Anda di halaman 1dari 5

KOLABORASI BIDAN DENGAN TEMAN SEJAWAT

Oleh:
IMELDA, SST
NIP 197609222006042019

PELATIHAN JABATAN FUNGSIONAL BIDAN


ANGKATAN III
TAHUN 2021
KEWAJIBAN BIDAN TERHADAP SEJAWAT DAN TENAGA KESEHATAN
LAINNYA

A. Kewajiban bidan terhadap sejawat dan tenaga kesehatan lainnya terdiri dari 2 butir:
1. Setiap bidan harus menjalin hubungan dengan teman sejawatnya untuk menciptakan
suasana kerja yang serasi
a. Dalam melaksanakan tugas kebidanan baik pemerintah/non pemerintah, jika ada
sejawat yang berhalangan (cuti), bidan dapat saling menggantikan, sehingga tugas
pelayanan tetap berjalan
b. Sesama sejawat harus saling mendukung, misalnya dengan mengadakan arisan,
piknik bersama, mengunjungi teman yang sakit, memenuhi undangan perkawinan
keluarga, khitanan
2. Setiap bidan dalam menjalankan tugasnya harus saling menghormati baik terhadap
sejawatnya maupun tenaga kesehatan lainnya.
a. Dalam menetapkan lokasi BPS, perlu diperhatikan jarak dengan lokasi yang sudah
ada.
b. Jika mengalami kesulitan, bidan dapat salinng membantu dengan mengkonsultasikan
kesulitan kepada sejawat.
c. Dalam kerja sama antar teman sejawat, konsultasi atau pertolongnan mendadak
hendaknya melibatkan imbalan yang sesuai dengan kesepakatan bersama.
d. Klien A memeriksakan kehamilannya pada bidan B, namun pada waktu mau
bersalin, klien datang kepada bidan C. Sikap bidan C harus menjelaskan kepada
bahwa riwayat kehamilan berada pada bidan B, sehingga sebaiknya persalinan
ditolong oleh bidan B. Akan tetapi, jika klien tidak menginginkannya, bidan C harus
menolong persalinannya, dengan memberi tahu bidan B dan sekaligus menanyakan
riwayat ANC-nya. Kecuali jika pasien segera melahirkan dan tidak sempat
berkomunikasi lagi dengan bidan B, dan bidan C harus menolongnya dan setelah itu,
memberitahu bidan B.
B. Pelayanan Kolaborasi
Dalam hal pelayanan kebidanan tentang hubungan dengan profesi lain, pelayanan
kebidanan ini termasuk dalam peyanan kolaborasi. Pelayanan Kolaborasi adalah hubungan
saling berbagi tanggung jawab (kerjasama) dengan rekan sejawat atau tenaga kesehatan
lainnya dalam memberi asuhan pada pasien.
Dalam praktiknya, kolaborasi dilakukan dengan mendiskusikan diagnosis pasien serta
bekerjasama dalam penatalaksanaan dan pemberian asuhan. Masing-masing tenaga
kesehatan dapat saling berkonsultasi dengan tatap muka langsung atau melalui alat
komunikasi lainnya dan tidak perlu hadir ketika tindakan dilakukan. Petugas kesehatan
yang ditugaskan menangani pasien bertanggung jawab terhadap keseluruhan
penatalaksanaan asuhan. Pelayanan kebidanan kolaborasi adalah pelayanan yang
dilakukan oleh bidan sebagai anggota tim yang kegiatannya di lakukan secara bersamaan
atau sebagai salah satu urutan dari sebuah proses kegiatan pelayanan kesehatan. Tujuan
pelayanan ini adalah berbagi otoritas dalam pemberian pelayanan berkualitas sesuai ruang
lingkup masing-masing.
1. Elemen kolaborasi mencakup:
a. Harus melibatkan tenaga ahli dengan keahlian yang berbeda, yang dapat
bekerjasama secara timbal balik dengan baik.
b. Anggota kelompok harus bersikap tegas dan mau bekerjasama.
c. Kelompok harus memberi pelayanan yang keunikannya dihasilkan dari kombinasi
pandangan dan keahlian yang di berikan oleh setiap anggota tim tersebut.
2. Pelayanan Kolaborasi /kerjasama terdiri dari:
a. Menerapkan manajemen kebidanan pada setiap asuhan kebidanan sesuai fungsi
kolaborasi dengan melibatkan klien dan keluarga.
b. Memberikan asuhan kebidanan pada ibu hamil resiko tinggi dan pertolongan
pertama pada kegawatan yang memerlukan tindakan kolaborasi.
c. Memberikan asuhan kebidanan pada ibu dalam masa persalinan dan pertolongan
pertama pada kegawatan yang memerlukan tindakan kolaborasi.
d. Memberikan asuhan kebidanan pada ibu dalam masa nifas dan pertolongan pertama
pada kegawatan yang memerlukan tindakan kolaborasi.
e. Memberikan asuhan kebidanan pada bayi baru lahir dan pertolongan pertama pada
kegawatan yang memerlukan tindakan kolaborasi.
f. Memberikan asuhan kebidanan pada balita resiko tinggi dan pertolongan pertama
pada kegawatan yang memerlukan tindakan kolaborasi.
3. Contoh kasus :
a. Hubungan bidan dengan ahli gizi, misalkan pelayanan kolaborasi, Ny. T datang ke
bidan A untuk konsultasi tentang keadaannya yang masih dalam masa nifas.
Ternyata setelah diperiksa, status gizi Ny. T buruk dan Ny. T mengalami anemia
berat. untuk menangani hal itu, bidan A berkolaborasi dengan ahli gizi dalam upaya
perbaikan status gizi Ny. T yang mengalami gizi buruk dan anemia berat.
b. Hubungan bidan dengan Psikolog Anak, misalkan pelayanan kolaborasi, Ny. W
meninggal satu minggu yang lalu, akibat hal itu Ny. W mengalami depresi. Untuk
menangani depresi Ny. W yang kehilangan anaknya, bidan A berkolaborasi dengan
psikolog.
DAFTAR PUSTAKA

Sofyan, Mustika. 2003. Bidan Menyongsong Masa Depan; 50 tahun Ikatan Bidan Indonesia.
Jakarta: PP IBI
Soepardan, Suryani. 2005. Konsep Kebidanan. Jakarta:EGC.

Anda mungkin juga menyukai