Anda di halaman 1dari 33

MENGENAL JENIS2 ALERGI :

Respon alergi terjadi ketika sistem kekebalan tubuh seseorang bereaksi secara abnormal
terhadap zat yang umum dalam lingkungan. Zat ini dikenal sebagai alergen, menyebabkan
respon peradangan dalam tubuh yang dapat berkisar dari ringan sampai dapat mengancam
nyawa. Di seluruh dunia, sebanyak 30 persen orang menderita alergi dan jumlahnya terus
bertambah.

Menurut Organisasi Alergi Dunia, alergi telah menjadi masalah kesehatan utama, dengan
lebih dari 250.000 kematian pada kondisi asma yang dapat dicegah setiap tahun. Faktor-
faktor yang terlibat dalam peningkatan alergi termasuk polusi, komponen genetik dan
bahkan kebersihan.

Reaksi alergi dapat disebabkan oleh sejumlah alergen yang berbeda tetapi umumnya
dipecah menjadi tiga kategori: alergi tertelan, alergi kontak, dan alergi dihirup.

Alergi makanan disebabkan ketika alergen dimakan.

Alergi kontak, juga dikenal sebagai dermatitis kontak, terjadi ketika suatu zat seperti
pewarna rambut atau deterjen kontak dengan kulit seseorang.

Jenis yang paling umum dari alergi adalah yang dihirup,d isebabkan ketika seseorang
bernafas menghirup alergen seperti serbuk sari atau bulu binatang.

Alergi makanan
Alergi makanan juga dikenal sebagai hipersensitivitas makanan, adalah jenis intoleransi
makanan di mana penderita memiliki reaksi imunologi yang abnormal terhadap
makanan.Diperkirakan bahwa antara 220 dan 520 juta orang di seluruh dunia menderita
alergi makanan, yang sebagian besar adalah anak-anak. Alergi makanan paling sering
disebabkan oleh susu sapi, kacang-kacangan, telur, dan buah.

Menurut sebuah studi di Amerika Utara baru-baru ini, 16 persen anak-anak di bawah usia
tiga tahun memiliki reaksi terhadap buah atau jus buah, sementara 28 persen telah memiliki
reaksi alergi terhadap makanan lain. Anak-anak dengan alergi makanan lebih mungkin
untuk memiliki (atau mengembangkan) alergi lainnya seperti demam, rhinitis, dan asma.

Gejala alergi makanan bisa ringan, seperti halnya dengan gatal-gatal (urtikaria), yang
muncul ketika makanan tertentu seperti stroberi dimakan. Kebanyakan orang dengan alergi
mengalami peningkatan kadar imunoglobulin IgE dalam aliran darah mereka. IgE mengikat
alergen dan kemudian menempel pada sel mast pada kulit. Sel-sel mastkemudian
melakukan pelepasan histamine yang memicu pelepasan cairan yang menyebabkan kulit
merah, gatal, dan meradang kondisi yang disebut bercak-bercak merah.

Gejala yang lebih parah dari alergi makanan mungkin termasuk kram perut, muntah, atau
diare disertai ruam, pembengkakan bibir atau mata yang muncul dan menghilang dengan
cepat, atau, dalam kasus yang sangat jarang terjadi, syok anafilaktik: reaksi alergi tiba-tiba
yang ekstrem yang mungkin mengakibatkan kematian. Anak-anak dengan alergi makanan
mungkin menunjukkan tanda-tanda perilaku seperti menangis, mudah marah, atau menolak
minum susu.
Alergi kontak
Alergi kontak terjadi ketika alergen menyentuh kulit seseorang. Gejala dari jenis alergi ini
biasanya terbatas pada daerah kontak. Iritasi umum termasuk sabun, deterjen, pewarna
rambut, perhiasan, pelarut, lilin, atau poles. Alergen alam termasuk poison oak, poison ivy,
dan ragweed. Meskipun menjengkelkan, alergi kontak tidak begitu berbahaya.

Gejala mungkin termasuk kulit mengalami kemerahan, gatal, bengkak, scaling, atau terasa
panas. Cara terbaik untuk mengatasi alergi kontak adalah untuk mengidentifikasi dan
menghindari iritasi. Secara sederhana, perawatan mungkin termasuk penggunaan krim atau
salep untuk membantu meredakan gejala, Penggunaan antihistamin juga disarankan untuk
mencegah reaksi alergi, atau, dalam kasus yang paling serius, obat anti-inflamasi seperti
prednisone. Dengan pengobatan, alergi kontak biasanya hilang dalam beberapa hari.
Seseorang harus menghubungi ahli kesehatannya jika ada cairan dari ruam disertai nyeri
atau demam atau jika muncul garis-garis merah berasal dari ruam. Kondisi ini semua adalah
tanda-tanda infeksi.

Alergi hirup
Alergi terhirup adalah jenis alergi yang paling umum. Hay fever (hipersensitivitas terhadap
serbuk sari) saja mempengaruhi lebih dari 40 juta orang di Amerika.

Setiap musim, dimulai pada musim semi dan terus berlanjut sampai musim gugur, penderita
alergi mengutuk pohon, gulma, dan rumput yang bertanggung jawab untuk bersin, hidung
meler dan mata berair. Kondisi ini tidak dapat dicegah dengan sederhana dengan selalu
berada di dalam ruangan selama musim alergi, karena jenis lain dari alergen udara seperti
jamur, bulu hewan peliharaan, dan debu tungau yang banyak di dalam ruangan.

Jika hal ini tidak semakin memburuk bagi penderita, Hasil penelitian dari studi University of
Cincinnati tahun 2006 menemukan bahwa paparan jamur tertentu dapat membuat anak-
anak lebih rentan untuk mengembangkan jenis alergi lain, termasuk asma.

Banyak orang masih bingung mengenai hay fever dan asma. Asma yaitu gangguan
inflamasi kronis yang menyebabkan pembengkakan bronkus dan penyempitan saluran
pernapasan, mungkin dipicu oleh demam hay jika seseorang memiliki kedua kondisi
tersebut. Tapi hay fever dan asma sangat berbeda. Sebuah serangan asma dapat dipicu
oleh sejumlah faktor lain, termasuk infeksi pernafasan, obat-obatan tertentu, jenis alergen
seperti debu atau asap diesel, dan bahkan udara dingin atau respons emosional.

Paparan polutan, terutama di negara-negara berkembang, terkait dengan asma, rhinitis,


rhinoconjunctivitis, dan infeksi saluran pernapasan akut, dibandingkan alergi dan penyakit
lainnya. Di Cina saja, polusi luar ruangan dikaitkan dengan lebih dari 300.000 kematian
setiap tahun.

Bagikan artikel ini:

Klik untuk membagikan di Facebook(Membuka di jendela yang


26 Makanan Penyebab Alergi Kulit dan Pengobatannya
ads

Kulit yang tiba-tiba gatal-gatal dan juga muncul ruam serta kemerahan dapat menjadi kemungkinan
timbulnya reaksi alergi. Bila hal tersebut terjadi tepat sesudah Anda mengonsumsi sesuatu, positif
sudah bahwa Anda mengidap alergi. Untuk mengetahui makanan penyebab alergi kulit itu apa saja,
di bawah ini dapat disimak daftar dan ulasan singkatnya.

(Baca juga: jenis-jenis penyakit kulit dan gambarnya)

1. Telur Ayam
Tak hanya anak-anak saja yang biasanya dapat menderita alergi telur, bahkan orang dewasa pun
juga bisa. Inilah sumber makanan yang mengandung protein tinggi tapi juga menjadi penyebab alergi
kulit paling umum. Telur memang merupakan sebuah makanan yang kaya akan vitamin dan mineral,
namun cukup bahaya juga bagi yang terlalu sensitif.

Benjolan atau bisul adalah contoh timbulnya efek setelah makan telur ini. Biasanya, orang-orang
yang rentan terhadap telur ayam bakal mengalami ruam merah dan juga gatal-gatal di kulit.
Kemudian bisa juga timbul penyakit eksim yang kalau tak segera dihentikan konsumsinya, justru akan
makin memperburuk kondisi.

2. Kacang Tanah
Untuk pemicu alergi kulit, Anda harus berhati-hati juga terhadap kacang tanah sebagai alergen. Dari
hari ke hari, jumlah penderita alergi kulit disebabkan oleh jenis kacang ini pun lumayan bertambah.
Apabila biasanya Anda mengonsumsi kacang tanah dengan memanggangnya, maka ini akan lebih
gampang memicu alergi kulit. Jadi, untuk amannya silakan memilih untuk mengolahnya dengan cara
merebus.

(Baca juga: cara tes alergi)

3. Kerang
Banyak juga orang yang menggemari jenis makanan penyebab alergi kulit ini, apalagi mereka yang
sangat suka dengan seafood. Berbagai jenis kerang dapat dengan mudah memicu timbulnya alergi
pada kulit, seperti ruam kemerahan dan gatal-gatal. Sama seperti telur, efeknya pun dapat kemudian
menyebabkan penyakit eksim, terutama di bagian jari-jari kaki.

4. Udang
Tak hanya kerang, jenis makanan laut lainnya yang cukup populer menjadi makanan pemicu alergi
kulit adalah udang. Gejala yang paling umum terjadi adalah ruam pada kulit, gatal-gatal, mata yang
memerah, dan juga bengkak pada tubuh. Bahkan parahnya lagi, udang ini dapat menyebabkan
bersin, batuk hingga sesak nafas yang bisa makin buruk bila tak ditangani secepatnya.

(Baca juga: cara menghilangkan alergi)

5. Kedelai
Makanan kacang-kacangan ini pun dapat memicu keadaan yang tak nyaman meski tidaklah begitu
serius. Alergi kulit akibat kedelai ini dapat memunculkan sejumlah gejala serius, seperti kemerahan di
kulit, gatal-gatal, dan bahkankesemutan di bagian mulut. Tak hanya itu, bibir dan wajah pun akan
membengkak setelah mengonsumsi makanan ini.
Sponsors Link

Anafilaksis adalah sebutan untuk reaksi alergi serius yang dikeluarkan oleh seseorang gara-gara
makan kedelai. Ada tanda-tanda yang jauh lebih ekstrem dari sekadar alergi kulit di mana organ-
organ vital turut terkena efek buruknya. Bila sudah begitu, mendatangi dokter kulit untuk
memeriksakan diri adalah solusinya.

6. Susu Sapi
Khasiat susu sapi murni memang sudah banyak diketahui, bahkan kandungan kalsium dan lemaknya
pun termasuk tinggi. Meski bagus untuk anak-anak, susu sapi jugalah yang menjadi makanan
penyebab alergi utama pada anak-anak. Tak hanya saluran cerna saja yang akan diserang, tapi juga
bagian kulit anak.

