Di Susun Oleh :
Novi Khoirotun Nisak
NIM : (7210043)
PR ODI D I II KEBI DA N AN
FAKU LTAS I LMU KES EHATAN
UN I VER S I TAS PES AN TR EN TI N GGI D AR U L U LU M JOMBA N G
2013
BAB I
PENDAHULUAN
1. LATAR BELAKANG
Beberapa laporan ilmiah baik di dalam negeri atau luar negeri menunjukkan bahwa angka
kejadian alergi dan asma terus meningkat tajam beberapa tahun terahkir. Tampaknya alergi
merupakan kasus yang mendominasi kunjungan penderita di klinik rawat jalan pelayanan
kesehatan anak Salah satu menifestasi penyakit alergi yang tidak ringan adalah asma.
Disamping itu alergi ternyata berkaitan dengan gangguan sistem saraf pusat dapat
menimbulkan beberapa manifestasi klinik. Susunan saraf pusat adalah bagian yang paling
lemah dan sensitive dibandingkan organ tubuh lainnya. Otak adalah merupakan pusat segala
koordinasi sistem tubuh dan fungsi luhur. Sedangkan alergi dengan berbagai akibat yang bisa
menggangu organ sistem susunan saraf pusat dan disfungsi sistem imun itu sendiri tampak
menimbulkan banyak manefestasi klinik yang dapat menggangu perkembangan dan prilaku
anak.
2. TUJUAN
a) Tujuan umum
Mampu mengelolah dan melaksanakan asuhan kepada pasien anak dengan alergi
b)
1)
2)
3)
4)
5)
Tujuan khusus
Mampu menjelaskan tentang pengertian alergi
Mampu menyebutkan dan menjelaskan tentang klasifikasi alergi
Mampu menjelaskan tentang etiologi alergi
Mampu menjelaskan tentang patofisiologi tentang alergi
Mampu melakukan penatalaksanaan dengan menggunakan management keperawatan pada
pasien anak dengan alergi.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
ALERGI
I. PENGERTIAN ALERGI
a.
Menurut dokter dari Austria alergi merupakan hasil reaksi yang aneh dari tubuh karena
tubuh beraksi terhadap partikel-partikel bebas yang ada di sekitar.
b. Makna alergi yang lain adalah sebuah reaksi yang berlebihan dari partikel-partikel asing
yang memasuki tubuh.
c.
Suatu keadaan dimana orang menjadi sangat rentan terhadap bahan / senyawa, yang bagi
orang lain tidak menimbulkan gangguan.
biasanya
disebabkan
oleh
berbagai
produk
telur,
susu
dan
kacang.
Alergi pada orang dewasa umumnya bertahan, sedangkan pada anak-anak kerap hilang
seiring bertambahnya usia. Frekuensi menyantap satu jenis makanan berpengaruh terhadap
alergi. Di Jepang, misalnya, alergi nasi lebih banyak ditemukan sementara di negara-negara
Skandinavia, alergi ikan bandeng lebih sering terjadi. Bahan-bahan yang dapat menimbulkan
reaksi alergi disebut alergen / antigen.
II. ETIOLOGI
a.
Lingkunga
b. Genetik
c.
Psikis
e.
Obat
f.
Debu
g. Mikroorganisme, bakteri
h. Cuaca
III. JENIS-JENIS ALERGI
a.
Asma
Asma adalah peradangan saluran pernafasan yang mengakibatkan kesulitan bernafas karena
menyempitnya saluran udara bronkial sehingga pasokan udara ke paru-paru menjadi kurang.
Asma tidak selalu disebut alergi, namun disebut sebagai gejala alergi yang disebabkan oleh
alergen yang terhirup. Gejala-gejala asma yang umum adalah nafas pendek, batuk, nafas
berbunyi dan dada sesak.
d. Alergi Eksim
Alergi eksim atau kulit meradang adalah alergi akibat bakteri yang berkembang di kulit.
Karakter umum alergi kulit ini adalah peradangan atau iritasi pada kulit, bisa gatal ataupun
tidak gatal. Gejalanya berbeda pada tiap orang.
Kulit berbintik-bintik merah, gatal dan bengkak. Dikenal juga dengan urtikaria, karakter
alergi ini adalah kulit menjadi merah pucat serta benjol bengkak di beberapa bagian kulit
yang muncul karena kontak dengan alergen. Kulit menjadi gatal dan kadang menyebabkan
rasa seperti terbakar atau tersengat. Ini bisa muncul pada semua bagian tubuh termasuk
permukaan kulit, telinga, tenggorokan dan lidah. Biasanya berbentuk bentol-bentol kecil, tapi
pada beberapa kasus, urtikaria bisa menyebabkan benjolan sebesar piring makan.
e.
Alergi Makanan
Ini adalah payung dari alergi yang biasanya disebut ketidak-toleranan terhadap jenis
makanan. Ada beberapa jenis makanan yang bisa menyebabkan alergi yang umumnya timbul
pada masyarakat Amerika termasuk alergi susu, kacang, alergi telur, alergi ikan, alergi kerang
dan kedelai.
IV. GEJALA-GEJALA
a.
