PENDAHULUAN
Tanaman kopi (Coffea spp.) merupakan komoditas ekspor unggulan yang dikembangkan di Indonesia
karena mempunyai nilai ekonomis yang relatif tinggi di pasaran dunia. Permintaan kopi Indonesia
dari waktu ke waktu terus meningkat karena seperti kopi Robusta mempunyai keunggulan bentuk
yang cukup kuat serta kopi Arabika mempunyai karakteristik cita rasa (acidity, aroma, flavour) yang
unik dan ekselen.
Menurut data dari Worldbank, pada periode tahun 2005-2008, Indonesia merupakan eksportir kopi
ke-4 dunia, dengan kontribusi rata-rata sebesar 4,76 persen. Brazil menempati posisi pertama
dengan kontribusi rata-rata sebesar 24,30 persen, diikuti dengan Vietnam (17,94 persen) dan
Columbia (10,65 persen). Negara tujuan ekspor kopi Indonesia yang utama adalah Amerika Serikat
dengan kontribusi rata-rata sebesar 19,35 persen dari total ekspor kopi Indonesia, serta ke Jepang,
Jerman dan Italia, masing-masing dengan kontribusi rata-rata sebesar 14,96 persen, 15,88 persen,
dan 6,71 persen.
Dalam hal perkopian di Indonesia , kopi rakyat memegang peranan yang penting, mengingat
sebagian besar (93 %) produksi kopi merupakan kopi rakyat. Namun demikian kondisi pengelolaan
usaha tani pada kopi rakyat relatif masih kurang baik dibanding kondisi perkebunan besar Negara
(PBN). Ada dua permasalahan utama yang diidentifikasi pada perkebunan kopi rakyat, yaitu
rendahnya produktivitas dan mutu hasil yang kurang memenuhi syarat untuk diekspor. Di Sulawesi
Selatan berdasarkan data Statistik Dinas Perkebunan Prov. Sul Sel tahun 2008, luas areal pertanaman
kopi Arabika sebesar 47.181,46 ha yang melibatkan 65.178 KK petani dengan total produksi hanya
sebesar 19.384,69 ton, karena produktivitasnya yang masih sangat rendah yaitu hanya sebesar
636,24 kg/ha/tahun, sementara potensi produksinya dapat mencapai 1.500 kg/ha/tahun. Demikian
halnya dengan Kabupaten Enrekang yang merupakan salah satu daerah penghasil kopi Arabika di
Sulawesi Selatan dari luas areal sebesar 11.384 ha dengan jumlah petani sebanyak 16.632 KK
produksinya pada tahun 2008 hanya sebesar 5.350 ton karena produktivitas hanya mencapai 648,48
kg/ha/tahunnya.
Penyakit busuk buah menyebabkan kerugian serius telah dilaporkan pertama kali dari Kenya,
sebesar 75% di beberapa perkebunan. Penyakit ini menyebabkan matinya tanaman kopi di beberapa
daerah di Kenya dan Ethiopia. Di daerah lain, kerugian dapat mencapai 80%. Perkiraan konservatif
lebih dari kerugian yang terjadi di Kenya adalah 20%.
Busuk buah juga dilaporkan menyerang perkebunan kopi milik masyarakat di Kabupaten Humbang
Hasundutan (Humbahas) Tapanuli Utara, Sumatera Utara. Akibatnya, jumlah hasil produksi
mengalami penurunan hingga 30 persen, juga sangat meresahkan para petani kopi di daerah itu.
Adapun tujuan dari makalah ini adalah agar mahasiswa dapat mengenal dan mempelajari budidaya
kopi, penyakit, dan pengendalian hama pada tanaman kopi.
II. PEMBAHASAN
2.1 Sejarah Perkembangan Kopi di Dunia
Kopi sebagai salah satu komoditi non migas, memiliki pasaran yang cukup mantap di pasaran dunia,
sebab dari berbagai penjuru dunia banyak orang yang suka minum kopi, karena kopi dapat diolah
menjadi minuman yang lezat rasanya. Badan yang lemah dan rasa kantuk dapat hilang, setelah
minum kopi panas. Apalagi orang yang sudah menjadi pecandu kopi, bila tidak minum kopi rasanya
akan capai dan konsentrasi dalam berpikir terasa berkurang.
Tanaman kopi adalah suatu jenis tanaman tropis, yang dapat tumbuh dimana saja, terkecuali pada
tempat-tempat yang terlalu tinggi dengan temperatur yang sangat dingin atau daerah-daerah yang
tandus yang memang tidak cocok bagi kehidupan tanaman. Daerah-daerah di bumi ini yang tidak
cocok untuk ditanami tanaman kopi, yaitu pada garis Lintang Utara Lautan Pasifik, daerah tropis di
gurun Sahara, dan garis Lintang Selatan seluruh Lautan Pasifik serta Australia disebelah Utara
dimana tanahnya sangat tandus.
Pada mulanya orang minum kopi bukanlah kopi bubuk yang berasal dari biji, melainkan dari cairan
daun kopi yang masih segar atau ada pula yang menggunakan kulit buah yang disedu dengan air
panas. Sudah barang tentu rasanya tidak seenak kopi bubuk, namun dapat juga menyegarkan badan,
sehingga penggemarnyapun belum begitu meluas. Setelah ditemukan cara memasak kopi bubuk
yang lebih sempurna, yaitu menggunakan biji kopi yang masak kemudian dikeringkan dan dijadikan
bubuk sebagai bahan minuman, akhirnya penggemarnya cepat meluas. Negara pemakai kopi
pertama-tama adalah Arabia (pertengahan abad XV) dan kemudian menyebar luas di negara Timur
Tengah, seperti Kairo pada tahun 1510 dan Konstantinopel (Turki) lebih kurang pada tahun 1550.
Selanjutnya pada tahun 1616 kopi ini mulai masuk Eropa, yakni di Venesia. Sedangkan di Inggris
pemakaian kopi baru pada tahun 1650.
Sampai sekarang kita ketahui bahwa kopi dan teh merupakan dunia yang sangat penting di dunia
Barat. Walaupun asal kopi itu dari negara Afrika, tetapi sedikit sekali penduduk asli yang minum kopi.
Di Ethiopia, kopi itu diminum dengan makanan lemak, selain bijinya daunnya pun dapat disedu
dengan air panas.
Nama-nama jenis tanaman kopi sulit ditentukan, karena spesies ditentukan oleh beberapa
pengarang buku dari 25 sampai 100 lebih. Wellman (1961) menyusun daftar sebanyak 64 spesies,
tetapi ada yang dianggap hanya sebagai varietas saja. Maka jenis spesies yang tepat kurang lebih ada
60. Kebanyakan spesies itu terdapat di Afrika Tropis, yaitu sebanyak 33 Spp, 14 Spp di Madagaskar, 3
Spp di Mauritius dan Reunion, 10 Spp di Asia Tenggara.
Ditinjau dari segi ekonomis, Spp yang terpenting ialah (Coffea arabica = kopi Arabika) yang
menghasilkan 90% dari kopi dunia pada waktu belum ada Robusta (J.E. Purseglove); Coffea
canephora 9% dan Coffea liberica kurang dari 1%.
