Anda di halaman 1dari 17

NASKAH PUBLIKASI (MANUSCRIPT)

GAMBARAN PENGETAHUAN SISWA TENTANG CUCI TANGAN PAKAI SABUN

(CTPS) KELAS 5-6 DI SEKOLAH DASAR NEGERI 020 SAMARINDA UTARA

STUDENTS’S KNOWLEDGE DESCRIPTION ABOUT WASHES HANDS WITH SOAP AT 5 AND

6 GRADE IN 020 SAMARINDA UTARA ELEMENTARY SCHOOL

YUNI MAIDINA1, FARIED RAHMAN HIDAYAT2

DI AJUKAN OLEH

YUNI MAIDINA

17111024160318

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH KALIMANTAN TIMUR


FAKULTAS ILMU KESEHATAN DAN FARMASI
PRODI D III KEPERAWATAN
2018
NASKAH PUBLIKASI (MANUSCRIPT)

Gambaran Pengetahuan Siswa Tentang Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS)

Kelas 5-6 Di Sekolah Dasar Negeri 020 Samarinda Utara

Students’s Knowledge Description About Washeh Hands With Soap At 5 And 6 Grade In 020

Samarinda Utara Elementary School

Yuni Maidina1, Faried Rahman Hidayat2

DI AJUKAN OLEH

YUNI MAIDINA

17111024160318

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH KALIMANTAN TIMUR

FAKULTAS ILMU KESEHATAN DAN FARMASI

PRODI D III KEPERAWATAN

2018
Gambaran Pengetahuan Siswa Tentang Cuci Tangan Pakai Sabun

(CTPS) Kelas 5-6 di Sekolah Dasar Negeri 020 Samarinda Utara

Yuni Maidina1, Faried Rahman Hidayat2

INTISARI

Latar Belakang : Berdasarkan study pendahuluan di SDN 020 Samarinda Utara, siswa
yang mengetahui cara cuci tangan hanya 4 orang, serta yang tidak tahu cara cuci tangan
ada 11 orang.

Tujuan : Untuk mengetahui Gambaran Pengetahuan Siswa Tentang Cuci Tangan Pakai
Sabun (CTPS) kelas 5 & 6 di SDN 020 Samarinda Utara.

Metode Penelitian : Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas 5 dan 6 di sekolah
dasar 020 utara samarinda. Metode pengambilan sampel dalam penelitian ini
menggunakan total sampling yaitu seluruh populasi digunakan sebagai sampel.
Sampelnya adalah 66 responden. Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian
ini adalah pertanyaan dan informasi primer diperoleh dengan wawancara. Setiap variabel
dalam penelitian ini telah dianalisis dengan statistik deskriptif untuk mendapatkan
frekuensi dan persentase.

Hasil Penelitian : Dari hasil penelitian di dapatkan hasil dari 66 responden, responden
dengan pengetahuan baik sebanyak 36 responden (54,5%), pengetahuan cukup
sebanyak 17 responden (25,8%), pengetahuan kurang sebanyak 13 responden (19,7%).
Pengetahuan tentang cuci tangan pakai sabun sudah baik, hanya saja kurangnya
fasilitas yang membuat mereka jarang mengaplikasikannya.

Kesimpulan : Semakin banyak informasi yang dimiliki maka semakin baik pula
pengetahuan mereka tentang cuci tangan pakai sabun, sehingga dengan dimilikinya
pengetahuan yang tinggi, mereka juga akan mengetahui manfaat mencuci tangan dan
mereka dapat mengaplikasikan cuci tangan di kehidupan sehari-hari.

Kata Kunci : Pengetahuan, Cuci Tangan Pakai Sabun


Students’s Knowledge Description About Washeh Hands with Soap at 5

and 6 Grade in 020 Samarinda Utara Elementary School

Yuni Maidina1, Faried Rahman Hidayat2

ABSTRACK

Background : Based on first study at 020 North Samarinda Elementary School, students that knew
how to washes hand was only 4 student, and there’s 11 student that know about washes hand.

Purpose : To know student’s knowledge description about washes hand with soap at 5 and 6 grade
in 020 north samarinda elementary school.

Research Method : The population in this research are students at 5 and 6 grade in 020 north
samarinda elementary school. The sampling method in this research was used total sampling wich
is all population are use as sampel. The sample is 66 respondents. The research instrumen that
used in this research are questions and the primer informations was gained by interview. Every
variable in this research has analyzed with descriptif statistic to get frequncies and percent.

