,JANUARI 2022:HAL
ABSTRAK
Kesehatan ibu dan anak sebagai indikator kunci kesejahteraan masyarakat diukur dengan Angka
Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB). Permasalahan kematian ibu dan anak merupakan
masalah yang tidak bisa dipisahkan dengan kebudayaan atau perilaku masyarakat itu sendiri. Sistem
sosial dan budaya di masyarakat merupakan sebuah pertimbangan penting dalam pelayanan kesehatan
yang bisa dimanfaatkan lebih optimal. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui faktor budaya apa saja
yang memengaruhi kesehatan ibu dan anak.
Penelitian ini adalah etnografi cepat atau rapid ethnographic assessment procedur (REAP)
dengan pendekatan kualitatif. Tekhnik pengambilan sample menggunakan snowball atau chain referral
sampling. Dilakukan secara berantai dari suatu partisipan kepada partisipan lainnya. Merupakan variasi
dari sampel purposive. Jumlah responden sebanyak 8 orang yang sesuai dengan kriteria inklusi. Data
yang ditunjukkan merupakan hasil wawancara mendalam (Indepth Interview) dan FGD (Focus Group
Discussion).
Penelitian ini menghasilkan temuan tentang : (1) Kiyai menjadi panutan masyarakat dalam
menyikapi persoalan hidup mulai dari pilihan politik hingga pilihan akses kesehatan. (2) Perempuan tidak
memiliki kuasa yang cukup penuh atau memberdayakan dirinya untuk memilih layanan kesehatan,
terlebih dalam kondisi hamil dan melahirkan. (3) Unsur kepercayaan warisan turun temurun turut
membentuk sistem pengetahuan masyarakat Cibitung. (4) Sistem mata pencaharian buruh tani sebagai
sumber utama ekonomi di Cibitung.
Kata kunci : sosial budaya, etnografi, sistem religi, sistem kekerabatan, sistem pengetahuan, sistem mata
pencaharian
ABSTRACT
Maternal and child health as a key indicator of community welfare is measured by Maternal
Mortality Rate (MMR) and Infant Mortality Rate (IMR). The problem of maternal and child mortality is a
problem that cannot be separated from the culture or behavior of the community itself. The social and
cultural system in the community is an important consideration in health services that can be utilized
more optimally. The purpose of this study was to determine what cultural factors affect the health of
mothers and children.
This research is a rapid ethnographic assessment procedure (REAP) with a qualitative approach.
Sampling technique using snowball or chain referral sampling. It is carried out sequentially from one
participant to another. Is a variation of the purposive sample. The number of respondents as many as 8
people who fit the inclusion criteria. The data shown is the result of indepth interviews and FGDs (Focus
Group Discussion).
This study resulted in findings about: (1) Kyai become community role models in responding to
life's problems ranging from political choices to choices of access to health. (2) Women do not have
sufficient full power or empower themselves to choose health services, especially during pregnancy and
OKSITOSIN, KEBIDANAN, VOL. ...., NO. ....,JANUARI 2022:HAL
childbirth. (3) The element of belief inherited from generation to generation also forms the knowledge
system of the Cibitung community. (4) The livelihood system of farm laborers as the main source of the
economy in Cibitung.
Hanya saja kita itu kadang berbenturan dilihat dari beberapa jawaban yang
dengan yang namanya paraji nya kan dilontarkan oleh beberapa informan
“ai di kampong mah, paraji kan aya
sebagai berikut :
keneh dugi ka ayeuna”.
(Bahasa sunda : hanya saja kita itu “ah neng di urang mah urusan eta sami
kadang berbenturan dengan yang wae pami saling bantos na mah teu
namanya paraji ya kan. Kalau di hariwang. Dina aya nu ngalahirkeun
kampung mah di sini kan masih ada oge wargi didieu mah balageur pisan”
sampai sekarang”) (Bahasa sunda : “ ah neng di kita mah
urusan itu sama aja kalau saling bantu
nya mah gak khawatir. Kalau ada yang
OKSITOSIN, KEBIDANAN, VOL. ...., NO. ....,JANUARI 2022:HAL
melahirkan juga warga di sini mah pada bermitra dengan keamanan seperti
baik sekali”) polsek sama koramil untuk menertibkan
mak mak paraji meh teu jadi lalakonna.
Dalam hal ini warisan turun (Bahasa sunda : “ tapi tetep paraji
masih ada, ada yang bermitra baik, ada
temurun atau kepercayaan yang berupa
juga yang sembunyi-sembunyi. Padahal
pengalaman orang tua dan mertua kita sudah bermitra dengan keamanan
dianggap dapat memengaruhi kegiatan seperti polsek sama koramil untuk
menertibkan mak mak paraji supaya
persalinan oleh paraji. Sampai saat ini
tidak jadi dalangnya/pemimpinnya.”)
keberadaan paraji masih ada. Ada yang
bermitra dengan baik, ada juga yang Dahulu di cibitung bidan itu hanya
masih kekeuh dan keberadaan serta menangani sisa-sisa dari yang telah
praktiknya bersifat sembunyi-sembunyi. dilakukan oleh paraji. Dalam satu kasus
Padahal di cibitung, masyarakat sudah yang memerlukan rujukan ke rumah
bekerja sama dengan pihak keamanan sakit oleh bidan, menjadikan
seperti polsek dan koramil untuk masyarakat lebih memilih persalinan di
menertibkan paraji tersebut. Hal ini paraji yang tidak pernah melakukan
dilihat dari beberapa jawaban yang rujukan ke rumah sakit. Yang mendasari
dilontarkan oleh beberapa informan hal ini yaitu, jika bidan merujuk
sebagai berikut : persalinan ke rumah sakit, menurut
“ tingkat pendidikan kita itu mah sangat masyarakat itu artinya bahwa bidan
berpengaruh nya, kacontoan kieu
dianggap tidak mampu dalam
ayeuna mah duduluran, mereunan si
paraji eta pan wargina nu bade menangani persalinan.
