Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH

“FISIOTERAPI DADA”
Dosen Pengampu : Aan Dwi Sentana, S.Kep.Ns.,M.Kep

DISUSUN OLEH :
Kelompok 4

1. Aliya Alfia (P07220122003)


2. Dewi Tiana Sari (P07220122015)
3. Fadillah Saputri (P07220122017)
4. Fitri Noviatun (P07220122020)
5. Ratih Kartika Putri (P07220122041)
6. Roja Rakha Risqullah (P07220122044)

POLITEKNIK KEMENTRIAN KESEHATAN MATARAM


DIPLOMA TIGA (D.III) KEPERAWATAN MATARAM
TAHUN AJARAN 2023/2024

KATA PENGANTAR
Puji Syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat serta karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan
makalah ini yang Alhamdulillah tepat pada waktunya.
Makalah ini berisikan informasi mengenai “Fisioterapi Dada”
Diharapkan makalah ini dapat memberikan informasi kepada kita semua tentang
konsep fisioterapi dada.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh
karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat menbangun selalu kami
harapkan demi kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata, kami sampaikan terimakasih kepada semua pihak yang telah
berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga
Allah SWT senantiasa meridhoi segala usaha kita.

Mataram, 30 Agustus 2023

Penulis

DAFTAR ISI

ii
KATA PENGANTAR............................................................................................ii
DAFTAR ISI.........................................................................................................iii
BAB I.......................................................................................................................4
PENDAHULUAN...................................................................................................4
1.1 Latar Belakang....................................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah....................................................................................................4
1.3 Tujuan......................................................................................................................5
BAB II.....................................................................................................................6
PEMBAHASAN.....................................................................................................6
2.1 Definisi Fisioterapi Dada...........................................................................................6
2.2 Tujuan Fisioterapi Dada............................................................................................6
2.3 Indikasi Fisioterapi Dada..........................................................................................6
2.4 Kontra indikasi Fisioterapi Dada...............................................................................7
2.5 Konsep Fisiologis Fisioterapi Dada...........................................................................7
1. Clapping/Perkusi Dada...........................................................................................7
2. Vibrasi....................................................................................................................8
3. Postural Drainase...................................................................................................9
A. Anatomi Paru-Paru.............................................................................................9
B. Beberapa posisi Postural drainage...................................................................11
BAB III..................................................................................................................16
PENUTUP.............................................................................................................16
3.1 Kesimpulan.............................................................................................................16
CEKLIST FISIOTERAPI DADA......................................................................17
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................

iii
BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Derajat kesehatan seseorang dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu
perilaku, lingkungan, pelayanan kesehatan dan genetik. Diantara faktor–faktor
tersebut pengaruh perilaku terhadap status kesehatan, baik kesehatan individu
maupun kelompok sangatlah besar. Salah satu usaha yang sangat penting di dalam
upaya merubah perilaku adalah dengan melakukan kegiatan pendidikan kesehatan
atau yang biasa dikenal dengan penyuluhan. Sejauh mana kegiatan tersebut bisa
merubah perilaku masyarakat akan sangat dipengaruhi oleh faktor–faktor lain
yang ikut berperan dan saling berkaitan dalam proses perubahan perilaku itu
sendiri.

Perilaku dari pandangan biologis merupakan suatu kegiatan atau aktifitas


organisme yang bersangkutan. Jadi perilaku manuasia pada hakekatnya adalah
suatu aktivitas dari manusia itu sendiri. Oleh sebab itu perilaku manusia
mempunyai bentangan yang sangat luas mencakup berjalan, berbicara, berpakaian
dan lain sebagainya. Bahkan kegiatan internal seperti berpikir, persepsi dan emosi
juga merupakan perilaku manusia. Perilaku kesehatan pada dasarnya adalah suatu
respon seseorang terhadap stimulus yang berkaitan dengan sakit dan penyakit,
sistem pelayanan kesehatan, makanan, serta lingkungan.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaiman konsep dan perilaku kesehatan?
2. Bagaimana perilaku masyarakat dan kesehatan?
3. Bagaimana gaya hidup masyarakat dan kesehatan ?
4. Apa saja contoh penyimpangan prilaku masyarakat dalam bidang
kesehatan?
5. Bagaimana solusi terhadap penyampangan prilaku masyarakat dalam
bidang kesehatan?

