ALERGI MAKANAN
Tujuan perkuliahan
Pendahuluan
• Istilah:
Pendahuluan
Alergi makanan
Reaksi imunologik yang menyimpang, sebagian
besar reaksi ini melalui reaksi hipersensitivitas tipe I
• Food Anaphylaxis
• Food Hypersensitivity
5
Pendahuluan…….
Intoleransi makanan
Reaksi non-imunologik dan merupakan sebagian besar
penyebab reaksi yang tidak diinginkan terhadap
makanan
Contoh:
• Enzyme deficiency (lactose intolerance)
• Toxic effect (bacterial contamination)
• Pharmacological property of the food
• Histamine release
6
IgE mediated
Metabolic
ETIOLOGI
• 1. Faktor genetik
• 2. Imaturitas usus
ETIOLOGI
• 1.Faktor genetik
Salahsatu orang tua atopi 17-29% anak alergi
Kedua orang tua atopi 53-58% anak alergi
Anak HLA-BB (pada ras putih HLA-BB Dw3) cenderung mendapat alergi
• 2.Imaturitas usus
Pada usus imatur, sistem pertahanan tubuh mekanik, kimiawi,
dan imunologik masih lemah dan gagal berfungsi
9
ETIOLO
• 3. Pajanan alergen GI
Dapat terjadi sejak bayi dalam kandungan
IgE spesifik pada janin: penisilin, gandum, susu, atau telur (1%
dari seluruh kelahiran)
Pada bayi: ASI eksklusif mengurangi jumlah bayi yang
hipersensitif terhadap makanan pada tahun pertama kehidupan
Tergantung kebiasaan dan norma kehidupan setempat
Faktor pencetus: BUKAN penyebab serangan alergi, tetapi
menyulut terjadinya alergi
10
PATOFISIOLOGI
tahan enzim
proteolitik
11
Patofisiologi
Alergen di dalam makanan:
• Ikan: alergen-M
• Telur: Ovomukoid
• Susu sapi: betalaktoglobulin (BLG)
alfalaktalbumin (ALA)
bovin serum albumin
(BSA)
bovin gamma globulin
12
Imunologik
Menghalangi antigen masuk ke mukosa usus S-
IgA spesifik dalam lumen usus
Membersihkan antigen yg telah menembus mucosa usus IgA
dan IgG spesifik dalam serum
Sistem retikuloendotelial
14
Gambar 1.
Rangkaian kejadian pada
reaksi
hipersensitivitas
segera
(Abbas Immunology)
15
•Protein digestion
•Antigen processing
•Some Ag enters
IgE-Mediated blood
IgE-receptor
APC
Mast cell Non-IgE-
Mediated
Histamine
B cell T cell •TNF-
•IL-5
Courtasy: Jones, SM
16
MANIFESTASI KLINIS
Asthma
Rhinitis
Relative Incidence
Eczema
Food
Allergy
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
Age (in years)
19
Respiratory
Allergic rhinoconjunctivitis Asthma Food –induced pulmonary
acute bronchospasm siderosis (Heiner’s syndrome)
Gastrointestinal
Oral Allergy syndrome Eosinophilic esophagitis Food protein-induce
Acute gastrointestinal spasm Eosinophilic gastritis enterocolitis syndrome
Eosinophilic gastroenteritis (FPIES), FPIPS,
Food protein- induce enteropty
syndrome, celiac disease
Cardiovascular
Dizzines & fainting
Anaphylaxis
Food-associated exercise induce Sampson.HA, allergology
asthma International 65(2016)363-369
20
DIAGNOSIS
22
Diagnosis
Pemeriksaan
Histori/anamnesis Pemeriksaan fisik
penunjang
23
- Umur
- Kemungkinan makanan penyebab
- Bentuk makanan
Histori / (mentah,bentuk masakan)
anamne - Jumlah yang dikonsumsi menimbulkan
sis gejala
- Gejala yang timbul ditanyakan sesuai
sistem
- Faktor lain (seperti:sakit yg
menyertai, exercise, obat-obatan)
- Riwayat atopi
25
PEMERIKSAAN PENUNJANG
• Uji kulit
Ujikulit (scratch test), uji cungkit (prick test), uji
suntik intradermal (intradermal test)
• IgE total dan spesifik
Pemeriksaan IgE total PRIST (paper
