Anda di halaman 1dari 8

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pemeliharaan kesehatan masyarakat akan memacu produktivitas kinerja
masyarakat sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Oleh karena itu,
menjadi suatu keharusan bagi semua pihak untuk memelihara, meningkatkan dan
melindungi kesehatan demi kesejahteraan seluruh masyarakat indonesia (Dinkes Prop
Sultra, 2012).
Menteri Kesehatan Republik Indonesia telah membuat Pedoman Pembinaan
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat yang tertuang dalam Peraturan Menteri Kesehatan
Republik Indonesia Nomor: 2269/MENKES/PER/XI/2011 yang mengatur upaya
peningkatan perilaku hidup bersih dan sehat atau disingkat PHBS di seluruh Indonesia
dengan mengacu kepada pola manajemen PHBS, mulai dari tahap pengkajian,
perencanaan, dan pelaksanaan serta pemantauan dan penilaian. Upaya tersebut
dilakukan untuk memberdayakan masyarakat dalam memelihara, meningkatkan dan
melindungi kesehatannya sehingga masyarakat sadar, mau, dan mampu secara
mandiri ikut aktif dalam meningkatkan status kesehatannya. Perilaku Hidup Bersih
dan Sehat (PHBS) adalah semua perilaku kesehatan yang dilakukan atas kesadaran
sehingga anggota keluarga atau keluarga dapat menolong dirinya sendiri di bidang
kesehatan dan dapat berperan aktif dalam kegiatan – kegiatan kesehatan dan berperan
aktif dalam kegiatan–kegiatan kesehatan di masyarakat (Depkes RI, 2007).
Timbulnya penyakit menular dimasyarakat melalui lingkungan dapat dicegah
dengan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). Dimana perilaku Hidup Bersih dan
Sehat bertujuan agar setiap individu di dalam masyarakat dapat berperan aktif dalam
mewujudkan kesehatan masyarakatnya. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)
dilakukan melalui tatanan, karena setiap orang hidup dalam tatanannya yang saling
mempengaruhi dan menimbulkan interaksi yang dinamis antar berbagai pribadi dalam
tatanannya sehinggga diharapkan dapat memacu peningkatan perilaku positif antar
anggota dalam tatanan tersebut. Hal ini melalui pendekatan 5 tatanan dalam PHBS,
yaitu: PHBS di rumah tangga, di sekolah, di tempat umum, di tempat kerja, dan
institusi kesehatan (Depkes RI, 2012).
PHBS di Institusi Kesehatan adalah upaya untuk memberdayakan pasien,
masyarakat pengunjung dan petugas agar tahu, mau dan mampu untuk
mempraktikkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat dan berperan aktif dalam
mewujudkan Institusi Kesehatan Sehat dan mencegah penularan penyakit di institusi
kesehatan.Ada beberapa indikator yang dipakai sebagai ukuran untuk menilai PHBS
di Institusi Kesehatan yaitu :1. Menggunakan air bersih 2. Menggunakan Jamban 3.
Membuang sampah pada tempatnya 4. Tidak merokok di institusi kesehatan 5. Tidak
meludah sembarangan 6. Memberantas jentik nyamuk (Direktorat Promosi Kesehatan
dan Pemberdayaan Masyarakat Kementerian Kesehatan RI,2020).
Kita sebagai mahasiswa institusi kesehatan harus mempunyai PHBS yang baik
karena akan menjadi contoh bagi masyarakat.Mahasiswa telah memahami konsep
PHBS oleh karena itu mahasiswa dapat menjelaskan bagaimana sikap yang harus
dilakukan dalam menerapkan PHBS di kehidupan sehari-hari.Namun,lingkungan
sosial yang sering dilihat bisa berdampak pada sikap dan perilakunya,seperti yang
terlihat pada kebiasaan membuang bungkus jajan yang tidak dibuang pada tempatnya
dan hanya diselipkan di lubang kursi kelas,tidak mencuci tangan selesai makan
terlebih pada jajan yang berminyak,lingkungan rumah padat penduduk dan kos-kosan
tidak sulit bagi mahasiswa untuk menemukan pedagang kaki lima yang berjualan
gorengan,minuman warna-warni,cilok,cireng,bakso,dan lainnya.Adanya hal tersebut
memberikan peluang bagi mahasiswa menjadi sering mengkonsumsi makanan yang
kurang sehat sehingga dapat berdampak pada gangguan kesehatan dan kualitas
hidupnya.
Sehubungan dengan uraian latar belakang di atas, maka peneliti tertarik untuk
melaksanakan penelitian dengan judul “Identifikasi Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
(PHBS) Pada Mahasiswa Jurusan Anafarma Poltekkes Kemenkes Surakarta ”.

