Anda di halaman 1dari 5

ANALISIS FAKTOR SOSIAL BUDAYA YANG

MEMPENGARUHI KESEHATAN IBU DAN ANAK DI


KECAMATAN RONGGA, KABUPATEN BANDUNG BARAT

Salsabila
Program Studi Pendidikan Bidan Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga
Surabaya
Alamat korespondensi: Jln. Tulip IV no 15 rt 01 rw 04, Rancaekek Bandung
Email: Salsabila-2020@fk.unair.ac.id

PENDAHULUAN

Angka kematian maternal pada ibu di Jawa Barat berkisar antara 23,4/100.000
kelahiran hidup – 131,4/100.000 kelahiran hidup. Kabupaten Bandung termasuk ke
dalam 10 kabupaten/kota di Jawa Barat yang menempati angka kematian ibu di
bawah rata-rata.(Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat, 2017). Dan berdasarkan data
Dinas Kesehatan Kabupaten Bandung Barat, pada 2016 AKI berjumlah 40 kasus,
sedangkan AKB berjumlah 116 kasus, padahal seluruh desa telah berhasil memenuhi
kualifikasi menjadi desa siaga (terdapat beberapa tim untuk membantu meningkatkan
derajat kesehatan masyarakat. Keberhasilan pencegahan kematian neonatal tidak
hanya tergantung pada kualitas penyelenggaraan pelayanan kesehatan (sisi
penawaran), tetapi juga sangat tergantung pada partisipasi dan kemampuan keluarga
dan masyarakat (sisi permintaan) baik dalam pengambilan keputusan maupun
perawatan ibu selama kehamilan dan pasca persalinan termasuk perawatan neonatal.
(perempuan jurnal, 2019)

Upaya penurunan AKI dilakukan dengan berfokus pada kemudahan akses


terhadap pelayanan dan fasilitas kesehatan yang berkualitas. Selama ini intervensi
dilakukan tanpa mempertimbangkan faktor sosial budaya. Hal ini bukan hanya terkait
tradisi yang ada di masyarakat tetapi juga terkait persepsi masyarakat dalam
memposisikan perempuan. (perempuan jurnal, 2019)
Praktik budaya terkait kesehatan sering diklaim oleh orang-orang
berpengetahuan “modern” sebagai salah satu penyebab buruknya status kesehatan
masyarakat setempat. Sebagai contoh, dalam budaya Sei, bayi yang baru lahir
ditempatkan di dalam rumah yang di bawahnya diberi pengasapan telah
menyebabkan tingginya angka kesakitan gangguan pernapasan pada bayi baru lahir.
Beberapa kelompok masyarakat di Jawa masih mempunyai kebiasaan memberi
makanan pisang yang dilumat dengan nasi untuk diberikan kepada bayi usia dini
(kurang 4 bulan) sehingga bayi mempunyai risiko terganggu saluran pencernaannya.
(Angkasawati dan Handayani, 2013)

Permasalahan kematian ibu dan anak merupakan masalah yang tidak bisa
dipisahkan dengan kebudayaan atau perilaku masyarakat itu sendiri. Kondisi
kesehatan dari suatu masyarakat, khususnya yang terkait kasus kematian ibu dan anak
tidak bisa dilihat hanya dari segi pelayanan dan fasilitas kesehatan, melainkan unsur
budaya yang mempengaruhi tingkah laku dan cara pandang masyarakat yang masih
memerlukan pengkajian lebih mendalam.

Gambaran tersebut dapat dimanfaatkan oleh para petugas kesehatan untuk


mengetahui, mempelajari, dan memahami semua hal yang berlaku di masyarakat.
Berdasarkan budaya yang sudah terpantau tersebut, program kesehatan dapat
dirancang untuk meningkatkan status kesehatan ibu dan anak sesuai dengan
permasalahan lokal secara spesifik. Dalam proses ini pendekatan budaya merupakan
salah satu cara penting dan tidak bisa diabaikan.

