Pneumonia berat: ditandai secara klinis oleh adanya tarikan dinding dada kedalam
(chest indrawing).
Bukan pneumonia: ditandai secara klinis oleh batuk pilek, bisa disertai demam, tanpa
tarikan dinding dada kedalam, tanpa napas cepat. Rinofaringitis, faringitis dan
tonsilitis tergolong bukan pneumonia.
Berdasarkan hasil pemeriksaan dapat dibuat suatu klasifikasi penyakit ISPA.
Klasifikasi ini dibedakan untuk golongan umur dibawah 2 bulan dan untuk golongan umur
2 bulan sampai 5 tahun.
UMUR
< 2 Bulan
KLASIFIKASI
a. Pneumonia
b. Bukan Pneumonia
a.
TANDA KLINIS
adanya tarikan dinding
dada bagian bawah atau
anpas
cepat
dengan
,tidak
ditemukan
dinding
>2 Bulan 1 Tahun
>1 5 Tahun
a. Pneumonia berat
b. Pneumonia
c. Bukan Pneumonia
a. Pneumonia berat
b. Pneumonia
c. Bukan Pneumonia
a.
tarikan
dada
bagian
cepat
ditandai dengan batuk
a.
pilek
ditandai
dengan
napas
40-50
kali
per
Pada sistem respiratorik adalah: tachypnea, napas tak teratur (apnea), retraksi dinding
thorak, napas cuping hidung, cyanosis, suara napas lemah atau hilang, grunting
cardiac arrest.
Pada sistem cerebral adalah : gelisah, mudah terangsang, sakit kepala, bingung, papil
hypoxemia,
b. hypercapnia dan
c. acydosis (metabolik dan atau respiratorik)
Tanda-tanda bahaya pada anak golongan umur 2 bulan sampai 5 tahun adalah:
a.
b.
c.
d.
e.
Tanda bahaya pada anak golongan umur kurang dari 2 bulan adalah:
a. Kurang bisa minum (kemampuan minumnya menurun sampai kurang dari setengah
b.
c.
d.
e.
D. Etiologi
Etiologi ISPA lebih dari 300 jenis bakteri, virus, dan jamur. Bakteri penyebabnya
antara lain dari genus streptokokus, stafilokokus, pnemokokus, hemofilus, bordetella, dan
korinebacterium. Virus penyebabnya antara lain golongan mikovirus, adenovirus,
koronavirus, pikornavirus, mikoplasma, herpesvirus.
Bakteri dan virus yang paling sering menjadi penyebab ISPA diantaranya bakteri
stafilokokus dan streptokokus serta virus influenza yang di udara bebas akan masuk dan
menempel pada saluran pernafasan bagian atas yaitu tenggorokan dan hidung.
Biasanya bakteri dan virus tersebut menyerang anak-anak usia dibawah 2 tahun yang
kekebalan tubuhnya lemah atau belum sempurna. Peralihan musim kemarau ke musim
hujan juga menimbulkan risiko serangan ISPA.
Beberapa faktor lain yang diperkirakan berkontribusi terhadap kejadian ISPA pada
anak adalah rendahnya asupan antioksidan, status gizi kurang, dan buruknya sanitasi
lingkungan.
E. Manifestasi Klinik
Gambaran klinis secara umum yang sering didapat adalah :
a.
b.
c.
d.
Rinitis
Nyeri tenggorokan
Batuk dengan dahak kuning/ putih kental
Nyeri retrosternal dan konjungtivitis.
e.
Suhu badan meningkat antara 4-7 hari disertai malaise, mialgia, nyeri kepala, anoreksia,
mual, muntah dan insomnia. Bila peningkatan suhu berlangsung lama biasanya
menunjukkan adanya penyulit.
F. Patofisiologi
Perjalanan alamiah penyakit ISPA dibagi 3 tahap yaitu :
1. Tahap prepatogenesis : penyebab telah ada tetapi belum menunjukkan reaksi apa-apa
2. Tahap inkubasi : virus merusak lapisan epitel dan lapisan mukosa. Tubuh menjadi
lemah apalagi bila keadaan gizi dan daya tahan sebelumnya rendah.
3. Tahap dini penyakit : dimulai dari munculnya gejala penyakit,timbul gejala demam
dan batuk. Tahap lanjut penyaklit,dibagi menjadi empat yaitu dapat sembuh
sempurna, sembuh dengan atelektasis,menjadi kronis dan meninggal akibat
pneumonia.
Saluran pernafasan selama hidup selalu terpapar dengan dunia luar sehingga untuk
mengatasinya dibutuhkan suatu sistem pertahanan yang efektif dan efisien. Ketahanan
saluran pernafasan tehadap infeksi maupun partikel dan gas yang ada di udara amat
tergantung pada tiga unsur alami yang selalu terdapat pada orang sehat yaitu keutuhan
epitel mukosa dan gerak mukosilia, makrofag alveoli, dan antibodi.
