OLEH:
IMRONAH
NIP: 196504271987032006
ii
Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Pemilihan Kontrasepsi IUD
Pada Akseptor KB Di Puskesmas Rajabasa Indah Kota Bandar Lampung
Mei Tahun 2020
ABSTRAK
Cakupan Peserta KB aktif di provinsi Lampung tahun 2015 mencapai 71,14%, dengan
cakupan Peserta KB aktif terendah di Kota Bandar Lampung yaitu 68.18%,
Puskesmas Rajabasa memiliki pencapaian KB aktif sebayak 3.570 akseptor, dengan
penggunaan IUD 709 (19,85%). Tujuan penelitian adalah diketahui faktor-faktor yang
berhubungan dengan pemilihan kontrasepsi IUD pada akseptor KB di Puskesmas
Rajabasa Indah Kota Bandar Lampung Mei Tahun 2020.
iii
KATA PENGANTAR
iv
DAFTAR ISI
Halaman
Halaman Judul..................................................................................................... i
Halaman Persetujuan .......................................................................................... ii
Abstrak................................................................................................................. iii
Kata Pengantar..................................................................................................... iv
Daftar Isi.............................................................................................................. v
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah......................................................................................... 7
C. Tujuan Penelitian.......................................................................................... 7
1. Tujuan Umum ........................................................................................ 7
2. Tujuan Khusus......................................................................................... 8
D. Manfaat Penelitian........................................................................................ 8
E. Ruang Lingkup.............................................................................................. 9
v
I. Pengolahan Data............................................................................................ 53
J. Analisis Data................................................................................................. 54
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian............................................................................................. 56
B. Pembahasan................................................................................................... 66
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
vi
vii
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
besar. Lebih dari 220 juta wanita di dunia ingin merencanakan keluarga dan
tercatat ada 305 ibu meninggal per 100 ribu orang. Rata-rata kematian ini
turun dibanding hasil SDKI 2012 yang mencapai 359 per 100 ribu (SDKI,
untuk menurunkan Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi
(AKB). SDGs mempunyai 17 tujuan dan 169 target, tujuan pertama, kedua
berhubungan dengan penurunan AKI adalah tujuan yang ketiga yaitu dengan
target penurunan AKI sebesar 70 per 100.000 kelahiran hidup (KH), AKB 12
1
2
tahun 2016 telah menetapkan kebijakan dan strategi antara lain mendorong
tiap Kota/Kabupaten di seluruh Tanah Air, dan para ibu semakin bijak dan
kelahiran yang aman sehingga ibu dan bayi mempunyai kesempatan terbaik
kematian ibu dan bayi, dimulai tanggal 1 Maret 2015 Kementerian Kesehatan
ibu oleh tenaga kesehatan, meningkatkan cakupan pelayanan bayi baru lahir
pencegahan komplikasi (P4K) pada ibu hamil, bersalin, nifas, dan bayi baru
keluarga berencana (KB) adalah upaya mengatur kelahiran anak, jarak dan
dan bantuan sesuai dengan hak reproduksi untuk mewujudkan keluarga yang
Pasangan Usia Subur (PUS). Pasangan Usia Subur (PUS) adalah pasangan
suami-istri yang terikat dalam perkawinan yang sah, yang istrinya berumur
seperti IUD (Intra Uterine Device), implant (susuk) dan sterilisasi. IUD
merupakan salah satu jenis alat kontrasepsi non hormonal dan termasuk alat
untuk jangka waktu yang lama dengan biaya yang relatif murah, aman karena
Tahun 2016 mencapai angka 74.8%. Tiga provinsi yang memiliki persentase
Barat sebesar 63,73%, dan DKI Jakarta sebesar 67,46%. Dengan metode KB
Implant (11,2%), IUD (10,61%), Kondom (3,23%) MOW (3.54%) dan MOP
68.18%, disusul Kabupaten Tulang Bawang Barat 68,3% dan Kabupaten Way
(51,1%), suntik sebanyak 29.659 (40,9%), IUD 1.551 (2,14%), implant 1.311
Implan 30 (0.38%), suntik 2.651 (33.6%), Pil 4.879 (61.83%), Kondom 265
(3.36%).