Research result : From the research result that got are 36 respondent (54.5%) with good
knowledge, 17 respondent with enough knowledge (25.8%), and 13 respondent (19.7%) with less
knowledge. The knowledge about washes hand with soap is very well, it’s just because less facility
that made they rarely aplication.

Conclusion : The more information they have, the better their knowledge of washes hands with
soap, so that with high knowledge they also know the benefits of hand washing and they can apply
handwashing in everyday life.

Keyword : Knowledge , Washes Hands with Soap


1

PENDAHULUAN

Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS) kesadaran akan pentingnya kesehatan


merupakan perilaku sehat yang telah terutama kebiasaan mencuci tangan dan
terbukti secara ilmiah dapat mencegah mengkonsumsi jajanan sehat. Cuci
penyebaran penyakit menular seperti tangan merupakan salah satu solusi
diare, infeksi saluran pernafasan atas yang mudah dan efektif dalam
(ISPA) dan flu burung, bahkan pencegahan penyakit menular dan
disarankan untuk mencegah penularan jajanan yang sehat juga mencegah
influenza. Banyak pihak yang telah gangguan saluran pencernaan
memperkenalkan perilaku ini sebagai (Depkes,RI,2011).
intervensi kesehatan yang sangat
Berdasarkan hasil survey yang
mudah, sederhna dan dapat dilakukan
dilakukan di masyarakat dan fasilitas
oleh mayoritas masyarakat indonesia.
kesehatan serta sumber data lainnya
Berbagai survey di lapangan
oleh Kementrian Kesehatan RI
menunjukan menurunnya angka
didapatkan bahwa masyarakat yang
ketidakhadiran anak karena sakit yang
berperilaku hidup bersih dan sehat di
disebabkan oleh penyakit-penyakit
Indonesia mencapai angka 52,89%
tersebut diatas, setelah di intervensi
dimana Sulawesi Selatan khususnya
dengan CTPS (Depkes,RI,2009).
menempati urutan ke 26 dengan
Di dunia sebanyak 6 juta anak presentase 46,60% masyarakatnya
meninggal setiap tahunnya karena diare, telah menggalakan perilaku hidup bersih
sebagian kematian tersebut terjadi di dan sehat (Depkes,RI,2012).
negara berkembang. Diperkirakan lebih
Perilaku hidup bersih dan sehat di
dari 10 juta anak berusia kurang dari 5
tatanan sekolah (institusi pendidikan)
tahun meninggal setiap tahunnya,
berarti suatu upaya yang dilakukan
sekitar 20% meninggal karena diare.
untuk memberdayakan dan
Selain diare, penyakit yang
meningkatkan kemampuan pengajar
membahayakan karena perilaku yang
maupun anak didiknya dalam
tidak bersih dan sehat adalah cacingan.
berperilaku hidup bersih dan sehat.
Dan masalah kesehatan yang sering
Sekolah yang dimaksud adalah dari
timbul pada anak usia sekolah yaitu
tingkat SD/MI, SLTP/MTS, sampai
gangguan perilaku, penyakit infeksi,
dengan SLTA/MA (Dinas Kesehatan
penyakit saluran pencernaan, penyakit
Provinsi Kalimantan Timur, 2006)
saluran pernafasan, penyakit kulit dan
malnutrisi. Masalah-masalah tersebut Berdasarkan epidemiologis terkait
karena kurangnya pengetahuan serta dengan perilaku hidup bersih dan sehat
2

