Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH II

“PEMBERIAN OBAT TOPICAL”

DI SUSUN OLEH:

1. ARISTAMANSI ARTAMEISIA (P07120120051)


2. IDA NURMAYANI (P07120120064)
3. NADIA SYAWATUL MUTHMAINNAH (P07120120073)
4. NOVI HINDRIYANI (P07120120077)
5. RISKA OKTAVIA (P07120120085)
6. TRY AZWIN SAPUTRA (P07120120088)

TINGKAT II B

SEMESTER III

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN

KESEHATAN MATARAM

PROGRAM STUDI D-III KEPERAWATAN MATARAM

T.A. 2020/2021
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat rahmat dan
karunia-Nya, kami dapat menyelesaikan makalah dengan tema “Pemberian Obat Topikal”
sebagai pemenuhan penugasan mata kuliah Keperawatan Medikal Bedah II.

Kelompok mengucapkan syukur kepada Tuhan atas limpahan nikmat sehat-Nya, baik itu
berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga kelompok mampu untuk menyelesaikan
pembuatan makalah ini.

Terimakasih juga kami ucapkan kepada Ibu Purnamawati. M. Kep selaku dosen pada
mata kuliah Keperawatan Medikal Bedah II, karena atas berkat bimbingannya makalah ini dapat
selesai tepat waktu.

Melalui makalah ini kami harap dapat membantu teman-teman yang membacanya dan
dapat memberikan manfaat bagi lingkungan sekitarnya. Demi kesempurnaan makalah ini, kritik
dan saran sangat kami harapkan.

Mataram, 9 Februari 2022

Kelompok 6
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................................................... 2

DAFTAR ISI................................................................................................................................... 3

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................................... 4

A. Latar Belakang ....................................................................................................................... 4

B. Rumusan Masalah................................................................................................................... 5

C. Tujuan ..................................................................................................................................... 5

BAB II PEMBAHASAN ................................................................................................................ 6

A. Definisi Pemberian Obat Topikal ........................................................................................... 6

B. Macam-Macam Pemberian Obat Topikal............................................................................... 6

C. Kecepatan Efek Pemberian Obat Topikal ............................................................................ 14

BAB III PENUTUP ...................................................................................................................... 15

A. Kesimpulan........................................................................................................................... 15

B. Saran ..................................................................................................................................... 15

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................... 16


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Salah satu tugas penting seorang perawat adalah merawat pasien dengan memberikan
terapi yaitu obat. Obat merupakan salah satu terapi untuk mengobati klien yang memiliki
masalah kesehatan. Obat memiliki efek terapeutik, namun beberapa obat menimbulkan efek
samping juga. (Hidayat, A aziz alimul. 2006).
Pemberian obat topical yaitu obat yang diberikan melalui kulit dan membrane mukosa
pada prinsipnya menimbulkan efek local. Pemberiantopical dilakukan dengan
mengoleskannya disuatu daerah kulit, memasangbalutan yang lembab, merendam bagian
tubuh dalam larutan atau menyediakan air mandi yang dicampur obat. (Hidayat, A aziz
alimul. 2006).
Pemberian obat ada bermacam-macam. Jika klien bisa minum, maka dapat diberikan
obat per oral atau melalui mulut. Pemberian obat parenteral digunakan saat pemasangan infus.
Belum tentu obat yang diberikan kepada klien sesuai hasil yang diharapkan. Perawat juga
perlu memperhatikan Prinsip 6 Benar. Adapun prinsip-prinsip pemberian obat yang benar
meluputi 6 hal,yaitu : Benar pasien, benar obat, benar dosis, benar waktu, benar rute danbenar
dokumentasi. Klien yang mengalami mata merah, sariawan dapat menggunakan obat topikal
sebagai metode pemberiannya. Pemberian obat topikal digunakan padamukosa, kulit atau
bagian luar tubuh (Hidayat, A aziz alimul. 2006).
Obat yang diberikan melalui kulit dan membrane mukosa pada prinsipnya
menimbulkan efek local. Pemberian topical dilakukan dengan mengoleskannya di suatu
daerah kulit, memasang balutan lembab, merendam bagian tubuh dengan larutan, atau
menyediakan air mandi yang dicampur obat. (Hidayat, A aziz alimul. 2006).
Selain dikemas dalam bentuk untuk diminum atau diinjeksikan, berbagai jenis obat
dikemas dalam bentuk obat luar seperti lotion, liniment, pasta dan bubuk yang biasanya
dipakai untuk pengobatan ganggaun dermatologis misalnya gatal-gatal, kulit kering, infeksi
dan lain-lain. Obat topical juga dikemas dalam bentuk obat tetes (instilasi) yang dipakai untuk
tetes mata, telinga, atau hidung serta dalam bentuk untuk irigasi baik mata, telinga, hidung,
vagina, maupun rectum. Dalam memberikan pengobatan kita sebagai perawat harus
mengingat dan memahami prinsip enam benar agar kita dapat terhindar dari kesalahan dalam
memberikan obat, namun ada sebaiknya kita mengetahui peran masing-masing profesi yang
terkait dengan upaya pengobatan. (Hidayat, A aziz alimul. 2006).