radioimmunosorbent test)
Nilai normal 100µ/ml. Kadar IgE >300µ/ml atopi, infeksi
parasit, atau depresi imun selular
Pemeriksaan IgE spesifik RAST (radio allergosorbent test)
IgE spesifik prediksi reaksi alergi tipe cepat dan lambat
29
prick-slowdown.wmv
2
9
30
Pemeriksaan Penunjang
• Darah tepi (sambungan)
Hitung jenis leukosit menyingkirkan penyakit infeksi
Eosinofilia >5% atau >500/ml condong alergi
Hitung leukosit <5000/ml disertai neutropenia <30%
sering ditemukan pada alergi makanan
• Foto toraks
Menyingkirkan kemungkinan benda asing, neoplasma,
dan tuberkulosis
Gambaran hiperaerasi memperkuat kemungkinan asma
31
Pemeriksaan Penunjang (sambungan)
• Uji keringat
Kadar sodium dan klorida >60 mEq/l
kemungkinan fibrosis kistik
• Lemak tinja
Pewarnaan Sudan III terdapat lemak, atau jumlah lemak kuantitatif
pengumpulan tinja 3 hari >2 g/hari kemungkinan penyakit
seliak (coeliac disease)
PENATALAKSANAAN
Eliminasi makanan
Pharmacologic Intervention
Nutrition assessment and education/dietary
management,
Immunotherapy/ oral immunotherapy (?)
Edukasi
35
PENATALAKSANAA
N
• Tepat diagnosis
• Tata laksana reaksi yang muncul
• Penghindaran
• Peranan penata diet
• Penilaian toleransi
• Pencegahan
• Strategi imunoterapetik
Adapted from Adverse Reactions to Foods Committee. Spanish Society of Allergy and Clinical
Immunology
36
PENATALAKSANAA
N
• HINDARI allergen
• Baca label komposisi makanan
• Food allergies life-style minimalisir makan di luar rumah
Penatalaksanaan (sambungan)
FARMAKOTERAPI
• Antagonis reseptor H1
Antagonis reseptor H1 generasi kedua mulai
banyak
digunakan karena tidak ada efek samping SSP
Cetirizine dapat digunakan pada anak mulai usia 1
tahun, efek samping kardiovaskular (-), dapat jangka panjang
• Glukokortikoid
Sebagai antiinflamasi
Prednison loading dose: 1-2 mg/kgBB/hari dosis
tunggal pagi hari sampai stabil, diturunkan dalam 4-10 hari
Parenteral: metil prednisolon atau hidrokortison. Dosis 4-
10 mg/kgBB/dosis tiap 4-6 jam sampai
kegawatan teratasi, diikuti rumatan prednison oral
38
Penatalaksanaan
(sambungan)
• Kromolin, Nedokromil
Terutama pada penderita dengan gejala asma dan rinitis alergika
Khasiat antiinflamasi nedokromil lebih kuat dibanding kromolin in vitro
Kromolin efektif mengatasi gejala gastrointestinal alergi susu
sapi,
gejala kulit pada dermatitis atopik yang disebabkan alergi makanan
Pengobatan dimulai saat melakukan diet eliminasi
39
Penatalaksanaan (sambungan)
• Agonis beta-adrenergik Untuk relaksasi otot
polos bronkus
Penatalaksanaan (sambungan)
• Antagonis leukotrien
Dapat digunakan pada asma persisten
atau
sedang berat yang selalu membutuhkan
kortikosteroid sistemik. Dapat dikombinasikan
dengan xantin, agonis-β2, dan steroid
41
PROGNOSIS
• Pada prinsipnya tidak dapat disembuhkan tapi dikontrol
Prognosis
Tolerance :
• alergi susu sapi: 45 %- 55% (satu tahun)
60%-75% ( dua tahun)
90% (tiga tahun)
Edukasi
• Penghindaran alergen
• Pemilihan bahan makanan
• Bahan makanan pengganti yang sesuai
• Monitor pertumbuhan secara teratur
• Biasakan membaca label makanan
• Pengenalan tanda dan gejala awal dari reaksi alergi
makanan (anafilaksis))
• Pemberian epinephrin IM yg tepat
• Memberikan label medis tanda alergi
44