Praktis Penyakit
Alergi Pada
Anak
• Endah Citraresmi
• RSAB Harapan Kita, Jakarta
• Bagaimana cara mengenali dan diagnosis alergi?
• Berapa besar pengaruh faktor keturunan pada alergi
anak?
• Bagaimana peranan pemeriksaan / lab test untuk
Pointers alergi anak?
• Bagaimana peranan medikamentosa untuk alergi?
• Bagaimana tata laksana nutrisi pada bayi yang
menderita alergi makanan?
Bagaimana cara
mengenali dan
diagnosis alergi?
Apakah ini Alergi?
Gejala klinis reaksi alergi Adanya antibodi IgE spesifik Adanya gejala klinis setelah
terhadap alergen pada terhadap alergen yang diduga paparan alergen + Adanya bukti
anamnesis sensitisasi pada orang tersebut
Reaksi Reaksi
Reaksi Kulit
Gastrointestinal Respiratori
Anafilaksis
Reaksi lain
Sistemik
Reaksi Kulit
IgE-mediated
• Urtikaria, akut atau kronik (jarang)
• Angioedema
• Dermatitis atopik
Non-IgE-mediated
• Dermatitis atopik
• Ruam kontak (contoh perioral flare akibat benzoic acid pada buah
citrus)
Reaksi Gastrointestinal
IgE-mediated
• Immediate gastrointestinal hypersensitivity (mual, muntah, diare)
• Oral allergy syndrome
• Kolik
Non-IgE-mediated
• Allergic eosinophilic esophagitis, gastritis atau gastroenterocolitis
• Enterocolitis syndrome
• Dietary protein colitis
• Dietary protein enteropathy
Reaksi Respiratori
IgE-mediated
• Rinokonjungtivitis
• Asma (wheezing, batuk)
• Edema laring
• Food-dependent exercise-induced asthma
Non-IgE-mediated
• Pulmonary hemosiderosis (Heiner’s syndrome [jarang])
Anafilaksis Sistemik
IgE-mediated
• Anafilaksis
• Food-dependent exercise-induced anaphylaxis
Reaksi lain
IgE-mediated
• Otitis media (sekunder akibat rhinitis alergi dan disfungsi tuba Eustachius atau inflamasi
telinga tengah alergi)
Mekanisme tidak diketahui
• Migraine (jarang), arthri;s (jarang), Henoch- Schönlein purpura (jarang)
Anamnesis
Keluhan yang terjadi
• kapan terjadinya paparan terhadap allergen tadi, riwayat kontak dengan allergen tersebut sebelumnya dan reaksi yang
terjadi
• Exercise
• Urtikaria, angioedema
• Dermatitis Atopik: kulit kering, ruam eritem/likenifikasi, bekas garukan, tanda infeksi
Saluran Napas:
• Rhinitis alergi: hipertrofi konka – Dennie Morgan’s Line, Allergic Shinner, Nasal Crease, Allergic Salute – mouth breathing,
snoring, sengau
• Asma: wheezing
Saluran Cerna:
Sistemik:
https://www.ppmco.org/asthma/know-symptoms-and-treatments/
Rinitis Alergi
• Rinore
• Mampet hidung – mouth breathing,
snorring
• Postnasal drip – batuk, berdehem
• Gatal – menggosok hidung, mata,
mengupil
• Bersin
• Gangguan pada kesehatan secara umum
Alergen Hirupan
• Menimbulkan alergi: saluran napas (rhiniBs alergi, asma)
• Tungau debu rumah (Dermatophagoides pterronyssinus, Der farinae, Blomia tropicalis)
• Pet dander (anjing, kucing), kecoa, molds (Alternaria, aspergillus)
• Pollen (pohon, bunga, rumput)
Sensitisasi – Menilai IgE Spesifik Alergen
• IgE spesifik serum
• Skin Prick Test
Unvalidated Test
Kadar IgG serum
• kadar IgG serum terhadap makanan tidak memiliki manfaat klinis. Semua individu dengan sistem
imun normal akan memproduksi antibody IgG terhadap berbagai protein makanan
Hair analysis
Bioresonance
Berapa besar pengaruh
faktor keturunan pada
alergi anak?