(Indrawati, 2011)
a=0,05), dan efek samping dengan pemilihan kontrasepsi IUD (p=0,000 <
pemilihan IUD adalah sosial budaya (p = 0.012) dan rasa aman (p = 0.022).
IUD ialah rasa aman dengan nilai p = 0.009 (OR = 3.905 dan 1.373).
menggunakan IUD karena belum mengetahui tentang IUD dan suami tidak
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
D. Manfaat Penelitian
1. Teoritik
2. Aplikatif
b. Bagi Stakeholder
berencana.
Penelitian ini adalah kuantitatif dengan pendekatan case control dengan objek
penelitian ini adalah pemilihan kontrasepsi IUD pada akseptor KB. Sasaran
dalam penelitian ini adalah akseptor KB. Lokasi penelitian ini dilakukan di
dilakukan bulan pada bulan Mei 2020. Variabel independen yang diteliti
BAB II
TINJAUAN TEORI
1. Pengertian
IUD (Intra Uterine Device) adalah atau Alat Kontrasepsi Dalam Rahim
dipasang dalam rahim. Kontrasepsi yang paling ideal untuk ibu pasca
persalinan dan menyusui adalah tidak menekan produksi ASI yakni Alat
Ibu perlu ikut KB setelah persalinan agar ibu tidak cepat hamil lagi
(minimal 3-5 tahun) dan punya waktu merawat kesehatan diri sendiri, anak
dan paling potensi untuk mencegah mis opportunity berKB adalah Alat
10
11
2. Jenis-jenis IUD
sebagai berikut:
a. IUD CuT-380 A
dewasa ini dari jenis unmedicated adalah Lippes Loop dan dari jenis
4) Lippes Loop
Keuntungan lain dari jenis ini ialah bila terjadi perforasi jarang
5) Cu T 380 A
6) Multiload 375
mempunyai luas permukaan 250 mm2 atau panjang 375 mm2 kawat
efektifitas. Ada tiga jenis ukuran multi load yaitu standar, small,
7) Nova – T
8) Cooper-7
2010).
Menurut Suparyanto (2011) IUD terdiri dari IUD hormonal dan non
hormonal.
a. IUD Non-hormonal
Pada saat ini IUD telah memasuki generasi ke-4. Karena itu berpuluh-
yang terbuat dari benang sutra dan logam sampai generasi plastik
dari jenis Un Medicated yaitu Lippes Loop dan yang dari jenis
warna hitam.
2) Mirena
sebuah pilihan alternatif yang tepat untuk wanita yang tidak dapat
3. Keuntungan IUD
2010):
d. Metode jangka panjang (10 tahun proteksi dari CuT-380 A dan tidak
perlu diganti)
17
terakhir)
4. Kerugian IUD
berikut:
18
a. Usia reproduktif
b. Keadaan multipara
IUD pasca plasenta aman dan efektif, tetapi tingkat ekspulsinya lebih
ditunda sampai 4 minggu atau lebih pasca persalinan. IUD 4 minggu pasca
Pasal 18
untuk memberikan:
Pasal 19
(2) Pelayanan kesehatan ibu sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi
pelayanan:
c. persalinan normal;
a. episiotomi;
eksklusif;
postpartum;
Mekanisme kerja yang pasti dari kontrasepsi IUD belum diketahui. Ada
a. Timbulnya reaksi radang lokal yang non spesifik di dalam cavum uteri
cells, sel mononuklear dan sel plasma yang dapat mengakibatkan lisis
terhambatnya implantasi.
dalam endometrium.
sebagai berikut:
8. Pemasangan IUD
1) Pemasangan lebih mudah oleh karena serviks pada waktu itu agak
dirasakan.
tidak ada.
22
haid.
2) Dilatasi canalis cervikal adalah sama pada saat haid maupun pada
oleh karena jika pemasangan IUD dilakukan antara minggu kedua dan
besar.