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana definisi pemberian obat topikal?
2. Apa saja macam-macam pemberian obat topical?
3. Seberapa kecepatan efek pemberian obat topical?

C. Tujuan
1. Untuk memahami definisi pemberian obat topikal.
2. Untuk mengetahui apa saja macam-macam pemberian obat topikal.
3. Untuk memahami kecepatan efek pemberian obat topikal.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Definisi Pemberian Obat Topikal


Topikal adalah obat yang cara pemberiannya bersifat lokal, misalnya tetes mata, salep
mata, tetes telinga dan lain-lain. Pemberian Obat pada Kulit Merupakan cara memberikan
obat pada kulit dengan mengoleskan bertujuan mempertahankan hidrasi, melindungi
permukaan kulit, mengurangi iritasi kulit, atau mengatasi infeksi. Pemberian obat kulit dapat
bermacam-macam seperti krim, losion, aerosol, dan sprei. Pemberian Obat pada Telinga Cara
memberikan obat pada telinga dengan tetes telinga atau salep. Obat tetes telinga ini pada
umumnya diberikan pada gangguan infeksi telinga khususnya pada telinga tengah (otitis
media), dapat berupa obat antibiotik. (Priharjo, robert. 1994)

Pemberian Obat pada Mata Cara memberikan obat pada mata dengan tetes mata atau
salep mata obat tetes mata digunakan untuk persiapan pemeriksaan struktur internal mata
dengan cara mendilatasi pupil, untuk pengukuran refraksi lensa dengan cara melemahkan otot
lensa, kemudian juga dapat digunakan untuk menghilangkan iritasi mata. (Priharjo, robert.
1994)

B. Macam-Macam Pemberian Obat Topikal


1. Pada Kulit

Obat yang biasa digunakan untuk pemberian obat topikal pada kulit adalah obat yang
berbentuk krim, lotion, sprei atau salep. Hal ini dilakukan dengan tujuan melakukan
perawatan kulit atau luka, atau menurunkan gejala gangguan kulit yang terjadi (contoh:
lotion). Krim, dapat mengandung zat anti fungal (jamur), kortikosteorid, atau antibiotic
yang dioleskan pada kulit dengan menggunakan kapas lidi steril. (Priharjo, robert. 1994).

Krim dengan antibiotic sering digunakan pada luka bakar atau ulkus dekubitus. Krim
adalah produk berbasis air dengan efek mendinginkan dan emolien. Mereka mengandung
bahan pengawet untuk mencegah pertumbuhan bakteri dan jamur, tetapi bahan pengawet
tertentu dapat menyebabkan sensitisasi dan dermatitis kontak alergi. Krim kurang
berminyak dibandingkan salep dan secara kosmetik lebih baik ditoleransi. (Priharjo, robert.
1994).

