Anda di halaman 1dari 11

Jessica / 112015399

TINITUS
Definisi
Tinitus adalah suatu gangguan pendengaran dengan keluhan perasaan mendengar bunyi
tanpa rangsangan bunyi dari luar. Tinitus dapat terjadi pada satu atau dua sisi kepala dan dapat
muncul dari dalam atau luar kepala. Tinitus sering terjadi bersamaan dengan kehilangan
pendengaran sensorineural, terutama pada pasien dengan tinitus yang mengganggu dan tanpa
adanya patologi telinga yang jelas.
Epidemiologi
Studi dengan sampel dalam jumlah cukup besar melaporkan prevalensinya pada dewasa
sekitar 10 15%, serta sekitar 20% orang dewasa yang mengalami tinitus memerlukan intervensi
klinis. Prevalensi tinitus diperkirakan oleh National Health Interview Survey, sebanyak 1,6%
pada dewasa dengan usia 18 44 tahun, 4,6% pada dewasa dengan usia 45 64 tahun, dan 9,0%
pada dewasa >60 tahun.
Prevalensi tinitus yang sifatnya mengganggu, jumlahnya meningkat pada usia diatas 70
tahun. Prevalensi pada pria dan wanita sama. Prevalensi pada anak anak sulit diperkirakan,
tetapi studi yang ada menunjukkan pengalaman tinitus yang dirasakan pada anak anak hampir
serupa dengan orang dewasa
Etiologi
1. Tinitus karena kelainan somatik daerah leher dan rahang

Trauma kepala dan Leher


Pasien dengan cedera yang keras pada kepala atau leher mungkin akan mengalami
tinitus yang sangat mengganggu. Tinitus karena cedera leher adalah tinitus
somatik yang paling umum terjadi. Trauma itu dapat berupa fraktur tengkorak
atau whisplash injury.

Artritis pada sendi temporomandibular (TMJ)


Biasanya orang dengan artritis TMJ akan mengalami tinitus yang berat. Hampir
semua pasien artritis TMJ mengakui bunyi yang di dengar adalah bunyi
menciut. Tidak diketahui secara pasti hubungan antara artritis TMJ dengan
terjadinya tinitus.

2. Tinitus akibat kerusakan n. Vestibulokoklearis


Tinitus juga dapat muncul dari kerusakan yang terjadi di saraf yang menghubungkan
antara telinga dalam dan korteks serebri bagian pusat pendengaran. Terdapat beberapa
kondisi yang dapat menyebabkan kerusakan dari N. Vestibulokoklearis, diantaranya
infeksi virus pada N. VIII, tumor yang mengenai N. VIII, dan Microvascular
compression syndrome (MCV). MCV dikenal juga dengan vestibular paroksismal. MCV
menyebabkan kerusakan N. VIII, karena adanya kompresi dari pembuluh darah. Tapi hal
ini sangat jarang terjadi.
3. Tinitus karena kelainan vascular
Tinitus yang di dengar biasanya bersifat tinitus yang pulsatil. Akan didengar bunyi yang
simetris dengan denyut nadi dan detak jantung. Kelainan vaskular yang dapat
menyebabkan tinitus diantaranya:

Atherosklerosis
Dengan bertambahnya usia, penumpukan kolesterol dan bentuk bentuk deposit
lemak lainnya, pembuluh darah mayor ke telinga tengah kehilangan sebagian
elastisitasnya. Hal ini mengakibatkan aliran darah menjadi semakin sulit dan
kadang kadang mengalami turbulensi, sehingga memudahkan telinga untuk
mendeteksi iramanya.

Hipertensi
Tekanan darah yang tinggi dapat menyebabkan gangguan vaskuler pada pembuluh
darah koklea terminal.

Malformasi kapiler
Sebuah kondisi yang disebut AV malformation yang terjadi antara koneksi arteri
dan vena dapat menimbulkan tinitus.

Tumor pembuluh darah


Tumor pembuluh darah yang berada di daerah leher dan kepala juga dapat
menyebabkan tinitus. Misalnya adalah tumor karotis dan tumor glomus jugulare
dengan ciri khasnya yaitu tinitus dengan nada rendah yang berpulsasi tanpa
adanya gangguan pendengaran. Ini merupakan gejala yang penting pada tumor
glomus jugulare.