Sebaiknya IUD dipasang segera setelah abortus oleh karena dari segi
fisiologi dan psikologi waktu itu adalah paling ideal. Tetapi, septic
Dalam hal yang terakhir ini wanita yang bersangkutan dilarang untuk
pemasangan IUD.
24
9. Pencabutan IUD
berikut:
1) Pencabutan normal
2) Pencabutan sulit
AKDR itu sendiri. Bila sebagian AKDR sudah ditarik keluar tetapi
B. Perilaku
1. Konsep Perilaku
adalah suatu aktivitas dari manusia itu sendiri (Notoatmodjo, 2012). Oleh
perilaku.
dapat dikatakan bahwa faktor genetik dan faktor lingkungan ini merupakan
pikiran menjadi kenyataan. Wujud dari faktor pendukung ini adalah seperti
masyarakat.
orang lain, seperti keluarga, teman sebaya, guru dan petugas kesehatan.
diperlukan perilaku contoh (acuan) dari para tokoh masyakat, tokoh agama
contoh (acuan) dari para tokoh masyarakat, tokoh agama dan para petugas
kesehatan.
C. Umur
Fase menunda kehamilan bagi Pasangan Usia Subur (PUS) dengan usia
menunda/mencegah kehamilan:
28
kegagalan tinggi
d. Penggunaan IUD mini bagi yang belum mempunyai anak pada masa
a. Pil
b. AKDR
Periode usia istri antara 20-30/35 tahun merupakan periode usia paling
baik untuk melahirkan dengan jumlah anak 2 orang dan jarak antara
a. AKDR
b. Suntikan
c. Mini pil
d. Pil
e. Cara sederhana
f. Norplant
kesuburan:
c. Pil oral kurang dianjurkan karena usia ibu yang relatif tua dan
komplikasi.
a. Kontap
b. AKDR
c. Norplant
d. Suntikan
e. Mini pil
f. Pil
g. Cara sederhana
D. Pendidikan
kualitas hidup. Ushie, (2011) dalam Saskara, Ida, & Marhaeni (2015)
E. Sosial Ekonomi
31
adalah seluruh penerimaan baik berupa uang maupun barang baik dari pihak
lain maupun dari hasil sendiri. Sedangkan pendapatan rumah tangga adalah
Keluarga pada lapisan ini tingkat pendapatannya rendah dan tidak tetap
Kabupaten (UMK).
masih berbayar. Sedangkan ibu yang berpenghasilan rendah akan memilih alat
kontrasepsi yang lebih ekonomis bahkan ada yang tidak melakukan KB karena
terkendala biaya.
ekonomi dalam keluarga. Besarnya biaya untuk mendapatkan alat atau cara
alat atau cara KB sesuai dengan tingkat kemampuannya. Besar biaya, selain
F. Paritas
Paritas adalah jumlah anak yang pernah dilahirkan oleh seorang ibu. Paritas
sebelumnya dinyatakan bahwa tidak ada hubungan antara jumlah anak dengan
bahwa dari hasil analisis data menunjukkan bahwa tidak ada hubungan yang
G. Persepsi
1. Definisi Persepsi
melalui alat indera atau juga proses sensoris. Namun proses itu tidak
(Thoha, 2011).
persepsi yaitu:
a. Diri orang yang bersangkutan, dalam hal ini orang yang berpengaruh
c. Faktor situasi, dalam hal ini tinjauan terhadap persepsi harus secara
kontekstual artinya perlu dalam situasi yang mana persepsi itu timbul.
yang berperan dalam persepsi. Berkaitan dengan hal itu faktor-faktor yang
Disamping itu harus ada syaraf sensori sebagai alat untuk meneruskan
c. Adanya perhatian
menjadi dua bagian besar yaitu faktor eksternal dan faktor internal. Faktor
stimulus tersebut.