Genetik dan Penyakit Alergi
•Menentukan respons imun terhadap faktor yang memicu Th1/Th2 skewing pada respons imun seperti CD14 dan TLR4 polymorphism dan infeksi masa
kanak-kanak dini
•Memodulasi efek paparan meliputi stress oksidan, seperti asam rokok dan polusi udara pada kerentanan asma seperti gen glutathione S-transferase
•Mengubah respons terhadap faktor lingkungan yang berperan pada tercetusnya penyakit pada individu yang rentan seperti ORMDL3 dan CDHR3 dan
infeksi rhinovirus
•Mengubah interaksi antara faktor lingkungan dan penyakit yang sudah ada, seperti polimorfism genetik yang mengatur resons terhadap infeksi virus
saluran napas dan gejala asma
•Pharmacogenetics
•Contoh polimorfisme β2-adrenergic receptor dan respons terhadap β2-agonists
http://www.myhealth.gov.my/en/food-allergy-2/
Pencegahan Alergi
Pencegahan Primer:
• Pencegahan munculnya penyakit atopi dan/atau respons imun alergi abnormal pada anak sehat yang
belum ada bukti respons imun alergi abnormal
• Target: populasi umum, bayi baru lahir risiko tinggi/rendah
Pencegahan Sekunder:
• Pencegahan berkembangnya penyakit atopi baru dan/atau respons imun alergi abnormal baru
pada anak yang sudah mengalami gejala klinis dan/atau respons imun alergi abnormal.
• Target: bayi dengan dermatitis atopik atau sensitisasi dini terhadap telur atau susu sapi
Pencegahan Tersier:
• Pencegahan progress berat dan eksaserbasi dari penyakit alergi yang sudah ada
https://www.worldallergy.org/education-and-programs/education/allergic-
disease-resource-center/professionals/the-allergic-march
Pencegahan Primer
• Nutrisi bayi - syarat: bisa diterapkan pada seluruh populasi, tidak
ada risiko, biaya rendah.
ASI eksklusif
• Manfaat mencegah atopi masih kontroversial. Manfaat lain dari ASI >> à tetap direkomendasikan ASI
eksklusif 4-6 bulan
• Direkomendasikan di sebagian negara Eropa - German infant nutrition intervention study: menurunkan
risiko dermatitis atopik pada bayi. Follow up jangka panjang: stabil sampai usia 10 tahun, tetapi terbatas
hanya untuk pencegahan dermatitis atopik dan tidak mempengaruhi respons IgE maupun terjadinya
penyakit alergi respiratori
Asma:
pencegahan
paparan asap
rokok
Rinitis alergi:
tidak ditemukan
faktor risiko
yang bisa
dicegah
https://www.worldallergy.org/education-and-programs/education/allergic-
disease-resource-center/professionals/the-allergic-march
Pencegahan Spesifik Alergi Makanan
https://www.worldallergy.org/education-and-programs/education/allergic-
disease-resource-center/professionals/the-allergic-march
Integration of the vitamin D deficiency, hygiene, and
dual-allergen exposure hypotheses
Sistemik: Efek samping ke sistemik, bekerja butuh waktu (parenteral lebih cepat), biasanya untuk
kondisi generalized (urtikaria, angioedema) atau berat
• Oral
• Parenteral: SK, IM, IV
Kortikosteroid
• Kortikosteroid: sintesis
protein (lipomodulin &
inhibitory factor ƘB
(IƘB)) à inhibisi
sintesis sitokin
proinflammatori dan
adhesi protein dari sel
Dekongestan topikal: katekolamin (contoh phenylephrine) atau derivative imidazoline (contoh xylometazoline
atau oxymetazoline)
• Memiliki efek yang lebih cepat dan lebih kuat dibanding dekongestan sistemik
• Tidak memiliki efek samping sistemik (laporan kasus kejang pada anak, sangat jarang)
• Jika digunakan lebih dari 5 hari, dapat terjadi rebound konges3 nasal à hanya digunakan pada rhiniSs berat akut untuk memfasilitasi
penetrasi korSkosteroid intranasal
Dekongestan oral: tidak menimbulkan rebound, tetapi tidak seefektif formulasi topikal.
Gunakan formula atau makanan yang memadai nutrisinya sebagai pengganE makanan yang
dihindari untuk mencegah kekurangan asupan nutrisi dan gangguan pertumbuhan
Diet Eliminasi Alergen yang Sering pada Anak
Prevalens alergi makanan pada bayi dan anak mencapai 8% dengan
allergen utama pada anak adalah susu sapi, telur, kedelai, kacang tanah
dan gandum
eHF: extensively hydrolyzed formula; AAF: amino acid formula; SF: soy formula