4. Tinitus karena kelainan metabolic


Kelainan metabolik juga dapat menyebabkan tinitus. Seperti keadaan hipertiroid dan
anemia (keadaan dengan viskositas darah sangat rendah) dapat meningkatkan aliran darah
dan terjadi turbulensi. Sehingga memudahkan telinga untuk mendeteksi irama, atau yang
kita kenal dengan tinitus pulsatil. Kelainan metabolik lainnya yang bisa menyebabkan
tinitus adalah defisiensi vitamin B12, begitu juga dengan kehamilan dan keadaan
hiperlipidemia.
5. Tinitus akibat kelainan neurologis
Yang paling umum terjadi adalah akibat multiple sclerosis. multiple sclerosis adalah
proses inflamasi kronik dan demielinisasi yang mempengaruhi sistem saraf pusat.
Multiple sclerosis dapat menimbulkan berbagai macam gejala, di antaranya kelemahan
otot, indra penglihatan yang terganggu, perubahan pada sensasi, kesulitan koordinasi dan
bicara, depresi, gangguan kognitif, gangguan keseimbangan dan nyeri, dan pada telinga
akan timbul gejala tinitus.
6. Tinitus akibat kelainan psikogenik
Keadaan gangguan psikogenik dapat menimbulkan tinitus yang bersifat sementara.
Tinitus akan hilang bila kelainan psikogeniknya hilang. Depresi, anxietas dan stress
adalah keadaan psikogenik yang memungkinkan tinitus untuk muncul.
7. Tinitus akibat obat-obatan
Obat obatan yang dapat menyebabkan tinitus umumnya adalah obat obatan yang
bersifat ototoksik. Diantaranya:

Analgetik, seperti aspirin dan AINS lainnya.

Antibiotik, seperti golongan aminoglikosid (mycin), kloramfenikol, tetrasiklin,


minosiklin.

Obat-obatan

kemoterapi,

seperti

Bleomisin,

Cisplatin,

Mechlorethamine,

Methotrexate, Vinkristin.

Diuretik, seperti Bumatenide, Ethacrynic acid, Furosemide.

Lain-lain, seperti Kloroquin, Quinine, Merkuri, Timah.

8. Tinitus akibat gangguan mekanik


Gangguan mekanik juga dapat menyebabkan tinitus objektif, misalnya pada tuba
eustachius yang terbuka sehingga ketika kita bernafas akan menggerakkan membran
timpani dan menjadi tinitus. Kejang klonus muskulus tensor timpani dan muskulus
stapedius serta otot otot palatum juga akan menimbulkan tinitus.
9. Tinitus akibat gangguan konduksi
Gangguan konduksi suara seperti infeksi telinga luar (sekret dan edema), serumen
impaksi, efusi telinga tengah dan otosklerosis juga dapat menyebabkan tinitus. Biasanya
suara tinitusnya bersifat suara dengan nada rendah.
10. Tinitus akibat sebab lainnya

Tuli akibat bising


Disebabkan terpajan oleh bising yang cukup keras dan dalam jangka waktu yang
cukup lama.

Biasanya diakibatkan oleh bising lingkungan kerja. Umumnya

terjadi pada kedua telinga. Terutama bila intensitas bising melebihi 85db, dapat
mengakibatkan kerusakan pada reseptor pendengaran korti di telinga dalam. Yang
sering mengalami kerusakan adalah alat korti untuk reseptor bunyi yang
berfrekuensi 3000Hz sampai dengan 6000Hz. Yang terberat kerusakan alat korti
untuk reseptor bunyi yang berfrekuensi 4000Hz.

Presbikusis

Tuli saraf sensorineural tinggi, umumnya terjadi mulai usia 65 tahun, simetris
kanan dan kiri, presbikusis dapat mulai pada frekuensi 1000Hz atau lebih.
Umumnya merupakan akibat dari proses degenerasi. Diduga berhubungan dengan
faktor faktor herediter, pola makanan, metabolisme, aterosklerosis, infeksi,
bising, gaya hidup atau bersifat multifaktor. Menurunnya fungsi pendengaran
berangsur dan kumulatif. Progresivitas penurunan pendengaran lebih cepat pada
laki laki disbanding perempuan.

