Anda di halaman 1dari 21

Rhinitis Alergi

Jessica
112015399

Definisi
Rhinitis alergi gejala pada hidung oleh karena
inflamasi yang diperantarai reaksi imunologi (IgE
dependen) setelah pajanan mukosa hidung
terhadap faktor alergen
Suatu penelitian pada sekelompok pasien dengan
rinitis alergika memperlihatkan 17-19% dari
mereka juga menderita asma, namun 56-74%
pasien asmatik ternyata menderita rinitis alergika.

Anatomi hidung

Etiologi
Alergen Inhalan
Debu rumah, tungau, serpihan epitel,
bulu binatang, jamur

Alergen Ingestan
Susu, telur, cokelat, ikan, udang,
kacang-kacangan

etiologi

Epidemiologi
Perkiraan yang tepat tentang prevalensi rhinitis alergi
agak sulit berkisar 4 40% dan cenderung meningkat
prevalensinya
USA : 9% dewasa dan 10 % anak-anak (2002)
Berdasarkan pada penelitian Jakarta (2006),
didapatkan 9% menjadi 12,3%
Penyebab belum bisa dipastikan, tetapi nampaknya
ada kaitan dengan meningkatnya polusi udara,
populasi dust mite, kurangnya ventilasi di rumah atau
kantor, dll.

Patofisiologi

Patofisiologi
Terdiri dari 2 tahap :
Tahap sensitisasi
Reaksi alergi, terdiri dari 2
fase :
Reaksi Alergi Fase Cepat
(RAFC) sejak kontak
alergen sampai 1 jam
setelahnya
Reaksi Alergi Fase Lambat
(RAFL) yang berlangsung
2-4 jam dengan puncak 6-8
jam (fase hiper-reaktifitas)
setelah pemaparan dan
berlangsung 24-48 jam

Klasifikasi
Berdasarkan waktunya, ada 3 golongan rhinitis
alergi :
Seasonal allergic rhinitis (SAR)
terjadi pada waktu yang sama setiap tahunnya
(musim bunga, banyak serbuk sari berterbangan)
Perrenial allergic rhinitis (PAR)
terjadi setiap saat dalam setahun; penyebab
utama: debu, animal dander, jamur, kecoa
Occupational allergic rhinitis
terkait dengan pekerjaan

Klasifikasi

ARIA = Allergic Rhinitis and its Impact on Asthma (J Allergy Clin


Immunol 2001; 108: S147-S334)

Gejala dan Tanda

Bersin berulang, > 5x sekali serangan


Rhinorrea (ingus) encer dan banyak
Hidung tersumbat
Gatal pada hidung, bisa juga disertai gatal
pada mata, palatum, atau faring
Lakrimasi
Allergic shiner (bayangan gelap dibawah mata)
Allergic salute (menggosok-gosok hidung
karena gatal)
Allergic crease (timbul garis melintang
sepertiga bawah dorsum nasi)

Allergic shiner

Allergic salute

Allergic crease

Diagnosa
History Taking
Gejala utama yang menonjol (Trias yang didahului gatal :
bersin, pilek, hidung buntu), usia timbulnya, frekuensi,
lama dan beratnya, pengaruh terhadap aktivitas
Faktor pencetus
Riwayat atopi atau alergi dalam keluarga
Riwayat pengobatan dan hasilnya
Riwayat alergi organ lain (asthma, diare, urtikaria)
Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan Penunjang

History Taking
Pemeriksaan Fisik
Allergic shiner, allergic salute, allergic crease
Facies adenoid: pada sumbatan hidung kronik,
karena sering bernafas lewat mulut
Mata kemerahan
Hiperlakrimasi
Rinoskopi anterior: mukosa konka inferior atau
media tampak edema, basah, pucat/livid disertai
sekret encer bening dan banyak
Tenggorokan: geographic tongue akibat alergi
makanan, pemesaran adenoid, cobble stone
appearance (permukaan dinding laring posterior
kasar), dan penebalan lateral pharyngeal bands
akibat sekret mengalir ke tenggorokan yang kronik
Pemeriksaan Penunjang

History Taking
Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan in vitro: diagnosis secara laboratorium
untuk deteksi dan identifikasi penyebab
IgE Total Serum meningkat pada penderita atopi
IgE Spesifik Serum (metode RAST): untuk
membuktikan adanya IgE spesifik terhadap suatu
alergen
Skin prick test
Nasal Challenge Test
Pemeriksaan sitologi sekret dan mukosa hidung
Pemeriksaan Radiologi: Foto polos sinus paranasal,
CT Scan, atau MRI untuk menyingkirkan kelainan
patologi atau komplikasi rhinitis alergi, terutama bila
hasil terapi tidak memuaskan

Terapi
Menghindari alergen
Meningkatkan kekebalan tubuh
Simptomatik

Farmakoterapi
Antihistamin: AH1 baik topikal maupun oral
Dekongestan: agonis -adrenergik topikal maupun oral
Stabilisator sel mast: sodium kromolin
Kortikosteroid topikal dan sistemik untuk penderita
rhinitis alergi dengan gejala sedang-berat dan
persisten
Pembedahan
Kauterisasi concha inferior
Conchotomi concha inferior

Terapi
Immunoterapi ( Hiposensitisasi/
Desensitisasi)
Untuk penderita yang tidak respon pada
farmakoterapi, bila penghindaran alergen
tidak dapat dilakukan, atau bila terdapat
efek samping pengobatan

Terapi komplikasi

Komplikasi
Polip nasal terjadi akibat
inflamasi yang berulang
Sinusitis Paranasal akibat
tersumbatnya meatus medius
Otitis Media Efusi tersumbatnya
ostium tuba eustachius

Prognosis
Secara umum, pasien dengan rhinitis
alergi tanpa komplikasi yang berespon
pada pengobatan memiliki prognosis
baik.
Perjalanan penyakit dapat bertambah
berat pada usia dewasa muda dan tetap
bertahan hingga dekade lima dan enam

Anda mungkin juga menyukai