Anda di halaman 1dari 40

ASKEP REAKSI OBAT

DAN ALERGI
Oleh: Mu’awanah, S.Kep.,Ners.,MHKes
Pengertian
• Alergi merupakan perubahan reaksi tubuh thd kuman-kuman
penyakit/keadaan sangat peka thdp penyebab tertentu (zat,
makanan, serbuk, keadaan udara, asap, dsb) yg dlm kadar
tertentu tdk membahayakan u/ sebagian besar orang (KBBI)
• Alergi : reaksi sistem kekebalan tubuh yg berlebihan thdp
benda asing tertentu yg disebut alergen. Alergen sebenarnya:
zat yg tdk berbahaya bagi tubuh. Alergen masuk ke tubuh bisa
melalui saluran pernapasan, makanan, untikan / timbul akibat
adanya kontak dg kulit.
lanjutan
• Alergi : respon abnormal dari sistem kekebalan tubuh. Orang-
orang yg memiliki alergi memiliki sistem kekebalan tubuh yg
bereaksi thdp suatu zat biasanya tdk berbahaya di lingkungan.
• Hipersensitifitas /alergi : setiap reaksi imunologi yg
menghasilkan kerusakan jaringan dlm individu.
• Hipersensitifitas /alergi : suatu keadaan yg disebabkan o/
reaksi imunologik spesifik y g ditimbulkan o/ alergen sehingga
terjadi gejala – gejala patologis. ( Van Pirquet , 1906)
lanjutan
• Alergi /hipersensitivitas : kegagalan kekebalan tubuh di mana
tubuh seseorang menjadi hipersensitif dlm bereaksi secara
imunologi thdp bahan-bahan yg umumnya nonimunogenik.
Dengan kata lain, tubuh manusia bereaksi berlebihan thdp
lingkungan/ bahan-bahan yg o/tubuh dianggap asing/
berbahaya. Bahan-bahan yg menyebabkan hipersensitivitas :
allergen.
• Alergi merupakan reaksi seseorang yg menyimpang thdp
kontak/ pajanan zat asing (allergen), dg akibat timbulnya
gejala-gejala klinis. Allergen tsbt u/ kebanyakan orang dg
kontak /pajanan yg sama tdk menimbulkan reaksi & tdk
menimbulkan peny.
lanjutan
• Peny. alergi: gol peny. dg ciri peradangan yg timbul akibat
reaksi imunologis thdp lingk. Walaupun faktor lingk.
merupakan faktor penting & faktor genetik juga tdk dpt di
abaikan. Adanya alergi thdp s/allergen tertentu menunjukan
bahwa seseorang pernah terpajan dg allergen tsbt
sebelumnya.
• Kesimpulannya : s/ alergi merujuk pd suatu reaksi berlebihan
o/ sistim imun kita sbgi tanggapan pd kontak badan dg bahan-
bahan asing tertentu. Berlebihan krn bahan-bahan asing ini
umumnya dipandang o/tubuh sbgi sessuatu yg tdk
membahayakan & tdk tjd tanggapan pd orang-orang yg tdk
alergi. Tubuh dari orang yg alergi mengenali bahan asing itu &
sebagian dari sistim imun diaktifkan. Bahan-bahan alergi
disebut "allergens".
Tanda dan Gejala
• Gejala klinis alergi biasanya mengenai berbagai organ sasaran:
kulit, saluran nafas, saluran cerna, mata, telinga, saluran
vaskuler. Organ sasaran bisa berpindah-pindah, gejala sering
kali sudah dijumpai pd masa bayi. Makanan & obat-obatan ttt
bisa menyebabkan gejala tertentu pd seseorang anak, tetapi
pada anak lain bisa menimbulkan gejala lain. Pd seseorang
makanan/ obat yg satu bisa memp. organ sasaran: misalnya
udang menyebabkan urtikaria, kacang tanah menyebabkan
sesak nafas. Susu sapi menimbulkan gejala alergi pd saluran
nafas, saluran cerna, kulit dan anafilaksis. (Bischop, 1990)
Prosentase penderita yang alergi susu sapi : 40% dg gejala
asma, 21% eksema, 43% dg rinitis. Peneliti lain mendapatkan
gejala alergi susu sapi berupa : urtikaria, angionerotik udema,
pucat, muntah, diare, eksema & asma.