Sindrom Meniere
Penyakit ini gejalanya terdiri dari tinitus, vertigo dan tuli sensorineural. Etiologi
dari penyakit ini adalah karena adanya hidrops endolimf, yaitu penambahan
volume endolimfe, karena gangguan biokimia cairan endolimfa dan gangguan
klinik pada membran labirin.

Pemeriksaan penunjang

Tes penala

Audiometri nada murni

OAE (Otoacustic Emmision)

BERA (Brainstem Evoked Response Audiometri)

ENG ( Electro Nystagmography)

Gejala Klinis
Keluhan yang dirasakan bias berupa bunyi mendenging, menderu, mendesis atau
berbagai macam bunyi lainnya yang terus-menerus atau hilang timbul.
Penatalaksanaan
Beberapa penatalaksanaan yang dapat dilakukan untuk gejala tinnitus, antara lain:
1. lektrofisiologik, yaitu memberi stimulus elektroakustik (rangsangan bunyi) dengan
intensitas suara yang lebih keras dari tinnitusnya, dapat dengan alat bantu dengar atau
tinnitus masker.

2. Alat bantu dengar, alat bantu dengar sudah banyak dipakai untuk tatalaksana pasien
tinitus yang disertai dengan kehilangan pendengaran (baik unilateral atau derajat ringan)
3.

untuk mengkompensasi input auditorik pada batas frekuensi yang terganggu.


Psikologik, yaitu dengan memberikan konsultasi psikologik untuk meyakinkan pasien
bahwa penyakitnya tidak membahayakan dan bisa disembuhkan, serta mengajarkan

relaksasi dengan bunyi yang harus didengarnya setiap saat.


4. Terapi medikametosa, Saat ini belum ada terapi medikamentosa untuk tinitus. Terapi
farmakologis yang ada bertujuan untuk meringankan gejala tambahan seperti stres dan
cemas yang diakibatkan oleh tinitus dengan penggunaan obat golongan benzodiazepine
atau carbamazepine.
5. Tindakan bedah, dilakukan pada tumor akustik neuroma. Namun, sedapat mungkin
tindakan ini menjadi pilihan terakhir, apabila gangguan denging yang diderita parah.
Komplikasi
Tinitus secara signifikan dapat mempengaruhi kualitas hidup. Komplikasi yang dapat terjadi
pada pasien tinnitus adalah :

Kelelahan
Stress
Gangguan tidur
Sulit berkonsentrasi
Masalah daya ingat
Depresi
Cemas

Prognosis
Prognosis penyakit tinnitus adalah baik jika dapat dilakukan terapi dengan baik dan sesuai
dengan penyebabnya. Penderita tinnitus juga akan mengalami tidur yang sangat terganggu,
sehingga pasien dianjurkan untuk beradaptasi dengan kelainan tersebut, karena penggunaan obat
penenang tidak baik untuk pemakaian jangka panjang.

OTALGIA
Definisi
Otalgia adalah suatu nyeri telinga, setiap penyakit yang mengenai daerah telinga hampir
semuanya terdapat gejala otalgia. Penyebab nyeri dalam telinga itu sendiri dapat berasal dari
telinga maupun diluar telinga
Epidemiologi
Otalgia sangat umum terutama pada anak-anak pada sebagian besar kasus. Lebih banyak dialami
oleh pria dari pada wanita.
Etiologi
1. Otalgia primer
Otitis Externa
Otitis eksterna adalah proses inflamasi dari meatus akustikus eksterna yang dapat
disebabkan oleh kelembaban ataupun traumaOtitis eksterna lazim terjadi dan
selalu terasa nyeri, sering nyeri yang sangat hebat. Tanda utama otitis eksterna
bahwa tarikan pada aurikula atau penekanan pada tragus dapat memperhebat nyeri
ini, yang tidak terjadi pada otitis media supuratif akut. Bila otitis eksterna karena
jamur, sering nyeri terlihat tidak sesuai dengan gambaran fisik kulit liang telinga
berwarna merah, tetapi biasanya edema lebih ringan dibandingkan dengan yang
terjadi pada infeksi bakteri dan mungkin terdapat eksudat jernih yang minimum.
Pada pemeriksaan fisik akan ditemukan debris atau eksudat yang biasa ditemukan

pada liang telinga dan tidak jarang juga menutupi membran timpani.
Polikondritis
Polikondritis ditandai oleh reaksi radang yang menonjol pada struktur-struktur
kartilago. Tersering mengenai kartilago telinga dan aurikula menjadi merah,
bengkak, nyeri dan nyeri tekan. Biasanya mengenai aurikula bilateral disertai
reaksi akut pada aurikula yang terjadi bersamaan atau berganti-gantian. Relaps
lazim dan dapat terjadi dari beberapa kali dalam sebulan sempai sekali dalam

beberapa tahun, dan dapat berlangsung dari beberapa hari sampai beberapa bulan
Otitis Media

Otitis media akut dapat mengembangkan otalgia berat dan biasanya didahului
oleh demam, iritabilitas dan hilangnya pendengaran. Nyeri telinga sinonim
dengan otitis media supuratif akut akibat infeksi bakteri dicelah telinga tengah.
Organisme yang sering bertanggung jawab meliputi Streptococcus, Haemoliticus,
Pneumococcus dan Haemophillas influenzae. Nyeri telinga dan demam yang
menandai mulanya otitis media supuratif akut dan biasanya didahului oleh gejalagejala berbagai infeksi traktus respi ratorius atas. Pada anak dan orang dewasa
gejala utamanya adalah nyeri telinga. Mungkin juga terdapat sensasi penuh

ditelinga dan gangguan pendengaran, dapat juga timbul tinnitus dan demam
Barotrauma
Pada anak kecil yang mempunyai disfungsi tuba eustachius dapat terjadi trauma
pada telinga tengah dan membran timpani saat terjadi perubahan tekanan secara
tiba-tiba. Bila tuba Eustachius tidak dapat terbuka, maka nyeri cepat menghambat
di dalam telinga serta gangguan pendengaran. Kadang-kadang membran timpani
akan ruptur, biasanya dengan pendarahan mendadak dari telinga dapat meredakan

nyeri.
Mastoiditis Supuratif akut
Mastoiditis Supuratif akut timbul sebagai akibat terapi otitis media supuratif akut
yang tidak adekuat dan biasanya pada anak-anak. Kadang-kadang pasien otitis
media supuratif akut tidak mencari pertolongan medis karena nyeri terhenti
dengan mulainya otore. Tetapi, setelah beberapa hari otore, dapat terjadi
kekambuhan demam dan nyeri yang menunjukkan mulainya mastoiditis akut.

2. Otalgia sekunder
a) Nyeri alih (Reffered otalgia) oleh Nervus Trigeminus (N.V)
Penyakit Gigi
Nyeri mungkin dialihkan ke telinga dari karies gigi, penyakit gigi, infeksi

periapikal dari gigi belakang dan infeksi subperiosteal rahang atas dan bawah.
Iritasi Sinus Paranasal
Inflamasi dan iritasi dari cabang nervus trigeminus pada sinus paranasal terutama
sinus maksilla dapat menimbulkan nyeri alih pada telinga.
Lesi di rongga mulut
Glandula salivatori

Inflamasi, obstruksi dan penyakit neoplasma dari submandibula, sublingual dan

terutama kelenjar parotis dapat menimbulkan otalgia


Iritasi Durameter
Iritasi oleh infeksi atau tumor dari durameter bagian tengah atau posterior fossa
cramial dapat menimbulkan nyeri telinga.