pada lingkungan usia anak sekolah kronis pada penderitanya dapat


dasar penyebaran penyakit berbasis menyebabkan gangguan absorbsi dan
lingkungan dikalangan anak sekolah metabolisme zat - zat gizi yang berujung
indonesia masih tinggi. Kasus diare, pada kekurangan gizi dan menurunnya
cacingan, serta reaksi terhadap daya tahan tubuh (WHO,2011).
makanan akibat buruknya sanitasi dan
Di Kalimantan Timur sendiri
keamanan pangan. Penyakit yang masih
khususnya samarinda utara di wilayah
tinggi dimasyarakat indonesia dan
kerja puskesmas sempaja terdapat
sangat rentan diderita oleh anak sekolah
perkampungan buton didaerah gunung
yaitu cacingan, karena penyakit
mulia yang komunitasnya suka tinggal di
cacingan merupakan salah satu
daerah pergunungan. PHBS nya yang
masalah kesehatan yang sangat penting
masih kurang dikarenakan air bersih nya
untuk ditanggulangi. Anak usia sekolah
sangat yang sulit untuk sampai di
dasar merupakan kelompok yanh rentan
perkampungan buton, dan
terhadap penularan penyakit ini,
masyarakatnya masih kurang
berdasarkan penelitian didapatkan
memperhatikan kesehatan sehingga
prevalensi penyakit cacingan sebesar
timbul berbagai penyakit. Alasan peneliti
60-70% (Hendra,2007).
memilih SDN 020 karena wilayah sekitar
Kecacingan adalah sebagai infestasi SD tersebut masih sangat rendah dalam
satu atau lebih cacing parasit usus yang perilaku hidup bersih dan sehat nya.
terdiri dari golongan nematoda usus. Alasannya peneliti mengambil cuci
Diantara nematoda usus ada sejumlah tangan pakai sabun karena perilaku
spesies yang penularannya melalui hidup bersih dan sehatnya sangat
tanah atau biasa disebut dengan cacing rendah sehingga anak-anaknya kurang
jenis STH yaitu A.Lumbricoides, menerapkan cuci tangan pakai sabun
N.Americanus, T.Trichuira dan karena disana air sulit, untuk mandi saja
A.Duodenale. Kecacingan ini umumnya sulit apalagi untuk cuci tangan.
ditemukan didaerah tropis dan subtropis Sehingga anak-anak yang akan pergi
dan beriklim basah dimana hygiene dan kesekolah jarang mandi dan jarang
sanitasinya buruk, penyakit ini gosok gigi, sehingga gigi kuning dan bau
merupakan penyakit infeksi paling badan.
umum menyerang kelompok masyarakat
Berdasarkan hasil observasi dan
ekonomi lemah dan ditemukan pada
wawancara pada 15 orang siswa kelas
berbagai golongan usia. Penyakit ini
V dan VI yang dilakukan di SDN 020
tidak selalu menyebabkan kematian
Samarinda Utara diperoleh data ada 5
atau bahkan penyakit yang berat,
dari siswa yang positif mengalami
namun dalam keadaaan yang bersifat
3

cacingan, 10 siswa mengalami diare dan 2006) bahwa anak diusia tersebut mulai
penyakit kulit, siswa yang mengetahui menyadari dan memahami akan
cara cuci tangan hanya 4 orang, serta keadaan diri mereka sendiri, mereka
yang tidak tahu cara cuci tangan ada 11 juga mempunyai kemampuan lebih baik
orang. Saat diwawancara mereka dalam memahami akan apa yang
mengatakan kurang menerapkan cuci disampaikan, seghingga anak sudah
tangan saat sebelum dan sesudah mampu berpikir sistematis mengnai
makan ataupun setelah BAB dan BAK. benda-benda dan peristiwa-peristiwa
Hal-hal yang ditanyakan pada yang konkret serta mereka mencapai
responden adalah apa yang mereka objektif tertinggi karena gemar
ketahui tentang cuci tangan yang sehat menyelidiki, mencoba, dan rasa ingin
dan bagaimana cara mereka tahu yang besar. Dan berdasarkan latar
mengaplikasikannya. belakang yang telah dijelaskan diatas,
maka peneliti tertarik untuk melakukan
Alasan peneliti memilih kelas V dan
penelitian yang berjudul “Gambaran
VI untuk menjadi responden penelitian
Pengetahuan Siswa Tentang Cuci
karena siswa kelas V dan VI yang
Tangan Pakai Sabun (CTPS) Kelas 5 &
berkisar antara 11 dan 12 tahun,
6 di SDN 020 Samarinda Utara“.
menurut (Annario Cowel dan Hazelton,
Tujuan umum Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS) Kelas
Untuk mengetahui Gambaran 5 dan 6 di SDN 020 Samarinda Utara.
Pengetahuan Siswa Tentang Cuci
Adapun metode pengambilan sampel
Tangan Pakai Sabun (CTPS) Kelas 5 &
yang digunakan dalam penelitian ini
6 di SDN 020 Samarinda Utara.
dengan cara Total Sampling, sampel
Tujuan khusus yang diteliti adalah seluruh siswa-siswi
1. Untuk mengetahui Karakteristik Siswa kelas V dan VI di SDN 020 Samarinda
di SDN 020 Samarinda Utara Utara dengan jumlah sampel sebesar 66
2. Untuk mengidentifikasi Gambaran responden.
Pengetahuan Siswa Tentang Cuci
Sebelumnya dilakukan uji validitas di
Tangan Pakai Sabun (CTPS) Kelas 5
SDN 021 Samarinda dengan jumlah 30
& 6 di SDN 020 Samarinda Utara
responden, dengan hasil 16 item
pernyataan valid. Sedangkan 4 item
METODE PENELIITIAN
pernyataan dinyatakan tidak valid
Penelitian ini menggunakan metode
karena memiliki nilai konstanta dibawah
deskriptif, Dengan penggunaan metode
0,3610 (pernyataan no.10,12,13,15).
ini diharapkan dapat memberikan
Gambaran Pengetahuan Siswa Tentang
4