Sedangkan salep, dapat digunakan untuk melindungi kulit dari iritasi atau laserasi
kulit akibat kelembaban kulit pada kasus inkontenansia urin atau fekal. Salep tidak
mengandung air, mereka adalah produk berbasis minyak yang dapat membentuk lapisan
penutup diatas permukaan kulit yang membantu kulit untuk mempertahankan air. Salep
nenghidrasi kulit yang kering dan bersisik serta meningkatkan penyerapan zat aktif,
dan karena itu berguna dalam kondisi kulit kering kronis. Salep tidak mengandung bahan
pengawet. (Priharjo, robert. 1994)
Losion adalah suspensi berair yang dapat digunakan pada permukaan tubuh yang
luas dan pada daerah berbulu. Losion memiliki efek mengeringkan dan mendinginkan.
(Priharjo, robert. 1994).

Obat transdermal adalah obat yang dirancang untuk larut kedalam kulit untuk
mendapatkan efek sistemik. Tersedia dalam bentuk lembaran. Lembaran obat tersebut
dibuat dengan membran khusus yang membuat zat obat menyerap perlahan kedalam kulit.
Lembaran ini juga dapat sekaligus mengontrol frekuensi penggunaan obat selama 24 ± 72
jam. Tujuan pemberian pada kulit, yaitu :

a. Untuk mempertahankan hidrasi


b. Melindungi permukaan kulit
c. Mengurangi iritasi kulit
d. Mengatasi infeksi

Tindakan pemberian obat topikal pada kulit.

Alat dan Bahan :

a. Obat dalam tempatnya (seperti losion, krim, aerosal, sprei)


b. Pinset anatomis
c. Kain kasa
d. Balutan
e. Pengalas
f. Air sabun, air hangat
g. Sarung tangan

Prosedur Kerja :

a. Cuci tangan
b. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan
c. Pasang pengalas dibawah daerah yang akan dilakukan tindakan
d. Gunakan sarung tangan
e. Bersihkan daerah yang akan diberi obat dengan air hangat (apabila terdapat kulit
mengeras) dan gunakan pinset anatomis
f. Berikan obat sesuai dengan indikasi dan cara pemakaian seperti mengoleskan atau
mengompres
g. Jika diperlukan, tutup dengan kain kasa atau balutan pada daerah diobati
h. Cuci tangan

2. Pada Mata

Pemberian obat pada mata dilakukan dengan cara meneteskan obat mata atau
mengoleskan salep mata. Persiapan pemeriksaan struktur internal mata dilakukan dengan
cara mendilatasi pupil, untuk mengukur refraksi lensa dengan cara melemahkan otot
lensa, kemudian dapat juga digunakan untuk menghilangkan iritasi mata. (Priharjo,
robert. 1994)
Obat mata biasanya berbentuk cairan dan ointment/ obat salep mata yang dikemas
dalam tabung kecil. Karena sifat selaput lendir dan jaringan mata yang lunak dan
responsif terhadap obat, maka obat mata biasanya diramu dengan kakuatan yang rendah
misalnya 2 %. (Priharjo, robert. 1994)

Tindakan pemberian obat pada bagian mata:

Alat dan Bahan :

a. Obat dalam tempatnya dengan penetes steril atau beruupa salep


b. Pipet
c. Pinset anatomi dalam tempatnya
d. Korentang dalam tempatnya
e. Plester
f. Kain kasa
g. Kertas tisu
h. Balutan
i. Sarung tangan
j. Air hangat atau kapas pelembab

Prosedur Kerja :

a. Cuci tangan
b. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan
c. Atur posisi pasien dengan kepala menengadah, dengan posisi perawat di samping
kanan
d. Gunakan sarung tangan
e. Bersihkan daerah kelopak dan bulu mata dengan kapas lembab dari sudut mata
kearah hidung. Apabila sangat kotor basuh dengan air hangat
f. Buka mata dengan menekan perlahan-lahan bagian bawah dengan ibu jari, jari
telunjuk di ataas tulang orbita
g. Teteskan obat mata diatas sakus konjungtiva . Setelah tetesan selesai sesuai dengan
dosis, anjurkan pasien untuk menutup mata secara perlahan
h. Apabila obat mata jenis salep, pegang aplikator salep diatas pinggir kelopak mata
kemudian pijat tube sehingga obat keluar dan berikan obat pada kelopak mata bawah.
Setelah selesai anjurkan pesian untuk melihat kebawah, secara bergantian dan
berikan obat pada kelopak mata bagian atas dan biarkan pasien untuk memejamkan
mata dan menggerakan kelopak mata
i. Tutup mata dengan kasa bila perlu
j. Cuci tangan
k. Catat obat, jumlah, waktu dan tempat pemberian