Saluran Napas : debu, asap & serbuk rokok, serpihan kulit binatang mati & rambut, serbuk
bunga, rumput/pohon, debu kapuk, kutu dalam debu rumah, bulu, misal dari bantal dan
selimut
b. Kulit/Selaput Lendir : kosmetik, cat rambut, tembaga, perhiasan logam, pakaian dari wool,
sutera
c.
a.
VI. PENATALAKSANAAN
Ringan :
TINJAUAN PUSTAKA
ALERGI MAKANAN
1.
Pengertian/Definisi
Alergi makanan adalah respon abnormal tubuh terhadap suatu makanan yang
dicetuskan oleh reaksi spesifik pada sistem imun dengan gejala yang spesifik pula
Alergi makanan adalah kumpulan gejala yang mengenai banyak organ dan sistem
tubuh yang ditimbulkan oleh alergi terhadap bahan makanan.
Dalam beberapa kepustakaan alergi makanan dipakai untuk menyatakan suatu reaksi
terhadap makanan yang dasarnya adalah reaksi hipersensitifitas tipe I dan
hipersensitifitas terhadap makanan yang dasaranya adalah reaksi hipersensitifitas tipe
III dan IV.
2.
Epidemiologi
Alergi makanan bisa menyerang siapa saja dengan kadar yang berbeda beda. Pada saat
seseorang menyantap makanan kemudian timbul perasaan tidak enak pada tubuhnya maka
mereka akan beranggapan bahwa mereka alergi terhadap makanan tersebut. Fakta
membuktikan, tidak semua anggapan tersebut benar. Hanya 1% pada orang dewasa dan 3%
pada anak anak yang terbukti jika mereka memang benar benar alergi terhadap makanan
tertentu.
Alergi makanan umumnya terjadi pada anak-anak. Sekitar 1-2% bayi alergi terhadap susu
sapi, sekitar 8% anak menunjukkan reaksi yang tidak diinginkan terhadap makanan, dan 2%
orang dewasa juga menderita alergi makananPerkiraan insidensi alergi makanan yang
diantara IgE dan merupakan hipersensitivitas tipe I berkisar dari 0,1% hingga 7,0% populasi.
3.
Etiologi
Faktor yang berperan dalam alergi makanan kami bagi menjadi 2 yaitu :
a.
Faktor Internal
Imaturitas usus secara fungsional (misalnya dalam fungsi-fungsi : asam lambung, enzymenzym usus, glycocalyx) maupun fungsi-fungsi imunologis (misalnya : IgA sekretorik)
memudahkan penetrasi alergen makanan. Imaturitas juga mengurangi kemampuan usus
mentoleransi makanan tertentu.
Genetik berperan dalam alergi makanan. Sensitisasi alergen dini mulai janin sampai masa
bayi dan sensitisasi ini dipengaruhi oleh kebiasaan dan norma kehidupan setempat.
Mukosa dinding saluran cerna belum matang yang menyebabkan penyerapan alergen
bertambah.
b.
Fakor Eksternal
Faktor pencetus : faktor fisik (dingin, panas, hujan), faktor psikis (sedih, stress) atau beban
latihan (lari, olah raga).
Ikan 15,4
%
Telur 12,7
%
Susu 12,2
%
Kacang
5,3 %
Gandum
4,7 %
Apel 4,7
%
Kentang
2,6 %
Coklat 2,1
%
Babi 1,5
%
Sapi 3,1 %
Hampir semua jenis makanan dan zat tambahan pada makanan dapat menimbulkan
reaksi alergi.
4. Patofisiologi
Saat pertama kali masuknya alergen (ex. telur ) ke dalam tubuh seseorang yang
mengkonsumsi makanan tetapi dia belum pernah terkena alergi. Namun ketika untuk kedua
kalinya orang tersebut mengkonsumsi makanan yang sama barulah tampak gejala gejala
timbulnya alergi pada kulit orang tersebut.Setelah tanda tanda itu muncul maka antigen
akan mengenali alergen yang masuk yang akan memicu aktifnya sel T ,dimana sel T tersebut
yang akan merangsang sel B untuk mengaktifkan antibodi ( Ig E ). Proses ini mengakibatkan
melekatnya antibodi pada sel mast yang dikeluarkan oleh basofil. Apabila seseorang
mengalami paparan untuk kedua kalinya oleh alergen yang sama maka akan terjadi 2 hal
yaitu,:
a. Ketika mulai terjadinya produksi sitokin oleh sel T. Sitokin memberikan efek terhadap
berbagai sel terutama dalam menarik sel sel radang misalnya netrofil dan eosinofil,
sehingga menimbulkan reaksi peradangan yang menyebabkan panas.
b. Alergen tersebut akan langsung mengaktifkan antibodi ( Ig E ) yang merangsang sel
mast kemudian melepaskan histamin dalam jumlah yang banyak , kemudian histamin
tersebut beredar di dalam tubuh melalui pembuluh darah. Saat mereka mencapai kulit,
alergen akan menyebabkan terjadinya gatal,prutitus,angioderma,urtikaria,kemerahan
pada kulit dan dermatitis. Pada saat mereka mencapai paru paru, alergen dapat
mencetuskan terjadinya asma. Gejala alergi yang paling ditakutkan dikenal dengan
nama anafilaktik syok. Gejala ini ditandai dengan tekanan darah yang menurun,
kesadaran menurun, dan bila tidak ditangani segera dapat menyebabkan kematian
5. Klasifikasi
Keadaan ini merupakan hipersensitivitas anafilaktif seketika dengan reaksi yang di mulai
dalam tempo beberapa menit sesudah kontak dengan antigen.
kompleks imun terbentuk ketika antigen terikat dengan antibodi dan dibersihkan dari dalam
sirkulasi darah lewat kerja fagositik.
