DISUSUN OLEH :
JUMRIANA (105111102019)
TAHUN 2021
KATA PENGANTAR
Makalah dengan judul “ SOP Test Alergi Hasil Kolaborasi ” di buat untuk
memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah Keperawatan Medikal Bedah II Prodi
DIII Keperawatan FKIK Unismuh Makassar Tahun 2021.Makalah ini diharapkan
mampu menambah wawasan bagi penulis maupun orang lain.
Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun akan penulis terima demi
kesempurnaan makalah ini.
Jumriana
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Alergi adalah reaksi sistem imun tubuh yang bersifat spesifik terhadap
rangsangan suatu bahan yang pada orang lain biasanya tidak berbahaya
bagi kesehatan tubuh. Bahan ini disebut sebagai alergen. Reaksi alergi terjadi
akibat respon imun yang salah mengenali alergen sebagai benda asing
dan segera membentuk sejumlah besar antibodi yang disebut imunoglobulin
E.
Imunoglobulin E adalah molekul antibodi pada serum yang dibentuk
oleh sel plasma yang berasal dari proliferasi sel B yang terjadi setelah kontak
dengan antigen. IgE mudah diikat oleh sel mast, basofil, dan eosinofil yang
memiliki reseptor terhadap IgE (Baratawidjaja & Rengganis, 2014). Interaksi
antara antigen, IgE spesifik, sel mast atau basofil menyebabkan terjadinya
perubahan pada membran sel. IgE dapat dideteksi pada kulit dengan uji cukit
kulit. Uji cukit kulit didasarkan atas reaksi antara antigen dan sel mast yang
tersensitisasi di kulit yang menghasilkan respon berupa bintul dan kemerahan
Penyakit alergi meningkat secara global hingga mencapai 30-40%
populasi dunia. Dimana terdapat satu atau lebih kondisi alergi yang dialami.
Penyakit alergi banyak dialami pada anak-anak. Ketika anak-anak beranjak
remaja, tingkat keparahan penyakit alergi akan meningkat. Sehingga, akan
mengganggu kualitas hidup penderita
B. Tujuan penulisan
a. Menjelaskan pengertian test alergi
b. Menjelaskan tujuan test alergi
c. Menjelaskan indikasi test alergi
d. Menjelaskan jenis jenis test alergi
e. Menjelaskan prosedur test alergi hasil kolaborasi
C. Manfaat penulisan
a. Untuk menjelaskan pengertian test alergi
b. Untuk menjelaskan tujuan test alergi
c. Untuk menjelaskan indikasi test alergi
d. Untuk menjelaskan jenis jenis test alergi
e. Untuk menjelaskan prosedur test alergi hasil kolaborasi
BAB II
PEMBAHASAN
2. Prosedur kerja
a. Persiapan
1. Menjelaskan tujuan dan prosedur pemberian obat
2. Menjaga privasi pasien
3. Memberikan posisi yang nyaman pada pasien.
b. Tindakan
1. Cuci tangan
2. Berdiri di sebelah kanan pasien
3. Bebaskan daerah yang akan disuntik. Bila menggunakan baju
lengan panjang , buka dan naikan
4. Pasang perlak/pengalas di bawah bagian yang di suntik
5. Buka obat dengan cara :
6. Flakon/Vial : buka tutup metal, lakukan disinfeksi tutup karet
dengan kapas alkohol. Apabila sediaan obat dalam flakon
masih berupa bubuk larutkan dengan aquabidest sebanyak
yang tercantum pada petunjuk penggunaan obat
7. Flakon/vial : isap udara sebanyak cairan yang diperlukan.
Tusuk jarum dengan posisi bavel tegak. Suntikkan udara
kedalam flakon. Balik flakon, dengan tangan kiri memegang
flakon dengan ibu jari dan jari tengah. sedangkan tangan
kanan memegang ujung barrel dan plugger. Jaga ujung jarum
dibawah cairan. Biarkan tekanan udara membantu mengisi
obat dalam keadaan spuit. Setelah selesai, tarik jarum dari
flakon.
8. Ampul : ketuk obat yang ada di ujung ampul, patahkan leher
ampul dengan tangan menggunakan kain kasa.