3. Pada Telinga

Pemberian obat pada telinga dilakukan dengan cara memberikan tetes telinga atau
salep. Obat tetes telinga ini pada umumnya diberikan pada gangguan infeksi telinga,
khususnya pada telinga tengah (otitis eksternal) dan dapat berupa obat antibiotik. (Priharjo,
robert. 1994)

Tindakan pemberian obat pada telinga:

Alat dan Bahan :

a. Obat dalam tempatnya


b. Penetes
c. Spekulum telinga
d. Pinset anatomi dalam tempatnya
e. Korentang dalam tempatnya
f. Plester
g. Kain kasa
h. Kertas tisu
i. Balutan

Prosedur Kerja :

a. Cuci tangan
b. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan
c. Atur posisi pasien dengan kepala miring kekanan atau kekiri sesuai dengan daerah yang
akan diobati, usahakan agar lubang telinga pasien diatas
d. Luruskan lubang telinga dengan menarik daun telinga ke atas atau ke belakang (pada
orang dewasa), kebawah pada anak-anak
e. Apabila obat berupa tetes maka teteskan obat pada dinding saluran untuk mencegah
terhalang oleh gelembung udara dengan jumlah tetesan sesuai dosis
f. Apabila obat berupa salep maka ambil kapas lidih dan oleskan salep kemudian masukan
atau oleskan pada liang telinga
g. Pertahankan posisi kepala kurang lebih selama 2-3 menit
h. Tutup telingan dengan pembalut dan plester jika diperlukan
i. Cuci tangan
j. Catat jumlah, tanggal dan dosis pemberian

4. Pada Hidung

Pemberian obat pada hidung dilakukan dengan cara memberikan tetes hidung yang
dapat dilakukan pada seseorang dengan keradangan hidung (rhinitis) atau nasofaring.
(Priharjo, robert. 1994)
Efek samping sistemik hampir tidak ada, kecuali pada bayi/anak dan usia lanjut yang
lebih peka terhadap efek sistemik. Namun ada efek samping lain akibat vasokonstriksi
lokal secara cepat yaitu, jika pemberian obat tetes hidung ini dihentikan, dapat terjadi
sumbatan hidung yang lebih berat. Sumbatan sekunder in dapat menyebabkan kerusakan
jaringan setempat dan mengganggu bulu hidung. Bentuk-bentuknya :

a. Tetes hidung (nasal drops). ditujukan untuk bayi, anak-anak dan dewasa. contohnya
Breathy, Alfrin, Iliadin, Otrivin.
b. Semprot hidung (nasal spray). ditujukan untuk orang dewasa. contohnya Afrin, Iliadin,
Otrivin.
c. Semprot hidung dengan dosis terukur (metered-dose nasal spray), ditujukan untuk anak-
anak usia tidak kurang dari 4 tahun dan dewasa. contohnya Beconase, Flixonase,
Nasacort AQ, Nasonex, Rhinocort Aqua.

Tindakan pemberian obat pada telinga:

Alat dan Bahan :

a. Obat dalam tempatnya


b. Pipet
c. Spekulum hidung
d. Pinset anatomi dalam tempatnya
e. Korentang dalam tempatnya
f. Plester
g. Kain kasa
h. Kertas tisu
i. Balutan

Prosedur Kerja :

a. Cuci tangan
b. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan
c. Atur posisi pasien dengan cara :
1) Duduk dikursi dengan kepala mengadah ke belakang
2) Berbaring dengan kepala ekstensi pada tepi tempat tidur
3) Berbaring dengan bantal dibawah bahu dan kepala tengadah ke belakang
d. Berikan tetesan obat pada tiap lubang hidung (sesuai dengan dosis)
e. Pertahankan posisi kepala tetap tengadah ke belakang selama 5 menit
f. Cuci tangan
g. Catat, cara, tanggal dan dosis pemberian obat

C. Kecepatan Efek Pemberian Obat Topikal


Obat-obat topikal yang diberikan melalui permukaan tubuh seperti salep, koyok, tablet
vagina dan supositoria merupakan jenis obat yang memberikan efek dengan kecepatan sanagt
bervariasi. Tidak secepat injeksi dan inhalasi, namun sebagian ada yang lebih cepat
dibandingkan obat telan. (Stevens, dkk. 1999).

