Anda di halaman 1dari 4

Tes Alergi Sering kita mendengar penyakit alergi, maka akan timbul pertanyaan didalam pikiran kita.

Apa saja yang termasuk penyakit alergi ? Bagaimana cara mengetahui alergi tersebut ? Penyakit alergi termasuk penyakit genetik atau keturunan, yang disebabkan oleh antibodi Imunoglobulin E (Ig E). Yang termasuk penyakit alergi adalah : 1. Rinitis alergi, ditandai oleh bersin-bersin, hidung tersumbat, gatal, berair. 2. Konjungtivitis alergi, ditandai oleh mata gatal, merah, berair, kelopak mata bengkak. 3. Urtikaria (biduran, kaligata), ditandai oleh kulit bentol, merah, gatal. 4. Dermatitis (eksim), ditandai oleh kulit merah, gatal, mengelupas, kasar. 5. Asma, ditandai oleh batuk lama, sesak napas, bunyi mengi waktu bernapas. 6. Pada saluran pencernaan, ditandai oleh mual, muntah, mules, diare. Untuk mengetahui seseorang apakah menderita penyakit alergi dapat kita periksa kadar Ig E dalam darah, maka nilainya lebih besar dari nilai normal atau ambang batas tinggi. Lalu pasien tersebut harus melakukan tes alergi untuk mengetahui bahan/zat apa yang menyebabkan penyakit alergi (alergen). Ada beberapa macam tes alergi, yaitu : 1. Skin Prick Test (Tes tusuk kulit). Tes ini untuk memeriksa alergi terhadap alergen hirup dan makanan. Alergen Hirup yaitu debu, tungau debu, serpih kulit manusia, serpih kulit ayam, serpih kulit anjing, serpih kulit kucing, serpih kulit kuda, tepung sari rumput, tepung sari padi, tepung sari jagung, spora jamur, kecoa. Alergen Makanan yaitu udang, kepiting, bandeng, kakap, kuning telur, putih telur, coklat, kacang mete, kacang tanah, kedele, tomat, wortel, kerang, nanas, kopi, susu sapi, teh, ayam negeri, tongkol, cumi-cumi, gandum.

Tes ini dilakukan di kulit lengan bawah sisi dalam, lalu alergen yang diuji ditusukkan pada kulit dengan menggunakan jarum khusus (panjang mata jarum 2 mm), jadi tidak menimbulkan luka, berdarah di kulit. Hasilnya dapat segera diketahui dalam waktu 30 menit Bila positif alergi terhadap alergen tertentu akan timbul bentol merah gatal. Syarat tes ini : 1. Pasien harus dalam keadaan sehat dan bebas obat yang mengandung antihistamin (obat anti alergi) selama 3 7 hari, tergantung jenis obatnya. 2. Umur yang di anjurkan 4 50 tahun.

Skin prick test Uji ini bekerja dengan mendeteksi IgE spesifik pada sel kulit. Uji ini biasa dilakukan jika alergen yang dicurigai berasal dari inhalan (alergen yang dihirup) atau alergi makanan. Sebelum melaksanakan uji ini, obat antihistamin harus dihentikan. Uji ini dilakukan di bagian dalam lengan bawah. Jika area tersebut terkena eksim, maka uji dapat pula dilakukan di punggung. Dalam uji ini, terdapat beberapa alergen yang diteteskan pada kulit. Kemudian, kulit ditusuk sedikit dengan ujung jarum yang sangat kecil dengan tujuan memasukkan sedikit alergen ke bagian bawah kulit. Jika uji ini positif, maka kulit menjadi gatal dan timbul bentol kemerahan. Diameter terbesar akan tercapai sekitar 15 menit dan akan menghilang dalam waktu 1 jam. Diameternya bervariasi antara 3-5 mm. Namun ukuran bentol tersebut tidak mencerminkan berat ringannya alergi yang ditimbulkan oleh alergen tersebut. Hasil uji positif menunjukkan bahwa terdapat antibodi terhadap alergen tersebut yang dapat menyebabkan gejala alergi. Uji ini relatif aman karena alergen yang digunakan sangat sedikit. Efek samping yang paling sering terjadi adalah gatal pada lokasi penusukan. Namun jika Anda pernah mengalami alergi berat, maka uji kulit ini tidak dianjurkan karena ditakutkan terjadi reaksi alergi berat berulang.

