Anda di halaman 1dari 28

Pleuritis Bilateral

Jessica
112015399

Pembimbing :
dr. Ni Wayan, sp.P


KEPANITERAAN KLINIK ILMU PENYAKIT DALAM
PERIODE 09 JANUARI 2017 18 MARET 2017
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS KRISTEN KRIDA WACANA
JAKARTA
2017
Identitas pasien

Nama : Tn. S Alamat: Jl. Gg. Fajar III RT


07/08
Tanggal lahir : 27 juli Jenis Kelamin : Laki-laki
1958
Usia : 58 Suku Bangsa : Indonesia
tahun
Status Perkawinan : Agama : Islam
Menikah
Pekerjaan : Pendidikan : SMA
karyawan
Lain-lain :- Tanggal masuk :5
febuari 2017
Keluhan Utama :Sesak nafas sejak 3 hari SMRS.

RPS
Sesak yang dirasakan pasien hilang timbul. Sesak
yang dirasakan memberat saat jalan dan tidur terlentang,
Keluhan sesak disertai nyeri ulu hati 1 hari SMRS. Nyeri
ulu hati yang dirasakan pasien disertai perut terasa
kembung. Pasien juga mengeluh batuk sejak 2 hari SMRS.
Batuk berdahak dengan dahak berwarna putih. Demam,
mual dan muntah disangkal oleh pasien. Pasien
mengatakan nafsu makan semakin berkurang beberapa
hari terakhir sebelum masuk rumah sakit. BAB dan BAK
pasien normal. Penurunan berat badan disangkal oleh
pasien. Pasien memiliki riwayat mengkonsumsi rokok
sejak sekitar 20 tahun yang lalu.
RPD

Riwayat OAT 15 tahun yang lalu, pengobatan selama 1


tahun 2 bulan dan sudah dinyatakan sembuh
Riwayat operasi hernia 6 tahun yang lalu, tetapi pasien
tidak kontrol kembali ke dokter setelah operasi
Riwayat hipertensi
Penyakit lain seperti asma, diabetes mellitus dan riwayat
penyakit jantung di sangkal oleh pasien. Keluarga dekat
yang memiliki sakit atau keluhan yang sama disangkal
oleh pasien.
Pemeriksaan fisik
Keadaan umum : Tampak sakit sedang
Kesadaran : CM
Tinggi Badan :165 cm
Berat Badan : 70,4 kg
Tekanan Darah : 150/90 mmHg
Nadi : 81 x/menit
Suhu :36,5 0 C
Pernafasaan : 28 x/menit
Keadaan gizi :IMT=25,8 kg/m2 (obesitas I)
Pemeriksaan fisik

Kepala : normosephal
Mata : Pupil isokor, refleks cahaya +/+, sklera ikterik -/-
Telinga : membran timpani utuh, refleks cahaya +/+, serumen (+)
Hidung : tidak terdapat septum deviasi, sekret (-)
Mulut : tonsil T1-T1, faring tidak hiperemis
Leher : jvp 5-2 cmH20, tidak teraba pembesaran kelenjar getah
bening
Paru : Retraksi (-) vesikular, rh+/+ , wh -/-
Cor : BJ I-II murni reguler murmur(-), gallop (-)
Abdomen : Nyeri tekan epigastrium (+) bising usus (+)
normoperistaltik
Kulit : Sawo matang, lembab, jaringan parut (-), petekhie (-) , turgor
kulit kembali cepat
Ekstremitas : akral hangat, CRT < 2
Pemeriksaan penunjang
Lab Tanggal 05
febuari 2017
Tes Hasil Nilairujukan
Hematologi
Darah Rutin
Hemoglobin 15,7 g/dl 13.0-18.0
Hematokrit 48,1 % L: 42 - 52, P: 37- 47
Eritrosit 4,97 juta/ul L: 4,7 - 6,1, P: 4,2 - 5,4
Trombosit 228,200 ribu/ul 150-450
Leukosit 9,758 /ul L: 4,8 10,8, P: 4,8 10,8
KIMIA KLINIK
Elektrolit
Natrium (Na) 146 mEq/L 135-150
Kalium (K) 3,8 mEq/L 3,6-5,5
Clorida (Cl) 102 mEq/L 94-111
Analisa Gas Darah
pH 7,463 7,35-7,45
PCO2 44,8 35-45
PO2 86,6 83-108
SO2 97,4 85-99
BE-ecf 8,5 2-3
BE-b 8,0
SBC 31,7
HCO3 32,7 21-28
TCO2 34,1 23-27
A 95,2 128-229
A-aDO2 8,50
a/A 0,9
O2 Ct 20,3
PO2/FI 26,1
Temperatur 36,0
Gula Darah
Gula darah sewaktu 95 mg/dl <140
Fungsi Ginjal
Ureum 17 15-50
Kreatinin 1,03 0,6-1,3
Fungsi liver
AST (SGOT ) 18 U/L < 40
ALT (SGPT ) 8 U/L < 41
Lab Tanggal 06 febuari 2017

