Anda di halaman 1dari 17

Mengatasi Alergi Pada Anak

dr. Rizki Rina Furi,CH.,CHt.


Apa
alergi
itu???

Alergi adalah kelainan sistem tubuh


manusia, dimana tubuh menjadi
lebih sensitif terhadap lingkungan
atau bahan-bahan tertentu yang
sebenarnya oleh orang normal
dianggap tidak berbahaya
• Alergi bukan penyakit menular,
tapi dapat di turunkan
• Anak bisa terkena penyakit
alergi walaupun ke 2 orang
tuanya tidak menderita alergi

Bagaimana anak
bisa terkena
alergi???
Faktor Risiko Alergi pada Anak
• Faktor Genetik
• Ayah dan ibu yang memiliki penyakit atopik, maka anak memiliki potensi 40–
60% resiko alergi. Kemungkinannya bahkan bisa mencapai 80% jika manifestasi
di kedua orang tuanya sama. Apabila keluarga atau ayah dan ibu tidak memiliki
risiko, bukan berarti anak tidak memiliki resiko, namun kemungkinan potensinya
10–15%.
• Faktor Gizi
• Pemberian nutrisi yang tidak optimal dapat berpengaruh pada sistem kekebalan
tubuh. Seperti anak yang tidak mendapatkan ASI atau tidak eksklusif selama 6
bulan pertama. ASI mengandung banyak nutrisi dan faktor kekebalan yang dapat
membantu melindungi anak dari alergi. Beberapa penelitian menyebutkan
bahwa kekurangan vitamin D, asupan serat, probiotik, dan antioksidan bisa
berpengaruh pada sistem kekebalan.
• Faktor Lingkungan
• Polusi udara dan perubahan iklim, merupakan hal yang tidak dapat dilepaskan
dari faktor risiko alergi pada anak.
• Ada beberapa faktor lingkungan yang perlu diwaspadai, yakni:
• Paparan alergen seperti serbuk sari, debu, bulu binatang, jamur.
• Polusi udara.
• Paparan asap rokok.
• Infeksi virus.
• Kelembapan dan jamur.
• Imunisasi yang tidak lengkap.
• Faktor Metode Kelahiran
• Belum banyak diketahui, bahwa kelahiran melalui operasi SC juga dapat
meningkatkan risiko alergi pada anak.
• Hal ini disebabkan oleh faktor-faktor berikut:
• Kurangnya paparan bakteri yang ditemukan di jalan lahir ibu selama proses persalinan
normal.
• Perbedaan komposisi mikrobiota usus dengan bayi yang lahir secara normal.
• Faktor kelahiran dengan berat badan lahir rendah dan bayi dengan lahir
prematur juga dapat menyebabkan sistem imun tidak sebaik dengan individu yg
lahir aterm atau persalinan cukup bulan.
Jenis Alergi pada Anak
• Alergi Makanan
• Beberapa jenis makanan yang umum menyebabkan alergi pada anak seperti
susu, telur, kacang-kacangan, kedelai, gandum, ikan, kerang dan beragam
jenis jeruk. Biasanya gejala nyeri perut, muntah atau diare setelah
mengkonsumsi makanan tersebut.
• Alergi Binatang Peliharaan
• Pemicu alergi binatang peliharaan disebabkan oleh sel kulit mati, urine, air
liur, dan bulu dari binatang tersebut. Gejala yang timbul adalah anak menjadi
bersin-bersin setelah bermain ataupun memegang binatang peliharaan.
• Alergi Kulit
• Terlihat seperti eksim yakni bagian kulit tampak kering, merah, bersisik dan
gatal, atau juga bisa berupa urtikaria (biduran) atau kondisi ketika kulit seperti
memerah dengan jangkauan yang beragam, bisa di mulai dari titik kecil hingga
besar.
• Alergi Hidung
• Gejala umum yang dialami anak, antara lain hidung gatal dan berair, hidung
tersumbat, sering bersin, batuk berulang, mata merah dan berair, bernafas
melalui hidung saat tidur, lingkaran gelap di bawah mata hingga kelelahan
karena kurang tidur. Gejala-gejala tersebut berlangsung lebih dari beberapa
minggu.
• Alergi Obat
• Gejala ringan yang paling sering terjadi pada anak untuk alergi obat, antara
lain gatal dan kemerahan di kulit. Namun, dalam beberapa kasus, anak bisa
mengalami gejala yang berat seperti anafilaksis atau erupsi kulit.
Apakah alergi
dapat
diobati???

•Alergi tidak dapat dihilangkan secara


tuntas, namun hanya dapat
meredakan reaksi alergi yang muncul
• Penanganannya : hindari faktor
pencetus, segera ke RS terdekat untuk
menjalani tes alergi dan mendapatkan
penanganan lebih lanjut
Pemeriksaan Penunjang
• Tes tempel (patch test). Tes ini dilakukan dengan meletakkan satu jenis alergen
pada sebuah plester yang ditempelkan pada permukaan kulit selama dua hari.
Kemudian, reaksi kulit yang timbul akan diamati.
• Tes tusuk kulit (skin prick test). Tes ini dilakukan untuk mengetahui alergi
pada makanan, obat-obatan, udara, atau racun serangga. Permukaan kulit akan
ditetesi cairan alergen, kemudian ditusuk secara perlahan dengan jarum halus dan
diamati reaksi yang timbul.
• Pemeriksaan darah. Pemeriksaan ini dilakukan untuk mengukur kadar IgE
dalam darah.
• Tes eliminasi makanan. Tes ini dilakukan dengan cara menghindari jenis
makanan yang diduga menjadi pemicu alergi, lalu akan diamati perbedaan reaksi
dan gejala yang dialami.
Tes • Untuk mengetahui faktor
alergi??? pencetus alergi (pilek lama,
biduran, asma, alergi
makanan, atau penyakit alergi
lainnya)
• Dilakukan dengan metode
cukit kulit dan pemeriksaan
darah (IgE spesifik)

Tes cukit kulit dapat di


lakukan di poli khusus
alergi
Bagaimana cara mengurangi risiko alergi?
• Memberikan ASI eksklusif selama minimal 6 bulan.
• Mengenalkan makanan pada waktu yang tepat.
• Memberikan makanan yang sehat dan bergizi.
• Menghindari paparan alergen.
• Menjaga kebersihan.
• Menghindari asap rokok.
• Tidak memberikan obat-obatan seperti antibiotik yang tanpa indikasi
dengan tanpa berkonsultasi dengan dokter.
Kapan harus ke Dokter???
Jika anak memiliki gejala alergi yang berlangsung lebih dari 1 minggu,
sebaiknya konsultasikan ke dokter untuk mendapatkan pemeriksaan
lebih lanjut. Terlebih jika Ayah atau Bunda juga memiliki riwayat alergi,
seperti asma, eksim atopik, atau rhinitis alergi.
CONCLUSION
Cara terbaik untuk mencegah dan mengatasi alergi adalah
dengan menghindari pemicunya.

• Memberikan alternatif pengganti susu sapi jika anak


mengalami alergi susu
• Membersihkan perabotan rumah tangga secara rutin agar
tidak berdebu
• Menggunakan pendingin udara alih-alih membuka jendela,
agar debu dari luar tidak masuk ke dalam rumah
• Menggunakan dehumidifier di area rumah yang lembap
• Mengenakan pakaian tertutup, tidak memakai parfum yang
dapat mengundang serangga

Anda mungkin juga menyukai