Khusus untuk dermatitis atau gangguan kulit, biasanya ini akan timbul sebagai salah satu reaksi
alergi lambat. Gejala demikian akan mulai nampak justru setelah lewat 20 jam dari waktu anak minum
susu, terutama bayi. Bila anak mulai tak nyaman karena mata dan hidungnya gatal, mata pun
memerah, langsung bawa ke dokter anak untuk penanganan yang tepat dan cepat.

(Baca juga: bahaya makanan laut)

7. Kepiting
Satu lagi makanan laut yang sebaiknya diwaspadai, apalagi yang sangat rentan dan memang
gampang alergi. Gejala awal memang beragam, namun gejala seperti mulut yang terasa gatal-gatal
adalah yang paling umum. Alergi kulit tersebut akan muncul hanya selang beberapa jam setelah
Anda menikmati makanan dengan bahan utama kepiting. Setelah itu bisa-bisa dilanjut dengan gejala
nyeri perut, mual, muntah dan diare.

8. Tepung Terigu
Tepung terigu ini sama dengan gluten karena memang glutenlah yang terkandung di dalamnya.
Biasanya, semakin tingginya kadar gluten, maka kadar protein yang ada pada tepung terigu juga
makin tinggi. Tepung terigu ini biasanya digunakan untuk membuat roti, maka bagi para pecinta roti
hendaknya berhati-hati karena gluten ada di dalamnya.

Adanya intoleransi gluten terkadang dapat menjadi bahaya cukup besar bagi sebagian orang karena
mampu membuat reaksi alergi timbul. Alergi yang ditimbulkan sebenarnya tergolong sederhana,
seperti misalnya ruam di kulit, gatal, serta mata yang mengeluarkan air. Namun ini bisa berubah
menjadi buruk ketika dilanjutkan dengan gejala diare, batuk dan bahkan pilek.

Gejala-gejala tersebut umumnya bakal terjadi tidak lama setelah mengonsumsi atau sekadar
menghirup gluten. Tentu cara terbaik untuk menghentikan alergi kulit yang muncul adalah dengan
menghentikan konsumsi roti bertepung terigu atau bergluten. Jauhilah segala makanan penyebab
alergi kulit yang berkandungan gluten demi kesehatan dan keamanan kulit.

(Baca juga: pantangan diabetes)

9. Ikan
Segala ikan laut kebanyakan akan menimbulkan reaksi alergi kulit bagi yang tidak tahan terhadap
alergen ini. Walaupun nikmat saat dikonsumsi, alergi dapat datang beberapa jam setelahnya. Ikan
yang termasuk cukup membahayakan kulit kita adalah ikan tuna dan ikan salmon.

Ikan laut memang merupakan makanan yang mengandung omega-3 yang amat tinggi, namun
mereka pun dapat menjadi alergen terkuat. Bahkan reaksi alergi yang dikeluarkan oleh beberapa
orang bisa saja mengancam jiwa. Terlepas dari kandungan omega-3 dan vitamin mineral lainnya,
alergi kulit terhadap ikan pada umumnya bakal seumur hidup. Otomatis ini artinya tidak bisa
disembuhkan.
sponsored links

10. Kacang Pohon


Kacang-kacangan memang cukup berbahaya dan rata-rata selalu menyebabkan alergi kulit, tak
terkecuali dengan kacang pohon. Mungkin banyak dari kita tak begitu tahu apa itu kacang pohon dan
bagaimana ini bisa menjadi ancaman. Biasanya anak-anaklah yang mengalami alergi kulit akibat
kacang pohon ini.

Orang dewasa juga ada yang gampang terkena alergi kulit gara-gara mengonsumsi makanan ini, tapi
hanya sedikit. Jenis-jenis kacang yang perlu diwaspadai di sini adalah:

Kacang macadamia
Kemiri
Kacang mede
Walnut atau kacang kenari
Kacang almond
Kacang Brasil.

Semua jenis kacang itu sangat umum dan bahkan banyak dari kita pasti gemar mengonsumsinya
sebagai cemilan atau campuran makanan. Namun sayangnya memang kacang-kacang tersebut tak
berefek baik bagi sebagian orang. (Baca juga: makanan yang rendah purin)

11. Sayuran
Tak banyak orang yang mengira bahwa sayuran pun dapat menjadi alergen, apalagi menjadi pemicu
alergi kulit. Ada jenis-jenis sayuran tertentu yang tetap mampu membuat permukaan kulit muncul
ruam kemerahan. Tak hanya alergi kulit, bahkan pencernaan dan lambung juga dapat terancam.
Inilah daftar jenis sayuran yang bisa timbul karena alergi.

Wortel
Kentang
Bawang putih
Bawang merah
Kubis
Labu
Kembang kol

Meski demikian, kasus alergi kulit karena makan sayur memang cukup jarang. Justru makanan-
makanan yang telah disebutkan di atas sebelumnyalah yang menjadi penyebab paling umum.

12. Buah
Sama halnya dengan sayuran, buah pun kaya akan serat, mineral, hingga beragam vitamin, lalu
mana mungkin bisa menyebabkan alergi kulit? Ada buah-buah tertentu dan juga orang-orang tertentu
yang akan mengalami reaksi alergi. Buah-buah tertentu di bawah ini dapat menyebabkan alergi
atopik atau eksim atopik yang cukup mengganggu.

Anggur
Lemon
Stroberi
Jeruk

Bila selalu timbul adanya alergi kulit setiap mengonsumsi sejumlah makanan tersebut, cari segera
pengobatannya. Atau segera periksakan ke dokter agar penanganan yang didapat lebih tepat. Anda
juga dapat melakukan metode diagnosa lebih dulu demi memastikan apakah yang Anda derita
memang alergi kulit akibat makanan.

(Baca juga: obat alergi gatal)

Pengobatan Alergi Kulit oleh Makanan


Alergi kulit yang disebabkan oleh makanan memang tak akan dapat sembuh total. Bahkan kalaupun
Anda ke dokter, pengobatan yang diberikan adalah hanya untuk membuat reaksi alergi mereda saja.
Pengobatan di bawah ini pun dapat menjadi referensi Anda apabila sudah tak nyaman lagi dengan
alergi yang muncul.

Menghindari makanan alergen. Tentu langkah paling penting dalam mengobati alergi kulit akibat
makanan tertentu adalah menjauhi makanan tersebut. Sekalipun Anda menggemarinya, cukup sulit
juga untuk menghindari efek alerginya. Ini karena efek reaksi alergi pada kulit bakal muncul dalam
hitungan jam saja, jadi sebaiknya tidak mengonsumsinya lagi supaya gejala tak muncul.
Garam dan minyak goreng. Bagi yang bingung mengatasi ruam dan gatal pada kulit yang tak
kunjung pudar. Reaksi alergi kulit semacam ini bisa coba disembuhkan dengan minyak goreng dan
garam. Ramuan ini termasuk efektif, hanya dengan mencampurkan minyak goreng bersama sedikit
garam. Lalu oles ramuan ke kulit yang beruam dan gatal tersebut. Namun cara ini bukanlah untuk
menyembuhkan alergi secara total, melainkan hanya gatal-gatalnya saja.
Jahe. Selain menjadi obat batuk efektif, jahe sebanyak 15 gram ditambah dengan cuka beras putih
30 cc dan gula merah sedikit bisa direbus untuk obat alergi kulit. Setelah merebusnya dengan 400 cc
air dan sudah sampai tinggal setengahnya, saringlah dulu. Baru setelah itu Anda dapat meminumnya.
Konsumsi setiap hari hasilnya akan jauh lebih baik dan gatal serta ruam bakal menghilang dengan
cepat.

(Baca juga: cara mengatasi alergi obat)

Itulah sejumlah informasi terkait makanan penyebab alergi kulit dan juga cara mengobatinya. Satu-
satunya paling ampuh agar ruam dan gatal tak muncul lagi adalah dengan menjauhi makanan
alergen.

12
BAB IVPENUTUP4.1

Kesimpulan
Alergi makanan adalah suatu kumpulan gejala yang mengenai banyak organ dansystem tubuh yang
ditimbulkan oleh alergi terhadap makanan. Alergi makanan terjadi ketikasistem kekebalan tubuh
bereaksi terhadap komponen dalam makanan, sering
terhadap protein. Antibodi yang dirancang untuk melindungi kita dari penyakit bereaksi terhadap pr
otein makanan penyebab alergi dan menyebabkan gejala seperti kembung, sakit kepala,gatal-gatal,
atau diare.Dapat disimpulkan bahwa hubungan antara status gizi dalam menyebabkanterjadinya
alergi makanan adalah hubungan timbal balik dimana status gizi yang kurang baikdapat
menyebabkan terjadinya penurunan imunitas yang nantinya akan mengakibatkan alergi.Begitu pula
sebaliknya alergi makanan yang terjadi pada seseorang dapat berpengaruhterhadap status gizinya
karena penderita alergi harus benar-benar memperhatikan asupangizinya terlebih bagi penderita
yang tidak terlalu memahami penyebab terjadinya alergidalam tubuhnya.

4.2Pengobatan

Pengobatannya bervariasi, tergantung kepada jenis dan beratnya gejala.


Tujuan pengobatan adalah mengurangi gejala dan menghindari reaksi alergi di masa yang akandatan
g. Gejala yang ringan atau terlokalisir mungkin tidak memerlukan pengobatan khusus.Gejala akan
menghilang beberapa saat kemudian. Temui ahli dan konsultasikan denganspesialis. Alergi yang
muncul membutuhkan perawatan yang berbeda-beda pada masing-masing penderita alergi.
Mintalah dokter anda untuk melakukan imunoterapi untukmenurunkan kepekaan anda terhadap
bahan-bahan pemicu reaksi alergi. Berbagai pencegahan dan pengobatan alergi yang dapat
dilakukan, antara lain :

1)Diet

. Penderita alergi sangat dianjurkan untuk menjalankan diit sesuai yangdianjurkan, yang mendapat
pengobatan antihistamin, ketotifen dan kortikosteroid

13

harus mentaati diet terus menerus baik dalam memperhatikan makanan yang kitamau makan,
komposisi dan waktu makan harus diatur.

2)

Obat-obatan

. Obat antihistamin, ketotifen dan kortikosteroid diberikan, namunterapy diit tidak boleh dilupakan
dan imunoterapi.