9. Ampul : masukkan jarum kedalam ampul. Isap obat. Jaga
ujung jarum berada di bawah cairan setelah selesai tarik jarum
dari ampul
10. Buang udara dalam spuit,tutup kembali kemudian masukkan
ke dalam bak injeksi.
11. Desinfeksi dengan kapas akohol pada daerah yang akan
disuntik
12. Tegangkan daerah yang akan disuntik dengan tangan kiri
13. Lakukan penusukan dengan lubang menghadap keatas yang
sudutnya 15-20º terhadap permukaan kulit
14. Semprotkan obat hingga menjadi gelembung
15. Tarik spuit dan tidak boleh dilakuan massage
16. Setelah penyuntikan area penyuntikan tidak boleh didesinfeksi.
17. Rapikan pasien.
18. Rapikan alat.
19. Cuci tangan
20. Dokumentasikan tindakan.
21. Bila injeksi intrakutan dilakukan untuk test antibiotik, lakukan
penandaan pada area penyutikan dengan melingkari area
penyuntikan dengan diameter kira kira 1inchi atau diameter
2,5 cm. Penilaian reaksi dilakukan 15 menit setelah
penyuntikan. Nilai positif jika terdapat tanda tanda rubor,
dolor, kalor melebihi daerah yang sudah ditandai, artinya
pasien alergi dengan antibiotik tersebut.
22. Bila injeksi ditujukan untuk mantoux test tuberkulin test, dapat
dinilai hasilnya dalam 2 sampai 3 kali 24 jam, positif bila
terdapat rubor dolor kalor melebihi diameter 1 cm pada area
penyuntikan.
23. Catat reaksi pemberian, hasil pemberian obat/tes obat, tanggal,
waktu, dan jenis obat.
24. Evaluasi respon klien terhadap obat (15 s.d 30 menit)
c. Evaluasi
1. Evaluasi respon klien terhadap zat uji. Berapa obat yang
digunakan dalam pengujian dapat menyebabkan alergi. Obat
antidot (mis: epinefrin) mungkin perlu diberikan.
2. Evaluasi keadaan lokasi injeksi dalam 24 atau 48 jam,
bergantung pada uji yang dilakukan. Ukur area kemerahan dan
indurasi dalam milimeter pada diameter terlebar dan
dokumentasikan.
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Alergi adalah reaksi sistem imun tubuh yang bersifat spesifik
terhadap rangsangan suatu bahan yang pada orang lain biasanya tidak
berbahaya bagi kesehatan tubuh. Bahan ini disebut sebagai alergen. Reaksi
alergi terjadi akibat respon imun yang salah mengenali alergen sebagai
benda asing dan segera membentuk sejumlah besar antibodi yang disebut
imunoglobulin E.
Tes alergi adalah prosedur pemeriksaan kulit atau
pemeriksaan darah yang dilakukan untuk menentukan zat yang dapat
menyebabkan reaksi alergi (alergen). Di antara dua jenis tes ini,
pemeriksaan kulit lebih sering dilakukan karena lebih praktis, lebih mudah
dilakukan, lebih murah, dan hasilnya lebih akurat.
Pemeriksaan dilakukan untuk mendeteksi substansi maupun
bahan tertentu yang bisa memicu alergi di tubuh. Prosedur ini bisa
dilakukan melalui tes darah, tes kulit, maupun diet eliminasi. Tes ini juga
dapat dilakukan untuk membantu diagnosis penyakit, seperti asma dan
dermatitis kontak.
B. Saran
Saran penulis terhadap penatalaksanaan kasus alergi obat
adalah pentingnya perhatian dokter dan pasien terhadap riwayat alergi obat
yang diderita dan perlunya melakukan skin test terhadap pemberian obat,
terutama obat-obatan beresiko tinggi yang dirasa bisa menimbulkan reaksi
alergi. Hal mengenai skin test ini penting demi menghindarkan reaksi obat
yang tidak diinginkan dan mencegah teIjadinya syok anafilaksis.
DAFTAR PUSTAKA
https://www.scribd.com/document/347107815/Makalah-Tes-Alergi-sekti-
Linda-Y-141-0091
https://www.alodokter.com/tes-alergi-ini-yang-harus-anda-ketahui
https://www.docdoc.com/id/info/procedure/uji-alergi