36
3. Pengukuran Persepsi
materi yang diukur bersifat abstrak, tetapi secara ilmiah sikap dan persepsi
angka. Dua metode pengukuran sikap terdiri dari metode Self Report dan
sama dengan mengukur sikap, maka skala sikap dapat dipakai atau
persepsi seseorang positif, atau negatif terhadap suatu hal atau obyek.
memilih salah satu dari pilihan yang tersedia. Biasanya disediakan empat
pilihan skala, yaitu untuk respon pernyataan positif nilai 1. Sangat tidak
setuju (STS), 2. Tidak setuju (TS), 3. Setuju (S), 4. Sangat setuju (SS)
37
sedangkan untuk respon negatif nilai 4. Sangat tidak setuju (STS), 3. Tidak
memaksa orang memilih salah satu kutub karena pilihan "netral" tak
Keterangan:
X = Skor responden pada skala sikap yang hendak diubah menjadi skor T
H. Pengetahuan
Pengetahuan yang ada pada manusia tersebut bertujuan untuk dapat menjawab
1. Tingkatan Pengetahuan
a. Tahu (know)
dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. Oleh sebab itu, tahu ini
mengukur bahwa orang tahu tentang apa yang dipelajari antara lain
sebagainya.
b. Memahami (comprehension)
c. Aplikasi (aplication)
rumus, metode, prinsip, dan sebagainya dalam konteks atau situasi lain.
d. Analisis
organisasi, dan masih ada kaitannya satu sama lain. Kemapuan analisis
sebagainya.
e. Sintesis (synthesis)
f. Evaluasi (evaluasi)
penilain terhadap suatu materi atau objek yang didasarkan pada suatu
faktor, yaitu:
a. Pengalaman
seseorang.
b. Pendidikan
c. Keyakinan
negatif.
41
d. Fasilitas
buku.
e. Penghasilan
informasi.
f. Sosial budaya
sesuatu.
3. Pengukuran Pengetahuan
pertanyaan diberi nilai 1 dan jika salah diberi nilai 0. Penilaian dilakukan
sebagai berikut:
I. Dukungan Keluarga
3. Lama pemakaian
suami/isteri.
tanggung jawab para pria. Dalam hal ini suami dalam mendukung dan
kontrasepsi.
43
rujukan.
7. Mencari alternatif lain bila kontrasepsi yang digunakan saat ini terbukti
tidak memuaskan.
memungkinkan.
(2011) cit Sulastri S & Nirmasari C, (2014) dukungan suami terdiri dari 4
terkait KB. Pada dukungan penilaian suami ikut serta dalam berkonsultasi dan
istri dalam mencari pertolongan saat ada komplikasi. Selain itu, dukungan
dipakai tanpa kerja sama pihak suami, misalnya coitus interruptus, kondom,
Peran tenaga kesehatan yaitu memberikan informasi tentang KB, manfaat dan
pentingnya KB serta memberikan KIE yang jelas pada ibu dan keluarga dalam
motivasi bidan, dan ketersediaan sumber daya. Ada hubungan yang bermakna
K. Kerangka Teori
Predisposing
Direc
Factors:
communication
Knowledge
to public,
Attitude
patients, Genetics
Beliefs
students,
Values
employees
Perceptions
Health Education
components of health Indirec
program communication Reinforcing
trough staff, Factors: Behavior
training, Attitudes and (actions) of
supervision, behavior of health individual groups
communication and other of communites
feedback personnel, peers,
parents, employers,
etc
Policy
Training Enabling Factors: Enviromental
Regulation community, Availability of factors:
organitation, Resource, - Physical
Organization enforcement, - Social
Accessibility,
guidelines, - Economic
Referrals, Rule of
allocation of Laws, Skills,
resources Engineering
Sumber: Green (2005)
47
L. Kerangka Konsep
antara konsep-konsep yang ingin diamati atau diukur melalui penelitian yang
1. Umur
2. Pendidikan
3. Sosial ekonomi Pemilihan kontrasepsi
4. Paritas IUD Post Plasenta
5. Persepsi
6. Tingkat pengetahuan
7. Dukungan suami
8. Dukungan petugas kesehatan Indikasi:
1. Usia reproduksi
2. Nulipara
3. Menginginkan kontrasepsi jangka
panjang
4. Menyusui
5. Setelah abortus dan tidak ada tanda
infeksi
6. Tidak menginginkan kontrasepsi
hormonal
M. Hipotesis
2020
2020
Tahun 2020
2020
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian dilakukan pada bulan Mei 2020 di Puskesmas Rajabasa Indah Kota
Bandar Lampung.