3)

Pemberian ASI.
Pemberian ASI eksklusif mungkin bisa menjadi salah satualternatif, karena dilaporkan dapat
mencegah penyakit atopik serta alergimakanan. Kalangan para peneliti alergi sendiri masih berdebat
mengenaiefektifitasnya. Tapi sebagian besar peneliti berpendapat, menghindari makananalergen
pada ibu hamil dan menyusui, dan pada bayi usia dini, dapat mencegahterjadinya alergi makanan
atau penyakit atopik di kemudian hari.

4.3

Pencegahan

Cara terbaik untuk mencegah terjadinya reaksi alergi di masa yang akan datangadalah dengan
menghindari makanan penyebab alergi. Hindari makanan yang dapat membuatanda alergi, misalkan
anda alergi terhadap makanan seafood maka usahakan untuk tidakmengkonsumsi makanan tersebut
walaupun hanya sedikit. Bila terdapat riwayat keluarga baiksaudara kandung, orangtua, kakek,
nenek atau saudara dekat lainnya yang alergi atau asma.Bila anak sudah mengalami manifestasi
alergi sejak lahir atau bahkan bila mungkin deteksisejak kehamilan maka harus dilakukan
pencegahan sejak dini. Resiko alergi pada anakdikemudian hari dapat dihindarkan bila kita dapat
mendeteksi sejak dini.Ada beberapa upaya pencegahan yang perlu diperhatikan supaya anak
terhindar darikeluhan alergi yang lebih berat dan berkepanjangan :1.

Hindari atau minimalkan penyebab alergi sejak dalam kandungan, dalam hal inioleh ibu.2.

Hindari paparan debu di lingkungan seperti pemakaian karpet, korden tebal,kasur kapuk, tumpukan
baju atau buku. Hindari pencetus binatang (bulu binatang piaraan kucing dsb, kecoak, tungau pada
kasur kapuk.3.

Tunda pemberian makanan penyebab alergi, seperti telor, kacang tanah dan ikandi atas usia 2-3
tahun. Bila membeli makanan dibiasakan untuk mengetahuikomposisi makanan atau membaca label
komposisi di produk makanan tersebut.4.

Bila bayi minum ASI, ibu juga hindari makanan penyebab alergi.Bila ASI tidakmemungkinkan atau
kalau perlu kurang gunakan susu hipoalergenik formula.

14

DAFTAR PUSTAKA

Kresno, Siti Boedina. 2001.


Imunologi : Diagnosis dan Prosedur Laboratorium.

Jakarta:FKUI.Rengganis, Iris. Yunihastuti, Evy. 2007.

Alergi Makanan dalam Sudoyo, Aru W. Setiyohadi,Bambang. Alwi, Idrus. Simadibrata K, Marcellus.
Setiati, Siti. Buku Ajar Ilmu PenyakitDalam Jilid I Edisi IV.

Jakarta: Pusat Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI.Tanjung, Azhar. Yunihastuti, Evy.
2007.

Prosedur Diagnostik Penyakit Alergi dalamSudoyo, Aru W. Setiyohadi, Bambang. Alwi, Idrus.
Simadibrata K, Marcellus. Setiati,Siti. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid I Edisi IV.

Jakarta: Pusat Penerbitan DepartemenIlmu Penyakit Dalam FKUI.Wahab, A Samik. Julia, Madarina.
2002.

Sistem Imun, Imunisasi, & Penyakit Imun.

Jakarta: Widya Medika.Anonymous. 2009.

Tips dan Trik Penderita Alergi

. Diakses darihttp://www.sehatgroup.web.id/guidelines/isiGuide.asp?guideID=31)/. Tanggal 25


Oktober2014.Anonimous. 2009.

Alergi pada Anak.

Diakses dari http://konsulgizi.blogspot.com/. Tanggal25 Oktober 2014.Anonimous. 2009.

Pencegahan Penyakit Alergi.

Diakses dari http://anneahira.com/. Tanggal25 Oktober 2014.Anonimous. 2010.

Permasalahan Alergi Makanan

. Diakses darihttp://childrenallergyclinic.wordpress.com

. Tanggal 25 Oktober 2014.

Judarwanto, widodo. 2009.

AlergiMakanan, Komplikasi dan Permasalahannya

. Diaksesdari htpp://www.childrenallergyclinic.wordpress.com/. Tanggal 25 Oktober


2014.Judarwanto, widodo. 2009.

Menu Masakan Penderita Alergi

. Diaksesdar ihtpp://www.childrenallergyclinic.wordpress.com/. Tanggal 25 Oktober 2014.


B IIIPEMBAHASAN3.1

Hubungan Status Gizi terhadap Alergi Makanan

Walaupun pada umumnya alergi makanan sulit didiagnosis atau tak dapat
dipastikan penyebabnya. Karena alergi makanan dapat menimbulkan gejala bervariasi. Namun, ada
beberapa hubungan antara status gizi dalam menyebabkan terjadinya alergi makananmeskipun hal
tersebut tidak serta-merta menyebabkan alergi.Seperti yang telah kita ketahui, status gizi yang baik
akan membuat imunitas mereka baik. Dimana imunitas inilah yang
dapat menentukan reaksi alergi yang ditimbulkan. Statusgizi yang buruk pun juga dapat
menimbulkan alergi dimana penderitanya pun harus benar-
benar memperhatikan asupan gizinya agar tidak mengkonsumsi zat alergen yang dapatmenimbulka
n alergi dalam tubuhnya dan untuk menghindari masuknya alergen denganmudah ke dalam tubuh
akibat imunitas yang tidak baik. Sehingga penilaian status
gizi penderita alergi sangat dianjurkan untuk menjalankan diet sesuai yang dianjurkan harusmentaati
diet terus menerus baik dalam memperhatikan makanan yang kita ingin makan,komposisi dan waktu
makan harus diatur.Jadi dapat disimpulkan bahwa hubungan antara status gizi dalam
menyebabkanterjadinya alergi makanan adalah hubungan timbal balik dimana status gizi yang
kurang baikdapat menyebabkan terjadinya penurunan imunitas yang nantinya akan mengakibatkan
alergi.Begitu pula sebaliknya alergi makanan yang terjadi pada seseorang dapat
berpengaruhterhadap status gizinya karena penderita alergi harus benar-benar memperhatikan
asupangizinya terlebih bagi penderita yang tidak terlalu memahami penyebab terjadinya alergidalam
tubuhnya.

3.2

Peran ibu terhadap penentuan status gizi anak dan kejadian alergi makanan

Alergi pada anak tidak sesederhana seperti yang pernah diketahui. Sebelumnya kitasering
mendengar dari dokter spesialis penyakit dalam, dokter anak, dokter spesialis yang lain bahwa alergi
itu gejala adalah batuk, pilek, sesak dan gatal. Padahal alergi dapat menyerangsemua organ tanpa
terkecuali mulai dari ujung rambut sampai ujung kaki dengan berbagai

11
bahaya dan komplikasi yang mungkin bisa terjadi. Alergi pada anak sangat beresiko untukmenggang
gu pertumbuhan dan perkembangan anak. Penyakit alergi ini dapat disembuhkan,tetapi dengan
kemauan keras penyakit ini dapat dikendalikan dan dengan pengetahuan yangcukup dan keinginan
yang kuat. Oleh karena itu penderita alergi harus melakukan diet untukmengatur makanan yang
dikonsumsi (diet) disertai perubahan gaya hidup.Dalam hal ini, peran orang tua terutama ibu, sangat
diperlukan dalam penatalaksanaan asupan gizi anaknya. Karena ibulah yang selama seharian penuh
mengurusanaknya dan ibulah yang memperhatikan dan mengetahui kebutuhan gizi anaknya. Untuk
itusangat diperlukan pengetahuan ibu dalam mengetahui penyebab alergi pada anaknya.Sehingga
ibu dapat memantau makanan yang dikonsumsi anaknya dan dapat menghindarimakanan penyebab
alergi serta ibu juga harus tahu pengganti makanan penyebab alergisehingga pemenuhan kebutuhan
gizi anak tetap dapat terpenuhi tanpa menyebabkantimbulnya alergi.

BAB 1PENDAHULUAN1.1

Latar Belakang

Istilah alergi digunakan pertama kali oleh Clemens von Pirquet tahun 1906 yangdiartikan sebagai
reaksi pejamu yang berubah bila terpajan dengan bahan yang sama untukkedua kalinya atau lebih.
Alergi adalah reaksi hipersensitivitas yang diinisiasi olehmekanisme imunologis spesifik yang
diperantarai oleh immunoglobulin E (IgE). Alergimerupakan kepekaan tubuh yang berlebihan
terhadap benda asing (allergen) di dalam tubuh.Reaksi setiap individu terhadap allergen berbeda-
beda, sehingga individu yang satu bisa lebih peka daripada individu yang lain.Alergi merupakan salah
satu jenis penyakit yang banyak dijumpai di masyarakat danmenjadi permasalahan kesehatan
penting pada usia anak. Umumnya masyarakat menganggap bahwa penyakit alergi hanya terbatas
pada gatal-gatal di kulit. Alergi sebenarnya dapat
terjadi pada semua bagian tubuh, tergantung pada tempat terjadinya reaksi alergi tersebut. Alergim
erupakan manifestasi hiperresponsif dari organ yang terkena, seperti kulit, hidung, telinga, paru,
atau saluran pencernaan.Pada studi populasi, penyakit alergi dapat timbul pada usia yang berbeda-
beda, sepertialergi makanan dan eksim terutama pada anak-anak, asma didapatkan pada anak dan
padausia dewasa, dan rinitis alergika didapatkan pada dekade kedua dan ketiga. Alergi
memiliki prevalensi tertinggi pada bayi dan anak. Sebanyak 6-8% bayi
dan anak dilaporkan memilikialergi (Luccioli, 2008). Angka kejadian alergi pada anak ini semakin
bertambah pada setiapdekade. Di Indonesia, kejadian alergi pada anak sebesar 5-11% (Chandra,
2011) dengan prevalensi di kota Yogyakarta sebesar 3,7-
6,4% (Departemen Menteri Kesehatan, 2008).Alergi merupakan penyakit urutan ke tujuh dalam
sepuluh besar penyakit rawat jalanPuskesmas untuk anak usia 1-4 tahun yaitu sebanyak 1690 kasus
(Dinas KesehatanKabupaten Sleman, 2010).Alergi dapat menyebabkan komplikasi kesehatan yang
serius dan mempengaruhikualitas hidup seseorang. Alergi pada anak dapat mengganggu aktivitas
sehari-hari.
Dampak buruk dari alergi dapat mengganggu proses tumbuh kembang anak. Alergi terjadi karenadid
ahului dengan respon imun berupa sekresi imunoglobulin E (IgE). Sekresi IgE
2
menyebabkan terjadinya anafilaksis dan dapat berakibat fatal bahkan dapat menyebabkankematian.
Alergi makanan juga dapat menjadi pencetus terjadinya rhinitis alergi dan asthma pada anak-
anak. Reaksi dari alergi tersebut juga dapat mempengaruhi sistem organ lainseperti kulit, saluran
pencernaan dan pernafasan.Alergi terjadi karena beberapa faktor. Penyebab utama terjadinya alergi
karena ada paparan terhadap alergen. Faktor-faktor risiko lain yang
menjadi penyebab terjadinya alergiadalah adanya mikrobia, lama pemberian ASI, pengenalan dini
pada makanan
padat, pembatasan makanan mengandung alergen pada ibu hamil dan bayi, kandungan probiotikdal
am makanan, suplemen, vitamin, makanan organik, dan gaya hidup (merokok, lingkunganyang
terpapar racun atau polusi, dan obat-obatan). Alergi dapat dipengaruhi secara genetik.Seorang ibu
yang memiliki riwayat alergi akan mewariskan alergi kepada anaknya. Seoranganak berisiko tujuh
kali lebih mudah terkena alergi dari pada anak normal apabila memilikiorang tua atau saudara
kandung yang memiliki riwayat alergi. Menurut Halken (2004), persentase anak dengan alergi yang
memiliki kedua orang tua dengan riwayat alergi sebanyak40-50%. Persentase anak dengan alergi
yang memiliki salah satu orang tua atau saudaradengan riwayat alergi sebanyak 20-30%.Terjadinya
penyakit alergi pada anak dapat disebabkan oleh perilaku orang tua dalammemilihkan makanan
untuk anak. Penyakit alergi akan sering timbul apabila anak diberikan bahan makanan yang
diduga menjadi penyebab alergennya. Timbulnya penyakit alergi padaanak dapat dihindari dengan
cara mengeliminasi makanan pencetus alergi. Maka dari itu, peran ibu sangat berpengaruh terhadap
kejadian alergi makanan pada anak.

1.2

Rumusan Masalah

1.2.1

Apakah ada hubungan status gizi dengan alergi makanan?1.2.2

Apa peranan ibu terhadap penentuan status gizi anak dan kejadian alergi makanan?

1.3

Tujuan1.3.1
Tujuan Umum

Tujuan umum makalah ini adalah mengetahui apakah ada hubungan antara status gizidengan
kejadian alergi makanan.

1.3.2

Tujuan Khusus

Tujuan khusus makalah ini adalah mengetahui apa peranan ibu terhadap penentuanstatus gizi anak
dan kejadian alergi makanan.

BAB IITINJAUAN PUSTAKA2.1

Definisi Alergi

Alergi makanan adalah suatu kumpulan gejala yang mengenai banyak organ dansystem tubuh yang
ditimbulkan oleh alergi terhadap makanan. Alergi makanan terjadi ketikasistem kekebalan tubuh
bereaksi terhadap komponen dalam makanan, sering
terhadap protein. Antibodi yang dirancang untuk melindungi kita dari penyakit bereaksi berlebihante
rhadap protein makanan penyebab alergi dan menyebabkan gejala seperti kembung, sakitkepala,
gatal-gatal, atau diare. Dalam kasus yang lebih parah, alergi dapat mengganggukemampuan Anda
untuk bernapas dan bahkan mengancam nyawa. Diperkirakan 2

8 %anak-anak dan 2% orang dewasa memiliki satu atau lebih alergi makanan.Tidak semua reaksi
yang tidak diinginkan terhadap makanan merupakan reaksialergi murni, tetapi banyak dokter atau
masyarakat awam menggunakan istilah alergimakanan untuk semua reaksi yang tidak diinginkan dari
makanan, baik yang imunologik ataunon imunologik. Batasan lebih jelas dibuat oleh American
Academy of Allergy andimmunology,The National Institute of Allergy and infections disease yaitu :1.

Reaksi simpang makanan (Adverse food reactions)


Istilah umum untuk reaksi yangtidak diinginkan terhadap makanan yang ditelan. Reaksi ini dapat
merupakan reaksisekunder terhadap alergi makanan (hipersensitifitas) atau intoleransi makanan.

42.

Allergy makanan (Food Allergy)

Alergi makanan adalah reaksi imunologik yangmenyimpang. Sebagian besar reaksi ini melalui reaksi
hipersensitifitas tipe 1.3.

Intoleransi Makanan (Food intolerance)

Intoleransi makanan adalah reaksimakanan non-imunologik dan merupakan sebagian besar


penyebab reaksi yang tidakdiinginkan terhadap makanan. Reaksi ini dapat disebabkan oleh zat yang
terkandungdalam makanan karena kontaminasi toksik (misalnya toksin yang disekresi
olehSalmonella, Campylobacter dan Shigella, histamine pada keracunan ikan), zatfarmakologik yang
terkandung dalam makanan misalnya tiramin pada keju,
kafein pada kopi atau kelainan pada pejamu sendiri seperti defisiensi lactase, maltase ataurespon
idiosinkrasi pada pejamu

2.2
Patofisiologi

Alergi adalah suatu proses inflamasi yang tidak hanya berupa reaksi cepat danlambat tetapi juga
merupakan proses inflamasi kronis yang kompleks dipengaruhi faktorgenetik, lingkungan dan
pengontrol internal. Berbagai sel mast, basofil, eosinofil, limfositdan molekul seperti IgE, mediator
sitokin, kemokin merupakan komponen yang berperananinflamasi. Alergen di dalam makanan
adalah protein, glikoprotein atau polipeptida
dengan berat molekul lebih dari 18.000 dalton, tahan panas dan tahan ensim proteolitik. Alergenma
kanan dapat menimbulkan reaksi alergi.Menurut cepat timbulnya reaksi maka alergi terhadap
makanan dapat berupa reaksicepat (Immediate Hipersensitivity/rapid onset reaction) dan reaksi
lambat (delayed
onsetreaction). Immediate Hipersensitivity atau reaksi cepat terjadi berdasarkan reaksihipersensitifit
as tipe I (Gell& Coombs). Terjadi beberapa menit sampai beberapa jam setelahmakan atau terhirup
pajanan alergi. Delayed Hipersensitivity atau reaksi lambat terdapat 3kemungkinan, yaitu terjadi
berdasarkan reaksi hipersensitifitas tipe I fase lambat, reaksihipersensitifitas tipe III dan reaksi
hipersensitifitas tipe IV. Terjadi lebih dari 8 jam setelahterpapar allergen. Reaksi tipe III dihubungkan
dengan bukti ditemukannya IgG terhadap susudalam sirkulasi anak yang alergi susu. Sedangkan
reaksi tipe IV secara invitro terbuktidengan reaksi selular terhadap fraksi protein susu melalui uji
stimulasi limfosit, ujitranformasi blast dan uji hambatan migrasi leukosit.Gejala klinis terjadi
karena reaksi imunologik melalui pengeluaran mediator yangmengganggu organ tertentu yang
disebut organ sasaran. Organ sasaran tersebut misalnya paru-paru maka manifestasi klinisnya adalah
batuk atau asma bronchial, bila sasarannya kulit

akan terlihat sebagai urtikaria, bila organ sasarannya saluran pencernaan maka gejalanyaadalah
diare dan sebagainya.

2.3

Penegakan Diagnosis Penyakit Alergi

Bila seorang pasien datang dengan kecurigaan menderita penyakit alergi, langkah pertama yang
harus dilakukan adalah memastikan terlebih dahulu apakah pasien benar-benarmenderita penyakit
alergi. Selanjutnya baru dilakukan pemeriksaan untuk mencari alergen penyebab, selain juga faktor-
faktor non alergik yang mempengaruhi timbulnya gejala.Prosedur penegakan diagnosis pada
penyakit alergi meliputi beberapa tahapan berikut.1)

Riwayat Penyakit. Didapat melalui anamnesis, sebagai dugaan awal adanyaketerkaitan penyakit
dengan alergi.2)
Pemeriksaan Fisik. Pemeriksaan fisik yang lengkap harus dibuat, dengan perhatianditujukan
terhadap penyakit alergi bermanifestasi kulit, konjungtiva, nasofaring, dan paru. Pemeriksaan
difokuskan pada manifestasi yang timbul.3)

Pemeriksaan Laboratorium. Dapat memperkuat dugaan adanya penyakit alergi,namun tidak untuk
menetapkan diagnosis. Pemeriksaan laboaratorium dapat berupahitung jumlah leukosit dan hitung
jenis sel, serta penghitungan serum IgE total danIgE spesifik.4)

Tes Kulit. Tes kulit berupa skin prick test (tes tusuk) dan patch test (tes tempel) hanyadilakukan
terhadap alergen atau alergen lain yang dicurigai menjadi penyebabkeluhan pasien.5)

Tes Provokasi. Adalah tes alergi dengan cara memberikan alergen secara langsungkepada pasien
sehingga timbul gejala. Tes ini hanya dilakukan jika terdapat kesulitandiagnosis dan ketidakcocokan
antara gambaran klinis dengan tes lainnya.
Tes provokasi dapat berupa tes provokasi nasal dan tes provokasi bronkial (Tanjung danYunihastuti,
2007).

2.4

Alergi pada Anak

Seperti yang telah kita bahas sebelumnya alergi ialah kegagalan kekebalan tubuhdimana tubuh
seseorang menjadi hipersensitif dalam bereaksi secara imunologi terhadap bahan-
bahan yang umumnya imunogenik (antigenik) atau dikatakan orang yang bersangkutan

bersifat atopik. Dengan kata lain, tubuh manusia berkasi berlebihan terhadap lingkungan
atau bahan-bahan yang oleh tubuh dianggap asing dan berbahaya, padahal sebenarnya tidak
untukorang-orang yang tidak bersifat atopik. Bahan-bahan yang menyebabkan
hipersensitivitastersebut disebut

alergen.

(Judarwanto, 2009). Alergi dapat terjadi pada setiap orang di berbagai usia mulai dari anak-anak
hingga dewasa.