Pernyataan yang sudah dinyatakan b. Pendidikan Orang Tua


valid kemudian diuji reabilitaskan Distribusi Pendidikan Orang Tua :
dengan menggunakan rumus kuder Pendidikan f (%)
Ayah
richardson. Hasilnya menunjukan bahwa PT 5 7,57%
SMA 15 22,72%
nilai koefisien reabilitas sebesar
SMP 18 27,27%
0,7777646 digenapkan jadi 0,8 yang SD 28 42,42%
Ibu
berarti alat ukur ini realiable. SMA 5 7,57%
SMP 15 22,72%
HASIL DAN PEMBAHASAN SD 45 68,18%
Tidak Sekolah 1 1,51%
Jumlah 66 100%
1. Karakteristik Responden Sumber data primer 2018
a. Jenis Kelamin, Usia, dan Kelas
Tabel Distribusi Jenis Kelamin, Usia
Berdasarkan tabel 4.3 Diatas di
dan Kelas
dapatkan hasil persentase dari
Karakteristik F (%)
Laki-laki 40 60,6%
pendidikan orang tua responden (Ayah)
Perempuan 26 39,4% Perguruan tinggi sebanyak 5 orang
10-11 23 34,8% (7,57), SMA sebanyak 15 orang (22,72),

12-13 37 56,1% SMP sebanyak 18 orang (27,27), SD


14-15 5 7,5% sebanyak 28 orang (42,42), sedangkan
>15 1 1,5% persentase pendidkan orang tua
V 29 56,1% responden (Ibu) SMA sebanyak 5 orang
VI 37 43,9% (7,57), SMP sebanyak 15 orang (22,72),
Jumlah 66 100% SD sebanyak 45 orang (68,18), dan
Sumber data primer 2018 tidak sekolah sebanyak 1 orang (1,51).
Berdasarkan tabel 4.1 diatas
c. Pekerjaan Orang Tua
persentase menunjukan bahwa jumlah Tabel distribusi frekuensi dan presentase
responden Laki-laki lebih banyak dari anak berdasarkan Pekerjaan Orang Tua
Pekerjaan F (%)
responden perempuan yaitu Laki-laki Ayah
PNS 1 1,51%
sebesar 60,6 dan Perempuan sebesar K.Swasta 7 10,6%
39,4, lalu sebagian besar responden Wiraswasta 4 6,06%
Buruh 12 18,18%
berusia 10-11 tahun sebanyak 23 Petani 40 60,60%
TB 2 3,03%
orang (34,8), berusia 12-13 tahun Ibu
sebanyak 37 orang (56,1), berusia 14- IRT 58 87,8%
K.Swasta 3 4,54%
15 tahun sebanyak 5 orang (7,6), Petani 5 7,57%
Jumlah 66 100%
berusia >15 tahun sebanyak 1 orang
Sumber data primer 2018
(1,5), dan sebagian besar responden
kelas V sebanyak 37 orang (56,1), dan Berdasarkan tabel 4.2 Diatas di

sebagian kecil responden kelas VI dapatkan hasil persentase dari

sebanyak 29 orang (43,9). pekerjaan orang tua responden (Ayah)


