Anda di halaman 1dari 27

PELAYANAN OBSTETRI NEONATAL EMERGENSI DASAR (PONED)

DAN PELAYANAN OBSTETRIC DAN NEONATAL EMERGENSI


KOMPREHENSIF (PONEK)

Oleh

NURMALASARI
116131103

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN


STIKES - MITRA LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2013
PELAYANAN OBSTETRI NEONATAL EMERGENSI DASAR (PONED)
DAN PELAYANAN OBSTETRIC DAN NEONATAL EMERGENSI
KOMPREHENSIF (PONEK)

PENDAHULUAN

Salah satu ukuran untuk menggambarkan pencapaian hasil pembangunan suatu

negara termasuk pembangunan bidang kesehatan digunakan indikator Indeks

Pembangunan Manusia (IPM). Beberapa indikator IPM adalah kesehatan, pendidikan

dan ekonomi. Salah satu indikator kesehatan adalah umur harapan hidup sebagai

ukuran pencapaian derajat kesehatan masyarakat. IPM negara Indonesia berada di

peringkat 108 dari 177 negara di dunia, lebih rendah dari negara-negara ASEAN

seperti Singapura, Malaysia, Brunei Darussalam dan Thailand.

Angka kematian Ibu/maternal bersama dengan Angka kematian Bayi senantiasa

menjadi indikator keberhasilan sektor pembangunan kesehatan . AKI mengacu

kepada jumlah kematian ibu yang terkait dengan masa kehamilan, persalinan dan

nifas. Hasil survei Demografi dan Kesehatan Indonesia Tahun 2007 menyebutkan

bahwa AKI tahun 2007 sebesar 228 per 100.000 kelahiran hidup. Angka ini

dibandingkan AKI tahun 2002 sebesar 307 per 100.000 kelahiran hidup.

Angka kematian Bayi di Indonesia sebesar 34 per 1000 kelahiran hidup

(BPS,2007). Angka ini sedikit menurun dibandingan dengan AKB tahun 2003

sebesar 35 per 1000 kelahiran hidup. Program-programnya adalah penurunan AKB

merujuk kepada jumlah bayi yang meninggal pada fase antara kelahiran hingga bayi

belum mencapai umur 1 tahun per 1000 kelahiran hidup. Angka kematian Balita

(AKABA) menggambarkan peluang untuk meninggal pada fase antara kelahiran dan
sebelum umur 5 tahun. AKABA di Indonesia sebesar 44 per 1000 kelahiran hidup

(BPS,2007)

PELAYANAN OBSTETRI NEONATAL EMERGENSI DASAR (PONED)

A. Pengertian PONED

PONED merupakan kepanjangan dari Pelayanan Obstetri Neonatus Essensial Dasar.

PONED dilakukan di Puskesmas induk dengan pengawasan dokter.

Pelayanan Obsterik dan Neonatal Emergensi Dasar, meliputi kemampuan untuk

menangani dan merujuk :

a) Hipertensi dalam kehamilan (preeklampsia, eklampsia),

b) Tindakan pertolongan Distosia Bahu dan Ekstraksi Vakum pada Pertolongan

Persalinan,

c) Perdarahan post partum,

d) infeksi nifas,

e) BBLR dan Hipotermi, Hipoglekimia, Ikterus, Hiperbilirubinemia, masalah

pemberian minum pada bayi,

f) Asfiksia pada bayi,

g) Gangguan nafas pada bayi,

h) Kejang pada bayi baru lahir,

i) Infeksi neonatal,

j) Persiapan umum sebelum tindakan kedaruratan Obstetri – Neonatal antara lain

Kewaspadaan Universal Standar.


B. Tujuan PONED

Untuk menghindari rujukan yang lebih dari 2 jam dan untuk memutuskan mata rantai

rujukan itu sendiri.

C. Petugas kesehatan yang boleh memberikan PONED

1. Dokter,

2. Bidan

3. Perawat

4. Tim PONED Puskesmas beserta penanggung jawab terlatih

D. Pelayanan Obstetri dan neonatal emergensi dasar puskesmas dan puskesmas

perawatan

Bagian ini memberikan gambaran kebutuhan administrasi, staf, rancang bangun dan

peralatan yang diperlukan untuk menyelenggarakan pelayanan kegawatdaruratan

dipuskesmas dengan perawatan.