2.5
Penyebab Alergi pada Anak

Gejala dan tanda alergi pada anak dapat ditimbulkan oleh adanya alergen sebagai penyebab yang
diterima. Beberapa makanan yang berbeda kadang menimbulkan gejala alergiyang berbeda pula,
misalnya pada alergi ikan laut menimbulkan gangguan kulit berupaurtikaria, kacang tanah
menimbulkan gangguan kulit berupa papula atau furunkel. Sedangkan buah-
buahan menimbulkan gangguan batuk atau pencernaan. Meskipun demikian ada beberapa pakar ale
rgi makanan yang berpendapat bahwa jenis makanan tidak spesifikmenimbulkan gejala
tertentu.Beberapa hal yang menyulut atau mencetuskan timbulnya alergi disebut faktor pencetus.
Faktor pencetus tersebut dapat berupa faktor fisik seperti dingin, panas atau hujan,kelelahan,
aktifitas berlebihan tertawa, menangis, berlari, olahraga. Faktor psikis berupakecemasan, sedih,
stress atau ketakutan.Faktor pencetus sebetulnya bukan penyebab serangan alergi, tetapi
menyulutterjadinya serangan alergi. Bila terdapat pencetus alergi disertai terpapar penyebab
alergimaka keluhan atau gejala alergi yang timbul jadi lebih berat. Tetapi bila tidak
terkena penyebab alergi meskipun terdapat pencetus, keluhan alergi tidak akan muncul. Hal
ini yangdapat menjelaskan kenapa suatu ketika meskipun dingin, kehujanan atau kelahan
seorang penderita asma tidak kambuh. Berarti saat itu penderita tersebut sementara terhindar dari
penyebab alergi seperti makanan, debu dan sebagainya.Alergi dapat diturunkan dari orang tua atau
kakek/nenek pada penderita . Bila adaorang tua, keluarga atau kakek/nenek yang menderita alergi
kita harus mewaspadai tandaalergi pada anak sejak dini. Bila ada salah satu orang tua yang
menderita gejala alergi makadapat menurunkan resiko pada anak sekitar 17

40%,. Bila ke dua orang tua alergi makaresiko pada anak meningkat menjadi 53 - 70%.

2.6

c)

Perencanaan diet dan mendidik pasien alergi

Mendidik pasien alergi bertujuan agar pasien tersebut dapat mengontrolmakanan yang dapat
menyebabkan alergi, mengurangi komplikasi dan meningkatkankemampuan untuk merawat diri
sendiri. Perencanaan diit bertujuan agar cukup asupankalori, protein, lemak, asam mineral dan serat
serta air dengan frekuensi makanansepanjang hari disesuaikan dengan pemberian obat anti
antihistamin, ketotifen dankortikosteroid serta imunoterapi. Selain itu kebutuhan kalori dan serat
gizi laindisesuaikan dengan status gizi dan kondisi kesehatan penderita alergi. Perencanaandiit dapat
menggunakan daftar penukar bahan makanan, sehingga penderita alergidapat menggunakan daftar
itu sendiri.
d)

Pemberian ASI

Pemberian ASI eksklusif mungkin bisa menjadi salah satu alternatif, karenadilaporkan dapat
mencegah penyakit atopik serta alergi makanan. Kalangan
para peneliti alergi sendiri masih berdebat mengenai efektifitasnya. Tapi sebagian besar peneliti ber
pendapat, menghindari makanan alergen pada ibu hamil dan menyusui,dan pada bayi usia dini,
dapat mencegah terjadinya alergi makanan atau penyakitatopik di kemudian hari.Alergi
makanan adalah karena makanan penyebab alergi
pada umumnya bergizi tinggi, maka sebaiknya harus dicari makanan pengganti yang relatif amanyan
g nilai gizinya tidak kalah bagusnya. Misalnya, ayam dan telor diganti dagingsapi, tahu dan tempe
atau mentega diganti margarine dan seterusnya.Sebagian besar penderita alergi dengan gangguan
pencernaan akan mengalamikesulitan kenaikkan berat badan atau malnutrisi. Perlu dilakukan
penanganan pemberian diet yang teliti dan cermat di bawah pengawasan dokter alergi.Perencanaan
menu makanan untuk harian dan mingguan harus dilakukan dengan baik.Terapi diet adalah
penatalaksanaan gizi paling penting pada penderita alergi.Orang tua sering mengalami kebingungan
karena merasa menu makan pada penderitaalergi sangat terbatas sehingga sering timbul kebosanan.
Bila kita cermat dalammenyusun menu makanan maka masalah pemberian makan pada anak-anak
alergidapat diatasi tanpa harus mengurangi nilai gizi dan rasa masakan.

Syarat syarat diet alergi pada anak:1.

Energi diberikan sesuai dengan kondisi tubuh anak yang terkena alergi2.

Proporsi hidrat arang terhadap energi tidak banyak berbeda dengan makanananak sehat3.

Proporsi protein terhadap energi adalah 15 20%4.

Proporsi lemak terhadap energi adalah 20 25%5.

Cukup mineral dan vitamin6.

Cukup serat untuk memberikan rasa kenyang.Pemberian makanan disesuaikan dengan macam obat
yang diberikanMemberikan motivasi dan penyembuhan kepada anak dan orang tuaSemua bahan
makanan boleh diberikan dalam jumlah yang telah ditentukan, kecualimakanan seperti yang
terdapat pada :
Susu sapi diganti dengan susu yang dipakai bisa berupa susu soya (kedelai), sususapi formula hipo
alergi, atau susu sapi formula lainnya.,

Ikan laut seperti tongkol, kepiting dan udang sering menyebabkan alergi padaanak diganti dengan
ikan tuna dan salmon.

Ikan air tawar seperti gabus harus dihindari oleh anak.

2.9

Bahaya pada anak penderita alergi

Penyakit alergi dapat menimbulkan berbagai komplikasi yang membahayakan jiwamaupun


mempengaruhi kualitas hidup seseorang. Alergi juga bisa menyerang semua organtubuh, mulai dari
ujung rambut sampai ujung kaki. Yang ditimbulkan pun tak hanya sakit'ringan', namun bisa juga
gangguan intelegensia dan perilaku. Misalnya sulit konsentrasi,hilang memori sesaat, gagap,
impulsif, hiperaktif, lemas kronis. Bahkan alergi bisamenyebabkan kematian jika menimbulkan syok
anafilaktik, yakni menyempitnya salurannafas di paru-paru, menurunnya tekanan darah, dan
tercekiknya tenggorokan.Alergi juga dapat menggangu perkembangan otak anak sehingga
mempengaruhitingkat kecerdasan anak. Karena fungsi otaknya terganggu, pada anak akan timbul
gangguan perkembangan perilaku seperti sulit konsentrasi, gangguan emosi, hingga autisme.

Definisi
Apa itu alergi makanan?

Alergi makanan adalah reaksi dari sistem kekebalan tubuh ketika tubuh salah mengira
bahwa beberapa makanan adalah berbahaya. Alergi makanan dapat bersifat kronis
(berlangsung lama), atau akut (secara tiba-tiba). Reaksi akut dapat menyebabkan reaksi
serius bahkan mengancam jiwa yang disebut anafilaksis.

Seberapa umumkah alergi makanan?

Alergi makanan mempengaruhi sekitar 6 hingga 8 persen anak-anak di bawah 3 tahun, dan
sebanyak 3 persen orang dewasa. Anak-anak umumnya alergi terhadap susu, kedelai,
gandum, dan telur.

Tanda-tanda & gejala


Apa saja tanda-tanda dan gejala alergi makanan?

Untuk beberapa orang, reaksi alergi terhadap suatu makanan dapat menimbulkan
ketidaknyamanan tetapi tidak berat. Untuk orang lain, alregi makanan bisa menakutkan dan
mengancam jiwa. Gejala alergi makanan biasanya meningkat dalam beberapa menit hingga
dua jam setelah memakan suatu makanan. Tanda-tanda dan gejala yang paling umum
untuk alergi makanan termasuk:

Geli atau gatal di mulut


Bintik-bintik merah, gatal, atau eksim
Bengkak pada bibir, wajah, lidah, tenggorokan, atau bagian tubuh lainnya
Hidung tersumbat, atau permasalahan pernapasan
Sakit perut, diare, mual, atau muntah
Pusing, terasa akan pingsan, atau pingsan

Untuk beberapa orang, alergi makanan dapat merangsang reaksi alergi berat yang disebut
anafilaksis. Hal ini dapat mengancam jiwa, tanda-tanda dan gejalanya seperti:

Sesak dan penyempitan saluran udara


Tenggorokan bengkak atau terasa gumpalan di tenggorokan yang menyebabkan Anda sulit
bernapas
Mengalami shock dengan penurunan tekanan darah
Berdebar-debar
Pusing, terasa akan pingsan atau kehilangan kesadaran

Perawatan darurat sangat penting untuk anafilaksis. Penderita anafilaksis yang tidak dirawat
dapat mengalami koma hingga meninggal.

Kapan saya harus periksa ke dokter?

Pergilah ke dokter atau ahli alergi jika Anda memiliki gejala alergi makanan segera setelah
makan. Jika memungkinkan, kunjungi dokter Anda ketika reaksi alergi terjadi. Ini dapat
membantu dokter Anda membuat diagnosis. Cari perawatan darurat jika tanda-tanda dan
gelaja anafilaksis Anda meningkat.

Penyebab
Apa penyebab alergi makanan?

Ketika Anda memiliki alergi makanan, sistem kekebalan tubuh Anda mengidentifikasi secara
salah makanan spesifik atau kandungan di dalam makanan sebagai sesuatu yang
berbahaya. Sistem kekebalan tubuh Anda merangsang sel-sel untuk melepaskan antibodi
yang dikenal sebagai antibodi immunoglobulin E (IgE) untuk meneralisir makanan yang
diduga berbahaya atau kandugan makanannya (penyebab alergi). Zat-zat ini mengakibatkan
jajaran dari tanda-tanda dan gejala alergi. Mereka bertanggung jawab atas penyebab
respon alergi yang berupa, cairan lendir dari hidung, gatal pada mata, tenggorokan kering,
ruam dan bintik merah, mual, diare, sulit bernapas, dan bahkan shock anafilaksis.

Alergi makanan yang paling banyak dirangsang oleh beberapa protein di kerang-kerangan,
seperti, udang, lobster dan kepiting, kacang, kacang-kacangan seperti kenari dan pala, ikan,
telur.
Pada anak-anak, alergi makanan umumnya dirangsang oleh protein dalam telur, susu,
kacang, kacang-kacangan, gandum.

Faktor-faktor risiko
Apa yang meningkatkan risiko saya untuk alergi makanan?

Faktor-faktor risiko alergi makanan berupa:

Riwayat keluarga. Anda berisiko tinggi memiliki alergi makanan jika Anda mengidap asma,
eksim, dan bintik-bintik merah atau alergi seperti alergi debu sudah biasa dalam keluarga
Anda
Pernah mengalami alergi makanan. Anak-anak dapat berpotensi lebih tinggi memiliki alergi
makanan, tetapi dalam beberapa kasus hal tersebut dapat kembali terjadi
Alergi lain. Jika Anda telah memiliki alergi terhadap satu makanan, Anda berisiko tinggi
untuk mengalami alergi terhadap makanan lain. Demikian juga, jika Anda memiliki jenis
reaksi alergi lain, seperti alergi debu atau eksema, risiko Anda memiliki alergi makanan
menjadi lebih besar
Umur. Alergi makanan umumnya terjadi pada anak-anak, khususnya anak-anak kecil dan
bayi. Saat Anda tumbuh besar, sistem pencernaan Anda menjadi lebih matang dan tubuh
Anda meminimalisir mencerna makanan yang merangsang alergi. Anak-anak biasanya
memiliki alergi terhadap susu, kedelai, gandum dan telur. Alergi berat dan alergi terhadap
kacang dan kerang-kerangan cenderung berlangsung lebih lama
Asma. Asma dan alergi makanan umumnya terjadi bersamaan. Ketika hal ini terjadi, alergi
makanan dan asma, gejala keduanya cenderung lebih berat

Faktor-faktor yang meningkatkan risiko Anda terhadap reaksi anafilatik, termasuk:

Memiliki sejarah asma


Berusia remaja atau lebih muda
Terlambat menggunakan epinefrin untuk mengobati gejala alergi makanan Anda
Tidak memiliki bintik-bintik merah atau gejala kulit

Obat & Pengobatan


Informasi yang diberikan bukanlah pengganti nasihat medis. SELALU konsultasikan
pada dokter Anda.

Apa saja pilihan pengobatan saya untuk alergi makanan?

Satu-satunya cara mencegah alergi makanan adalah mencegah memakan makanan yang
menyebabkan tanda-tanda dan gejala alergi.

Untuk reaksi alergi ringan, Obat tanpa resep atau antihistamin yang disarankan dapat
membantu Anda mengurangi gejala. Obat-obat ini dapat dikonsumsi setelah diketahui
makanan penyebab alerginya untuk meredakan gatal atau bintik-bintik merah.
Bagaimanapun, antihistamin tidak dapat mengobati reaksi alergi berat.

Untuk reaksi alergi berat. Anda mungkin membutuhkan injeksi epinefrin darurat dan dirawat
di ruangan darurat. Banyak orang yang memiliki alergi membawa epinefrin injector auto
(EpiPen, Twinjet, Auvi-Q). Alat ini adalah kombinasi dari semprotan dan jarum tersembunyi
yang menyuntikkan dosis tunggal obat ketika ditekan ke paha Anda.

Apa saja tes yang biasa dilakukan untuk alergi makanan

Tidak ada tes standar yang digunakan untuk mengonfirmasi atau menentukan alergi
makanan. Dokter Anda akan mendiagnosis berdasarkan gambaran gejala dari makanan
Anda. Selain itu, dokter juga akan melakukan tes kulit, tes urin, percobaan makanan untuk
memastikan diagnosis.

Pengobatan di rumah
Apa saja perubahan gaya hidup atau pengobatan rumahan yang dapat
dilakukan untuk mengatasi alergi makanan?

Gaya hidup dan pengobatan rumah berikut dapat membantu Anda menangani alergi
makanan:

Menghindari makanan yang bermasalah (makanan sisa, kedaluwarsa)


Baca label makanan dengan saksama sebelum membeli atau menyiapkan makanan
Pelajari cara menggunakan suntikan anti-alergi dan ajari orang-orang di sekitar Anda, jikalau
Anda tiba-tiba menderita alergi makanan. Selalu bawa obat alergi
Kenakan gelang atau kalung medis sebagai tanda agar orang-orang tahu bahwa Anda
memiliki alergi
Beritahu keluarga Anda, pengasuh, dan guru jika anak Anda memiliki alergi makanan
Cuci peralatan dengan hati-hati sebelum menyiapkan makanan bayi. Hal ini dapat
membantu mencegah penyebab alergi

Bila ada pertanyaan, konsultasikanlah dengan dokter untuk solusi terbaik masalah Anda.

Hello Health Group tidak memberikan nasihat medis, diagnosis, maupun pengobatan.

Bagikan artikel ini:

Klik untuk membagikan di

PENGERTIAN ALERGI MAKANAN

Alergi makanan adalah reaksi alergi yang terjadi akibat sistem kekebalan tubuh kita
keliru merespons protein yang berasal dari makanan dan menganggapnya sebagai
suatu ancaman. Salah satu reaksi alergi yang muncul bisa berupa rasa gatal
dan ruam pada kulit.
Berdasarkan zat pemicu dan jangka waktu munculnya gejala, alergi makanan
terbagi menjadi tiga jenis, yaitu immunoglobulin E, non-immunoglobulin E, dan
gabungan keduanya.
Immunoglobulin E merupakan salah satu zat antibodi yang ada di dalam sistem
kekebalan tubuh kita. Alergi makanan yang dipicu oleh produksi zat ini merupakan
jenis alergi makanan yang paling umum terjadi dan gejalanya biasa akan muncul
tidak lama setelah penderita makan.
Sedangkan untuk alergi makan yang dipicu oleh zat-zat antibodi
selain immunoglobulin E, rentang waktu munculnya gejala akan membutuhkan
waktu yang lebih lama atau biasanya berjam-jam setelah penderita makan.
Jenis alergi makanan yang terakhir adalah kombinasi
dari immunoglobulin E dan non-immunoglobulin E. Orang yang menderita kondisi ini
akan merasakan gejala-gejala dari kedua jenis alergi makanan tersebut.

Gejala Alergi Makanan


Penderita alergi makanan yang dipicu zat immunoglobulin E, biasanya akan mengalami
gejala berupa ruam merah dan gatal di kulit, sensasi kesemutan atau gatal di dalam rongga
mulut, sulit menelan, dan pembengkakan pada mulut, wajah, serta bagian tubuh lainnya.
Tekstur ruam pada alergi ini biasanya tampak timbul pada permukaan kulit.
Selain gejala-gejala tersebut, penderita alergi makanan jenis ini ada juga yang
mengalami gejala mual dan muntah, mata terasa gatal, bersin-bersin, pening atau
pusing, diare, sakit perut, serta sesak napas.

Pada kasus alergi makanan non-immunoglobulin E, gejala utama yang timbul


sebenarnya hampir sama dengan gejala pada alergi makanan yang diperantarai
oleh zat immunogbulin E, yaitu munculnya rasa gatal dan ruam di kulit. Namun
bedanya, tekstur ruam pada jenis alergi ini tidak tampak timbul. Selain itu ada yang
mengalami gejala seperti penyakit eksim atopik, yaitu ketika kulit tampak kering dan
pecah-pecah, berwarna merah, serta terasa gatal.
Kadang-kadang alergi makanan non-immunoglobulin E dapat memunculkan gejala-
gejala yang sama seperti yang disebabkan oleh kondisi lainnya. Ini berarti bisa sulit
membedakan penyebab gejala dan bisa dianggap bukan sebagai reaksi alergi.
Gejala-gejala tersebut di antaranya:
Area kelamin dan anus tampak berwarna kemerahan.

Gangguan pencernaan.
Sembelit.

Nyeri ulu hati.

Frekuensi buang air besar meningkat.

Adanya lendir atau darah pada kotoran.

Kulit pucat.

Rewel pada bayi.


Jangan sepelekan alergi makanan karena pada kasus tertentu bisa mengarah kepada suatu
kondisi yang disebut anafilaksis atau reaksi alergi parah. Gejala awal anafilaksis memang
terlihat seperti gejala alergi makanan biasa, namun dalam waktu yang sangat cepat, gejala
dapat memburuk dan penderitanya bisa mengalami peningkatan detak jantung yang sangat
cepat, sulit bernapas, penurunan tekanan darah yang sangat drastis, dan pingsan. Jika tidak
segera ditangani dengan baik, anafilaksis bahkan bisa menyebabkan kematian.

Makanan-makanan Penyebab Alergi


Semua makanan berpotensi menyebabkan alergi. Namun ada beberapa jenis makanan
tertentu yang sangat umum menyebabkan kondisi tersebut, contohnya udang, lobster,
kepiting, ikan, dan kacang-kacangan.

Alergi akibat kacang-kacangan umum dialami oleh anak-anak. Selain kacang-kacangan,


anak-anak juga bisa mengalami alergi setelah mengonsumsi susu, telur, gandum, dan kedelai.
Alergi susu pada anak-anak sering kali menimbulkan gejala campuran yang ada di dalam
alergi immunoglobulin E dan non-immunoglobulin E, yaitu pembengkakan dan sembelit.
Faktor-faktor Peningkat Risiko Alergi Makanan
Jika Anda menderita alergi selain alergi makanan, maka peluang Anda untuk terkena alergi
makanan lebih besar dibandingkan orang-orang yang belum pernah memiliki alergi apa pun.
Selain itu, jika Anda memiliki riwayat penyakit asma, risiko terkena alergi makanan juga lebih
tinggi karena kedua kondisi ini cenderung timbul secara bersamaan.

Peluang Anda untuk terkena alergi makanan juga lebih tinggi apabila terdapat anggota
keluarga yang memiliki riwayat alergi, penyakit biduran, eksim, atau asma.

Faktor risiko yang terakhir adalah usia. Anak-anak dan bayi lebih rentan terkena alergi
makanan dibandingkan dengan orang dewasa karena daya serap sistem pencernaan manusia
terhadap makanan-makanan pemicu alergi cenderung menurun seiring perkembangan usia.

Meski alergi makanan cenderung hilang saat seseorang berangsur dewasa, namun pada
beberapa kasus tertentu, kondisi ini bisa kembali muncul saat mereka dewasa. Terlebih lagi
jika anak-anak alergi terhadap udang, lobster, dan kepiting, atau kerap mengalami reaksi
alergi yang parah, maka kondisi mereka tersebut bisa saja akan terus ada seumur hidup.

Diagnosis Alergi Makanan


Dalam mendiagnosis alergi makanan, biasanya dokter akan menanyakan seputar pola
gejala dan riwayat kesehatan pasien terlebih dahulu sebelum memutuskan melakukan uji
laboratorium.

Selain rentang waktu munculnya gejala setelah terpapar makanan, tingkat keparahan, dan
lama gejala muncul, dokter juga akan menanyakan mengenai tingkat keseringan kemunculan
gejala dan makanan apa yang sekiranya menjadi penyebab.

Dokter juga biasanya ingin memastikan apakah pasien memiliki keluarga dengan riwayat
alergi atau apakah pasien sendiri memiliki riwayat alergi, meski itu bukan alergi makanan.