5

PNS sebanyak 1 orang (1,51), K.Swasta


Variable Frekuensi (%)
sebanyak 7 orang (10,6), Wiraswasta Pengetahuan
sebanyak 4 orang (6,06), Buruh Baik 36 54,5%
Cukup 17 25,8%
sebanyak 12 orang (18,18), Petani Kurang 13 19,7%
Sikap
sebanyak 40 orang (60,60), dan yang Positive 29 43,9%
Tidak bekerja 2 orang (3,03), sedangkan Negative 37 56,1%
Perilaku
persentase pekerjaan orang tua Baik 24 36,4%
Kurang baik 42 63,3%
responden (Ibu) IRT sebanyak 58 orang Jumlah 66 100%
(87,8), Karyawan swasta sebanyak 3
Sumber data primer 2018
orang (4,54), dan petani sebanyak 5
orang (7,57). Dari tabel diatas diketahui bahwa dari 66
responden didapatkan persentase
Analisa Univariat sebagian besar memiliki pengetahuan
a. Pengetahuan Tentang Cuci Tangan baik yaitu 36 responden (54,5),
Pakai Sabun pengetahuan cukup yaitu 17 responden
Berdasarkan penelitian yang dilakukan di (25,8), sedangkan pengetahuan kurang
SDN 020 Samarinda Utara pada 66
responden didapatkan hasil pengetahuan yaitu 13 responden (19,7). Sikap
responden sebagai berikut Tabel 4.6 responden yang positive sebanyak 29
distribusi responden berdasarkan
pengetahuan tentang cuci tangan pakai orang (43,9) dan sikap responden
sabun sebagai berikut :
Pengetahuan Frekuensi (%)
negative sebanyak 37 orang (56,1).
Baik 36 54,5% Perilaku responden yang baik sebanyak
Cukup 17 25,8%
Kurang 13 19,7% 24 orang (36,4), dan perilaku responden
Jumlah 66 100%
kurang baik sebanyak 42 orang (63,6).
Sumber data primer 2018
Pembahasan
Berdasarkan tabel di atas persentase Pada bab ini membahas dan
sebagian besar memiliki pengetahuan menjelaskan tentang hasil penelitian
baik yaitu 36 responden (54,5), serta membandingkan dengan teori
pengetahuan cukup yaitu 17 responden dengan penelitian terkait, mendiskusikan
(25,8), sedangkan pengetahuan kurang hasil penelitian yang telah diuraikan
yaitu 13 responden (19,7). sebelumnya.

b. Pengetahuan, Perilaku, dan sikap Karakteristik reponden


Tabel 4.7 distribusi responden
berdasarkan pengetahuan, perilaku dan a. Jenis Kelamin
sikap sebagai berikut :
Dari hasil persentase jumlah
responden Laki-laki lebih banyak dari
responden perempuan yaitu Laki-laki
6

sebesar 60,6 dan Perempuan sebesar atau setelah makan. Kesimpulan dari
39,4. pembahasan di atas bahwa jenis
kelamin tidak terlalu mempengaruhi
Menurut (Rath,2010) otak anak laki-
pengetahuan seseorang tentang
laki dan perempuan sama, dan
pentingnya mencuci tangan hanya saja
mengapa prestasi belajar pada anak
dari anak perempuan dan anak laki-laki
perempuan lebih pintar karena anak
terdapat perbedaan mengenai pola
perempuan lebih baik dalam
hidup bersih dan sehat mereka, anak
berkomunikasi dibanding anak laki-laki,
perempuan lebih tau dan bisa menjawab
perempuan lebih fokus untuk
saat dilakukan penelitian tentang cuci
menentukan solusi yang bisa diterima
tangan pakai sabun.
oleh semua pihak, perempuan lebih
pintar menggunakan kata-kata dan b. Usia
gesture seperti emosi, empati, dan nada Dari hasil persentase sebagian besar
suara. Pada jenis kelamin menunjukan responden berusia 10-11 tahun
nilai signifikan karena faktor latar sebanyak 23 orang (34,8), berusia 12-13
belakang. Faktor latar belakang sendiri tahun sebanyak 37 orang (56,1), berusia
adalah sifat yang hadir dalam diri 14-15 tahun sebanyak 5 orang (7,6),
seseorang, yang dalam model kurt berusia >15 tahun sebanyak 1 orang
Lewin dikategorikan menurut aspek O (1,5).
(organisme). Menurut ajzen, faktor Depkes RI (2009), diketahui bahwa
utama yang mempengaruhi perilaku umur manusia dibagi menjadi 9 masa,
kesehatan seseorang dan menyebabkan yaitu balita (0-5 tahun) dan masa kanak-
orang tersebut mencuci tangan dengan kanak (6-11 tahun), masa remaja awal
tahapan yang benar adalah Latar (12–16 tahun), masa remaja akhir (16–
belakang dan jenis kelamin seseorang, 25 tahun), masa dewasa awal (26-35
selain itu terdapat perbedaan kebiasaan tahun), masa dewasa akhir (36–45
mengenai pola hidup bersih dan sehat tahun), masa lansia awal (46–55 tahun),
antara laki-laki dan perempuan (Tones masa lansia akhir (55–65 tahun), dan
dan Tilford,2011) masa manula (>65 tahun).
Menurut notoatmodjo (2009), bahwa
Dari uraian diatas peneliti berasumsi
salah satu yang mempengaruhi
bahwa perempuan bisa lebih fokus dan
pengetahuan adalah usia, dan semakin
bisa melakukan cuci tangan dengan
bertambahnya usia maka semakin
tahapan yang benar dari anak laki-laki,
bertambah pula pengetahuan seseorang
namun tidak menutup kemungkinan
terutama pengetahuan tentang mencuci
anak laki-laki juga bisa fokus untuk
tangan dengan baik dan benar.
selalu mencuci tangan setelah bermain
Peneliti berasumsi bahwa, kita sebagai
7