Spesies-spesies yang banyak dipakai berdasarkan sejarah perkembangan tanaman kopi di dunia
adalah sebagai berikut:
1. Kopi Bungalensis heyne et Wild; terdapat secara liar di Benggala, Birma, Sumatera, dan adapula
yang terdapat di India
2. Kopi Congensis, Froehn. Berasal dari Congo, kopi ini mirip dengan kopi Arabika yang disilang
dengan Coffea canephora menjadi hibrida Congesta di Jawa. Mungkin satu bentuk dari Coffea
canephora.
3. Kopi Eugenioides, S. Moore. Berasal dari Congo, Uganda, dan Tanzania, sedikit mirip dengan
Coffea arabica. Kopi ini banyak pula ditanam, tetapi kandungan Coffein rendah.
4. Kopi Exselsa, A. Chev. Berasal dari Afrika Barat, bisa tumbuh sampai tinggi, daun besar, buah
juga besar tapi tetapi biji kecil. Tanaman ini baik di Afrika Barat maupun Filipina, sedangkan di Jawa
tidak banyak ditanam. Kopi ini banyak digolongkan Coffea liberica, tetapi buah dan biji jauh lebih
kecil.
5. Kopi Recemosa, Lour. Berasal dari Mozambik dan kopi ini banyak ditanam di daerah setempat.
Tanaman berbentuk perdu bercabang banyak, buah kecil berwarna merah.
6. Kopi Stenophylla G. Don. Berasal dari Afrika Barat dan banyak ditanam di sana, pohon kecil, bila
buah masak berwarna biru hitam, biji lebih kecil daripada Arabika dan rasanya kurang enak.
7. Kopi Zangeubarise Lour. Berasal dari Zanzibar, di daerah asal tersebut kopi banyak ditanam.
Buah dan biji mirip dengan kopi Arabika.
Tanaman kopi bukan tanaman asli Indonesia, melainkan jenis tanaman berasal dari benua Afrika.
Tanaman kopi dibawa ke pulau Jawa pada tahun 1696, tetapi pada waktu itu masih dalam taraf
percobaan.
Di Jawa, tanaman kopi ini mendapat perhatian sepenuhnya baru pada tahun 1699, karena tanaman
tersebut dapat berkembang dan berproduksi baik. Bibit kopi Indonesia didatangkan dari Yaman.
Pada waktu itu jenis yang didatangkan adalah kopi Arabika.
Percobaan penanaman ini pada mulanya berada disekitar Jakarta. Setelah percobaan penanaman di
daerah ini ternyata berhasil baik, kemudian biji-biji itu dibagi-bagikan kepada para Bupati di Jawa
Barat untuk ditanam di daerah masing-masing; ternyata hasilnya pun baik.
Hasil-hasil tersebut harus diserahkan kepada V.O.C dengan harga yang sangat rendah, dengan
penyerahan secara paksa. Maka tanaman yang semula hanya sebagai tanaman percobaan, akhirnya
menjadi tanaman yang dipaksanakan kepada petani.
Setelah diketahui bahwa tanaman kopi itu hasilnya terus meningkat, maka perluasan tanaman terus
ditingkatkan, terutama di pulau Jawa. Selanjutnya tanaman itu lebih dipaksakan lagi dengan adanya
"Culturstelsel".
Mulai saat itu banyak pengusaha yang memperluas usahanya dalam lapangan perkebunan, terutama
di Jawa Tengah dan Jawa Timur pada tanah-tanah usaha swasta. Selanjutnya tanaman perkebunan
itu lebih besar lagi setelah dikeluarkan Undang-undang Agraria tahun 1870. Perusahaan perkebunan
itu bisa memperluas isahanya pada tanah milik negara dengan jangka yang sangat panjang.
Mula-mula pertanaman kopi perkebunan ini banyak terdapat di Jawa Tengah, yaitu daerah
Semarang, Sala, Kedu, dan Jawa Timur terutama di daerah Besuki dan Malang. Sedang di Sumatera
terdapat di Lampung, Palembang, Sumatera Barat, dan Sumatera Timur. Sehingga sampai sekarang
ini banyak perusahaan perkebunan milik negara yang berasal dari perusahaan-perusahaan asing.
Walaupun jenis tanaman kopi itu banyak sekali jumlahnya, namun dalam garis besarnya ada tiga
jenis besar, yaitu: kopi Arabika, kopi Canephora, dan kopi Liberika.
Daerah asal kopi Arabika adalah pegunungan Ethiopia (Afrika). Di negara asalnya kopi tersebut
tumbuh baik secara alami di hutan-hutan pada dataran tinggi sekitar 1.500 - 2.000 an dpl. Dari
Ethiopia kopi tersebut tersebar ke negara Arab semenjak tahun 575. Tetapi baru pada abad XV, yaitu
pada tahun 1450 kopi itu menjadi minuman seperti sekarang. Kopi Arabika pertama sekali dibawa ke
Jawa pada tahun 1696 oleh seorang bangsa Belanda. Tetapi sebagai tanaman perdagangan yang
meyakinkan dan pertumbuhannya menjadi baik, baru pada tahun 1699.
Baik perkembangan kopi dunia maupun di Indonesia pada khususnya, kopi Arabika inilah yang paling
banyak dan paling dahulu dikembangkan. Tetapi karena jenis ini sangat tidak tahan terhadap
penyakit Hemileia vastatrix, kemudian jenis tersebut banyak digantikan dengan jenis lain yang tahan
Hemileia vastatrix, kecuali yang terdapat di dataran tinggi yang lebih 1.000 m dari permukaan laut.
Jenis Arabika mempunyai ciri-ciri dan sifat-sifat sebagai berikut:
Daun kecil, halus dan mengkilat, panjang daun 12 sampai 15 cm, dan lebar 6 cm.
Biji buah lebih besar, berbau harum dan rasanya lebih enak.
Bila batang tak dipangkas, tinggi pohon bisa mencapai lebih dari 5 m dengan bentuk pohon
yang ramping.
Bila jenis ini ditanam pada dataran tinggi yang beriklim kering sekitar 1.350 - 1.850 m dpl,
produksinya bagus. Di Indonesia, kopi Arabika ini dapat berproduksi baik pada ketinggian 1.000 -
1.750 m dpl.
Jenis ini tidak menghendaki suhu yang terlalu tinggi atau terlalu rendah, karena bila suhu
terlalu tinggi pertumbuhan tanaman akan terlalu cepat, begitu pula masa berbunganya menjadi
terlalu awal. Akibatnya tanaman lekas mati, dan sangat mudah diserang Hemileia vastatrix. Bila suhu
terlalu rendah pertumbuhannya lambat, banyak tumbuh cabang-cabang sekunder dan tersier, yang
sangat menganggu pembentukan bunga.
Curah hujan yang optimal sekitar 1.500 - 2.250 mm tiap tahun, tetapi harus ada musim kering
yang tegas 2 - 3 bulan untuk perkembangan bunga.
Karena terjadinya mutasi kopi Arabika, maka banyak timbul jenis kecil yang masih termasuk
golongan Arabika, seperti:
1. Kopi Arabika varietas Bourbon, ciri-ciri pohon lebih pendek, cabang-cabang bagian bawah
tidak menurun, melainkan agak naik dan kuat. Daun lebih besar dan daun pucuk berwarna hijau,
produksinya lebih banyak.