Administrasi

a. Fasilitas kegawatdaruratan harus dikelola dan diselenggarakan sehingga sesuai

dengan kebutuhan masyarakat

b. Penyelenggaraan unit gawat darurat harus didasarkan pada panduan pelayanan dan

prosedur yang tertulis

c. Dokter dan bidan sebagai penanggungjawab unit, bekerjasama secara terpadu dan

harus dapat memberikan jaminan pemantauan dan penilaian secara berkala dari

kualitas, keamanan dan ketersediaan pelayanan kegawatdaruratan.


d. Setiap petugas kesehatan baru yang akan ditugaskan pada unit gawat darurat harus

menjalani program orientasi secara formal yang menjelaskan tentang misi unit gawat

darurat, standar prosedur pelayanan (standard operating procedurs) gawat darurat dan

tanggung jawab masing-masing.

e. Setiap petugas unit gawat darurat harus selalu menjaga dan mengembangkan

pengetahuan dan keterampilannya secara professional agar dapat selalu memberikan

pelayanan yang optimal kepada pasien.

f. Tugas dan tanggung jawab dokter, bidan, perawat serta petugas kesehatan lain pada

unit gawat darurat harus dijelaskan secara tertulis. Program menjaga mutu pelayanan

harus dapat melakukan penilaian dan pemantauan setiap petugas unit gawat darurat

secara berkala.

g. Sesuai dengan hukum, peraturan dan standar pelayanan yang ada, penyaringan

untuk setiap pasien yang masuk untuk mendapatkan pelayanan harus dilakukan oleh

seorang dokter, atau oleh bidan yang telah mendapatkan pelatihan khusus.

h. Penilaian dan stabilisasi pasien dengan kegawatdaruratan sampai pada tingkat yang

optimal, harus tersediauntuk setiap pasien yang masuk dengan kegawatdaruratan

medis.

i. Dokter bertanggung jawab pada pelayanan kesehatan yang diselenggarakan.

Tanggung jawab ini meliputi kemampuan medis untuk melakukan penilaian,

menentukan diagnosis, dan pengobatan yang dianjurkan serta disposisi untuk pasien

gawat darurat, termasuk pengarahan dan koordinasi pada semua unit pelayanan

kesehatan yang terlibat dalam pemberian pelayanan. Seorang bidan yang terdaftar

bertanggung jawab terhadap penyelenggaraan penilaian, perencanaan dan evaluasi


dampak dari pengobatan yang diberikan.

j. Unit gawat darurat harus menyediakan registrasi terkontrol (controlled register)

atau “log” untuk setiap pasien yang memerlukan perawatan kegawatdaruratan.

k. Catatan medic yang sah dan sesuai harus dibuat untuk setiap pasien yang

memerlukan perawatan kegawatdaruratan. Catatan medic harus tersimpan dalam

format sesuai dengan kebutuhan hokum dengan baik, sehingga selalu mudah dicari

pada saat dibutuhkan oleh petugas pelayanan kegawatdaruratan.

Penugasan (Staffing)

a. Petugas pelaksana pelayanan kegawatdaruratan yag memiliki kualifikasi dan

terlatih denga baik secara professional, termasuk dokter, bidan dan perawat,

merupakan staf unit gawat darurat selama waktu pengoperasiannya.

b. Dokter puskesmas memimpin secara langsung pelayanan kesehatan maternal dan

neonatal yang dilaksanakan di puskesmas dan harus :

• Memiliki sertifikat Pelayana Obstetri dan Neonatal Emergensi Dasar (PONED), life

saving skills (LSS) atau kualifikasi lain yang sejenis.

• Memperlihatkan kemampuan dalam pengelolaan dan administrasi pelayanan klinik

pada unit gawat darurat.

• Memiliki pengetahuan tentang operasionalisasi system kegawatdaruratan medic dan

jaringan kegawatdaruratan medic regional.

