Abstrak
Di negara berkembang seperti Indonesia, morbiditas (angka kesakitan) dan mortalitas (angka kematian)
akibat penyakit menular cukup tinggi dan prevalensinya terus meningkat. Hal ini banyak di pengaruhi
oleh faktor lingkungan dan perilaku hidup masyarakat. Terlebih lagi dengan sosial ekonomi yang rendah
sehingga kejadian kasus penyakit menular (virus) maupun tidak menular (bakteri) memerlukan
penanganan yang lebih serius dan profesional. Berdasarkan hasil survey PHBS yang dilaksanakan oleh
Dinas Kesehatan Lombok Timur, bahwa di Lombok Timur didapatkan hasil 8 Wilayah dalam kategori 4
yang termasuk kriteria PHBS kurang atau jelek, dari 8 wilayah tersebut Desa prian Kecamatan Jenggik
termasuk katgori 4 dengan kreteria PHBS kurang. Berdasarkan pada angka hasil survey PHBS tersebut
ternyata masih ada sebagian dari penduduk yang masuk kriteria tidak sehat sehingga dimungkinkan bisa
menjadi penyebab tingginya angka kejadian penyakit di wilayah Lombok Timur khususnya di Desa Prian
Kecamatan Montong Gading kabupaten Lombok Timur
Tujuan penelitian ini adalah untuk mencari pengaruh perilaku hidup bersih dan sehat terhadap
pengetahuan PHBS siswa di Pondok Pesantren Ulil Albaab Desa Prian Kecamatan Montong Gading
Kabupaten Lombok Timur. Jenis Penelitian ini merupakan penelitian pra eksperimen dengan desain one
group pre-post test designe. Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa di pondok pesantren Ulil Albaab
berjumlah 625 orang. Tehnik pengambilan sampel menggunakan simple random samling sehingga
jumlah sampel sebanyak 244 siswa. Instrumen pengumpulan data menggunakan kuesioner dan dianalisis
menggunakan uji Man-Withney
dan mencuci tangan. PHBS bidang pemeliharaan ancaman penularan penyakit karena tingkat
kesehatan, misalnya: memiliki jaminan kepadatan dan lingkungan yang kurang memadai
pemeliharaan kesehatan, memanfaatkan fasilitas sehingga penanaman Perilaku Hidup Bersih dan
kesehtaan seperti puskesmas atau saranan Sehat (PHBS) merupakan kebutuhan yang mutlak
kesehatan lainnya sebagai tempat untuk yang harus dilakukan karena penghuni pesantren
memeriksakan kesehatan. PHBS bidang gaya adalah kelompok beresiko terkena penyakit.
hidup sehat, misalnya: tidak merokok, Penilaian perilaku hidup bersih dan sehat
melaksanakan aktifitas fisik atau olahraga secara ini dilakukan dengan mengisi kuesioner yang
teratur, makan sayur dan buah-buahan yang mengungkap tindakan responden sehari-hari
cukup. PHBS bidang obat dan farmasi, misalnya: terkait PHBS. Dalam penelitian ini terdapat 21
memiliki tanaman obat keluarga (TOGA), tidak responden (30%) yang memiliki tindakan PHBS
menggunakan Narkotika Psikotropikan dan Zat dengan kategori baik, 26 responden (37,1%)
Akdiktif lainya (NAPZA), menggunakan obat dengan kategori cukup, dan 23 responden (32,9)
generik, minum oralit jika terjadi pengetahuan, dengan kategori kurang. Hal ini menunjukkan
dll. bahwa pada responden penelitian kesadaran untuk
METODE PENELITIAN melakukan perilaku hidup bersih dan sehat masih
Desain penelitian yang digunakan adalah rendah. Hal ini dapat disebabkan karena
Pra Eksperimen dengan menggunakan rancangan kurangnya promosi kesehatan yang dilakukan
“one group prepost test designe”. Populasi dalam puskesmas maupun unit layanan kesehatan
penelitian ini adalah siswa Pondok Pesantren Ulil lainnya. Minimnya program di pondok dalam
Albaab sebanyak 625 orang pada tahun 2014. mensosialisasikan Perilaku Hidup Bersih Dan
Sampel yang diteliti yaitu sebagian siswa-siswi Sehat ini juga menjadi penyebab rendahnya
Pondok Pesantren Ulil Albaab tahun 2014 dengan jumlah responden yang menerapkan perilaku
teknik pengambilan sampel dilakukan secara acak hidup bersih dan sehat dengan baik.