2. Jenis Catura, berasal dari varietas Bourbon. Pohon lebih pendek, tetapi lebih subur.
3. Jenis Marago, menghendaki iklim dan tempat penanaman seperti kopi Arabika asli.
Pertumbuhan tanaman cepat, buah dan bijinya besar, tetapi tidak begitu lebat.
4. Jenis Pasumah, terdapat di Sumatera. Bentuk pohon lebih kekar, dan agak tahan terhadap
Hemileia vastarix dari pada jenis Arabika yang murni.
5. Jenis Cangensis, asal dari Congo. Jenis ini mirip Arabika asli; dan jenis yang disilang dengan
Canephora menghasilkan hibrida Congesta di Jawa. Jenis ini resisten terhadap Hemileia vastatrix,
tetapi biji kecil dan tidak begitu banyak.
Jenis-jenis kopi Arabika berdasarkan hasil pemuliaan yang dianggap unggul pada saat ini (sumber:
Dirjen Perkenunan Departemen Pertanian) adalah sebagai berikut :
1) Kopi Abesinia 3
Bentuk biji lonjong besar, berat 100 butir setara 19,1 gram.
Bentuk daun lonjong melebar, pangkal daun tumpul, ujung meruncing, helaian berlekuk
tegas.
Buah muda hijau kusam, ujung meruncing, pangkal tumpul, diskus sempit, berjenggot, buah
masak serempak berwarna merah cerah.
Saran penanaman : mulai ketinggian 1.000 m dpl., tanah subur dan penaung cukup.
3) Kopi S 795
Cabang primer, cabang cacing dan cabang balik tumbuh sangat aktif sehingga tidak teratur,
ruas cabang 2,5-4,5 cm.
Buah muda berwarna hijau kusam, diskus melebar, buah masak bulat besar berwarna merah
hati.
Bentuk biji oval membulat tidak seragam, berat 100 butir + 17,5 g.
Agak rentan serangan bubuk buah kopi, rentan serangan nematoda parasit.
Agak tahan serangan penyakit karat daun.
Saran penanaman : mulai ketinggian 700 m dpl, lahan subur maupun marjinal, naungan
cukup.
4) Kopi Kartika 1
Diameter tajuk + 1,36 m (batang tunggal, di ketinggian tempat di atas > 1.000 m dpl).
Percabangan agak lentur, ruas pendek, cabang sekunder aktif, cabang produktif 30/pohon.
Buah muda lonjong, buah tua membulat berwarna merah tua, masak serempak.
Bentuk biji membulat, berat 100 butir biji + 15,8 g, nisbah biji buah 15,2 %.
Agak rentan nematoda parasit, agak tahan becak Cercospora sp., rentan penyakit rebah
batang, Rhizoctonia sp, dan agak tahan serangan penyakit karat daun.
Produktivitas 2.000-2.500 kg/ha untuk populasi 3.600 pohon/ha di lahan dengan ketinggian >
1.000 m dpl.
Penanaman mulai ketinggian 700 m dpl, (penanaman pada dataran tinggi menengah
diprioritaskan pada daerah basah dan subur, naungan cukup)
5) Kopi Kartika 2
Tipe pertumbuhan kate, kompak. Pada saat TM 4, di ketinggian 1.200 m dpl, tinggi tanaman +
191 cm.
Diameter tajuk + 138,5 cm (batang tunggal, di ketinggian tempat di atas 1.000 m dpl).
Percabangan agak lentur, ruas pendek, jumlah cabang primer produktif 29/pohon.
Warna daun tua hijau tua, daun muda (pupus) hijau muda.
Bentuk daun agak bulat, ukuran seragam, ujung daun membulat, pangkal daun tumpul.
Buah muda bulat telur, buah tua membulat berwarna merah tua, masak kurang serempak.
Bentuk biji membulat, berat 100 butir biji + 15,3 g, nisbah biji buah 14,5 %.
Mutu fisik biji baik, mutu seduhan baik.
Rentan serangan nematoda parasit, agak tahan penyakit karat daun dan agak tahan serangan
Cercospora sp, di pembibitan rentan serangan Rhizoctonia sp.
Produktivitas 2.000-2.500 kg/ha untuk populasi 3.600 pohon/ha di ketinggian > 1.000 m dpl.
Penanaman mulai ketinggian 700 m dpl, (penanaman pada dataran tinggi menengah
diprioritaskan pada daerah basah dan subur, naungan cukup).
6) Kopi Andungsari I
Tipe pertumbuhan kutai, tajuk sedikit melebar dengan diameter 144 cm (bila dipangkas
dengan system batang tunggal).
Tinggi tanaman saat berbuah 121,3 cm (ditanam pada lahan ketinggian > 1.000 m dpl) dan
175 cm (pada ketinggian < 1.000 m dpl).
Percabangan mendatar, batang utama tegak lurus, agak lentur, panjang cabang primer 38,9
cm dan panjang ruas produktif 6,2 cm.
Daun tua berwarna hijau tua gelap dan daun muda berwarna hijau muda.
Produktivitas rata-rata 2.800 kg/ha kopi pasar dengan populasi 3.000 pohon/ha
7) Kopi Kartika
Tipe pertumbuhan habitus semi kutai, seluruh tajuk dan daun merupakan batang pokok
hingga ke permukaan tanah, diameter tajuk 230 cm.
Daun tua berwarna hijau tua dan daun muda berwarna coklat kemerahan.
Produktivitas rata-rata 1.500 kg/ha kopi biji dengan populasi 1.600 pohon/ha
Kopi Canephora juga disebut kopi Robusta (Y. W. Purseglove). Nama Robusta dipergunakan untuk
tujuan perdagangan, sedang Canephora adalah nama botanis.
Jenis tanaman kopi ini berasal hutan katulistiwa di Afrika, dari pantai barat sampai uganda,
terbentang 100 lebar Utara dan Selatan, dan dapat tumbuh dari permukaan laut sampai ketinggian
1.700 m. Karena terjadinya persaingan terus menerus, maka jenis mudah menyesuaikan diri.
Ketinggian tempat yang optimal sekitar 300 - 800 m dengan curah hujan 1.250 - 2.500 mm. Karena
jenis ini self steril (tidak menyerbuk sendiri), maka banyak hasil persilangan yang dikultivasi sehingga
identifikasi menjadi sulit.
1. Bentuk yang tumbuh tegak ke atas atau bentuk Robusta, pohon yang tak dipangkas menjadi
pohon yang tinggi.
2. Bentuk yang melebar atau bentuk ganda. Bila tidak dipangkas, bentuk tanaman ini akan menjadi
perdu dan daunnya tumbuh lebih kecil.
Bau dan rasanya tidak seenak kopi Arabika, tetapi produksinya jauh lebih tinggi. Karena
rasanya tidak seenak kopi Arabika, maka harganya lebih rendah.
Daun lebih kecil, dengan permukaannya agak berombak, dan dari batangnya banyak tumbuh
cabang-cabang.
