Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH KEPERAWATAN MEDICAL BEDAH II

“ TES ALERGI ”

DISUSUN OLEH :
KELOMLOK 5
1. FITRI FIDIYANI
2. IDA NURMAYANI
3. PRISDA NURSABRINA
4. RIZKA HISNIA
5. TRY AZWIN SAPUTRA

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIN KESEHATAN MATARAM
JURUSAN KEPERAWATAN
PROGRAM STUDI D-III KEPERAWATAN MATARAM
TAHUN 2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat,
karunia, serta taufik dan hidayah-Nya saya dapat Menyelesaikan Makalah Keperawatan
Medical Bedah II “ Tes Alergi ” ini dengan baik meskipun banyak kekurangan didalamnya.
Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat kekurangan dan
jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi
perbaikan makalah yang telah kamk buat di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu
yang sempurna tanpa saran yang membangun.
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya. Sekiranya
laporan yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami maupun orang yang membacanya.
Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan
kami memohon kritik dan saran yang membangun dari Anda demi perbaikan makalah ini di
waktu yang akan datang.

Mataram, Februari 2022

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
BAB II PEMBASAHAN
A. Pengertian Alergi
B. Penuebab dan Tanda-Tanda Alergi
C. Pengertian Tes Alergi
D. Jenis - Jenis Tes Alergj
E. Indikasi dan Kontraindikasi Tes Alergi
BAB III PENITUP
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Alergi adalah reaksi sistem imun tubuh yang bersifat spesifik terhadap rangsangan suatu bahan
yang pada orang lain biasanya tidak berbahaya bagi kesehatan tubuh. Bahan ini disebut sebagai
alergen. Reaksi alergi terjadi akibat respon imun yang salah mengenali alergen sebagai benda
asing dan segera membentuk sejumlah besar antibodi yang disebut imunoglobulin E (Soedarto,
2012).

Imunoglobulin E adalah molekul antibodi pada serum yang dibentuk oleh sel plasma yang
berasal dari proliferasi sel B yang terjadi setelah kontak dengan antigen. IgE mudah diikat oleh
sel mast, basofil, dan eosinofil yang memiliki reseptor terhadap IgE (Baratawidjaja & Rengganis,
2014). Interaksi antara antigen, IgE spesifik, sel mast atau basofil menyebabkan terjadinya
perubahan pada membran sel. IgE dapat dideteksi pada kulit dengan uji cukit kulit. Uji cukit
kulit didasarkan atas reaksi antara antigen dan sel mast yang tersensitisasi di kulit yang
menghasilkan respon berupa bintul dan kemerahan (Rahmawati, et al., 2008).

Penyakit alergi meningkat secara global hingga mencapai 30-40% populasi dunia. Dimana
terdapat satu atau lebih kondisi alergi yang dialami. Penyakit alergi banyak dialami pada anak-
anak. Ketika anak-anak beranjak remaja, tingkat keparahan penyakit alergi akan meningkat.
Sehingga, akan mengganggu kualitas hidup penderita (World Allergy Organization, 2011).