yaitu dengan menggunakan teknik purposif Hal ini senada dengan pernyataan
sampling. Analisa data dalam penelitian inidalah Ikhwanuddin (2011) dalam jurnal sosial dan
uji Man-Withney dengan analisis data politik yang judul penelitiannya Perilaku
menggunakan alat bantu piranti lunak SPSS versi Kesehatan Santri, yang menjelaskan bahwa
16.0. (Notoatmodjo S, 2005) Kebanyakan pondok pesantren di Indonesia
HASIL DAN PEMBAHASAN memiliki masalah yang begitu klasik yaitu tentang
Hasil Penelitian kesehatan santri dan masalah terhadap penyakit.
Jenis kelamin laki-laki berjumlah 34 Masalah kesehatan dan penyakit di pesantren
responden (48,6%) dan 26 responden lainnya sangat jarang mendapat perhatian dengan baik dari
(51,4%) berjenis kelamin perempuan. Usia kurang warga pesantren itu sendiri maupun masyarakat
dari 16 tahun berjumlah 23 responden (32,9%), dan juga pemerintah. Kesederhanaan dan
responden yang berusia 16-18 tahun berjumlah 47 kesahajaan serta kurangnya fasilitas dan sarana di
responden (67,1%), dan tidak ada responden yang pondok pesantren menjadi salah satu faktor yang
berusia diatas 18 tahun (0%). Perilaku responden mempengaruhi perilaku kesehatan santri di
sebagian besar masuk dalam kategori cukup pondok pesantren.
dengan jumlah 26 responden (37,11%). Jumlah Dari beberapa kriteria Perilaku Hidup
responden yang memiliki perilaku dengan Bersih Dan Sehat, menimbang berat badan adalah
kategori kurang berjumlah 23 responden (32,9%), salah satu kriteria yang hampir tidak dilakukan
dan yang memiliki perilaku baik berjumlah 21 oleh semua responden baik santri putra maupun
responden (30,0%) santri putri. Hal ini disebakan karena di
Pembahasan lingkungan pondok jarang terdapat program untuk
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat adalah mengukur berat badan dan tinggi badan secara
budaya hidup perorangan, keluarga dan rutin dikarenakan tidak adanya unit khusus yang
masyarakat yang berorientasi sehat, serta menangani kesehatan di Pondok Pesantren Ulil
bertujuan untuk meningkatkan, memelihara, dan Albaab Desa Prian Kabupaten Lombok Timur
melindungi kesehatannya baik fisik, mental baik putra maupun putri
maupun sosial. Khumayra dan Sulismo (2012) Kriteria yang hampir dilakukan oleh
menyatakan bahwa Pesantren dapat menjadi semua responden adalah kriteria yang berkaitan
dengan perilaku tidak merokok. Hanya didapatkan lengkap dan mendukung juga akan mendorong
beberapa responden santri putra yang pernah perilaku yang baik seperti yang ditujukkan santri
merokok. Hal ini dapat disebabkan karena putri. Pondok pesantren putri, berdasarkan hasil
pergaulan responden di luar lingkungan pondok observasi peneliti selama penelitian memiliki
yang sudah marak dengan perilaku merokok. fasilitas yang lebih baik seperti adanya bak
Kriteria lainnya menunjukkan sampah di setiap kelas, fasilitas kantin yang
kecenderungan yang sama. Kriteria yang yang menjual makanan sehat, keran, dan cukup dengan
berkaitan dengan kebiasaan mencuci tangan rumah pimpinan pondok. Berbeda dengan pondok
dengan air mengalir dan sabun menunjukkan putri, di pondok putra karena masih dalam proses
responden perempuan lebih banyak yang terbiasa pembangunan sehingga fasilitas yang dimiliki
melakukannya dibandingkan responden laki-laki. tidak sebaik pondok putri. Di pondok putra tidak
Kriteria yang berkaitan dengan kebiasaan jajan disediakannya bak sampah di tiap kelas sehingga
sehat di pondok pesantren juga menunjukkan santri putra masih membuang sampah tidak pada
responden perempuan lebih terbiasa tempatnya. Selain itu keran air yang terkadang
melakukannya. Hal ini juga ditunjukkan pada sering macet juga menghambat perilaku santri
kriteria yang berkaitan dengan kebiasaan putra untuk menerapkan PHBS dengan kriteria
penggunaan jamban yang bersih dan sehat dan mencuci tangan dengan air mengalir dan sabun.