orang dewasa sangat berpengaruh Kelas merupakan suatu kelompok


untuk pengetahuan anak-anak, karena orang yang melakukan kegiatan
di usia ini lebih peka, menerima dan pembelajaran bersama sesuai dengan
memahami, usia anak-anak adalah tujuan yang telah ditetapkan dalam
masa yang tepat untuk diberikan kelas tersebut, guru berperan sebagai
edukasi melalui pendidikan kesehatan manajer utama dalam merencanakan,
tentang kesehatan seperti cuci tangan mengorganisasikan,mengaktualisasikan
pakai sabun. dan melaksanakan pengawasan atau
Kesimpulannya selain memberikan supervisi kelas (Priansa, dan Karwati,
edukasi untuk mereka, kita sebagai 2014). Dan kebiasaan atau budaya
orang dewasa juga harus menjadi sangat mempengaruhi seseorang untuk
contoh sikap dan perilaku yang sehat besikap, pengaruh dari pendidikan
untuk anak-anak agar selalu mencuci kesehatan dapat meningkatkan
tangan pakai sabun setelah makan, pengetahuan dan sikap cuci tangan
bermain, atau lainnya karena sangat responden secara maksimal.
penting untuk pengetahuan mereka.
Peneliti berasumsi bahwa kelas
c. Kelas adalah tempat kegiatan belajar secara
Dari hasil persentase diperoleh bersama-sama dengan bimbingan dan
sebagian besar kelas V sebanyak 37 pengajaran dari guru. Kesimpulannya
responden (56,1) dan kelas VI 29 pendidikan kesehatan dan promosi
Responden (43,9). Menurut permen kesehatan dari guru atau tenaga
diknas No 23 ruang kelas adalah suatu kesehatan lainnya dapat mempengaruhi
ruang dalam bangunan sekolah yang dan meningkatkan pengetahuan dan
berfungsi sebagai tempat untuk kegiatan sikap responden terutama tentang
tatap muka dalam proses kegiatan mencuci tangan pakai sabun.
belajar (KBM). Perlengkapan dalam
Saran untuk guru untuk menyediakan
ruangan ini terdiri dari meja siswa, kursi
tempat untuk mencuci tangan di dalam
siswa, dan meja guru, lemari kelas,
kelas agar mereka bisa
papan tulis, serta aksesoris ruang
mengaplikasikannya. Dan untuk tenaga
lainnya yang sesuai, ukuran yang umum
kesehatan lainnya untuk melakukan
adalah 9 m x 8 m, ruang kelas memiliki
penyuluhan atau pendidikan kesehatan
syarat kelayakan dan standar tertentu,
secara rutin setiap 6 bulan sekali untuk
misalnya kurang pencahayaan alami,
meningkatkan pengetahuan anak-anak
sirkulasi udara dan persyaratan lainnya
di SDN 020 Samarinda Utara.
yang telah dibakukan oleh pihak
berwenang terkait.
8

d. Pekerjaan Orang Tua butuhkan masyarakat atau menawarkan


Dari hasil persentase dari pekerjaan jasa seperti kesehatan, pendidikan, dll.
orang tua responden (Ayah) PNS Peran orang tua menggambarkan
sebanyak 1 orang (1,51), K.Swasta seperangkat perilaku interpersonal, sifat,
sebanyak 7 orang (10,6), Wiraswasta kegiatan yang berhubungan dengan
sebanyak 4 orang (6,06), Buruh individu dalam keluarga didasari oleh
sebanyak 12 orang (18,18), Petani harapan dan pola perilaku dari keluarga,
sebanyak 40 orang (60,60), dan yang kelompok, dan masyarakat
Tidak bekerja 2 orang (3,03), sedangkan (Soetjiningsih, 2005).
persentase pekerjaan orang tua
Kesimpulan nya peran orangtua sangat
responden (Ibu) IRT sebanyak 58 orang
penting dalam memberikan
(87,8), Karyawan swasta sebanyak 3
pengetahuan tentang cuci tangan pada
orang (4,54), dan petani sebanyak 5
anak-anaknya, sehingga berpengaruh
orang (7,57).
pada pengetahuan anak tentang
Pekerjaan adalah kegiatan yang harus perilaku hygiene anak di sekolah
dilakukan orang untuk memenuhi maupun dirumah.
kebutuhannya Setiap hari manusia
Analisa univariat
mempunyai kebutuhan pokok yang
harus dipenuhi. Kebutuhan pokok Pengetahuan Dari hasil persentase
adalah kebutuhan yang harus segera di sebagian besar responden yang
penuhi dan tidak bisa di memiliki pengetahuan baik yaitu 36
tunda, misalnya, makan, minum, responden (54,5), yang memiliki
pakaian, membeli alat-alat kebutuhan pengetahuan cukup yaitu 17 responden
sekolah dan sebagainya, untuk (25,8), sedangkan yang memiliki
memperoleh semua kebutuhan tersebut pengetahuan kurang yaitu 13 responden
diperlukan uang. Untuk memperoleh (19,7).
uang, orang harus bekerja, bermacam-
macam jenis pekerjaan yang di tekuni Pengetahuan adalah adalah hasil