• Memberikan jaminan bahwa staf unit gawat darurat memiliki kualifikasi dan telah

medapatkan pendidikan/pelatihan yang sesuai.

c. Staf unit gawat darurat merupakan bagian dari proses administrasi umum dalam
puskesmas. Dokter harus memiliki hak, kebebasan dan tanggng jawab yang sama

dengan staf medis yang lain, seperti jenjang kategori yang tergambar dalam susunan

organisasi puskesmas.

d. Dokter dan bidan yang bekerja harus mengikuti pelatihan, memiliki pengalaman

dan kompetensi dalam pengelolaan dan pengobatan kasus dengan kegawatdaruratan

untuk setiap pasien yang memerlukan pelayanan kegawatdaruratan , sesuai dan tidak

bertentangan dengan hak serta kewenangan masing-masing.

e. Setiap petugas yang melakukan pelayanan di unit gawat darurat harus :

• Membuktikan kemampuan sebelumnya pada unit gawat darurat atau telah

mengikuti dan menyelesaikannprogram pendidikan kegawatdaruran.

• Mendemonstrasikan/membuktikan memiliki pengetahuan dan keterampilan yang

diperlukan untuk menyelenggarakan pelayanan sesuai dengan standar pelayanan yang

ada

f. Harus ada perencaan yang jelas untuk penyediaan tambahan tenaga medis pada saat

ada kebutuhan mendadak atau bencana alam.

Fasilitas

a. Puskesmas harus dirancang untuk memberikan lingkungan yang aman untuk

memberikan pelayanan dan harus mampu membrerikan akses yang nyaman untuk

setiap orang yag dating dan membutuhka pelayanan.

b. Puskesmas harus dirancang untuk menjaga, sampai pada tingkat kewajaran

maksimum sesuai kebutuhan medis, hak pasien untuk terjaga kerahasiaannya (visual

and auditory privacy)


c. Pelayanan laboratorium sederhana harus tersedia selama periode waktu tertentu

sebagai upaya penunjang untuk melaksanakan tes diagnostic bagi pasien yang

membutuhkan.

d. Harus dirancang dan dilaksanakan prosedur keamanan yang akan memberikan

perlindungan yang memadai dan sesuai bagi staf, pasien dan pengunjung/pengantar.

Peralatan dan Bahan

a. Harus terdapat peralatan dan bahan dengan kualitas baik dan sesuai dengan

kebutuhan wajar pasien yang dikelola di puskesmas

b. Peralatan dan bahan yang diperlukan harus dapat tersedia dalam waktu singkat

setiap saat.

c. Dapat dilakukan pembuktian pemeriksaan fungsi setiap peralatan pakai ulang

(reusable medical equipment), dan hasil pemeriksaan harus didokumetasikan secara

berkala.

Mekanisme Farmakologi/Terapeutik

Obat yang diperlukan sesuai dengan Appendix 2 harus secara mudah dan selalu

tersedia. Harus terdapat mekanisme untuk mengenali dan mengganti semua obat

sebelum batas waktu pakainya (expiration date) berakhir.

E. Indikator Kelangsungan dari Puskesmas PONED

1. Kebijakan tingkat PUSKESMAS

2. SOP (Sarana Obat Peralatan)

3. Kerjasama RS PONED
4. Dukungan Diskes

5. Kerjasama SpOG

6. Kerjasama bidan desa

7. Kerjasama Puskesmas Non PONED

8. Pembinaan AMP

9. Jarak Puskesmas PONED dengan RS

Hambatan dan kendala dalam penyelenggaraan PONED

1. Mutu SDM yang rendah.

2. Sarana prasarana yang kurang.

3. Ketrampilan yang kurang.

4. Koordinasi antara Puskesmas PONED dan RS PONEK dengan Puskesmas Non

PONED belum maksimal.

5. Kebijakan yang kontradiktif (UU Praktek Kedokteran).

6. Pembinaan terhadap pelayanan emergensi neonatal belum memadai.

PELAYANAN OBSTETRIC DAN NEONATAL EMERGENSI

KOMPREHENSIF (PONEK) ADALAH

A. PENGERTIAN

Ponek adalah pelayanan obstetri neonatal esensial / emergensi komperhensif.

Tujuan utama mampu menyelamatkan ibu dan anak baru lahir melelui program

rujukan berencana dalam satu wilayah kabupaten kotamadya atau profinsi.