Skin patch test Uji ini dilakukan untuk kasus dermatitis kontak (eksim). Alergen yang akan diujikan diletakkan dalam suatu patch dan ditempelkan di kulit, biasanya di punggung. Patch akan dibiarkan menempel selama 48 jam dan selama itu kulit harus dalam keadaan kering. Setelah 48 jam, kulit kemudian diperiksa apakah terdapat kemerahan, pembengkakan, dan rasa gatal. Sebelum melaksanakan uji ini, krim steroid harus dihentikan. Pemeriksaan darah Pemeriksaan darah yang mungkin dianjurkan adalah pemeriksaan IgE (antibodi imunoglobulin E) dalam darah. Pemeriksaan ini berguna jika Anda memilikir risiko reaksi alergi berat, jika skin prick test tidak dapat dilakukan akibat eksim yang luas, jika obat antihistamin tidak dapat dihentikan akibat gejala yang berat dan berulang, dan jika alergen yang menjadi sangkaan merupakan alergen yang tidak biasa dan jarang. Pemeriksaan IgE total tidak memiliki nilai diagnostik dalam mendiagnosis atopi (kecenderungan mengalami alergi). Pemeriksaan IgE spesifik biasanya tidak lebih informatif dari uji kulit dan lebih mahal. Oleh karena itu, pemeriksaan ini disarankan jika uji lain tidak dapat dilakukan.

Referensi: 1. Diagnosis of Asthma and COPD. Barnes: Asthma and COPD basic mechanisms and clinical management, 2nd ed. Academic Press, 2008. 2. Allergy testing. Diunduh dari http://www.allergyuk.org 2. Patch Tes (Tes Tempel). Tes ini untuk mengetahui alergi kontak terhadap bahan kimia, pada penyakit dermatitis atau eksim. Tes ini dilakukan di kulit punggung. Hasil tes ini baru dapat dibaca setelah 48 jam. Bila positif terhadap bahan kimia tertentu, akan timbul bercak kemerahan dan melenting pada kulit.

Syarat tes ini : 1. Dalam 48 jam, pasien tidak boleh melakukan aktivitas yang berkeringat, mandi, posisi tidur tertelungkup, punggung tidak boleh bergesekan.

2. 2 hari sebelum tes, tidak boleh minum obat yang mengandung steroid atau anti bengkak. Daerah pungung harus bebas dari obat oles, krim atau salep. 3. RAST (Radio Allergo Sorbent Test) IgE Spesifik. Tes ini untuk mengetahui alergi terhadap alergen hirup dan makanan. Tes ini memerlukan sampel serum darah sebanyak 2 cc. Lalu serum darah tersebut diproses dengan mesin komputerisasi khusus, hasilnya dapat diketahui setelah 4 jam. Kelebihan tes ini : dapat dilakukan pada usia berapapun, tidak dipengaruhi oleh obat-obatan. 4. Skin Test (Tes kulit). Tes ini digunakan untuk mengetahui alergi terhadap obat yang disuntikkan. Dilakukan di kulit lengan bawah dengan cara menyuntikkan obat yang akan di tes di lapisan bawah kulit. Hasil tes baru dapat dibaca setelah 15 menit. Bila positif akan timbul bentol, merah, gatal. 5. Tes Provokasi. Tes ini digunakan untuk mengetahui alergi terhadap obat yang diminum, makanan, dapat juga untuk alergen hirup, contohnya debu. Tes provokasi untuk alergen hirup dinamakan tes provokasi bronkial. Tes ini digunakan untuk penyakit asma dan pilek alergi. Tes provokasi bronkial dan makanan sudah jarang dipakai, karena tidak nyaman untuk pasien dan berisiko tinggi terjadinya serangan asma dan syok. tes provokasi bronkial dan tes provokasi makanan sudah digantikan oleh Skin Prick Test dan IgE spesifik metode RAST. Untuk tes provokasi obat, menggunakan metode DBPC (Double Blind Placebo Control) atau uji samar ganda. caranya pasien minum obat dengan dosis dinaikkan secara bertahap, lalu ditunggu reaksinya dengan interval 15 30 menit. Dalam satu hari hanya boleh satu macam obat yang dites, untuk tes terhadap bahan/zat lainnya harus menunggu 48 jam kemudian. Tujuannya untuk mengetahui reaksi alergi tipe lambat. Ada sedikit macam obat yang sudah dapat dites dengan metode RAST. Semua tes alergi memiliki keakuratan 100 %, dengan syarat persiapan tes harus benar, dan cara melakukan tes harus tepat dan benar. Copyright 2010 Klinik Asma & Alergi DR. INDRAJANA. All Rights Reserved. Developed by Proweb

Anda mungkin juga menyukai