Infeksi bakteri mudah terjadi pada saluran nafas yang sel-sel epitel mukosanya
telah rusak akibat infeksi yang terdahulu. Selain hal itu, hal-hal yang dapat mengganggu
keutuhan lapisan mukosa dan gerak silia adalah asap rokok dan gas SO2 (polutan utama
dalam pencemaran udara), sindroma imotil, pengobatan dengan O2 konsentrasi tinggi
(25 % atau lebih).
Makrofag banyak terdapat di alveoli dan akan dimobilisasi ke tempat lain bila
terjadi infeksi. Asap rokok dapat menurunkan kemampuan makrofag membunuh bakteri,
sedangkan alkohol akan menurunkan mobilitas sel-sel ini. Antibodi setempat yang ada di
saluran nafas ialah Ig A. Antibodi ini banyak ditemukan di mukosa. Kekurangan antibodi
ini akan memudahkan terjadinya infeksi saluran nafas, seperti yang terjadi pada anak.
Penderita yang rentan (imunokompkromis) mudah terkena infeksi ini seperti pada pasien
keganasan yang mendapat terapi sitostatika atau radiasi.Penyebaran infeksi pada ISPA
dapat melalui jalan hematogen, limfogen, perkontinuitatum dan udara nafas.
G. Penatalaksanaan
f.
ketat.
Bila terserang pada anak tetap berikan makanan dan ASI bila anak tersebut
masih menetek
multivitamin dll.
b. Antibiotik :
1.
Idealnya berdasarkan jenis kuman penyebab
2.
Utama ditujukan pada S.pneumonia,H.Influensa dan S.Aureus
3. Menurut WHO : Pneumonia rawat jalan yaitu kotrimoksasol, Amoksisillin,
Ampisillin,
4.
Penisillin
Prokain,Pnemonia
berat
Benzil
penicillin,
H. Pemeriksaan Diagnostik
Diagnosis ISPA oleh karena virus dapat ditegakkan dengan pemeriksaan
laboratorium terhadap jasad renik itu sendiri. Pemeriksaan yang dilakukan adalah biakan
virus, serologis, diagnostik virus secara langsung. Sedangkan diagnosis ISPA oleh karena
bakteri dilakukan dengan pemeriksaan sputum, biakan darah, biakan cairan pleura.
dialaminya sekarang)
d. Riwayat
penyakit
e.
keluarga
(adakah
anggota
keluarga
yang
pernah
a.
b.
c.
d.
e.
tambahan,
pernafasan
cuping aaaaahidung.
2. Palpasi
a. Adanya demam
b. Teraba adanya pembesaran kelenjar limfe pada daerah leher/nyeri tekan
c.
3. Perkusi
Suara paru normal (resonance)
a.
4. Auskultasi
Suara nafas vesikuler/tidak terdengar ronchi pada kedua sisi paru
a.
1)
Anjurkan
klien
untuk
menggunakan
pakaian
yang
tipis
f.
Rasionalisasi:
dan
dapat
memberikan
kompres,
maka
akan
terjadi
proses
Intervensi:
a.
b.
c.
d.
Rasionalisasi:
a.
Nafsu makan dapat dirangsang pada situasi rileks, bersih, dan AAmenyenangkan.
Metode makan dan kebutuhan kalori didasarkan pada situasi atau AAkebutuhan
individu untuk memberikan nutrisi maksimal.
3) Nyeri akut b.d inflamasi pada membran mukosa faring dan tonsil
Tujuan: nyeri berkurang/terkontrol
Intervensi:
a.
Identifikasi karakteristik nyeri dan faktor yang berhubungan merupakan suatu hal
yang amat penting untuk memilih intervensi yang cocok dan untuk mengevaluasi
infeksi.
Dapat diberikan untuk organisme khusus yang teridentifikasi dengan kultur dan
sensitifitas atau diberikan secara profilaktik karena risiko tinggi
DAFTAR PUSTAKA
Ovedoff, david. 2002. Kapita selekta kedokteran 2. Batam : Binarrupa Aksara
cariebooks.com/pdf/askep-ispa-pada-anak-pdf.html,diakses tanggal Desember 2013
http://makalahskripsimakalah.blogspot.com/2012/11/asuhan-keperawatan-anak-denganispa.html,diakses tanggal Desember 2013
http://yulifitri34.wordpress.com/2012/10/21/askep-ispa-pada-anak/.diakses tanggal Desember
2013
www.gobookee.net/askep-ispa/,diakses tanggal Desember 2013