1.3 Tujuan
1. Untuk Mengetahui konsep dan perilaku kesehatan

iv
2. Untuk Mengetahui perilaku masyarakat dan kesehatan
3. Untuk Mengetahui gaya hidup masyarakat dan kesehatan
4. Untuk Mengetahui contoh penyimpangan prilaku masyarakat dalam
bidang kesehatan
5. Untuk Mengetahui solusi terhadap penyampangan prilaku masyarakat
dalam bidang kesehatan

v
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Konsep dan Perilaku Kesehatan


2.1.1 Pengertian Perilaku
a. Notoatmodjo, 2003
Perilaku adalah tindakan atau aktivitas dari manusia itu
sendiri yang mempunyai bentangan yang sangat luas antara lain:
berjalan, berbicara, menangis, tertawa, bekerja, kuliah, menulis,
membaca, dan sebagainya. Dari uraian ini dapat disimpulkan bahwa
yang dimaksud perilaku manusia adalah semua kegiatan atau aktivitas
manusia, baik yang diamati langsung, maupun yang tidak dapat
diamati oleh pihak luar.
b. Skinner
Perilaku merupakan respon atau reaksi seseorang terhadap
stimulus atau rangsangan dari luar. Oleh karena perilaku ini terjadi
melalui proses adanya stimulus terhadap organisme, dan kemudian
organisme tersebut merespons, maka teori Skinner ini disebut teori “S-
O-R” atau Stimulus – Organisme – Respon.
c. Talcot Parsons
Perilaku merupakan reaksi seorang individu terhadap stimulus
yang berasal dari luar maupun dari dalam dirinya. Penggolongan
perilaku:
1) Perilaku pasif/covert : (tidak telihat oleh mata dan terwujud
dalam pikiran).
2) Perilaku aktif / overt : terlihat nyata melalui tindakan (action).

Secara Umum Perilaku manusia adalah sekumpulan perilaku


yang dimiliki oleh manusia dan dipengaruhi adat, sikap, emosi, nilai,
etika, kekuasaan, persuasi, dan genetika. Penerimaan terhadap
perilaku seseorang diukur relatif terhadap norma sosial dan diatur oleh
berbagai kontrol sosial. Dalam kedokteran perilaku seseorang dan

vi
keluarganya dipelajari untuk mengidentifikasi faktor penyebab,
pencetus atau yang memperberat timbulnya masalah kesehatan.
Intervensi terhadap perilaku seringkali dilakukan dalam rangka penata
laksanaan yang holistik dan komprehensif. Perilaku manusia di pelajar
dalam ilmu psikologi, sosiologi, dan kedokteran. Faktor- faktor yang
mempengaruhi Perilaku menusia:

 Genetika
 Sikap adalah suatu ukuran tingkat kesukaan seseorang terhadap
perilaku manusia.
 Norma sosial – adalah pengaruh tekanan sosial.
 Kontrol perilaku pribadi – adalah kepercayaan seseorang mengenai
sulit tidaknya melakukan suatu perilaku.
 Dan lain-lainnya.

2.1.1 Perilaku Kesehatan


a. Notoatmodjo (2003) adalah suatu respon seseorang (organisme)
terhadap stimulus atau objek yang berkaitan dengan sakit atau penyakit,
sistim pelayanan kesehatan, makanan, dan minuman, serta lingkungan.
Dari batasan ini, perilaku kesehatan dapat diklasifikasikan menjadi 3
kelompok:
1) Perilaku pemeliharaan kesehatan (health maintanance).
Adalah perilaku atau usaha-usaha seseorang untuk memelihara atau
menjaga kesehatan agar tidak sakit dan usaha untuk penyembuhan
bilamana sakit.
2) Perilaku pencairan pengobatan (health seeking behavior).
Perilaku ini adalah menyangkut upaya atau tindakan seseorang pada
saat menderita penyakit dan atau kecelakaan.
3) Perilaku kesehatan lingkungan
Adalah apabila seseorang merespon lingkungan, baik lingkungan
fisik maupun sosial budaya, dan sebagainya.
b. Solita Sarwono
Perilaku kesehatan adalah segala bentuk pengalaman dan interaksi
individu dengan lingkungannya khususnya menyangkut pengetahuan