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian Alergi?
2. Apa saja Tanda Gejala dan Penyebab Alergi
3. Apa penhertian Dari Tes Alergi
4. Apa saja Jenis-Jenin Alergi
5. Apa saja Indikasi dan Kontraindikasi Tes Alergi
C. Tujuan
1. Mengetahui pemgertian Alergi
2. Menngetahui Tanda Gejala dan Penyebab Alergi
3. Mengetahui pengertian Tes Alergi
4. Mengetahui Jenis-Jenis Alergi
5. Mengetahui Indikasi dan Kontraindikasi Tes Alergi
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Alergi Alergi adalah bentuk respons sistem kekebalan tubuh terhadap benda
asing yang dianggap berbahaya oleh tubuh. Benda asing ini disebut alergen (pemicu
alergi).Pada orang yang tidak memiliki alergi, alergen umumnya tidak membahayakan
kesehatan. Namun sistem kekebalan tubuh pada penderita alergi menganggap alergen
sebagai ancaman bagi tubuh, sehingga menyerang alergen dan memicu reaksi alergi.
Reaksi alergi tidak boleh disepelekan. Bila alergi terjadi dengan kondisi sangat parah
(anafilaksis), nyawa penderitanya akan dalam bahaya. Karena itu, anafilaksis harus
ditangani secepatnya di rumah sakit.
B. Tanda Gejala Alergi dan Penyebab Alergi
Tanda dan gejala alergi
Gejala alergi berbeda-beda pada tiap penderita, tergantung tipe alergi dan tingkat
keparahannya. Berikut ciri-ciri alergi berdasarkan jenis alerginya:
a. Alergi makanan
Alergi makanan dapat menyebabkan pembengkakan, biduran atau kaligata, mual,
rasa lelah berlebihan, dan sebagainya. Reaksi alergi setelah mengonsumsi
makanan tertentu terkadang tidak langsung muncul sehabis Anda makan, namun
bisa beberapa menit hingga jam setelahnya. Bila Anda mengalami reaksi alergi
serius setelah melahap makanan tertentu dan tidak tahu penyebab spesifiknya,
segeralah berkonsultasi ke dokter.
b. Alergi yang berkaitan dengan musim atau cuaca tertentu
Alergi yang berhubungan dengan musim atau cuaca tertentu disebut hay fever
atau rinitis alergi. Gejalanya mirip dengan gejala flu yang meliputi hidung
tersumbat atau berair serta mata yang membengkak. Hay fever merupakan reaksi
alergi terhadap serbuk tanaman tertentu atau zat lainnya. Terdapat dua jenis hay
fever, yaitu tipe musiman dan parenial.Hay fever musiman hanya terjadi ketika
memasuki musim tanaman tertentu, yang melepas serbuk dan memicu alergi.
Sementara rinitis alergi tipe parenial merupakan hay fever yang tidak dipengaruhi
oleh musim tanaman.
c. Alergi akibat gigitan serangga dan pemakaian obat-obatan
Gigitan serangga dan obat-obatan tertentu dapat menimbulkan reaksi alergi
berupa:
1. Pembengkakan yang luas di sekitar area gigitan
2. Rasa gatal dan terbentuk biduran di sekujur tubuh
3. Batuk-batuk
4. Mengi, yakni timbul bunyi ‘ngik’ tiap menarik napas
5. Rasa sesak atau kesulitan bernapas
d. Alergi pada kulit
Reaksi alergi pada kulit mungkin merupakan suatu gejala dari alergi pada
umumnya. Alergi ini bisa juga muncul sebagai akibat paparan alergen langsung
ke kulit. Beberapa gejala alergi kulit meliputi:
1. Ruam kemerahan
2. Eksim yang gatal dan gampang berdarah
3. Sakit tenggorokan atau tenggorokan gatal akibat iritasi dan peradangan
tenggorokan
4. Biduran
5. Pembengkakan mata
6. Sensasi panas seperti terbakar.

Penyebab alergi
Penelitian tidak menemukan jawaban pasti mengenai penyebab alergi. Oleh sebab itu,
pemicu sistem imun menyerang benda asing yang sebenarnya tidak berbahaya bagi tubuh
juga belum diketahui hingga sekarang. Meski demikian, para pakar memperkirakan ada
beberapa faktor yang dapat meningkatkan kemungkinan seseorang mengalami alergi.
Faktor-faktor risiko alergi tersebut meliputi:
a. Faktor genetik Apabila ada anggoa keluarga Anda yang mengalami alergi tertentu,
risiko Anda untuk mengalami alergi juga akan meningkat. Jenis alergi yang muncul
pun terkadang tidak sama.
b. Mengidap penyakit tertentu
c. Seseorang lebih rentan mengalami alergi bila dirinya mengidap asma, biduran, atau
eksim.

C. Pengertian Tes Alergi


Tes alergi adalah pemeriksaan yang dilakukan oleh spesialis alergi terlatih untuk menentukan
apakah tubuh memiliki reaksi alergi terhadap zat yang diketahui. Pemeriksaan ini dapat berupa
tes darah atau tes kulit (prick/patch).
Sistem kekebalan adalah pertahanan alami dari tubuh. Alergi terjadi ketika sistem kekebalan
bereaksi berlebihan terhadap sesuatu di lingkungan sekitar. Misalnya, serbuk sari, yang biasanya
tidak berbahaya, dapat menyebabkan sistem kekebalan bereaksi berlebihan. Reaksi berlebihan ini
dapat menyebabkan: pilek, bersin, sinus tersumbat, mata gatal dan berair, batuk atau mengi.