Jenis ini berasal dari dataran rendah Monrovia di daerah Liberika. Kopi Liberika penyebarannya
sangat cepat pada waktu kopi Arabika diserang Hemileia vastatrix, sebab jenis ini diperkirakan tahan
terhadap Hemileia vastatrix, akan tetapi ternyata tidak, sehingga diganti dengan jenis Robusta. Jenis
Liberika ini sekarang hampir musnah, tinggal 1% dari seluruh jenis kopi yang ada.
Tanaman yang tidak dipangkas bisa mencapai ketinggian 10 m atau lebih. Pohon berukuran
besar bila dibanding dengan jenis lain, demikian juga mengenai daun, cabang dan buahnya.
Cabang primer dapat bertahan lebih lama dan tiap-tiap buku dapat berbunga atau berbuah
beberapa kali. Bunga dan buah bukan hanya terdapat pada cabang primer saja, melainkan juga
terdapat pada batang pokok yang umurnya jauh lebih lanjut dan berbuah sepanjang waktu, atau
buahnya kurang teratur.
Besar kecilnya buah tidak merata. Pada umumnya buah besar, tetapi bijinya kecil, sehingga
perbandingan buah basah dengan biji kering 10 : 1.
Tanaman dapat tumbuh di dataran rendah dan beriklim panas maupun basah. Jenis ini tidak
menuntut tanah yang subur dan pemeliharaan yang istimewa.
Karena tepung sari jenis Liberika ringan maka penyerbukan silang lewat angin dan serangga.
2.3.4Kopi Luwak
Kopi Luwak adalah seduhan kopi menggunakan biji kopi yang diambil dari sisa kotoranluwak/musang
kelapa. Biji kopi ini diyakini memiliki rasa yang berbeda setelah dimakan dan melewati saluran
pencernaan luwak. Kemasyhuran kopi ini di kawasan Asia Tenggara telah lama diketahui, namun
baru menjadi terkenal luas di kalangan peminat kopi gourmet setelah publikasi pada tahun 1980-an.
Asal mula kopi luwak terkait erat dengan sejarah pembudidayaan tanaman kopi di Indonesia. Pada
awal abad ke-18, Belanda membuka perkebunan tanaman komersial di koloninya di Hindia
Belanda terutama di pulau Jawa dan Sumatera. Salah satunya adalah bibit kopi arabika yang
didatangkan dari Yaman. Pada era "Tanam Paksa" atau Cultuurstelsel (18301870). Belanda
melarang pekerja perkebunan pribumi memetik buah kopi untuk konsumsi pribadi, akan tetapi
penduduk lokal ingin mencoba minuman kopi yang terkenal itu. Kemudian pekerja perkebunan
akhirnya menemukan bahwa ada sejenis musang yang gemar memakan buah kopi, tetapi hanya
daging buahnya yang tercerna, kulit ari dan biji kopinya masih utuh dan tidak tercerna. Biji kopi
dalam kotoran luwak ini kemudian dipunguti, dicuci, disangrai, ditumbuk, kemudian diseduh dengan
air panas, maka terciptalah kopi luwak. Kabar mengenai kenikmatan kopi aromatik ini akhirnya
tercium oleh warga Belanda pemilik perkebunan, maka kemudian kopi ini menjadi kegemaran orang
kaya Belanda. Karena kelangkaannya serta proses pembuatannya yang tidak
lazim, kopi luwak pun adalah kopi yang mahal sejak zaman
kolonial. Biji kopi luwak adalah yang termahal di dunia, mencapai USD100 per 450 gram.
Luwak, atau lengkapnya musang luwak, senang sekali mencari buah-buahan yang cukup baik dan
masak termasuk buah kopi sebagai makanannya. Luwak akan memilih buah kopi yang betul-betul
masak sebagai makanannya, dan setelahnya, biji kopi yang dilindungi kulit keras dan tidak tercerna
akan keluar bersama kotoran luwak. Biji kopi seperti ini, pada masa lalu sering diburu para petani
kopi, karena diyakini berasal dari biji kopi terbaik dan telah difermentasikan secara alami dalam
perut luwak. Dan konon, rasa kopi luwak ini memang benar-benar berbeda dan spesial di kalangan
para penggemar dan penikmat kopi.
Luwak hanya mau memakan buah dari biji kopi yang beraroma wangi seperti buah leci, kemudian di
perut luwak tersebut ini terjadi fermentasi yang sangat tinggi oleh enzim-enzim yang tentunya
menjadikan cita rasa yang sangat kuat dan memiliki kenikmatan tersendiri, suhu ketika fermentasi di
dalam perut luwak dapat mencapai
antara 200-2650 C. Di dalam perut luwak, sebelum menjadi kopi luwak, terjadi fermentasi selama
kurang lebih 48 jam. Dalam sehari seekor luwak hanya bisa memproduksi 0,2-0,4 kg biji kopi luwak.
Itulah mengapa kopi luwak asli bisa menjadi sangat mahal,karena produksinya sangat sedikit.
Kopi luwak merupakan salah satu upaya meningkatkan nilai tambah komoditas kopi, di samping
komoditas kopi biasa seperti kopi reguler Arabika (Java coffee) dan kopi reguler Robusta. yang
membedakan kopi luwak dengan biji kopi biasa adalah dimakan oleh Luwak (sejenis musang) dan di
keluarkan dalam bentuk biji kopi, Sehingga aromanya lebih harum serta ada rasa pahit dan getir
asam yang lebih khas dan special.
Kopi luwak berasal dari biji kopi terbaik. Naluri hewan luwak akan memilih biji kopi paling
matang yang biasanya berwarna merah. Bisa dipastikan, 90 % biji kopi yang dihasilkan oleh hewan
luwak adalah yang benar-benar matang, bukan yang mentah. Ini memberi keuntungan, karena pada
kopi biasa kemungkinan ada pencampuran antara biji kopi yang mentah dan matang, yang tentunya
bisa mengurangi kualitas kopi.
Kopi luwak sudah mengalami proses fermentasi secara alami di dalam pencernaan hewan
luwak. Proses fermentasi alami dalam perut luwak memberikan perubahan komposisi kimia pada biji
kopi dan dapat meningkatkan kualitas rasa kopi, karena selain berada pada suhu fermentasi optimal,
juga dibantu dengan enzim dan bakteri yang ada pada pencernaan luwak. Karena itulah, rasanya
kopi luwak beda dengan kopi biasa. Kopi luwak mempunyai aroma yang khas tiada duanya, rasanya
nikmat, dan mengandung khasiat menambah energi kaum Adam.
Kopi luwak mengandung kafein yang sangat rendah hanya sekitar 0,5 s/d 1%.
Kopi luwak bisa meningkatkan stamina tubuh dan mencegah penyakit diabetes. Sebab, kopi
yang dikeluarkan oleh hewan luwak telah mengalami proses fermentasi alami kemudian diolah oleh
orang-orang yang berpengalaman serta menjadikannya kopi berkhasiat.
Kopi luwak mengandung protein yang lebih rendah dan lemak lebih tinggi.
Kopi luwak bebas dari pestisida. Bebas dari pestisida, karena pestisida yang terdapat pada kopi
telah dibersihkan secara alami di dalam perut luwak, sehingga kopi yang keluar bersamaan dengan
feses luwak telah bebas dari kandungan pestisida yang berbahaya.