vii
dan sikap tentang kesehatan serta tindakannya yang berhubungan
dengan kesehatan dan penyakit.
c. Bloom
Perilaku merupakan salah satu aspek yang mementukan derajat
kesehatan masyarakat. Faktor yg mempengaruhi derajat kesehatan
(Bloom).

Keturunan

Fasilitas Status Lingkungan


Fisik &
Kesehatan
Kesehatan Sosbud

Perilaku

Perilaku adalah semua kegiatan atau aktivitas manusia, baik yang dapat
diamati langsung, maupun yang tidak dapat diamati oleh pihak luar. Perilaku
dan gejala perilaku yang tampak pada kegiatan organisme tersebut
dipengaruhi baik oleh faktor genetik maupun faktor lingkungan. Faktor
genetik adalah modal dasar untuk perkembangan perilaku makhluk hidup
untuk selanjutnya. Sedangkan lingkungan merupakan lahan untuk
perkembangan perilaku tersebut. Suatu mekanisme pertemuan antara kedua
faktor tersebut disebut dengan proses belajar.

2.2 Perilaku Masyarakat dan Kesehatan

Perilaku manusia (human behavior) merupakan reaksi yang dapat


bersifat sederhana maupun bersifat kompleks. Pada manusia khususnya dan
pada berbagai spesies hewan umumnya memang terdapat bentuk-bentuk
perilaku instinktif (species-specific behavior) yang didasari oleh kodrat untuk
mempertahankan kehidupan. Perilaku manusia merupakan hasil dari pada
segala macam pengalaman serta interaksi manusia dengan lingkungannya
yang terwujud dalam bentuk pengetahuan, sikap, dan tindakan. Bentuk dari

viii
perilaku tersebut ada dua yaitu pasif dan aktif. Perilaku pasif merupakan
respon internal dan hanya dapat dilihat oleh diri sendiri sedangkan perilaku
aktif dapat dilihat oleh orang lain. Masyarakat memiliki beberapa macam
perilaku terhadap kesehatan. Perilaku tersebut umumnya dibagi menjadi dua,
yaitu perilaku sehat dan perilaku sakit. Perilaku sehat yang dimaksud yaitu
perilaku seseorang yang sehat dan meningkatkan kesehatannya tersebut.
Perilaku sehat mencakup perilaku-perilaku dalam mencegah atau menghindari
dari penyakit dan penyebab penyakit atau masalah, atau penyebab masalah
(perilaku preventif). Contoh dari perilaku sehat ini antara lain makan makanan
dengan gizi seimbang, olah raga secara teratur, dan menggosok gigi sebelum
tidur.

Yang kedua adalah perilaku sakit. Perilaku sakit adalah perilaku


seseorang yang sakit atau telah terkena masalah kesehatan untuk memperoleh
penyembuhan atau pemecahan masalah kesehatannya. Perilaku ini disebut
perilaku pencarian pelayanan kesehatan (health seeking behavior). Perilaku ini
mencakup tindakan-tindakan yang diambil seseorang bila terkena masalah
kesehatan untuk memperoleh kesembuhan melalui sarana pelayanan kesehatan
seperti puskesmas dan rumah sakit.

Secara lebih detail, Becker (1979) membagi perilaku masyarakat yang


berhubungan dengan kesehatan menjadi tiga, yaitu:

1) Perilaku kesehatan: hal yang berkaitan dengan tindakan seseorang dalam


memelihara dan meningkatkan kesehatannya. Contoh : memilih makanan
yang sehat, tindakan-tindakan yang dapat mencegah penyakit.