Setelah keterangan dari pasien dirasa cukup, biasanya dokter akan melakukan pemeriksaan
lebih lanjut untuk menguatkan diagnosis. Jenis pemeriksaan pertama adalah tes darah untuk
mengukur kadar antibodi alergi atau immunoglobulin di dalam aliran darah.
Selain uji kadar antibodi dalam laboratorium, jenis pemeriksaan lainnya yang bisa dilakukan
adalah tes tusuk kulit. Di dalam tes ini, dokter akan menaruh zat alergen dari ekstrak suatu
makanan yang diduga menyebabkan alergi Anda. Selanjutnya dokter menusuk-nusuk kulit
pasien dengan jarum kecil yang steril agar alergen tersebut masuk ke dalam sel kulit. Jika
setelahnya kita mengalami reaksi alergi, seperti kemerahan, gatal, atau pembengkakan pada
kulit, maka kita positif menderita alergi makanan yang dites.
Jenis pemeriksaan ketiga adalah tes eliminasi makanan. Di dalam tes ini, dokter akan
menugaskan Anda untuk menghindari suatu jenis makanan yang diduga menjadi penyebab
alergi selama setengah hingga satu setengah bulan, kemudian setelah itu mengonsumsinya
kembali.

Apabila dalam kurun waktu tersebut Anda tidak lagi mengalami reaksi alergi, namun justru
kembali mengalaminya setelah makanan tersebut dikonsumsi lagi, maka Anda positif
menderita alergi makanan.

Tes darah dan tes tusuk kulit biasanya dilakukan pada pasien yang diduga menderita alergi
makanan yang diperantarai zat immonoglobulin E, yaitu ketika gejala berkembang dengan
sangat cepat. Sedangkan tes eliminasi makanan biasanya dilakukan pada kasus alergi
makanan non-immonoglobulin E, yaitu ketika gejala berkembang secara lambat.
Harap diingat bahwa jangan coba-coba melakukan uji alergi makanan sendiri tanpa
pengawasan atau bimbingan dari dokter ahli agar terhindar dari efek samping yang
membahayakan, salah satunya adalah reaksi alergi parah atau anafilaksis.

Pengobatan Alergi Makanan


Sebenarnya tidak ada obat yang dapat menyembuhkan alergi makanan. Tujuan pemberian
obat di sini adalah untuk meredakan reaksi alergi yang muncul. Karena itu alangkah baiknya
bagi Anda untuk mengenali makanan-makanan pemicu alergi Anda dan menghindarinya.

Berdasarkan tingkat keparahan gejala, ada dua jenis obat alergi yang umumnya digunakan.
Yang pertama adalah obat-obatan antihistamin. Obat ini digunakan untuk meredakan reaksi
alergi atau gejala alergi yang masih tergolong ringan hingga menengah.

Sangat penting untuk berkonsultasi terlebih dahulu kepada dokter sebelum mengonsumsi obat
ini, karena ada beberapa jenis antihistamin yang tidak cocok digunakan oleh anak-anak yang
berusia di bawah 2 tahun, seperti promethazine dan alimemazine.
Jenis obat alergi yang kedua adalah obat yang mengandung adrenalin. Obat ini biasanya
diberikan oleh dokter untuk menanggulangi gejala alergi parah pada kasus anafilaksis dengan
cara disuntikkan. Adrenalin mampu meredakan gejala sulit bernapas dengan cara
memperlebar saluran napas, serta menanggulangi tekanan darah rendah.

Waktu yang Tepat Untuk ke dokter


Jika Anda atau anak Anda mengalami reaksi alergi tidak lama setelah mengonsumsi suatu
makanan, dianjurkan untuk langsung menemui dokter. Selain untuk mencegah gejala makin
memburuk, hal ini juga dapat mempermudah dokter dalam melakukan diagnosis.
Jika Anda, anak, atau orang-orang di sekitar Anda mengalami gejala-gejala anafilaksis atau
reaksi alergi parah, segera bawa ke rumah sakit. Penanganan yang diberikan secepatnya akan
bermanfaat untuk meningkatkan peluang penderita untuk selamat.

ARTIKEL TERKAIT

KesehatanMengapa Perut Terasa Panas?

KeluargaBagaimana Caranya Agar Tidak Mual Setelah Makan?

KeluargaCara Mengatasi Alergi Susu Sapi Pada Anak

Semua yang Perlu Anda Ketahui


Tentang Alergi Makanan

Apa itu alergi makanan?


Alergi makanan adalah respon abnormal terhadap makanan yang dipicu oleh sistem
kekebalan tubuh. Respon ini mungkin ringan atau dalam kasus yang jarang terjadi dapat
bereaksi parah dan mengancam jiwa yang disebut anafilaksis. Jika Anda memiliki alergi
makanan, maka sangat penting bagi Anda untuk bekerja sama dengan dokter Anda untuk
mempelajari apa makanan menyebabkan reaksi alergi Anda.

Apa penyebab alergi makanan?


Kondisi alergi makanan disebabkan oleh respon sistem kekebalan tubuh yang tidak sesuai
terhadap makanan atau zat dalam makanan tertentu. Kesalahan sistem kekebalan tubuh
Anda menganggap suatu makanan tertentu sebagai zat berbahaya, dan menciptakan
imunoglobulin E (IgE) antibodi untuk melawannya. Kemudian, pada saat Anda makan
makanan tersebut lagi-bahkan hanya sedikit, IgE merasakannya dan menyebabkan sistem
kekebalan tubuh untuk melepaskan bahan kimia untuk melawannya. Bahan kimia ini
menyebabkan gejala reaksi alergi.

Makanan yang paling sering menyebabkan


alergi
Susu

Alergi susu lebih umum terjadi pada anak-anak daripada orang dewasa; kondisi ini sangat
umum di antara anak-anak yang berusia sangat muda. Menurut Food Allergy & anaphylaxis
Network (FAN), alergi susu adalah alergi makanan yang paling umum, yang mempengaruhi
dua setengah persen anak-anak di bawah usia tiga tahun.

Dua jenis protein dalam susu dapat menyebabkan reaksi alergi: kasein dan whey, yang
mana whey menjadi penyebabnya di sebagian besar kasus alergi.

Telur

Seperti susu, alergi telur jauh lebih umum di antara anak-anak daripada orang dewasa.
Menurut FAAN, setidaknya satu setengah persen dari anak-anak memiliki alergi ini.
Sejumlah protein dalam kuning dan putih telur dapat menyebabkan alergi. Namun, menurut
Mayo Clinic, alergi terhadap putih telur lebih umum daripada alergi terhadap kuning telur.
Penting untuk diingat bahwa orang-orang dengan alergi telur parah harus konsultasi dengan
dokter mereka sebelum menerima suntikan flu, karena telur digunakan untuk membuat
vaksin.

Kacang-kacangan

Alergi kacang lebih sering terjadi pada anak-anak dibandingkan pada orang dewasa. Sekitar
satu sampai 2,1 perseon anak-anak alergi terhadap kacang.

Kacang adalah penyebab serangan alergi makanan yang paling parah. Oleh karena itu,
sangat penting untuk membawa anak Anda agar diperiksa untuk alergi kacang walaupun
hanya reaksi ringan terhadap kacang atau selai kacang. Bahkan jika anak Anda hanya
memiliki reaksi kecil, ada risiko serius untuk serangan parah di masa depan.

Banyak produk makanan yang tidak mengandung kacang diproses di pabrik dengan
kacang, dan mungkin memiliki beberapa protein kacang di dalamnya. Pastikan untuk
membaca label makanan dengan hati-hati jika Anda atau anak Anda memiliki alergi kacang.

Gandum

Empat kelas protein gandum dapat menyebabkan reaksi alergi: albumin, globulin, gliadin
dan gluten. protein gandum, terutama gluten, yang digunakan dalam berbagai jenis
makanan, termasuk:

roti
cake dan muffin
Semacam spageti
kerupuk
bir
saus tomat
kecap
es krim
pati makanan
perasa alami

Beberapa orang memiliki alergi yang berhubungan dengan olahraga dan gandum. Orang-
orang ini memiliki gejala parah yang hanya muncul jika mereka berolahraga setelah
beberapa jam makan gandum. Menurut Mayo Clinic, beberapa individu dengan tipe ini juga
mengalami gejala-gejala ini jika mereka menggunakan aspirin atau diclofenac (Cataflam,
Voltaren). Sayangnya, orang-orang ini sering mengalami anafilaksis jika gejala mereka
muncul.
Penyakit celiac kadang-kadang disalahartikan sebagai alergi gluten, ketika kondisi yang
terjadi sebenarnya hanya gangguan pencernaan. Seorang individu dapat memiliki alergi
gandum dan penyakit celiac.

Kedelai

Alergi kedelai juga lebih umum di antara anak-anak daripada orang dewasa. Menurut Food
Allergy Initiative (FAI), kebanyakan anak-anak akan bereaksi ringan saja terhadap kedelai
pada saat mereka berusia tiga tahun. Sebagian besar, reaksi alergi terhadap kedelai hanya
reaksi ringan.

Karena kedelai digunakan dalam banyak produk di mana penggunaannya mungkin tidak
kentara, penting untuk membaca semua label makanan jika Anda memiliki alergi kedelai.
Ketika membaca label, carilah kata-kata berikut: kedelai, kacang kedelai, glisin max, dan
edamame.

Ikan

Meskipun seseorang dengan alergi ikan mungkin hanya alergi terhadap satu jenis ikan,
umumnya ia akan direkomendasikan menghindari semua ikan untuk tetap aman. Tidak
seperti banyak alergi makanan lainnya, alergi ikan cenderung bertahan sepanjang hidup
seseorang. Ini adalah salah satu alergi makanan yang paling umum pada orang dewasa.

Ikan sering digunakan dalam produk makanan yang tidak terduga, jadi selalu baca label
makanan jika Anda memiliki alergi ikan.

Hewan laut bercangkang

Segala macam hewan laut dapat menyebabkan reaksi alergi, terutama krustasea (misalnya,
kepiting, lobster, udang, udang), dan moluska (misalnya kerang, tiram, cumi-cumi, dan
gurita). Beberapa orang hanya alergi terhadap satu jenis kerang; beberapa orang lain harus
menghindari semua jenis. Alergi kerang lebih umum pada orang dewasa daripada anak-
anak.

Menurut American College of Asthma, Allergy, & Imunology (ACAAI), bersama dengan
kacang tanah dan kacang pohon, alergi kerang lebih mungkin menyebabkan gejala
anafilaksis.

Kacang pohon

Kacang pohon yang dapat menyebabkan reaksi alergi termasuk almond, pecan, kacang
mete, pistachio dan walnut. Seperti kerang, beberapa orang alergi terhadap satu jenis
kacang, sementara yang lain memiliki reaksi untuk semua jenis kacang.

