uji T test di dapatkan jawaban pada saat pretest. Pengetahuan
nilai p-value= 0,00 < 0,05 dengan selisih responden masih rendah terutama tentang
nilai mean -2.35. Hal ini menunjukkan ada tatacara kebersihan telinga dan kaki. Untuk
pengaruh yang signifikan antara itu upaya yang dapat dilakukan untuk
pengetahuan responden sebelum dengan membantu meningkatkan pengetahuan
setelah diberikan pendidikan kesehatan . responden tentang personal hygiene pada
Sejalan dengan penelitian Aulia, 2014 siswa adalah dengan cara pemberian
tentang pengaruh pendidikan kesehatan pendidikan kesehatan/ penyuluhan rutin
tentang personal hygiene terhadap yang dilaksanakan oleh guru maupun
pengetahuan dan sikap di SDN Rembes I, petugas UKS sehingga dapat meningkatkan
didapatkan hasil t test menunjukkan nilai p pengetahuan siswa tentang personal hygiene
value pada pengetahuan 0.003 (<0.05) yang dan mampu mendorong siswa untuk
artinya ada pengaruh pendidikan kesehatan mengaplikasikannya dalam kehidupan
tentang personal hygiene terhadap sehari-hari.
pengetahuan siswa di SDN Rembes I. Dalam penelitian ini diketahui dari
Menurut Notoatmodjo (2012) 20 responden bahwa pengetahuan responden
pengetahuan adalah hasil dari penginderaan sebelum diberikan pendidikan kesehatan
manusia atau hasil dari tahu seseorang masih rendah, hal ini terlihat dari gambaran
terhadap objek melalui indera yang jawaban pada saat pretest. Pengetahuan
dimilikinya. Pendidikan Kesehatan sebagai responden masih rendah terutama tentang
bagian dari kesehatan masyarakat, berfungsi tatacara kebersihan telinga dan kaki. Untuk
sebagai media atau sarana untuk itu upaya yang dapat dilakukan untuk
menyediakan kondisi sosio-psikologi membantu meningkatkan pengetahuan
sedemikian rupa sehingga individu atau responden tentang personal hygiene pada
masyarakat berperilaku sesuai dengan siswa adalah dengan cara pemberian
norma-norma hidup sehat, dengan perkataan pendidikan kesehatan/ penyuluhan secara
lain pendidikan kesehatan bertujuan rutin yang dilaksanakan oleh guru maupun
mengubah pengetahuan, sikap dan tindakan petugas UKS sehingga dapat meningkatkan
individu atau masyarakat sehingga sesuai pengetahuan siswa tentang personal hygiene
dengan norma-norma hidup sehat, dan terus mendorong dan memantau
pendidikan akan berpengaruh pada perilaku siswa/siswi agar mau melaksanakannya
kesehatan, selanjutnya perilaku kesehatan dalam kehidupan sehari-hari.
akan berpengaruh pada meningkatnya
indikator kesehatan masyarakat (outcome) SIMPULAN
pendidikan kesehatan.
Tujuan pendidikan kesehatan adalah Berdasarkan hasil penelitian diperoleh
mengubah perilaku orang atau masyarakat bahwa responden mengalami perubahan
dari perilaku tidak sehat menjadi perilaku pengetahuan setelah diberikan pendidikan
sehat, seperti kita ketahui bila perilaku tidak kesehatan tentang personal hygiene, lebih
sesuai dengan prinsip kesehatan, maka dapat jelasnya dapat dilihat sebagai berikut :
menyebabkan terjadinya gangguan terhadap 1. Pengetahuan responden sebelum
kesehatan. (WHO dalam Susilo, 2011) diberi pendidikan kesehatan sebagian
Dalam penelitian ini diketahui dari 20 besar responden (60.0%) mempunyai
responden bahwa pengetahuan responden pengetahuan baik ,sedangkan 40.0 %