2) Perilaku sakit : segala tindakan atau kegiatan yang dilakukan seseorang


individuyang merasa sakit, untuk merasakan dan mengenal keadaan
kesehatannya atau rasa sakit. Contoh pengetahuan individu untuk
memperoleh keuntungan.
3) Perilaku peran sakit : segala tindakan atau kegiatan yang dilakukan oleh
individu yang sedang sakit untuk memperoleh kesehatan.

ix
Terdapat dua paradigma dalam kesehatan yaitu paradigma sakit dan
paradigma sehat.

a. Paradigma sakit adalah paradigma yang beranggapan bahwa rumah sakit


adalah tempatnya orang sakit. Hanya di saat sakit, seseorang diantar masuk
ke rumah sakit. Ini adalah paradigma yang salah yang menitikberatkan
kepada aspek kuratif dan rehabilitatif.
b. Paradigma sehat Menitikberatkan pada aspek promotif dan preventif,
berpandangan bahwa tindakan pencegahan itu lebih baik dan lebih murah
dibandingkan pengobatan.

2.3 Gaya Hidup dan Kesehatan


Pengertian Beberapa Ahli:

1. Kotler adalah pola hidup seseorang di dunia yang ekspresikan


dalam aktivitas, minat, dan opininya. Gaya hidup menggambarkan
“keseluruhan diri seseorang” dalam berinteraksi dengan
lingkungannya.
2. Minor dan Mowen (2002), gaya hidup adalah menunjukkan
bagaimana orang hidup, bagaimana membelanjakan uangnya, dan
bagaimana mengalokasikan waktu.
3. Suratno dan Rismiati (2001) adalah pola hidup seseorang dalam
dunia kehidupan sehari-hari yang dinyatakan dalam kegiatan,
minat dan pendapat yang bersangkutan. Gaya hidup mencerminkan
keseluruhan pribadi yang berinteraksi dengan lingkungan.
Secara umum dapat diartikan sebagai suatu gaya hidup yang
dikenali dengan bagaimana orang menghabiskan waktunya (aktivitas),
apa yang penting orang pertimbangkan pada lingkungan (minat), dan
apa yang orang pikirkan tentang diri sendiri dan dunia di sekitar
(opini). Disimpulkan bahwa gaya hidup adalah pola hidup seseorang
yang dinyatakan dalam kegiatan, minat dan pendapatnya dalam
membelanjakan uangnya dan bagaimana mengalokasikan waktu.

Gaya hidup yang berkaitan dengan kesehatan

x
Gaya hidup merupakan hal yang sangat penting dalam kehidupan
modern, tidak sedikit orang harus bersusah -susah untuk bekerja keras dan
mendapatkan penghasilan untuk mengkonsumsi produk-produk demi
mengikuti perkembangan gaya hidup. Bukan hanya pada urusan fashion
dan entertain saja, melainkan gaya hidup juga berkaitan dengan kondisi
kesehatan, baik secara langsung seperti berkembangnya budaya wisata
kuliner, maupun secara tidak langsung, seperti perhatian seseorang
terhadap sistem kekebalan tubuhnya. Namun, gaya hidup tidak selalu
mengancam kesehatan tubuh atau praktek hidup sehat dengan menghindari
konsumsi atau aktifitas yang memperlemah sistem kekebalan tubuh.
Kesehatan juga berkembang seiring berkembangnya berbagai aspek dalam
kehidupan, termasuk dalam gaya hidup sehat.
Kita mungkin biasa memperhatikan bagaimana orang yang hidup
dalam golongan ekonomi atas tampil bersih, rajin mengikuti kegiatan
olahraga, namun tetap saja tidak bisa menghindari ancaman penyakit
berbahaya yang terus saja mendekat. Bandingkan dengan kehidupan orang
miskin yang tidak terlalu memperhatiakn kebersihan, jika sakit, puskesmas
saja sudah cukup untuk menyembuhkan mereka (mayoritas).
Berkaitan dengan gaya hidup, gaya hidup akan mempengaruhi pola
makan sehat. misalnya bagaimana hubungan antara Gaya Hidup dengan
Penyakit Diabetes Melitus. Konsumsi produk yang semena-mena tanpa
memperhatikan apa saja zat yang dikandung oleh produk tersebut, adalah
sebuah ancaman terhadap kesehatan kita, dimana berbagai penyakit (bukan
hanya diabetes melitus) siap menggerogoti tubuh. Gaya hidup sehat adalah
pilihan sederhana yang sangat tepat untuk dijalankan. Hidup dengan pola
makan, pikiran, kebiasaan dan lingkungan yang sehat. Sehat dalam arti
kata mendasar adalah segala hal yang kerjakan memberikan hasil yang
baik dan positif. Hidup adalah pilihan, dengan segala konsekuensi yang
ada, susah senang dijalankan, untuk mencapai target akhir yang sesuai
dengan harapan dan cita-cita Anda. Apapun yang Anda kerjakan saat ini
akan memberikan dampak di masa mendatang. Begitu pula dengan pola
hidup Anda. Hidup Anda sehat saat sekarang maka kehidupan masa depan