B. LINGKUP PELAYANAN RUMAH SAKIT PONEK 24 JAM

Upaya Pelayanan PONEK :

1. Stabilisasi di UGD dan persiapan untuk pengobatan definitif

2. Penanganan kasus gawat darurat oleh tim PONEK RS di ruang tindakan

3. Penanganan operatif cepat dan tepat meliputi laparotomi, dan sektio saesaria

4. Perawatan intensif ibu dan bayi.

5. Pelayanan Asuhan Ante Natal Risiko Tinggi

Ruang lingkup pelayanan kesehatan maternal dan neonatal pada PONEK terbagi atas

2 kelas, antara lain :

a. PONEK RUMAH SAKIT KELAS C

1. Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal Fisiologis

• Pelayanan Kehamilan

• Pelayanan Persalinan

• Pelayanan Nifas

• Asuhan Bayi Baru Lahir (Level 1)

• Immunisasi dan Stimulasi, Deteksi, Intervensi Dini Tumbuh Kembang

(SDIDTK)

2. Pelayanan kesehatan Maternal dan Neonatal dengan risiko tinggi

Masa antenatal

· Perdarahan pada kehamilan muda

· Nyeri perut dalam kehamilan muda dan lanjut

· Gerak janin tidak dirasakan


· Demam dalam kehamilan dan persalinan

· Kehamilan ektopik (KE) & Kehamilan Ektopik Terganggu (KET)

· Kehamilan dengan Nyeri kepala, gangguan penglihatan, kejang dan/koma,

tekanan darah tinggi

Masa intranatal

· Persalinan dengan parut uterus

· Persalinan dengan distensi uterus

· Gawat janin dalam persalinan

· Pelayanan terhadap syok

· Ketuban pecah dini

· Persalinan lama

· Induksi dan akselerasi persalinan

· Aspirasi vakum manual

· Ekstraksi Cunam

· Seksio sesarea

· Epiosotomi

· Kraniotomi dan kraniosentesis

· Malpresentasi dan malposisi

· Distosia bahu

· Prolapsus tali pusat

· Plasenta manual

· Perbaikan robekan serviks

· Perbaikan robekan vagina dan perineum


· Perbaikan robekan dinding uterus

· Reposisi Inersio Uteri

· Histerektomi

· Sukar bernapas

· Kompresi bimanual dan aorta

· Dilatasi dan kuretase

· Ligase arteri uterina

· Bayi baru lahir dengan asfiksia

· BBLR

· Resusitasi bayi baru lahir

· Anestesia umum dan lokal untuk seksio sesaria

· Anestesia spinal, ketamin

· Blok paraservikal

· Blok pudendal (bila memerlukan pemeriksaan spesialistik, dirujuk ke RSIA/

RSU)

Masa Post Natal

· Masa nifas

· Demam pasca persalinan

· Perdarahan pasca persalinan

· Nyeri perut pasca persalinan

· Keluarga Berencana

· Asuhan bayi baru lahir sakit (level 2)


3. Pelayanan Kesehatan Neonatal

· hiperbilirubinemi,

· asfiksia,

· trauma kelahiran,

· hipoglikemi

· kejang,

· sepsis neonatal

· gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit,

· gangguan pernapasan,

· kelainan jantung (payah jantung, payah jantung bawaan, PDA),

· gangguan pendarahan,

· renjatan (shock),

· aspirasi mekonium,

· koma,

· Inisiasi dini ASI (Breast Feeding),

· Kangaroo Mother Care,

· Resusitasi Neonatus,

· Penyakit Membran Hyalin,

· Pemberian minum pada bayi risiko tinggi,

4. Pelayanan Ginekologis

· Kehamilan ektopik

· Perdarahan uterus disfungsi

· Perdarahan menoragia
· Kista ovarium akut

· Radang Pelvik akut

· Abses Pelvik

· Infeksi Saluran Genitalia

· HIV - AIDS

5. Perawatan Khusus / High Care Unit dan Transfusi Darah

b. PONEK RUMAH SAKIT KELAS B

1. Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal Fisiologis

· Pelayanan Kehamilan

· Pelayanan Persalinan normal dan Persalinan dengan tindakan operatif

· Pelayanan Nifas

· Asuhan Bayi Baru Lahir (Level 2)

· Immunisasi dan Stimulasi, Deteksi, Intervensi Dini Tumbuh Kembang

(SDIDTK)

· Intensive Care Unit (ICU)

· NICU

· Endoskopi

2. Pelayanan kesehatan Maternal dan Neonatal dengan risiko tinggi

Masa antenatal

· Perdarahan pada kehamilan muda / abortus.