ngalahirkeun kekeuh, terus dari awal “Bahkan biasana bidan itu menangani
“da mamah ge baheula ku si euma eta sisa sisa dari paraji, mun geus parah
masih lahiranna, da teu nanaon aman”. kakara, kadang aya anu ceuk bidan
(Bahasa sunda : “ tingkat pendidikan kudu dirujuk da moal bisa ditangani ku
kita itu mah sangat berpengaruh ya. urang, pindah ka paraji
Contohnya persaudaraan, mungkin si ngalahirkeunna, akhirna kan masyrakat
paraji kan saudaranya yang akan wah gening ku paraji teu kudu dirujuk
melahirkan, dan kekeuh terus dari awal kitu kan, leuwih bisa paraji”.
kalau “mamah juga dulu lahirnya sama (Bahasa sunda : “ bahkan biasanya
si mak paraji, tidak apa-apa aman” bidan itu menangani sisa-sisa dari
paraji, kalau sudah parah baru
“Tapi tetep paraji masih ada, ada yang (dialihkan ke bidan). Kadang ada yang
bermitra baik, aya oge anu kata bidan harus dirujuk karena tidak
susulumputan. Padahal kita sudah bisa ditangani oleh bidan, masyarakat
OKSITOSIN, KEBIDANAN, VOL. ...., NO. ....,JANUARI 2022:HAL
Mubasyiroh, 2019)
Pernikahan dini menjadi pilihan
Sistem pengetahuan : rata-rata
bagi orang tua terhadap anaknya.
masyarakat cibitung menempuh
Menurut masyarakat di cibitung tidak
pendidikan terakhir sampai kelas 1
terdapat kasus seks bebas yang
SMP. Faktor utamanya adalah ekonomi
dilakukan oleh remaja. Hal yang
dan mindset masyarakat bahwa
mendasarinya yaitu pandangan orang
pendidikan tak ada apa-apanya jika
tua bahwa “lebih baik dinikahkan
hanya tinggal di kampung saja. Tapi
segera daripada hamil di luar
saat ini sudah mulai bermunculan
pernikahan”. Menurut warga, bahwa
sekolah SMP dan SMA. Ketika sudah
hamil di luar pernikahan membuat malu
lulus SMP, biasanya masyarakat di desa
orang tua.
cibitung melakukan pernikahan, atau
“Jadi didie mah kolotna kumaha
biasa disebut pernikahan dini. carana meh teu seks bebas jadi buru-
buru dikawinkeun solusina. Masyarakat
OKSITOSIN, KEBIDANAN, VOL. ...., NO. ....,JANUARI 2022:HAL
KB insyaallah sudah baik di kita 2-3 “Beas jeung gula bereum untuk
anak”. penghasilan tambahan rata rata
(Bahasa sunda : “Alhamdulillah KB diperjual belikan ke pengepul nu orang
sudah mulai berjalan jadi ya bukan jauh”.
nutup rejeki jadi KB insyaallah sudah (Bahasa sunda : “Beras dan gula merah
baik di kita 2-3 anak”) untuk penghasilan tambahan rata rata
diperjual belikan ke pengepul yang
“Kadang ayeuna mah awal nikah kan orang jauh”)
nunda dulu. Terakhir sekitar tahun 2005
nu masih boga budak ngaberebet” “Dulu mah cibitung teh basis TKW
(Bahasa sunda : “Kadang sekarang mangkana banyak rumah rumah besar
mah awal nikah kan nunda dulu. tuh punya arab.
Terakhir sekitar tahun 2005 yang masih (Bahasa sunda : “ dulu mah cibitung
punya anak berturut-turut banyak”) teh basis TKW mangkanya banyak
“Desa cibitung dan sukamanah nu rumah-rumah besar tuh punya arab.
paling parah boga budak na teh 10”.
(Bahasa sunda : “Desa cibitung dan
sukamanah yang paling parah punya SIMPULAN DAN SARAN
anaknya sampai 10.”)
Kesimpulan
Berdasarkan seluruh hasil
Sistem mata pencaharian :
tahapan penelitian yang telah dilakukan
Desa Cibitung memiliki mata
dalam mengkaji faktor sosial budaya
pencaharian sebagai buruh tani yang
yang memengaruhi kesehatan ibu dan
menggarap ladang sawah milik warga
anak di kecamatan rongga kabupaten
sekitar. Komoditas unggulannya adalah
bandung barat dapat disimpulkan
selain beras yaitu gula aren (kawung).
sebagai berikut:
Dahulu, Desa Cibitung merupakan desa
Kyai menjadi panutan
pemasok TKW & TKI ke Saudi Arabia.
masyarakat dalam menyikapi persoalan
hidup mulai dari pilihan politik hingga
“Di kita mah orang sini jadi buruh tani,
ai petani na mah bos bos na we biasa pilihan akses kesehatan..
ngan angger orang dieu keneh”. Keputusan dalam menentukan
(Bahasa sunda : “Di kita mah orang
layanan kesehatan atau perawatan untuk
sini jadi buruh tani, kalau petani nya
mah bos bos nya aja biasa Cuma tetap ibu hamil dan melahirkan (contoh:
masih orang sini.”) melahirkan di dukun/paraji) dilakukan
oleh ibu kandung atau ibu mertua, yang
menjadikan perempuan tidak berdaya.
OKSITOSIN, KEBIDANAN, VOL. ...., NO. ....,JANUARI 2022:HAL