xi
Anda jauh lebih sehat dan dapat mengeliminir hal-hal negative yang
mungkin muncul.

2.4 Penyimpangan Perilaku Masyarakat Di Bidang Kesehatan.


Perilaku kesehatan bila mengacu pada penelitian Hendrik L. Blum di
Amerika Serikat memiliki urutan kedua faktor yang mempengaruhi status
kesehatan masyarakat setelah faktor lingkungan. Di Indonesia diduga faktor
perilaku justru menjadi faktor utama masalah kesehatan sebagai akibat masih
rendah pengetahuan kesehatan dan faktor kemiskinan. Kondisi tersebut
mungkin terkait tingkat pendidikan yang mempengaruhi pengetahuan
masyarakat untuk berperilaku sehat. Terbentuknya perilaku diawali respon
terhadap stimulus pada domainkognitif berupa pengetahuan terhadap obyek
tersebut, selanjutnya menimbulkan respon batin (afektif) yaitu sikap terhadap
obyek tersebut. Respon tindakan (perilaku) dapat timbul setelah respon
pengetahuan dan sikap yang searah (sinkron) atau langsung tanpa didasari
kedua respon di atas. Jenis perilaku ini cenderung tidak bertahan lama karena
terbentuk tanda pemahaman manfaat berperilaku tertentu.

Sikap setuju terhadap suatu perilaku sehat dapat terbentuk bila pengetahuan
yang mendasari perilaku diperkuat dengan bukti manfaat karena perilaku
seseorang dilandasi motif. Bila seseorang dapat menemukan manfaat dari
berperilaku sehat yang diharapkan oleh petugas kesehatan maka terbentuklah
sikap yang mendukung.

Menurut Notoatmodjo (2007), memberikan pandangan bahwa perubahan


perilaku atau adopsia perilaku baru adalah suatu proses yang kompleks dan
memerlukan waktu yang relatif lama. Secara teori perubahan perilaku atau
seseorang menerima atau mengadopsi perilaku dalam kehidupannya melalui
tiga tahap, yaitu; pengetahuan, sikap dan tindakan.

1. Pengetahuan Kesehatan (health knowledge)


Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang
melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Sebagian besar
pengetahuan manusia diperoleh melalui penginderaan mata (melihat) dan
telinga (mendengar). Perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan lebih
permanen dianut oleh seseorang dibandingkan dengan perilaku yang biasa
berlaku, pengetahuan yang dimiliki sangat penting untuk terbentuk sikap dan
tindakan.

Pengetahuan tentang kesehatan adalah mencakup apa yang diketahui oleh


seseorang terhadap cara-cara memelihara kesehatan. Indikator untuk
mengetahui tingkat pengetahuan atau kesadaran terhadap kesehatan dapat

xii
dikelompokkan menjadi tiga indikator, yaitu; Pengetahuan tentang sakit dan
penyakit, Pengetahuan tentang cara pemeliharaan kesehatan dan cara hidup
sehat, Pengetahuan tentang kesehatan lingkungan.

