“FISIOTERAPI DADA”
Dosen Pengampu : Aan Dwi Sentana, S.Kep.Ns.,M.Kep
DISUSUN OLEH :
Kelompok 4
KATA PENGANTAR
Puji Syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat serta karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan
makalah ini yang Alhamdulillah tepat pada waktunya.
Makalah ini berisikan informasi mengenai “Fisioterapi Dada”
Diharapkan makalah ini dapat memberikan informasi kepada kita semua tentang
konsep fisioterapi dada.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh
karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat menbangun selalu kami
harapkan demi kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata, kami sampaikan terimakasih kepada semua pihak yang telah
berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga
Allah SWT senantiasa meridhoi segala usaha kita.
Penulis
DAFTAR ISI
ii
KATA PENGANTAR............................................................................................ii
DAFTAR ISI.........................................................................................................iii
BAB I.......................................................................................................................4
PENDAHULUAN...................................................................................................4
1.1 Latar Belakang....................................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah....................................................................................................4
1.3 Tujuan......................................................................................................................5
BAB II.....................................................................................................................6
PEMBAHASAN.....................................................................................................6
2.1 Definisi Fisioterapi Dada...........................................................................................6
2.2 Tujuan Fisioterapi Dada............................................................................................6
2.3 Indikasi Fisioterapi Dada..........................................................................................6
2.4 Kontra indikasi Fisioterapi Dada...............................................................................7
2.5 Konsep Fisiologis Fisioterapi Dada...........................................................................7
1. Clapping/Perkusi Dada...........................................................................................7
2. Vibrasi....................................................................................................................8
3. Postural Drainase...................................................................................................9
A. Anatomi Paru-Paru.............................................................................................9
B. Beberapa posisi Postural drainage...................................................................11
BAB III..................................................................................................................16
PENUTUP.............................................................................................................16
3.1 Kesimpulan.............................................................................................................16
CEKLIST FISIOTERAPI DADA......................................................................17
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Derajat kesehatan seseorang dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu
perilaku, lingkungan, pelayanan kesehatan dan genetik. Diantara faktor–faktor
tersebut pengaruh perilaku terhadap status kesehatan, baik kesehatan individu
maupun kelompok sangatlah besar. Salah satu usaha yang sangat penting di dalam
upaya merubah perilaku adalah dengan melakukan kegiatan pendidikan kesehatan
atau yang biasa dikenal dengan penyuluhan. Sejauh mana kegiatan tersebut bisa
merubah perilaku masyarakat akan sangat dipengaruhi oleh faktor–faktor lain
yang ikut berperan dan saling berkaitan dalam proses perubahan perilaku itu
sendiri.
1.3 Tujuan
1. Untuk Mengetahui konsep dan perilaku kesehatan
iv
2. Untuk Mengetahui perilaku masyarakat dan kesehatan
3. Untuk Mengetahui gaya hidup masyarakat dan kesehatan
4. Untuk Mengetahui contoh penyimpangan prilaku masyarakat dalam
bidang kesehatan
5. Untuk Mengetahui solusi terhadap penyampangan prilaku masyarakat
dalam bidang kesehatan
v
BAB II
PEMBAHASAN
vi
keluarganya dipelajari untuk mengidentifikasi faktor penyebab,
pencetus atau yang memperberat timbulnya masalah kesehatan.
Intervensi terhadap perilaku seringkali dilakukan dalam rangka penata
laksanaan yang holistik dan komprehensif. Perilaku manusia di pelajar
dalam ilmu psikologi, sosiologi, dan kedokteran. Faktor- faktor yang
mempengaruhi Perilaku menusia:
Genetika
Sikap adalah suatu ukuran tingkat kesukaan seseorang terhadap
perilaku manusia.
Norma sosial – adalah pengaruh tekanan sosial.
Kontrol perilaku pribadi – adalah kepercayaan seseorang mengenai
sulit tidaknya melakukan suatu perilaku.
Dan lain-lainnya.
vii
dan sikap tentang kesehatan serta tindakannya yang berhubungan
dengan kesehatan dan penyakit.
c. Bloom
Perilaku merupakan salah satu aspek yang mementukan derajat
kesehatan masyarakat. Faktor yg mempengaruhi derajat kesehatan
(Bloom).
Keturunan
Perilaku
Perilaku adalah semua kegiatan atau aktivitas manusia, baik yang dapat
diamati langsung, maupun yang tidak dapat diamati oleh pihak luar. Perilaku
dan gejala perilaku yang tampak pada kegiatan organisme tersebut
dipengaruhi baik oleh faktor genetik maupun faktor lingkungan. Faktor
genetik adalah modal dasar untuk perkembangan perilaku makhluk hidup
untuk selanjutnya. Sedangkan lingkungan merupakan lahan untuk
perkembangan perilaku tersebut. Suatu mekanisme pertemuan antara kedua
faktor tersebut disebut dengan proses belajar.
viii
perilaku tersebut ada dua yaitu pasif dan aktif. Perilaku pasif merupakan
respon internal dan hanya dapat dilihat oleh diri sendiri sedangkan perilaku
aktif dapat dilihat oleh orang lain. Masyarakat memiliki beberapa macam
perilaku terhadap kesehatan. Perilaku tersebut umumnya dibagi menjadi dua,
yaitu perilaku sehat dan perilaku sakit. Perilaku sehat yang dimaksud yaitu
perilaku seseorang yang sehat dan meningkatkan kesehatannya tersebut.