lanjutan
Gejala umum dari suatu reaksi alergi terhadap alergen yang
terhirup atau kulit meliputi:
• 1. Gatal
• 2. Mata berair
• 3. Bersin
• 4. Hidung beringus
• 5. Ruam
• 6. Merasa lelah / sakit
• 7. Hives (gatal-gatal dg bercak merah dibangkitkan)
• 8. Eksposur lainnya dpt menyebabkan reaksi alergi yg
berbeda:
• 9. Alergi makanan : Reaksi alergi thdp alergen makanan
juga bisa menyebabkan kram perut, muntah/ diare.
lanjutan
• 10. Sengatan serangga. Reaksi alergi terhadap sengatan dari
lebah/serangga lain menyebabkan pembengkakan lokal, kemerahan,
&nyeri
• 11. Kerasnya reaksi alergi, gejala dpt sangat bervariasi:
• 12. Gejala ringan: mungkin tdk begitu kentara, hanya membuat
merasa sedikit,
• 13. Gejala Sedang: merasa sakit, seolah-olah flu/ bahkan dingin.
• 14. Gejala Parah: reaksi alergi sangat tidak nyaman, bahkan
melumpuhkan.
• 15. Reaksi alergi yang paling parah disebut anafilaksis, yaitu alergen
menyebabkan reaksi alergi seluruh tubuh.
• 16. Gatal-gatal di seluruh tubuh (bukan hanya di daerah terbuka)
• 17. Mengi/ sesak napas
• 18. Suara serak/ sesak di tenggorokan
• 19. Kesemutan di tangan, kaki, bibir/ kulit kepala
Etiologi
• Alergi : reaksi berlebihan o/ sistem imun kita sebagai tanda
penolakan dr bahan-bahan asing ttt. Tubuh dari orang-orang
yg alergi mengenali bahan asing itu &sebagian dari sistem
imun diaktifkan. Bahan-bahan alergi tersebut : allergens.
Contoh allergens : serbuk sari, tungau, jamur-jamur&
makanan-makanan.
• Zat yg paling sering menyebabkan alergi: serbuk tanaman
(jenis rumput ttt, jenis pohon yag berkulit halus &tipis, serbuk
spora, penisilin), seafood, telur, kacang (kacang panjang,
kacang tanah, kacang kedelai & kacang-kacangan lainnya),
susu, jagung& tepung jagung, sengatan serangga (bulu
binatang kecoa & kutu),debu, zat aditif pd makanan,
penyedap, pewarna& pengawet.
lanjutan
• Selain bahan-bahan tsb penyebab alergi yg sering dijumpai:
penggunaan obat-obatan & zat-zat kimia.
• Secara umum penyebab dr tjd alergi blm dpt dijabarkan scr
jelas namun adapun bbrpa faktor yg menyebabkan:
• 1. Jenis makanan ttt, vaksin& obat-obatan, bahan berbahan
dasar karet, aspirin, debu, bulu binatang, dll.
• 2. Sengatan lebah, gigitan semut api, penisilin’ kacang-kacangan.
Biasanya reaksi yang ditimbulkan akan berlebihan& bisa
mengakibatkan serius di sekujur tubuh.
• 3. Penyebab minor; suhu udara panas/ dingin& kadar emosi yg
berlebihan.
lanjutan
• Sering kali, allergen scr spesifik sukar u/ diidentifikasi meskipun di
masa lampau pernah mengalami gejala serupa. Cara lain
pengelompokan jenis allergen:
• 1. Udara yg dihirup
• · Serbuk sari: pohon-pohon, rumput-rumput, dan/atau rumput-
rumput liar
• · Tungau
• · Protein-protein binatang, kulit, dan/atau urin
• · Spora-spora jamur
• · Bagian-bagian serangga: kecoa
• 2. Makanan
• · Makanan yg paling umum menyebabkan reaksi-reaksi alergi :
susu sapi, ikan, kerang-kerangan, telur-telur, kacang-kacangan,
kacang-kacang tumbuhan, kedele,& gandum.
• · Obat-obatan (ketika diminum): contohnya, antibiotik-antibiotik
&aspirin
lanjutan
• 3. Menyentuh kulit Kita
• · Latex (menyebabkan reaksi-reaksi IgE & non-IgE)
• · Tumbuh-tumbuhan (poison ivy and oak)
• · Zat pewarna (Dyes)
• · Bahan-bahan kimia
• · Logam-logam (nickel)
• · Kosmetik-Kosmetik
• 4. Yang Disuntikkan Ke dalam Tubuh
• · Racun serangga
• · Obat-obatan
• · Vaksin-vaksin (termasuk suntikan alergi)
• · Hormon-hormon (contohnya, insulin)
Pathway
• Alergi merupakan suatu reaksi abnormal dlm tubuh yg
disebabkan o/ zat-zat yg tdk berbahaya, namun berbahaya
bagi orang yg menderita alergi. Alergi timbul bila ada kontak
thdp zat tttu yg biasanya tdk menimbulkan reaksi pd orang
normal. Zat penyebab alergi ini : allergen. Allergen bisa
berasal dari berbagai jenis& masuk ke tubuh dg berbagai cara.