14
Jurnal Akademika Baiturrahim
Vol.7 No 1, Maret 2018

responden memiliki pengetahuan Aulia, Farah I, 2014, Pengaruh Pendidikan


yang kurang baik. Kesehatan Tentang Personal Hygiene
2. Pengetahuan responden setelah Terhadap Pengetahuan Dan Sikap Di
diberikan pendidikan kesehatan SDN Rembes I, Jurusan keperawatan
sebagian besar responden (75.0%) Univ Muh Surakarta.
mempunyai pengetahuan baik,
sedangkan 25.0 % responden yang Devi, N. 2012. Gizi Anak Sekolah. Kompas
masih berpengetahuan kurang baik. Media Nusantara. Jakarta
3. Hasil uji t test diperoleh nilai p-
value= 0,00 < 0,05 dengan selisih Depkes RI. 2010. Profil Kesehatan
nilai mean -2.70. Hal ini Indonesia. Jakarta
menunjukkan ada pengaruh yang
signifikan antara pengetahuan Depkes RI. 2011. Krida Bina Perilaku
responden sebelum dengan setelah Hidup Bersih dan Sehat. Jakarta
diberikan pendidikan kesehatan .
Fatim. 2012. Pengaruh Pendidikan
SARAN Kesehatan tentang Personal Hygiene
1. Bagi Sekolah pada anak usia sekolah di Shelther
Pada pihak Sekolah terutama guru dan Dongkelsari dan Ploso Kenep
petugas UKS untuk lebih sering melakukan Cangkringan Sleman Yogyakarta.
penyuluhan /pendidikan kesehatan secara Jurnal Keperawatan.
rutin serta terjadwal tentang pentingnya
personal hygiene. Fatmawati, T. Y. (2017). Pengetahuan,
2. Bagi siswa Sikap, Dan Perilaku Siswa-Siswi
Diharapkan dapat meningkatkan Tentang Personal Hygiene Di Sd
pengetahuan tentang personal hygiene dan Negeri Kota Jambi Knowledge,
mau melaksanakan dalam kehidupan sehari- Attitude And Behavior Students About
hari. Hygiene Personal In Sdn Kota Jambi.
3. Bagi Peneliti Selanjutnya Scientia Journal, 6(1). Retrieved from
Diharapkan bagi peneliti selanjutnya agar http://ejournal.unaja.ac.id/index.php?jo
dapat melakukan penelitian lanjutan tentang urnal=SCJ&page=article&op=view&p
Kebersihan diri dengan variabel dan metode ath%5B%5D=52&path%5B%5D=43
yang berbeda.
Fitriani, S. 2011. Promosi Kesehatan.
DAFTAR PUSTAKA Graha Ilmu. Yogyakarta

Akmal. 2013. Hubungan Personal Hygiene Ghofur, A. 2012. Buku Pintar Kesehatan
dengan kejadian scabies di Pondok Gigi dan Mulut. Mitra Buku.
Pendidikan Islam Darul Ulum, Yogyakarta
Paralik Pacah, Kecamatan Koto
Tangah Padang. Jurnal Keperawatan Hidayat, A.A. 2009. Pengantar Ilmu
Keperawatan Anak 1. Salemba
Arikunto, S. 2007. Prosedur Penelitian Medika. Jakarta
Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta :
Rineka Cipta.

15
Jurnal Akademika Baiturrahim
Vol.7 No 1, Maret 2018

Kusumawardani, E. 2011. Buruknya


Kesehatan Gigi dan Mulut. Siklus.
Yogyakarta

Notoatmojo, 2012. Pendidikan dan Perilaku


Kesehatan. Jakarta : Rieneka Cipta

Nursalam dan Effendi, F. 2008. Pendidikan


Dalam Keperawatan. Salemba
Medika. Jakarta

Notoatmodjo, S. 2012. Promosi Kesehatan


Edisi Revisi 2012. Rineka Cipta.
Jakarta

Notoatmodjo, S. 2010. Metodologi


Penelitian Kesehatan. Rineka Cipta.
Jakarta

Nurjannah, A. (2012). Personal Hygiene


Siswa Sekolah Dasar Negeri
Jatinangor. Students E-Journal, 1(1),
31.

Potter, P. A dan Perry, A. G. 2006. Buku


Ajar Fundamental Keperawatan :
Konsep, Proses dan Praktik Edisi 4.
EGC. Jakarta

Saputra. 2013. Kebutuhan Dasar Manusia.


Kompas Media Nusantara. Jakarta

Saryono. 2011. Kebutuhan Dasar Manusia


(Catatan Kuliah). Nuha Medika.
Yogyakarta

Sugiyono,2008, Metodologi penelitian


Pendidikan, Alfabetha,Bandung

Susilo, S. 2011. Pendidikan Kesehatan


dalam Keperawatan. Nuha Medika.
Yogyakarta

16

Anda mungkin juga menyukai