Anda di halaman 1dari 33

I.

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Tanaman kopi (Coffea spp.) merupakan komoditas ekspor unggulan yang dikembangkan di Indonesia
karena mempunyai nilai ekonomis yang relatif tinggi di pasaran dunia. Permintaan kopi Indonesia
dari waktu ke waktu terus meningkat karena seperti kopi Robusta mempunyai keunggulan bentuk
yang cukup kuat serta kopi Arabika mempunyai karakteristik cita rasa (acidity, aroma, flavour) yang
unik dan ekselen.

Menurut data dari Worldbank, pada periode tahun 2005-2008, Indonesia merupakan eksportir kopi
ke-4 dunia, dengan kontribusi rata-rata sebesar 4,76 persen. Brazil menempati posisi pertama
dengan kontribusi rata-rata sebesar 24,30 persen, diikuti dengan Vietnam (17,94 persen) dan
Columbia (10,65 persen). Negara tujuan ekspor kopi Indonesia yang utama adalah Amerika Serikat
dengan kontribusi rata-rata sebesar 19,35 persen dari total ekspor kopi Indonesia, serta ke Jepang,
Jerman dan Italia, masing-masing dengan kontribusi rata-rata sebesar 14,96 persen, 15,88 persen,
dan 6,71 persen.

Dalam hal perkopian di Indonesia , kopi rakyat memegang peranan yang penting, mengingat
sebagian besar (93 %) produksi kopi merupakan kopi rakyat. Namun demikian kondisi pengelolaan
usaha tani pada kopi rakyat relatif masih kurang baik dibanding kondisi perkebunan besar Negara
(PBN). Ada dua permasalahan utama yang diidentifikasi pada perkebunan kopi rakyat, yaitu
rendahnya produktivitas dan mutu hasil yang kurang memenuhi syarat untuk diekspor. Di Sulawesi
Selatan berdasarkan data Statistik Dinas Perkebunan Prov. Sul Sel tahun 2008, luas areal pertanaman
kopi Arabika sebesar 47.181,46 ha yang melibatkan 65.178 KK petani dengan total produksi hanya
sebesar 19.384,69 ton, karena produktivitasnya yang masih sangat rendah yaitu hanya sebesar
636,24 kg/ha/tahun, sementara potensi produksinya dapat mencapai 1.500 kg/ha/tahun. Demikian
halnya dengan Kabupaten Enrekang yang merupakan salah satu daerah penghasil kopi Arabika di
Sulawesi Selatan dari luas areal sebesar 11.384 ha dengan jumlah petani sebanyak 16.632 KK
produksinya pada tahun 2008 hanya sebesar 5.350 ton karena produktivitas hanya mencapai 648,48
kg/ha/tahunnya.

Rendahnya produktivitas kopi di antaranya disebabkan adanya serangan Organisme Pengganggu


Tumbuhan (OPT). Beberapa jenis OPT yang menyerang tanaman kopi di Sulawesi Selatan adalah
hama penggerek buah kopi (Hypothenemus hampei Ferr.), penggerek batang, (Zeuzera sp.,),
Penggerek cabang (Xylosandrus spp.), kutu hijau (Cocus viridis), kutu putih (Ferrisia virgata), penyakit
karat daun (Hemileia vastatrix), Cercospora sp., Embun jelaga dan Busuk buah kopi serta terakhir
yang disebabkan oleh nematode.

Penyakit busuk buah menyebabkan kerugian serius telah dilaporkan pertama kali dari Kenya,
sebesar 75% di beberapa perkebunan. Penyakit ini menyebabkan matinya tanaman kopi di beberapa
daerah di Kenya dan Ethiopia. Di daerah lain, kerugian dapat mencapai 80%. Perkiraan konservatif
lebih dari kerugian yang terjadi di Kenya adalah 20%.
Busuk buah juga dilaporkan menyerang perkebunan kopi milik masyarakat di Kabupaten Humbang
Hasundutan (Humbahas) Tapanuli Utara, Sumatera Utara. Akibatnya, jumlah hasil produksi
mengalami penurunan hingga 30 persen, juga sangat meresahkan para petani kopi di daerah itu.

1.2 Tujuan dan kegunaan

Adapun tujuan dari makalah ini adalah agar mahasiswa dapat mengenal dan mempelajari budidaya
kopi, penyakit, dan pengendalian hama pada tanaman kopi.

Kegunaannya adalah sebagai bahan pertimbangan dalam membudidayakan dan mengendalikan


penyakit pada tanaman kopi agar dapat menghasilkan produksi yang tinggi, serta sebagai bahan
referensi dalam pembuatan makalah selanjutnya.

II. PEMBAHASAN
2.1 Sejarah Perkembangan Kopi di Dunia

Kopi sebagai salah satu komoditi non migas, memiliki pasaran yang cukup mantap di pasaran dunia,
sebab dari berbagai penjuru dunia banyak orang yang suka minum kopi, karena kopi dapat diolah
menjadi minuman yang lezat rasanya. Badan yang lemah dan rasa kantuk dapat hilang, setelah
minum kopi panas. Apalagi orang yang sudah menjadi pecandu kopi, bila tidak minum kopi rasanya
akan capai dan konsentrasi dalam berpikir terasa berkurang.

Tanaman kopi adalah suatu jenis tanaman tropis, yang dapat tumbuh dimana saja, terkecuali pada
tempat-tempat yang terlalu tinggi dengan temperatur yang sangat dingin atau daerah-daerah yang
tandus yang memang tidak cocok bagi kehidupan tanaman. Daerah-daerah di bumi ini yang tidak
cocok untuk ditanami tanaman kopi, yaitu pada garis Lintang Utara Lautan Pasifik, daerah tropis di
gurun Sahara, dan garis Lintang Selatan seluruh Lautan Pasifik serta Australia disebelah Utara
dimana tanahnya sangat tandus.

Pada mulanya orang minum kopi bukanlah kopi bubuk yang berasal dari biji, melainkan dari cairan
daun kopi yang masih segar atau ada pula yang menggunakan kulit buah yang disedu dengan air
panas. Sudah barang tentu rasanya tidak seenak kopi bubuk, namun dapat juga menyegarkan badan,
sehingga penggemarnyapun belum begitu meluas. Setelah ditemukan cara memasak kopi bubuk
yang lebih sempurna, yaitu menggunakan biji kopi yang masak kemudian dikeringkan dan dijadikan
bubuk sebagai bahan minuman, akhirnya penggemarnya cepat meluas. Negara pemakai kopi
pertama-tama adalah Arabia (pertengahan abad XV) dan kemudian menyebar luas di negara Timur
Tengah, seperti Kairo pada tahun 1510 dan Konstantinopel (Turki) lebih kurang pada tahun 1550.
Selanjutnya pada tahun 1616 kopi ini mulai masuk Eropa, yakni di Venesia. Sedangkan di Inggris
pemakaian kopi baru pada tahun 1650.

Sampai sekarang kita ketahui bahwa kopi dan teh merupakan dunia yang sangat penting di dunia
Barat. Walaupun asal kopi itu dari negara Afrika, tetapi sedikit sekali penduduk asli yang minum kopi.
Di Ethiopia, kopi itu diminum dengan makanan lemak, selain bijinya daunnya pun dapat disedu
dengan air panas.

Nama-nama jenis tanaman kopi sulit ditentukan, karena spesies ditentukan oleh beberapa
pengarang buku dari 25 sampai 100 lebih. Wellman (1961) menyusun daftar sebanyak 64 spesies,
tetapi ada yang dianggap hanya sebagai varietas saja. Maka jenis spesies yang tepat kurang lebih ada
60. Kebanyakan spesies itu terdapat di Afrika Tropis, yaitu sebanyak 33 Spp, 14 Spp di Madagaskar, 3
Spp di Mauritius dan Reunion, 10 Spp di Asia Tenggara.

Ditinjau dari segi ekonomis, Spp yang terpenting ialah (Coffea arabica = kopi Arabika) yang
menghasilkan 90% dari kopi dunia pada waktu belum ada Robusta (J.E. Purseglove); Coffea
canephora 9% dan Coffea liberica kurang dari 1%.

Spesies-spesies yang banyak dipakai berdasarkan sejarah perkembangan tanaman kopi di dunia
adalah sebagai berikut:

1. Kopi Bungalensis heyne et Wild; terdapat secara liar di Benggala, Birma, Sumatera, dan adapula
yang terdapat di India
2. Kopi Congensis, Froehn. Berasal dari Congo, kopi ini mirip dengan kopi Arabika yang disilang
dengan Coffea canephora menjadi hibrida Congesta di Jawa. Mungkin satu bentuk dari Coffea
canephora.

3. Kopi Eugenioides, S. Moore. Berasal dari Congo, Uganda, dan Tanzania, sedikit mirip dengan
Coffea arabica. Kopi ini banyak pula ditanam, tetapi kandungan Coffein rendah.

4. Kopi Exselsa, A. Chev. Berasal dari Afrika Barat, bisa tumbuh sampai tinggi, daun besar, buah
juga besar tapi tetapi biji kecil. Tanaman ini baik di Afrika Barat maupun Filipina, sedangkan di Jawa
tidak banyak ditanam. Kopi ini banyak digolongkan Coffea liberica, tetapi buah dan biji jauh lebih
kecil.

5. Kopi Recemosa, Lour. Berasal dari Mozambik dan kopi ini banyak ditanam di daerah setempat.
Tanaman berbentuk perdu bercabang banyak, buah kecil berwarna merah.

6. Kopi Stenophylla G. Don. Berasal dari Afrika Barat dan banyak ditanam di sana, pohon kecil, bila
buah masak berwarna biru hitam, biji lebih kecil daripada Arabika dan rasanya kurang enak.

7. Kopi Zangeubarise Lour. Berasal dari Zanzibar, di daerah asal tersebut kopi banyak ditanam.
Buah dan biji mirip dengan kopi Arabika.

2.2 Sejarah Perkembangan Tanaman Kopi di Indonesia

Tanaman kopi bukan tanaman asli Indonesia, melainkan jenis tanaman berasal dari benua Afrika.
Tanaman kopi dibawa ke pulau Jawa pada tahun 1696, tetapi pada waktu itu masih dalam taraf
percobaan.

Di Jawa, tanaman kopi ini mendapat perhatian sepenuhnya baru pada tahun 1699, karena tanaman
tersebut dapat berkembang dan berproduksi baik. Bibit kopi Indonesia didatangkan dari Yaman.
Pada waktu itu jenis yang didatangkan adalah kopi Arabika.

Percobaan penanaman ini pada mulanya berada disekitar Jakarta. Setelah percobaan penanaman di
daerah ini ternyata berhasil baik, kemudian biji-biji itu dibagi-bagikan kepada para Bupati di Jawa
Barat untuk ditanam di daerah masing-masing; ternyata hasilnya pun baik.

