Bagaimana anak
bisa terkena
alergi???
Faktor Risiko Alergi pada Anak
• Faktor Genetik
• Ayah dan ibu yang memiliki penyakit atopik, maka anak memiliki potensi 40–
60% resiko alergi. Kemungkinannya bahkan bisa mencapai 80% jika manifestasi
di kedua orang tuanya sama. Apabila keluarga atau ayah dan ibu tidak memiliki
risiko, bukan berarti anak tidak memiliki resiko, namun kemungkinan potensinya
10–15%.
• Faktor Gizi
• Pemberian nutrisi yang tidak optimal dapat berpengaruh pada sistem kekebalan
tubuh. Seperti anak yang tidak mendapatkan ASI atau tidak eksklusif selama 6
bulan pertama. ASI mengandung banyak nutrisi dan faktor kekebalan yang dapat
membantu melindungi anak dari alergi. Beberapa penelitian menyebutkan
bahwa kekurangan vitamin D, asupan serat, probiotik, dan antioksidan bisa
berpengaruh pada sistem kekebalan.
• Faktor Lingkungan
• Polusi udara dan perubahan iklim, merupakan hal yang tidak dapat dilepaskan
dari faktor risiko alergi pada anak.
• Ada beberapa faktor lingkungan yang perlu diwaspadai, yakni:
• Paparan alergen seperti serbuk sari, debu, bulu binatang, jamur.
• Polusi udara.
• Paparan asap rokok.
• Infeksi virus.
• Kelembapan dan jamur.
• Imunisasi yang tidak lengkap.
• Faktor Metode Kelahiran
• Belum banyak diketahui, bahwa kelahiran melalui operasi SC juga dapat
meningkatkan risiko alergi pada anak.
• Hal ini disebabkan oleh faktor-faktor berikut:
• Kurangnya paparan bakteri yang ditemukan di jalan lahir ibu selama proses persalinan
normal.
• Perbedaan komposisi mikrobiota usus dengan bayi yang lahir secara normal.
• Faktor kelahiran dengan berat badan lahir rendah dan bayi dengan lahir
prematur juga dapat menyebabkan sistem imun tidak sebaik dengan individu yg
lahir aterm atau persalinan cukup bulan.
Jenis Alergi pada Anak
• Alergi Makanan
• Beberapa jenis makanan yang umum menyebabkan alergi pada anak seperti
susu, telur, kacang-kacangan, kedelai, gandum, ikan, kerang dan beragam
jenis jeruk. Biasanya gejala nyeri perut, muntah atau diare setelah
mengkonsumsi makanan tersebut.
• Alergi Binatang Peliharaan
• Pemicu alergi binatang peliharaan disebabkan oleh sel kulit mati, urine, air
liur, dan bulu dari binatang tersebut. Gejala yang timbul adalah anak menjadi
bersin-bersin setelah bermain ataupun memegang binatang peliharaan.
• Alergi Kulit
• Terlihat seperti eksim yakni bagian kulit tampak kering, merah, bersisik dan
gatal, atau juga bisa berupa urtikaria (biduran) atau kondisi ketika kulit seperti
memerah dengan jangkauan yang beragam, bisa di mulai dari titik kecil hingga
besar.
• Alergi Hidung
• Gejala umum yang dialami anak, antara lain hidung gatal dan berair, hidung
tersumbat, sering bersin, batuk berulang, mata merah dan berair, bernafas
melalui hidung saat tidur, lingkaran gelap di bawah mata hingga kelelahan
karena kurang tidur. Gejala-gejala tersebut berlangsung lebih dari beberapa
minggu.
• Alergi Obat
• Gejala ringan yang paling sering terjadi pada anak untuk alergi obat, antara
lain gatal dan kemerahan di kulit. Namun, dalam beberapa kasus, anak bisa
mengalami gejala yang berat seperti anafilaksis atau erupsi kulit.
Apakah alergi
dapat
diobati???