Ada beberapa cara untuk melakukan uji kulit, yaitu cara intradermal, uji tusuk
(prick test), sel uji gores (scratch test) dan pacth test (uji tempel). Uji gores sudah
banyak ditinggalkan karena hasilnya kurang akurat.
Persiapan
Pastikan bahwa kondisi antigen yang digunakan dalam keadaan layak pakai,
perhatikan cara penyimpanan dan tanggal kadaluarsanya Harus diingat bahwa
kortikosteroid dan obat imunosupresan dapat menekan reaksi ini sehingga
memberi hasil negatif palsu. Setelah itu lakukan anamnesis tentang apakah
pernah berkontak sebelumnya dengan antigen yang akan digunakan.
Melakukan uji
Kalau memungkinkan gunakan aplikator seperti di atas sehingga dapat
digunakan banyak antigen sekaligus. Hati-hati sewaktu melepas penutup
antigen, harus dengan posisi menghadap ke atas sehingga antigen tidak
tumpah. Kalau tidak ada aplikator seperti itu dapat digunakan antigen yang
mudah didapat (tetanus, tuberculin, dan sebagainya). Dengan menggunakan
alat suntik tuberkulin, pastikan bahwa sejumlah 0,1 ml antigen masuk secara
intrakutan hingga berbentuk gelembung dan tidak subkutan. Beri tanda
dengan lingkaran masing-masing lokasi antigen.
Hasil pemeriksaan
Hasil uji dibaca setelah 24-48 jam. Bila setelah 24 jam hasil tes tetap negatif
maka cukup aman untuk memberikan dosis antigen yang lebih kuat.
Indurasi yang terjadi harus diraba dengan jari dan ditandai ujungnya,
diukur dalam mm dengan diameter melintang (a) dan memanjang (b).
Untuk setiap reaksi gunakan formula (a+b):2. Suatu reaksi disebut positif
bilamana (a+b):2=2 mm atau lebih.
Efek samping
Dapat terjadi suatu reaksi kemerahan yang persisten selama 3-10 hari tanpa
meninggalkan sikatriks. Pada orang yang sangat sensitif dapat timbul vesikel
dan ulserasi pada lebih dari satu lokasi antigen.
Interpretasi
Uji kulit ini saja tidak cukup untuk menyimpulkan status imunologik selular
seseorang karena untuk dapat disimpulkan hasil uji harus disesuaikan dengan
anamnesis dan keadaan klinik. Untuk menilai suatu uji kulit, seperti juga
prosedur diagnostik yang lain, sangat tergantung pada pemeriksanya. Bila
disimpulkan bahwa kemungkinan terdapat gangguan pada sistem imunitas
selular, maka dapat dipertimbangkan pemberian imunoterapi. Tetapi untuk
memulai terapi sebaiknya pemeriksaan dilanjutkan dengan pemeriksaan secara
in vivo.
Kasus alergi / iritasi
Dermatitis kontak
Dermatitis karena kulit kontak dengan suatu bahan
TAA
Kontak dg. alergen
peka
1. Pd tempat kontak:
Dermatitis (akut/subakut/kronis)
3. Rasa gatal.
Dermatitis kontak alergi
Tes kulit: Tes tempel (Patch test)
48 jam
Dermatitis kontak alergi
Sensitisasi silang
Cl
NO2
dua zat dengan rumus kimia
yg hampir sama/sdk berbeda)
NO2
Cl dapat memberikan reaksi
yang sama
NO2
O2N
Dermatitis kontak alergi
Diagnosis
1. Tdp dermatitis: akut / subakut / kronis
(subjektif dan objektif )
Macam dan cara: tgt bentuk, luas, tempat lesi, kondisi tubuh
Dermatitis kontak iritan
Dermatitis akibat iritasi dari bahan kontaktan
Iritan dermatitis
Lemah kronis
Kuat akut
DKI akut
1. Tdp tanda & gejala dermatitis akut
DKI kronis
1. Tdp tanda & gejala dermatitis kronis
- Letak lesi pada paduan antara tempat pajanan dari kontaktan dan
sinar
Dermatitis Fotokontak
Dermatitis Fotokontak
Kriteria diagnosis: