BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan
masyarakat (UKBM) yang dikelola dan diselenggarakan dari, oleh, untuk dan
Posyandu secara teratur sangat penting, manfaat yang didapat ibu apabila aktif
2
umur dan jenis kelamin), Faktor pemungkin (sikap dan perilaku kesehatan
orang lain, teman dekat, orang tua, pemerintah, pekerja kesehatan dan
memenuhi target nasional ditentukan yaitu 70%. Dimana pada tahun 2008,
balita yang ditimbang dibanding jumlah total balita (D/S) berjumlah 47,9%,
tahun 2009 nilai D/S adalah 33,8%, pada tahun 2010 nilai D/S adalah 51,2%,
dan pada 2011 nilai D/S adalah 46,7%. Cakupan tersebut masih jauh dari
Pesawaran, 2011).
posyandu masih kurang hal ini disebabkan karena masih kurangnya kesadaran
3
ibu atas manfaat yang didapat dari membawa anak balita ke posyandu.
target yang ditentukan, yaitu 70%, dimana pada tahun 2009 nilai D/S 52,2%,
tahun 2010 nilai D/S 55,7% dan pada pertengahan tahun 2011 bila D/S baru
mencapai 50,2%.
B. Rumusan Masalah
2012?”
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
2012
4
2. Tujuan Khusus
Posyandu
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Masyarakat
E. Ruang Lingkup
adalah semua ibu yang memiliki anak balita (1-5 tahun) di Desa Banding
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Perilaku
1. Konsep Perilaku
2007). Oleh sebab itu perilaku mempunyai batasan yang luas meliputi:
merupakan perilaku.
2. Determinan Perilaku
a. Perubahan Alamiah
b. Perubahan terencana
oleh subjek
faktor, yaitu: 1) Faktor Predisposing yang merupakan faktor internal yang ada
tradisi, nilai dan pendidikan; 2) Faktor enabling yang merupakan faktor yang
petugas kesehatan atau petugas lain yang merupakan referensi dari perilaku
masyarakat.
a. Pengetahuan
memperoleh pemahamannya.
b. Sikap
Sikap sering diperoleh dari pengalaman sendiri atau dari orang lain
c. Kepercayaan
a. Dukungan Keluarga
a) Dukungan informasional
informasi.
b) Dukungan penilaian
c) Dukungan instrumental
kelelahan.
d) Dukungan emosional
b. Peran Kader
1) Pengertian Peran
2005).
posyandu yang telah ada dan telah berjalan selama ini mampu lebih
jenis pelayanan.
14
Depkes RI (2006) ada dua tugas dan tanggung jawab kader yaitu:
makanan tambahan.
berkunjung ke Posyandu.
lanjut
menular.
organisasi keagamaan.
setempat, dan tentu saja dalam batas biaya yang masih dapat
hendaknya harus cukup dan sesuai dengan tugas dan fungsi yang
misalnya puskesmas, rumah sakit, polindes, dokter atau bidan swasta, dan
kesehatan.
C. Posyandu
1. Pengertian Posyandu
mempercepat penurunan angka kematian ibu dan bayi (Depkes RI, 2006).
kesehatan, adalah: “forum yang menjembatani ahli teknologi dan ahli kelola
(Fitri, 2008).
terutama untuk ibu hamil dan anak balita. Keaktifan ibu pada setiap kegiatan
posyandu tentu akan berpengaruh pada keadaan status gizi anak balitanya.
gizi masyarakat terutama anak balita dan ibu hamil. Agar tercapai itu semua
maka ibu yang memiliki anak balita hendaknya aktif dalam kegiatan
2. Perkembangan Posyandu
posyandu tidak ada keterpaduan baik lintas program maupun lintas sektoral
muncul pertama kali dari dir.Jen Binkesmas dan pada saat itu lebih dikenal
dengan gagasan bapak Dr. Soyono Yahya, MPH yang disebut dengan
posyandu (http://www.menkokesra.go.id).
untuk itu pada tahun 1985 dikelurkan instruksi bersama antara Mendagri,
mencapai 45%, ini artinya masih 55% di strata pratama dan madya (Profil
3. Dasar Pelaksanaan
dan BKKBN.
paripurna.
21
b. Membudayakan NKKBS.
5. Penyelenggaraan Posyandu
dapat dilaksanakan dipos pelayanan yang sudah ada, rumah penduduk, balai
Meja I : Pendaftaran.
Meja II : Penimbangan
5. Sasaran Posyandu :
a. Bayi/Balita.
3) PMT
4) lmunisasi.
23
materi dasar dari KMS balita dan ibu hamil. Keberhasilan Posyandu
Dana.
gotong royong dengan kegiatan jimpitan beras dan hasil potensi desa
6. Kunjungan Balita
paling baik adalah teratur setiap bulan atau 12 kali pertahun. Untuk ini
frekuensi penimbangan sudah 8 kali atau lebih dalam kurun waktu satu
(dari dalam diri manusia) maupun faktor eksternal (di luar diri manusia)
sedangkan faktor internal terdiri faktor fisik dan psikis, sedangkan faktor
eksternal terdiri dari berbagai faktor, antara lain sosial, budaya masyarakat,
2007).
kader dibagi dalam 3 faktor yaitu faktor predisposisi, faktor pendukung, dan
1. Faktor Internal
Yang dimaksud dengan faktor internal adalah faktor-faktor dari dalam diri
a. Pendidikan
25
dan negara (UU Sisdiknas no 20 tahun 2003). Hal ini selaras juga
Hal ini senada juga seperti yang disampaikan oleh Suwarno (1992)
b. Pekerjaan
c. Sikap
1) Faktor Internal
2) Faktor Eksternal
d. Motivasi
own” lebih jauh Harsono (2002). Hal ini yang menjadi salah satu
4. Faktor Eksternal
a. Sosial Budaya
d. Pengaruh Keluarga
e. Kebijakan Pemerintah
sasaran posyandu itu sendiri, hal ini telah di lakukan dengan berupa
E. Penelitian Terkait
F. Kerangka Teori
Faktor predisposing:
- Pengetahuan
- Sikap Genetik
Secara langsung - Kepercayaan
Komunikasi
dengan - Nilai
Masyarakat, klien - Persepsi
Faktor Reinforcing:
Secara tidak - Sikap dan prilaku
Komponen Lansung kesehatan orang
program komunikasi lain, teman dekat, Prilaku Individu,
promosi Melalui staf orang tua, kelompok atau
kesehatan pelatihan, komunitas
supervise,
pemerintah
konsultasi. pekerja kesehatan
Umpan balik dan sebagainya.
Faktor Enabling:
- Faktor kemampuan
sumber daya
kesehatan
- Aksesibilitas Faktor lingkungan :
- Peraturan dan - Fisik
Kebijakan Pelatihan; hukum - Sosial
peraturan Organisasi - Keahlian - Ekonomi
organisasi
Kemasyarakatan, - peralatan
Pedoman,
alokasi sumber
G. Kerangka Konsep
antara konsep-konsep yang ingin diamati atau diukur melalui penelitian yang
33
akan dilakukan. Pada penelitian ini peneliti ingin mengukur hubungan antara
variabel independen dan variabel dependen yang terlihat pada gambar berikut:
Gambar 3.1
Kerangka Konsep
Dukungan keluarga
H. Hipotesis
1. Ada hubungan keaktifan kader dengan perilaku ibu membawa anak balita
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah survei analitik yaitu penelitian yang mencoba
(Notoatmodjo, 2007).
Penelitian dilakukan pada bulan Maret Tahun 2012 di Desa Banding Agung
C. Rancangan Penelitian
kader dan dukungan keluarga dengan perilaku ibu membawa anak balita ke
satu kali dan tidak ada perlakuan terhadap responden (Hastono, 2001).
D. Variabel Penelitian
1. Variabel Dependen
membawa balita.
35
2. Variabel Independen
34
Variabel independent/bebas pada penelitian ini adalah keaktifan kader, dan
dukungan keluarga
1. Batasan Populasi
Populasi penelitian adalah ibu yang memiliki anak balita (usia 1-5 tahun)
2. Besar Sampel
yang dapat dimasukkan dan layak diteliti (Aziz, 2003). Menurut Arikunto
(2006) apabila subjeknya kurang dari 100, lebih baik diambil semuanya
dapat diambil 10-15 % atau 20-25% atau lebih. Karena dalam penelitian
Kriteria sampel:
F. Definisi Operasional
Untuk lebih memahami dan menyamakan pengertian maka pada penelitian ini
G. Pengumpulan Data
1. Uji validitas
valid jika instrumen itu benar-benar dapat dijadikan alat untuk mengukur
korelasi product moment. Instrumen dikatakan valid jika nilai r hitung > r
tabel.
Hasil uji validitas untuk kuesioner keaktifan kader didapat r hitung 0,487
s.d 0,940 dan kuesioner dukungan keluarga didapat r hitung 0,417 s.d
2. Uji reliabilitas
Pengukuran reliabilitas dilakukan dengan cara one shot atau diukur sekali
dahulu. Jadi jika sebuah pertanyaan tidak valid, maka pertanyaan tersebut
Uji reabilitas kuesioner keaktifan kader didapatkan nilai r hitung 0,914 dan
dukungan keluarga r hitung 0,911 lebih besar dari nilai r tabel (0,361)
H. Pengolahan Data
38
1. Editing
jawabannya konsisten.
2. Coding
3. Proccessing
4. Cleaning
I. Analisa Data
1. Analisa Univariat
39
2. Analisis Bivariat
Uji statistik yang digunakan adalah uji Chi Square diolah dengan
(OR) digunakan untuk jenis penelitian cross sectional dan case control.
tidak terekspose.
40
BAB IV
1. Geografi
Punduh Pedada
Pedada
Pedada
Pedada
2. Demografi
Jumlah penduduk di Desa Banding Agung adalah sebanyak 888 jiwa yang
B. Hasil Penelitian
1. Karakteristik Responden
a. Umur Ibu
Tabel 4.1
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Umur Ibu
di Desa Banding Agung Kecamatan Punduh Pedada Tahun 2012
adalah 26,01 tahun dengan nilai tengah 25,5 tahun, usia termuda
tahun.
b. Pendidikan
Tabel 4.2
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pendidikan
di Desa Banding Agung Kecamatan Punduh Pedada Tahun 2012
c. Pekerjaan
Tabel 4.3
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pekerjaan
di Desa Banding Agung Kecamatan Punduh Pedada Tahun 2012
2. Analisa Univariat
a. Keaktifan Kader
Tabel 4.4
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Keaktifan Kader
di Desa Banding Agung Kecamatan Punduh Pedada Tahun 2012
b. Dukungan Keluarga
Tabel 4.5
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Dukungan Keluarga
di Desa Banding Agung Kecamatan Punduh Pedada Tahun 2012
Tabel 4.6
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan
Perilaku Ibu Membawa Balita ke Posyandu
di Desa Banding Agung Kecamatan Punduh Pedada Tahun 2012
(60,3%).
3. Analisis Bivariat
antara dua variabel, maka analisis dilanjutkan pada tingkat bivariat. Untuk
digunakan adalah uji Chi Square karena kedua variabel merupakan data
Tabel 4.7
Hubungan Keaktifan Kader dengan Perilaku Ibu ke Posyandu
di Desa Banding Agung Kecamatan Punduh Pedada Tahun 2012
Perilaku Ibu
Keaktifan
Tidak Aktif Aktif Total P Value OR
Kader
n % n %
Tidak Aktif 2 100 0 0 2 0,016 3,732
Kurang Aktif 31 72.1 12 27.9 43 (1,435-
Aktif 14 42.4 19 57.6 33 9,705)
Total 47 60.3 31 39.7 78
Hasil uji chi square didapatkan nilai p value 0,016, artinya lebih kecil
dibandingkan dengan nilai alpha (0,016 < 0,05). Dengan demikian dapat
terdapat hubungan yang signifikan antara keaktifan kader dengan perilaku ibu
antara kategori tidak aktif dan aktif dengan perilaku tidak aktif dan aktif. Hasil
Odd Ratio (OR) diperoleh nilai 3,732 (CI 95% 1,435-9,705) artinya responden
dengan kader aktif berpeluang untuk aktif dalam kegiatan posyandu sebesar
Tabel 4.8
Hubungan Keaktifan Kader dengan Perilaku Ibu ke Posyandu
di Desa Banding Agung Kecamatan Punduh Pedada Tahun 2012
Perilaku Ibu
Dukungan Keluarga Tidak Aktif Aktif Total P Value OR
n % n %
Kurang Mendukung 23 85.2 4 14.8 27 0,004 6,469
Mendukung 22 45.8 26 54.2 48 (1,957-
Sangat Mendukung 2 66.7 1 33.3 3 21,385)
Total 47 60.3 31 39.7 78
Hasil uji chi square didapatkan nilai p value 0,004, artinya lebih kecil
dibandingkan dengan nilai alpha (0,004 < 0,05). Dengan demikian dapat
aktif dan aktif. Hasil Odd Ratio (OR) diperoleh nilai 6,469 (CI 95% 1,957-
tidak mendukung.
C. Pembahasan
1. Keaktifan Kader
sebanyak 59,3%.
hal ini dikarenakan oleh beberapa faktor yaitu diantaranya tidak adanya
Insentif kader adalah upah atau gaji yang diberikan kepada kader. Insentif
2001).
2. Dukungan Keluarga
pada ibu balita, suami akan mencari informasi tentang posyandu, baik
mengingatkan atau memberikan saran pada ibu balita untuk selalu rutin
terhadap ibu balita, baik secara moral maupun material, dimana dukungan
kegiatan posyandu seperti hasil diskusi dengan tenaga kesehatan dan lain-
lain.
tersebut.
(60,3%).
karena rumah ibu balita tersebut jauhdengan posyandu sehingga ibu balita
memahami tugas dan fungsinya guna lebih melancarkan tugas yang ada di
sistem lima meja, hal ini bisa berjalan apabila mendapat dukungan dari
Hasil uji chi square didapatkan nilai p value 0,016, ada hubungan
yang signifikan antara keaktifan kader dengan perilaku ibu membawa anak
ke Posyandu.
bahwa signifikan p = 0,067 lebih kecil dari α = 0,10 yang berarti ada
perilaku dapat dibedakan menjadi dua yaitu; faktor internal dan eksternal
seseorang. Kedua faktor itu dapat terpadu menjadi perilaku yang selaras
kegiatan. Selain dari pada itu faktor pengetahuan, sikap dan motivasi juga
dalam suatu tipe hubungan interaksi khusus. Dua dimensi peran adalah:
Dalam pengunaan ini status hanya menunjuk pada posisi seseorang dalam
2009).
yang diembankan kepadanya. Kegiatan ini akan berjalan dengan baik jika
hendaknya harus cukup dan sesuai dengan tugas dan fungsi yang harus
53
dilaksanakan serta ada tersedianya waktu, tempat yang tepat, sesuai dan
hari saat akan dilakukan kegiatan posyandu, bentuk dari upaya kader
menyatakan bahwa peran kader aktif namun ibu tidak aktif membawa
balita ke Posyandu, hal ini dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor lain
yang tidak diteliti dalam penelitian ini antara lain pengetahuan, seperti
diketahui bahwa sebagian besar ibu berpendidikan rendah (SD 25,6% dan
informasi.
Hasil uji chi square didapatkan nilai p value 0,004, artinya ada
diperoleh dari orang lain yang dapat dipercaya, sehingga seseorang akan
2008).
untuk keluarga (dukungan sosial bisa atau tidak digunakan, tetapi anggota
dari suami/istri atau dukungan dari saudara kandung atau dukungan sosial.
Posyandu, hal ini dapat dipengaruhi oleh beberapa hal yaitu status
pekerjaan ibu, dimana ibu yang mendapatkan dukungan namun tidak aktif
hari.
55
BAB V
A. Kesimpulan
43 responden (55,1%)..
(61,5%)
4. Ada hubungan yang signifikan antara keaktifan kader dengan perilaku ibu
B. Saran
1. Bagi Masyarakat
kebijakan pemerintah.
3. Bagi Kader
Posyandu.