Hasil-hasil tersebut harus diserahkan kepada V.O.C dengan harga yang sangat rendah, dengan
penyerahan secara paksa. Maka tanaman yang semula hanya sebagai tanaman percobaan, akhirnya
menjadi tanaman yang dipaksanakan kepada petani.

Setelah diketahui bahwa tanaman kopi itu hasilnya terus meningkat, maka perluasan tanaman terus
ditingkatkan, terutama di pulau Jawa. Selanjutnya tanaman itu lebih dipaksakan lagi dengan adanya
"Culturstelsel".

Mulai saat itu banyak pengusaha yang memperluas usahanya dalam lapangan perkebunan, terutama
di Jawa Tengah dan Jawa Timur pada tanah-tanah usaha swasta. Selanjutnya tanaman perkebunan
itu lebih besar lagi setelah dikeluarkan Undang-undang Agraria tahun 1870. Perusahaan perkebunan
itu bisa memperluas isahanya pada tanah milik negara dengan jangka yang sangat panjang.
Mula-mula pertanaman kopi perkebunan ini banyak terdapat di Jawa Tengah, yaitu daerah
Semarang, Sala, Kedu, dan Jawa Timur terutama di daerah Besuki dan Malang. Sedang di Sumatera
terdapat di Lampung, Palembang, Sumatera Barat, dan Sumatera Timur. Sehingga sampai sekarang
ini banyak perusahaan perkebunan milik negara yang berasal dari perusahaan-perusahaan asing.

2.3 Varietas Kopi dan Sifatnya

Walaupun jenis tanaman kopi itu banyak sekali jumlahnya, namun dalam garis besarnya ada tiga
jenis besar, yaitu: kopi Arabika, kopi Canephora, dan kopi Liberika.

2.3.1 Kopi Arabika (Coffea arabica)

Daerah asal kopi Arabika adalah pegunungan Ethiopia (Afrika). Di negara asalnya kopi tersebut
tumbuh baik secara alami di hutan-hutan pada dataran tinggi sekitar 1.500 - 2.000 an dpl. Dari
Ethiopia kopi tersebut tersebar ke negara Arab semenjak tahun 575. Tetapi baru pada abad XV, yaitu
pada tahun 1450 kopi itu menjadi minuman seperti sekarang. Kopi Arabika pertama sekali dibawa ke
Jawa pada tahun 1696 oleh seorang bangsa Belanda. Tetapi sebagai tanaman perdagangan yang
meyakinkan dan pertumbuhannya menjadi baik, baru pada tahun 1699.

Baik perkembangan kopi dunia maupun di Indonesia pada khususnya, kopi Arabika inilah yang paling
banyak dan paling dahulu dikembangkan. Tetapi karena jenis ini sangat tidak tahan terhadap
penyakit Hemileia vastatrix, kemudian jenis tersebut banyak digantikan dengan jenis lain yang tahan
Hemileia vastatrix, kecuali yang terdapat di dataran tinggi yang lebih 1.000 m dari permukaan laut.
Jenis Arabika mempunyai ciri-ciri dan sifat-sifat sebagai berikut:

Daun kecil, halus dan mengkilat, panjang daun 12 sampai 15 cm, dan lebar 6 cm.

Biji buah lebih besar, berbau harum dan rasanya lebih enak.

Bila batang tak dipangkas, tinggi pohon bisa mencapai lebih dari 5 m dengan bentuk pohon
yang ramping.

Bila jenis ini ditanam pada dataran tinggi yang beriklim kering sekitar 1.350 - 1.850 m dpl,
produksinya bagus. Di Indonesia, kopi Arabika ini dapat berproduksi baik pada ketinggian 1.000 -
1.750 m dpl.

Jenis ini tidak menghendaki suhu yang terlalu tinggi atau terlalu rendah, karena bila suhu
terlalu tinggi pertumbuhan tanaman akan terlalu cepat, begitu pula masa berbunganya menjadi
terlalu awal. Akibatnya tanaman lekas mati, dan sangat mudah diserang Hemileia vastatrix. Bila suhu
terlalu rendah pertumbuhannya lambat, banyak tumbuh cabang-cabang sekunder dan tersier, yang
sangat menganggu pembentukan bunga.

Curah hujan yang optimal sekitar 1.500 - 2.250 mm tiap tahun, tetapi harus ada musim kering
yang tegas 2 - 3 bulan untuk perkembangan bunga.

Tidak menghendaki angin kencang, tetapi diperlukan angin yang tenang.

Karena terjadinya mutasi kopi Arabika, maka banyak timbul jenis kecil yang masih termasuk
golongan Arabika, seperti:
1. Kopi Arabika varietas Bourbon, ciri-ciri pohon lebih pendek, cabang-cabang bagian bawah
tidak menurun, melainkan agak naik dan kuat. Daun lebih besar dan daun pucuk berwarna hijau,
produksinya lebih banyak.

2. Jenis Catura, berasal dari varietas Bourbon. Pohon lebih pendek, tetapi lebih subur.

3. Jenis Marago, menghendaki iklim dan tempat penanaman seperti kopi Arabika asli.
Pertumbuhan tanaman cepat, buah dan bijinya besar, tetapi tidak begitu lebat.

4. Jenis Pasumah, terdapat di Sumatera. Bentuk pohon lebih kekar, dan agak tahan terhadap
Hemileia vastarix dari pada jenis Arabika yang murni.

5. Jenis Cangensis, asal dari Congo. Jenis ini mirip Arabika asli; dan jenis yang disilang dengan
Canephora menghasilkan hibrida Congesta di Jawa. Jenis ini resisten terhadap Hemileia vastatrix,
tetapi biji kecil dan tidak begitu banyak.

Jenis-jenis kopi Arabika berdasarkan hasil pemuliaan yang dianggap unggul pada saat ini (sumber:
Dirjen Perkenunan Departemen Pertanian) adalah sebagai berikut :

1) Kopi Abesinia 3

Tipe pertumbuhan tinggi melebar dengan perdu tegar.

Buah berbentuk oval persegi, biji besar memanjang dan seragam.

Nisbah biji buah 15,4 %.

Berbunga pertama umur 34 - 36 bulan.

Produktivitas 7,5-10 kwintal/ha pada populasi 1.600 pohon/ha.

Rentan terhadap serangan penyakit karat daun (Hemileia vastatrix B).

Diameter tajuk + 2 m (batang tunggal).

Umur ekonomis 25 tahun.

Jumlah buah 7-12 dompol/cabang, 8-15 buah/dompol.

Bentuk biji lonjong besar, berat 100 butir setara 19,1 gram.

Agak tahan serangan hama penggerek bubuk buah.

Mutu fisik biji baik, mutu seduhan baik.

Penanaman mulai ketinggian 1.250 m dpl, tanah subur, naungan cukup.

2) Kopi USDA 762

Tipe pertumbuhan tinggi agak melebar, percabangan teratur.

Diameter tajuk + 1,90 m (batang tunggal).


Cabang primer mendatar, teratur, agak lentur, ruas batang 4-9 cm, ruas cabang 4-6 cm.

Warna daun hijau tua kecoklatan, pupus daun hijau muda.

Bentuk daun lonjong melebar, pangkal daun tumpul, ujung meruncing, helaian berlekuk
tegas.

Umur ekonomis 25 tahun.

Jumlah buah 7-11 dompol/cabang, 12-24 buah/dompol.

Buah muda hijau kusam, ujung meruncing, pangkal tumpul, diskus sempit, berjenggot, buah
masak serempak berwarna merah cerah.

Bentuk biji membulat seragam, berat 100 butir + 14,7 g.

Produktivitas 8-14 kwintal/ha untuk populasi 1.600 pohon/ha.

Mutu fisik biji baik, mutu seduhan cukup baik.

Tahan serangan penggerek bubuk buah, rentan serangan nematoda parasit.

Agak tahan serangan penyakit karat daun (Hemileia vastatrix B).

Saran penanaman : mulai ketinggian 1.000 m dpl., tanah subur dan penaung cukup.

3) Kopi S 795

Tipe pertumbuhan tinggi melebar, daun rimbun menutupi batang pokok.

Diameter tajuk + 2,01 m (batang tunggal).

Cabang primer, cabang cacing dan cabang balik tumbuh sangat aktif sehingga tidak teratur,
ruas cabang 2,5-4,5 cm.

Warna daun hijau tua, pupus daun berwarna coklat.

Bentuk daun lonjong agak sempit, tepi bergelombang, ujung meruncing.

Umur ekonomis 25 tahun.

Jumlah buah 7-11 dompol/cabang, 12-20 buah/dompol.

Buah muda berwarna hijau kusam, diskus melebar, buah masak bulat besar berwarna merah
hati.

Bentuk biji oval membulat tidak seragam, berat 100 butir + 17,5 g.

Produktivitas 10-15 kwintal/ha untuk populasi 1.600 pohon/ha.

Mutu fisik biji baik, mutu seduhan cukup baik.

Agak rentan serangan bubuk buah kopi, rentan serangan nematoda parasit.
Agak tahan serangan penyakit karat daun.

Saran penanaman : mulai ketinggian 700 m dpl, lahan subur maupun marjinal, naungan
cukup.

4) Kopi Kartika 1

Tipe pertumbuhan kate, kompak.

Diameter tajuk + 1,36 m (batang tunggal, di ketinggian tempat di atas > 1.000 m dpl).

Percabangan agak lentur, ruas pendek, cabang sekunder aktif, cabang produktif 30/pohon.

Warna daun tua hijau tua, pupus hijau muda.

Bentuk daun bulat telur, seragam, ujung meruncing, pangkal meruncing

Buah muda lonjong, buah tua membulat berwarna merah tua, masak serempak.

Bentuk biji membulat, berat 100 butir biji + 15,8 g, nisbah biji buah 15,2 %.

Mutu fisik biji cukup baik, mutu seduhan baik.

Agak rentan nematoda parasit, agak tahan becak Cercospora sp., rentan penyakit rebah
batang, Rhizoctonia sp, dan agak tahan serangan penyakit karat daun.

Umur ekonomis 25 tahun.

Umur pertama berbunga 2 tahun setelah ditanam.

Produktivitas 2.000-2.500 kg/ha untuk populasi 3.600 pohon/ha di lahan dengan ketinggian >
1.000 m dpl.

Penanaman mulai ketinggian 700 m dpl, (penanaman pada dataran tinggi menengah
diprioritaskan pada daerah basah dan subur, naungan cukup)

5) Kopi Kartika 2

Tipe pertumbuhan kate, kompak. Pada saat TM 4, di ketinggian 1.200 m dpl, tinggi tanaman +
191 cm.

Diameter tajuk + 138,5 cm (batang tunggal, di ketinggian tempat di atas 1.000 m dpl).

Percabangan agak lentur, ruas pendek, jumlah cabang primer produktif 29/pohon.

Warna daun tua hijau tua, daun muda (pupus) hijau muda.