· Nyeri perut dalam kehamilan muda dan lanjut / kehamilan ektopik.

· Kehamilan ektopik (KE) & Kehamilan Ektopik Terganggu (KET).


· Hipertensi, Preeklampsi / Eklampsi.

· Perdarahan pada masa Kehamilan

· Kehamilan Metabolik

· Kelainan Vaskular / Jantung

Masa intranatal

· Persalinan dengan parut uterus

· Persalinan dengan distensi uterus

· Gawat janin dalam persalinan

· Pelayanan terhadap syok

· Ketuban pecah dini

· Persalinan macet

· Induksi dan akselerasi persalinan

· Aspirasi vakum manual

· Ekstraksi Cunam

· Seksio sesarea

· Episiotomi

· Kraniotomi dan kraniosentesis

· Malpresentasi dan malposisi

· Distosia bahu

· Prolapsus tali pusat

· Plasenta manual

· Perbaikan robekan serviks

· Perbaikan robekan vagina dan perineum


· Perbaikan robekan dinding uterus

· Reposisi Inersio Uteri

· Histerektomi

· Sukar bernapas

· Kompresi bimanual dan aorta

· Dilatasi dan kuretase

· Ligase arteri uterina

· Anestesia umum dan lokal untuk seksio sesaria

· Anestesia spinal, ketamin

· Blok pudendal

Masa Post Natal

· Masa nifas

· Demam pasca persalinan

· Perdarahan pasca persalinan

· Nyeri perut pasca persalinan

· Keluarga Berencana

· Asuhan bayi baru lahir sakit (level 2)

3.Pelayanan Kesehatan Neonatal

· hiperbilirubinemi,

· asfiksia,

· trauma kelahiran,

· kejang,

· sepsis neonatal
· gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit,

· gangguan pernapasan,

· kelainan jantung (payah jantung, payah jantung bawaan, PDA),

· gangguan pendarahan,

· renjatan (shock),

· aspirasi mekonium,

· koma,

· Inisiasi dini ASI (Breast Feeding),

· Kangaroo Mother Care,

· Resusitasi Neonatus,

· Penyakit Membran Hyalin,

· Pemberian minum pada bayi risiko tinggi,

· Pemberian cairan Parenteral

· Kelainan bawaan

4. Pelayanan Ginekologis

· Kehamilan ektopik

· Perdarahan uterus disfungsi

· Perdarahan menoragia

· Kista ovarium akut

· Radang Pelvik akut

· Abses Pelvik

· Infeksi Saluran Genitalia

· HIV - AIDS
5. Perawatan Intensif Neonatal

C. PELAYANAN PENUNJANG MEDIK

1. Pelayanan Darah

a. Jenis Pelayanan

• Merencanakan kebutuhan darah di RS

• Menerima darah dari UTD yang telah memenuhi syarat uji saring (non reaktif) dan

telah dikonfirmasi golongan darah

• Menyimpan darah dan memantau suhu simpan darah

• Memantau persediaan darah harian/ mingguan

• Melakukan pemeriksaan golongan darah ABO dan Rhesus pada darah donor dan

darah recipien

• Melakukan uji silang serasi antara darah donor dan darah recipien

• Melakukan rujukan kesulitan uji silang serasi dan golongan darah ABO/ rhesus ke

Unit Tranfusi darah /UTD secara berjenjang

• Bagi Rumah sakit yang tidak memiliki fasilitas unit tranfusi darah / Bank darah

dianjurkan untuk membuat kerjasama dengan penyedia fasilitas tersebut.

b. Tempat Pelayanan

Unit Tranfusi darah /UTD PMI

Unit Tranfusi darah UTD Rumah sakit

Bank darah rumah sakit / BDRS


c. Kompetensi

• Mempunyai kemampuan manajemen pengelolaan tranfusi darah dan Bank Darah

Rumah Sakit.