Perilaku sehat mencakup perilaku-perilaku dalam mencegah atau menghindari
dari penyakit dan penyebab penyakit atau masalah, atau penyebab masalah
(perilaku preventif). Contoh dari perilaku sehat ini antara lain makan makanan
dengan gizi seimbang, olah raga secara teratur, dan menggosok gigi sebelum
tidur.
ix
Terdapat dua paradigma dalam kesehatan yaitu paradigma sakit dan
paradigma sehat.
x
Gaya hidup merupakan hal yang sangat penting dalam kehidupan
modern, tidak sedikit orang harus bersusah -susah untuk bekerja keras dan
mendapatkan penghasilan untuk mengkonsumsi produk-produk demi
mengikuti perkembangan gaya hidup. Bukan hanya pada urusan fashion
dan entertain saja, melainkan gaya hidup juga berkaitan dengan kondisi
kesehatan, baik secara langsung seperti berkembangnya budaya wisata
kuliner, maupun secara tidak langsung, seperti perhatian seseorang
terhadap sistem kekebalan tubuhnya. Namun, gaya hidup tidak selalu
mengancam kesehatan tubuh atau praktek hidup sehat dengan menghindari
konsumsi atau aktifitas yang memperlemah sistem kekebalan tubuh.
Kesehatan juga berkembang seiring berkembangnya berbagai aspek dalam
kehidupan, termasuk dalam gaya hidup sehat.
Kita mungkin biasa memperhatikan bagaimana orang yang hidup
dalam golongan ekonomi atas tampil bersih, rajin mengikuti kegiatan
olahraga, namun tetap saja tidak bisa menghindari ancaman penyakit
berbahaya yang terus saja mendekat. Bandingkan dengan kehidupan orang
miskin yang tidak terlalu memperhatiakn kebersihan, jika sakit, puskesmas
saja sudah cukup untuk menyembuhkan mereka (mayoritas).
Berkaitan dengan gaya hidup, gaya hidup akan mempengaruhi pola
makan sehat. misalnya bagaimana hubungan antara Gaya Hidup dengan
Penyakit Diabetes Melitus. Konsumsi produk yang semena-mena tanpa
memperhatikan apa saja zat yang dikandung oleh produk tersebut, adalah
sebuah ancaman terhadap kesehatan kita, dimana berbagai penyakit (bukan
hanya diabetes melitus) siap menggerogoti tubuh. Gaya hidup sehat adalah
pilihan sederhana yang sangat tepat untuk dijalankan. Hidup dengan pola
makan, pikiran, kebiasaan dan lingkungan yang sehat. Sehat dalam arti
kata mendasar adalah segala hal yang kerjakan memberikan hasil yang
baik dan positif. Hidup adalah pilihan, dengan segala konsekuensi yang
ada, susah senang dijalankan, untuk mencapai target akhir yang sesuai
dengan harapan dan cita-cita Anda. Apapun yang Anda kerjakan saat ini
akan memberikan dampak di masa mendatang. Begitu pula dengan pola
hidup Anda. Hidup Anda sehat saat sekarang maka kehidupan masa depan
xi
Anda jauh lebih sehat dan dapat mengeliminir hal-hal negative yang
mungkin muncul.
Sikap setuju terhadap suatu perilaku sehat dapat terbentuk bila pengetahuan
yang mendasari perilaku diperkuat dengan bukti manfaat karena perilaku
seseorang dilandasi motif. Bila seseorang dapat menemukan manfaat dari
berperilaku sehat yang diharapkan oleh petugas kesehatan maka terbentuklah
sikap yang mendukung.
xii
dikelompokkan menjadi tiga indikator, yaitu; Pengetahuan tentang sakit dan
penyakit, Pengetahuan tentang cara pemeliharaan kesehatan dan cara hidup
sehat, Pengetahuan tentang kesehatan lingkungan.
Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang
terhadap suatu stimulus atau objek. Sikap mencerminkan kesenangan atau
ketidak senangan seseorang terhadap sesuatu. Sikap berasal dari pengalaman,
atau dari orang yang dekat dengan kita. Mereka dapat mengakrabkan kita
dengan sesuatu, atau menyebabkan kita menolaknya.