Bisa melalui saluran pernapasan, berasal dari makanan,
melalui suntikan/bisa juga timbul akibat adanya kontak dg
kulit seperti kosmetik, logam perhiasan ,jam tangan, dll. Alergi
merujuk pd reaksi berlebihan o/ sistim imun kita sebagai
tanggapan pd kontak badan dg bahan-bahan asing ttt.
lanjutan
• Terjadinya alergi:
• a. Pada paparan awal, alergen dikenali oleh sel penyaji antigen u/
selanjutnya mengekspresikan pd sel-T. Sel-T tersensitisasi& akan
merangsang sel-B menghasilkan antibodi dari berbagai subtipe.
• b. Alergen yg intak diserap o/ usus dlm jumlah cukup banyak&
mencapai sel-sel pembentuk antibodi di dlm mukosa usus& organ
limfoid usus,yg pd anak atopi cenderung terbentuk IgE lebih banyak.
• c. Pd paparan selanjutnya mulai terjadi produksi sitokin oleh sel-T.
Sitokin memp. berbagai efek terhadap berbagai sel terutama dlm
menarik sel-sel radang misalnya netrofil& eosinofil, sehingga
menimbulkan reaksi peradangan. Aktifasi komplemen& terjadinya
komplek imun akan menarik netrofil.
• d. Gejala klinis yg timbul: hasil interaksi mediator, sitokin &
kerusakan jaringan yg ditimbulkannya
Faktor Resiko
• 1. Imaturitas usus secara fungsional (misalnya dalam fungsi-
fungsi : asam lambung, enzym-enzym usus, glycocalyx)
maupun fungsi-fungsi imunologis (misalnya : IgA sekretorik)
memudahkan penetrasi alergen makanan. Imaturitas juga
mengurangi kemampuan usus mentoleransi makanan
tertentu.
• 2. Genetik berperan dlm alergi . Sensitisasi alergen dini mulai
janin s.d masa bayi & sensitisasi ini dipengaruhi o/kebiasaan
& norma kehidupan setempat.
• 3. Faktor pencetus : faktor fisik (dingin, panas, hujan), faktor
psikis (sedih, stress) / beban latihan (lari, olah raga).
Pemeriksaan Laboratorium
• Pemeriksaan laboratorium dipastikan dg ”Double Blind
Placebo Controlled Food Challenge”. Secara klinis bisa
dilakukan uji eliminasi & provokasi terbuka ”Open
Challenge”. Pertama-tama dilakukan eliminasi dg makanan yg
dikemukakan sendiri o/ penderita / orangtuanya/dari hasil uji
kulit. Kalau tidak ada perbaikan maka dipakai rezimen diet
tertentu.
• Pemerikasaan penyaring (misalnya dengan alergen hirup
seperti tungau, kapuk, debu rumah, bulu kucing, tepung sari
rumput, atau alergen makanan seperti susu, telur, kacang,
ikan).
lanjutan
• 1. Darah tepi : bila eosinofilia 5% atau 500/ml condong pd
alergi. Hitung leukosit 5000/ml disertai neutropenia 3% sering
ditemukan pd alergi makanan.
• 2. IgE total & spesifik: harga normal IgE total adalah 1000u/l
sampai umur 20 tahun. Kadar IgE lebih dari 30u/ml pada
umumnya menunjukkan bahwa penderita atopi, atau
mengalami infeksi parasit/ keadaan depresi imun seluler.
• 3. Tes IgE spesifik dengan RAST (radio immunosorbent test)
atau ELISA (enzyme linked immuno assay).
• 4. Secara in vivo dg uji intrakutan yg tunggal/ berseri, uji tusuk
(prick test), uji provokasi hidung/ uji inhalasi, &uji gores.
Dilakukan diet eliminasi &provokasi u/alergi makanan.
ASKEP
pengkajian
Anamnesis
• Hal-hal yang perlu diperhatikan pada anamnesis pasien alergi obat :
• 1) Catat semua obat yg dipakai pasien, termasuk vitamin,tonikum,&
juga obat yg sebelumnya telah sering dipakai tetapi tdk menimbulkan
gejala alergi obat.
