Era Anggoro
Nur Latifah Rahmayanti
Tanty Tunjung Sari
Definisi menurut The American Academy of
Allergy and Immunology dan The National
Institute of Allergy and Infections Disease
Sistem pernapasan
Sistem pernapasan Sistem pencernaan
Sistem pencernaan Telinga, hidung,
Telinga hidung tenggorokan
tenggorokan Sistem pembuluh darah
Sistem pembuluh darah dan jantung
dan jantung Kulit
Kulit Sistem saluran kemih
Sistem saluran kemih dan kelamin
Sistem saluran saraf Sistem saluran saraf
pusat pusat
Mata Jaringan oto dan tulang
Mata
terapi
Penghentian makanan yang dicurigai
Obat-obatan simtomatis
Antihistamin (H1 dan H2)
Ketotifen
Ketotofen
Kortikosteroid
Inhibitor sintesaprostaglandin
Pemeriksaan penunjang
IgE total dan
Darah tepi spesifik
Eosinofil >5% Ige total dg
atau 500/ml PRIST (paper
Uji kulit alergi radioimmunosor
condong ke
Scratch test bent test)
alergi
Prict test IgE spesifik
Hitung leukosit
Intradermal test biasanya
<5000/ml dan
neutropenia dilakukan dg
<30% RAST (Radio
Allergosorbent
Test)
Provokasi double blind placebo
control food challenge (DBPCFC)
Makanan dieliminasi selama 2-3 minggu
Provokasi makanan yang dicurigai.
Diet provokasi 1 bahan makanan dalam 1
minggu bila timbul gejala dicatat.
Disebut allergen bila dalam 3 kali provokasi
menimbulkan gejala alergi.
Pengobatan dan pencegahan
alergi makanan
Pencegahan Primer (sebelum terjadi
sensitisasi) :
Diet penghindaran makanan hiperalergenik sejak
trimester kehamilan
Pencegahan Sekunder (sudah terjadi sensitisasi
tetapi belum terjadi penyakit alergi) :
Penentuan dan penghindaran jenis makanan
yang menyebabkan penyakit alergi
Pencegahan Tersier (sudah terjadi penyakit
alergi misalnya dermatitis, tetapi belum terjadi
penyakit alergi lain misalnya asma) :
Penggunaan obat
Penatalaksanaan
Diet eliminasi/provokasi adalah untuk diagnostik. Bila
alergen telah diketemukan maka harus dihindari
sebaik mungkin dan makanan-makanan yang
tergolong hipoalergenik dipakai sebagai pengganti.
Pada bayi dari keluarga atopik, disarankan menunda
pemberian makanan makanan yang dikenal sebagai
makanan alergenik utama, dengan cara :
Eliminasi susu sapi sampai usia 1 tahun
Eliminasi telur sampai usia 18-24 bulan
Eliminasi kacang-kacangan dan ikan sampai usia 3
tahun
Pengobatan
Kromolin, Nedokromil
Glukokortikoid
Beta adrenergic agonist
Metil Xantin aminofilin dan teofilin
Simpatomimetika
Efedrin : 0,5 1,0 mg/kg/dosis, 3 kali/24 jam
Orciprenalin : 0,3 0,5 mg/kg/dosis, 3-4 kali/24 jam
Terbutalin : 0,075 mg/kg/dosis, 3-4 kali/24 jam
Salbutamol : 0,1 0,15 mg/kg/dosis, 3-4 kali/24 jam
Penatalaksanaan reaksi anafilaksi
Eliminasi makanan harus dilakukan dengan
ketat
Penghentian makanan alergi
Ephineprin 0,01 mg/kg dalam larutan 1 : 1000
diberikan subkutan, dapat diulang setelah 10
15 menit, dan dirawat di UGD
Antihistamin parenteral
Kortikosteroid parenteral
Diawasi minimal selamna 4 jam setelah syok
dapat di atasi.
Pencegahan
Alergi tidak bisa disembuhkan, tapi dengan
pencegahan yang efektif akan mengendalikan
frekuensi dan intensitas serangan,
penggunaan obat, jumlah hari absen sekolah,
serta membantu memperbaiki kualitas hidup.
Pemberian ASI sangat dianjurkan
Sayur mayur bisa dianjurkan sebagai
pengganti buah, daging sapi atau kambing
sebagai pengganti telur ayam dan ikan.
Prognosis
Alergi makanan yang mulai pada usia 2 tahun
mempunyai prognosis yang lebih baik karena
ada kemungkinan kurang lebih 40% akan
mengalami grow out. Anak yang mengalami
alergi pada usia 15 tahun ke atas cenderung
untuk menetap.