• Mempunyai sertifikasi pengetahuan dan ketrampilan tentang

Transfusi darah

Penerimaan darah

Penyimpanan darah

Pemeriksaaan golongan darah

Penmeriksaan uji silang serasi

Pemantapan mutu internal

Pencatatan , pelaporan, pelacakan dan dokumentasi

Kewaspadaan universal (universal precaution)

d. Sumber Daya Manusia

• Dokter

• Para medis Tehnologi Tranfusi darah (PTTD)

• Tenaga administrator

• Pekarya

e. Ruang Pelayanan Darah

Ukuran minimal 24 m2

2. Perawatan Intensif

a. Jenis Pelayanan

• Pemantauan terapi cairan


• Pengawasan gawat nafas / ventilator

• Perawatan sepsis

b. Tempat Pelayanan

• Unit Perawatan Intensif

c. Kompetensi

• Pelayanan pengelolaan resusitasi segera untuk pasien gawat, tunjangan kardio-

respirasi jangka pendek dan mempunyai peran memantau serta mencegah

penyulitpada pasien medik dan bedah yang berisiko.

• Ventilasi mekanik dan pemantauan kardiovaskuler sederhana.

d. Sumber Daya Manusia

• Dokter jaga 24 jam dengan kemampuan melakukan resusitasi jantung paru.

• Dokter Spesialis Anestesiologi

e. Ruang Pelayanan

• Ruang Pelayanan Intensif (ICU) 75 m2

3. Pencitraan

• Radiologi

• USG / Ibu dan Neonatal

4. Laboratorium

• Pemeriksaan rutin darah, urin

• Kultur darah, urin, pus

• Kimia
D. KRITERIA RUMAH SAKIT PONEK 24 JAM

1. KRITERIA UMUM RUMAH SAKIT PONEK

• Ada dokter jaga yang terlatih di UGD untuk mengatasi kasusemergensi baik secara

umum maupun emergency obstetrik – neonatal.

• Dokter, bidan dan perawat telah mengikuti pelatihan tim PONEK di rumah sakit

meliputi resusitasi neonatus, kegawat-daruratan obstetrik dan neonatus.

• Mempunyai Standar Operating Prosedur penerimaan dan penanganan pasien

kegawat-daruratan obstetrik dan neonatal.

• Kebijakan tidak ada uang muka bagi pasien kegawat-daruratan obstetrik dan

neonatal.

• Mempunyai prosedur pendelegasian wewenang tertentu.

• Mempunyai standar respon time di UGD selama 10 menit, di kamar bersalin kurang

dari 30 menit, pelayanan darah kurang dari 1 jam.

• Tersedia kamar operasi yang siap (siaga 24 jam) untuk melakukan operasi, bila ada

kasus emergensi obstetrik atau umum.

• Tersedia kamar bersalin yang mampu menyiapkan operasi dalam waktu kurang dari

30 menit.

• Memiliki kru/awak yang siap melakukan operasi atau melaksanakan tugas sewaktu-

waktu,meskipun on call.

• Adanya dukungan semua pihak dalam tim pelayanan PONEK, antara lain dokter

kebidanan, dokter anak, dokter / petugas anestesi, dokter penyakit dalam, dokter

spesialis lain serta dokter umum, bidan dan perawat.

• Tersedia pelayanan darah yang siap 24 jam.


• Tersedia pelayanan penunjang lain yang berperan dalam PONEK, seperti

Laboratorium dan Radiologi selama 24 jam, recovery room 24 jam, obat dan alat

penunjang yang selalu siap tersedia.

v Perlengkapan

· Semua perlengkapan harus bersih (bebas, debu, kotoran, bercak, cairan dll)

· Permukaan metal harus bebas karat atau bercak

· Semua perlengakapan harus kokoh (tidak ada bagian yang longgar atau tidak

stabil)

· Permukaan yang dicat harus utuh dan bebas dari goresan besar

· Roda perlengkapan (jika ada) harus lengkap dan berfungsibaik

· Instrumen yang siap digunakan harus disterilisasi

· Semua perlengkapan listrik harus berfungsi baik (saklar, kabel dan steker

menempel kokoh)

v Bahan

Semua bahan harus berkualitas tinggi dan jumlahnya cukup untuk memenuhi

kebutuhan unit ini.