seseorang. Ada pekerjaan yang penginderaan manusia. Atau hasil

menghasilkan barang dan ada sesorang terhadap objek melalui indra

pekerjaan yang menghasilkan jasa. yang dimilikinya (mata, hidung, telinga,

Pekerjaan yang menghasilkan barang di dan sebagainya). Dengan sendirinya,

sebut produksi atau pekerjaan yang pada waktu pengindraan sampai

menghasilkan barang untuk memenuhi menghasilkan pengetahuan tersebut

kebutuhan hidup. Pekerjaan yang sangat dipengaruhi oleh intensitas

menghasilkan jasa adalah pekerjaan perhatian dan persepsi terhadap objek.

yang menghasilkan jasa yang di Sebagian besar pengetahuan


9

seseorang diperoleh melalui indra Dari hasil Penelitian ini peneliti


pendengaran yaitu telinga dan indra berasumsi bahwa sebagian besar siswa
penglihatan yaitu mata (Notoatmodjo, kelas 5 & 6 SDN 020 Samarinda Utara
2012). Pengetahuan akan muncul ketika yang berpengetahuan baik hanya
orang menggunakan indera atau akal sebagian saja yaitu (54,5%), masih
budinya untuk mengenali benda atau dikatakan belum baik karena sangatlah
kejadian tertentu yang belum pernah jelas terlihat dari hasil pengamatan
dilihat atau dirasakan sebelumnya peneliti dari sikap dan perilaku siswa
(Supryanto,2012). disana tentang cuci tangan yang masih
belum bisa dikatakan berpengetahuan
Menurut Notoatmodjo (2012)
baik, setelah diberikan pendidikan
pengetahuan tentang sakit dan penyakit
kesehatan mereka mulai mengerti
adalah penyebab penyakit, tanda dan
tentang pentingnya mencuci tangan, dan
gejala penyakit, cara pengobatan dan
manfaat mencuci tangan.
layanan kesehatan yang harus dicari,
cara penularan, dan cara pencegahan Kesimpulannya didapatkan fakta
agar tidak terjadi lagi. Pengetahuan itu bahwa dalam pelaksanaan cuci tangan
merupakan hasil tahu dan ini terjadi siswa di sekolah ini masih belum benar
setelah orang melakukan pengindraan mereka belum bisa menjelaskan, dan
terhadap satu objek tertentu. menerapkan cuci tangan pakai sabun
Pengindraan terjadi melalui panca indra dengan baik walaupun sudah diajarkan
manusia yakni indra penglihatan, oleh guru disana, mereka belum bisa
penciuman, pendengaran, rasa, dan melaksanakan cuci tangan dengan baik
raba. Sebagian besar pengetahuan karena masih kurangnya pendidikan
manusia di peroleh melalui mata dan kesehatan tentang cuci tangan pakai
telinga saja (Notoatmodjo,2012) sabun, fasilitas untuk mencuci tangan
disekolah mereka sudah ada hanya saja
Pengetahuan untuk mencuci tangan
kadang tidak ada air mengalir dan
dengan benar sangatlah penting untuk
kadang juga air pdam tidak jalan, juga
menjaga kesehatan dan untuk
tidak disiapkan sabun di tempat mereka
mendapatkan hasil yang optimal, maka
mencuci tangan.
mencuci tangan haruslah dengan air
bersih yang mengalir, baik itu melalui Saran dari peneliti untuk para guru agar
kran air atau disiram dengan gayung, menyediakan fasilitas cuci tangan dan
menggunakan sabun yang standar, dukungan untuk anak didik mereka agar
setelah itu keringkan dengan handuk biasa melaksanakan cuci tangan pakai
bersih atau menggunakan tisu sabun di sekolah, berikan mereka
(Kemenkes, 2010 dalam Sari, 2014). edukasi melalui pendidikan kesehatan
10