D. Jenis-Jenis Tes Alergi


Tujuan dilakukannya tes alergi adalah agar dapat menentukan serbuk sari, jamur, atau zat lain
yang membuat klien alergi. Klien mungkin memerlukan obat untuk mengobati alerginya. Atau,
klien dapat mencoba menghindari pemicu alergi tersebut. Tes alergi melibatkan memaparkan
klien pada sejumlah kecil alergen tertentu dan merekam reaksinya.
a. Tes kulit
Tes kulit digunakan untuk mengidentifikasi berbagai alergen potensial. Tes
ini termasuk alergen udara, yang terkait dengan makanan, dan kontak.
Ada tiga jenis tes kulit, yaitu:
 Tes gores
 Intradermal
 Tempel.

Dokter biasanya akan mencoba tes awal terlebih dahulu. Selama tes ini,
alergen ditempatkan dalam cairan, kemudian cairan itu ditempatkan pada bagian
kulit dengan alat khusus yang menusuk alergen dengan ringan ke permukaan kulit
klien.
Klien akan diawasi secara ketat untuk melihat bagaimana kulit bereaksi
terhadap zat asing. Jika ada kemerahan lokal, pembengkakan, peninggian, atau
gatal pada kulit di atas lokasi tes, artinya klien alergi terhadap alergen spesifik
tersebut.
Jika tes awal tidak meyakinkan, dokter dapat memesan tes kulit intradermal.
Tes ini membutuhkan penyuntikan sejumlah kecil alergen ke dalam lapisan
dermis kulit. Sekali lagi, dokter akan memantau reaksi klien.
Bentuk lain dari tes kulit adalah tes tempel. Tes ini melibatkan penggunaan
tambalan perekat yang sarat dengan alergen yang dicurigai dan menempatkan
tambalan ini pada kulit klien. Uji tempel dilakukan untuk mengevaluasi kasus
dermatitis kontak alergi. Tambalan akan tetap ada di tubuh klien setelah klien
melakukan pemeriksaan. Tambalan kemudian ditinjau pada 48 jam setelah
tindakan dan lagi pada 72 hingga 96 jam setelah tindakan.

b. Tes Darah
Jika ada kemungkinan klien akan mengalami reaksi alergi yang parah
terhadap tes kulit atau tidak dapat melakukan tes kulit, dan dokter akan melakukan
tes darah.
Untuk tes ini, sampel darah diuji di laboratorium untuk mengetahui adanya
antibodi yang melawan alergen tertentu yang disebut dengan ImmunoCAP. Tes
ini sangat berhasil mendeteksi antibodi IgE terhadap alergen utama.

E. Indikasi dan Kontrainkasi Tes Alergi


1. Indikasi Tes Alergi
Dokter akan menyarankan tes alergi pada orang yang mengalami gejala berikut:
 Bersin-bersin
 Pilek atau hidung tersumbat
 Mata berair dan gatal
 Muntah
 Batuk
 Diare
 Sesak napas
 Mengi atau bengek
Namun, gejala-gejala ini juga perlu disertai dengan adanya kecurigaan terhadap alergen tertentu
dan adanya riwayat alergi, asma, dan eksim dalam keluarga

2. Kontraindikasi Tes Alergi


Tes darah, tes tempel kulit, dan diet eliminasi tergolong relatif aman untuk siapa saja. Namun,
tes tusuk kulit tidak disarankan bagi anak di bawah usia 1 tahun, ibu hamil, dan orang dengan
kondisi berikut:
 Pernah mengalami reaksi alergi berat (anafilaksis)
 Menderita asma yang tidak terkontrol
 Menderita eksim dan psoriasis yang menutupi sebagian besar area kulit di tangan dan
punggung
 Pasien dengan kondisi di atas mungkin akan dianjurkan untuk menjalani tes alergi dengan
cara lain, umumnya melalui tes darah.
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN

B. SARAN
DAFTAR PUSTAKA

Healthline. https://www.healthline.com/health/allergies
Diakses pada 31 Oktober 2019Mayo Clinic.
https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/allergies/symptoms-causes/syc-20351497
Diakses pada 31 Oktober 2019WebMD. https://www.webmd.com/allergies/guide/allergy-
symptoms-types
Diakses pada 30 Juni 2021Asthma and Allergy Foundation of America.
https://www.aafa.org/allergies.aspx
Diakses pada 30 Juni 2021
Meth, Marc. Allergy Testing: Types, Risks, and Next Step. Healthline. 2021

Anda mungkin juga menyukai