Reaksi ini yang juga dikenal sebagai hipersensitivitas seluler, terjadi 24 hingga 72 jam
sesudah kontak dengan alergen
6. Gejala Klinis
Adapun Gejala klinisnya :
Pada saluran pernafasan : asma
Pada saluran cerna: mual,muntah,diare,nyeri perut
Pada kulit: urtikaria. angioderma,dermatitis,pruritus,gatal,demam,gatal
Pada mulut: rasa gatal dan pembengkakan bibir
7. Pemeriksaan Fisik
Inspeksi :apakah ada kemerahan, bentol-bentol dan terdapat gejala adanya urtikaria,angioderma,pruritus
dan pembengkakan pada bibir
Palpasi : ada nyeri tekan pada kemerahan
Perkusi : mengetahui apakah diperut terdapat udara atau cairan
Auskultasi : mendengarkan suara napas, bunyi jantung, bunyi usus( karena pada oarng yang menderita
alergi bunyi usunya cencerung lebih meningkat)
ASUHAN KEPERAWATAN
PADA Ny R DENGAN ALERGI MAKANAN
Tanggal Pengkajian
: 18-04-2013
No. register
: 803XXX
Diagnose medis
Tanggal periksa
: 18-04-2013
I.
BIODATA
Nama
Umur
Agama
Pendidikan
Pekerjaan
Alamat
: An R
: 11 tahun
: Kristen
: SD kelas 6
: pelajar
: Jl. Duku setro 5/4 sidoarjo
Nama ibu
Umur
Pekerjaan
Agama
Pendidikan
Alamat
: Ny W
: 49 tahun
: IRT
: kristen
: S1
: Jl. Duku setro 5/4 sidoarjo
c.
Minum
alergi.
: 7-8 gelas per hari.
d. Pola kebersihan diri
Pasien mandi 2 x/hari, ganti baju 2 x/hari, keramas 2x/minggu, gosok gigi 2x/hari.
VII. DATA PSIKOLOGI
Ibu pasien mengatakan cemas dengan kondisi ankanya apabila alerginya kambuh lagi.
en
ekstermitas bawah.
2. Palpasi
: tidak ada pembesaran kelenjar tiroid dan limfe, tidak ada nyeri tekan.
:tidak ada benjolan / odem paru (efusi pleura), tidak ada nyeri tekan
: tidak ada benjolan, tidak ada nyeri tekan, tidak ada pembesaran organ ginjal dan hati
Ekstermitas atas
: tidak ada benjolan/odem, tidak ada nyeri tekan
Ekstermitas bawah : tidak ada benkolan/odem, tidak ada nyeri tekan
3. Auskultasi
Thorak
: tidak ada suara ronchi dan wheezing
Abdomen
: bising usus +
4. Perkusi
Reflek patella : +/+
A : Analisa data
No
Data
1 DS : ibu pasien mengatakan pasien gatal-gatal.
Etiologi
Masalah
Makanan
alergi
Alergi
sesak
Paru
Sesak
Gatal-gatal
kusut
Pola tidur
Terapi :
Suntikan 3 minggu botol II
18-04-2013
No
1
CII 0,1 cc
Diagnose
Kerusakan
Tujuan/kriteria
Tujuan :
Intervensi
1. Inspeksi kulit kemerahan
Rasional
Kulit berisiko karena
integritas kulit
Setelah dilakukan
gangguan sirkulasi
berhubungan
tindakan
perifer
dengan
keperawatan
inflamasi
diharapkan klien
dermal, intra
tidak akan
Untuk mengetahui
dermal sekunder
mengalami
kondisi umum
kerusakan integritas
lebih parah
pasien.
Criteria hasil :
melakukan imunoterapi
1.Tidak terdapat
parah
4. Anjurkan ibu untuk
odema
2.Tidak terdapat
tanda urtikaria
3.Kerusakan
integritas kulit
alergi
kemerahan atau
bentol-bentol dan
Untuk mengurangi
berkurang
4.Suhu anak normal
mengalami alergi
36-37 0 C
Makanan yang
bergizi dapat
membentu proses
percepatan
penyembuhan anak
Tgl / jam
implementasi
Mengatur TTV
evaluasi
S : 36,8 0C
N : 95 x/mnt
RR : 24 x/mnt
BB : 27 kg
Memberikan
pengobatan
dan
Mengenai Saya
Arsip Blog
2013 (12)
o April (6)
o Januari (6)
2012 (18)
Translate
Diberdayakan oleh
Terjemahan