Efek yang cepat umumnya bersifat lokal, hanya di sekitar lokasi pemberian misalnya
salep nyeri otot yang isinya anestesi lokal. Sementara obat topikal yang efeknya sistemik
misalnya plester nikotin didesain untuk bekerja lebih lambat dengan durasi lebih lama, untuk
mengatasi kecanduan rokok. (Stevens, dkk. 1999).

Lokasi pemberian juga mempengaruhi kecepatan aksi obat. Untuk obat yang bersifat
sistemik, pemberian di permukaan kulit luar memberikan efek lebih lambat, sekitar 5 menit
sampai dengan 30 menit, dibandingkan dengan supositoria atau tablet vagina yang diserap
melalui anus serta dinding vagina. (Stevens, dkk. 1999).
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Obat topikal adalah obat yang diberikan dengan cara mengoleskan dan memberikan
efek local, misalnya pada kulit yang bertujuan untuk memperoleh rekasi local dari obat
tersebut, pada mata yang bisa berbentuk tetes mata yang bertujuan untuk mengobati gangguan
pada mata, untuk mendilatasi pupil pada pemeriksaan stuktur internal mata, untuk
melemahkan otot lensa matapada pengukuran refraksi mata, untuk mencegah kekeringan pada
mata dan juga pemberian obat topikal pada telinga yang bertujuan untuk memberikan efek
terapi local (mengurangi peradangan, membunuh organisme penyebab infeksi pada kanal
telinga eksternal, serta menghilangkan nyeri).

B. Saran
Kami ucapkan terima kasih terhadap semua pihak yang sudah berpartisipasi didalam
pembuatan makalah ini, sehingga bisa diselesaikan tepat pada waktunya.
DAFTAR PUSTAKA

Hidayat, A aziz alimul. 2006. Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia Aplikasi Konsep dan Proses
Keperawatan. Surabaya: Salemba medika.
Priharjo, robert. 1994. Teknik Dasar Pemberian Obat Bagi Perawat. Jakarta : EGC
Stevens, dkk. 1999. Ilmu Keperawatan Jilid 2 Edisi 2. Jakarta : EGC
Prharjo Robert.Tekhnik Dasar Pemberian Obat Bagi Perawat. 1995, EGC. Jakarta
KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
POLITEKNIK KESEHATAN MATARAM JURUSAN KEPERAWATAN

FORMAT PENILAIAN KETERAMPILAN

1. Mata Ajar : KMB II


2. Keterampilan : Pemberian obat Topikal
3. Pengertian : Pemberian obat secara topikal adalah pemberian obat secara lokal dengan
cara mengoles obat pada permukaan kulit.
4. Tujuan :
a. Memperoleh reaksi lokal dari obat tersebut
b. Mengurangi iritasi kulit
c. Mengatasi infeksi atau iritasi