KIMIA KLINIK
Fungsi Liver

Bilirubin Total 0,60 <1,1


Bilirubin Direk 0,16 <0,6
Protein total 6,21 6,4-8,3 g/dl
Albumin 3,92 3,5-5,2 g/dl
Globulin 2,29 1,5-3,0 g/dl
Hematologi

Darah Rutin

Hemoglobin 16,5 g/dl 13.0-18.0

Hematokrit 48,9 % L: 42 - 52, P: 37- 47

Eritrosit 4,98 juta/ul L: 4,7 - 6,1, P: 4,2 - 5,4

Trombosit 248,500 ribu/ul 150-450

Leukosit 10,000 /ul L: 4,8 10,8, P: 4,8 10,8


KIMIA KLINIK
Analisa Gas Darah
pH 7,455 7,35-7,45
PCO2 50,4 35-45
PO2 141,8 83-108
SO2 99,3 85-99
BE-ecf 11,6 2-3
BE-b 10,5
SBC 34,3
HCO3 35,7 21-28
TCO2 37,3 23-27
A 86,6 128-229
a/A 1,6
O2 Ct 20,8
Temperatur 37,0
Gula Darah

Gula darah sewaktu 71 mg/dl <140

Fungsi Ginjal

Ureum 17 15-50

Kreatinin 1,12 0,6-1,3

Fungsi liver

AST (SGOT ) 22 U/L < 40

ALT (SGPT ) 17 U/L < 41

Fungsi liver

Bilirubin total 0,40 mg/dl <1,1

Bilirubin direk 0,09 mg/dl < 0,6

Albumin 3,46 mg/dl 3,5 5,2


Foto thorax
( Sedang dalam ekspertise )
Resume
Seorang laki-laki usia 59 tahun datang dengan keluhan sesak nafas sejak 3
hari SMRS. Sesak yang dirasakan pasien hilang timbul. Sesak yang
dirasakan memberat saat jalan dan tidur terlentang, Keluhan sesak disertai
nyeri ulu hati 1 hari SMRS. Nyeri ulu hati yang dirasakan pasien disertai
perut terasa kembung. Pasien juga mengeluh batuk sejak 2 hari SMRS.
Batuk berdahak dengan dahak berwarna putih.
Pasien mengaku memiliki riwayat OAT sekitar 15 tahun yang lalu.
Pengobatan tuntas selama 1 tahun 2 bulan dan sudah dinyatakan sembuh.
Pasien juga mengaku memiliki riwayat penyakit hipertensi, serta riwayat
operasi hernia 6 tahun yang lalu tetapi pasien sudah tidak konrol kembali
ke dokter. Pasien memiliki riwayat mengkonsumsi rokok sejak sekitar 20
tahun yang lalu.
Dari pemeriksaan fisik didapatkan pasien tampak sakit sedang dengan
kesadaran compos mentis. TD: 150/90 mmHg, HR: 81x/menit,
RR:28x/menit, Suhu: 36,5OC. Nyeri tekan pada daerah epigastrium. Rhonki
+/+
Pada pemeriksaan penunjang didapatkan pada hasil laboratorium analisa
gas darah didapatkan pH: 7,455 (alkalosis), pCO2: 50,4 mmHg
(respiratorik), HCO3: 35,7 mmHg (metabolik) Protein total: 6,21 g/dl. Pada
pemeriksaan Foto thorax didapatkan kesan pleuritis bilateral.
Masalah

Bekas TB
Pleuritis bilateral dengan sindroma
obstruksi (dd/ PPOK)
Dispepsia
Alkalosis respiratorik
Tatalaksana

Per tanggal 05/02/2017


Fotaram 2 x 1 gr
Pantoprazole 2 x 1 gr
Meptin mini 2 x 1 tab
Ambroxol 3 x 1 tab
Curcuma 3 x 1 tab
Inpepsa 3 x 1 cth
Domperidone 3 x 1 tab
Futrolit + aminofilin / 12 jam
Combivent : pulmicort / 8 jam
Prognosis
Ad vitam : dubia ad bonam
Ad functionam : dubia ad bonam
Ad sanationam : dubia ad bonam
Pembahasan