C. Rancangan Penelitian
“case control”. Case control adalah penelitian yang dilakukan dengan cara
apakah kasus dan kontrol dapat terkena paparan atau tidak. Penelitian ini
49
50
D. Subjek Penelitian
1. Populasi
2020.
2. Sampel
Sampel adalah sebagian yang diambil dari keseluruhan objek peneliti yang
penelitian ini adalah ibu-ibu yang menggunakan kontrasepsi IUD baik post
3. Tehnik Sampling
E. Variabel Penelitian
F. Definisi Operasional
Untuk lebih memahami dan menyamakan pengertian maka pada penelitian ini
maupun mati
G. Pengumpulan Data
1. Uji Validitas
sejauh mana alat ukur yang digunakan dapat apa yang diinginkan. Sebuah
2. Uji Reliabilitas
I. Pengolahan Data
1. Editing
sudah lengkap.
54
2. Coding
3. Proccessing
4. Cleaning
J. Analisa Data
Data dianalisis dalam tiga tahap yaitu univariat, bivariat, dan multivariat.
1. Analisis Univariat
2. Analisis Bivariat
rancangan penelitian ini adalah case control maka hubungan antara variabel
55
DF = (k-1)(b-1)
Keterangan:
X2 = chi square
O = nilai observasi
E = nilai ekspektasi
k = jumlah kolom
b = jumlah baris
Melalui uji statistik chi square akan diperoleh nilai p dimana dalam
penelitian ini digunakan tingkat kemaknaan (α) sebesar 0,05. Berdasarkan hasil uji
a. Jika nilai p ≤ 0,05 maka Ho ditolak, berarti ada hubungan bermakna antara
b. Jika nilai p > 0,05 maka Ho gagal ditolak, berarti tidak ada hubungan
BAB IV
A. Hasil Penelitian
1. Analisis Univariat
a. Umur
Tabel 4.1
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Umur
di Puskesmas Rajabasa Indah Kota Bandar Lampung Tahun 2020
(58,8%).
b. Pendidikan
Tabel 4.2
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pendidikan
di Puskesmas Rajabasa Indah Kota Bandar Lampung Tahun 2020
responden (53,8%).
57
c. Sosial ekonomi
Tabel 4.3
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Sosial ekonomi
di Puskesmas Rajabasa Indah Kota Bandar Lampung Tahun 2020
responden (57,5%).
d. Paritas
Tabel 4.4
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Paritas
di Puskesmas Rajabasa Indah Kota Bandar Lampung Tahun 2020
responden (55,0%).
e. Pengetahuan
Tabel 4.5
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pengetahuan
di Puskesmas Rajabasa Indah Kota Bandar Lampung Tahun 2020
Baik 26 32.5
Tidak Baik 54 67.5
Jumlah 80 100,0
responden (67,5%).
f. Persepsi
Tabel 4.6
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Persepsi
di Puskesmas Rajabasa Indah Kota Bandar Lampung Tahun 2020
responden (70,0%).