Sikap dapat dipandang sebagai predisposisi untuk bereaksi dengan cara yang
menyenangkan atau tidak menyenangkan terhadap objek, orang dan konsep
apa saja. Ada beberapa asumsi yang mendasari pendapat tersebut, yaitu: sikap
berhubungan dengan perilaku, sikap yang berkaitan erat dengan perasaan
seseorang terhadap objek, sikap adalah konstruksi yang bersifat hipotesis,
artinya konsekuensinya dapat diamati, tetapi sikap itu tidak dapat dipahami.
xiii
1. Pengalaman pribadi, sikap akan lebih mudah terbentuk apabila
pengalaman pribadi tersebut terjadi dalam situasi yang melibatkan faktor
emosional
2. Pengaruh orang lain yang dianggap penting, pada umumnya individu
cenderung untuk memiliki sikap yang searah dengan sikap orang yang
dianggap penting (tokoh)
3. Pengaruh kebudayaan, tanpa disadari kebudayaan telah menanamkan garis
pengaruh sikap terhadap berbagai masalah. Kebudayaan telah mewarnai sikap
anggota masyarakat, karena kebudayaanlah yang memberi corak pengalaman
individu-individu masyarakat
4. Media massa, dalam media komunikasi berita atau informasi yang
disampaikan dipengaruhi oleh sikap penulisnya, akibatnya berpengaruh
terhadap sikap konsumennya
5. Lembaga pendidikan dan lembaga agama, konsep moral dan ajaran dari
lembaga pendidikan dan lembaga agama sangat menentukan sistem
kepercayaan sehingga mempengaruhi sikap, dan;
6. Faktor emosional, kadangkala suatu bentuk sikap merupakan pernyataan
yang didasari emosi yang berfungsi sebagai semacam penyaluran frustasi atau
pengalihan bentuk mekanisme pertahanan ego
xiv
bertindak menurut norma-norma dan nilai-nilai yang telah disepakati.
Pengendalian sosial dianggap sebagai cara mengarahkan masyarakat untuk
memerankan peranannya dalam berinteraksi dengan anggota masyarakatnya.
Tujuan pengendalian sosial adalah terciptanya ketertiban sosial, karena tanpa
ketertiban sosial masyarakat tidak bisa menjalankan peranannya dengan
perasaan aman. Ada banyak hal yang bisa dilakukan untuk mengendalikan
penyimpangan perilaku, seperti:
1) Sanksi sosial
Sanksi sosial dapat diterapkan bagi individu yang melakukan perilaku
menyimpang. Pelanggar bisa mendapatkan sanksi tegas berupa
hukuman. Hal itu dilakukan agar terjadi efek jera dari pelanggar
peraturan sehingga tidak akan
2) Penyuluhan
Pemerintah memiliki peran besar dalam upaya penanggulangan
perilaku menyimpang dalam masyarakat, yakni dengan memberikan
penyuluhan. Melalui penyuluhan kepada masyarakat mengenai
pentingnya pelaksanaan nilai, norma, dan peraturan yang berlaku di
masyarakat diharapkan dapat membuat individu memahami nilai,
norma, dan peraturan yang berlaku.
3) Rehabilitasi
Rehabilitasi juga dapat menjadi cara untuk mengatasi penyimpangan
sosial. Misalnya, seorang anak remaja atau pelajar yang memakai
narkoba. Remaja tersebut perlu mendapatkan pendampingan dan
rehabilitasi agar tidak mengalami kecanduan. Rehabilitasi sosial dapat
dilakukan oleh pemerintah, pihak pemangku kepentingan, atau
swadaya lembaga masyarakat.
xv
mengatasi, upaya ini juga dapat menjadi tindakan preventif
atau pencegahan.
Tidak hanya melalui pranata atau lembaga sosial, kita sendiri juga
diharapkan mampu dalam melaksanakan pengendalian sosial. Sebagai
individu, kita harus belajar dan memahami nilai-nilai dan norma yang ada di
masyarakat karena mengatur tata kelakuan baku dalam pedoman
berkehidupan, berbangsa, dan bernegara. Semua pasti akan kembali pada
individu masing-masing apakah ia mampu menjalankan apa yang telah
disosialisasikan oleh masyarakat atau tidak. Semuanya tidak bisa dilakukan
sendiri oleh lembaga sosial. Sehingga, semua lini kehidupan bermasarakat
perlu andil dalam pengendalian sosial dalam rangka menanggulangi masalah
penyimpangan sosial.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Fisioterapi
xvi
DAFTAR PUSTAKA
Jacob, A., Rekha R., Tarchanand, J.S.,(2014) Buku Ajar Clinical Nursing
Procedures, Edisi kedua. Binapura Aksara, Tanggerang Selatan
Indra Dewi (2007). Jurnal Ilmiah Kesehatan Diagnosis Pengaruh Fisioterapi Dada
Dalam Upaya Peningkatan Pengeluaran Sekret Pada Penderita Tb Paru Di
Balai Besar Kesehatan Paru Masyarakat. Vol 10 (6) :713-734
xvii