Pleuritis atau radang pleura suatu peradangan pada


pleura yang mengakibatkan rasa nyeri saat menarik napas
maupun mengeluarkan napas. Rasa nyeri dirasakan
semakin bertambah saat menarik napas dalam ataupun
saat batuk.
Jika disertai dengan penimbunan cairan di rongga pleura
maka disebut efusi pleura tetapi jika tidak terjadi
penimbunan cairan di rongga pleura, maka disebut pleuritis
kering
klasifikasi
Pleuritis Kering (Fibrinosa/Sicca)
Penyebabnya:
Trauma dinding dada
Penyakit primer pada paru:
TB paru
Reumatoid artritis
Pneumonia
SLE
Infark paru
Abses paru
Ca bronkus
Pleuritis Basah (Efusi Pleura)
Berdasarkan jenis cairannya, efusi pleura terbagi lagi menjadi:
Eksudat
Terjadi jika faktor lokal yang mempengaruhi pembentukan
penyerapan cairan pleura mengalami perubahan. Efusi pleura
tipe transudatif dibedakan dengan eksudatif dengan pengukuran
kadar laktat dehidrogenase (LDH) dan protein di dalam cairan
pleura.

Transudat
Terjadi pada peningkatan tekanan vena pulmonalis, misalnya
pada gagal jantung kongestif, dan dapat juga terjadi pada
hipoproteinemia, seperti pada penyakit hati dan
ginjal.Penimbunan transudat dalam rongga pleura disebut
hidrotoraks.
etiologi

Infeksi virus
Infeksi bakteri
Tuberkulosis
Emboli paru
Inhalasi bahan kimia atau zat beracun
Kanker
Tumor pleura
Arterosklerosis
Trauma
Obat-obatan
Proses abdominal
pneumothorax
patofisiolog
i
Diagnosis

Anamnesis
Sesak, nyeri dada, batuk, riwayat rokok dan
obat-obatan

Pemeriksaan fisik
suara napas bronchial, amorfik, suara napas
melemah, ronkhi basah, tanda-tanda
penarikan paru, diafragma, dan mediastinum
Friction rub adalah gambaran khas dari
pleuritis.
Pemeriksaan Penunjang Radiologi

Pemeriksaan foto toraks


Pemeriksaan USG
Pemeriksaan CT-Scan, dan
MRI
Tatalaksana

Penatalaksanaan tergantung penyebab


Infeksi akibat bakteri dapat diobati dengan pemberian
antibiotik.
Infeksi akibat virus normalnya tidak memerlukan pengobatan.
Penggunaan acetaminophen ataupun ibuprofen dapat
membantu mengurangi rasa nyeri

Operasi untuk mengeluarkan cairan mungkin diperlukan :


Pungsi pleura / Pengosongan cairan (torasentesis)
Pada tindakan ini, komplikasi yang dapat terjadi seperti syok,
perdarahan, sakit, pneumotoraks, infeksi.
Pemasangan Water Seal Drainase (WSD)
Pleurodesis, merupakan tindakan memasukkan bahan ke
ruang antar pleura untuk melekatkan pleura parietalis dan
viseralis
Komplikasi
Kesulitan bernapas
Paru kolaps saat dilakukan torakosentesis
Komplikasi akibat penyakit dasarnya
Pneumonia

Prognosis
Prognosis dari pleuritis tergantung dari penyebab.
Kebanyakan penderita pleuritis dapat sembuh
secara penuh jika penyebab utama diatasi.
Kadang kala, penyembuhan pleuritis dapat
menyebabkan perlengketan permukaan pleura.
kesimpulan

Pleuritis adalah peradangan pada selaput paru-paru dan


dada (pleura) yang menyebabkan rasa sakit di dada.
Jika disertai dengan penimbunan cairan di rongga
pleura, maka disebut efusi pleura. Sebaliknya, jika tidak
disertai adanya penimbunan cairan maka disebut
pleuritis kering. Setelah terjadi peradangan, pleura bisa
kembali normal atau terjadi perlengketan.
Diperlukan pemeriksaan radiologi untuk mengetahui
penyebab sekaligus tata laksana yang tepat untuk
pleuritis.Diharapkan dengan diagnosis yang tepat
sesuai penyebab maka pleuritis dapat ditata laksana
secara cepat untuk mencegah komplikasi dan
memberikan angka kesembuhan yang lebih tinggi.

Anda mungkin juga menyukai