Pada saat biji berada dalam sistem pencernaan luwak, terjadi proses fermentasi secara alami selama
kurang lebih 10 jam. Prof. Massiomo Marcone dari Guelpg University, Kanada, menyebutkan
fermentasi pada pencernaan luwak ini meningkatkan kualitas kopi karena selain berada pada suhu
fermentasi optimal 240 - 2600 C, juga dibantu dengan enzim dan bakteri yang ada pada pencernaan
luwak. Kandungan protein kopi luwak lebih rendah ketimbang kopi biasa karena perombakan
protein melalui fermentasi lebih optimal. Protein ini berperan sebagai pembentuk rasa pahit pada
kopi saat disangrai sehingga kopi luwak tidak sepahit kopi biasa karena kandungan proteinnya
rendah. Komponen yang menguap pun berbeda antara kopi luwak dan kopi biasa. Terbukti aroma
dan citarasa kopi luwak sangat khas. Proses fermentasi tak lazim oleh luwak ini membuat sebagian
orang enggan mengkonsumsinya karena jijik atau takut. Padahal menurut Massimo, kandungan
bakteri pada kopi luwak yang telah dioven lebih rendah daripada kopi dengan proses
biasa.
2.4 Sistem Percabangan Tanaman Kopi
Kopi (Coffea spp) adalah species tanaman berbentuk pohon yang termasuk dalam famili Rubiaceae
dan genus Coffea. Tanaman ini tumbuhnya tegak, bercabang, dan bila dibiarkan tumbuh dapan
mencapai tinggi 12 m. daunnya bulat telur dengan ujung agak meruncing. daun tumbuh berhadapan
pada batang, cabang, dan ranting-rantingnya. Kopi
mempunyai sistem percabangan yang agak berbeda dengan tanaman lain. tanaman ini mempunyai
beberapa jenis cabang yang sifat dan fungsinya agak berbeda.
Cabang reproduksi adalah cabang yang tumbuhnya tegak dan lurus. ketika masih muda cabang ini
juga sering disebut wiwilan. Cabang ini berasal dari tunas reproduksi yang terdapat di setiap ketiak
daun pada batang utama atau cabang primer. Setiap ketiak daun bisa mempunyai 4-5 tunas
reproduksi, sehingga apabila cabang reproduksi mati bisa diperbaharui sebanyak 4-5 kali. Cabang ini
mempunyai sifat seperti batang utama, sehingga bila suatu ketika batang utama mati atau tidak
tumbuh sempurna, maka fungsinya dapat digantikan oleh cabang ini.
Cabang primer adalah cabang yang tumbuh pada batang utama atau cabang reproduksi dan berasal
dari cabang primer. Pada setiap ketiak daun hanya mempunyai satu tunas primer, sehingga apabila
cabang ini mati, ditempat itu sudah tidak dapat tumbuh cabang primer lagi. Cabang primer
mempunyai ciri-ciri (1). arah pertumbuhannya mendatar, (2). Lemah, (3). berfungsi sebagai
penghasil bunga karena disetiap ketiak daunnya terdapat mata atau tunas yang dapat tumbuh
menjadi bunga.
Setiap ketiak daun pada cabang primer mempunyai tunas reproduksi dan tunas sekunder. Tunas
reproduksi dapat tumbuh menjadi cabang reproduksi, demikian pula tunas sekunder dapat tumbuh
menjadi cabang sekunder. Namun demikian tunas reproduksi dan tunas sekunder tersebut biasanya
tidak berkembang menjadi cabang, melainkan tumbuh dan berkembang menjadi bunga.
3) Cabang Sekunder
Cabang sekunder adalah cabang yang tumbuh pada cabang primer dan berasal dari tunas sekunder.
cabang ini mempunyai sifat seperti cabang primer sehingga dapat menghasilkan bunga.
4) Cabang Kipas
Cabang kipas adalah cabang reproduksi yang tumbuh kuat pada cabang primer karena pohon sudah
tua. Pohon yang sudah tua biasanya hanya tinggal mempunyai sedikit cabang primer karena
sebagian besar sudah mati dan luruh. Cabang yang tinggal sedikit ini biasanya terletak diujung
batang dan mempunyai pertumbuhan yang cepat sehingga mata reproduksinya tumbuh cepat
menjadi cabang-cabang reproduksi. Cabang reproduksi ini sifatnya seperti batang utama dan sering
disebut sebagai cabang kipas.
5) Cabang Pecut
Cabang pecut adalah cabang kipas yang tidak mampu membentuk cabang primer, meskipun
tumbuhnya cukup kuat.
6) Cabang Balik
Cabang Balik adalah cabang reproduksi yang tumbuh pada cabang priemer, berkembang tidak
normal dan mempunyai arah pertumbuhan menuju ke dalam mahkota tajuk.
Meskipun tanaman kopi merupakan tanaman tahunan, tetapi umumnya mempunyai perakaran yang
dangkal. Oleh karena itu tanaman ini mudah mengalami kekeringan pada kemarau panjang bila di
daerah perakarannya tidak di beri mulsa.
Secara alami tanaman kopi memiliki akar tunggang sehingga tidak mudah rebah. Tetapi akar
tunggang tersebut hanya dimiliki oleh tanaman kopi yang bibitnya berupa bibit semaian atau bibit
sambungan (okulasi) yang batang bawahnya merupakan semaian. Tanaman kopi yang bibitnya
berasal dari bibit stek, cangkokan atau bibit okulasi yang batang bawahnya merupakan bibit stek
tidak memiliki akar tunggang sehingga relatif mudah rebah.
Tabel 1.1
Data Jumlah Produksi Kopi, Jumlah Ekspor Kopi dan Nilai Devisa
Kopi di Indonesia Pada Tahun 2000 2008
Periode Tahun Jumlah Produksi Kopi Jumlah Ekspor Kopi Nilai Devisa Kopi
di Indonesia (dalam di Indonesia (dalam (dalam Jutaan US$)
ribuan ton) ribuan ton)
1 2000 613,5 345,8 339,9
2 2001 589,6 254,8 203,5
3 2002 681 322,5 248,8
4 2003 674,4 320,8 250,9
5 2004 647,4 338,8 281,6
6 2005 640,4 442,7 497,8
7 2006 682,2 411,5 583,2
8 2007 686,8 332,7 500
9 2008 679,1 325 500
Jumlah 5894,4 3094,6 3405,7
Sumber : BPS (2008)
Perkebunan kopi memberikan kontribusi dalam peningkatan ekspor
pertanian di Indonesia. Ekspor kopi Arabika Gayo sebelumnya
mengalami penurunan akibat dari konflik yang berkepanjangan, namun
setelah perdamaian Agustus 2005 mengalami peningkatan dan
mendapatkan nilai jual lebih atas keadaan social di Aceh pasca tsunami
dan konflik.