2. KRITERIA KHUSUS

a.Sumber daya manusia

Memiliki tim PONEK esensial yang terdiri dari :

1 dokter Spesialis Kebidanan Kandungan

1 dokter spesialis anak

1 dokter di Unit Gawat Darurat


3 orang bidan ( 1 koordinator dan 2 penyelia)

2 orang perawat

Tim PONEK Ideal ditambah :

1 Dokter spesialis anesthesi / perawat anesthesi

6 Bidan pelaksana

10 Perawat (tiap shift 2-3 perawat jaga)

1 Petugas laboratorium

1 pekarya kesehatan

1 Petugas administrasi

b. Prasarana dan sarana

Dalam rangka Program Menjaga Mutu pada penyelenggaranaan PONEK harus

dipenuhi hal-hal sebagi berikut :

Ruang rawat inap yang leluasa dan nyaman

Ruang tindakan gawat darurat dengan instrumen dan bahan yang lengkap

Ruang pulih / observasi pasca tindakan

Protokol pelaksanaan dan uraian tugas pelayanan termasuk koordinasi internal

E. OBAT-OBATAN

1. OBAT-OBATAN MATERNAL KHUSUS PONEK

· Ringer Asetat

· Dextrose 10%

· Dextran 40 / HES
· Saline 0,9%

· Adrenalin / Epinefrin

· Metronidazol

· Kadelex atau ampul KCL

· Larutan Ringer Laktat

· Kalsium Glukonat 10%

· Ampisilin

· Gentamisin

· Kortison / Dexametason

· Aminophyline

· Transamin

· Dopamin

· Dobutamin

· Sodium Bikarbonat 8.4%

· MgSO4 40%

· Nifedipin

2. OBAT-OBATAN NEONATAL KHUSUS PONEK

· Dextrose 10%

· Dextrose 40 %

· N5

· KCL

· NaCl 0,9% 25 ml

· NaCl 0,9% 500 ml


· Kalsium Glukonat 10 ml

· Dopamin

· Dobutamin

· Adrenalin / Epinefrin

· Morphin

· Sulfas Atropin

· Midazolam

· Phenobarbital Injeksi

· MgSO4 20%

· Sodium Bikarbonat 8,4 %

· Ampisilin

· Gentamisin

F. MANAJEMEN

Direktur RS melaksanakan komitmen untuk menyelenggarakan program PONEK

menyelaraskan program RS untuk mendukung program PONEK dalam bentuk SK

Direktur

G. SISTEM INFORMASI

PONEK merupakan suatu program pelayanan dimana setiap unsur tim yang ada di

dalamnya melakukan fungsi yang berbeda,sangat membutuhkan keterpaduan,

kecepatan dan ketepatan


informasi yang ditujukan kepada peningkatan mutu, cakupan dan efektifitas layanan

kepada masyarakat.Keberadaan sistem informasi ditujukan untuk medukung proses

pelaksanaan kegiatan pelayanan di rumah sakit dalam rangka pencapaian misi yang

ditetapkan.

Sistem informasi dimaksud pada PONEK adalah :

· Sistem informasi sehubungan dengan PONEK yang sejalan dengan visi dan

misi rumah sakit

· Sistem informasi yang dapat mengintegrasikan seluruh data penting dari kamar

bersalin dan ruang neonatal yang melaksanakan PONEK yang dapat diakses

secara

transparan melalui workstation.

· Sistem informasi yang mampu memberikan peningkatan mutu pelayanan

PONEK bagi pasien, yaitu dengan tersedianya data PONEK yang lengkap dan

akurat.

· Sistem informasi yang dapat mendukung mekanisme pemantauan dan evaluasi.

· Sistem informasi yang dapat membantu para pengambil keputusan dengan

adanya ketersediaan data yang lengkap,akurat dan tepat waktu.

· Sistem informasi yang dapat mendukung kegiatan operasional (rutin) serta

dapat meminimalkan pekerjaan yang kurang memberikan nilai tambah,

meningkatkan

kecepatan aktivitas rumah sakit serta dapat menciptaka ‘titik kontak tunggal’ atau

‘case manager’ bagi pasien.

· Sistem informasi yang dapat memberdayakan karyawan (empowering).


· Sistem informasi yang dapat mengakomodasi aktivitas yang dibutuhkan untuk

keperluan penelitian dan pengembangan keilmuannya di bidang obstetri dan

ginekologi dengan ketersediaan teknologi informasi yang mampu untuk

memperoleh, mentransmisikan, menyimpan, mengolah atau memproses dan

menyajikan informasi dan data baik data internal maupun data eksternal.

Anda mungkin juga menyukai