ASPEK YANG DI NILAI NILAI KET

0 1 2
PELAKSANAAN
1. Persiapan Pasien :
a. Memperkenalkan diri
b. Bina hubungan saling percaya
c. Meminta pengunjung atau keluarga meninggalkan
ruangan
d. Menjelaskan tujuan
e. Menjelaskan langkah prosedur yang akan dilakukan
f. Menyepakati waktu yang akan digunakan (kontrak
waktu)
2. Persiapan Alat dan Bahan :
a. Obat topikal sesuai yang di pesankan (salep, krim,
lotion, aerosol, bubuk, spray)
b. Buku obat
c. Kassa kecil steril (sesuai kebutuhan)
d. Handscoon bersih
e. Baki dan alas
f. Lidi kapas
g. Baskom dengan air hangat
h. Waslap
i. Handuk dan sabun
j. Kassa balutan
k. Penutup plastic dan plester (sesuai kebutuhan)
l. Handwash
3. Persiapan Lingkungan
Sampiran
TAHAP PRE INTERAKSI
1. Persiapan Diri
2. Persiapan Alat
3. Validasi Pasien
TAHAP ORIENTASI
1. Memberi salam, panggil klien dengan panggilan yang
disenangi
2. Memperkenalkan nama perawat
3. Menjelaskan prosedur dan tujuan tindakan pada klien
atau keluarga
4. Menjelaskan tentang kerahasiaan
TAHAP KERJA
➢ Pada kulit
a. Bawa alat dan bahan di dekat pasien
b. Cuci tangan
c. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan
d. Pasang pengalas, dibawah daerah yang akan
dilakukan tindakan
e. Pasang handscoon
f. Bersihkan daerah yang akan diberi obat dengan air
hangat (apabila terdapat kulit mengeras) gunakan
pinset anatomis
g. Berikan obat sesuai dengan indikasi dan cara
pemakaian seperti mengoles atau mengompres
h. Jika diperlukan, tutup dengan kain kassa atau balutan
pada daerah yang diobati
i. Cuci tangan

➢ Pada mata
a. Cuci tangan
b. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan
c. Atur posisi pasien senyaman mungkin
d. Gunakan sarung tangan
e. Bersihkan daerah kelopak mata dan bulu mata dengan
kapas lidi, Apabila sangat kotor basuh dengan air
hangat
f. Buka mata dengan menekan perlahan – lahan bagian
bawah dengan ibu jari, jari telunjuk di atas tulung
orbita
g. Teteskan obat mata diatas sakus konjungtiva, setelah
tetesan selesai dengan dosis, anjurkan pasien untuk
menutup mata secara perlahan
h. Apabila obat mata berjenis salep, pegang aplikator
salep diatas pinggir kelopak mata kemudian tekan
tube sampai obat keluar dan berikan obat pada
kelopak mata kemudian anjurkan pasien untuk melihat
kebawah, secara bergantian dan berikan obat pada
kelopak mata bagian atas dan biarkan pasien untuk
memejamkan mata dan menggerakan kelopak mata
i. tutup mata dengan kassa bila perlu
j. Cuci tangan
➢ Pada hidung
a. Cuci tangan
b. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan
c. Atur posisi pasien dengan cara :
• Duduk dikursi dengan kepala mengadah
kebelakang
• Berbaring dengan ekstensi pada tepi tempat tidur
• Berbaring dengan bantal dibawah bahu dan kepala
mengadah kebelakang
d. Berikan tetesan obat pada tiap hidung (sesuai dengan
dosis)
e. Pertahankan posisi kepala tetep mengadah kebelakang
selama 5 menit
f. Cuci tangan

➢ Pada telinga
a. Cuci tangan
b. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan
c. Atur posisi pasien dengan kepala miring kekanan atau
kekiri sesuai dengan daerah yang akan diobati
d. Luruskan lubang telinga dengan menarik daun telinga
ke atas atau ke belakang (pada orang dewasa) dan
menarik kebawah pada anak-anak
e. Apabila obat berupa tetesan maka teteskan obat pada
dinding saluran untuk mencegah terhalang oleh
gelembung udara dengan jumlah tetesan sesuai dosis
f. Apabila obat berupa salep maka ambil kapas lidi dan
oleskan salep kemudian masukan atau oleskan pada
liang telinga
g. Pertahankan posisi kepala kurang lebih selama 2-3
menit
h. Cuci tangan

TAHAP TERMINASI
1. Menyimpulkan hasil prosedur yang dilakukan
2. Melakukan kontrak untuk tindakan selanjutnya
3. Berikan reinforcement sesuai dengan kemampuan
klien
TAHAP EVALUASI
1. Menanyakan pada pasien apa yang dirasakan setelah
dilakukan tindakan
TAHAP DOKUMENTASI
Catat seluruh hasil tindakan dalam catatan keperawatan

Keterangan :

1= dikerjakan tapi tidak dengan sempurna

2= dikerjakan dengan sempurna

0= tidak dikerjakan

Anda mungkin juga menyukai