Bentuk daun agak bulat, ukuran seragam, ujung daun membulat, pangkal daun tumpul.

Buah muda bulat telur, buah tua membulat berwarna merah tua, masak kurang serempak.

Bentuk biji membulat, berat 100 butir biji + 15,3 g, nisbah biji buah 14,5 %.
Mutu fisik biji baik, mutu seduhan baik.

Rentan serangan nematoda parasit, agak tahan penyakit karat daun dan agak tahan serangan
Cercospora sp, di pembibitan rentan serangan Rhizoctonia sp.

Umur pertama berbunga 2 tahun setelah ditanam di lapangan.

Umur ekonomis 25 tahun.

Produktivitas 2.000-2.500 kg/ha untuk populasi 3.600 pohon/ha di ketinggian > 1.000 m dpl.

Penanaman mulai ketinggian 700 m dpl, (penanaman pada dataran tinggi menengah
diprioritaskan pada daerah basah dan subur, naungan cukup).

6) Kopi Andungsari I

Tipe pertumbuhan kutai, tajuk sedikit melebar dengan diameter 144 cm (bila dipangkas
dengan system batang tunggal).

Tinggi tanaman saat berbuah 121,3 cm (ditanam pada lahan ketinggian > 1.000 m dpl) dan
175 cm (pada ketinggian < 1.000 m dpl).

Percabangan mendatar, batang utama tegak lurus, agak lentur, panjang cabang primer 38,9
cm dan panjang ruas produktif 6,2 cm.

Daun tua berwarna hijau tua gelap dan daun muda berwarna hijau muda.

Umur ekonomis 10 - 15 tahun

Produktivitas rata-rata 2.800 kg/ha kopi pasar dengan populasi 3.000 pohon/ha

Penanaman mulai ketinggian 700 m dpl

7) Kopi Kartika

Tipe pertumbuhan habitus semi kutai, seluruh tajuk dan daun merupakan batang pokok
hingga ke permukaan tanah, diameter tajuk 230 cm.

Pencabangan diatas permukaan tanah membentuk kipas berjuntai menyentuh tanah.

Daun tua berwarna hijau tua dan daun muda berwarna coklat kemerahan.

Umur ekonomis 20 tahun.

Produktivitas rata-rata 1.500 kg/ha kopi biji dengan populasi 1.600 pohon/ha

Penanaman mulai ketinggian 1.400 m dpl


2.3.2 Kopi Robusta (Coffea Canephora. Piera Ex Froehn)

Kopi Canephora juga disebut kopi Robusta (Y. W. Purseglove). Nama Robusta dipergunakan untuk
tujuan perdagangan, sedang Canephora adalah nama botanis.

Jenis tanaman kopi ini berasal hutan katulistiwa di Afrika, dari pantai barat sampai uganda,
terbentang 100 lebar Utara dan Selatan, dan dapat tumbuh dari permukaan laut sampai ketinggian
1.700 m. Karena terjadinya persaingan terus menerus, maka jenis mudah menyesuaikan diri.
Ketinggian tempat yang optimal sekitar 300 - 800 m dengan curah hujan 1.250 - 2.500 mm. Karena
jenis ini self steril (tidak menyerbuk sendiri), maka banyak hasil persilangan yang dikultivasi sehingga
identifikasi menjadi sulit.

Tahun 1947, Thomas dari Uganda membeda-bedakan jenis sebagai berikut:

1. Bentuk yang tumbuh tegak ke atas atau bentuk Robusta, pohon yang tak dipangkas menjadi
pohon yang tinggi.

2. Bentuk yang melebar atau bentuk ganda. Bila tidak dipangkas, bentuk tanaman ini akan menjadi
perdu dan daunnya tumbuh lebih kecil.

Sifat-sifat khusus dari jenis Robusta, selain tersebut di atas ialah:

Bau dan rasanya tidak seenak kopi Arabika, tetapi produksinya jauh lebih tinggi. Karena
rasanya tidak seenak kopi Arabika, maka harganya lebih rendah.

Tanaman di kebun, pemeliharaannya lebih mudah dan biaya dapat dihemat.

Daun lebih kecil, dengan permukaannya agak berombak, dan dari batangnya banyak tumbuh
cabang-cabang.

Jenis-jenis ini tahan Hemileia vastatrix.

2.3.3 Kopi Liberika. Bull Ex. Hiern

Jenis ini berasal dari dataran rendah Monrovia di daerah Liberika. Kopi Liberika penyebarannya
sangat cepat pada waktu kopi Arabika diserang Hemileia vastatrix, sebab jenis ini diperkirakan tahan
terhadap Hemileia vastatrix, akan tetapi ternyata tidak, sehingga diganti dengan jenis Robusta. Jenis
Liberika ini sekarang hampir musnah, tinggal 1% dari seluruh jenis kopi yang ada.

Jenis Liberika ini memiliki sifat-sifat :

Tanaman yang tidak dipangkas bisa mencapai ketinggian 10 m atau lebih. Pohon berukuran
besar bila dibanding dengan jenis lain, demikian juga mengenai daun, cabang dan buahnya.

Cabang primer dapat bertahan lebih lama dan tiap-tiap buku dapat berbunga atau berbuah
beberapa kali. Bunga dan buah bukan hanya terdapat pada cabang primer saja, melainkan juga
terdapat pada batang pokok yang umurnya jauh lebih lanjut dan berbuah sepanjang waktu, atau
buahnya kurang teratur.
Besar kecilnya buah tidak merata. Pada umumnya buah besar, tetapi bijinya kecil, sehingga
perbandingan buah basah dengan biji kering 10 : 1.

Tanaman dapat tumbuh di dataran rendah dan beriklim panas maupun basah. Jenis ini tidak
menuntut tanah yang subur dan pemeliharaan yang istimewa.

Karena tepung sari jenis Liberika ringan maka penyerbukan silang lewat angin dan serangga.

2.3.4Kopi Luwak

Kopi Luwak adalah seduhan kopi menggunakan biji kopi yang diambil dari sisa kotoranluwak/musang
kelapa. Biji kopi ini diyakini memiliki rasa yang berbeda setelah dimakan dan melewati saluran
pencernaan luwak. Kemasyhuran kopi ini di kawasan Asia Tenggara telah lama diketahui, namun
baru menjadi terkenal luas di kalangan peminat kopi gourmet setelah publikasi pada tahun 1980-an.

Asal mula kopi luwak terkait erat dengan sejarah pembudidayaan tanaman kopi di Indonesia. Pada
awal abad ke-18, Belanda membuka perkebunan tanaman komersial di koloninya di Hindia
Belanda terutama di pulau Jawa dan Sumatera. Salah satunya adalah bibit kopi arabika yang
didatangkan dari Yaman. Pada era "Tanam Paksa" atau Cultuurstelsel (18301870). Belanda
melarang pekerja perkebunan pribumi memetik buah kopi untuk konsumsi pribadi, akan tetapi
penduduk lokal ingin mencoba minuman kopi yang terkenal itu. Kemudian pekerja perkebunan
akhirnya menemukan bahwa ada sejenis musang yang gemar memakan buah kopi, tetapi hanya
daging buahnya yang tercerna, kulit ari dan biji kopinya masih utuh dan tidak tercerna. Biji kopi
dalam kotoran luwak ini kemudian dipunguti, dicuci, disangrai, ditumbuk, kemudian diseduh dengan
air panas, maka terciptalah kopi luwak. Kabar mengenai kenikmatan kopi aromatik ini akhirnya
tercium oleh warga Belanda pemilik perkebunan, maka kemudian kopi ini menjadi kegemaran orang
kaya Belanda. Karena kelangkaannya serta proses pembuatannya yang tidak

lazim, kopi luwak pun adalah kopi yang mahal sejak zaman
kolonial. Biji kopi luwak adalah yang termahal di dunia, mencapai USD100 per 450 gram.

Luwak, atau lengkapnya musang luwak, senang sekali mencari buah-buahan yang cukup baik dan
masak termasuk buah kopi sebagai makanannya. Luwak akan memilih buah kopi yang betul-betul
masak sebagai makanannya, dan setelahnya, biji kopi yang dilindungi kulit keras dan tidak tercerna
akan keluar bersama kotoran luwak. Biji kopi seperti ini, pada masa lalu sering diburu para petani
kopi, karena diyakini berasal dari biji kopi terbaik dan telah difermentasikan secara alami dalam
perut luwak. Dan konon, rasa kopi luwak ini memang benar-benar berbeda dan spesial di kalangan
para penggemar dan penikmat kopi.

Luwak hanya mau memakan buah dari biji kopi yang beraroma wangi seperti buah leci, kemudian di
perut luwak tersebut ini terjadi fermentasi yang sangat tinggi oleh enzim-enzim yang tentunya
menjadikan cita rasa yang sangat kuat dan memiliki kenikmatan tersendiri, suhu ketika fermentasi di
dalam perut luwak dapat mencapai
antara 200-2650 C. Di dalam perut luwak, sebelum menjadi kopi luwak, terjadi fermentasi selama
kurang lebih 48 jam. Dalam sehari seekor luwak hanya bisa memproduksi 0,2-0,4 kg biji kopi luwak.
Itulah mengapa kopi luwak asli bisa menjadi sangat mahal,karena produksinya sangat sedikit.

Kopi luwak merupakan salah satu upaya meningkatkan nilai tambah komoditas kopi, di samping
komoditas kopi biasa seperti kopi reguler Arabika (Java coffee) dan kopi reguler Robusta. yang
membedakan kopi luwak dengan biji kopi biasa adalah dimakan oleh Luwak (sejenis musang) dan di
keluarkan dalam bentuk biji kopi, Sehingga aromanya lebih harum serta ada rasa pahit dan getir
asam yang lebih khas dan special.

Keistimewaan kopi luwak berdasarkan

Kopi luwak berasal dari biji kopi terbaik. Naluri hewan luwak akan memilih biji kopi paling
matang yang biasanya berwarna merah. Bisa dipastikan, 90 % biji kopi yang dihasilkan oleh hewan
luwak adalah yang benar-benar matang, bukan yang mentah. Ini memberi keuntungan, karena pada
kopi biasa kemungkinan ada pencampuran antara biji kopi yang mentah dan matang, yang tentunya
bisa mengurangi kualitas kopi.

Kopi luwak sudah mengalami proses fermentasi secara alami di dalam pencernaan hewan
luwak. Proses fermentasi alami dalam perut luwak memberikan perubahan komposisi kimia pada biji
kopi dan dapat meningkatkan kualitas rasa kopi, karena selain berada pada suhu fermentasi optimal,
juga dibantu dengan enzim dan bakteri yang ada pada pencernaan luwak. Karena itulah, rasanya
kopi luwak beda dengan kopi biasa. Kopi luwak mempunyai aroma yang khas tiada duanya, rasanya
nikmat, dan mengandung khasiat menambah energi kaum Adam.

Kopi luwak mengandung kafein yang sangat rendah hanya sekitar 0,5 s/d 1%.

Kopi luwak bisa meningkatkan stamina tubuh dan mencegah penyakit diabetes. Sebab, kopi
yang dikeluarkan oleh hewan luwak telah mengalami proses fermentasi alami kemudian diolah oleh
orang-orang yang berpengalaman serta menjadikannya kopi berkhasiat.

Kopi luwak mengandung protein yang lebih rendah dan lemak lebih tinggi.

Kopi luwak bebas dari pestisida. Bebas dari pestisida, karena pestisida yang terdapat pada kopi
telah dibersihkan secara alami di dalam perut luwak, sehingga kopi yang keluar bersamaan dengan
feses luwak telah bebas dari kandungan pestisida yang berbahaya.

Pada saat biji berada dalam sistem pencernaan luwak, terjadi proses fermentasi secara alami selama
kurang lebih 10 jam. Prof. Massiomo Marcone dari Guelpg University, Kanada, menyebutkan
fermentasi pada pencernaan luwak ini meningkatkan kualitas kopi karena selain berada pada suhu
fermentasi optimal 240 - 2600 C, juga dibantu dengan enzim dan bakteri yang ada pada pencernaan
luwak. Kandungan protein kopi luwak lebih rendah ketimbang kopi biasa karena perombakan
protein melalui fermentasi lebih optimal. Protein ini berperan sebagai pembentuk rasa pahit pada
kopi saat disangrai sehingga kopi luwak tidak sepahit kopi biasa karena kandungan proteinnya
rendah. Komponen yang menguap pun berbeda antara kopi luwak dan kopi biasa. Terbukti aroma
dan citarasa kopi luwak sangat khas. Proses fermentasi tak lazim oleh luwak ini membuat sebagian
orang enggan mengkonsumsinya karena jijik atau takut. Padahal menurut Massimo, kandungan
bakteri pada kopi luwak yang telah dioven lebih rendah daripada kopi dengan proses
biasa.
2.4 Sistem Percabangan Tanaman Kopi

Kopi (Coffea spp) adalah species tanaman berbentuk pohon yang termasuk dalam famili Rubiaceae
dan genus Coffea. Tanaman ini tumbuhnya tegak, bercabang, dan bila dibiarkan tumbuh dapan
mencapai tinggi 12 m. daunnya bulat telur dengan ujung agak meruncing. daun tumbuh berhadapan
pada batang, cabang, dan ranting-rantingnya. Kopi

mempunyai sistem percabangan yang agak berbeda dengan tanaman lain. tanaman ini mempunyai
beberapa jenis cabang yang sifat dan fungsinya agak berbeda.

1) Cabang Reproduksi (cabang orthrotrop)

Cabang reproduksi adalah cabang yang tumbuhnya tegak dan lurus. ketika masih muda cabang ini
juga sering disebut wiwilan. Cabang ini berasal dari tunas reproduksi yang terdapat di setiap ketiak
daun pada batang utama atau cabang primer. Setiap ketiak daun bisa mempunyai 4-5 tunas
reproduksi, sehingga apabila cabang reproduksi mati bisa diperbaharui sebanyak 4-5 kali. Cabang ini
mempunyai sifat seperti batang utama, sehingga bila suatu ketika batang utama mati atau tidak
tumbuh sempurna, maka fungsinya dapat digantikan oleh cabang ini.

2) Cabang Primer (cabang plagiotrop)

Cabang primer adalah cabang yang tumbuh pada batang utama atau cabang reproduksi dan berasal
dari cabang primer. Pada setiap ketiak daun hanya mempunyai satu tunas primer, sehingga apabila
cabang ini mati, ditempat itu sudah tidak dapat tumbuh cabang primer lagi. Cabang primer
mempunyai ciri-ciri (1). arah pertumbuhannya mendatar, (2). Lemah, (3). berfungsi sebagai
penghasil bunga karena disetiap ketiak daunnya terdapat mata atau tunas yang dapat tumbuh
menjadi bunga.

Setiap ketiak daun pada cabang primer mempunyai tunas reproduksi dan tunas sekunder. Tunas
reproduksi dapat tumbuh menjadi cabang reproduksi, demikian pula tunas sekunder dapat tumbuh
menjadi cabang sekunder. Namun demikian tunas reproduksi dan tunas sekunder tersebut biasanya
tidak berkembang menjadi cabang, melainkan tumbuh dan berkembang menjadi bunga.

3) Cabang Sekunder

Cabang sekunder adalah cabang yang tumbuh pada cabang primer dan berasal dari tunas sekunder.
cabang ini mempunyai sifat seperti cabang primer sehingga dapat menghasilkan bunga.

4) Cabang Kipas

Cabang kipas adalah cabang reproduksi yang tumbuh kuat pada cabang primer karena pohon sudah
tua. Pohon yang sudah tua biasanya hanya tinggal mempunyai sedikit cabang primer karena
sebagian besar sudah mati dan luruh. Cabang yang tinggal sedikit ini biasanya terletak diujung
batang dan mempunyai pertumbuhan yang cepat sehingga mata reproduksinya tumbuh cepat
menjadi cabang-cabang reproduksi. Cabang reproduksi ini sifatnya seperti batang utama dan sering
disebut sebagai cabang kipas.

5) Cabang Pecut

Cabang pecut adalah cabang kipas yang tidak mampu membentuk cabang primer, meskipun
tumbuhnya cukup kuat.

6) Cabang Balik

Cabang Balik adalah cabang reproduksi yang tumbuh pada cabang priemer, berkembang tidak
normal dan mempunyai arah pertumbuhan menuju ke dalam mahkota tajuk.

2.5 Sistem Perakaran Tanaman Kopi

Meskipun tanaman kopi merupakan tanaman tahunan, tetapi umumnya mempunyai perakaran yang
dangkal. Oleh karena itu tanaman ini mudah mengalami kekeringan pada kemarau panjang bila di
daerah perakarannya tidak di beri mulsa.

Secara alami tanaman kopi memiliki akar tunggang sehingga tidak mudah rebah. Tetapi akar
tunggang tersebut hanya dimiliki oleh tanaman kopi yang bibitnya berupa bibit semaian atau bibit
sambungan (okulasi) yang batang bawahnya merupakan semaian. Tanaman kopi yang bibitnya
berasal dari bibit stek, cangkokan atau bibit okulasi yang batang bawahnya merupakan bibit stek
tidak memiliki akar tunggang sehingga relatif mudah rebah.

2.6 Bunga dan Buah Tanaman Kopi


Tanaman kopi umumnya akan mulai berbunga setelah berumur 2
tahun. Mula-mula bunga ini keluar dari ketiak daun yang terletak pada
batang utama atau cabang reproduksi. Tetapi bunga yang keluar dari
kedua tempat tersebut biasanya tidak berkembang menjadi buah,
jumlahnya terbatas, dan hanya dihasilkan oleh tanaman-tanaman yang
masih sangat muda. Bunga yang jumlahnya banyak akan keluar dari
ketiak daun yang terletak pada cabang primer. Bunga ini berasal dari
kuncup-kuncup sekunder dan reproduktif yang berubah fungsinya
menjadi kuncup bunga. Kuncup bunga kemudian berkembang menjadi
bunga secara serempak dan bergerombol.
2.6.1 Bunga Tanaman Kopi
Jumlah kuncup bunga pada setiap ketiak daun terbatas, sehingga
setiap ketiak daun yang sudah menghasilkan bunga dengan jumlah
tertentu tidak akan pernah menghasilkan bunga lagi. Namun demikian
cabang primer dapat terus tumbuh memanjang membentuk daun baru,
batang pun dapat terus menghasilkan cabang primer sehingga bunga
bisa terus dihasilkan oleh tanaman. Tanaman kopi yang sudah cukup
dewasa dan dipelihara dengan baik dapat menghasilkan ribuan bunga
dalam satu saat. Bunga tersebut tersusun dalam kelompok yang
masing-masing terdiri dari 4-6 kuntum bunga. Pada setiap ketiak daun
dapat menghasilkan 8-18 kuntum bunga, atau setiap buku menghasilkan
16-36 kuntum bunga.
Bunga tanaman kopi berukuran kecil, mahkotanya berwarna putih
dan berbau harum semerbak. Kelopak bunga berwarna hijau,
pangkalnya menutupi bakal buah yang mengandung dua bakal biji.
Benangsarinya terdiri dari 5-7 tangkai yang berukuran pendek. Bila
bunga sudah dewasa, kelopak dan mahkotanya akan membuka dan
segera mengadakan penyerbukan (peristiwa bertemunya tepungsari dan
putik). Setelah terjadi penyerbukan, secara perlahan-lahan bunga akan
berkembang menjadi buah. Mula-mula mahkota bunga tampak
mengering dan berguguran. Kemudian kulit buah yang berwarna hijau
makin lama makin membesar. bila sudah tua kulit ini akan berubah
menguning dan akhirnya menjadi merah tua. waktu yang diperlukan
sejak terbentuknya bunga hingga buah menjadi matang 6-11 bulan,
tergantung dari jenis dan faktor-faktor lingkungannya. Kopi arabika
membutuhkan waktu 6-8 bulan, sedangkan kopi robusta 8-11 bulan.
Bunga tanaman kopi biasanya akan mekar pada permulaan musim
kemarau sehingga pada akhir musim kemarau telah berkembang
menjadi buah yang siap dipetik. Pada awal hujan, cabang primer akan
memanjang dan membentuk daun-daun baru yang siap mengeluarkan
bunga pada awal musim kemarau mendatang. Menurut cara
penyerbukannya, kopi dibedakan menjadi 2 (dua) jenis, yaitu kopi self
steril dan kopi self fertil. Kopi self steril adalah jenis kopi yang tidak akan
menghasilkan buah bila bunganya mengadakan penyerbukannya sendiri
(tepung sari berasal dari jenis kopi yang sama). Kopi self steril ini baru
menghasilkan buah bila bunganya menyerbuk silang (tepung sari
berasal dari kopi jenis lainnya). Oleh karena itu tanaman kopi ini harus
ditanam bersamaan dengan kopi jenis lainnya sehingga penyerbukan
silang bisa berlangsung. Kopi self fertil adalah kopi yang mampu
menghasilkan buah bila mengadakan penyerbukan sendiri sehingga
tidak harus ditanam bersamaan dengan kopi jenis lainnya.
2.6.2 Buah Kopi
Buah tanaman kopi terdiri dari daging buah dan biji. Daging buah
terdiri atas 3 (tiga) bagian lapisan kulit luar (eksokarp), lapisan daging
(mesokarp), dan lapisan kulit tanduk (endokarp) yang tipis tetapi keras.
Buah kopi umumnya mengandung dua butir biji, tetapi kadang-kadang
hanya mengandung 1 (satu) butir atau bahkan tidak berbiji (hampa)
sama sekali. Biji ini terdiri dari atas kulit biji dan lembaga. Lembaga atau
sering disebut endosperm merupakan bagian yang bisa dimanfaatkan
sebagai bahan untuk membuat minuman kopi.
2.7 Persyaratan Tumbuh Tanaman Kopi
Secara ekonomis pertumbuhan dan produksi tanaman kopi sangat
tergantung pada atau dipengaruhi oleh keadaan iklim dan tanah.
Kebutuhan pokok lainnya yang tak dapat diabaikan adalah mencari bibit
unggul yang produksinya tinggi dan tahan terhadap hama dan penyakit.
Setelah persyaratan tersebut dapat dipenuhi, suatu hal yang juga
penting adalah pemeliharaan, seperti: pemupukan, pemangkasan,
pohon peneduh, dan pemberantasan hama dan penyakit.
1. Iklim yang Cocok untuk Tanaman Kopi
a. Persyaratan iklim kopi Arabika
Garis lintang 6-9o LU sampai 24o LS.
Tinggi tempat 1250 s/d 1.850 m dpl.
Curah hujan 1.500 s/d 2.500 mm/th.
Bulan kering (curah hujan < 60 mm/bulan) 1-3 bulan.
Suhu udara rata-rata 17-21o C.
b. Persyaratan iklim Kopi Robusta
Garis lintang 20o LS sampai 20o LU.
Tinggi tempat 300 s/d 1.500 m dpl.
Curah hujan 1.500 s/d 2.500 mm/th.
Bulan kering (curah hujan < 60 mm/bulan) 1-3 bulan.
Suhu udara rata-rata 21-24o C.
c. Pengaruh angin
Pohon tanaman kopi tidak tahan terhadap goncangan angin
kencang, lebih-lebih dimusim kemarau. Karena angin itu mempertinggi
penguapan air pada permukaan tanah perkebunan. Selain mempertinggi
penguapan, angin dapat juga mematahkan dan merebahkan pohon
pelindung yang tinggi, sehingga merusakkan tanaman di bawahnya.
2. Tanah
Sehubungan dengan tanah ini yang penting untuk dipelajari
terutama sifat fisik tanah dan sifat kimia tanah.
a. Sifat fisik tanah untuk pertanaman kopi
Sifat fisik tanah meliputi: tekstur, struktur, air dan udara di dalam
tanah. Tanah untuk tanaman kopi berbeda-beda, menurut keadaan dari
mana asal tanaman itu. Pada umumnya tanaman kopi menghendaki
tanah yang lapisan atasnya dalam, gembur, subur, banyak mengandung
humus, dan permeable, atau dengan kata lain tekstur tanah harus baik.
Tanah yang tekstur/strukturnya baik adalah tanah yang berasal dari abu
gubung berapi atau yang cukup mengandung pasir. Tanah yang
demikian pergiliran udara dan air di dalam tanah berjalan dengan baik.
Tanah tidak menghendaki air tanah yang dangkal, karena dapat
membusukkan perakaran, sekurang-kurangnya kedalaman air tanah 3
meter dari permukaannya. Akar tanaman kopi membutuhkanoksigen
yang tinggi, yang berarti tanah yang drainasenya kurang baik dan tanah
liat berat adalah tidak cocok. Sebab kecuali tanah itu sulit ditembus
akar, peredaran air dan udara pun menjadi jelek.
Demikian pula tanah pasir berat, pada umumnya kapasitas
kelembaban kurang, karena kurang dapat mengikat air. Selain itu tanah
pasir berat juga mengandung N atau zat lemas. Zat lemas sangat
dibutuhkan oleh tanaman kopi, terutama dalam pertumbuhan vegetatif.
Hal ini dapat dibuktikan pada pertumbuhan tanaman di tanah-tanah
hutan belantara hasilnya sangat memuaskan, karena humus banyak
mengandung berbagai macam zat yang dibutuhkan untuk petumbuhan
dan pembuahan.
Sebaliknya pada tanah-tanah yang ditanami kembali (tanaman
ulang = replanting) pertumbuhan dan hasilnya kurang memuaskan.
Maka apabila dipandang perlu tanaman ulang ini hendaknya diganti
dengan tanaman yang tidak sejenis, karena tanaman yang berlainan
kebutuhan zat makanan juga berbeda.
b. Sifat Kimia Tanah
Sifat kimia tanah yang dimaksud di sini ialah meliputi kesuburan
tanah dan PH. Di atas telah dikemukakan, bahwa tanaman
menghendaki tanah yang dalam, gembur dan banyak mengandung
humus.
Hal ini tidak dapat dipisahkan dengan sifat kimia tanah, sebab satu
sama lain saling berkaitan. Tanah yang subur berarti banyak
mengandung zat-zat makanan yang dibutuhkan oleh tanaman untuk
pertumbuhan dan produksi.
Tanaman kopi menghendaki reksi yang agak asam dengan PH 5,5 -
6,5. Tetapi hasil yang baik sering kali diperoleh pada tanaman yang
lebih asam, dengan catatan keadaan fisisnya baik, dengan daun-daun
cukup ion Ca++ untuk fisiologi zat makanan dengan jumlah makanan
tanaman yang cukup. Pada tanah yang bereaksi lebih asam, dapat
dinetralisasi dengan kapur tohor, atau yang lebih tepat diberikan dalam
bentuk pupuk; misalnya serbuk tulang/Ca-(PO2) + Calsium
metaphospat/Ca(PO2).
2.8 Pengendalian Hama Penyakit tanaman Kopi.
Dalam membudidayakan tanaman kopi pasti ada tantangan atau
penganggu yang petani kopi hadapi, diantaranya adalah Hama dan
penyakit
a. Hama
Nematoda Parasit
Pratylenchus coffeae dan Radopholus similis merupakan nematoda
endoparasit yang berpindahpindah. Daur hidup P.coffeae sekitar 45 hari
dan R.similis sekitar 1 bulan.
Gejala: Tanaman kopi yang terserang kelihatan kerdil, daun
menguning dan gugur. Pertumbuhan cabangcabang primer terhambat
sehingga hanya menghasilkan sedikit bunga, bunga premature dan
banyak yang kosong. Bagian akar akar serabut membusuk, berwarna
coklat atau hitam. Pada serangan berat tanaman akhirnya mati.
Pengendalian di pembibitan: Disarankan menggunakan cara kimiawi
yaitu dengan fumigasi media bibit menggunakan fumigan pra tanam,
misalnya Basamid G dan Vapam L. Untuk nematisida sistemik dan
kontak a.l.: Curaterr 3G, Vydate 100 AS, Rhocap 10G dan Rugby
10G.Vydate diaplikasikan dengan cara disiramkan pada bibit dengan
konsentrasi 1,0% dan dengan dosis 250 ml/bibit.
Pengendalian di pertanaman: Penggunaan jenis kopi tahan
nematoda parasit. Digunakan sebagai batang bawah misalnya kopi
ekselsa (Coffeae exelsa), klon Bgn 121.09 dan kopi robusta klon BP
961. Cara kultur teknis: pembukaan lubang tanam, rotasi tanaman dan
pembuatan parit barier.
Pengendalian hayati: Untuk menekan populasi nematoda
menggunakan musuh alami berupa bakteri, jamur dan nematoda
predator.
Pengendalian kimiawi: Beberapa nematisida sistemik maupun kontak
yang disarankan a.l. karbofuran (Curaterr 3G35 g / tanaman), oksamil
(Vydate 100 AS 1,0% 1 2.5 l / tanaman) dan etoprofos (Rhocap
10G 25 g / tanaman). Aplikasi diulang tiap tiga bulan.
Hama Penggerek Buah Kopi
Serangga dewasa penggerek buah kopi atau bubuk buah kopi (BBK),
Hypothenemus hampei (Coleoptera, Scolytidae) berwarna hitam
kecoklatan, panjang yang betina sekitar 2 mm dan yang jantan 1,3 mm.
Telur diletakkan dalam buah kopi yang bijinya mulai mengeras, umur
stadium telur 5 9 hari. Lama stadium larva 10 26 hari, prapupa 2 hari
dan stadium pupa 4 9 hari. Masa perkembangan dari telur sampai
dewasa 25 35 hari. Lama hidup serangga betina ratarata 156 hari dan
serangga jantan maksimum 103 hari.
Gejala: Serangga BBK masuk ke dalam buah kopi dengan cara
membuat lubang di sekitar diskus. Serangan pada buah muda
menyebabkan gugur buah, serangan pada buah yang cukup tua
menyebabkan biji kopi cacat berlubanglubang dan bermutu rendah.
Pengendalian: Pengendalian secara kultur teknis: Memutus daur
hidup BBK, meliputi tindakan : Petik bubuk, yaitu mengawali panen
dengan memetik semua buak masak yang terserang bubuk 15 30 hari
menjelang panen besar.
Lelesan, yaitu pemungutan buah kopi yang jatuh di tanah baik
terhadap buah terserang maupun buah tidak terserang, selanjutnya
buah juga direndam dalam air panas. Racutan / rampasan, yaitu
memetik seluruh buah yang ada di pohon pada akhir panen. Semua
buah hasil petik bubuk, lelesan dan racutan direndam air panas 5 menit.
Pengaturan naungan untuk menghindari kondisi pertanaman terlalu
gelap yang sesuai bagi perkembangan BBK.
Pengendalian secara biologi: Menggunakan parasitoid
Cephalonomia stephanoderis dan jamur patogen (Beauveria bassiana).
Aplikasi B.bassiana dianjurkan dengan dosis 2,5 kg biakan padat per
hektar selama tiga kali aplikasi per musim panen. Penggunaan tanaman
yang masak serentak : Varietas USDA 230731 dan USDA 230762.
Bubuk Cabang (Xyloborus moliberus)
Menyerang/menggerek cabang dan ranting kecil 3 7 dari pucuk kopi.
Daun menjadi kuning dan rontok kemudian cabang akan mongering.
Pengendalian sama seperti pada hama bubuk buah.
b. Penyakit
Penyakit Karat Daun
Penyebab adalah sejenis Cendawan.
Tanda serangan ada bercak-bercak merah kekuningan pada bagian
bawah daun, sedangkan di permukaan daun ada bercak kuning.
Kemudian daun gugur, ujung cabang muda kering dan buah kopi
menjadi hitam kering dan kualitas tidak baik selanjutnya tanaman akan
mati.
Pengendalian secara kultur teknis dengan menanam jenis kopi arabika
yang tahan sepertio S 333, S 288 dan S 795 serta menjaga agar kondisi
FungisidaDithane M-45 dengan dosis 2 gr/liter air.
Penyakit Bercak Daun Cercospora
Penyebab penyakit ini adalah jamur Cercospora coffeicola B.et Cke.
C.coffeicola mempunyai konidium berbentuk gada, ukurannya ada yang
pendek dan ada juga yang panjang. Konidia dibentuk pad permukaan
bercak, berbentuk seperti tepung berwarna abuabu.
Gejala: Serangan dapat terjadi pada daun maupun pada buah. Pada
daun yang sakit timbul bercak, mulamula berwarna kuning tapi bercak
dikelilingi halo berwarna kuning. Pada buah yang terserang timbul
bercak berwarna coklat, biasanya pada sisi yang lebih banyak menerima
cahaya matahari. Pembusukan pada bagian yang berbecak dapat
sampai ke biji sehingga dapat menurunkan kualitas.
Pengendalian: Secara kultur teknis, dengan memberi naungan yang
cukup, pemupukan berimbang dan pengurangan kelembaban kebun
melalui pemangkasan dan pengendalian gulma. Secara kimiawi, melalui
penyemprotan dengan Bavistin 50 WP 0,2%, Cupravit OB 21 0,35%,
Dithane M 45 80 WP 0,2%, Delsene MX 200 0,2% formulasi.
Penyakit Jamur Upas
Penyakit jamur upas disebabkan oleh jamur Corticium salmonicolor B.et
Br. C.salmonicolor mempunyai basidium yang tersusun parallel pada
stadium kortisium. Basidium berbentuk gada pada ujungnya terbentuk
empat sterigmata yang mendukung basidiospora.
Gejala: Cabang atau ranting yang terserang layu mendadak.
Serangan dapat terjadi pada cabang yang di bawah, tengah maupun di
ujung pohon, bahkan dapat terjadi pada batang. Stadium sarang
labalaba, berupa lapisan hifa tipis, berbentuk seperti jala berwarna putih
perak. Stadium bongkol berupa gambaran hifa berwarna putih biasanya
dibentuk pada lentisel atau pada celahcelah. Stadium kortisium berupa
lapisan kerak berwarna merah jambu, terdiri atas lapisan himenium,
biasanya dibentuk pad sisi bawah cabang atau sisi cabang yang agak
ternaung. Stadium nekator berupa bintilbintil kecil berwarna orange
kemerahan merupakan sporodokhia jamur upas. Stadium nekator
terdapat pad cabang yang tidak terlindung.
Pengendalian: Batang atau cabang sakit yang ukurannya masih kecil
(diameter < 1 cm) dipotong 10 cm di bawah pangkal di bagian yang
sakit. Potonganpotongan batang dan cabang yang sakit dikumpulkan
kemudian dibakar. Batang atau cabang sakit yang ukurannya sudah
cukup besar, apabila serangannya masih awal, bagian yang sakit cukup
diolesi dengan fungisida Calixin RM atau Copper Sandoz 0,4%
formulasi. Apabila serangannya sudah lanjut, batang atau cabang yang
sakit dipotong, sisa cabang atau batang yang dipotong dan
cabangcabang di sekitarnya diolesi dengan fungisida Calixin RM atau
Copper Sandoz.
2.9 Perkembangan produksi kopi di indonesia
Ada mulanya orang memanfaatkan sari dari daun muda dan buah
segar sebagai bahan minuman yang diseduh dengan air panas.
Kegemaran minum kopi cepat meluas ke seluruh dunia setelah
ditemukan cara-cara penggunaan dan pengolahan yang lebih
sempurna, yaitu dengan menggunakan kopi yang sudah masak, terlebih
dahulu dikeringkan dan kemudian bijinya disangrai lalu dijadikan bubuk
sebagai bahan minuman.
Bagi Bangsa Indonesia, kopi merupakan salah satu mata dagangan
yang mempunyai arti yang cukup tinggi. Pada tahun 1981 menghasilkan
devisa sebesar $347.8 juta dari ekspor kopi sebesar 210.8 ribu ton. Nilai
ini terus meningkat dari tahun ke tahun. Tercatat Pada tahun 1988
sudah mampu menghasilkan devisa sebesar $ 818.4 juta dan
menduduki peringkat pertama diantara komoditi ekspor sub sector
perkebunan.
Komoditas kopi merupakan ekspor Indonesia non migas yang
memberikan kontribusi dalam peningkatan devisa Negara. Pada tahun
2007, ekspor non migas meningkat sebesar 15,5 persen, dengan
kontribusi sektor pertanian sebesar 4,3 persen, sector manufaktur
sebesar 82,6 persen, dan sektor pertambangan sebesar 13,1 persen.
Ekspor pertanian dan pertambangan tumbuh sebesar 17,0 persen dan
7,8 persen.

Tabel 1.1
Data Jumlah Produksi Kopi, Jumlah Ekspor Kopi dan Nilai Devisa
Kopi di Indonesia Pada Tahun 2000 2008
Periode Tahun Jumlah Produksi Kopi Jumlah Ekspor Kopi Nilai Devisa Kopi
di Indonesia (dalam di Indonesia (dalam (dalam Jutaan US$)
ribuan ton) ribuan ton)
1 2000 613,5 345,8 339,9
2 2001 589,6 254,8 203,5
3 2002 681 322,5 248,8
4 2003 674,4 320,8 250,9
5 2004 647,4 338,8 281,6
6 2005 640,4 442,7 497,8
7 2006 682,2 411,5 583,2
8 2007 686,8 332,7 500
9 2008 679,1 325 500
Jumlah 5894,4 3094,6 3405,7
Sumber : BPS (2008)
Perkebunan kopi memberikan kontribusi dalam peningkatan ekspor
pertanian di Indonesia. Ekspor kopi Arabika Gayo sebelumnya
mengalami penurunan akibat dari konflik yang berkepanjangan, namun
setelah perdamaian Agustus 2005 mengalami peningkatan dan
mendapatkan nilai jual lebih atas keadaan social di Aceh pasca tsunami
dan konflik.
Keunggulan bersaing suatu produk dapat dilihat dari segi harga
yang bersaing dipasaran internasional untuk nilai ekspor, hal ini dapat
kita lihat dari hasil data harga dan jumlah yang diekspor dari organisasi
kopi internasional Internasional Cofee Organization (ICO). Daya saing
kopi Arabika Gayo masih tidak maksimal disebabkan adanya image
bahwa Indonesia belum mampu memproduksi olahan sesuai permintaan
pasar internasional, serta ketatnya persaingan pasar produk kopi olahan
dengan sertifikasi atas kemurnian dan standarisasi kualitas ekspor.
Keunggulan bersaing suatu produk juga dilihat dari merek yang
sudah dikenal dan menjadi daya tarik tersendiri. Kopi arabika dari Aceh
telah dijual dengan nama Gayo Mountain Coffee yang memiliki perasa
(flavor) kaya (rich), komplek, kemasannya bagus, lembut dan bodinya
tinggi. Beberapa kalangan bahkan menilai kopi Aceh
memiliki body tertinggi didunia. Penggunaan kata Gayo pada label
produk kopi, yang akan diekspor ke Belanda. Ini memiliki arti penting
dalam bidang pemasaran karena dapat menaikkan harga. Apabila kata
Gayo itu dihilangkan dari label, menurutnya, konsumen tidak akan
mengetahui lagi asal barang itu, sehingga harganya sangat murah.
Belanda telah mendaftarkan kopi Gayo sebagai merek dagang untuk
produk kopi. Artinya, secara hukum merek kopi Gayo memang dilindungi
oleh undang-undang setempat. Kopi Gayo diketahui didaftarkan oleh
pengusaha Belanda sebagai merek dagang di Belanda, sehingga
eksportir kopi dari Daerah Gayo, Nanggroe Aceh Darussalam, tidak bisa
mengekspor komoditas itu dengan menggunakan merek
Gayo. Brand atau merek suatu produk merupakan kekuatan dan juga
akan menjadi tantangan. Perdagangan kopi Arabika Gayo dapat
bersaing meskipun ditolak di Belanda untuk dapat diperdagangkan
karena pemakaian kode etik brand yang telah dilakukan lebih dulu telah
terdaftar di Belanda.
Data perkebunan kopi dari Ditjen Perkebunan 2006 menyebutkan
luas areal seluas 1.308.732 hektare 96 Persen diantaranya milik
perkebunan rakyat sisanya 4,10 persen diusahakan dalam bentuk
perkebunana besar, dengan volume ekspor sebesar 413.500 ton,
dengan total produksi sebesar 743.409 ton. Tingkat produktivitas rata-
rata ini sebesar 792 kg biji kering pertahun, tingkat produktivitas
tanaman kopi di Indonesia cukup rendah bila dibandingkan dengan
Negara produsen uatma kopi di dunia lainnya, seperti Vietnam (1.540
kh/hectare/tahun). (Kominfo Newsroom-Bhr/id/b).
Pada tabel berikut menunjukkan bahwa jumlah komoditi kopi dan
ekspor pertahun (ton) dari setiap provinsi di Indonesia dalam menunjang
ekspor di Indonesia.

Tabel 1.2 Produksi dan Ekspor rata-rata per tahun


No Province Average Production per Average Export per Year
Year (ton) (ton)
1. Aceh 40.000 4.500
2. Nort Sumatera 25.000 40.000
3. West Sumatera 10.000 3.500
4. Bengkulu 40.000 1.500
5. South Sumatera 100.000 40.000
6. Lampung 90.000 200.000
7. Jakarta - 1.500
8. Middle Java 13000 9.000
9. East Java 15.000 20.000
10. Bali 15.000 500
11. NTT 10.000 2.500
12. South Sulawesi 10.000 2.500
Volume / Type Average 305.000 ton/year
- Green Coffee 97,6%
- Roast & Ground (R&G) 1,4%
- Soluble Coffe 0,8%
- Roasted Coffee 0,2%
Domestic Market : 120.000 140.000 ton/year
Stock : 15.000- 30.000 ton/year
Sumber data : http://indonesiacoffeebean.com/
Kopi Arabika memiliki nilai jual lebih baik diluar negeri dibandingkan
dalam negeri. Perdagangan kopi di tingkat local dipengaruhi oleh
permintaan atas konsumsi. Harga jual kopi Arabika dan Robusta di
pasaran local tidak ada perbedaan harga yang berarti. Begitu juga
dengan konsumsi kopi di Indonesia lebih dominan pada konsumsi kopi
Robusta dibandingkan Arabika. Pemasaran kopi Arabika Gayo lebih
diperuntukkan pada perdagangan ekspor untuk mendapatkan nilai jual
yang lebih baik. Persaingan dalam perdagangan local, nasional dan
internasional merupakan dasar mengapa diperlukan keunggulan
bersaing untuk dapat bertahan maupun meningkatkan harga diatas rata-
rata.

III. PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Tanaman kopi merupakan komoditi ekspor yang cukup mempunyai
nilai ekonomis yang relative tinggi di pasaran dunia, di samping itu
tanaman kopi ini adalah salah satu komoditas unggulan yang
dikembangkan di Jawa Barat. Namun disamping itu dalam budidaya
tanaman kopi terdapat kendala dalam hama penyakit yang dapat
menyerang diantaranya hama bubuk buah kopi, hama penggerek
cabang, kutu dompolan, nematoda akar, penyakit karat daun, penyakit
jamur upas, penyakit akar hitam, penyakit bercak coklat dan lain-lain.
3.2 Saran
Sebaiknya perbanyak sumber dan bahan materi di sekitar kampus
sebagai fasilitas bagi mahasiswa supaya memungkinkan mahasiswa
lebih mudah dalam mencari resensi di kampusnya.
CARA MEMBUAT KOPI HIJAU GREEN COFFEE BEAN
EXTRACT
Diposkan oleh Heni Herawati

Resep Kopi Hijau Green Coffe Bean Extract Proses Pembuatan Sendiri dengan
Penyajian Sederhana Spesial Terbaru 2017 Asli Enak. Green Coffee bean atau
kopi hijau adalah sebutan untuk biji kopi muda yang tidak melalui proses
pemanggangan (roasted). Diketahui proses pemanggangan akan menyebabkan
penurunan kadar sejumlah senyawa baik dalam kopi termasuk chlorogenic acid.
Senyawa ini dikenal sangat baik untuk membantu membakar lemak,
meningkatkan pembentukan energi, dan mengatasi beragam masalah kesehatan
terkait lemak dan kolesterol, contohnya penyumbatan pembuluh darah dan
jantung. Serta kopi hijau untuk penurun berat badan untuk pelangsing tubuh.
Gambar Biji Kopi Hijau Green Coffe Bean

Menurut situs Wikipedia Kopi hijau (green coffee bean extract) mengarah pada
kopi yang dihasilkan dari biji kopi muda yang belum dipanggang. Penanaman biji
kopi sudah terjadi sejak 1100 M di kawasan Arab di Laut Merah. Pada masa itu,
pemanggangan belum diterapkan sehingga biji kopi langsung diseduh untuk
menciptakan minuman yang mirip teh. Biji hijau masih dipakai dalam berbagai
bentuk kopi Arab tradisional. Banyak yang telah menggunakan resepi kopi hijau
untuk diet diantaranya di Malaysia, di Bandung.

Pada salah satu ulasan dalam penayangan Dr. Oz di tahun 2012, dikatakan
bahwa Biji Kopi Hijau (Green Coffee Bean) memiliki kandungan chlorogenic acid
hingga setidaknya 3 kali lipat dari biji kopi yang telah dipanggang.

Meminum ekstrak biji kopi mentah setiap hari, beberapa kali sehari,dapat
menjaga metabolisme tubuh berjalan lancar dan membantu sistem Anda dalam
menyingkirkan setiap lemak ekstra yang menumpuk dalam tubuh Anda. Tapi
pastikan kopi yang Anda dapatkan adalah 100% murni. Ada banyak penipuan di
pasar yang menjual kopi hijau atau green coffee yang ternyata adalah daun teh
Jepang. Oleh karena itu untuk mencegah masalah yang akan timbul di kemudian
hari, pastikan bahwa Anda memesan biji green coffee dari perusahaan yang
terkenal karena menjual biji kopi terlengkap atau memiliki review pelanggan
yang bagus. Kami biasanya menyarankan ke beberapa tempat, misalnya China
Express, Kopi Printing atau yang most recommended adalah Kopi Distributor
1995. Dan juga ada satu hal lagi yaitu pastikan Anda membuat perbandingan
semua perusahaan serta harga mereka, sehingga Anda terus mendapatkan yang
terbaik untuk uang Anda.

Apakah anda belum juga memiliki tubuh yang ideal? Memiliki tubuh ideal tentu
saja akan sangat menyenangkan, karena memiliki tubuh langsing akan
membuat penampilan menjadi semakin maksimal. Pakaian apapun akan terlihat
cocok bagi anda, selain itu tubuh langsing ideal akan memberikan kesehatan
dan terbebsar dari berbagai resiko penyakit penyakit berbahaya. Apabila anda
belum memiliki tubuh yang ideal, maka mulailah untuk melakukan diet untuk
mendapatkannya. Tidak perlu melakukan cara cara tidak alami, anda hanya
perlu untuk melakukan cara cara alami untuk menurunkan berat badan anda
salah satunya yaitu dengan mengkonsumsi kopi hijau. Apakah anda merasa
asing dengan kopi hijau? Yah kopi hijau memang tidak terlalu banyak di
konsumsi terutama bagi bagi kalangan menengah kebawah. Biasanya orang
mengkonsumsi kopi hitam untuk kesehariannya, namun apabila anda ingin
menurunkan berat badan kopi hijau dapat menjadi alternative untuk anda.

Kopi hijau memiliki khasiat dan manfaat yang begitu besar bagi orang yang
sedang ingin menurunkan berat badan, selain itu anda bagi anda yang sensitive
terhadap kafein anda tidak perlu khawatir karena kopi hijau aman di konsumsi
bagi orang yang sensitive dengan kafein. Tidak hanya baik untuk menurunkan
berat badan, kandungan kopi hijau ini memiliki manfaat yang begitu besar
secara menyeluruh untuk tubuh anda. Menurut sebuah penelitian yang telah di
lakukan, ektrak kopi hijau mampu untuk menurunkan berat badan. Cara
menurunkan berat badan dengan kopi hijau secara alami memang cukup efektif
sehingga anda dapat menggunakan cara ini. Kopi hijau juga memiliki kandungan
asam kloragenat. Asam klorogenat merupakan jenis antiokidan yang alami dan
dapat melawan radikal bebas, dengan begitu anda tidak akan mengalami
penuaan dini.

Diet dengan kopi hijau (Green Coffee) sangat menyenangkan, yang paling
menyenangkan anda tidak perlu diet, olahraga atau bahkan menahan lapar.
Inilah yang paling menarik dan membuat kopi hijau mulai di gemari untuk
menurunkan berat badan. Apabila anda ingin membeli kopi hiaju pastikan telah
terdaftar di dinas kesehatan. Cara menurunkan berat badan tanpa diet dengan
kopi hijau secara alami sangat menyenangkan dan sangat patut untuk anda
coba.

Cara Memproses Mengolah Kopi Hijau

Cara membuat kopi hijau sendiri green coffee bean extract secara tradisional
dengan mudah dan praktis dan cara mengolah kopi hijau agar bermanfaat
serbaguna. Proses pembuatan kopi hijau diproses dan diolah dengan cara di-
roasting guna mengurangi keasamannya, dan juga untuk mengeluarkan rasa
pahit yang khas. Proses roasting relatif sederhana dan dapat dicapai dengan
menggunakan peralatan yang dirancang secara khusus. Produk akhir akan
tergantung pada seberapa tepat langkah-langkah yang diikuti serta kualitas biji
hijau. Ada juga proses pembuatan kopi hijau yang tanpa roasting
pemanggangan.

Biji kopi harus di-roasting dengan panas tinggi. Sangat penting untuk
membolak-balik biji secara terus-menerus. Jika mereka didiamkan dalam waktu
yang lama, mereka akan hangus dan kopi tak dapat diminum berbeda dengan
cara diatas kopi hijau tanpa pemanggangan roasted. Jadi saya sendiri masih
bingung cara mana yang paling benar dan tepat untuk cara bikin kopi hijau
sendiri.

Metode fluid air bed adalah metode paling sederhana untuk me-roasting kopi di
rumah, tetapi membutuhkan mesin yang mahal. Temperatur mesin di-setting
dan mesin akan terus berputar saat me-roasting biji kopi secara otomatis.
Bagi mereka yang lebih menyukai cara yang lebih murah, mesin popcorn untuk
di atas kompor adalah alternatif yang baik. Dengan terus memutar engkol
mesin, akan didapat kopi roasting yang lebih baik dibandingkan metode di atas
kompor lainnya. Dengan metode ini, biji kopi hijau di-roasting dalam waktu
sekitar 10 menit, sehingga pekerjaan ini tidak terlalu memberatkan.

Bagi mereka yang memiliki, oven konveksi adalah pilihan lain yang bisa dipakai.
Biji harus di-roasting dalam oven konveksi sekitar 20 menit. Mereka harus
ditempatkan dalam loyang berlubang, dan biji harus dibolak-balik beberapa kali
selama proses tersebut.

Meskipun mungkin lebih mudah untuk membeli biji yang sudah di-roasting,
produk seperti ini hanya dapat mempertahankan rasa optimal dalam waktu
kurang dari seminggu. Biji kopi hijau mudah untuk ditransport dan dapat
disimpan dalam waktu yang lama tanpa kehilangan kualitas. Untuk pecinta kopi
sejati, me-roasting kopi di rumah akan menghasilkan bayaran sepadan dari
usaha yang dilakukan, rasa luar biasa yang ditawarkan oleh biji roasting segar.
Selain itu, gula alami dari biji kopi hijau yang terkalamelisasi selama proses
roasting akan memberikan kontribusi rasa yang halus dan kaya.

Biji kopi hijau dapat disimpan hingga satu tahun dengan menggunakan salah
satu dari dua cara berikut ini. Bagi mereka yang sudah memiliki peralatan segel
vakum, biji kopi hijau yang telah dikemas dan disegel dapat disimpan pada suhu
kamar selama satu tahun atau lebih. Atau, biji kopi hijau juga dapat disimpan
dalam karung goni di lemari gelap selama sembilan bulan sampai satu tahun.

Kopi Hijau Bromo sangat baik untuk membantu diet detox dengan cara menekan
atau mengurangi nafsu makan, mengurangi risiko diabetes dan menstabilkan
gula darah. Berikut saran penyajian kopi hijau atau kopi ijo dan selamat
mencoba praktek cara membuat kopi hijau sendiri di rumah ala rumahan
(homemade) yang simple mudah dan praktis untuk konsumsi sendiri maupun
untuk jualan usaha coffee shop atau cafe resto.

Cara membuat kopi espresso

Espresso adalah kopi murni tanpa campuran, di dalamnya terkandung ektrak kopi sehingga
rasanya terasa kuat. Walau cara membuat kopi espresso tergolong ekspres, bukan berati tidak
ada teknik dan ketepatan di sana. Espresso adalah kopi murni yang usianya mencapai lebih
dari 100 tahun usai dipatenkan oleh Angelo Moriondo pertama kali pada tahun 1884. Walau
kini kopi telah mengalami perkembangan dengan berbagai inovasi penyajian, espresso masih
memiliki penggemar sejati.

Espresso memang terasa klasik, namun ia seperti memiliki keajaiban di setiap cangkirnya,
mungkin inilah yang membuatnya tetap disukai walau telah mencapai ratusan tahun. Semakin
modern, semakin banyak pula alat-alat pembuat espresso yang berkembang dan dijual di
pasaran. Hal ini tentu mempermudah dalam membuat espresso. Mudah dalam artian
penyiapannya walau tetap saja espresso tak bisa dikatakan mudah dibuat walau menggunakan
mesin paling canggih sekalipun. Tetap dibutuhkan keterampilan dan pengetahuan di sana.

Komponen untuk memulai brewing


Sebelum membuat kopi satu ini maka anda perlu menyiapkan beberapa komponen pendukungnya.
Yaitu:

Air. Air yang digunakan adalah air berkualitas baik. Air adalah salah satu komponen penting
dalam menghasilkan rasa pada espresso. Air yang tercemar dengan berbagai kandungan
seperti endapan, mineral-mineral berbahaya dan kerak tentu akan merusak cita rasa espresso,
bahkan dapat merusak mesin espresso itu sendiri. Ada baiknya anda menggunakan water test
kit untuk memilih air berkualitas baik untuk espresso anda.

Gilingan. Kopi yang digunakan bukanlah dalam bentuk bubuk, melainkan masih dalam
bentuk biji kopi segar baru disangrai kemudian bila ingin membuat espresso maka
digiling terlebih dahulu. Dalam membuat espresso dibutuhkan level tertentu yang lebih halus
dibanding hasil gilingan kebanyakan. Kehalusannya dapat dikenali dengan bubuk kopi yang
sedikit menggumpal usai digiling.

Takaran. Espresso biasanya disajikan sebanyak satu shot atau maksimal doubleshot, untuk
doubleshot, kopi yang digunakan sebanyak 18-21 gram. Sebenarnya, semakin banyak bubuk
kopi maka akan menghasilkan espresso yang kuat baik body juga intensitasnya.

Tamping. Komponen ini juga penting, sebab bubuk kopi dibutuhkan kepadatan ketika
dibasahi dengan air panas sehingga menghasilkan ekstrak kopi yang kuat.

Suhu. Tentu saja suhu air harus pula diperhatikan. Suhu mempengaruhi hasil akhir dari
semua proses. Biasanya, ukuran suhu air yang ideal adalah 900-960C. beberapa mesin kopi
memiliki pengaturah suhu ini. Bila menggunakan suhu lebih rendah maka taste dari espresso
lebih bright dan rasanya lebih ringan.

Hasil akhir. Espresso yang ideal biasanya berukuran kira-kira 30 gram. Untuk mendapatkan
hasil ini diperlukan 2 oz espresso, biasanya ukuran ini cukup untuk 1 shot glass berukuran
besar.

Waktu. Espresso dibuat dalam waktu singkat, umumnya espresso dibuat dalam waktu 25-30
detik mulai dari proses ekstraksi hingga hasil akhir dalam bentuk siap diminum.

Alat-alat yang digunakan


Setelah menyiapkan komponen-komponen di atas maka diperlukan alat-alat seperti di bawah ini
untuk membantu membuat espresso.

Mesin. Tentu saja mesin espresso dibutuhkan di sini. Mesin espresso yang baik haruslah
mendukung performa penting dalam membuat espresso. Kestabilan temperatur hingga
sensible interface harus dimiliki mesin espresso. Dalam hal ini kami merekomendasikan
mesin espresso dari PT Coffindo yaitu Coffindo Coffresso Capsule. Mesin ini memungkinkan
kita tak hanya dapat menyajikan espresso tetapi juga Ristretto dan Lungo. Apalagi sistem
kerjanya otomatis dengan menggunakan satu tombol dengan volume yang dapat kita atur
sesuka hati. Untuk membeli mesin espresso ini cukup mudah, tinggal klik Mesin Coffresso
Capsule

Grinder. Tak hanya mesin espresso saja, hasil gilingan dari biji kopi juga menjadi hal yang
diperhatikan untuk mendapatkan espresso berkualitas. Untuk mendapatkan level gilingan
yang halus, disarankan untuk menggunakan grinder dengan bur grinder dengan kemampuan
berbagai penyesuaian.

Tamper. Espresso adalah ekstrak kopi, untuk menghasilkan ekstrak kopi maka dibutuhkan
tamper yang baik agar bubuk kopi dapat dipadatkan hingga menghasilkan ekstraksi yang
merata. Untuk itu pilihlah tamper yang sesuai dengan portafilter basket masing-masing.
Biasanya ukuran basket adalah 58 mm.

Scale/timbangan. Hasil yang konsisten adalah sebuah keharusan maka dari itu memiliki
timbangan atau scale juga adalah keharusan, sehingga meminimalisir kesalahan sedini
mungkin.

Sumber foto: amazine.co

Espresso adalah ekstrak kopi, untuk menghasilkan ekstrak kopi maka


dibutuhkan tamper yang baik agar bubuk kopi dapat dipadatkan hingga
menghasilkan ekstraksi yang merata. Untuk itu pilihlah tamper yang sesuai
dengan portafilter basket masing-masing. Biasanya ukuran basket adalah 58
mm.

Pembuatan Ekstrak Kopi


Bahan :
1. Kopi bubuk kg
2. Gula pasir 100 gr
3. Garam 1 gr
4. Air mendidih liter
Alat-alat:
1.Panci email atau gelas beker
2. Pemanas
3.Pengaduk gelas
4. Saringan
5.Corong
Cara pembuatan:
1.Gula dipanaskan dalam panic dengan diberi sedikit air ( 1 sendok makan) agar lekas melebur,
sambil selalu diaduk

2.Setelah gula kecoklatan, tambah kopi bubuk dan garam ke dalamnya

3.Campuran tersebut dituangi air mendidih sambil diaduk sampai homogen, lalu panci ditutup dan

diangkat dari api


4.Biarkan selama 20 menit, kemudian disaring. Tapisannya adalah ekstrak kopi yang kita kehendaki.

Launched by DAVE AVATAR


Sebelum Anda mengetahui cara membuat ekstrak, akan lebih baik jika Anda ketahui
terlebih dahulu apa itu ekstrak? Ekstrak merupakan bahan yang diperoleh dari proses

Sebelum Anda mengetahui cara membuat ekstrak, akan lebih baik jika Anda ketahui terlebih dahulu
apa itu ekstrak? Ekstrak merupakan bahan yang diperoleh dari proses ekstraksi. Nah, proses
ekstraksi itu sendiri adalah cara yang digunakan oleh tenaga ahli untuk memperoleh zat
yang mengandung senyawa aktif dari suatu bahan alam dengan menggunakan pelarut yang
sesuai.

Pelarut yang digunakan untuk melakukan ekstraksi harus benar-benar terpilih dan cocok
dengan prinsip cara membuat ekstrak dan untuk mendapatkan ekstrak senyawa aktif yang
berfungsi untuk penyembuhan. Hal ini sangat bisa dipahami karena bahan ekstrak ekstrak
hanya mengandung senyawa aktif yang terkandung didalam simplisia/ bahan alam sehingga
perlu dipilih cairan penyari yang paling optimal dan mampu menarik senyawa aktif.

Hasil ekstraksi sangat efektif digunakan untuk penyembuhan karena zat-zat yang ada di
dalamnya merupakan zat aktif yang efektif untuk fungsi-fungsi tertentu. Maka dari itu
produk kami selalu khusus untuk suatu penyakit atau keluhan tertentu. Kami AHN (Asosiasi
Herbalis Nusantara) sudah banyak memproduksi herbal penyembuhan yang sudah melalui
proses ekstraksi. Bagi kami, cara membuat ekstrak sangatlah penting.

Sesuai dengan panduan cara membuat ekstrak, bahan yang diekstraksi bisa berupa bahan
segar maupun bahan kering. Untuk bahan kering lebih baik dikecilkan terlebih dahulu
hingga menjadi serbuk yang lebih kecil. Semisal Anda ingin melakukan ekstraksi pada daun
sirih, maka daun sirih itu terlebih dulu harus Anda perkecil bentuknya sehingga berbentuk
serbuk-serbuk kasar.

Pelarut yang digunakan dalam proses ekstraksi hendaknya dipilih pelarut yang mempunyai
sifat selektif, stabil secara fisik dan kimia, ekonomis, aman dan ramah lingkungan. Cairan
pelarut dalam pembuatan ekstrak adalah pelarut yang optimal untuk senyawa kandungan
berkhasiat atau yang aktif. Ekstrak hanya mengandung sebagian besar senyawa kandungan
yang diinginkan untuk penyembuhan penyakit tertentu.

Ada beberapa cara membuat ekstrak yang selama ini dilakuakan, yaitu:

1. Cara membuat ekstrak dengan metode maserasi. Maserasi merupakan


ekstraksi bahan dengan pelarut pada suhu kamar selama waktu tertentu dengan
sesekali diaduk/digojok.
2. Cara membuat ekstrak dengan metode remaserasi. Remaserasi dilakukan
dengan pengulangan penambahan pelarut setelah dilakukan penyaringan maserat
pertama. Maserasikinetic dilakukan dengan pengadukan terus-menerus.
3. Cara membuat ekstrak dengan metode digesti. Digesti merupakan maserasi
kinetik yang dilakukan pada suhu diatas suhu kamar, biasanya pada suhu 40-50C.
4. Cara membuat ekstrak dengan metode infundasi. Infundasi merupakan
metode ekstraksi dengan pelarut air. Pada waktu proses infundasi berlangsung,
temperatur pelarut air harus mencapai suhu 90C selama 15 menit.
5. Cara membuat ekstrak dengan metode dekoksi. Dekoksi merupakan proses
ekstraksi yang mirip dengan proses infundasi, hanya saja infuns yang dibuat
membutuhkan waktu lebih lama ( 30 menit) dan suhu pelarut sama dengan titik
didih air.
6. Cara membuat ekstrak dengan metode perkolasi. Perkolasi adalah proses
ekstraksi dengan pelarut yang selalu baru sampai sempurna. Secara umum proses
perkolasi ini dilakukan pada temperatur ruang.
7. Cara membuat ekstrak dengan metode soxkletasi. Soxkletasi yaitu proses
ekstraksi dengan menggunakan pelarut yang selalu baru yang umumnya dilakukan
dengan alat khusus soxklet sehingga terjadi ekstraksi konstan dengan adanya
pendingin balik.

Semua produk herbal penyembuhan yang kami berikan telah melalui proses ekstraksi.
Banyak sekali produk penyembuhan yang telah beredar seperti penurun kolesterol,
penurun gula darah, penyembuhan stroke, penyembuhan asam urat, penyembuhan
vertigo, penyembuhan jerawat, pelangsing alami, terapi mata, anti ejakulasi dini dan lain
sebagainya. Banyak sekali yang sudah mendapatkan manfaat dari herbal penyembuhan
hasil ekstraksi ini. Jika Anda mempunyai keluarga, teman atau tetangga yang
membutuhkan herbal penyembuhan. Anda bisa membantu mereka dengan memberikan
informasi penyembuhan dari kami. Semoga bermanfaat.
Diposting oleh yunita christine di 22.42

Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke Pinterest

1 komentar:

Anda mungkin juga menyukai