Keunggulan bersaing suatu produk dapat dilihat dari segi harga
yang bersaing dipasaran internasional untuk nilai ekspor, hal ini dapat
kita lihat dari hasil data harga dan jumlah yang diekspor dari organisasi
kopi internasional Internasional Cofee Organization (ICO). Daya saing
kopi Arabika Gayo masih tidak maksimal disebabkan adanya image
bahwa Indonesia belum mampu memproduksi olahan sesuai permintaan
pasar internasional, serta ketatnya persaingan pasar produk kopi olahan
dengan sertifikasi atas kemurnian dan standarisasi kualitas ekspor.
Keunggulan bersaing suatu produk juga dilihat dari merek yang
sudah dikenal dan menjadi daya tarik tersendiri. Kopi arabika dari Aceh
telah dijual dengan nama Gayo Mountain Coffee yang memiliki perasa
(flavor) kaya (rich), komplek, kemasannya bagus, lembut dan bodinya
tinggi. Beberapa kalangan bahkan menilai kopi Aceh
memiliki body tertinggi didunia. Penggunaan kata Gayo pada label
produk kopi, yang akan diekspor ke Belanda. Ini memiliki arti penting
dalam bidang pemasaran karena dapat menaikkan harga. Apabila kata
Gayo itu dihilangkan dari label, menurutnya, konsumen tidak akan
mengetahui lagi asal barang itu, sehingga harganya sangat murah.
Belanda telah mendaftarkan kopi Gayo sebagai merek dagang untuk
produk kopi. Artinya, secara hukum merek kopi Gayo memang dilindungi
oleh undang-undang setempat. Kopi Gayo diketahui didaftarkan oleh
pengusaha Belanda sebagai merek dagang di Belanda, sehingga
eksportir kopi dari Daerah Gayo, Nanggroe Aceh Darussalam, tidak bisa
mengekspor komoditas itu dengan menggunakan merek
Gayo. Brand atau merek suatu produk merupakan kekuatan dan juga
akan menjadi tantangan. Perdagangan kopi Arabika Gayo dapat
bersaing meskipun ditolak di Belanda untuk dapat diperdagangkan
karena pemakaian kode etik brand yang telah dilakukan lebih dulu telah
terdaftar di Belanda.
Data perkebunan kopi dari Ditjen Perkebunan 2006 menyebutkan
luas areal seluas 1.308.732 hektare 96 Persen diantaranya milik
perkebunan rakyat sisanya 4,10 persen diusahakan dalam bentuk
perkebunana besar, dengan volume ekspor sebesar 413.500 ton,
dengan total produksi sebesar 743.409 ton. Tingkat produktivitas rata-
rata ini sebesar 792 kg biji kering pertahun, tingkat produktivitas
tanaman kopi di Indonesia cukup rendah bila dibandingkan dengan
Negara produsen uatma kopi di dunia lainnya, seperti Vietnam (1.540
kh/hectare/tahun). (Kominfo Newsroom-Bhr/id/b).
Pada tabel berikut menunjukkan bahwa jumlah komoditi kopi dan
ekspor pertahun (ton) dari setiap provinsi di Indonesia dalam menunjang
ekspor di Indonesia.
III. PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Tanaman kopi merupakan komoditi ekspor yang cukup mempunyai
nilai ekonomis yang relative tinggi di pasaran dunia, di samping itu
tanaman kopi ini adalah salah satu komoditas unggulan yang
dikembangkan di Jawa Barat. Namun disamping itu dalam budidaya
tanaman kopi terdapat kendala dalam hama penyakit yang dapat
menyerang diantaranya hama bubuk buah kopi, hama penggerek
cabang, kutu dompolan, nematoda akar, penyakit karat daun, penyakit
jamur upas, penyakit akar hitam, penyakit bercak coklat dan lain-lain.
3.2 Saran
Sebaiknya perbanyak sumber dan bahan materi di sekitar kampus
sebagai fasilitas bagi mahasiswa supaya memungkinkan mahasiswa
lebih mudah dalam mencari resensi di kampusnya.
CARA MEMBUAT KOPI HIJAU GREEN COFFEE BEAN
EXTRACT
Diposkan oleh Heni Herawati
Resep Kopi Hijau Green Coffe Bean Extract Proses Pembuatan Sendiri dengan
Penyajian Sederhana Spesial Terbaru 2017 Asli Enak. Green Coffee bean atau
kopi hijau adalah sebutan untuk biji kopi muda yang tidak melalui proses
pemanggangan (roasted). Diketahui proses pemanggangan akan menyebabkan
penurunan kadar sejumlah senyawa baik dalam kopi termasuk chlorogenic acid.
Senyawa ini dikenal sangat baik untuk membantu membakar lemak,
meningkatkan pembentukan energi, dan mengatasi beragam masalah kesehatan
terkait lemak dan kolesterol, contohnya penyumbatan pembuluh darah dan
jantung. Serta kopi hijau untuk penurun berat badan untuk pelangsing tubuh.
Gambar Biji Kopi Hijau Green Coffe Bean
Menurut situs Wikipedia Kopi hijau (green coffee bean extract) mengarah pada
kopi yang dihasilkan dari biji kopi muda yang belum dipanggang. Penanaman biji
kopi sudah terjadi sejak 1100 M di kawasan Arab di Laut Merah. Pada masa itu,
pemanggangan belum diterapkan sehingga biji kopi langsung diseduh untuk
menciptakan minuman yang mirip teh. Biji hijau masih dipakai dalam berbagai
bentuk kopi Arab tradisional. Banyak yang telah menggunakan resepi kopi hijau
untuk diet diantaranya di Malaysia, di Bandung.
Pada salah satu ulasan dalam penayangan Dr. Oz di tahun 2012, dikatakan
bahwa Biji Kopi Hijau (Green Coffee Bean) memiliki kandungan chlorogenic acid
hingga setidaknya 3 kali lipat dari biji kopi yang telah dipanggang.
Meminum ekstrak biji kopi mentah setiap hari, beberapa kali sehari,dapat
menjaga metabolisme tubuh berjalan lancar dan membantu sistem Anda dalam
menyingkirkan setiap lemak ekstra yang menumpuk dalam tubuh Anda. Tapi
pastikan kopi yang Anda dapatkan adalah 100% murni. Ada banyak penipuan di
pasar yang menjual kopi hijau atau green coffee yang ternyata adalah daun teh
Jepang. Oleh karena itu untuk mencegah masalah yang akan timbul di kemudian
hari, pastikan bahwa Anda memesan biji green coffee dari perusahaan yang
terkenal karena menjual biji kopi terlengkap atau memiliki review pelanggan
yang bagus. Kami biasanya menyarankan ke beberapa tempat, misalnya China
Express, Kopi Printing atau yang most recommended adalah Kopi Distributor
1995. Dan juga ada satu hal lagi yaitu pastikan Anda membuat perbandingan
semua perusahaan serta harga mereka, sehingga Anda terus mendapatkan yang
terbaik untuk uang Anda.