Faktor-faktor yang meningkatkan risiko


Anda memiliki alergi makanan
Faktor-faktor tertentu menempatkan Anda pada risiko yang lebih besar untuk memiliki alergi
makanan.
Usia

Menurut Mayo Clinic, alergi makanan yang paling umum terjadi pada balita dan bayi. Alergi
susu, kedelai, gandum, dan telur dapat pulih dari waktu ke waktu. Alergi terhadap kacang-
kacangan dan kerang lebih mungkin untuk menetap seumur hidup.

Sejarah keluarga

Jika asma, eksim, gatal-gatal, atau demam adalah bagian dari latar belakang keluarga
Anda, Anda lebih mungkin untuk memiliki alergi makanan.

Alergi lainnya

Jika Anda sudah alergi terhadap salah satu makanan atau sudah memiliki jenis lain dari
alergi, Anda memiliki risiko lebih besar terkena alergi makanan.

Asma dan eksim

Asma dan alergi makanan sering terjadi berdampingan. Asma juga bisa membuat gejala
alergi makanan lebih parah.

Alergi makanan di masa lampau

Meskipun alergi makanan yang berkembang selama masa kanak-kanak dapat mereda
karena Anda bertambah tua, masih ada kesempatan alergi dapat kambuh kembali di
kemudian hari.

Gejala alergi makanan


Alergi makanan dapat menyebabkan berbagai gejala. Gejala ini biasanya mulai hanya
beberapa menit setelah makan makanan yang berpotensi. Kadang-kadang gejala dapat
muncul beberapa jam setelah makan.

Gejala alergi makanan termasuk:

ruam atau gatal-gatal


kulit merah atau gatal
hidung tersumbat atau gatal
bersin
mata gatal dan berair
muntah, kram perut, perut bergas, atau diare
pembengkakan bibir, lapisan mulut, atau daerah sekitar mata yang bisa gatal atau nyeri

Gejala darurat alergi makanan


Anda harus segera mencari perawatan darurat jika Anda mengalami salah satu gejala
berikut:

suara serak, sesak tenggorokan, atau benjolan di tenggorokan


mengi atau kesulitan bernapas
sesak dada
kesemutan di tangan, kaki, bibir, atau kulit kepala
pusing, pingsan, atau penurunan secara tiba-tiba tekanan darah
detak nadi cepat

Jika Anda telah diresepkan epinefrin auto-injektor, Anda mungkin perlu untuk
menggunakannya jika Anda mulai mengalami gejala berat. Pertimbangkan membawa obat
ini dalam tas, ransel, da/ atau meja kerja Anda. Selain itu juga, latih teman-teman dan
keluarga tentang cara memberikan obat Anda ketika Anda menjadi tidak mampu
melakukannya sendiri.

Anda masih harus mencari perawatan medis darurat setelah memberikan suntikan pada diri
Anda sendiri. Jika reaksi Anda sangat parah, Anda mungkin perlu perawatan lebih lanjut.
Mendapatkan perawatan dari ruang gawat darurat secepat mungkin setelah reaksi alergi
dapat membantu mengurangi risiko komplikasi yang merugikan.

Diagnosis alergi makanan


Riwayat medis rinci

Ahli kesehatan Anda akan mulai dengan memeriksa riwayat medis rinci untuk mengetahui
apakah gejala Anda disebabkan oleh alergi terhadap makanan tertentu, intoleransi
makanan, atau masalah kesehatan lainnya.

Riwayat medis rinci adalah alat yang paling berharga digunakan untuk mendiagnosis alergi
makanan. Ahli kesehatan Anda akan mengajukan beberapa pertanyaan, termasuk
pertanyaan berikut:

Apakah reaksi Anda datang dengan cepat, biasanya dalam waktu beberapa menit setelah
makan makanan?
Apakah reaksi Anda selalu dikaitkan dengan makanan tertentu?
Berapa banyak makanan yang berpotensi alergi ini Anda makan sebelum Anda
mengalami reaksi alergi?
Apakah Anda makan makanan ini sebelumnya dan mengalami reaksi yang sama?
Apakah ada orang lain yang makan makanan yang sama juga mengalami sakit?
Apakah Anda menggunakan obat alergi, dan jika demikian, apakah obat tersebut
membantu? (Antihistamin harus meredakan gatal-gatal, misalnya.)

Jurnal makanan harian

Kadang-kadang ahli kesehatan Anda tidak dapat membuat diagnosis hanya berdasarkan
riwayat Anda. Anda mungkin akan diminta untuk menyimpan buku makan harian yang
mengandung rincian tentang makanan yang Anda makan dan apakah Anda
mengalami reaksi alergi. Berdasarkan catatan buku harian ini, Anda dan ahli kesehatan
Anda mungkin dapat mengidentifikasi pola yang konsisten dalam reaksi Anda.

Diet eliminasi

Langkah selanjutnya beberapa ahli kesehatan menggunakan diet eliminasi terbatas, di


mana makanan yang diduga menyebabkan reaksi alergi dihilangkan dari menu makanan
Anda untuk melihat apakah reaksi alergi Anda berhenti. Misalnya, jika Anda mencurigai
Anda alergi terhadap telur, ahli kesehatan Anda akan menginstruksikan Anda untuk
menghilangkan telur dari menu Anda. Diet eliminasi terbatas dilakukan di bawah arahan ahli
kesehatan Anda.

Tes tusuk kulit

Jika riwayat medis, jurnal harian diet, atau pembatasan makanan menunjukkan alergi
makanan tertentu, maka ahli kesehatan Anda akan menggunakan tes tsuk kulit untuk
memastikan diagnosis.

Dengan tes tusuk kulit, ahli kesehatan Anda menggunakan jarum untuk menempatkan
sejumlah kecil ekstrak makanan tepat di bawah permukaan kulit pada lengan bawah atau
punggung. Jika Anda alergi, akan ada pembengkakan atau kemerahan di tempat tes. Hasil
ini adalah hasil yang positif yang berarti bahwa ada molekul imunoglobulin E (IgE) pada sel
mast kulit yang khusus untuk makanan yang diuji.

Tes tusuk kulit sederhana dan relatif aman, dan hasilnya siap dalam beberapa menit.

Anda dapat memiliki tes kulit positif terhadap makanan, namun tak memiliki reaksi alergi
terhadap makanan tersebut. Seorang ahli kesehatan biasanya membuat diagnosis alergi
makanan ketika seseorang memiliki hasil tes kulit positif terhadap makanan tertentu dan
riwayat reaksi yang menunjukkan alergi terhadap makanan yang sama.

Tes darah

Selain tes tusuk kulit, ahli kesehatan Anda dapat mengambil sampel darah untuk mengukur
kadar antibodi IgE terhadap makanan khusus.

Seperti uji kulit, tes darah positif tidak selalu berarti bahwa Anda memiliki alergi makanan.
Ahli kesehatan Anda harus menggabungkan hasil tes ini dengan informasi tentang sejarah
reaksi Anda terhadap makanan untuk membuat diagnosis yang akurat dari alergi makanan.

Tes makanan oral

Tes makanan oral adalah metode kesehatan terakhir yang digunakan untuk mendiagnosis
alergi makanan. Metode ini mencakup langkah-langkah berikut:

Ahli kesehatan Anda memberikan dosis individu dari berbagai makanan (makanan ini
ditutupi sehingga Anda tidak tahu makanan apa yang diberikan), beberapa di antaranya
diduga mulai menyebabkan reaksi alergi. Awalnya, dosis makanan sangat kecil, tapi
jumlahnya secara bertahap meningkat selama tes dilakukan
Anda menelan makanan tersebut.
Ahli kesehatan Anda mengawasi Anda untuk melihat jika reaksi terjadi.

Untuk mencegah hasil yang bias, tes makanan oral sering dilakukan tanpa mengetahui
makanan apa yang diberikan, yang juga dikenal dengan metode double blimd. Melalui cara
ini, baik Anda maupun ahli kesehatan Anda tidak tahu substansi apa yang Anda makan. Ahli
medis lainlah yang membuat takaran. Dalam tes single-blind, ahli kesehatan Anda tahu apa
yang Anda makan, tetapi Anda tidak.

Reaksi hanya untuk makanan yang dicurigai dan tidak pada makanan lain sehingga dapat
menegaskan diagnosis alergi makanan.
Mencegah alergi makanan
Saat ini tidak ada obat untuk alergi makanan dan pengobatan yang tersedia hanya
meringankan gejala reaksi alergi makanan.

Anda hanya dapat mencegah gejala alergi makanan dengan menghindari makanan yang
menyebabkan alergi. Setelah Anda dan dokter telah mengidentifikasi makanan yang
membuat Anda alergi, Anda harus menghilangkan makanan tersebut dari menu Anda.

Baca label makanan

Bacalah daftar bahan pada label masing-masing makanan siap saji yang Anda akan makan.
Banyak alergen, seperti kacang, telur, dan susu, mungkin muncul dalam makanan siap saji
Anda yang biasanya tidak berasosiasi dengan makanan Anda

Jagalah kebersihan

Langkah-langkah sederhana menjaga kebersihan dapat menghilangkan sebagian besar


alergen dari lingkungan seseorang dengan alergi makanan. Misalnya, hanya mencuci
tangan dengan sabun dan air akan menghilangkan alergen kacang, dan pembersih rumah
tangga akan menghilangkan alergen dari permukaan.

Mengobati reaksi alergi makanan


Paparan yang tidak disengaja

Bila Anda memiliki alergi makanan, Anda harus siap untuk mengobati paparan yang tidak
disengaja. Konsultasilah dengan ahli kesehatan Anda dan buatlah rencana untuk melindungi
diri dalam kasus paparan yang tidak disengaja terhadap makanan. Misalnya, Anda harus
mengambil langkah-langkah berikut:

Kenakan gelang atau kalung tanda medis


Bawa perangkat auto-injektor yang mengandung epinefrin (adrenalin)
Carilah bantuan medis dengan segera

Gejala ringan

Konsultasilah dengan ahli kesehatan Anda untuk mencari tahu apa obat yang dapat
meredakan gejala alergi makanan ringan yang bukan merupakan bagian dari reaksi
anafilaksis. Namun, ketahuilah bahwa sangat sulit bagi Anda untuk mengetahui reaksi
ringan dan reaksi yang dapat menyebabkan anafilaksis.

Bagikan artikel ini:

Klik untuk membagikan di Facebook(Membuka di jendela yang baru)


Klik untuk berbagi pada Twitter(Membuka di

Anda mungkin juga menyukai