Untuk membuktikan pentingnya mempertimbangkan faktor sosial budaya


dalam membuat kebijakan, maka dilakukanlah kajian tentang persepsi masyarakat
terhadap kehamilan, kelahiran, dan kematian khususnya yang berkaitan dengan bayi
dan anak. Berdasarkan hasil survey literatur di atas maka peneliti tertarik melakukan
sebuah penelitian mengenai “Analisis faktor sosial budaya yang mempengaruhi
kesehatan ibu dan anak di kecamatan Rongga, Kabupaten Bandung barat”.
METODE

Jenis penelitian yang digunakan adalah etnografi cepat atau rapid


ethnographic assessment procedur (REAP) dengan pendekatan kualitatif.
pendekatan kualitatif yang menjelaskan tentang pola budaya atau perilaku
individu-individu dalam latar sosial dan kelompok tertentu. Jenis penelitian ini
digunakan untuk, pertama, menghindari waktu yang terlalu lama yang biasanya
dilakukan berbulan-bulan bahkan terbilang tahun dan agar sesuai dengan
singkatnya durasi yang dibutuhkan (Taplin, 2002). Kedua, mempertahankan data
kualitatif sebagai data primer (Ferraro, 2010). Ketiga, menghindari terlalu
dangkalnya kesimpulan jika menggunakan pertanyaan tertutup yang mudah
dikuantifikasi. Namun demikian metode REAP ini tetap menggunakan kaidah
dalam kajian etnografi, sehingga tidak terjebak pada kajian asal kualitatif yang
hanya mengumpulkan cerita tanpa makna.

Tipe sampling di penelitian ini adalah teknik snowball atau chain referral
sampling: Pengambilan sampel yang dilakukan secara berantai dari suatu
partisipan kepada partisipan lainnya. Merupakan variasi dari sampel purposive.
Calon partisipan berikutnya dipilih berdasarkan informasi, ditunjuk, atau
diusulkan oleh partisipan sebelumnya yang telah diwawancarai. Bisa dipakai
untuk mempelajari isu-isu sensitive dan sangat personal (rahasia). Teknik ini
disebut jug teknik pengumpulan data melalui informan terpilih dengan cara
menanyakan kepada informan pihak yang dapat diwawancara berikutnya yang
mengenal adat istiadat masyarakat setempat.

Partisipan dalam penelitian ini, sebagai awal FGD ditetapkan tiga


kelompok masyarakat yaitu : tokoh masyarakat/RT/RW/tokoh agama/pemuda,
ibu-ibu atau perempuan yang sudah menikah dan pernah hamil, dan kader-kader
kesehatan.

Dalam penelitian kualitatif tidak ada kriteria formal untuk menentukan


besar sampel atau jumlah partisipan. Ukuran/ besar sampel pada umumnya tidak
ditentukan pada tahap usulan penelitian. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan
Rongga, Kabupaten Bandung Barat pada bulan Juli sampai September 2021.

Tabel 1 Definisi operasional variabel penelitian

Variabel Definisi Operasional Cara Pengukuran


Penelitian
Sistem religi Mayoritas agama yang dipeluk oleh Wawancara dan
masyarakat, serta keberadaan tokoh/pemuka FGD
agama yang memberikan pengaruh kuat
dalam kehidupan masyarakat
Sistem Peranan keluarga yang sangat besar dalam Wawancara dan
kekerabatan mempengaruhi fase kehamilan sampai FGD
persalinan, termasuk dalam pengambilan
keputusan
Sistem Suatu konsep masyarakat dalam Wawancara dan
pengetahuan mendefinisikan sehat dan sakit FGD
Mata Cara yang dilakukan oleh masyarakat Wawancara dan
pencaharian sebagai kegiatan sehari-hari sebagai usaha FGD
pemenuhan kehidupan, dan menjadi pokok
penghidupan baginya.
Data yang akan dikumpulkan dalam bentuk data primer. Data primer
diperoleh berdasarkan hasil wawancara mendalam (indepth interview) dan
FGD (focus group discussion). Dalam pelaksanaan peneliti akan
menggunakan wawancara semi-terstruktur dengan fokus pada area topik yang
akan dikover dan diikuti daftar pertanyaan. FGD (focus group discussion)
digunakan peneliti untuk menggali data atau informasi dari responden yang
beranggotakan atau berjumlah sekitar 5-10 orang yang memiliki fungsi
jabatan organisasi yang sama di dalam kemasyarakatan atau karakteristik yang
sama dan bersifat homogen meliputi tokoh masyarakat/RT/RW/tokoh
agama/pemuda; ibi-ibu atau perempuan yang sudah menikah dan pernah
hamil; kader-kader kesehatan. Pengolahan data dilakukan dengan editing,
coding, entry, cleaning, dan tabulating data

Anda mungkin juga menyukai