kebiasaan memberantas jentik nyamuk. Hal ini Kesimpulan
dapat disebabkan karena responden laki-laki Sebagian besar responden memiliki kebiasaan
memiliki kebiasaan lebih malas dibandingkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) dengan
responden perempuan. kriteria cukup.
Hasil ini serupa dengan hasil penelitian
Khumayra dan Sulisno (2012) yang menunjukkan
Penelitian yang dilakukan pada dua kelompok DAFTAR PUSTAKA
santriputra dan santri putri menunjukkan lebih
__________,(2003). Sikap Manusia, Teori dan
baik sikap PHBS pada putri lebih baik
Pengukurannya. Pustaka Pelajar :
dikarenakan bahwasannya putri cenderung
Yogyakarta.
memakai rasa dalam menilai sebuah objek
Arikunto, Suharsimi (2002). Prosedur Penelitian
sehingga yang muncul adalah rasa senang dan
suatu Pendekatan Praktik. Rineka Cipta :
tidak senang untuk menunjukkan arah negatif dan
Jakarta.
positif.
________________,(2006). Prosedur Penelitian
Responden laki-laki menunjukkan perilaku
Kesehatan. Rineka Cipta : Jakarta.
yang baik pada kriteria yang berkaitan dengan
Aziz, A. (2005). Riset Keperawatan dan Teknik
kebiasan berolahraga yang teratur. Hal ini
Penulisan Ilmiah. Salemba Medika :
disebabkan karena di Pondok Pesantren Ulil
Jakarta.
Albaab Desa Prian Kabupaten Lombok Timur ada
Chaniago, A. (2002). Kamus Lengkap Bahasa
program rutin olahraga di setiap sorenya.
Indonesia. CV. Pustaka Setia : Bandung.
Kecenderungan individu dalam
Depkes RI,(2007). Survey Demografi dan
mempersepsikan sebuah objek mengikuti atau
Kesehatan Indonesia. Jakarta.
berusaha untuk sama dengan teman sebaya.
_________,(2008). Buku Pedoman Pelaksanaan
Pondok pesantren merupakan sebuah komunitas
Program P2 Pengetahuan. Ditjen PPM
yang mana terdiri dari kumpulan individu yang
dan PL : Jakarta.
memiliki karakteristik umur yang hampir sama.
_________,(2010). Panduan Perilaku Hidup Bersih
Hasil penelitian pun menunjukkan bahwa dari
Dan Sehat Di Rumah Tangga. Pusat
kelompok putri lebih banyak pada kriteria baik
Promosi Kesehatan : Jakarta.
dan pada kelompok putra lebih banyak pada
_________,(2010). Buku Saku Petugas Kesehatan
kriteria cukup pada perilaku Hidup Bersih dan
Lintas Pengetahuan. Ditjen PPM dan PL :
Sehat.
Jakarta.
Selain itu, program intervensi dari pondok
Dinkes Kota Bima, (2011) . Profil PHBS
pesantren juga penting untuk penerapan Perilaku
http://www.Dinkeskotabima.co.id. Diakses
Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). Fasilitas yang
tanggal 03 Februari 2012 . jam 16.35 Wita.
4