2. Sikap Terhadap Kesehatan (health attitude)

Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang
terhadap suatu stimulus atau objek. Sikap mencerminkan kesenangan atau
ketidak senangan seseorang terhadap sesuatu. Sikap berasal dari pengalaman,
atau dari orang yang dekat dengan kita. Mereka dapat mengakrabkan kita
dengan sesuatu, atau menyebabkan kita menolaknya.

Sikap dapat dipandang sebagai predisposisi untuk bereaksi dengan cara yang
menyenangkan atau tidak menyenangkan terhadap objek, orang dan konsep
apa saja. Ada beberapa asumsi yang mendasari pendapat tersebut, yaitu: sikap
berhubungan dengan perilaku, sikap yang berkaitan erat dengan perasaan
seseorang terhadap objek, sikap adalah konstruksi yang bersifat hipotesis,
artinya konsekuensinya dapat diamati, tetapi sikap itu tidak dapat dipahami.

Adapun ciri-ciri sikap adalah sebagai berikut :

1) Pemikiran dan perasaan (Thoughts and feeling), hasil pemikiran dan


perasaan seseorang, atau lebih tepat diartikan pertimbangan-pertimbangan
pribadi terhadap objek atau stimulus.
2) Adanya orang lain yang menjadi acuan (Personal reference) merupakan
factor penguat sikap untuk melakukan tindakan akan tetapi tetap mengacu
pada pertimbangan-pertimbangan individu.
3) Sumber daya (Resources) yang tersedia merupakan pendukung untuk
bersikap positif atau negatif terhadap objek atau stimulus tertentu dengan
pertimbangan kebutuhan dari pada individu tersebut.
4) Sosial budaya (Culture), berperan besar dalam memengaruhi pola pikir
seseorang untuk bersikap terhadap objek/stimulus tertentu.
Kekuatan sikap tergantung dari banyak faktor, faktor yang terpenting adalah
faktor yang mempengaruhi terbentuknya sikap. Faktor-faktor yang
mempengaruhi sikap antara lain;

xiii
1. Pengalaman pribadi, sikap akan lebih mudah terbentuk apabila
pengalaman pribadi tersebut terjadi dalam situasi yang melibatkan faktor
emosional
2. Pengaruh orang lain yang dianggap penting, pada umumnya individu
cenderung untuk memiliki sikap yang searah dengan sikap orang yang
dianggap penting (tokoh)
3. Pengaruh kebudayaan, tanpa disadari kebudayaan telah menanamkan garis
pengaruh sikap terhadap berbagai masalah. Kebudayaan telah mewarnai sikap
anggota masyarakat, karena kebudayaanlah yang memberi corak pengalaman
individu-individu masyarakat
4. Media massa, dalam media komunikasi berita atau informasi yang
disampaikan dipengaruhi oleh sikap penulisnya, akibatnya berpengaruh
terhadap sikap konsumennya
5. Lembaga pendidikan dan lembaga agama, konsep moral dan ajaran dari
lembaga pendidikan dan lembaga agama sangat menentukan sistem
kepercayaan sehingga mempengaruhi sikap, dan;
6. Faktor emosional, kadangkala suatu bentuk sikap merupakan pernyataan
yang didasari emosi yang berfungsi sebagai semacam penyaluran frustasi atau
pengalihan bentuk mekanisme pertahanan ego

3. Tindakan Kesehatan (health practice)

Praktik kesehatan ataupun tindakan untuk hidup sehat adalah semua


kegiatan atau aktivitas seseorang dalam rangka memelihara kesehatan. Suatu
sikap belum tentu terwujud dalam suatu tindakan (over behavior), untuk
mewujudkannya menjadi suatu perbuatan yang nyata diperlukan faktor
pendukung atau suatu kondisi yang memungkinkan, antara lain adalah
fasilitas. Disamping faktor fasilitas (sarana dan prasarana), juga diperlukan
dukungan (support) dari pihak lain.