B. Rumusan masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka rumusan masalah dalam penelitian ini
adalah “ Bagaimanakah Perilaku Hidup Bersih dan Sehat Pada Mahasiswa Jurusan
anafarma poltekkes kemenekes surakarta”

C. Tujuan penelitian

1. Tujuan umum
Untuk mengidentifikasi Perilaku Hidup Bersih dan Sehat pada mahasiswa Jurusan
Anafarma Poltekeks Kemenkes Surakarta

2. Tujuan khusus
 Untuk mengidentifikasi perilaku tentang membuang sampah pada tempatnya
pada mahasiswa jurusan anafarma poltekkes kemenkes surakarta
 Untuk mengidentifikasi perilaku tentang mencuci tengan air yang mengalir
dan menggunakan sabun pada mahasiswa poltekkes kemenkes surakarta
 Untuk mengidentifikasi perilaku jajan pada mahasiswa poltekkes kemenkes
surakarta
 Untuk mengidentifikasi perilaku tentang kegiatan olahraga dalam seminggu
pada mahasiswa jurusan anafarma poltekkes kemenkes surakarta

D. Manfaat Penelitian
 Bagi Institusi pendidikan
Sebagai masukan bagi lembaga-lembaga yang terlibat dalam pengembangan keilmuan
informasi dan dapat dijadikan sebagai bahan atau bahan pustaka pembanding untuk
penelitian selanjutnya
 Bagi Peneliti Lain
Sebagai referensi dalam penelitian selanjutnya
 Bagi peneliti
Bagi peneliti, ini adalah pengalaman berharga dalam pekerjaan pembangunan
pengetahuan dan keterampilan untuk menyelidiki masalah dari gaya hidup bersih dan
sehat.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

1.1 pengertian perilaku


Menurut Notoatmodjo (2003) bahwa perilaku manusia (human behavior)
merupakan sesuatu yang penting dan perlu dipahami secara baik.  Hal ini
disebabkan perilaku manusia terdapat dalam setiap aspek kehidupan manusia. 
Perilaku manusia tidak berdiri sendiri.  Perilaku manusia mencakup dua
komponen, yaitu sikap atau mental dan tingkah laku (attitude).  Sikap atau mental
merupakan sesuatu yang melekat pada diri manusia.  Mental diartikan sebagai
reaksi manusia terhadap sesuatu keadaan atau peristiwa, sedangkan tingkah laku
merupakan perbuatan tertentu dari manusia sebagai reaksi terhadap keadaan
atau situasi yang dihadapi.  Perbuatan tertentu ini dapat bersifat positif dapat
pula negatif.  Perlu pula ditekankan bahwa individu dalam merespon atau
menanggapi suatu peristiwa atau keadaan, selain dipengaruhi oleh situasi yang
dihadapi, juga dipengaruhi lingkungan ataupun kondisi pada saat itu.  Selain
pengertian tersebut di atas pengertian perilaku dapat pula ditinjau dari aspek
biologis.  Dari segi biologis, perilaku adalah suatu kegiatan atau aktivitas
organisme (makhluk hidup) yang bersangkutan.  Perilaku manusia itu sendiri
adalah semua kegiatan atau aktivitas manusia, baik yang dapat diamati secara
langsung, maupun yang tidak dapat diamati oleh pihak luar.
Notoatmodjo (2003) menyebutkan bahwa perilaku merupakan hasil hubungan
antara perangsang (stimulus dan respon dikemukakan ada dua respon
yakni respondent respons ialah respon yang timbul oleh rangsangan-rangsangan
tertentu dan operant respons ialah respon yang timbul dan berkembang diikuti
oleh perangsang tertentu yang memperkuat respon yang telah dilakukan
(reinforcing stimuli).
Sedangkan menurut Herijulianti, et.al (2002) secara operasional perilaku dapat
diartikan sebagai suatu respon seseorang terhadap stimulus dari luar, respon ini
ada dua macam, yaitu bentuk pasif yang tidak dapat dilihat dari luar terjadi dalam
diri manusia (pengetahuan, persepsi dan sikap) dan bentuk aktif yang dapat
dilihat secara langsung yaitu tindakan yang nyata atau praktek
1.2 Bentuk perilaku
Notoatmodjo (2007) menjelaskan terdapat dua bentuk perilaku, yaitu:
1) Bentuk pasif
Bentuk pasif adalah respons internal, yaitu yang terjadi di dalam diri manusia
dan tidak secara langsung dapat terlihat oleh orang lain, misalnya berpikir,
tanggapan atau sikap batin dan pengetahuan. Misalnya mengetahui bahaya
merokok tapi masih merokok, maka bentuk sikap seperti ini bersifat
terselubung (convert behavior).
2) Bentuk aktif
Bentuk aktif yaitu apabila perilaku itu dapat diobservasi atau dilihat secara
langsung. Perilaku yang sudah tampak dalam bentuk tindakan nyata, misalnya
membaca buku pelajaran, berhenti merokok, dan selalu memeriksakan
kehamilan bagi ibu hamil, maka bentuk sikap seperti ini disebut (overt
behavior).