• 2) Lama waktu yg diperlukan mulai dr pemakaian obat sampai
timbulnya gejala. Pd reaksi anafilaksis gejala timbul segera, tetapi gejala
alergi obat baru timbul 7-10 hr stlh pemakaian pertama.
• 3) Cara lama pemakaian serta riwayat pemakaian obat sebulumnya.
Alergi obat sering timbul bila obat diberikan secara berselang-seling,
berulang-ulang, serta dosis tinggi secara parenteral.
• 4) Manifestasi klinis alergi obat sering dihubungkan dg jenis obat
tertentu.
• 5) Diagnosis alergi obat sangat mungkin, bila gejala menghilang stlh
pemberian obat dihentikan& timbul kembali bila pasien diberikan obat
yg sama.
• 6) Pemakaian obat topikal (salep) antibiotik jangka lama merupakan
salah satu jalan terjadinya sensitisasi obat yg harus diperhatikan.
2. Pemeriksaan Fisik
• 1) Kulit, seluruh kulit harus diperhatikan apakah ada peradangan
kronik, bekas garukan terutama daerah pipi& lipatan kulit daerah
fleksor.
• 2) Mata, diperiksa terhadap hiperemia, edema, sekret mata yg
berlebihan &katarak yg sering dihubungkan dg peny. atropi.
• 3) Telinga, telinga tengah dpt merupakan penyulit rinitis alergi.
• 4) Hidung, bbrp tanda yg sdh baku misal: salute, allergic crease,
allergic shiners, allergic facies.
• 5) Mulut& orofaring pd rinitis alergik, sering terlihat mukosa
orofaring kemerahan, edema. Palatum yg cekung kedalam, dagu yg
kecil serta tulang maksila yg menonjol kadang-kadang disebabkan
alergi kronik.
• 6) Dada, diperiksa secara infeksi, palpasi, perkusi, auskultasi. Pd
waktu serangan asma, kelainan dpt berupa hiperinflasi, penggunaan
otot bantu pernafasan.
• 7) Periksa tanda-tanda vital terutama tekanan darah.
Diagnosa Keperawatan

• 1. Perubahan pola napas b. d bronkospasme akibat kontraksi


otot polos krn pelepasan histamin ditandai dg dipsneu.
• 2. Nyeri b.d reaksi inflamasi kulit.
• 3. Gangguan pola istirahat b.d perasaan kulit terbakar, gatal
&nyeri akibat timbulnya urtikaria.
• 4. Gangguan integritas kulit b.d perdarahan lokal kulit& ruam
kulit ditandai dg purpura & urtikaria.
• 5. Gangguan konsep diri b.d lesi /ruam (kulit) ditandai dg
dermatitis kontak.
Intervensi dan Rasional
Diagnosa Keperawatan: Perubahan pola napas b.d
bronkospasme akibat kontraksi otot polos krn pelepasan
histamin ditandai dg dipsneu.
Tujuan :
• Dalam waktu 1 x 24 jam stlh dilakukan intervensi maka pasien
mampu mempertahankan pola pernafasan efektif.
Kriteria Hasil :
• a) Pasien tdk mengalami sesak nafas.
• b) Bebas dari tanda & gejala sesak nafas.
• c) RR pasien normal
lanjutan
Rencana Intervensi
• Identifikasi faktor pencetus. R/Tepat dlm memilih tindakan
terapeutik.
• Awasi kesesuaian pola nafas. R/Kesulitan nafas &peningkatan
tekanan jalan nafas dpt memperburuk kondisi terjadinya
komplikasi.
• Auskultasi bunyi nafas, tanda daerah paru adanya bunyi
adventisius, misal: krekels, mengi, ronchi. R/Memperkirakan
adanya perkembangan komplikasi / infeksi pernafasan.
• Berikan periode istirahat yg cukup diantara waktu aktivitas
perawatan. R/Menurunkan konsumsi O2.
lanjutan
• Pertahankan perilaku tenang, bantu pasien kontrol diri dg
nafas lambat / dalam. R/Membantu pasien mengalami efek
fisiologis hipoksia yg dpt di menifestasikan sebagai rasa takut.
Kolaborasi :
• a) Berikan tambahan O2 melalui cara yg sesuai lewat masker,
kanul . R/Mempertahankan ventilasi/ oksigenasi efektif
u/mencegah/ memperbaiki krisis pernafasan.