g. Dukungan Suami
Tabel 4.7
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Dukungan Suami
di Puskesmas Rajabasa Indah Kota Bandar Lampung Tahun 2020
Tabel 4.8
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Dukungan Petugas
Kesehatan di Puskesmas Rajabasa Indah Kota Bandar Lampung
Tahun 2020
2. Analisis Bivariat
analisis lebih lanjut. apabila diinginkan analisis hubungan antara dua variabel,
dua variabel tersebut biasanya digunakan pengujian statistik. Jenis uji statistik
penelitian ini analisis bivariat yang digunakan adalah uji Chi Square karena
Tabel 4.9
Hubungan Umur Dengan Pemilihan Kontrasepsi IUD Pada Akseptor
KB di Puskesmas Rajabasa Indah Kota Bandar Lampung Tahun 2020
n % n % n %
> 35 Tahun 22 55.0 11 27.5 33 41.3 0,023 3,2
≤ 35 Tahun 18 45.0 29 72.5 47 58.8 (1,3-
Total 40 100.0 40 100.0 80 100.0 8,2)
Berdasarkan tabel 4.9, diketahui bahwa dari 40 responden yang
uji statistik diperoleh nilai p value 0,023 maka dapat disimpulkan bahwa
analisis diperoleh pula nilai OR 3,2 yang berarti bahwa responden yang
berusia > 35 Tahun berpeluang 3,2 kali lebih besar untuk menggunakan
Tabel 4.10
Hubungan Pendidikan Dengan Pemilihan Kontrasepsi IUD Pada
Akseptor KB di Puskesmas Rajabasa Indah Kota Bandar Lampung
Tahun 2020
Indah Kota Bandar Lampung Tahun 2020. Hasil analisis diperoleh pula
Tabel 4.11
Hubungan Sosial ekonomi Dengan Pemilihan Kontrasepsi IUD Pada
Akseptor KB di Puskesmas Rajabasa Indah Kota Bandar Lampung
Tahun 2020
sosial ekonomi rendah. Hasil uji statistik diperoleh nilai p value 0,001
Indah Kota Bandar Lampung Tahun 2020. Hasil analisis diperoleh pula
nilai OR 5,7 yang berarti bahwa responden yang bersosial ekonomi tinggi
62
Tabel 4.12
Hubungan Paritas Dengan Pemilihan Kontrasepsi IUD Pada Akseptor
KB di Puskesmas Rajabasa Indah Kota Bandar Lampung Tahun 2020
Hasil uji statistik diperoleh nilai p value 0,001 maka dapat disimpulkan
2020. Hasil analisis diperoleh pula nilai OR 4,4 yang berarti bahwa
responden yang berparitas tinggi berpeluang 4,4 kali lebih besar untuk
Tabel 4.13
Hubungan Pengetahuan Dengan Pemilihan Kontrasepsi IUD Pada
Akseptor KB di Puskesmas Rajabasa Indah Kota Bandar Lampung
Tahun 2020
baik. Hasil uji statistik diperoleh nilai p value 0,002 maka dapat
Bandar Lampung Tahun 2020. Hasil analisis diperoleh pula nilai OR 5,7
Tabel 4.14
Hubungan Persepsi dengan Pemilihan Kontrasepsi IUD Pada
Akseptor KB di Puskesmas Rajabasa Indah Kota Bandar Lampung
Tahun 2020
Hasil uji statistik diperoleh nilai p value 0,002 maka dapat disimpulkan
2020. Hasil analisis diperoleh pula nilai OR 3,48 yang berarti bahwa
responden yang berpersepsi baik berpeluang 3,48 kali lebih besar untuk
Tabel 4.15
Hubungan Dukungan suami dengan Pemilihan Kontrasepsi IUD Pada
Akseptor KB di Puskesmas Rajabasa Indah Kota Bandar Lampung
Tahun 2020
dukungan suami tidak baik. Hasil uji statistik diperoleh nilai p value 0,002
Indah Kota Bandar Lampung Tahun 2020. Hasil analisis diperoleh pula
Tabel 4.16
Hubungan Dukungan tenaga kesehatan dengan Pemilihan
Kontrasepsi IUD Pada Akseptor KB di Puskesmas Rajabasa
Kota Bandar Lampung Tahun 2020
dukungan tenaga kesehatan tidak baik. Hasil uji statistik diperoleh nilai p
analisis diperoleh pula nilai OR 3,2 yang berarti bahwa responden yang
mendapat dukungan tenaga kesehatan baik berpeluang 3,2 kali lebih besar
C. Pembahasan
1. Univariat
a. Umur
(58,8%).
Philbin, 2012).
19 tahun.
b. Pendidikan
responden (53,8%).
kontrasepsi.
c. Sosial ekonomi
responden (57,5%).
tinggi meskipun alat kontrasepsi itu tidak sesuai dengan usia dan
paritas mereka saat ini, seperti pada paritas multipara yang seharusnya
69
d. Paritas
responden (55,0%).
e. Pengetahuan
responden (67,5%).