tentang mencuci tangan untuk B. Saran


mengurangi angka kesakitan seperti a) Bagi Institusi SDN 020 Samarinda
diare atau cacingan di sekolah mereka, Utara
karena pengetahuan untuk mencuci Perlu memperhatikan anak didik disana
tangan dengan benar sangatlah penting dan memberikan pendidikan kesehatan
untuk menjaga kesehatan mereka. dan fasilitas yang cukup untuk mencuci
tangan di sekolah.
KESIMPULAN DAN SARAN
b) Bagi Institusi Keperawatan
A. Kesimpulan
Diharapkan dengan penelitian ini dapat
1. Karakteristik Respoden
menambah referensi diperpustakaan
Kesimpulan dari pembahasan, jenis
dengan literatur terbaru sehingga dapat
kelamin tidak mempengaruhi
dimanfaatkan bagi peneliti selanjutnya.
pengetahuan,sikap,dan perilaku
seseorang. Kita sebagai orang dewasa c) Bagi Responden
sangat berpengaruh untuk Perlu meningkatkan kesadaran untuk
pengetahuan anak-anak, karena di usia mencuci tangan untuk mengurangi
ini merupakan periode penyesuaian angka kesakitan seperti diare atau
terhadap pola-pola kehidupan baru, cacingan di sekolah mereka, karena
masa penyesuaian dengan kehidupan pengetahuan untuk mencuci tangan
baru, masa keterampilan dan kreatif. dengan benar sangatlah penting untuk
Dan kelas adalah tempat kegiatan menjaga kesehatan mereka.
belajar secara bersama-sama dengan
d) Bagi Peneliti
bimbingan dan pengajaran dari guru.
Diharapkan peneliti dapat
2. Gambaran pengetahuan tentang mengembangkan dan menerapkan ilmu
cuci tangan pakai sabun pengetahuan di masyarakat.
Kesimpulan dari hasil penelitian ini
e) Bagi Peneliti Selanjutnya
bahwa sebagian besar siswa kelas 5
Diharapkan peneliti selanjutnya dapat
dan 6 SDN 020 Samarinda Utara yang
menggambarkan hasil penelitian ini dan
berpengetahuan baik hanya sebagian
menjadikan masukan untuk melakukan
saja yaitu (54,5%), masih dikatakan
penelitian yang lebih baik dan sampel
belum baik karena sangatlah jelas
yang lebih besar untuk menghasilkan
terlihat dari hasil pengamatan peneliti
kualitas kesehatan yang lebih baik.
dari sikap dan perilaku siswa disana
tentang cuci tangan yang masih belum
bisa dikatakan berpengetahuan baik.
11

DAFTAR PUSTAKA Wong, Donna L (2008). Pedoman Klinis


Keperawatan Anak. Jakarta : EGC
Anugrah, & Hendra, (2007).
Permasalahan Umum Kesehatan Anak Notoatmodjo, s. 2011. Metodologi
Usia Sekolah Dasar Penelitian Kesehatan. Jakarta : PT.
Rineka Cipta
Arikunto,S. 2010. Prosedur penelitian :
Suatu Pendekatan Praktik. (Edisi.2010).
Jakarta : PT.Rineka Cipta

Departemen, Kesehatan RI, 2009. Cuci


Tangan Pakai Sabun Dapat Mencegah
Berbagai Penyakit.Jakarta : Departemen
Kesehatan RI

Departemen Kesehatan RI. (2011).


Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat
Edisi.2011. Jakarta : Departemen
Kesehatan RI

Departemen Kesehatan RI. (2007). Cuci


Tangan Pakai Sabun Edisi.2007.Jakarta
: Departemen Kesehatan RI

Departemen Kesehatan RI. (2006).


Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat
Edisi.2006. Jakarta : Departemen
Kesehatan RI

Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan


Timur. (2003) Perilaku Hidup Bersih Dan
Sehat di Tatanan Rumah Tangga

Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan


Timur. (2003) Perilaku Hidup Bersih Dan
Sehat di Tatanan Sekolah

Kementrian Kesehatan RI. (2013)


Indikasi Waktu Mencuci Tangan
Edisi.2013. Jakarta : Kementrian
Kesehatan RI

Notoatmodjo, s. 2010. Metodologi


Penelitian Kesehatan. Jakarta :
PT.Rineka Cipta

Notoatmodjo, s. 2012. Pengetahuan


Dan Sikap Anak Usia Sekolah Dasar.
Jakarta : PT. Rineka Cipta

Nursalam, (2008). Konsep dan


Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu
Keperawatan.Jakarta : Salemba Medika

World Health Organization, (2011).


Kejadian Cacingan Pada Anak Usia
Sekolah.

Anda mungkin juga menyukai