• b) Berikan obat-obatan sesuai indikasi seperti bronkodilator,
ekspektoran. R/Mungkin diperlukan u/ meningkatkan /
mempertahankan jalan nafas
lanjutan
Diagnosa Keperawatan: Nyeri b.d reaksi inflamasi kulit.
Tujuan :
• Dalam waktu 2 x 24 jam, nyeri menghilang/ berkurang.
Kriteria Hasil :
• a) Melaporkan nyeri berkurang
• b) Menunjukkan ekspresi wajah/postur tubuh rileks.
Rencana Intervensi
• a) Kaji keluhan nyeri, perhatikan lokasi & intensitasnya.
R/nyeri hampir selalu ada pd beberapa derajat beratnya
keterlibatan jaringan
lanjutan
• b) Berikan tindakan kenyamanan dasar seperti pijatan pd area
yang sakit. R/meningkatkan relaksasi, menurunkan tegangan
otot dan kelelahan umum.
• c) Pantau TTV. R/metode IV sering digunakan pd awal u/
memaksimalkan efek obat.
• d) Berikan analgetik sesuai indikasi. R/menghilangkan rasa
nyeri
lanjutan
Diagnosa Keperawatan: Gangguan pola istirahat b.d perasaan
kulit terbakar, gatal&nyeri akibat timbulnya urtikaria.
Tujuan :
• Dalam waktu 2 x 24 jam stlh dilakukan intervensi maka pasien
mampu u/ mentoleransi rasa gatal yg dirasakan
Kriteria Hasil:
• a) Pasien melaporkan dapat beristirahat dg cukup
• b) Mengurangi/ menghilangkan rasa gatal
Rencana Intervensi
• a) Berikan bedak pd area yg gatal. R/Mengurangi pelebaran
area yg gatal
lanjutan
• b) Beritahu pasien untuk menghindari makanan yang dapat
menimbulkan alergi lebih parah. R/Makanan dapat
memperparah gatal.
• c) Kolaborasi dengan tim medis dalam pemberian obat.
R/Untuk lebih mempermudah dalam proses pengobatan.
lanjutan
Diagnosa Keperawatan: Gangguan integritas kulit b.d
perdarahan lokal kulit& ruam kulit ditandai dg purpura &
urtikaria.
Tujuan :
• Dalam waktu 3 x 24 jam turgor kulit kembali normal.
Kriteria hasil :
• a) Lesi dan ruam berkurang
• b) Jaringan kulit kembali utuh
Rencana Intervensi
• a) Observasi kulit setiap hr catat turgor sirkulasi& sensori serta
perubahan lainnya yg terjadi. R/Menentukan garis dasar dimana
perubahan pd status dpt dibandingkan& melakukan intervensi yg
tepat
lanjutan
• b) Gunakan pakaian tipis & alat tenun yg lembut.
R/Menurunkan iritasi garis jahitan & tekanan dari baju,
membiarkan insisi terbuka thdp udara meningkat, proses
penyembuhan& menurunkan resiko infeksi.
• c) Jaga kebersihan daerah di sekitar pasien. R/ U/ mencegah
infeksi.
• d) Kolaborasi dg tim medis.R/ U/ mencegah infeksi lebih
lanjut.
lanjutan
Diagnosa Keperawatan: Gangguan konsep diri b.d lesi/ruam (
kulit) ditandai dg dermatitis kontak.
Tujuan :
• Dalam waktu 3 x 24 jam stlh dilakukan intervensi maka pasien
dpt meningkatkan integritas diri & lebih percaya diri
Kriteria Hasil :
• a) Mengungkapkan peningkatan rasa percaya diri dlm
menghadapi penyakit
• b) Perubahan gaya hidup
Rencana Intervensi
lanjutan
• a) Berikan kesempatan mengungkapkan masalah ttg proses
penyakit, harapan masa depan. R/Berikan kesempatan u/
mengidentifikasi rasa takut/kesalahan konsep&
menghadapinya scr langsung.
• b) Diskusikan persepsi pasien mengenai bagaimana orang
terdekat menerima keadaan/ keterbatasan. R/Isyarat verbal/
non verbal orang terdekat dpt memp.pengaruh mayor pd
bagaimana pasien memandang dirinya sendiri.
• c) Dukung pasien u/mengungkapkan aktualisasi dirinya. R/
Ungkapan perasaan pasien dpt mengurangi perasaam cemas
Implementasi Keperawatan
Diagnosa Keperawatan: Perubahan pola napas b.d
bronkospasme akibat kontraksi otot polos krn pelepasan
histamin ditandai dg dispneu.