b) Nyeri alih (Referred atalgia) oleh nervus fasialis


Nervus fasialis adalah saraf motorik dari otot mimik tetapi ada serat sensoris dari saraf
fasialis yang mempersarafi kulit yang terletak pada bagian lateral dari konka dan
antiheliks dan juga pada lobus posterior dan kulit yang terletak pada daerah mastoid.
Penyebab paling sering nyeri alih oleh saraf fasialis adalah bells palsy sebelum
terjadinya paralysis pada wajah. Pasien dengan herpes zoster otikus (Ramsay Hunt
syndrome) juga dapat mengalami otalgia. Pada penyakit ini dapat ditemukan vesikel
sepanjang konka dan liang posterior.
c) Nyeri alih (Referred otalgia) oleh nervus glossopharyngeal (N. IX)
Tonsilitis akut, peritonsilitis atau abes peritonsilar adalah penyakit yang sering
menyebabkan nyeri alih pada telinga. Pasien biasanya mengeluh otalgia setelah
melakukan tonsilektomi.
d) Nyeri alih (Referred otalgia) oleh nervus vagus (N. X)
Cabang utama dari saraf vagus mempersarafi mukosa laring, hipofaring, fraken, esofagus
dan kelenjar tiroid. Nyeri pada setiap bagian ini dialihkan ke telinga.

e) Laringitis
Semua bentuk laringitis dapat menyebabkan nyeri alih otalgia. Luka pada laring atau
adanya benda asing pada laring dapat menyebabkan adanya nyeri yang menjalar ke
telinga.
Pemeriksaan Penunjang

Tes fungsi (valsava/toynbee)


Tes penala

Gejala klinis
1. Bayi dan anak-anak
Bayi dan anak-anak biasanya menjadi rewel, sering menggaruk-garuk telinga atau
menarik-narik telinga, bila penyakitnya di telinga biasanya disertai gangguan
pendengaran. Pada keadaan infeksi dapat disertai demam dan keluar cairan dari telinga.
Sakit telinga yang sering timbul pada anak-anak adalah akibat infeksi telinga tengah akut,
yang timbul secara tiba-tiba. Biasanya disertai dengan demam tinggi, kadang-kadang
sampai kejang dan muntah. Biasanya sebelumnya didahului oleh batuk dan pilek
2. Dewasa
Pada penderita yang sudah dapat menjelaskan seperti anak yang agak besar, remaja dan
dewasa, yang sering dialami selain nyeri adalah adanya perasaan penuh atau tekanan
pada telinga, gangguan pendengaran, pusing dan pada infeksi terdapat cairan yang keluar
dari telinga atau demam. Sakit telinga akibat infeksi telinga yang sudah menyebar
kedaerah mastoid atau daerah dibelakangtelinga (mastoiditis), biasanya disertai dengan
nyeri kepala. Pada infeksi liang telinga (otitis eksterna) sering disertai nyeri ketika
membuka mulut atau menelan
Penatalaksanaan
Pengobatan untuk otalgia menggunakan :
1. antibiotic untuk mengobati penyebab spesifik otalgia (tonsillitis, faringitis maupun
sinusitis).
2. antiviral jika penyebab otalgia adalah penyakit spesifik disebabkan oleh virus seperti
herpes zoster atau gatal-gatal.
3. Jika penyebab otalgia adalah jamur (seperti kandidiasis/thrush) maka menggunakan
antifungal.
4. Antiulcer dan antacid digunakan jika penyebab dari otalgia adalah esofagitis dan
gastroesofangeal karena refluks.
5. NSAID digunakan untuk otalgia karena myalgia dan neuralgi. Pengkajian terhadap
penggunaan NSaid dilakukan setelah 2 minggu. Analgesik narkotik kuat tidak
diindikasikan untuk pengobatan otalgia.

6. Diet otalgia dikhususkan untuk otalgia yang disebabkan oleh penyakit gigi. diet makanan
lunak dianjurkan untuk menurunkan masalah eksaserbasi. Banyaknya penyebab otalgia,
pembatasan aktivitas secara umum mustahil dilakukan.
Komplikasi
Komplikasi dari otalgia antara lain adalah:

Mastoiditis. Supuratif. Terjadi karena otalgia yang tidak terobati secara adekuat. Terjadi

nyeri postauricular + eritem + demam Perlu mastoidectomy


Osteomielitis
Paralisis nervus facialis
Sigmoid Sinus trombosis

Prognosis
Prognosis gejala otalgia adalah baik, selama gejala klinis dapat di diterapi sesuai dengan
penyebabnya.
Fungsional : ad bonam
Vitam : ad bonam

Anda mungkin juga menyukai