Apakah anda belum juga memiliki tubuh yang ideal? Memiliki tubuh ideal tentu
saja akan sangat menyenangkan, karena memiliki tubuh langsing akan
membuat penampilan menjadi semakin maksimal. Pakaian apapun akan terlihat
cocok bagi anda, selain itu tubuh langsing ideal akan memberikan kesehatan
dan terbebsar dari berbagai resiko penyakit penyakit berbahaya. Apabila anda
belum memiliki tubuh yang ideal, maka mulailah untuk melakukan diet untuk
mendapatkannya. Tidak perlu melakukan cara cara tidak alami, anda hanya
perlu untuk melakukan cara cara alami untuk menurunkan berat badan anda
salah satunya yaitu dengan mengkonsumsi kopi hijau. Apakah anda merasa
asing dengan kopi hijau? Yah kopi hijau memang tidak terlalu banyak di
konsumsi terutama bagi bagi kalangan menengah kebawah. Biasanya orang
mengkonsumsi kopi hitam untuk kesehariannya, namun apabila anda ingin
menurunkan berat badan kopi hijau dapat menjadi alternative untuk anda.
Kopi hijau memiliki khasiat dan manfaat yang begitu besar bagi orang yang
sedang ingin menurunkan berat badan, selain itu anda bagi anda yang sensitive
terhadap kafein anda tidak perlu khawatir karena kopi hijau aman di konsumsi
bagi orang yang sensitive dengan kafein. Tidak hanya baik untuk menurunkan
berat badan, kandungan kopi hijau ini memiliki manfaat yang begitu besar
secara menyeluruh untuk tubuh anda. Menurut sebuah penelitian yang telah di
lakukan, ektrak kopi hijau mampu untuk menurunkan berat badan. Cara
menurunkan berat badan dengan kopi hijau secara alami memang cukup efektif
sehingga anda dapat menggunakan cara ini. Kopi hijau juga memiliki kandungan
asam kloragenat. Asam klorogenat merupakan jenis antiokidan yang alami dan
dapat melawan radikal bebas, dengan begitu anda tidak akan mengalami
penuaan dini.
Diet dengan kopi hijau (Green Coffee) sangat menyenangkan, yang paling
menyenangkan anda tidak perlu diet, olahraga atau bahkan menahan lapar.
Inilah yang paling menarik dan membuat kopi hijau mulai di gemari untuk
menurunkan berat badan. Apabila anda ingin membeli kopi hiaju pastikan telah
terdaftar di dinas kesehatan. Cara menurunkan berat badan tanpa diet dengan
kopi hijau secara alami sangat menyenangkan dan sangat patut untuk anda
coba.
Cara membuat kopi hijau sendiri green coffee bean extract secara tradisional
dengan mudah dan praktis dan cara mengolah kopi hijau agar bermanfaat
serbaguna. Proses pembuatan kopi hijau diproses dan diolah dengan cara di-
roasting guna mengurangi keasamannya, dan juga untuk mengeluarkan rasa
pahit yang khas. Proses roasting relatif sederhana dan dapat dicapai dengan
menggunakan peralatan yang dirancang secara khusus. Produk akhir akan
tergantung pada seberapa tepat langkah-langkah yang diikuti serta kualitas biji
hijau. Ada juga proses pembuatan kopi hijau yang tanpa roasting
pemanggangan.
Biji kopi harus di-roasting dengan panas tinggi. Sangat penting untuk
membolak-balik biji secara terus-menerus. Jika mereka didiamkan dalam waktu
yang lama, mereka akan hangus dan kopi tak dapat diminum berbeda dengan
cara diatas kopi hijau tanpa pemanggangan roasted. Jadi saya sendiri masih
bingung cara mana yang paling benar dan tepat untuk cara bikin kopi hijau
sendiri.
Metode fluid air bed adalah metode paling sederhana untuk me-roasting kopi di
rumah, tetapi membutuhkan mesin yang mahal. Temperatur mesin di-setting
dan mesin akan terus berputar saat me-roasting biji kopi secara otomatis.
Bagi mereka yang lebih menyukai cara yang lebih murah, mesin popcorn untuk
di atas kompor adalah alternatif yang baik. Dengan terus memutar engkol
mesin, akan didapat kopi roasting yang lebih baik dibandingkan metode di atas
kompor lainnya. Dengan metode ini, biji kopi hijau di-roasting dalam waktu
sekitar 10 menit, sehingga pekerjaan ini tidak terlalu memberatkan.
Bagi mereka yang memiliki, oven konveksi adalah pilihan lain yang bisa dipakai.
Biji harus di-roasting dalam oven konveksi sekitar 20 menit. Mereka harus
ditempatkan dalam loyang berlubang, dan biji harus dibolak-balik beberapa kali
selama proses tersebut.
Meskipun mungkin lebih mudah untuk membeli biji yang sudah di-roasting,
produk seperti ini hanya dapat mempertahankan rasa optimal dalam waktu
kurang dari seminggu. Biji kopi hijau mudah untuk ditransport dan dapat
disimpan dalam waktu yang lama tanpa kehilangan kualitas. Untuk pecinta kopi
sejati, me-roasting kopi di rumah akan menghasilkan bayaran sepadan dari
usaha yang dilakukan, rasa luar biasa yang ditawarkan oleh biji roasting segar.
Selain itu, gula alami dari biji kopi hijau yang terkalamelisasi selama proses
roasting akan memberikan kontribusi rasa yang halus dan kaya.
Biji kopi hijau dapat disimpan hingga satu tahun dengan menggunakan salah
satu dari dua cara berikut ini. Bagi mereka yang sudah memiliki peralatan segel
vakum, biji kopi hijau yang telah dikemas dan disegel dapat disimpan pada suhu
kamar selama satu tahun atau lebih. Atau, biji kopi hijau juga dapat disimpan
dalam karung goni di lemari gelap selama sembilan bulan sampai satu tahun.
Kopi Hijau Bromo sangat baik untuk membantu diet detox dengan cara menekan
atau mengurangi nafsu makan, mengurangi risiko diabetes dan menstabilkan
gula darah. Berikut saran penyajian kopi hijau atau kopi ijo dan selamat
mencoba praktek cara membuat kopi hijau sendiri di rumah ala rumahan
(homemade) yang simple mudah dan praktis untuk konsumsi sendiri maupun
untuk jualan usaha coffee shop atau cafe resto.
Espresso adalah kopi murni tanpa campuran, di dalamnya terkandung ektrak kopi sehingga
rasanya terasa kuat. Walau cara membuat kopi espresso tergolong ekspres, bukan berati tidak
ada teknik dan ketepatan di sana. Espresso adalah kopi murni yang usianya mencapai lebih
dari 100 tahun usai dipatenkan oleh Angelo Moriondo pertama kali pada tahun 1884. Walau
kini kopi telah mengalami perkembangan dengan berbagai inovasi penyajian, espresso masih
memiliki penggemar sejati.
Espresso memang terasa klasik, namun ia seperti memiliki keajaiban di setiap cangkirnya,
mungkin inilah yang membuatnya tetap disukai walau telah mencapai ratusan tahun. Semakin
modern, semakin banyak pula alat-alat pembuat espresso yang berkembang dan dijual di
pasaran. Hal ini tentu mempermudah dalam membuat espresso. Mudah dalam artian
penyiapannya walau tetap saja espresso tak bisa dikatakan mudah dibuat walau menggunakan
mesin paling canggih sekalipun. Tetap dibutuhkan keterampilan dan pengetahuan di sana.