Tujuan :
• Dalam waktu 1 x 24 jam stlh dilakukan intervensi maka pasien
mampu mempertahankan pola pernafasan efektif.
Kriteria Hasil :
• a) Pasien tdk mengalami sesak nafas.
• b) Bebas dari tanda& gejala sesak nafas.
• c) RR pasien normal
Implementasi Keperawatan:
• Mengidentifikasi faktor pencetus
lanjutan
• mengawasi kesesuaian pola nafas
• Mengauskultasi bunyi nafas, tandai daerah paru adanya bunyi
adventisius, misal: krekels, mengi, ronchi
• memberikan periode istirahat yg cukup diantara waktu
aktivitas perawatan
• mempertahankan perilaku tenang, bantu pasien kontrol diri dg
nafas lambat/ dalam
Kolaborasi :
• memberikan tambahan O2 melalui cara yg sesuai lewat
masker, kanul
• memberikan obat-obatan sesuai indikasi seperti bronkodilator,
ekspektoran
lanjutan
Diagnosa Keperawatan: Nyeri b.d reaksi inflamasi kulit.
Tujuan :
• Dalam waktu 2 x 24 jam, nyeri menghilang/ berkurang.
Kriteria Hasil :
• c) Melaporkan nyeri berkurang
• d) Menunjukkan ekspresi wajah/postur tubuh rileks
Implementasi Keperawatan:
• mengkaji keluhan nyeri, perhatikan lokasi& intensitasnya.
• memberikan tindakan kenyamanan dasar seperti pijatan pd
area yg sakit.
• memantau TTV
• memberikan analgetik sesuai indikasi.
lanjutan
Diagnosa Keperawatan: Gangguan pola istirahat b.dg perasaan
kulit terbakar, gatal & nyeri akibat timbulnya urtikaria.
Tujuan :
• Dalam waktu 2 x 24 jam stlh dilakukan intervensi maka pasien
mampu u/ mentoleransi rasa gatal yg dirasakan
Kriteria Hasil:
• a) Pasien melaporkan dpt beristirahat dg cukup
• b) Mengurangi/ menghilangkan rasa gatal
Implementasi Keperawatan:
• memberikan bedak pd area yg gatal
• memberitahu pasien u/ menghindari makanan yg dpt
menimbulkan alergi lebih parah
• berkolaborasi dg tim medis dlm pemberian obat
lanjutan
Diagnosa Keperawatan: Gangguan integritas kulit b.d perdarahan
lokal kulit& ruam kulit ditandai dg purpura& urtikaria.
Tujuan :
• Dalam waktu 3 x 24 jam turgor kulit kembali normal.
Kriteria hasil :
• a) Lesi dan ruam berkurang
• b) Jaringan kulit kembali utuh
Implementasi Keperawatan:
• mengobservasi kulit setiap hari catat turgor sirkulasi& sensori serta
perubahan lainnya yg terjadi.
• menggunakan pakaian tipis& alat tenun yg lembut.
• menjaga kebersihan daerah di sekitar pasien
• berkolaborasi dg tim medis.
lanjutan
Diagnosa Keperawatan: Gangguan konsep diri b.d lesi /ruam (
kulit) ditandai dg dermatitis kontak.
Tujuan :
• Dalam waktu 3 x 24 jam setelah dilakukan intervensi maka
pasien dapat meningkatkan integritas diri dan lebih percaya
diri
Kriteria Hasil :
• a) mengungkapkan peningkatan rasa percaya diri dalam
menghadapi penyakit
• b) perubahan gaya hidup
lanjutan
Implementasi Keperawatan:
• memberikan kesempatan mengungkapkan masalah ttg proses
penyakit, harapan masa depan.
• mendiskusikan persepsi pasien mengenai bagaimana orang
terdekat menerima keadaan / keterbatasan
• mendukung pasien u/ mengungkapkan aktualisasi dirinya
Evaluasi Keperawatan
Hasil yg diharapkan pd proses perawatan pasien:
• 1. Masalah pernapasan dpt diatasi, pola napas normal.
• 2. Nyeri menghilang/ berkurang dg berkurangnya reaksi
inflamasi pd kulit
• 3. Pola istirahat kembali normal dg berkurang/
menghilangnya rasa gatal& perasaan terbakar pd kulit
• 4. Terjadi peningkatan rasa percaya diri
• 5. Lesi/ Ruam pd kulit berkurang/ hilang
Sekian
• Matursuwun

Anda mungkin juga menyukai