1.3 Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku manusia dalam Bidang


Kesehatan
Notoatmodjo (2003) membagi faktor yang mempengaruhi manusia menjadi dua,
dimana kedua faktor tersebut adalah faktor keturunan atau genetik dan faktor
lingkungan (enviromental).  Perspektif yang berpusat pada pesona mencakup
faktor biologis dan faktor sosiopsikologis.
Faktor genetik merupakan bawaan dari seseorang yang melekat pada dirinya
sebagai warisan dari orangtua, termasuk dalam faktor ini antara lain emosi,
kemampuan sensasi, kemampuan berfikir (kecerdasan). Sedangkan faktor
lingkungan merupakan tempat seseorang berada dan tinggal, dimulai dari
lingkungan keluarga, lingkungan tempat tinggal, lingkungan bermain dan
lingkungan sekolah bagi usia sekolah serta lingkungan kerja bagi yang telah
bekerja.  Kedua faktor ini saling mempengaruhi dalam perilaku yang sifatnya
menetap pada anak.  Perlu dipahami pula individu yang sejak kecil sudah
dibiasakan untuk melakukan setiap tindakan atau aktivitas sesuai dengan
kebiasaan yang baik umumnya akan lebih mudah diarahkan/dibina dibandingkan
dengan anak yang sejak kecil sudah terbiasa dengan perilaku yang semaunya
(Notoatmodjo, 2003).
Faktor biologis memandang bahwa perilaku manusia dipengaruhi oleh warisan
biologis dari kedua orangtua.  Wilson mengatakan bahwa perilaku sosial
dibimbing oleh aturan-aturan yang sudah diprogram secara genetis dalam jiwa
manusia.  Selain itu, faktor sosiopsikologis mengatakan karena manusia
merupakan makhluk sosial maka perilakunya dipengaruhi oleh proses sosial.
Sedangkan faktor yang mempengaruhi perubahan perilaku pada hakikatnya
identik dengan faktor yang mempengaruhi perkembangan individu.  Faktor yang
dimaksud dapat berupa faktor pembawaan (heredity) yang bersifat alamiah,
faktor lingkungan yang merupakan kondisi yang memungkinkan berlangsungnya
proses perkembangan, dan faktor waktu yaitu saat-saat tibanya masa peka atau
kematangan.  Ketiga faktor tersebut dalam proses berlangsungnya
perkembangan individu berperan secara interaktif.
1.4 Pengertian phbs
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) adalah semua perilaku
yang dilakukan secara sadar oleh anggota masyarakat sebagai hasil
dari pembelajaran sehingga menjadikan anggota masyarakat mampu
menolong dirinya sendiri dibidang kesehatan dan ikut berperan aktif
dalam mewujudkan kesehatan masyarakat (Ekasari, MF, 2008).
Menurut Kemenkes RI (2018), perilaku hidup bersih sehat pada
dasarnya merupakan sebuah upaya untuk menularkan pengalaman
mengenai pola hidup sehat melalui individu, kelompok, ataupun
masyarakat luas dengan jalur-jalur komunikasi sebagai media
berbagai informasi. Ada berbagai informasi yang dapat dibagikan
seperti materi edukasi guna menambah pengetahuan serta
meningkatkan sikap dan perilaku terkait cara hidup yang bersih dan
sehat. Pelaksanaan program PHBS dapat dilakukan melalui
pendekatan advokasi, bina suasana dan melakukan gerakan
pemberdayaan masyarakat sehingga dapat menerapkan cara hidup
sehat dalam rangka menjaga, memelihara, melindungi, dan
meningkatkan kesehatannya (Ekasari, MF, 2008)
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat di sekolah merupakan upaya
untuk memberdayakan peserta didik, guru, dan masyarakat
lingkungan sekolah agar tahu, mau, dan mampu mempraktikkan
PHBS dan berperan aktif dalam mewujudkan sekolah sehat
(Taryatman,2016).
BAB III
METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian
Mengetahui perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS)
pada mahasiswa jurusan anafarma poltekkes kemenkes surakarta . Menurut Sukardi
(2003: 157) menjelaskan tentang penelitian deskriptif yakni penelitian yang bertujuan
menggambarkan secara sistematis fakta dan karakteristik objek atau subjek penelitian
secara tepat.