Air. Air yang digunakan adalah air berkualitas baik. Air adalah salah satu komponen penting
dalam menghasilkan rasa pada espresso. Air yang tercemar dengan berbagai kandungan
seperti endapan, mineral-mineral berbahaya dan kerak tentu akan merusak cita rasa espresso,
bahkan dapat merusak mesin espresso itu sendiri. Ada baiknya anda menggunakan water test
kit untuk memilih air berkualitas baik untuk espresso anda.
Gilingan. Kopi yang digunakan bukanlah dalam bentuk bubuk, melainkan masih dalam
bentuk biji kopi segar baru disangrai kemudian bila ingin membuat espresso maka
digiling terlebih dahulu. Dalam membuat espresso dibutuhkan level tertentu yang lebih halus
dibanding hasil gilingan kebanyakan. Kehalusannya dapat dikenali dengan bubuk kopi yang
sedikit menggumpal usai digiling.
Takaran. Espresso biasanya disajikan sebanyak satu shot atau maksimal doubleshot, untuk
doubleshot, kopi yang digunakan sebanyak 18-21 gram. Sebenarnya, semakin banyak bubuk
kopi maka akan menghasilkan espresso yang kuat baik body juga intensitasnya.
Tamping. Komponen ini juga penting, sebab bubuk kopi dibutuhkan kepadatan ketika
dibasahi dengan air panas sehingga menghasilkan ekstrak kopi yang kuat.
Suhu. Tentu saja suhu air harus pula diperhatikan. Suhu mempengaruhi hasil akhir dari
semua proses. Biasanya, ukuran suhu air yang ideal adalah 900-960C. beberapa mesin kopi
memiliki pengaturah suhu ini. Bila menggunakan suhu lebih rendah maka taste dari espresso
lebih bright dan rasanya lebih ringan.
Hasil akhir. Espresso yang ideal biasanya berukuran kira-kira 30 gram. Untuk mendapatkan
hasil ini diperlukan 2 oz espresso, biasanya ukuran ini cukup untuk 1 shot glass berukuran
besar.
Waktu. Espresso dibuat dalam waktu singkat, umumnya espresso dibuat dalam waktu 25-30
detik mulai dari proses ekstraksi hingga hasil akhir dalam bentuk siap diminum.
Mesin. Tentu saja mesin espresso dibutuhkan di sini. Mesin espresso yang baik haruslah
mendukung performa penting dalam membuat espresso. Kestabilan temperatur hingga
sensible interface harus dimiliki mesin espresso. Dalam hal ini kami merekomendasikan
mesin espresso dari PT Coffindo yaitu Coffindo Coffresso Capsule. Mesin ini memungkinkan
kita tak hanya dapat menyajikan espresso tetapi juga Ristretto dan Lungo. Apalagi sistem
kerjanya otomatis dengan menggunakan satu tombol dengan volume yang dapat kita atur
sesuka hati. Untuk membeli mesin espresso ini cukup mudah, tinggal klik Mesin Coffresso
Capsule
Grinder. Tak hanya mesin espresso saja, hasil gilingan dari biji kopi juga menjadi hal yang
diperhatikan untuk mendapatkan espresso berkualitas. Untuk mendapatkan level gilingan
yang halus, disarankan untuk menggunakan grinder dengan bur grinder dengan kemampuan
berbagai penyesuaian.
Tamper. Espresso adalah ekstrak kopi, untuk menghasilkan ekstrak kopi maka dibutuhkan
tamper yang baik agar bubuk kopi dapat dipadatkan hingga menghasilkan ekstraksi yang
merata. Untuk itu pilihlah tamper yang sesuai dengan portafilter basket masing-masing.
Biasanya ukuran basket adalah 58 mm.
Scale/timbangan. Hasil yang konsisten adalah sebuah keharusan maka dari itu memiliki
timbangan atau scale juga adalah keharusan, sehingga meminimalisir kesalahan sedini
mungkin.
3.Campuran tersebut dituangi air mendidih sambil diaduk sampai homogen, lalu panci ditutup dan
Sebelum Anda mengetahui cara membuat ekstrak, akan lebih baik jika Anda ketahui terlebih dahulu
apa itu ekstrak? Ekstrak merupakan bahan yang diperoleh dari proses ekstraksi. Nah, proses
ekstraksi itu sendiri adalah cara yang digunakan oleh tenaga ahli untuk memperoleh zat
yang mengandung senyawa aktif dari suatu bahan alam dengan menggunakan pelarut yang
sesuai.
Pelarut yang digunakan untuk melakukan ekstraksi harus benar-benar terpilih dan cocok
dengan prinsip cara membuat ekstrak dan untuk mendapatkan ekstrak senyawa aktif yang
berfungsi untuk penyembuhan. Hal ini sangat bisa dipahami karena bahan ekstrak ekstrak
hanya mengandung senyawa aktif yang terkandung didalam simplisia/ bahan alam sehingga
perlu dipilih cairan penyari yang paling optimal dan mampu menarik senyawa aktif.
Hasil ekstraksi sangat efektif digunakan untuk penyembuhan karena zat-zat yang ada di
dalamnya merupakan zat aktif yang efektif untuk fungsi-fungsi tertentu. Maka dari itu
produk kami selalu khusus untuk suatu penyakit atau keluhan tertentu. Kami AHN (Asosiasi
Herbalis Nusantara) sudah banyak memproduksi herbal penyembuhan yang sudah melalui
proses ekstraksi. Bagi kami, cara membuat ekstrak sangatlah penting.
Sesuai dengan panduan cara membuat ekstrak, bahan yang diekstraksi bisa berupa bahan
segar maupun bahan kering. Untuk bahan kering lebih baik dikecilkan terlebih dahulu
hingga menjadi serbuk yang lebih kecil. Semisal Anda ingin melakukan ekstraksi pada daun
sirih, maka daun sirih itu terlebih dulu harus Anda perkecil bentuknya sehingga berbentuk
serbuk-serbuk kasar.
Pelarut yang digunakan dalam proses ekstraksi hendaknya dipilih pelarut yang mempunyai
sifat selektif, stabil secara fisik dan kimia, ekonomis, aman dan ramah lingkungan. Cairan
pelarut dalam pembuatan ekstrak adalah pelarut yang optimal untuk senyawa kandungan
berkhasiat atau yang aktif. Ekstrak hanya mengandung sebagian besar senyawa kandungan
yang diinginkan untuk penyembuhan penyakit tertentu.
Ada beberapa cara membuat ekstrak yang selama ini dilakuakan, yaitu:
Semua produk herbal penyembuhan yang kami berikan telah melalui proses ekstraksi.
Banyak sekali produk penyembuhan yang telah beredar seperti penurun kolesterol,
penurun gula darah, penyembuhan stroke, penyembuhan asam urat, penyembuhan
vertigo, penyembuhan jerawat, pelangsing alami, terapi mata, anti ejakulasi dini dan lain
sebagainya. Banyak sekali yang sudah mendapatkan manfaat dari herbal penyembuhan
hasil ekstraksi ini. Jika Anda mempunyai keluarga, teman atau tetangga yang
membutuhkan herbal penyembuhan. Anda bisa membantu mereka dengan memberikan
informasi penyembuhan dari kami. Semoga bermanfaat.
Diposting oleh yunita christine di 22.42
1 komentar: