Mediasi, Advokasi, Surat Rujukan medis, Surat sakit sehat
OLEH:
MEGA NUR ANISA PUSPITANING GATI
201710330311111
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
FAKULTAS KEDOKTERAN 2020 MATERI
Tujuan promosi kesehatan adalah meningkatkan kemampuan baik
individu, keluarga, kelompok dan masyarakat agar mampu hidup sehat dan mengembangkan upaya kesehatan yang bersumber masyarakat serta terwujudnya lingkungan yang kondusif untuk mendorong terbentuknya kemampuan tersebut (Notoatmodjo, 2012). Upaya untuk mewujudkan promosi kesehatan dapat dilakukan melalui strategi yang baik. Strategi adalah cara yang digunakan untuk mencapai tujuan yang diinginkan dalam promosi kesehatan sebagai penunjang dari program-program kesehatan yang lainnya, seperti kesehatan lingkungan, peningkatan status gizi masyarakat, pemberantasan penyakit menular, pencegahan penyakit tidak menular, peningkatan kesehatan ibu dan anak, serta pelayanan kesehatan . Berdasarkan Piagam Ottawa, misi promosi kesehatan dapat dilakukan menggunakan 3 strategi yang dijelaskan sebagai berikut.
1) Advokasi (advocate)
Kondisi politik, ekonomi, sosial, budaya, lingkungan, perilaku dan faktor
biologis dapat memengaruhi kesehatan seseorang. Promosi kesehatan berupaya untuk mengubah kondisi tersebut sehingga menjadi kondusif untuk kesehatan masyarakat melalui advokasi. Kegiatan advokasi ini tidak hanya dapat dilakukan oleh tenaga kesehatan, tetapi juga dapat dilakukan oleh masyarakat sasaran kepada para pemangku kebijakan dari berbagai tingkat atau sektor terkait dengan kesehatan. Tujuan kegiatan ini adalah untuk meyakinkan para pemangku kebijakan bahwa program kesehatan yang akan dijalankan tersebut penting dan membutuhkan dukungan kebijakan atau keputusan dari pejabat tersebut. 2) Mediasi (mediate)
Promosi kesehatan juggernaut mempunyai misi sebagai mediator atau
menjembatani antara sektor kesehatan dengan sektor yang lain sebagai mitra. Hal ini dikarenakan faktor yang memengaruhi kesehatan tidak hanya menjadi tanggung jawab sektor kesehatan saja. Promosi kesehatan membutuhkan upaya bersama dari semua pihak baik dari pemerintah, sektor kesehatan, sektor ekonomi, lembaga nonprofit, industri, dan media. Dengan kata lain promosi kesehatan merupakan perekat kemitraan di bidang pelayanan kesehatan. Kemitraan sangat penting sebab tanpa kemitraan sektor kesehatan tidak akan mampu menangani masalah kesehatan yang begitu kompleks dan luas. Promosi kesehatan di sini bertanggung jawab untuk memediasi berbagai kepentingan berbagai sektor yang terlibat untuk meningkatkan status kesehatan masyarakat. Sehingga, strategi dan program promosi kesehatan harus mempertimbangkan kebutuhan lokal dan memungkinkan berbagai sektor baik di lingkup regional, nasional maupun international untuk dapat terlibat di dalamnya. 3.Memampukan (enable) Promosi kesehatan berfokus pada keadilan dan pemerataan sumber daya kesehatan untuk semua lapisan masyarakat. Hal ini mencakup memastikan setiap orang di masyarakat memiliki lingkungan yang kondusif untuk berperilaku sehat, memiliki akses pada informasi yang dibutuhkan untuk kesehatannya, dan memiliki keterampilan dalam membuat keputusan yang dapat meningkatkan status kesehatan mereka. Prinsip promosi kesehatan di sini adalah masyarakat mampu untuk memiliki control terhadap determinan yang dapat memengaruhi kesehatan mereka. Sesuai dengan visi promosi kesehatan yaitu mau dan mampu memelihara serta meningkatkan kesehatannya, promosi kesehatan mempunyai misi utama untuk memampukan masyarakat. Hal ini berarti, dalam kegiatan promosi kesehatan harus dapat memberikan keterampilan-keterampilan kepada masyarakat agar mereka mampu mandiri di bidang kesehatan baik secara langsung atau melalui tokoh-tokoh masyarakat. Telah diketahui bersama bahwa kesehatan dipengaruhi oleh banyak faktor dari luar kesehatan, seperti sosial, pendidikan, ekonomi, dan sebagainya. Oleh sebab itu, keterampilan masyarakat di bidang ekonomi (pertanian, peternakan, perkebunan), pendidikan dan sosial