70
yang tepat dengan cara yang efektif dan efisien. Melalui pengetahuan
dapat memilih kontrasepsi dengan baik dan benar sesuai dengan tujuan
alat kontrasepsi ini, padahal berdasarkan hasil evaluasi lebih dari dua
lebih rendah dibandingkan KB suntik dan pil oral, tetapi karena ia tidak
f. Persepsi
responden (70,0%).
g. Dukungan Suami
72
metode kontrasepsi.
memakai IUD. Akan tetapi hal tersebut tidaklah cukup untuk membuat
tersebut.
dikaji efek samping memang cukup berarti, oleh sebab itu penggunaan
dari pihak isteri. Efek samping ini pula yang sering membuat klien
2. Bivariat
Lampung Tahun 2020. Hasil analisis diperoleh pula nilai OR 3,2 yang
berarti bahwa responden yang berusia > 35 Tahun berpeluang 3,2 kali
berusia ≤ 35 Tahun.
pengetahuannya.
selain itu orang usia muda akan lebih banyak menggunakan banyak
pada pasca insersi IUD sebanyak 2,0-2,8 per 100 akseptor pada 1
menuju usia tua, selain itu orang usia muda akan lebih banyak
menyelamatkan ibu dan anak akibat melahirkan pada usia muda, jarak
SD/SMP.
dan kualitas hidup. Ushie, (2011) dalam Saskara, Ida, & Marhaeni
rendah.
paparan terhadap informasi baik dari media massa atau dari petugas
kesehatan. Hal yang lain yang turut mempengaruhi adalah ibu masih
nyeri.
sosial ekonomi rendah. Hasil uji statistik diperoleh nilai p value 0,001
barang baik dari pihak lain maupun dari hasil sendiri. Sedangkan
biaya.
Kota Bandar Lampung Tahun 2020. Hasil analisis diperoleh pula nilai
WUS. Penelitian lain juga mengatakan bahwa dari hasil analisis data
anak yang ideal yakni dua anak dalam satu keluarga, laki-laki maupun
perempuan sama saja. Menurut Leli dan Hadriah (2009) ibu dengan
utama alat kontrasepsi yang dipakai ibu dengan jumlah paritas lebih
lain.
metode tersebut.
pengetahuan tidak baik. Hasil uji statistik diperoleh nilai p value 0,002
dengan pendidikan yang tinggi maka orang tersebut akan semakin luas
aspek, yaitu aspek positif dan negatif. Kedua aspek ini yang akan
karena sering lupa konsumsi pil, sering lupa jadwal suntik dan merasa
peningkatan pengetahuan.
dalam individu yang berada dalam lingkungan tersebut. Hal ini terjadi
karena adanya interaksi timbal balik ataupun tidak yang akan direspon
baik. Hasil uji statistik diperoleh nilai p value 0,002 maka dapat
Kota Bandar Lampung Tahun 2020. Hasil analisis diperoleh pula nilai
dengan melihat bentuk ukuran suatu obyek individu akan mudah untuk
suatu obyek (entah persepsi yang benar atau salah, baik atau buruk,
Hal ini akan berpengaruh pada motivasi ibu sesuai persepsi yang telah
bertindak.
dukungan suami tidak baik. Hasil uji statistik diperoleh nilai p value
mendapat dukungan suami baik berpeluang 3,22 kali lebih besar untuk
88
tidak baik.
tidak dapat dipakai tanpa kerja sama pihak suami, misalnya coitus
kontrasepsi.
Berencana (KB).
Lampung Tahun 2020. Hasil analisis diperoleh pula nilai OR 3,2 yang
BAB V
A. Kesimpulan
B. Saran
1. Ibu bersalin
tentang kontrasepsi IUD pada saat ibu hamil melakukan ANC, sehingga
ibu bersalin mampu memilih alat kontrasepsi yang efektif dan sesuai
terkait.
tentang alat kontrasepsi IUD serta dapat bekerja sama dengan melakukan
berencana.
Rafidah, Ida & Arief Wibowo. (2012). Pengaruh Dukungan Suami Terhadap
Kepatuhan Akseptor Melakukan KB Suntik. Jurnal Biometrika Dan
Kependudukan, I (1): 73. Surabaya: Departemen Biostatistika dan
Kependudukan Fakultas Kesehatan Masyarakat Iniversitas Airlangga
Saskara, A.G.D. Ida & Marhaeni A.I.N. (2015). Pengaruh faktor sosial, ekonomi,
dan demografi terhadap penggunaan alat kontrasepsi di Denpasar.Vol. 8
no 2 Agustus 2015. Jurnal Ekonomi Kuantitatif
I. Identitas Responden
1. No. Responden : .....................
2. Nama responden : .....................
3. Jumlah anak : ...................... (orang)
4. Pendidikan : ......................
5. Umur :....................... (tahun)
6. Sosial ekonomi :
Jumlah pendapatan keluarga dalam satu bulan:Rp......................................
II. Pengetahuan
Petunjuk : Berilah tanda cheklis (√) pada Jawaban yang Anda Anggap Benar
pada Jawab Telah Disediakan.
1. Apa yang ibu ketahui tentang alat kontrasepsi dalam rahim (AKDR) ?
a. Alat kontrasepsi yang terbuat dari bahan plastik dan tembaga yang
ditempatkan dibawah kulit.
b. Alat kontrasepsi yang terbuat dari bahan plastik dan tembaga yang
ditempatkan didalam rahim
c. Alat kontrasepsi yang mengandung hormon yang dapat menghambat
pembuahan di dalam rahim
3. Menurut ibu apa keunggulan alat kontrasepsi AKDR dari kontrasepsi lainya.?
a. Waktu penggunaannya yang lama sejak dari pemasangan
b. Peluang gagal lebih kecil dibading dengan kontrsepsi lain
c. Tidak memiliki efek samping
5. Menurut ibu, apa kekurangan alat kontrsepsi AKDR dari alat Kontrasepsi lain?
a. Tidak dapat mencegah keluarnya sel telur pada wanita
b. Tidak dapat digunakan oleh wanita yang belum pernah melahirkan
c. Tidak dapat mencegah penyakit menular seksual (HIV/AIDS)
6. Menurut ibu, kapan AKDR dapat dipasang?
a. Setelah persalinan dan dalam masa nifas
b. Sedang menderita infeksi alat genitalia
c. Setelah keguguran, mengalami kurang darah (anemia)
10. Setelah ibu memakai AKDR kapan ibu harus melakukan kunjungan ulang ?
a. Seminggu setelah pemasangan atau bila ada keluhan
b. Dua minggu setelah pemasangan atau bila ada keluhan
c. Tiga minggu setelah pemasangan atau bila ada keluhan
III. Persepsi
Petunjuk : Berilah tanda check list (√) pada kolom SS, S, TS, STS sesuai dengan
pilihan Ibu.
Keterangan :
SS : Sangat Setuju
S : Setuju
TS : Tidak Setuju
STS : Sangat Tidak Setuju
Jawaban
No Pernyataan
SS S TS STS
1 AKDR adalah alat kontrasepsi dalam rahim yang
tidak mengganggu produksi ASI
2 AKDR adalah alat kontrasepsi yang paling baik
diantara kontrasepsi yang lain
3 AKDR dapat dibuka sendiri oleh ibu
4 AKDR dapat menimbulkan perdarahan yang
membahayakan ibu
5 AKDR boleh dipasang oleh ibu kader Posyandu
6 AKDR dapat dibuka kapan saja
7 Saat AKDR dicabut maka kesuburan ibu dapat
kembali pulih dengan cepat
8 AKDR kontrasepsi yang masih asing atau tabu bagi
aseptor
9 AKDR kontrasepsi yang banyak diminati oleh
akseptor
10 AKDR tidak menimbulkan cacat pada bayi apabila
ibu hamil
11 AKDR merupakan alat kontrasepsi jangka panjang
12 AKDR adalah alat kontrasepsi yang aman dan
efektif
13 AKDR bekerja langsung efektif setelah
pemasangan
14 Tidak ada rasa sakit saat pemasangan AKDR
15 AKDR adalah alat kontrasepsi yang harganya
terjangkau oleh masyarakat