B. Tempat dan Waktu Penelitian


1. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan di poltekkes kemenkes surakarta
2. Waktu Penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan pada tanggal 20-23 Juni 2023

C. Populasi dan Sampel


Populasi menurut Sugiyono (2017:215) adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas
objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan
oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Adapun populasi
dalam penelitian ini adalah sebagian mahasiswa Jurusan Anafarma Poltelkes
Kemenkes Surakarta yakni berjumlah 46 orang
Sampel
Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti. Adapun
teknik pengambilan sampel menggunakan total sampling yaitu sebagian mahasiswa
jurusan anafarma poltekkes kemenkes surakarta tingkat 2 yang berjumlah 46 orang

D. Instrumen Penelitian
Instrumen dalam penelitian ini menggunakan lembar kuisioner
yang berisi daftar pertanyaan mengenai perilaku hidup bersih dan sehat
(PHBS) pada mahasiswa Jurusan Anafarma Poltekkes Kemenekes Surakarta
E. Jenis dan Teknik Pengumpulan
Jenis
Jenis penelitian ini menggunakan Data primer yang diperoleh dari responden dengan
teknik wawancara tidak
langsung tentang perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) dengan
menggunakan lembar kuisioner google form
Teknik Pengumpulan Data
a. Dalam penelitian ini cara pengumpulan data yang digunakan adalah
mengedarkan kuisioner pada setiap responden yang
telah ditetapkan sebagai sampel dalam penelitian.
b. Studi kepustakaan yaitu dengan menggunakan beberapa literatul yang
relevan dengan penelitian.

F. Pengolahan data
Setelah mengumpulkan data melalui wawancara tidak langsung, maka
Pengolahan data berlangsung dalam beberapa tahapan sebagai berikut:
1. Pemilihan data (editing) untuk memverifikasi data yang dikumpulkan.
2. Pengkodean (coding), memberikan kode pada semua informasi yang tersedia
untuk memudahkan analisis data.
3. Penghitungan (Scoring) pemberian skor terhadap informasi yang ada
seimbang
4. Pengelompokan data (tabulasi), menyusun data menjadi format tabel
distribusi frekuensi setelah perhitungan data secara manual.

G. Analisa Data
Analisa data dalam penelitian ini akan dilakukan untuk
mendapatkan persentase hasil identifikasi setiap variabel yang diteliti untuk
memperoleh gambaran perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) pada mahasiswa jurusan
anafarma poltekkes kemenkes surakarta. Data yang sudah
diolah dianalisis dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
X=f/n×k
keterangan:
X : Jumlah presentase variabel yang diteliti
f : Jumlah kriteria penilaian terhadap responden
n : Jumlah sampel penelitian
K : Konstanta 100% (Arikunto, 2006 dalam Pingki, 2012:14)

H. Penyajian Data
Data dari hasil penelitian ini akan disajikan dalam bentuk table
distribusi frekuensi yang kemudian dinarasikan secara deskriptif variabelvariabel yang telah
diteliti.

Anda mungkin juga menyukai