lainnya juga perlu dikembangkan melalui promosi kesehatan dalam rangka memberdayakan masyarakat di bidang kesehatan. Rujukan Medik Rujukan medik adalah upaya kesehatan yang berorientasi kepada kepentingan penderita, bertujuan untuk memperoleh pemecahan masalah baik untuk keperluan diagnostik, pengobatan maupun pengelolaan penderita selanjutnya. Rujukan medik dapat dilakukan terhadap : a. Penderita : penderita dikirim oleh perujuk kepada konsultan, atau apabila penderita tidak dapat dikirim maka perujuk meminta kesediaan konsultan untuk bersama-sama memeriksanya. b. Bahan pemeriksaan : dapat berupa jaringan tubuh (hasil insisi, ekstirpasi, biopsi, maupun reseksi), darah, serum, tinja, air seni, sekret, serta cairan tubuh yang lain. Rujukan medik dapat berupa pengetahuan, keterampilan, maupun sikap, yang dapat dilaksanakan secara lisan maupun tertulis. a. Rujukan medik lisan : - Dokter perujuk dan konsultan melakukan pemeriksaan bersama - Dokter perujuk memberi keterangan selengkapnya, serta mengemukakan kesulitan / masalah yang dihadapinya. -Kemudian keduanya mendiskusikan hasil pemeriksaan di tempat tersendiri. Bila ada perselisihan pendapat, jangan sampai menggoncangkan kepercayaan penderita terhadap dokter perujuk. b. Rujukan medik tertulis : - Rujukan ditulis dalam amplop tertutup, diajukan oleh dokter perujuk kepada konsultan disertai keterangan yang cukup. - Dalam hal rujukan penderita, maka konsultan mengirim kembali penderita tersebut disertai pendapat dan anjuran tertulis pula. - Bila dikehendaki oleh dokter perujuk, konsultan dapat melakukan pengelolaan atau pengobatan penderita sampai sembuh. Surat Sehat Surat keterangan sehat merupakan surat keterangan yang secara khusus dikeluarkan oleh dokter yang memiliki izin praktik tentang kondisi kesehatan dari orang yang bersangkutan, dalam hal ini sehat atau tidak. Kemudian bila mengacu kepada Bab I Pasal 7 Kode Etik Kedokteran Indonesia (KODEKI), setiap dokter yang ingin mengeluarkan surat keterangan sehat maka wajib melakukan pemeriksaan sendiri atas keterangan yang akan diberikan. Pada dasarnya tidak ada aturan baku mengenai lama surat kesehatan berlaku. Biasanya surat dapat berlaku selama 1-2 minggu atau selama bulan yang sama dengan bulan pemeriksaan. Hal ini dapat juga berbeda misalnya bergantung pada keperluan dari pembuatan surat keterangan sehat tersebut ataupun fasilitas kesehatan yang mengeluarkan surat sehat tersebut. Untuk lebih pasti anda bisa menanyakan secara langsung di fasilitas kesehatan tempat anda membut surat kesehatan. Sedangkan terkait Surat Keterangan Bebas Narkoba (SKBN) merupakan surat yang dibuat untuk menyatakan seseorang bebas dari barang-barang lain seperti narkoba (morphin, ganja, kokain, dan sebagainya). SKBN dapat dibuat pada beberapa tempat misalnya rumah sakit, puskesmas, kantor BNN (Badan Narkotika Nasional) setempat, kantor polres, dan sebagainya. Pada umumnya SKBN berlaku selama 3 bulan. Namun untuk memastikannya anda dapat bertanya juga secara langsung di tempat anda membuat SKBN tersebut. PENUTUP
Tujuan promosi kesehatan adalah meningkatkan kemampuan baik
individu, keluarga, kelompok dan masyarakat agar mampu hidup sehat. Strategi adalah cara yang digunakan untuk mencapai tujuan yang diinginkan dalam promosi kesehatan sebagai penunjang dari program-program kesehatan yang lainnya. Berdasarkan Piagam Ottawa, misi promosi kesehatan dapat dilakukan menggunakan 3 strategi yang dijelaskan sebagai berikut advokasi (advocate), mediasi, 3.Memampukan (enable). Rujukan medik adalah upaya kesehatan yang berorientasi kepada kepentingan penderita, bertujuan untuk memperoleh pemecahan masalah baik untuk keperluan diagnostik, pengobatan maupun pengelolaan penderita selanjutnya. DAFTAR PUSTAKA
Nurmala,et al.,2018. Promosi Kesehatan. Surabaya:Airlangga University Press.
Wibawati, I. P. (2014). Implementasi Kebijakan Promosi Kesehatan (Studi pada Pusat Kesehatan Masyarakat Dinoyo, Kecamatan Lowokwaru, Kota Malang). Jurnal Administrasi Publik, 2(11).