2.4 Solusi Penyimpangan Perilaku Masyarakat


Solusi terhadap perilaku menyimpang adalah melakukan pengendalian
sosial. Pengendalian sosial memiliki peranan yang penting untuk menghindari
terjadinya penyimpangan dan mengerahkan anggota masyarakat untuk

xiv
bertindak menurut norma-norma dan nilai-nilai yang telah disepakati.
Pengendalian sosial dianggap sebagai cara mengarahkan masyarakat untuk
memerankan peranannya dalam berinteraksi dengan anggota masyarakatnya.
Tujuan pengendalian sosial adalah terciptanya ketertiban sosial, karena tanpa
ketertiban sosial masyarakat tidak bisa menjalankan peranannya dengan
perasaan aman. Ada banyak hal yang bisa dilakukan untuk mengendalikan
penyimpangan perilaku, seperti:

1) Sanksi sosial
Sanksi sosial dapat diterapkan bagi individu yang melakukan perilaku
menyimpang. Pelanggar bisa mendapatkan sanksi tegas berupa
hukuman. Hal itu dilakukan agar terjadi efek jera dari pelanggar
peraturan sehingga tidak akan
2) Penyuluhan
Pemerintah memiliki peran besar dalam upaya penanggulangan
perilaku menyimpang dalam masyarakat, yakni dengan memberikan
penyuluhan. Melalui penyuluhan kepada masyarakat mengenai
pentingnya pelaksanaan nilai, norma, dan peraturan yang berlaku di
masyarakat diharapkan dapat membuat individu memahami nilai,
norma, dan peraturan yang berlaku.
3) Rehabilitasi
Rehabilitasi juga dapat menjadi cara untuk mengatasi penyimpangan
sosial. Misalnya, seorang anak remaja atau pelajar yang memakai
narkoba. Remaja tersebut perlu mendapatkan pendampingan dan
rehabilitasi agar tidak mengalami kecanduan. Rehabilitasi sosial dapat
dilakukan oleh pemerintah, pihak pemangku kepentingan, atau
swadaya lembaga masyarakat.

4) Kerja sama dengan berbagai pihak


Cara mengatasi penyimpangan sosial selanjutnya adalah melakukan
kerja sama dengan berbagai pihak. Keterlibatan banyak pihak sangat
diperlukan. Sebagai contoh kepala desa dengan penduduk atau orang
tua anak, kepolisian, keamanan, dan lainnya. Selain sebagai cara

xv
mengatasi, upaya ini juga dapat menjadi tindakan preventif
atau pencegahan.

Tidak hanya melalui pranata atau lembaga sosial, kita sendiri juga
diharapkan mampu dalam melaksanakan pengendalian sosial. Sebagai
individu, kita harus belajar dan memahami nilai-nilai dan norma yang ada di
masyarakat karena mengatur tata kelakuan baku dalam pedoman
berkehidupan, berbangsa, dan bernegara. Semua pasti akan kembali pada
individu masing-masing apakah ia mampu menjalankan apa yang telah
disosialisasikan oleh masyarakat atau tidak. Semuanya tidak bisa dilakukan
sendiri oleh lembaga sosial. Sehingga, semua lini kehidupan bermasarakat
perlu andil dalam pengendalian sosial dalam rangka menanggulangi masalah
penyimpangan sosial.

BAB III

PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Fisioterapi

xvi
DAFTAR PUSTAKA

Jacob, A., Rekha R., Tarchanand, J.S.,(2014) Buku Ajar Clinical Nursing
Procedures, Edisi kedua. Binapura Aksara, Tanggerang Selatan

Indra Dewi (2007). Jurnal Ilmiah Kesehatan Diagnosis Pengaruh Fisioterapi Dada
Dalam Upaya Peningkatan Pengeluaran Sekret Pada Penderita Tb Paru Di
Balai Besar Kesehatan Paru Masyarakat. Vol 10 (6) :713-734

xvii

Anda mungkin juga menyukai